UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL QURAN SURAT-SURAT PEN D ER MELALUI METODE S A S PADA SISW A KELAS II MI PAGERSARI KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20072008 SK R IPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gela

  UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL QURAN SURAT-SURAT PEN D ER MELALUI METODE S A S PADA SISW A KELAS II MI PAGERSARI KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 / 2 0 0 8 SK R IPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

  1)^44+41+*%' Otc&: N am a A r b a a t u n

NIM 114D64B9

  T a r b iy a h JURUSAN

SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM NEGERI STAIN SALATIGA

  DEPARTEMEN AGAMA Ri SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL S ta d io n 03 Telp. (0 2 9 8 )3 2 3 7 0 6 ,3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721

  Website :

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp. : 1 (satu) naskah

  9 Agustus 2008 Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Yth.Ketua STAIN di - Salatiga

  Assalamualaikum Wr. Wb

  Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama : ARBAATUN NIM : 11406489 Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

  MENGHAFAL AL QURAN SURAT-SURAT PENDEK MELALUI METODE SAS PADA SISWA KELAS

  II MI PAGERS ARI KECAMATAN TLOGOMUL Y O KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008

  Untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi Demikian untuk menjadikan periksa Wassalamualaikum Wr. Wb.

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal A1 Quran Surat- Surat Pendek Melalui Metode SAS pada Siswa Kelas II MI

  Pagersari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung, Tahun 2007/2008

  Nama : ARBAATUN NIM : 11406489

  Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 2008

  Dewan Penguji, Ketua

  Sekretaris

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

j a s j Motto:

  I J o '^ l LU T L S o ' 'j y j J '

  y * ^ V 3 4 u g-bJT 3 j ^ » T — j i

  “Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang ada di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatnya lahir dan batin '’

  (QS. Luqman : 20)

  Persembahan:

  Skripsi ini ku persembahkan kepada:

  1. Ayah bunda

  2. Suamiku tercinta Yusuf Fathoni

  3. Ananda tersayang:

  • Dino Adhitya Saputra • Artika Diana Vera

  4. Almamater yang kubanggakan ABSTRAK Skripsi ini beijudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal A1

  Quran Surat-Surat Pendek Melalui Metode SAS pada Siswa Kelas II MI Pagersari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Tahun 2007/2008”.

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghafal A1 Quran Surat An Naas setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode SAS(Struktur Analisis Sintetis) pada siswa kelas II MI Pagersari Kecamatan Tlogomulyo tahun 2007/2008.

  Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MI Pagersari Kecamatan Tlogomulyo beijumlah 12 orang. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Yaitu penelitian dilakukan didalam kelas yang diteliti adalah proses pembelajaran kelas dan nilai hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan tiga kali Sistem Pembelajaran Remidial, menggunakan metode spiral Kemmis dan Tagart.

  Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi, dan tes. Observasi dilakukan oleh teman sejawat guru yang lebih senior untuk mengetahui pembelajaran yang dilakukan guru. Sedangkan tes dilakukan oleh peneliti sekaligus guru kelas untuk mengetahui peningkatan nilai hasil belajar siswa mengenai pembelajaran menghafal A1 Quran.

  Analisa data yang dilakukan adalah menghitung perolehan nilai siswa dengan membandingkan peningkatannya mulai dari nilai hasil tes pembelajaran awal sebelum menggunakan metode SAS, maupun nilai tes hasil belajar siklus I,

  II, dan III. Penelitian nilai secara individual, hasil rata-rata kelas, maupun prosentase keberhasilan ketuntasan belajar.

  Dari hasil analisis data terbukti metode SAS mampu meningkatkan kemampuan menghafal A1 Quran siswa. Hal ini terbukti dari hasil tes yang terns meningkat melebihi ketuntasan belajar minimal yang ditentukan dengan KKM 70, serta meningkatnya rata-rata kelas dan prosentase keberhasilan pembelajaran setiap siklus. Prosentase keberhasilan awal 25 persen, siklus I 41,6 persen, siklus

  II 58,33 persen, dan pada pembelajaran remidial 100 persen siswa mengalami ketuntasan belajar.

  Kesimpulan bahwa metode SAS efektif diterapkan dalam pembelajaran menghafal A1 Quran, khususnya surat pendek seperti surat Annas.

KATA PENGANTAR

  Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas berjudul “Upaya

  Meningkatkan Kemampuan Menghafal A1 Quran Surat-Surat Pendek Melalui Metode SAS Pada Siswa Kelas II MI Pagersari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008”.

  PTK ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata satu jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  PTK ini selesai tidak lepas dari bantuan semua pihak secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Imam Sutomo selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Drs. Sa’adi, M.Ag selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  3. Drs. Djoko Sutopo selaku ketua Program study ekstensi STAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. H. Alfred L, M.Si Dosen Pembimbing.

  5. Bapak Norsardi, Kepala MI Pagersari Kecamatan Tlogomulyo.

  6. Bapak Arif Rukmoko, S.Pd, dan teman sejawat guru MI Pagersari Kecamatan Tlogomulyo.

  7. Rekan guru MI Pagersari Kecamatan Tlogomulyo, yang telah banyak membantu memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan Penelitian Tindakan Kelas.

  Kiranya Tuhan memberikan balasan yang sesuai kepada semua pihak. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dal am penulisan PTK ini karena keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan, yang penulis miliki. Oleh karenanya dengan senang hati penulis bersedia menerima kritik dan saran demi perbaikan dan penyempumaan penelitian ini.

  Akhimya semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

  Salatiga, Agustus 2008 Penulis

  DAFTARISI Halaman

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................

  DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  

  

  

   Tabel 9. Peningkatan Prosentase Keberhasilan Pembelajaran Menghafal A1 Quran

  45

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya t^rutama pada masa-masa pertumbuhan yang pertama yaitu masa anak dari umur 0-12 tahun.

  Seyogyanya agama masuk ke dal am pribadi anak bersamaan dengan pertumbuhan pribadinya, sejak dalam kandungan. Sebab perkembangan agama pada masa anak teijadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil dalam keluarga. Anak seharusnya mengenal Tuhan melalui orang tua dan keluarganya, karena orang tua adalah guru pertama dan utama bagi seorang anak, namun karena berbagai keterbatasan yang dimiliki orang tua, kenyataan pendidikan agama bagi anak pada masa kecil tidak dapat dilakukan oleh orang tua sendiri tanpa dilakukan oleh orang lain, salah satunya adalah guru di sekolah.

  Peranan guru di sekolah dasar khususnya madrasah ibtidaiyah memiliki tugas yang sangat penting, terutama guru kelas rendah yaitu guru kelas I dan II dalam membina perkembangan keagamaan anak didik. Guru Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah hams memiliki pemahaman tentang ilmu jiwa anak, sebab pada masa ini anak berada pada masa pertumbuhan kecerdasan cepat. Khayalan dan fantasi yang subur namun pertumbuhan kemampuan berpikir logis belum maksimal.

  Pembinaan keagamaan pada anak sangat diperlukan pembiasaan- pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok yang sesuai dengan perkembangan jiwanya. Seperti latihan-latihan yang menyangkut ibadah misalnya sembahyang, berdoa, membaca A1 Quran atau menghafal ayat-ayat dan surat- surat pendek, sembahyang beijamaah di masjid, mushola atau di sekolah harus dibiasakan sejak kecil.

  Masalah pendidikan keagamaan anak, yang teijadi di desa Pagersari secara umum masih sangat kurang, meskipun mayoritas masyarakat desa Pagersari Kecamatan Tlogomulyo beragama Islam. Hal ini terlihat dari kemampuan menghafal surat-surat pendek pada siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pagersari masih sangat rendah.

  Maka untuk meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat pendek siswa kelas II Madrasah Ibbtidaiyah Pagersari penulis sekaligus guru mengadakan penelitian tindakan kelas dengan dua kali siklus pembelajaran remidial dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal A1 Quran Surat-Surat Pendek Melalui Metode SAS pada Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pagersari Tahun 2007/2008.”

B. Perumusan Masalah

  Dari latar belakang di atas penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan menghafal A1 Quran surat- surat pendek pada siswa kelas II MI Pagersari dilakukan?

  2. Bagaimana penerapan metode SAS dapat meningkatkan kemampuan menghafal A1 Quran surat-surat pendek pada siswa kelas II MI Pagersari? C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan:

  1. Untuk mengetahui kemampuan menghafal A1 Quran surat-surat pendek siswa kelas II MI Pagersari.

  2. Untuk mengetahui kemampuan menghafal A1 Quran surat-surat pendek menggunakan metode SAS pada siswa kelas II MI Pagersari.

D. Manfaat Penelitian

  1. Secara Teoritis Penelitian ini dijadikan sebagai penunjang mutu pendidikan dan ilmu pengetahuan khususnya pendidikan agama Islam.

  2. Secara Praktis

  a. Bagi guru Menambah metode barn untuk mengajarkan A1 Quran khususnya menghafal surat-surat pendek.

  b. Bagi siswa Sebagai masukan cara-cara mengatasi kesulitan belajar menghafal A1 Quran.

  4

c. Bagi Sekolah

  Sebagai tambahan perbendaharaan perpustakaan sekolah yang berisi tentang upaya peningkatan kemampuan belajar menghafal A1 Quran, sehingga kompetensi siswa tercapai.

  E. Hipotesis Hipotesis atau dugaan awal dari penelitian ini adalah “Metode SAS dapat meningkatkan kemampuan menghafal A1 Quran surat-surat pendek siswa kelas II MI Pagersari.”

F. Definisi Istilah

  1. Upaya Meningkatkan Kemampuan Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang Judul penelitian penulis memberi batasan definisi istilah sebagai berikut: a. Upaya

  Menurut Suharto dan Tata Iryanto, upaya adalah “usaha atau cara yang dilakukan untuk menyampaikan suatu maksud.”1 b. Meningkatkan kemampuan

  Sedangkan meningkatkan kemampuan artinya menambah tinggikan kecakapan atau mengembangkan kompetensi Jadi yang dimaksud dengan upaya meningkatkan kemampuan adalah usaha atau cara yang dilakukan guru untuk menambah tinggikan kecakapan atau mengembangkan kompetensi siswa. *

  2 ‘ Suharto, Tata Iryanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya; Indah, 1995, him.

  5

2. Menghafal

  “Berarti apa yang didengar, dilihat, atau dibaca sudah masuk ingatan atau dapat diingat tanpa dilihat, dan mampu mengingat di luar kepala.”J

  Jadi yang dimaksud dengan upaya meningkatkan kemampuan menghafal yaitu suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan mengingat apa yang didengar, dilihat, atau dibaca. Indikatomya adalah:

  a. kemampuan menghafal nama surat

  b. kemampuan menghafal kata dal am surat

  c. kemampuan menghafal kalimat atau ayat

  d. kemampuan menghafal seluruh ayat dalam surat

  3. A1 Quran surat-surat pendek Yang dimaksud A1 Quran adalah kumpulan wahyu atau firman

  Allah yang dibukukan, dan diturunkan kepada Nabi Muhamad SAW sebagai pegangan bagi umat manusia dan penyempuma kitab-kitab sebelumnya.

  Surat-surat pendek adalah surat yang jumlah ayatnya tidak lebih dari 7 ayat misalnya surat Annas, surat A1 Ikhlas dan Surat A1 Falaq.

  4. Metode SAS “SAS adalah singkatan dari Struktural Analitik dan Sintetik.

  Secara umum SAS memiliki pengertian pengenalan dan pengamatan 3

  6

  keseluruhan secara sepintas maksudnya pengenalan dan pengamatan secara struktural yaitu melihat atau mengenal bentuk dari luar secara umum, kemudian mengenal dan mengamati lebih jauh, secara analitik yaitu melihat atau menganalisa bagian yang terdapat pada struktural dan akhimya mengamati secara mendalam atau sintentik yaitu mengenal fungsi dan kegunaan bagian dal am hubungan struktural sehingga mampu merangkai, memasang, menyatukan.”" Dal am penelitian pembelajaran menghafal surat pendek dilakukan dengan urutan sebagai berikut: a. menghafal/membacakan nama surat

  b. menghafal/melafalkan seluruh surat

  c. melafalkan ayat demi ayat

  d. melafalkan kata demi kata

  e. merangkai dan melafalkan kata menjadi kalimat/ayat kemudian ayat menjadi surat Kegiatan tersebut dilakukan terns menerus secara klasikal maupun individual.

  G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan didalam kelas, yang diteliti adalah proses belajar mengajar dan hasil pembelajarannya. 4

  7

  Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan empat kali pembelajaran. Yaitu satu kali pembelajaran awal sebelum menggunakan metode SAS, kemudian tiga kali siklus pembelajaran menggunakan metode SAS pada siklus I, II dan III.

  Adapun setiap tahap siklus pembelajaran terdiri dari empat tahap yaitu: a. tahap perencanaan tindakan

  b. tahap pelaksanaan tindakan

  c. tahap observasi tindakan

  d. tahap refleksi dan evaluasi Dari hasil refleksi dan evaluasi kemudian dibuat perencanaan pembelajaran imtuk siklus berikutnya. Demikian seterusnya sampai peneliti merasa telah puas dan mendapatkan hasil penelitian yang akurat.

  2. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pagersari beijumlah 12 sisw a.

  3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di MI Pagersari Kecamatan Tlogomulyo

  Kabupaten Temanggung pada siswa kelas II. Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei dan Juni 2008.

  Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga kali siklus, yaitu siklus I, II, IK. Materi pembelajaran yang diberikan adalah menghafap

  8

4. Variabel Penelitian

  Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 variabel penelitian yaitu: a. Variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi variabel lain atau sering disebut dengan variabel penyebab.”J

  Dalam penelitian ini variabel bebas adalah metode SAS terdiri dari: 1. pengenalan dan pengamatan keseluruhan secara sepintas

  (struktural) 2. pengenalan dan pengamatan lebih jauh sampai bagian-bagian

  (analitik) 3. pengenalan dan pengamatan mendalam sehingga dapat memahami

  (sintetik) b. Variabel terikat yaitu “variabel yang muncul karena variabel bebas.

  Variabel terikat disebut juga variabel akibat.”0 Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menghafal A1 Quran surt-surat pendek.

  Jadi sesuai judul ada 2 obyek pengamatan dalam penelitian ini yaitu metode SAS dan menghafal surat pendek yaitu surat Annas.

  5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  a. Metode Observasi 5

  6

  9 Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, maka data yang

  dicari dengan observasi adalah data proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh observer / kolaborator terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti, baik pada proses pembelajaran awal maupun pada proses pembelajaran remidial siklus I dan siklus II, III. Observasi dilakuan oleh kolaborator. Klaborator yang dimaksud adalah teman sejawat, tenaga ahli pendidikan, atau siapapun yang peduli terhadap pendidikan. Dalam penelitian ini yang menjadi pengamat atau observer adalah teman sejawat yang lebih senior dimana peneliti melaksanakan penelitian. Data tentang rencana dan pelaksanaan pembelajaran atau RPP terdiri dari:

  1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pembelajaran.

  2. Indikator dan tujuan pembelajaran.

  3. Materi pembelajaran.

  4. Metode dan model pembelajaran.

  5. Sumber dan media pembelajaran.

  6. Pelaksanaan pembelajaran.

  7. Evaluasi pembelajaran.

  8. Kriteria dan prosentase keberhasilan.

  9. Program tindak lanjut.

  10 Data pada pembelajaran awal harus diobservasi dengan detail

  oleh kolaborator, sebab data ini nanti akan diperbaiki pada pembelajaran remidial siklus I, II dan III. Sehingga dapat dibuat kesimpulan dan perbandingan keberhasilan kemampuan menghafal siswa terhadap surat-surat pendek sebelum dan sesudah menggunakan metode SAS dalam pembelajaran.

  b. Tes Tindakan Kelas Tes tindakan kelas yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu pre tes dan post tes. Pre tes adalah tes yang dilakukan sebelum pembelajaran dengan metode SAS diberikan. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menghafal surat-surat pendek. Dan pre tes ini gum / peneliti mengetahui kekurangan dan kelemahan siswa terhadap ketercapaian kompetensi yang seharusnya diraih. Sedangkan post tes dilaksanakan setelah pembelajaran siklus I, II dan III, yaitu pembelajaran remidial yang sudah menggunakan metode SAS untuk meningkatkan kemampuan siswa menghafal surat-surat pendek.

  Instrumen atau alat ukur tes yang digunakan dalam pre tes dan post tes adalah sama, yaitu berupa tes lisan dengan aspek penilaian sebagai berikut:

  1. Memahami nama surat

  2. Menghafalkan kalimat dalam ayat

  3. Merangkai kalimat menjadi ayat

  11

4. Menggabungkan ayat menjadi surat

  5. Menguasai seluruh ayat dal am surat Adapun format dan instrumen penilaian terdapat pada bab III dan IV penelitian ini.

  c. Pembelajaran Remidial Siklus I, II, III Yang dimaksud dengan pembelajaran siklus I dan II adalah uji coba dengan pembelajaran ulang materi yang sama, namun dengan menggunakan metode barn yang akan diterapkan sebagai bahan penelitian. Untuk mengkaji keberhasilan penggunaan metode SAS dengan kemampuan menghafal surat-surat pendek, perlu dilakukan pembelajaran ulang beberapa kali. Pembelajaran ulang siklus I dan II serta hasil data yang diperoleh akan dituliskan pada bab III penelitian ini.

  Teknik evaluasi dan instrumen yang digunakan dal am pembelajaran remidial secara lengkap akan didiskripsikan pada bab III dan IV penelitian ini. Pembelajaran remidial dimaksudkan untuk menguji tingkat keberhasilan penerapan metode SAS dengan upaya meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat pendek yaitu surat Annas pada siswa kelas rendah khususnya pada siswa kelas II MI Pagersari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung.

  Pada pembelajaran siklus I, II dan III ini akan dicari data tentang perbandingan tingkat keberhasilan ketercapaian tujuan yaitu

  12

  kemampuan siswa menghafal surat-surat pendek khususnya surat Annas. Data yang akan dicari adalah:

  1. Bagaimana kemampuan menghafal surat Annas siswa sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode SAS oleh guru.

  2. Perubahan apa yang terjadi pada kemampuan menghafal surat Annas siswa sesudah dilakukan pembelajaran dengan metode SAS oleh guru d. Angket

  Untuk memperoleh data, informasi dari responden dan sebagai subjek penelitian, penulis membuat sejumlah pertanyaan mengenai sesuatu yang berhubungan dengan objek penelitian. Angket yang digunakan adalah angket yang bersifat tertutup, karena pada angket sudah tersedia jawaban, sehingga responden hanya memiliki salah satu jawaban yang sesuai dengan pikiran.

  Angket digunakan dal am penelitian ini, dimaksudkan agar diperoleh data yang akurat bagi pendukung penelitian.

  6. Teknik Analisa Data Dari hasil perolehan data dilakukan analisa data dengan menggunakan tahap analisa data sebagai berikut: a. Tahap deskriptif

  Yaitu memaparkan atau mendiskripsikan. Adapun data yang didiskripsikan adalah perolehan data dari observasi kelas selama pembelajaran berlangsung, baik pembelajaran awal, maupun

  13

  pembelajaran remidial pada siklus I maupun siklus II. Data observasi yang diolah adalah hasil dari observasi oleh kolaborator atau teman sejawat maupun hasil observasi oleh peneliti. Pedoman observasi ada pada bab III penelitian ini.

  b. Tahap klasifikasi Yaitu mengelompokkan data yang telah dipaparkan atau dideskripsikan. Perolehan data hasil observasi yang telah didiskripsikan kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan yaitu dengan menggunakan kriteria prosentase keberhasilan pembelajaran dengan kriteria ketuntasan minimal.

  c. Tahap analisa Yaitu mengenalisa data yang tidak diklasifikasi berdasarkan teori-teori yang ada, termasuk menganalisa kendala yang dihadapi serta altematif pemecahannya. Data yang telah diklasifikasikan kemudian dianalisa prosentase keberhasilan atau ketuntasan pembelajaran maupun prosentase kegagalannya, dicari penyebab kegagalan kemudian dicarikan pemecahan masalah.

  d. Tahap interpretasi Yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap data yang telah dianalisa. Setelah data dianalisa peneliti membuat penafsiran keberhasilan maupun kegagalan berdasarkan prosentase data keberhasilan yang telah diperoleh.

  14

  e. Tahap evaluasi Yaitu tahap penilaian dengan mengevaluasi hasil interpretasi. Dari penafsiran atau interpretasi peneliti, dilakukan evaluasi keberhasilan dan kegagalan pembelajaran berdasarkan data yang diperoleh.

  Analisis kuantitatif ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: 1. untuk menilai ulanga atau tes formatif

  Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

  Dengan: X = Nilai rata-rata

  XX = Jumlah semua nilai siswa

  XN = Jumlah siswa

  2. Untuk ketuntasan belajar Adapun langkah-langkah analisis data sebagaimana yang ditawarkan oleh Lexy Moleong yaitu dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah kemudian mengadakan reduksi yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi dan selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan7.

7 Lexy J. Moleong. “Metodologi Penelitian K ualitatif. (Bandung Remaja Rosdakarya, 2002).

  15

  Metode ini digunakan untuk menjelaskan keterangan- keterangan dari pihak guru dengan selalu memperhatikan sisi mana suatu analisis dikembangkan secara berimbang dengan melihat kekurangan dan kelebihan dengan melihat obyek penelitian.

  Untuk menjaga keabsahan data penelitian dilakukan pengamatan dan pencarian data dengan tekun dan teliti, yaitu dengan jalan mencermati kejanggalan-kejanggalan dan keterangan yang kurang jelas kemudian meminta untuk mempeijelas keterangan- keterangan yang masih janggal.

  Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencpai skor 65% atau nilai 65 dan kelas tersebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdpat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: n _ I siswa yang tuntas beiajar 1AAO/

  Y — --------------- ------------------x 1UU%

  E siswa

H. Sistematika Penelitian

  Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

  Bab I berisi : Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian terdiri dari rancangan penelitian, subjek

  16

  penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data.

  Bab II berisi kajian pustaka, terdiri dari pengertian judul, yaitu kemampuan menghafal A1 Quran surat-surat pendek, pengertian dan pelaksanaan SAS.

  Bab III, pelaksanaan penelitian berisi tentang diskripsi pelaksanaan siklus I, II, dan III meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan / pengumpulan data dan refleksi.

  Bab IV hasil penelitian dan pembahasan memuat diskripsi per siklus pembelajaran berisi data hasil pengamatan / wawancara refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan flap siklus.

  Bab V penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Menghafal Surat-surat Pendek

1. Upaya meningkatkan kemampuan

  Upaya peningkatkan kemampuan artinya adalah cara yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi atau kompetensi dal am hal ini memahami tulisan huruf maupun lafal atau ucapan.

  Berbicara mengenai upaya peningkatan kemampuan tidak dapat dipisahkan dengan efisiensi, upaya belajar dan efisiensi hasil belajar.

  “Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya.”6 Ada dua macam efisiensi siswa yang dapat dicapai yaitu efisiensi usaha belajar dan efisiensi hasil belajar.

  Efisiensi usaha belajar adalah suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dal am usaha yang minimal. Usaha dal am hal ini segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil belajar yang memuaskan, seperti : tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, dan lain-lain hal yang relevan dengan kegiatan belajar.

  18 Efisiensi hasil belajar adalah sebuah kegiatan belajar dapat

  dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.

  Selain efisien ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar sebagai upaya peningkatan kemampuan antara lain:

  1. Faktor internal, (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa;

  2. Faktor ekstemal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa;

  3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

  Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering sekali berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor ekstemal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berinteligensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orangtuanya (faktor ekstemal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut diataslah, muncul siswa-siswa yang high-

  

achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah)

  19

  profesional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.

  Kecuali itu faktor lupa dan kejenuhan belajar dapat menjadi penghambat peningkatan kemampuan siswa terutama kemampuan menghafal.

  Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa-apa yang kita alami dan kita pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Padahal, meriurut teori kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang sistem akal kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam sub sistem akal permanen kita.

  Akan tetapi, kenyataan yang kita alami terasa bertolak belakang dengan teori itu. Acapkali teijadi, apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru sukar diingat kembali dan mudah terlupakan. Sebaliknya, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.

  Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.

  Secara sederhana, lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pemah dipelajari atau dialami. Dengan demikian,

  20

  lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.

2. Menghafal surat-surat pendek Annas

  a. Pengertian menghafal Menghafal berarti “apa yang didengar, dilihat, atau dibaca sudah masuk dalam ingatan atau dapat diingat tanpa dilihat dan mampu mengingat diluat kepala

  Jadi yang dimaksud dengan upaya meningkatkan kemampuan menghafal yaitu suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan mengingat apa yang didengar, dilihat, atau dibaca di luar kepala tanpa membaca atau melihat kembali.

  b. A1 Quran surat-surat pendek Yang dimaksud A1 Quran adalah kumpulan wahyu dan firman

  Allah yang dibukukan dan diturunkan kepada nabi Muhamad SAW sebagai pegangan bagi umat manusia dan penyempuma kitab-kitab sebelumnya.

  Surat-surat pendek adalah surat yang jumlah ayatnya tidak lebih dari 7 ayat. Surat pendek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah surat Annas.

  Surat Annas sebagai berikut: ^ y , J j £ 1 7

  21 iSTviiU j *~ Cr?

  ,*»r ^ . > „ „ .fr

  l a U l JJwL^> ^ __| ^ J> l T ^ T j

  Lafaznya: 1. Bismillahir rahmaanirrahiim.

2. Qul a’uudzu burabbinnaas.

  3. Malikinnas.

  4. Ilaahinnaas.

  5. Min syarril waswaasil khonnaas.

  6. Alladzzi Yuwaswisufii shuduurinnaas.

  7. Minal jinnati wannaas.

B. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

1. Pengertian umum

  “Pengertian struktural Analitik Sintetik (SAS) secara umum mengandung maksud: a. pengenalan dan pengamatan keseluruhan (Struktural) secara sepintas;

  b. pengenalan dan pengamatan lebih jauh (analitik) sampai bagian-

  22

  c. pengenalan dan pengamatan mendalam (sintetik) sehingga dapat memahami.

  Pengenalan dan pengamatan keseluruhan secara sepintas maksudnya pengenalan dan pengamatan secara struktural yaitu melihat c. atau mengenal bentuk dari luar secara umum.” Contoh: Seseorang melihat bentuk mobil secara umum atau global, ia hanya mengenal bentuk umum mobil sehingga dikenal bentuk mobil sedan, bus, jeep dan sebagainya. Begitu pula pada struktur lafad: ia melihat bentuk struktur secara keseluruhan. Ia belum melihat secara terperinci bagian-bagian huruf yang terdapat pada struktural lafad tersebut.

  Pengenalan dan pengamatan lebih jauh maksudnya pengenalan dan pengamatan secara analitik yaitu melihat atau menganalisa bagian- bagian yang terdapat pada struktural. Contoh: Seseorang setelah mengenal bentuk mobil secara keseluruhan, ia melihat bagian-bagian yang terdapat pada mobil. Misalnya: gas, rem, setir, ban, kaca spion dan sebagainya. Begitu pula pada lafad: Ia melihat bagian lafad dan huruf yang terdapat pada lafad tersebut.

  Misalnya: huruf awal, huruf tengah, huruf akhir dan huruf hijaiyah.

  23

  Pengenalan dan pengamatan mendalam maksudnya pengenalan dan pengamatan secara sintetik yaitu mengenal fiingsi dan kegunaan bagian-bagian itu dalam hubungan struktural sehingga dapat merangkai, memasang atau menyatukan.

  Contoh: Seseorang yang telah mengenal dan mengamati bagian-bagian yang terdapat pada mobil ia mampu memasang dan menggunakan bagian- bagian tersebut karena telah mengenal fiingsi bagian-bagian. Misalnya: Gas untuk mengatur kecepatan, rem untuk berhenti dan stir untuk mengatur arah peijalanan. Demikian pula setelah orang itu mengenal fiingsi huruf yang terdapat pada struktur

  Pelaksanaan metode SAS harus benar-benar diarahkan agar anak dapat memahami dan menghayati sesuatu yang dipelajarinya. Oleh karena itu perlu ditempuh tahap-tahap sebagai berikut:

  a) Tahap pengenalan bentuk struktur global, keseluruhan atau totalitas;

  b) Tahap pengertian, yaitu pengenalan lebih lanjut dengan cara analisa untuk mengetahui bagian-bagian bentuk struktur; c) Tahap pendalaman dengan cara sintesa yaitu pemahaman lebih lanjut sampai tingkat penghayatan.

  2. Pengertian Metode SAS “Metode SAS menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan struktural ini dijabarkan melalui analisa dan sintesa sehingga struktur

  24

  struktur dan analisa sintesa disebut metode SAS. Dengan kata lain metode SAS berarti cara penyampaian bahan pelajaran dan guru menganalisa dan mensintesakan struktur bahan pelajaran dal am pencapaian tujuan pengajaran.”*

  Pada pelaksanaan metode SAS diperlukan alat peraga, alat bantu dan alat-alat lainnya. Metode adalah alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Berhasilnya pengajaran tidak ditentukan oleh suatu metode saja, tetapi yang sangat menentukan adalah guru yang baik yaitu guru yang menyadari tujuan pengajaran, kreatif, aktif dan variatif dalam melaksanakan metode mengajar sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sesuatu metode.

  3. Dasar-Dasar Metode SAS

a. Dasar Bahasa

  Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang sangat penting. Suatu struktur atau kalimat dapat dipahami, bila tersusun atas kata atau lafad yang mengandung arti. Contoh: Lafad: berarti: “Dengan nama Allah Yang Maha Penyayang lagi Pengasih.” Karena lafad tersebut mengandung arti, maka dapat dianalisa dan disintesa sehingga fungsi huruf dan lafad dapat dipahami dan dihayati.

  25 b. Dasar Ilmu Jiwa

  Berdasarkan pandangan llmu Jiwa Gestalt yang mula-mula dipelopori oleh para ahli ilmu jiwa di Jerman Barat seperti Wolfgang Kohler, Kurt Lewin, Koffkha dan lainlain, bahwa pengenalan dan pengamatan pertama terhadap sesuatu dimulai dari pengamatan struktur keseluruhan atau totalitas.

  Setiap orang memiliki sifat jiwa ingin mengenal atau mengetahui bagian-bagian. Oleh karena itu pengamatan struktur secara keseluruhan atau totalitas dipeijelas dengan cara menganalisa dan mensintesakan bagian-bagian yang terdapat pada struktur, sehingga fungsi yang terdapat pada masing-masing bagian dapat dipahami dan dihayati. Dengan demikian sifat jiwa ingin mengenal atau sifat jiwa melit melalui metode SAS dapat dipenuhi.

  c. Dasar Pendidikan

  Proses pendidikan berlangsung antara pendidik dan anak didik. Kedua-duanya harus berfungsi sebagai subyek. Dulu orang berpendapat bahwa guru atau pendidik sebagai subyek dan murid atau anak didik sebagai obyek. Pendapat tersebut salah, karena sekarang pendidik dan anak didik sebagai subyek, kedua-duanya aktif.

  Pendidik harus aktif melakukan bimbingan kepada anak didik. Misalnya bimbingan berupa cara belajar yang baik, cara memecahkan problema yang dihadapi dan sebagainya. Pendidik harus memusatkan

  26

  perhatian dan usaha agar anak didik bekeija secara aktif dan kreatif melakukan tugas sesuai dengan kesadaran anak didik masing-masing.

  Pada waktu menganalisa dan mensintesakan struktur harus diusahakan pula agar anak didik dapat melakukan cara menganalisa dan mensintesa. Anak didik harus aktif untuk mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan pendidik mengenai bagaimana dan mengapa. Dengan demikian anak didik akan aktif sehingga benar- benar merupakan subyek.

  “Penggunaan metode SAS didasarkan pada tiga hal yaitu dasar bahasa, dasar ilmu jiwa, dan dasar pendidikan ” 10

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Madrasah Ibtidaiyah Pagersari terletak di desa Pagersari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung. Sekolah ini didirikan pada tahun 1970 tepatnya pada tanggal 1 April 1970 oleh Swadaya masyarakat desa setempat. Jarak tempuh atau lokasi sekolah adalah 5 kilometer dari kota kecamatan. 12 kilometer dari kota kabupaten dan 92 kilometer dari ibukota provinsi.

  Pengurus sekolah ini terdiri dari beberapa orang, masyarakat desa setempat.

  Tabel 1. Pengurus MI Pagersari

NO JABATAN NAMA

  Pelindung

  1 Kepala Desa

  2 Ketua Muhroni

  3 Sekretaris

  Sukamto

  4 Bendahara Suwardi

  5 Pembantu Umum - Mulyo Iswanto

  • Hadi Mujono (Sumber : Data MI Pagersari 2008)

  Adapun keadaan guru dan siswa MI Pagersari adalah sebagai berikut:

  28 Tabel 2. Daftar Nama Guru MI Pagersari Tahun 2008

  NO NAMA JABATAN

  a. Rencana Tindakan 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode dan model

  78 (Sumber : Data MI Pagersari 2008)

  9 Jumlah

  6 VI

  10

  5 V

  10

  4 IV

  10

  3 III

  12

  2 II

  27

  1 I

  Tabel 3. Jumlah Siswa MI Pagersari Tahun 2008 NO KELAS JUMLAH SISWA

  7 Arif Rukmoko, S.Pd Guru Kelas VI (Sumber : Data MI Pagersari 2008)

  6 Wahyu Retnoningrum Guru Kelas V

  5 Riri Rahmawati Guru Kelas IV

  4 Zamziyati Guru Kelas III

  3 Arbaatun Guru Kelas II

  2 Sulistri Guru Kelas I

  1 Nor Sardi Kepala Sekolah

B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus Pembelajaran

1. Pelaksanaan Siklus I

  29

  pertimbangan dari kepala sekolah dan guru agama di sekolah. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. 2) Menyusun lembar observasi dan lembar angket untuk siswa.

  Lembar observasi digunakan oleh obserber / kolaborator yaitu seseorang yang lebih ahli yang melakukan pengamatan terhadap pembelajaran guru dan hasil yang diperoleh siswa. Sedang lembar angket digunakan oleh peneliti untuk siswa sebagai cara mempermudah peneliti mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran term as uk lembar wawancara.

  3) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran seperti lembar keija siswa atau lembar penelitian. 4) Mempersiapkan soal tes untuk siswa sebagai instrumen penilaian yang akan diberikan pada akhir pembelajaran atau akhir siklus.

  Soal tes disusun oleh peneliti digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran dengan pertimbangan kepala sekolah dan guru yang lebih senior.

  b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan.

  30 Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar siswa

  dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Guru sekaligus peneliti dibantu oleh dua orang pengamat yaitu kepala sekolah dan teman sejawat yang lebih ahli (guru senior) mengamati partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran di kelas.

  c. Observasi / Pengumpulan data Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

  Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah itu juga dilakukan wawancara dan memberikan angket kepada seluruh siswa sebagai subyek penelitian.

  d. Refleksi Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis, kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan observer yaitu kolaborator yang lebih ahli, dalam penelitian ini adalah guru senior dan kepala sekolah. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penelitian terhadap proses yang teijadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul, agar dapat dibuat rencana perbaikan pada siklus

  II. Adapun hasil pada siklus pertama adalah sebagai berikut:

  31

2. Jumlah siswa belum tuntas 7 orang

  3. Nilai tertinggi 75

  4. Nilai terendah 60

  5. Nilai rata-rata siswa 67,58 Dari hasil tersebut menunjukkan nilai masih jauh dari kriteria keberhasilan dan ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu nilai rata- rata minimal sebesar 70. Oleh karenanya dilanjutkan penelitian pada siklus kedua.

2. Pelaksanaan Siklus II

  a. Rencana Tindakan Persiapan atau rencana yang dilakukan pada siklus II ini memperhatikan hasil refleksi pada siklus I, persiapan atau rencana tindakan pada siklus II meliputi: 1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

  2) Mempersiapkan lembar observasi tahap 2. 3) Mempersiapkan pedoman wawancara dan lembar angket tahap 2. 4) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran (alat peraga tempel surat An Nas.

  5) Mempersiapkan soal tes sebagai instrumen penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran tahap

  2 .

  32

  b . Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasamya sama seperti pada siklus I yaitu guru sebagai peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Pada siklus II metode dan model pembelajaran masih sama seperti pada siklus I yaitu pembelajaran menghafal surat-surat pendek Annas dengan metode SAS.

  c. Observasi / Pengumpulan Data Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu pengamat lain atau kolaborator dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan sama seperti lembar observasi pada siklus I. setelah itu dilakukan wawancara dan pemberian angket siswa seperti pada siklus I.

  d. Refleksi Refleksi pada siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II, apakah ada peningkatan kemampuan menghafal surat-surat pendek Annas atau tidak. Jika belum terdapat peningkatan / belum puas, maka siklus pembelajaran berikutnya akan diulang kembali pada siklus III. Hasil pembelajaran pada siklus kedua adalah: 1. Jumlah siswa tuntas meningkat menjadi 7 orang.

  2. Jumlah siswa belum tuntas 5 orang.

  3. Nilai tertinggi 77.

  33

5. Nilai rata-rata 70,33.

  Dari hasil pembelajaran siklus II teijadi peningkatan jumlah siswa tuntas dan juga peningkatan nilai rata-rata kelas. Namun demikian masih perlu dilakukan uji coba pembelajaran siklus yang ketiga.

Dokumen yang terkait

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

K A J I A N Y U R I D I S T I N D A K A N A D M I N I S T R A T I F K E I M I G R A S I A N T E R H A D A P W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I D A K R E S M I ( I L L E G A L ) D I W I L A Y A H I N D O N E S I A B E R D A S A R K A N U N D A N G

0 4 14

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN METODE LATIHAN PADA SISWA KELAS IV S D N E G E R I 1 S U M B E R A G U N G TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

0 14 115

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN METODE LATIHAN PADA SISWA KELAS IV S D N E G E R I 1 S U M B E R A G U N G TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

0 15 56

3AGAJ S A LA H S A T U S U S E R P END APATAM l O T A I A D Y A DAERAM T I N G K A T II S U R A B A Y A

0 0 57

ASALAHAN P E N D I D I K A N S A I N S DAN TEKNOLOGI D I DALAM P R O S E S B E L A J A R MENGAJAR

0 0 11

A S P E K GANTI RUGI T ER H A D A P P E M B E B A S A N H A K A T A S TA N A H D A L A M R A N G K A K O N S O L ID A S I T A N A H PERKOTAAN DI K O D Y A DATI II M O JO K E R T O

0 1 71

PEN EN TUAN KO RBAN KECELAKAAN PADA A S U R A N S I J A S A R A H A R JA

0 0 48

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20072008 SKRIPSI

0 1 78

OPTIMALISASI PRESTASI BELAJAR FIKIH DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORM A TION SEARCH PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF SUMBERSARI, SUMBER AGUNG, KECAMATAN SECANG, KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20092010 SK R IPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Meleng

0 0 127