PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20072008 SKRIPSI

  PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI

  Disusun Oleh :

  SUWALDI NIM. 11406577

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)

  Disusun Oleh :

  SUWALDI NIM. 11406577

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Drs. H. Sa’adi, M..Ag. Dosen STAIN Salatiga NOTA PEM BIM BIN G Lamp. : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Sdr. Suwaldi Salatiga, */juli 2008 Kepada Yth.

  Ketua STAIN Salatiga di - S A L A T I G A A sslam u’alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara :

  Nama : SUWALDI NIM : 11406577 Jurusan : Tarbiyah Progdi : PAI

  Judul : PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ' v FIQIH MELALU1 METODE RESITASI PADA SISWA

  KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

  PELAJARAN 2007/2008 Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah. Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. W assalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 59721 Website : PEN G ESA H A N SKRIPSI

  Judul NIM

  : Peningkatan Motivasi Pembelajaran Fiqih Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas V Ml. Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007 /2008.

  Nama : Suwaldi : 11406577

  Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 23 Agustus 2008

  Dewan Penguji, Ketua

  Sekretaris

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 59721 Website :

DEKLARASI

  Bismillahirrahmanirrahim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini lidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan.

  Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah skripsi.

  Demikian dekiarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga. Juli 2008 Peneliti

  Suwaldi NIP. 11406577

  

MOTTO

" o > 1 0 " ° * \ k " ' O > 1 0 ' " * * 1 £ 0 " 1 " o

  J U j ^ t> da c.-jl j i y i ' j i j f j£.VV)\ A3 \

  Artinya : ... Katakanlah : “ Adakah sama orang - orang yang mengetahui dan orang - orang yanfa tidak mengetahui? Sesungguhnya orang - orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)

  PERSEM BAHAN Jika tulisan ini memiliki arti dan nilai maka arti dan nilai tersebut penulis persembahkan k ep ad a:

  1. Almamaterku STAIN Salatiga sebagai wahana menimba ilmu pengetahuan.

  2. Ayahku yang telah mengobarkan semangat peijuangan.

  3. Ibuku tercinta yang memancarkan cahaya sukma kehidupan.

  4. Istriku dan anak-anaku tersayang yang memercikkan cinta dan kerinduan.

  5. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang telah memberikan semangat, dorongan, snran dan bantuan yang sangat kusayangi.

  

ABSTRAK

  Peningkatan Motivasi Pembelajaran Fiqih Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran

  2007/2008 Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara / model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

  Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

  a. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode resitasi? b. Bagaimanakah pengaruh metode resitasi terhadap motivasi belajar siswa?

  c. Bagaimanakah upaya dalam rangka meningkatkan motivasi pembelajaran fiqih? Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:

  a. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode resitasi dalam proses pembelajaran.

  b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkannya metode resitasi dalam proses pembelajaran.

  c. Untuk mengupayakan peningkatan motivasi pembelajaran fiqih.

  Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan {action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

  Dari hasil analisis data tes formatif didapatkan suatu prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III yaitu: siklus I (66,66%), siklus II (80,55%), dan siklus III (91,67%).

  Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa metode resitasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008, dan metode pembelajaran ini dapat juga digunakan sebagai salah satu altematif dalam proses pembelajaran fiqih.

  3

  3. Bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan diterapkannya metode resitasi? C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode resitasi.

  2. Mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode resitasi.

  3. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

  Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:

  1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran fiqih.

  2. Meningkatkan motivasi pada pembelajaran fiqih.

  3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran. fiqih.

  E. Definisi Istilah Operasiona! Judu! penelitian tindakan kelas (P'TK) ini adalah Peningkatan Motivasi Pembelajaran Fiqih Melalui Metode Ilesitasi Pada Siswa Kelas V (lima) Ml.

  Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008. maka perlu adanya suatu penegasan istilah di dalamnya.

  4 Adapun istilah-istilah yang perlu diberi penegasan adalah sebagai berikut:

  1. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata dasar tingkai mendapat awalan pc dan akhiran an yang berarti keadaan yang menjadi meningkat dari tidak au menjadi tahu dari pasif menjadi aktif atau dari jelek menjadi baik dan sebagainya.1

  2. Motivasi Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau bertindak tertentu.2 3

  3. Pembelajaran Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa beiajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber beiajar/

  4. Fiqih Fiqih adalah salah satu dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah, yang berhubungan dengan pengenalan, pemahaman dan tata cara beribadah dan muamalah.

  4. Metode Resitasi Metode resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari.4

  5. Kelas V (lima) Kelas V (lima) adalah suatu tingkatan dalam pendidikan pada sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah.

  I W. J. S., Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 1990. him. 995.

2. Marlin Handoko. Motivasi Daya Penggerak, Kanisius. Yogyakarta. 1995. him 9.

  5

  6. MI. Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Sebuah madrasah swasta yang dikelola oleh suatu Yayasan

  Pendidikan Islam Desa Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung.

  7. Tahun Pelajaran 2007/2008 Merupakan tahun dimana penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan.

F. Kerangka Berpikir

  Pembelajaran Fiqih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami dan mengamalkan perintah beribadah. Oleh karena itu pembeiajaran Fiqih diarahkan pada bagaimana siswa memahami dan mengamalkannya.

  Untuk mencapai arahan tersebut di aias, perlu diterapkan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran fiqih di MI. Salah satunya pembelajaran yang diasumsikan sesuai adalah metode resitasi. Dalam metode ini, siswa bekerja sendiri untuk belajar dan bertanggung jawab atas pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar mengajar diorientasikan pada tujuan dan keberhasilan individu. Individu diberikan penghargaan dan individu harus konsisten dengan tanggung jawabnya.

  Pembelajaran dengan metode resitasi menuntut kesiapan dan kreatifitas guru agar senantiasa melakukan pengembangan materi pembelajaran yang berkaitan dengan binatang yang halal dimakan dagingnya. Kesiapan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran turut menentukan

  6 kualitas pembelajaran. Jika kualitas pembelajaran meningkat dapat diasumsikan adanya peningkatan penguasaan materi pembelajaran yang akhirnya meningkatkan prestasi belajar para siswa.

  G. Hipotesis Tindakan

  1. Pembelajaran Fiqih dengan metode resitasi dapat meningkatkan perhatian siswa.

  2. Pembelajaran Fiqih dengan metode resitasi dapat meningkatkan aktifitas siswa.

  3. Pembelajaran Fiqih dengan metode resitasi dapat meningkatkan prestasi siswa.

H. Metode per.elitian

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

  Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu: (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif. dan (d) administrasi sosial eksperimentai.

  Penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti. penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas di mana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

  7

  Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, schingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

  Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.

a. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

  1. Tempat Penelitian • Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.

  Penelitian ini bertempat di MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008.

  2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun pelajaran 2007/2008.

  3. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V Ml Bansari

  Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2007/2008.

  8

b. Rancangan Penelitian

  Penelitian tindakan kelas adalah merupakan suatu penelitian yang akar pennasalahannya inuncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam PTK diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang ahli.3

  Penelitian tindakan kelas (PTK) juga berarti bahwa penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif, dan spiral yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja proses, isi kompetensi dan situasi.5

  6 Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki / meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru.

  Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan yang berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi perencanaan tindakan {planning), penerapan tindakan {action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan {observation and evaluation), dan melakukan refleksi

  

{reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang

  diharapkan tercapai.7

  5. Suharsimi Arikunto, et. al„ Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta. 2007. him. 104

  6. Ib id . him. 104 7. Ib id , him. 104.

  9

  Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada

  

Gambar 1 Alur PTK8

  Penjelasan alur di atas adalah:

  1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

  2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model discovery .

  3. Refieksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

8. Ibid., him. 16.

  10

  4. Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

  Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putarar.. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

c. Instrumen Penelitian

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

  1. Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaiuran tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

  2. Rencana Pembelajaran (RP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

  Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

  3. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.

  11

  4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

  a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar atau resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

  b. Lembar observasi aktifitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

  5. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran, bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif), jumlahnya ada 20 butir soal.

d. Metode Pengumpulan Data

  Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode resitasi, observasi aktifitas siswa dan guru, dan tes formatif.

e. Teknik Analisis Data

  Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap

  12 Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis nada setiap akhir putaran.

  Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

  1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata dengan rumus sebagai berikut:

  X = Z £ Z "

  Dengan : X = Nilai rata-rata Z X = Jumlah semua nilai siswa

  Z N = Jumlah siswa

  2. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya scrap lebih dari sama dengan 65%.9

9. Depdikbud, Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kurikulum 1994, Jakarta, 1994

  13

  Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: y S is '.v i 7 y e n s ; t u n ! a s b e l a j a r

  P = ^ , vi oo%

  / Siswa

I. Sistematika Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas

  Bab 1 berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, kerangka berfikir, hipotesis tindakan, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi penelitian tindakan kelas ( PTK ).

  Bab II berisi kajian pustaka yang membahas definisi pembelajaran, motivasi belajar, definisi pengajaran, metode resitasi, fase-fase resitasi, keuntungan serta kelemahan metode resitasi, dan langkah-langkah yang harus dirumuskan terlebih dahulu dalam pelaksanaan resitasi.

  Bab 111 berisi laporan hasil penelitian, data prestasi yang telah dikumpulkan. Bab IV berisi analisis data tentang Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Bab V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan.dan saran-saran. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran. dan riwayat hidup penuiis.

BAB II MOTIVASI PEMBELAJARAN A. Definisi Pembelajaran Pembelajaran adalah sebagai suatu proses interaksi antara peserta

  belajar dengan pengajar / instruktur dan / atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.10 1

  1 Bertitik tolak pada pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses yang lebih banyak terjadi (dialami) siswa, sedangkan mengajar merupakan kegiatan yang lebih dominan dialami oleh guru. Meski demikian antara kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan yang berbeda, namun keduanya saling berkaitan dengan tujuan akhir yang sama, yakni bagaimana supaya terjadi perubahan yan optimal pada diri siswa.

  Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan ketrampilan dengan cara mengolah bahan ajar." Pasal 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

  Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang rnenyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

  10. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2007 hal. 54.

  11. Dimyati, dan Mudjijono, Op. Cit., him. 295.

  15

B. Motivasi Belajar

  1. Pengertian Motivasi Motivasi adalaii tenaga pendoruiig yang menggerakkan dan mengasrahkan akiivitas seseorang, misalnya utuk memenuhi kebutuhannya seseorang melakukan suatu pekerjaan.12 1

  3 Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini berarti siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, \ perhatian, kemauan, atau cita-cita lj

  Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

  2. Macam-macam Motivasi Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

  a. Motivasi Intrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan. atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia man melakukan sesuatu atau belajar.14

  12. Ibid.,him. 296

  13. Ibid. him. »

  14 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2008. him. 29

  16

  b. Motivasi Ekstrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya.13

  Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang akan dicapai oleh siswa dalam melakukan proses belajar. Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, dimana secara garis besar ada 2 (dua) faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

  Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar, sedang faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar. Ada pula yang berpendapat bahwa faktor intern yang mempengaruhi belajar ada 3 (tiga) yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.*

  16

15 Moh Uzcr Usman, Op. Cit.. him. 29 16. Slamcto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta. Jakarta, 2003, him 60.

  17 a. Faktor Intern

  1) Faktor Jasmaniah Faktor jasmaniah yang mempengaruhi belajar adalah kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan jasmaniahnya terganggu. Begitu juga cacat tubuh yang dimaksud di sini adalah cacat permanen yang menyebabkan kurang sempumanya anggota tubuh terutama yang berhubungan dengan alat indra mata.

  2) Faktor Psikologis Faktor yang termasuk dalam faktor pskologis ada 7 (tujuh) yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

  a) Intelegensi Intelegensi sangat mempengaruhi keberhasilan belajar, sedangkan intelegensi mempunyai pengertian sebagai

  /

  kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.17 1

  8

  b) Perhatian Perhatian ialah keaktifan peningkat kesadaran. Seiuruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang suatu baik di dalam maupun di luar diri kita.'8

17. Muhibbin Syah, Psiko/ogi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung. 1989, him 134 18 Dakir, Pengantar Psikologi Umum, FIP-IK.IP, Yogyakarta, 1972, him. 181.

  18 c) Minat

  Minai adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.19 d) Bakat

  Bakat adalah kemampuan untuk belajar, dan kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.20 2

  1

  e) Motif Motif adalah sesuatu alasan / dorogan yang menyebab- kan seseorang berbuat sesuatu / melakukan tindakan / bersikap tertentu.2'

  f) Kematangan Kematangan adalah sesuatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuh dan otaknya sudah siap untuk melaksanakan aktivitas yang baru.

  g) Kesiapan Kesiapan adalah kondisi dimana individu telah memungkinkan untuk melaksanakan aktivitas dalam jangka waktu tertentu, mulai dari proses hingga menghasilkan sesuatu.

  h) Faktor Kelelahan Proses belajar siswa dapat dipengaruhi karena adanya rasa lelah yang timbul pada dirinya. Kelelahan yang ada pada seseorang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

  19 Siameto, Op. Cit, him. 57.

  20. Ibid, him. 57.

  21. Martin Handoko. Op. Cit. him. 9.

  19 Kelelahan jasmani dapat teijadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat teijadi karena terns menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa adanya variasi mengeijakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya.

  b. Faktor Ekstem Faktor ekstem yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu :

  1) Faktor Keluarga Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi proses belajar. Adapun ragamnya dapat berupa cara orang tua mendidik, hubungan anggota keluarga, suasana rumah tangga dan ekonomi rumah tangga.

  2) Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar adalah metode pembelajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah yang disediakan, standar pelajaran. keadaan gedung, dan tugas rumah yang diberikan. 3) Faktor Masyarakat

  Masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa. Pengaruh

  20 macamnya dapat berupa tingkat ketenangan lingkungan, kebersamaan, sarana umum maupun fasilitas lainnya, kondisi masyarakat dan Iain-lain.

  Disamping beberapa faktor tersebut di atas ada faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (<approach to learning) yakni merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran terhadap materi-materi pelajaran.

  C. Definisi Pengajaran Metode Resitasi Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya.22

  Pertanggung jawaban itu dapat dilaksanakan dengan cara:

  ' / 1. Dengan menjawab tes yang diberikan oleh guru.

  2. Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan 3. Dengan cara tertulis.

  Dalam metode ini ada tiga istilah penting yaitu:

  a. Tugas: Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus diiakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik

22. Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta, 2008, him. 132.

  21 sendiri. Tugas ini biasanya bersifat edukatif dan bersifat atau berunsur suatu pekerjaan.

  b. Relajar.

  Belajar adalah suatu perubahan pada kepribadian, yang ternyata pada adanya pola sambutan yang baru, yang dapat berupa suatu pengertian.23

  Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dim iliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain sebagainya, dan juga dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu. cara belajar dan sebagainya.

  c. Resitasi Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rumah.24

  Metode resitasi diberikan karena dirasa bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktunya sedikit artinya banyaknya bahan yang ada dengan waktu yang tersedia tidak seimbang.

  Metode resitasi ini dilakukan apabila guru mengharapkan pengetahuan yang diterima siswa iebih mantap dan mengaktifkan siswa dalam mencari atau mempelajari sesuatu masalah dengan Iebih banyak membaca atau mengerjakan sesuatu secara langsung.

23. H.C Whitenngton, l.ee .1 Cronbach, Tehnik-tehnik Belajar dan Mengajar, Jemmars, Bandung.

  1982, him. 10.

24. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Straiegi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, him. 85.

  2 2

D. Fase - Fase Resitasi

  Dengan metode resitasi terdapat 3 fase, yaitu:

  1. Guru memberlkan tugas Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan menyelesaikan suatu bentuk hitungan, berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, dan ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek.

  2. Murid melaksanakan tugas (belajar) Cara murid belajar ini akan terlaksana dengan baik apabila murid belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuaii yang hendak dicapai.

  3. Murid mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas.

  E. Keuntungan Metode Resitasi Ada beberapa keuntungan metode resitasi. antara lain:

  1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.

  2. Meringankan tugas guru yang diberikan.

  3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. karena hasil-hasii yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru.

  23

  4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain.

  5. Mendorong peserta didik supaya suka bcrlomba-Icmba untuk mencapai sukses.

  6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik.

  7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan peserta didik.

  8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam sekolah.

F. Kelemahan Metode Resitasi

  Disamping keuntungannya metode resitasi juga memiliki kelemahan, antara lain:

  1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.

  2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.

  3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.

  4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.

  5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan:

  a. Tergangguriya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari sekolah selalu melakukan tugas, sehingga waktu bermain tidak ada.

  24

  b. Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.

  c. Mer.cari tugas-tugas yang sesuai der.gan kemampuan setiap individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama.

  d. Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tidak sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik.

  

G. Langkah-Langkah yang Harus Dirumuskan Terlebih Dahulu dalam

Pelaksanaan Resitasi

  Dalam pelaksanaan resitasi ada beberapa langkah yang harus dirumuskan terlebih dahulu, yaitu:

  1. Pemberian tugas dan penjelasan:

  a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.

  b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid.

  c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk banan yang akan diajarkan.

  2. Pelaksanaan Tugas: a. Setiap tugas yang diberikan harus dikontrol.

  b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.

  c. Hargailah setiap tugas yang dikerjakan murid.

  d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.

  e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai.

  25

  f. Saran-saran:

  1. Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang hares dikerjakan

  2. Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.

  3. Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak-anak bekerja dengan sungguh-sungguh.

  BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG MI BANSARI DAN

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Profil MI Bansari

  1. Sejarah Berdirinya MI. Bansari Madrasaah Ibtidaiyah Bansari berdiri tanggal 12 Juli 1964 yang waktu itu bemama Madrasah Wajib Belajar (MWB). Berdirinya

  Madrasaah dikarenakan kebutuhan pendidikan pada waktu itu, desa Bansari belum memiliki gedung sekolah sehingga anak-anak Bansari masih sekolah di Sekolah Rakyat (SR) Desa Gunungsari dan di Sekolah

  Rakyat (SR) Desa Watukumpul, dengan demikian atas prakarsa para tokoh masyarakat atau orang-orang yang peduli dengan pendidikan, maka membentuk pengurus MWB, yang terdiri dari: Bpk. H. Nur Akhwan, Bpk. Muhilal. Bpk. Fadzian, Bpk. Abdul Majid, Bpk. Nasrun, Bpk. Muhsirat, Bpk. Umar Said, dan Bpk. Slamet Nur Cholis.25

  Tokoh-tokoh masyarakat itu bermusyawarah dan bersepakat mendirikan MW'B di bawah naungan Ma'arif dan pada waktu itu belum mempunyai ruang belajar, maka tempat belajar menumpang di rumah Bpk.

  H. Abdul Majid selama I tahun. kemudian pindah di mushola Banaran.

  Desa Bansari pada waktu itu sudah banyak anak-anak usia sekolahnva. namun belum mempunyai gedung untuk belajar, maka tahun

25. Hasil Wawancara dengan Bapak Slamei Nur Cholis tanggal 26 Mei 2008.

  27 1965 masyarakat Bansari mulai membangun gedung Sekolah Rakyat (SR) dengan dana yang tidak begitu lancar, sehingga pembangunan gedung SR itu tersendat-sendat dan akhimya macet. Dengan berhentinya pembangunan gedung tersebut maka Bpk. Lurah Wongsoharjo memanggil pengurus MWB yang maksudnya untuk diajak melanjutkan pembangunan gedung tersebut. Pengurus lalu bermusyawarah dan bersepakat untuk menyanggupi melanjutkan pembangunan gedung tersebut sampai selesai.

  Gedung sekolah itu didirikan di atas tanah gantungan (bondo deso) yang terdiri dari dari 7 (tujuh) lokal. Pembangunan gedung itu selesai pada akhir tahun 1965, dan pembagian lokal pun dilakukan, 4 lokal untuk MWB di sebelah utara dan 3 lokal untuk SR di sebelah selatan.

  Pada tahun 1966 MWB mulai beroperasi dengan diresmikan nleh Kepala Departemen Agama Kabupaten Temanggung, sedan gkan guru pertama yang bertugas di MWB Bansari ada 3 orang, yaitu :

  1. Bpk. Nur Cholis dari Bansari (Kepala MWB) 2. Bpk. Daldiri dari Salaman Magelang.

  3. Bpk. Slamet dari Borobudur Magelang.

  Sejak berdiri sampai sekarang MI Bansari sudah mengalami 2 kali pergantian kepala madrasah. Secara berurutan, kepala madrasah tersebut adalah :

  1. Bpk. Slamet Nur Cholis

  2 8

  2. Letak Geografis MI Bansari terletak di Dusun Pringapus Desa Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung, berdiri di atas tanah seluas 1.336 m2.

  Jika dilihat dari situasi lokasi madrasah sangat cocok untuk proses belajar mengajar, sebab lokasi tersebut sangat jauh dari keramaian kota, udara masih sejuk atau belum terkena polusi, karena terletak di lingkungan pedesaan yang di situ masih banyak tumbuhan pertanian. Selain itu, jarak antara madrasah dengan kota kecamatan tidak terlalu jauh sehingga transportasi sangat mudah.

  Adapun lingkungan sekitar madrasah adalah sebagai b erik u t:

  a. Sebelah utara berbatasan dengan bekas lokasi SDN 1 Bansari

  b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan kampung

  c. Sebelah barat berbatasan dengan perkampungan penduduk d. Sebelah timur berbatasan dengan SDN 2 Bansari.

  3. Keadaan Guru. Karyawan dan Siswa

  a. Keadaan Guru dan Karyawan Guru dan karyawan yang bertugas di MI Bansari jumlahnya 14

  (empat belas) orang, yang terdiri dari 6 (enam) orang laki-laki dan 8 (delapan) orang perempuan. Tingkat pendidikan mereka adalah Strata satu (S-I). Sedangkan yang lain masih berpendidikan diploma dua

  29

  8 Yusuf Kuncoro, S.Pd.I. GTT Guru

  14 Romelan PTT TU

  13 Puji Sariyanto. S.Pd.I. GTT Guru

  GTT Guru

  11 Farida Nur Anisah, A.Ma. GTT Guru 12 Anik Retnowati, SE.

  10 Siti Zulaikah, A.Ma. GTT Guru

  9 Siti Zumaroh, S.Ag. GTT Guru

  7 Daniatus Saniah, A.Ma. GTT Guru

  Keadaan Guru dan Karyawan MI Bansari

Kecamatan Bansari

Tabel I

  GTT Guru

  5 Barokah. A.Ma. GTT Guru 6 Syafa’atun, S.Pd.

  4 Suwaldi, A.Ma. GTT Guru

  PNS Guru

  2 Subhi Sri Wlauyo, S.Ag. PNS Guru 3 Setiyowati, A.Ma.

  PNS Kepala Madrasah

  No Nama Status Jabatan 1 Suyadi, A.Ma.

  b. Keadaan Siswa MI Bansari Setiap tahun keadaan jumlah siswa MI Bansari selalau mengalami perubahan, kadang-kadang bertambah dan kadang-kadang

  30 Rekapitulasi Data Siswa MI Bansari Tahun Pelajaran 2007 / 2008 Tabel II Jumlah Siswa No Kelas

  Jumlah L P

  1 I

  24

  19

  43

  2 II

  22

  24

  46 J

  III

  13

  19

  32

  4 IV

  21

  16

  37

  5 V

  18

  18

  36 VI

  41

  6

  15

  26 drill 113 122 235 _

  4. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar sebab tujuan pembelajaran tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh sarana dan prasarana.

  

Sarana dan Prasarana MI Bansari

Tabel III

Kondisi No Ruangan Jumlah R. R. Baik Ringan Berat

  1 Gedung

  2

  1

  1 -

  2 Kelas

  9

  5

  4 -

  Ruang Kepala / Kantor

  1

  1

  • -

  31

  9 Komputer

  5. Struktur Organisasi Ml Bansari MI Bansari telah membentuk suatu struktur organisasi yang bertujuan untuk mengeiola segala bentuk kegiatan dan aktivitas yang berada di lingkungan madrasah.

  2 - -

  2

  10 Mesin ketik

  1 -

  2

  3

  8 WC Siswa 4 - 4 -

  No Ruangan Jumlah Kondisi Baik R. Ringan R. Berat

  2 2 - -

  7 WC Guru

  1 1 - -

  6 Dapur

  1 - -

  1

  5 Ruang UKS

  

Struktur Organisasi MI Bansari

Tabel IV

  32

B. Pelaksanaan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan bentuk kajian yang sistematis dan reflektif oleh guru, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan kualitas siswa. Penelitian ini bersifat reflektif maksudnya dalam proses penelitian guru bertindak sebagai peneliti yang harus memecahkan masalah yang terjad' di dalam kelas.

  Penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 3 siklus. Tiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksananaan, pengamatan / pengumpulan data , dan refleksi.

  Siklus I ini, bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa terhadap pembelajaran flqih dengan pokok bahasan '‘Binatang yang halal dimakan melalui metode resitasi.” Setelah dilakukan refleksi teriiadap proses tindakan siklus 1. maka akan mendapatkan permasalahan yang muncul dalam kelas tersebut, sehingga untuk memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan perencanaan ulang, pelaksanaan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang pada siklus II dan III. Sedangkan siklus II dan III bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan motivasi pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar siswa.

  1. Proses Pelaksanaan Siklus I

  a. Perencanaan Dalam tahap ini yang perlu dipersiapkan adalah perencanaan yang benar-benar matang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan

  33

  hasilnyapun memuaskan. Pada perencanaan ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran fiqih melalui metode resitasi, y a itu :

  1) Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan, yaitu pembelajaran fiqih melalui metode resitasi. 2) Menyusun instrumen yang terdiri dari tes dan non tes. 3) Melakukan kolaborasi dengan gum lain,

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 54

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 72

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BOLA KASTI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SDN 1 SIDOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 17 67

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELALUI PEMBERIAN HADIAH (REWARD) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 03 PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI

0 0 14

MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR IPA ENERGI GERAK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN 20162017 SDN BRINGINBENDO 2 KABUPATEN SIDOARJO

0 1 8

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS 4 SDN PRINGAPUS KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 14

PENGARUH PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 4 SD GUGUS PERAHU KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA KATA DENGAN METODE BERMAIN KARTU HURUF SISWA KELAS 1 MI AR-RAHMAN WIDODAREN TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT IDAIN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendi

0 0 102

UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA KELAS III DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DI MI NGLOROG PRINGSURAT TEMANGGUNG TAHUN 2008

0 0 104