TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL (Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang) Tahun 2017

  TRANSF PONDOK PESA K (Studi di Ponpes D Tesis d P

  INSTITUT RANSFORMASI SISTEM PENDIDI

ESANTREN DALAM MENGEM

KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

npes Darussalam Putri Watucongol Munt

  

Tahun 2017

Oleh:

  

MUHAMMAD AGUS LUQMAN

NIM. M1 14 006

sis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

  

TUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATI

2017 DIDIKAN MBANGKAN untilan Magelang) an LATIGA

  PR

INSTITUT AG PROGRAM LE

  Nama NIM Konsentrasi Program Studi Hari/Tanggal Ujian Judul Ketua Penguji Sekretris Penguji I Penguji II

  

PROGRAM PASCA SARJANA

GAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SA M STUDI : PENDIDIKAN AGAMA

  : MUHAMMAD AGUS LUQMAN : MI.14.006 : Pendidikan Agama Islam : Pendidikan Agama Islam : Jum’at, 24 Maret 2017 : TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKA

  PESANTREN DALAM MENGEMBANG KEWIRAUSAHAAN SOSIAL (Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucong Magelang) Tahun 2017

  Panitia Munaqosah Tesis : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag

  ……………………… : Dr. Phil. Widiyanto, M.A ……………………… : Prof. Dr. Mansur, M.Ag ……………………… : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag ………………………

   SALATIGA A ISLAM S

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

  AN PONDOK GKAN ucongol Muntilan

  ……………………… ……………………… ……………………… ………………………

PERNYATAAN KEASLIAN

  “Saya menyatakan de n dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupa upakan hasil karya sendiri dan sepanjan njang pengetahuan dan keyakinan saya tidak dak mencantumkan tanpa pengakuan baha bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelum umnya atau ditulis oleh orang lain, atau se u sebagian bahan yang pernah diajukan untuk g uk gelar atau ijasah pada IAIN Salatiga at atau perguruan tinggi lainnya.”

  Boyolali, 14 Mar , 14 Maret 2017 Yang membuat pe pernyataan Muhammad Agus us Luqman

  

ABSTRAK

  Judul : Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Mengembangkan

  Kewirausahaan Sosial (Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang) Tahun 2017 Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses dan dampak transformasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan sosial di pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Tekhnik pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan (observasi) secara langsung di pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang dan studi dokumen. Tekhnik analisis data dengan cara mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam analisis ini peneliti melakukan analisis data kualitatif bersifat induktif analitik, yang menekankan pada pemaknaan kekhususan suatu kasus, bukan keumumannya (nomotetik). Analitik induktif merupakan upaya untuk menganalisis data dengan berpijak kepada logika positivisme dan fenomenology

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi sistem pendidikan pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol dalam mengembangan kewirausahaan sosial, yang diawali dari proses transformasi yang sangat sederhana, dalam membekali santri di bidang kewirausahaan yang menjunjung tinggi prinsip dan nilai-nilai khas pesantren, yaitu: kemandirian, keikhlasan, kejujuran, kesederhanaan, disiplin, tanggung jawab serta keberkahan. Sehingga dampak dari pengembangan kewirausahaan sosial di pondok pesantren ini sangat signifikan bagi penyelesaian masalah-masalah sosial utamanya adalah ekonomi dan kemiskinan. Dan dampak yang diakibatkan dari pengembangan kewirausahaan sosial ini tidak hanya kepada santri, tetapi juga kepada alumni masyarakat serta pondok pesantren itu sendiri.

  Kata kunci : Transformasi, Pesantren, Kewirausahaan Sosial

  

ABSTRACT

  Judul : Transformation Of The Educational System Of Pesantren In Developing Social Entrepreneurship (Study in the Girls Pesantren of Darussalam Watucongol Muntilan Magelang) 2017 This study aims to describe the process and impact of the transformation of the educational system of Pesantren in developing social entrepreneurship in the

  Girls Pesantren of Darussalam Watucongol Muntilan Magelang.

  The method used in this study is qualitative method. The techniques of collecting the data through interviews, direct observation in the Girls Pesantren of Darussalam Watucongol Muntilan Magelang and document study. The analysis techniques were done by data collection, reduction, presentation and conclusion. In this study the researcher conducted inductive analytical qualitative data analysis that emphasizes the specific meaning of a case, not the generality (nomothetics). Analytical inductive is an attempt to analyze the data which grounded to logical positivism and phenomenology.

  The result of the study indicates that the transformation of the educational system of the Girls Pesantren of Darussalam Watucongol in developing social entrepreneurship is begun from the very simple transformation process, provide students (santri) in the field of entrepreneurship respecting to principles and typical values of Pesantren namely; independence, sincerity, honesty, simplicity, discipline, responsibility and blessing. So the impact of the social enterpreneurship development in the Pesantren is very significant for the social problem solving mainly economy and poverty. And the impact resulting from the social enterpreneurship development is not only for the Santri but also for the alumni community as well as the Pesantren it self.

  Keywords : Transformation, Pesantren, Social Entrepreneurship

  

PRAKATA

Bismillahirrohmanirrohim

  Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan nikmat, rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial”(Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang) yang menjadi persyaratan untuk mempeoleh gelar Magister Pendidikan Islam

  Tersajinya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.

  3. Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A., Ka. Prodi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga dan sekaligus pembimbing penulis sehingga atas bimbingannya yang sabar tesis ini bisa selesai.

  4. Bapak ibu dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberi ilmu dan pencerahan kepada penulis.

  5. KH.Agus Nurul Hidayat, Pengasuh Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang atas bantuan dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

  6. Istiqomah, istri tercinta yang telah menemani penulis di lokasi penelitian dan setia dalam menemani penyelesaian tesis ini. Afrand, fira, serta bapak, ibu dan keluarga besar penulis yang menyemangati dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  7. Sahabat-sahabat Pascasarjana IAIN Salatiga angkatan 2014 yang selalu dan saling menyemangati, sukses untuk kita semua.

  Semoga apa yang telah bapak/ibu berikan menjadi barokah serta manfaat bagi semua pihak. Kami berdo’a semoga kebaikan bapak/ibu dan teman-teman menjadi amal ibadah yang diterima Allah SWT.

  Boyolali, 14 Maret 2017 Penulis Muhammad Agus Luqman

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. .. . ii HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………......... iii ABSTRAK……………………………………………………………………... iv PRAKATA………………………………………………………………....….. vi DAFTAR ISI………………………………………………………………….... viii LAMPIRAN………………………………………………….………………. ... x

  BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..

  1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………..

  1 B. Rumusan masalah……………………………………………....

  3 C. Signifikansi Penelitian……………………………………….…

  3 D. Kajian Pustaka……………………………………….…………

  4 1. Penelitian Terdahulu……………………………………….

  4 2. Kerangka Teoritis……………………………………….….

  7 E. Metode Penelitian……………………………….……………...

  10 F. Sistematika Pembahasan……………………………………….

  12 BAB

  II AKAR SEJARAH DAN POTRET PESANTREN DARUSSALAM…………………………………………………..

  14 A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darussalam Watucongol Muntilan Magelang………………………………..

  14 B. Kondisi Geografis Pondok Pesantren Darussalam Watucongol Muntilan Magelang………………………………..

  15 C. Kepengurusan Pondok Pesantren……………………………...

  16 D. Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam Watucongol Muntilan Magelang………………………………..

  17 BAB

  III CIKAL BAKAL DAN IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI PONPES DARUSSALAM………………………….

  19 A. Kondisi Pra Transformasi ……………………………………...

  19 B. Proses Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial. ………………………………………….

  21 C. Strategi Mengembangkan Kewirausahaan Berbasis Pesantren…………………………………………...….

  23 D. Implementasi Pengembangan Kewirausahaan Sosial di Pondok Pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang………………………………..

  25 E. Refleksi ……………………………………………………...….

  30

  BAB

  IV KEWIRAUSAHAAN SOSIAL SOLUSI EKONOMI UMAT………………………………………………...

  32 A. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial Kepada Santri ………………………..

  32 B. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial Kepada Masyarakat …………………

  33 C. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial Kepada Pondok Pesantren……………..

  34 BAB

  V D. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial Kepada Kyai…. ………………………..

  35 PENUTUP…………………………………………………………

  37 A. Kesimpulan……………………………………………………..

  37 B. Saran-Saran………………………………………………...……

  38 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 43 LAMPIRAN………………………………………………………………………. 47 BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………………..

  70

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman

  1. Pedoman Wawancara dan penggalian informasi……………………………

  45 2. Transkip percakapan/wawancara …………………………………………..

  46

  3. Foto-foto kegiatan usaha……………………………………………………

  66 4. Surat Keterangan Penelitian ……………………………………………….

  69 5. Lembar Bimbingan Tesis …………………………………………………..

  66

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren selalu menarik untuk diteliti, dan tidak sedikit peneliti yang

  mengkaji tentang pesantren dalam berbagai macam prespektif, baik sejarah, kurikulum, pendiri atau tokoh, tradisi, peran pesantren dan lain-lain. Banyak orang besar lahir dari pondok pesantren, tentu bukanlah sebuah kebetulan. Boleh jadi, ini merupakan isyarat bahwa pondok pesantren memang memiliki “sesuatu” yang patut disimak dan didalami.

  Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. Di samping itu, pesantren juga sebagai lembaga sosial keagamaan dan lembaga dakwah. Pesantren berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat gerakan pengembangan Islam. Menurut sejarah pendidikan Indonesia mencatat bahwa pondok pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di Indonesia, walaupun secara pasti sejak kapan di Indonesia ada pesantren masih banyak perdebatan.

  Pondok pesantren harus berani melakukan transformasi, utamanya dalam hal sistem pendidikan. Keberadaan pesantren sampai saat ini membuktikan keberhasilannya menjawab tantangan zaman. Namun akselerasi

  modernitas yang begitu cepat menuntut pesantren untuk tanggap secara cepat

  2

  1

  pula, sehingga eksistensinya tetap relevan dan signifikan. Masa depan pesantren ditentukan oleh sejauh mana pesantren menformulasikan dirinya menjadi pesantren yang mampu menjawab tuntutan masa depan tanpa kehilangan jati dirinya.

  Dalam kaitan dengan transformasi atau perubahan sistem pendidikan ini, pesantren diharapkan mampu menyumbangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam kehidupan modern apalagi tahun ini pondok pesantren harus menyikapi dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Dan ini menjadikan tantangan bagi pondok pesantren itu sendiri. Maka salah satu cara untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapai tantangan tersebut adalah pondok pesantren yang mampu bertransformasi dalam bidang kewirausahaan sosial. Karena pondok pesantren yang dengan ide dan terobosan tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Transformasi pesantren dalam pengembangan kewirausahaan sosial belumlah banyak ditemukan. Karena kewirausahaan sosial memilki karakteristik yang sulit dilaksanakan oleh kebanyakan pesantren.

  Penulis bermaksud untuk meneliti Pondok Pesantren kaitannya dengan sejauh mana proses Transformasi atau perubahan sistem Pendidikannya. Penulis dalam penelitian ini mengambil judul penelitian

1 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Jakarta: Erlangga, 2005,10.

  Institusi.

  3

  “Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam

  Mengembangkan Kewirausahaan Sosial”(Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang) Tahun 2017

  B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimanakah Proses transformasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan sosial?

  2. Bagaimanakah dampak transformasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan sosial?

  C. Signifikansi Penelitian

  Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini, maka penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat penelitian, antara lain sebagai berikut:

  1. Tujuan Penelitian, Penelitian ini bertujuan untuk :

  a. Menjelaskan proses transformasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan sosial.

  b. Mendiskripsikan dampak transformasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan sosial.

  2. Manfaat penelitian Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan dunia pendidikan pesantren secara umum, dan juga bagi peneliti sendiri khususnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber atau contoh pertimbangan dalam mengembangan sistem

  4

  pendidikan pondok pesantren khususnya dalam mengembangkan kewirausahaan sosial.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

  Dibawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan untuk kemudian dianalisis dan dikritisi dilihat dari pokok permasalahan, teori dan metode, sehingga dapat diketahui letak perbedaannya dengan penelitian yang penulis lakukan. Berikut ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian sebegai berikut:

  Zuni Nurrochim, “Peran da’i dalam meningkatkan ekonomi

  umat” Tesis ini menguraikan peran Da’i dan pesantren dalam

  meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. Secara garis besar, tesis ini menjabarkan peranan Aa Gym dan pesantren Daarut Tauhid di

  2 Bandung dalam meningkatkan pengembangan ekonomi keummatan.

  Zubaidi, “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren”. Disertasi ini telah dijadikan buku yang diterbitkan di Yogyakarta pada tahun 2007. Isi buku ini lebih pada mewartakan bahwa ide untuk fikih sebagai bagian dari pemecahan problem sosial telah mendasari langkah

  3 Kiai Sahl dalam merumuskan fikih sosial.

  2 Zeni Nurrochim, Peran Da’i Dalam Meningkatkan Ekonomi Umat Tesis, PPs UIN Syarif Hidayatullah , Jakarta: 2004. 3 Zubaidi, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren, Desertasi, Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga , Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2007.

  5

  L. Fauroni- Susilo dalam bukunya “Menggerakkan Ekonomi

  Syariah Dari Pesantren”. Buku ini berbicara tentang kelayakan pesantren

  menjadi lokomotif pengembang ekonomi syari’ah di negeri ini. Fondasi motor penggerak adalah koperasi BMT. Fleksibilitas BMT sebagai lembaga bisnis jasa keungan syari’ah dan organ inti sel bisnis sektor riil,

  4 sinergis dan simultan bersama pesantren dengan cavtive market-nya.

  Abdurrahman Wahid, “Menggerakkan Tradisi”. Buku ini membahas tentang pesantren dan watak mandirinya. Aspek dominan pada buku ini adalah hubungan pesantren, negara dan pembangunan serta tawaran pembaruan untuk pesantren, seperti dalam hal penyusunan kurikulum, peningkatan saran dan pembenahan manejemen

  5 kepemimpinan.

  Amin Haedari dkk, “Masa Depan Pesantren, Dalam Tantangan

  Modernitas dan Tantangan Kompleksitas Global”. Buku ini lebih

  membahas tentang bagaimana pesantren mampu memecahkan beberapa tantangan zaman, yang mengarah pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta informasi, disamping pesantren harus mempertahankan khazanah luhur pesantren, khususnya berupa tradisi keilmuan dan budaya

  6 yang dikembangkan pesantren.

  4 L.Fauroni- Susilo, Menggerakkan Ekonomi Syariah Dari Pesantren , Yogyakarta: Forum Pengkajian Pondok Pesantren Yogyakarta (FP3Y), 2007. 5 6 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Pesantren, Yogyakarta:LKis, 2001.

  Amin Haedari dkk, Masa Depan Pesantren, Dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Kompleksitas Global ,Jakarta: IRD Press, 2005.

  6

  Hasani Ahmad Said, “Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di

  Nusantara” , tulisan ini menunjukkan bahwa pesantren akan tetap eksis

  7 jika mengadaptasi perubahan tanpa harus kehilangan jatidirinya.

  Muhammad Anwar. HM. “Modernisasi Pesantren: Pergeseran

  Tradisi dan Pudarnya Kyai”, Tulisan ini menjelaskan bias orientasi

  pesantren, transformasi pesantren dan implikasinya terhadap pengembangan kelembagaan pesantren. Temuan memberikan indikasi bahwa lembaga pendidikan ini, perlahan tapi pasti, tidak mampu untuk mewujudkan jati dirinya sebagai agen perubahan sosial. Pada saat yang sama, generasi muda lulusan SLTA dan perguruan tingi, baik umum maupun Islam telah mulai memainkan peran strategis dalam manajemen dan kepemimpinan pesantren khususnya dan umat pada umumnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi pesantren untuk memahami ide dasar modernisasi di bidang pendidikan. Dengan pengetahuan ini, pesantren akan mampu membuat beberapa revisi terhadap bentuk ideal pesantren di

  8 masa depan.

  Setelah dilakukan penyelidikan beberapa penelitian ternyata terdapat perbedaan antara penelitian sebelumnya yang diantaranya penulis sajikan diatas dengan penelitian ini. Adapun perbedaannya terletak pada rumusan masalah yang akan diteliti dan dianalisa, begitu pula hasil penelitian yang akan dihasilkan dari proses dan penganalisaan proses 7 Hasani Ahmad Said, Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di Nusantara,

  ejournal.iainpurwokerto.ac.id ,Vol. 9, IAIN Purwokerto: 2011 8 Muhammad Anwar. Modernisasi Pesantren: Pergeseran Tradisi dan Pudarnya Kyai, Hunafa Jurnal Studia Islamika,Vol.10 No.1, (2013), 34.

  7

  transformasi sistem pendidikan pondok pesantren yang mengembangkan kewirausahaan sosial pada pondok pesantren Darusalam Putri Watucongol Muntilan Magelang. Peneliti berusaha untuk menyajikan sebuah hasil penelitian secara konkrit bagaimana transformasi atau perubahan sistem pendidikan pondok pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan sosial. Mampukah pondok pesantren tetap eksis mempertahankan model pendidikan yang klasik atau mengadopsi model pendidikan yang baru yang memungkinkan diterapkan di pondok pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan sosial.

2. Kerangka Teoritis

a. Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

  Transformasi dalam ensiklopedi umum merupakan istilah ilmu eksakta yang kemudian dimasukkan ke dalam ilmu sosial dan humaniora, yang memiliki maksud perubahan bentuk dan secara lebih rinci memiliki arti perubahan fisik maupun non fisik (bentuk,

  9

  rupa,sifat,dan sebagainya). Apabila menjadi sifat sesuatu transformasi menjadi transformative yang bisa berarti perombakan/perombakan

  10.

  nilai-nilai Mengambil istilah ilmu-ilmu sosial, khususnya sosiologi, maka 9 transformasi berarti perubahan sosial dan kebudayaan, yang berarti 10 Pringgodigdo, Ensikplopedi Umum, Yogyakarta: Yayasan Kanisius,1973, 57.

  Perombakan nilai-nilai (budaya) di masyarakat terjadi karena imbas industrialisasi yang

akhirnya membentur dan memaksa perubahan ranah-ranah kultural, lihat Septi Gumiandari,

“Transformasi Pesan Santri Vis-a-Vis Hegemoni Modernitas”, dalam Said Agil Siradj, et.al,

Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren , Bandung: Pustaka

Hidayah, 1999,115.

  8

  perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur, fungsi masyarakat, dan perilaku masyarakat serta pengaruhnya dalam struktur organisasi

  

11

  ekonomi, politik dan budaya . Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, transformasi sistem pendidikan pondok pesantren berarti perubahan bentuk atau pergeseran nilai dan perombakan dalam pendidikan yang diimplementasikan di pondok pesantren dengan dilaksankan semua bergantung konteks yang dihadapi.

b. Pengembangan Kewirausahaan Sosial

  Istilah kewirausahaan (entrepreneurship) telah digunakan dalam konteks bisnis selama lebih dari 200 tahun, tetapi hingga saat ini masih banyak pertentangan arti. Entrepreneurship sendiri telah diteliti antara lain dari prespektif ekonomi, kelembagaan, politik, psikologis

  12 dan sosial.

  Kewirausahaan sosial (Social Entrepreneurship) merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari kedua kata, yaitu social yang artinya kemasyarakatan dan entrepreneurship yang artinya kewirausahaan. Beberapa Pengertian kewirausahaan sosial sebagai berikut:

  Mort mendefinisikan : “Social entrepreneurship is “a multidimensional construct involving the expression of entrepreneurially virtuous behaviour to achieve the social mission, a coherent unity of purpose and action 11 in the face of moral complexity, the ability to recognise social

  Soryono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, cet. XXIII335-336. 12 Ali Aslan Gunusay, Entrepreneurship from an Islamic Perspective, Journal of Busisness Ethics, http://link.springer.com/article/10.1007/s10551-014-2223-7.

  9

  value-creating opportunities and key decision-making

  13 characteristics of innovativeness,proactiveness and risk-taking”.

  (Kewirausahaan sosial adalah pembentukan multidimensi yang melibatkan ekspresi perilaku secara kewirausahaan yang berbudi luhur untuk mencapai misi sosial, kesatuan yang koheren dan tindakan dalam menghadapi kompleksitas moral, kemampuan untuk mengenali nilai sosial yang menciptakan peluang, kunci pengambilan keputusan yang berkarakter inovasi, proaktif dan siap mengambil risiko).

  Gerald Smale, mendefinisikan “Social entrepreneurship is ability to initiate, lead and carry though problem-solving and an understanding that all resource all locations are really stewardship

  14

  investment”. (Kewirausahaan sosial adalah kemampuan untuk memulai, memimpin dan membawa pikiran atau ide dalam mengatasi masalah dan pemahaman bahwa semua sumber daya semua lokasi yang benar-benar bisa digunakan dalam pelayanan dan investasi)

  Definisi lain dari kewirausahaan sosial adalah kemampuan untuk menggagas, memimpin dan melaksanakan strategi pemecahan masalah, melalui kerja sama dengan orang lain dalam semua jenis jaringan sosial. Dan ini merupakan disiplin ilmu yang menggabungkan

  15 antara kecerdasan berbisnis, inovasi dan tekad untuk maju kedepan.

  Sehingga dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan sosial yang 13 dikembangkan di pesantren adalah usaha-usaha yang dilakukan

  Christine K.Volkmann Kim Oliver Tokarski, Social Entrepreneurship and Social Business An Introduction and Discussion with Case Studies , Springer Gabler,…34 14 15 Christine K.Volkmann Kim Oliver Tokarski, Social Entrepreneurship…,34.

  Vasuda Vasakaria, A Study on Social Entrepreneurship and The Characteristics of Social Entrepreneurship, The Journal of management Research, Vol.VII, No.4. (2008), 35.

  10

  pesantren dengan memberdayakan potensi yang ada baik itu santri, alumni, atau masyarakat dengan satu tujuan bahwa pondok pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama tetapi juga sebagai penggerak dan pemecah berbagai macam masalah sosial, diantaranya masalah kemiskinan dan masalah sosial yang lainnya .

  Kewirausahaan menjadi fenomena menarik dalam dunia usaha dan bisnis Karena tidak hanya keuntungan materi saja yang menjadi orientasinya, melainkan bagaimana usaha yang dilakukan memberikan dampak positif dalam kehidupan masyarakat. Ada motif pemberdayaan masyarakat dalam kewirausahaan sosial ini. Pondok pesantren dalam hal pemberdayaan masyarakat bukanlah hal yang baru, tetapi pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi atau kewirausahaan belumlah banyak pesantren menerapkannya.

  Konsep entrepreneurship berbasis pesantren pada dasarnya adalah menggunakan spirit dan orientasi nilai pesantren dalam aktivitas

  

entrepreneurship. Sehingga entrepreneurship bukan hanya sekedar

  aktivitas yang loyal pada keuntungan saja, akan tetapi sarat dengan nilai sosial dan ajaran agama. Konsep ini dijabarkan dari praktik

  

entrepreneurship yang ada dipesantren, sehingga munculah istilah baru

  dengan sebutan Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) yang dikembangkan di pesantren. Kaum tradisional pesantren tidak asing dengan istilah “berkah”,nilai “berkah” inilah manjadi ruh dari seluruh aktivitas social entrepreneurship, karena dalam aktivitas ini bukan lagi

  11

  sekedar profit oriented (mengejar keuntungan), namun juga social oriented (mengedepankan sosial) dan religious spiritual oriented.

  (mengutamakan nilai-nilai agama) Karakteristik kewirausahaan sosial menurut bebarapa peneliti adalah sebagai berikut: (a) Adanya aktivitas produksi barang/jasa; (b)

  Memiliki nilai sosial; (c) Menjaga jaringan informasi atau komunikasi.

  Filipe M. Santos menggambarkan tentang pendekatan kewirausahaan sosial dalam sebuah jurnal dengan judul A Positive Theory

  of Social Entrepreneurship bahwa tujuan utama dan pendekatan

  kewirausahaan sosial adalah (a) untuk mencari solusi berkelanjutan dari pada keuntungan yang berkelanjutan dan (b) untuk mengembangkan solusi

  16 yang dibangun diatas logika pemberdayaan dari pada logika kontrol.

E. Metode Penelitian

  Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Sesuai dengan obyeknya penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) adapun yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah:

  Setting penelitian kualitatif ini sangat berkaitan dengan field work artinya peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting) tempat, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dlam latar alamiahnya. Penelitian ini mengambil lokasi di Pondok Pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang tahun 2017. 16 Nicola M.Pless, Social Entrepreneurship in Theory and Practice—An Introduction, Journal of Business Ethics , Volume 111, Issue 3. (2012), 317–320.

  12

  Subyek penelitian dalam penelitian ini meliputi pengasuh pondok pesantren Darusalam, para ustadz, santri, komunitas usaha di sekitar pondok pesantren, dan masyarakat seekitar pondok pesantren.

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi partisipatif, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya.

  Jenis dan Sumber Data (a) Jenis data, pada pendekatan penelitian kualitatif deskriptif berjenis analisis kegiatan pengembangan kewirausahaan sosial di pondok pesantren Darussalam putri Watucongol Muntilan Magelang; (b) Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder yang akan diuraikan sebagai berikut: 1) Sumber data primer, yaitu sumber data mengenai proses transformasi sistem pendidikan pondok pesantren Darussalam dan dampak transformasinya. Data tersebut bersumber dari pengasuh (kyai), ustadz, santri, dan komunitas usaha disekitar pesantren; 2) Sumber data sekunder yaitu dari beberapa dokumen pelengkap dan pendukung data primer, yaitu berupa dokumen serta wawancara dengan masyarakat sekitar pesantren

  Teknik analisis data, menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengatakan bahwa analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan aktivitasnya dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, yaitu : reduksi data, penyajian data,

  13

  

17

  penarikan kesimpulan dan verivikasi. Dalam analisis ini peneliti melakukan analisis data kualitatif bersifat induktif analitik, yang menekankan pada pemaknaan kekhususan suatu kasus, bukan keumumannya (nomotetik). Analitik induktif merupakan upaya untuk menganalisis data dengan berpijak kepada logika positivisme dan fenomenology.

F. Sistematika Pembahasan

  Bab pertama pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, Signifikansi penelitian, kajian pustaka/kajian penelitian sebelumnya, kerangka teoritis, metodologi penelitian dan sistematikan pembahasan..

  Bab kedua akar sejarah dan potret pesantren Darussalam, yang berisi tentang sejarah pesantren,letak geografis, kepengurusan pondok pesantren serta dinamika perkembangan pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol.

  Bab ketiga cikal bakal dan implementasi pengembangan kewirausahaan sosial di ponpes Daarussalam, yang menyajikan serta menganalisis data tentang proses transformasi sistem pendidikan pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang dalam mengembangkan kewirausahaan sosial.

  Bab keempat kewirausahaan sosial solusi ekonomi umat, yang berisi tentang dampak transformasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan sosial,

  Bab kelima adalah penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian akhir adalah daftar pustaka dan lampiran.

17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&I, Ganesa, Bandung: 2006,336.

BAB II AKAR SEJARAH DAN POTRET PESANTREN DARUSSALAM A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darussalam Watucongol Muntilan Magelang Pondok Pesantren Darussalam merupakan pesantren yang tertua di Muntilan, Magelang, yang didirikan pada masa Pangeran Diponegoro oleh

  kakek Simbah Kyai H. Dalhar Nahrowi yakni Kyai Abdurrauf bin Raden

18 Bagus Kemuning Hasan Tuqo . Pada waktu itu belum berbentuk pondok

  pesantren yang formal atau berbentuk lembaga pendidikan tetapi hanya sebatas majlis taklim dan pengajian-pengajian rutin, karena tekanan penjajah belanda pada waktu itu yang melarang berdirinya lembaga pendidikan selain lembaga pendidikan milik Belanda. KH. Dalhar Nahrowi (mbah Dalhar) begitu panggilan akrabnya di masyarakat Magelang, adalah mursyid tarekat

  Sadziliyah dan dikenal sebagai seorang yang wara’ dan menjadi suri teladan di

  masyarakat sekitarnya. KH. Dalhar, Watucongol, Magelang dikenal sebagai salah satu guru para ulama. Kharisma, akhlak, dan ketinggian ilmunya menjadikan rujukan banyak umat Islam untuk belajar dan mendalami ilmu agama. Simbah kyai H. Dalhar adalah sosok yang disegani sekaligus panutan umat Islam, terutama di Jawa Tengah. Salah satu mursyid tarekat ini dikenal

  19 juga banyak menciptakan ulama dan santri yang mumpuni. 18 Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq, pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 09.45 WIB. 19 Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq, pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 09.45 WIB.

  15

  KH. Dalhar lahir dalam lingkungan keluarga santri yang taat. Sang ayah yang bernama kyai Abdurrahman bin kyai Abdurrauf bin kyai Hasan Tuqo.

  Adapun nasab kyai Hasan Tuqo sendiri sampai kepada Sunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III. Oleh karenanya sebagai keturunan raja, kyai Hasan Tuqo

  20

  juga mempunyai nama lain yaitu Raden Bagus Kemuning. Pada masa asuhan kyai Abdurrahman bapak KH. Dalhar pesantren ini sempat pindah ke

21 Tempur, tetapi menjelang kyai Abdurrahman wafat pesantren ini dipindah

  kembali ke Watucongol. Setelah kyai Abdurrahman berpulang, kepemimpinan pesantren beralih ke KH. Dalhar. Sepeninggal kyai Dalhar, pesantren pun dipimpin oleh KH. Ahmad Abdul Haq (mbah Mad Watucongol). Pada tahun 2010 KH. Ahmad Abdul Haq berpulang kemudian kepemimpinan pondok pesantren ini diasuh oleh tiga putra KH. Ahmad Abdul Haq. Salah satunya adalah KH. Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul haq yang khusus mengasuh

  22 pesantren Darussalam putri.

  

B. Kondisi Geografis Pondok Pesantren Darussalam Putri Watucongol

Muntilan Magelang

  Watucongol, Gunungpring merupakan daerah yang sangat strategis, dan sangat nyaman untuk sebuah pondok pesantren, Cuacanya yang sejuk dikarenakan secara geografis ketinggian tanah di Watucongol adalah 350 Mdpl dan termasuk curah hujan yang kategorinya adalah sedang. Begitu pula jarak 20 Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul Hidayat

  Ahmad Abdul Haq, pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 09.45 WIB 21 Tempur : Sebuah dusun yang letaknya tidak jauh dari dusun Watucongol, masih satu kecamatan Muntilan Magelang (informasi dari KH.Agus Nurul Hidayat). 22 Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq, pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 09.45 WIB

  16

  dengan pusat kecamatan hanya sekitar 1,5 km. sehingga hanya membutuhkan 5 menit perjalan bermotor. Sedangkan ke pusat kabupaten juga cuma 10 km.

  Daerah agraris dan sumber mata air yang asli dari pegunungan yang dapat menambah kesejukan daerah Watucongol ini, sehingga daerah ini sangat cocok untuk pertanian, peternakan dan perikanan.

C. Kepengurusan Pondok Pesantren

  Ponpes Darussalam Watucongol, Muntilan, Magelang merupakan lembaga yang tetap eksis keberadaanya dari sejak berdiri sampai sekarang, dinamika administrasi kelembagaan yang menuntut lembaga ini harus terkelola dengan baik, maka profil pondok pesantren tidak banyak mengalami perubahan diataranya terkait dengan nama pondok pesantren yaitu Pondok Pesantren

  23 Putra Putri Darussalam Watucongol. Yang beralamat di jalan KH.Dalhar, Santren, Gunungpring, Muntilan, Magelang.

  Layaknya pondok pesantren salaf yang berdiri sejak Indonesia belum merdeka, maka secara kelembagaan ponpes ini belum memiliki badan hukum.

  Barulah sekarang ponpes ini memiliki badan hukum yang ini merupakan tuntutan sebuah lembaga pendidikan. Sehingga baru tahun 2012 ponpes ini didaftarkan ke notaris Fauzi Raharjo, SH. dengan nomor akta 11/19 November 2012.

  Sejak meninggalnya KH.Ahmad Abdul Haq ponpes ini di asuh oleh ketiga putranya. Khusus pondok putri diasuh oleh KH.Agus Nurul Hidayat dan dibantu dengan kepengurusan Pondok Pesantren Darussalam Putri 23 Dokumen Profile di Pondok Pesantren Darussalam

  17

  Watucongol. Dalam kepengurusan, selayaknya pondok pesantren salaf yang

  ;

  terdapat pengurus harian (lurah pondok) yaitu sebagai berikut Ketua Thoyib sekretaris; Slamet Nasirudin dan bendahara adalah Muh. Chasib dan dibantu

  24

  dua seksi, seksi pendidikan M.Misbach dan seksi perlengkapan Triyono

D. Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam Putri Watucongol.

  Sejak pondok pesantren di rintis oleh kyai Abdurrouf kemudian diteruskan dzuriyah (keturunan) nya Kyai Abdurrahman, KH.Dalhar, KH.

  Ahmad Abdul Haq, dan sekarang oleh KH. Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq, pesantren ini mengalami perkembangan yang signifikan dari masa ke masa dan dinamikanya sangat luar biasa. Berdiri sejak zaman penjajahan dan masa-masa perjuangan kemerdekaan, kemudian pada awal-awal kemerdekaan serta pada masa orde lama, orde baru sampai sekarang era reformasi tentunya ini sangat berpengaruh pada eksistensi dari pondok pesantren Darussalam ini.

  Ketokohan kyai-kyai ponpes Darussalam ini juga yang berperan sangat besar dalam eksistensi pondok pesantren. Sudah tidak menjadi rahasia umum lagi bahwa KH. Ahmad Abdul Haq (mbah Mad) ini menjadi guru spiritualnya para pemimpin negeri ini contohnya, Megawati, Susilo Bambang Yudoyono, M.Yusuf Kalla dan juga masih banyak lagi tokoh–tokoh besar yang sering berkunjung ke ponpes ini untuk bersilaturahim atau berkonsultasi kepada kyai-kyai yang menjadi pengasuh di ponpes ini. Meskipun ponpes ini sering dikunjungi para pejabat negeri ini, bukan berarti kemudian dimanfaatkan 24 Dokumen Akta Notaris Fauzi Raharjo, SH. nomor 11, Tanggal 19 November 2012.

  18

  oleh para pengasuh untuk mengambil keuntungan secara materi, baik itu digunakan untuk pembangunan infrastruktur maupun sarpras yang lain.