SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMAL FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

  

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK

PESANTREN TARBIYATUL ISLAMAL FALAH SALATIGA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh:

RIYANA

NIM III II 023

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA

2015

MOTO DAN PERSEMBAHAN

  MOTO

  )دمحا هاور( ا قلخ مهنسحا اناميا نينمؤملا لمكا Artinya: “Orang Mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi pekertinya”. (HR. Ahmad)

  PERSEMBAHAN Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT

  Penulis persembahkan skripsi ini, teruntuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Romdloni dan Ibu Sunarti atas segala do’a, restu dan pengorbanannya yang tak putus sampai akhir masa, serta yang tercinta Mas Syafi’i yang telah memberikan motivasidan semangat saat mulai rapuh dengan secercah seyum dan lantunan do’a, dan dukungan dari teman-teman seperjuanganku di Pondok Pesantren Al

  Falah, IAIN Salatiga serta teman-teman PAI A terima kasih atas persahabatannya yang sangat berharga.

KEMENTRIAN AGAMA

  Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www. iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah penulis lantunkan dalam lisan dan hati atas segala ni’mat dzohir dan bathin yang telah Allah berikan. Shalawat serta salam penulis penulis sanjungkan kepada manusia sempurna dan penyempurna segala kejahiliyahan Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam membentuk kepribadian Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga Tahun 2015” dapat terselesaikan.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak berbagai pihak yang turut serta membantu kelancaran proses pembuatan skripsi, baik secara material, maupun spiritual.

  Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Ketua Jurusan Program Studi PAI 4.

  Drs. Abdul Syukur, M.Si. Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. M. Farid Abdullah, S.Pdi., M. Hum. Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.

  6. Seluruh Dosen IAIN Salatiga dan para stafnya yang telah memberikan ilmu dan bantuannya bagi penulis, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  7. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Ibu Hj. Nyai Latifah dan almaghfurlah Bapak KH. M. Zoemri RWS beserta keluarga yang telah membina, mendidik, selama menuntut ilmu di pesantren dan telah memberikan izin untuk penelitian.

  8. Seluruh asatidz/asatidzah PPTI Al Falah, yang telah memberikan ilmunya.

  Bapakku Romdloni dan Ibuku tercinta Sunarti, yang telah berkorban dalam segala hal demi kebahagiaan putra putrinya serta terima kasih atas ridho, do’a, dan kasih sayangnya sehingga anakmu bisa menyelesaikan studi S1.

  10. Adik-adikku tercinta Isnaini dan Muhammad Mustofa, terima kasih atas canda tawa kalian dan motivasinya.

  11. Yang tersayang Mas Syafi’i, yang telah membangkitkan semangat penulis ketika lelah dengan lantunan do’a dan cinta yang tulus.

  12. Sahabat-sahabatku di Al Falah terima kasih atas segala pengalaman hidup kalian, penulis belajar memahami kehidupan ini dari kalian.

  13. Kekasih hatiku mbak astri, mbak chusna, mbak umi, mbk evi, dek uzie, dek hajar, mbak shopi, mbak fitroh, dek Laela, dek ida, dek nur, dan teman- teman Al Falah Graduate “11” serta mas-mas kantor C19.

  14. Teman-temanku seluruh PAI angkatan 2011 khususnya PAI A.

  15. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

  Salatiga, 08 Januari 2016 Penulis

  

ABSTRAK

Riyana. 2015. 11111023. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren dalam Membentuk

Kepribadian Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga Tahun 2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si Kata Kunci: Sistem Pendidikan, Pondok Pesantren, Kepribadian.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sistem pendidikan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah. (2) upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah. (3) faktor pendukung sistem pendidikan ponpes dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.

  (4) faktor penghambat sistem pendidikan ponpes dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menitik beratkan pada data kualitatif yaitu data hasil wawancara, observasi, dokumentasi. Sampel penelitian diambil dari santri putra-putri Al Falah.Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertannyaan yang terangkum dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara menggunakan triangulasi yang ditujukan kepada pengasuh, pengurus dan santri. Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data mengenai hal-hal yang berupa transkrip, catatan, buku, dan lain sebagainya dan melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara atau observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa:

  Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa sistem pendidikan pondok pesantren Al Falah meliputi manajemen, tujuan, kurikulum, dan proses belajar mengajar. Upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri yaitu pendekatan personal, pembiasaan yang baik, penerapan kedisiplinan, keteladanan, penanaman kesadaran pada diri santri, pendidikan yang meng utamakan Akhlaqul’karimah, pemberian sanksi. Faktor pendukung sistem pendidikan ponpes yaitu pengasuh yang bijaksana, dewan asatidz asatidzah yang berkompetensi, pengurus yang tegas, peraturan yang konsisten, lingkungan pondok yang nyaman, sarana prasarana yang memadai.Sedangkan faktor penghambat sistem pendidikan yaitu kurangnya kesadaran santri, santri belum bisa mengatur waktu sebaik mungkin, muncul rasa malas pada diri santri, teknologi yang disalahgunakan, hubungan keluarga yang kurang harmonis.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................................iii PENGESAHAN KELULUSAN............................................................................................iv DEKLARASI..........................................................................................................................v KATA PENGANTAR............................................................................................................vii ABSTRAK..............................................................................................................................viii DAFTAR ISI..........................................................................................................................ix DAFTAR TABEL...................................................................................................................x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1 B. Fokus Penelitian.....................................................................................................4 C. Tujuan Penelitian....................................................................................................4 D. Kegunaan Penelitian ..............................................................................................5 E. Penegasan Istilah....................................................................................................6 F. Metode Penelitian...................................................................................................7 G. Sistematika Penulisan.............................................................................................14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendidikan.................................................................................................17 1. Pengertian Sistem Pendidikan............................................................................17 2. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren.................................................................18 B. Pondok Pesantren...................................................................................................26 1. Definisi Pondok Pesantren..................................................................................26

  2. Unsur-unsur Pondok Pesantren...........................................................................27 C. Kepribadian Santri..................................................................................................28 1.

  Definisi Kepribadian.........................................................................................28 2. Perubahan Kepribadian.....................................................................................29 3. Karakteristik Kepribadian.................................................................................30 4. Aspek-aspek Kepribadian.................................................................................32 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Santri...................................33

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data..........................................................................................................43 1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren...................................................................43 2. Letak Geografis Pondok Pesantren...................................................................44 3. Dasar dan Tujuan..............................................................................................44 4. Visi dan Misi....................................................................................................46 5. Keadaan Asatidz/Asatidzah.............................................................................47 6. Tata Tertib........................................................................................................48 7. Sarana Prasarana...............................................................................................48 8. Mekanisme Pengelolaan Pesantren..................................................................50 9. Latar Belakang Keberadaan Santri...................................................................53 10. Kelembagaan...................................................................................................55 11. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren............................................................58 B. Temuan Penelitian..................................................................................................61 BAB IV PEMBAHASAN A. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al Falah......................................................72 B. Upaya yang Dilakukan dalam Membentuk Kepribadian Santri PPTI Al Falah......75

  C. Faktor-faktor yangMendukung Sistem Pendidikan Pondok Pesantren dalam Membentuk Kepribadian Santri PPTI Al Falah....................................................81

  D. Faktor-faktor yang Menghambat Sistem Pendidikan Pondok Pesantren dalam Membentuk Kepribadian Santri PPTI Al Falah..................................................83

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...........................................................................................................86 Saran.....................................................................................................................87 C. Kalimat Penutup...................................................................................................88

  DAFTAR TABEL

  I. TABEL NAMA PENGAJAR PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL FALAH...........................................................................................................47

  II. TABEL STRUKTUR ORGANISASI KEPENGURUSAN MASA KHIDMAT 2015/2016 PPTI AL FALAH SALATIGA...........................................................51 TARBIYATUL ISLAM AL FALAH SALATIGA...............................................54

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang religius Islami dan merupakan

  salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pada awal didirikannya, pesantren tidak semata-mata ditujukan untuk memperkaya pikiran santri (murid) tetapi meningkatkan moral (akhlaq), memotivasi, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan tingkah laku dan bermoral serta mempersiapkan para santri untuk hidupsederhana dan bersih hati. Menurut Dhofier

  (1994:50), “tujuan utama pengajaran ialah untuk mendidik calon- calon ulama”.

  Pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan yang tumbuh berkembang di tengah-tengah masyarakat sekaligus memadukan tiga hasil pendidikan yang amat penting yaitu: Ibadah untuk menanamkan Iman, tabligh untuk penyebaran ilmu dan amal untuk mewujudkan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari (Shaleh, 1978:8).

  Pondok pesantren memiliki karakteristik unik dari lembaga-lembaga pendidikan lainnya, dan karakter ini tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain selain pesantren. Salah satu keunikan yang dimiliki pesantren adalah dalam sistem pembelajaranya yang masih tetap mempertahankan sistem pendidikan tradisional

  (salaf). Walaupun keberadaan pesantren pada saat ini telah mengalami perubahan.

  Namun sistem pendidikan tidak serta merta dihapuskan, paling tidak ditambah.

  1 Penyelenggaraan sistem pendidikan dan pengajaran ini berbeda-beda antara pondok pesantren satu dengan pondok pesantren lainya, dalam arti tidak ada keseragaman sistem dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaranya. Pada sebagian pondok, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajarannya makin lama semakin berubah karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren itu sendiri dan sebagian pondok lagi tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.

  Realita di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah. Mayoritas, para santri sambil belajar di pendidikan umum. Sehingga sistem pembelajaran antara di pondok santri juga berbeda-beda, karena tidak semua santri yang masuk itu sudah pernah belajar dari pondok lain (pindahan). Karena secara tidak langsung santri yang sudah pernah belajar di pondok lain, kemungkinan besar sudah menguasai ilmu kitab kuning daripada santri yang belum pernah belajar di pondok sama sekali, akan tetapi itupun tidak menjamin.

  Betapa pentingnya peran pondok pesantren dalam menentukan keberhasilan di masyarakat, maka dalam menjalankan tugasnya setiap pesantren harus memperhatikan sistem pendidikan bagi anak didik, karena sistem pendidikan akan mempengaruhi proses pembelajaran anak didik, baik dari segi fisik maupun emosional.

  Kepribadian juga merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ia akan ikut menentukan sukses tidaknya seseorang. Kepribadian merupakan faktor yang sangat penting dalam kejiwaan dan berada pada tataran rohani namun wujudnya dapat terlihat pada tingkah laku dan sikap seeorang. Berbeda dengan buku-buku yang membahas tentang kepribadian, buku Yusuf dan Nurihsan (2007) menguraikan tentang beberapa ilmuwan yang menerangkan tentang teori kepribadian tersebut yaitu Sigmund Freudyang menyatakan bahwa pengalaman masa kecil sangat menentukan atau berpengaruh terhadap kepribadian masa dewasa. Sedangkan Maslowberpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh. Jadi seseorang yang mampu mengaktualisasikan dirinya tidak termotivasi untuk mengejar sesuatu yang khusus maka dia akan berusaha untuk mengembangkan potensinya secara maksimal.

  Tradisi pesantren merupakan kerangka sistem pendidikan Islam tradisional Pesantren adalah menyiapkan santri untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan perubahan dan tantangan maka watak pendidikan harus dinamik. Disamping itu mengingat bahwa pondok pesantren selalu berada di tengah-tengah lingkungan sosio-kultural yang terus berubah dan berkembang dengan berbagai macam tuntunan, maka pondok pesantren harus relevan dengan realitas lingkungan dan tingkat kebutuhan yang dihadapi (Dhofier, 1983:16).

  Pendidikan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah ini tidak khusus untuk santri yang belajar kitab kuning tetapi ada juga pelajar setingkat SD, SMP, dan SMA. Oleh karena itu pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah sesuai dengan kelas masing-masing atau berdasarkan kemampuan peserta didik, di sela-sela waktu selain belajar di kelas masing-masing, para santri juga diajarkan untuk membaca Al- qur’an (binnadzor) ada juga yang tahfidzul Qur’an dan kegiatan lainnya seperti khitobah, qiro‟ah, rebana, mujahadah, diba‟iyah, sholat jenazah. Semua kegiatan yang ada di pondok tersebut untuk bisa mencapai keberhasilan para santri belajar.

  Harapannya adalah dengan menggunakan sistem pendidikan yang baik dapat mencetak kader-kader yang berkepribadian baik pula dan bermanfaat baik bagi masyarakat maupun bagi para santri sendiri.

  Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam tentang sistem pendidikan di pondok pesantren dengan judul

  “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren dalam Membentuk Kepribadian Santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga Tahun 2015”. Fokus Penelitian

  Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem pendidikan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah? 2.

  Bagaimana upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah? 3. Apa faktor pendukung sistem pendidikan pondok pesantren dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah?

  4. Apa faktor penghambat sistem pendidikan pondok pesantren dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.

  2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.

  3. Untuk mengetahui faktor pendukung sistem pendidikan ponpes dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.

  4. Untuk mengetahui faktor penghambat sistem pendidikan ponpes dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah .

D. Kegunaan Penelitian

  Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi semua kalangan pendidik di lembaga sekolah pada umumnya dan khususnya bagi dewan asatidz Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah. Adapun berbagai manfaat yang diharapkan antara lain sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis a.

  Penelitian ini diharapkan menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan berupa hasil penelitian ilmiah sebagai bahan kajian dunia pendidikan Islam.

  b.

  Memberikan sumbangan pemikiran sebagai solusi atas masalah yang dihadapi lembaga pendidikan Islam khususnya pondok pesantren.

  c.

  Dapat menambah khasanah temuan penelitian khususnya pada fakultas tarbiyah tentang sistem pendidikan pondok pesantren dalam membentuk kepribadian santri.

  2. Manfaat Praktis a.

   Dengan adanya penelitian ini diharapkan dari pihak pengasuh, dewan asatidz,

  dan pengurus lebih memperhatikan santri Al Falah dalam bertingkah laku dan bertutur kata.

  b.

  Penelitian ini diharapkan hasilnya dapat menjadi motivasi bagi kita semuakhususnya santri Pondok Pesantren Al Falah untuk meningkatkan dan memperbaiki akhlaq kita masing-masing.

  c.

   Penelitian ini diharapkan hasilnya dapat menjadikan masukan bagi pengasuh,

  dewan asatidz dan pengurus agar lebih memperhatikan akan pentingnya sistem pendidikan pondok pesantren dalam membentuk kepribadian santri.

E. Penegasan Istilah

  Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap judul skripsi yang penulis bahas, maka akan penulis sampaikan batasan-batasan istilah yang terdapat pada judul, yaitu: 1.

   Sistem Pendidikan

  Menurut Nasir, (2005:28) “Sistem merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan”.

  Menurut Islamuddin, (2012:3-4) dalam bahasa inggris pendidikan adalah

  education dan kata education berasal dari kata educate berarti memberi

  peningkatan, dan mengembangkan. Jadi pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui usaha pengajaran dan pelatihan.

  Menurut Nasir, (2005:28) yang dimaksud dengan “sistem pendidikan yaitu suatu keseluruhan dari unsur-unsur pendidikan yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain serta saling mempengaruhi, dalam satu kesatuan ”.

  Jadi yang dimaksud sistem pendidikan disini berarti cara atau strategi yang akan dipakai untuk melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan.

  2. Pondok Pesantren

  Menurut Steenbrink, (1986:22) “Pondok berasal dari bahasa Arab funduk yang berarti pesanggrahan atau penginapan orang yang berpergian”.

  Pondok merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan “kyai”. Sedangkan pesantren barasal dari kata santri, dengan awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal para santri (Dhofier, 1994:18).

  Sedangkan yang dimaksud peneliti disini yaitu pondok pesantren Al Falah yang mempunyai sistem pendidikan tersendiri dalam menghantarkan peserta didik khususnya untuk belajar membaca kitab kuning dengan baik dan benar, serta mengetahui isi kandungannya. Semua santri mendapatkan peraturan dan perhatian yang lebih baik dari pengurus maupun pengasuh, karena pengasuh (kyai) tinggal bersama-sama di asrama dengan santri.

  3. Kepribadian Dalam studi keislaman, Kepribadian disebut dengan syakhshiyah.

  Syakhshiyah berasal dari kata syakhshun yang berarti pribadi. Kata ini kemudian

  diberi ya’ nisbat sehingga menjadi kata benda buatan syakhshiyat yang berarti kepribadian (Yusuf dan Nurihsan, 2007: 212) Abdul Mujib (1999:133) menjelaskan bahwa

  “kepribadian adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku ”.

F. Metode Penelitian

  Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan analisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan sebagai berikut:

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. .... (Moleong, 1989:6).

  Metode penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang melibatkan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status atau kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian (Sumanto, 2014:179).

  Sedangkan tujuan dari penelitian deskriptif ialah untuk mengetahui gambaran tentang situasi secara rinci dan akurat mengenai sistem pendidikan pondok pesantren, upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan tersebut.

  2. Kehadiran Peneliti

  Kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan untuk mempertegas peran peneliti sebagai instrumen aktif dalam rangka mengumpulkan data-data yang ada dilapangan.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, Dukuh, Sidomukti, Salatiga.Alasan penulis memilih lokasi tersebut karena merupakan salahsatu pondok pesantren salafi dan mayoritas santrinya berpendidikan formal.

4. Sumber Data

  Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari sumber, diantaranya:

  a. Sumber Data Primer

  Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan langsung dari tangan pertama, yaitu kata-kata dan tindakan subyek serta gambaran dan pemahan dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. Data tersebut diperoleh langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah bapak pengasuh dan ustad-ustadzah.

  Peneliti menggunakan data ini untuk memperoleh langsung data tentang sistem pendidikan pondok pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, data tentang upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri, dan data tentang faktor pendukung dan faktor penghambat realisasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam membentuk kepribadian santri.

  b. Sumber Data Sekunder

  Sumber data sekunder adalah data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah perwakilan santri sebagai objek dari sistem pendidikan pondok pesantren, dan dokumen-dokumen yang memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara sebelumnya.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh data yang akurat serta memperhatikan relevansi data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data menggunakan beberapa teknik yaitu: a.

   Metode Observasi atau Pengamatan

  Menurut Arikunto, (2010:199) “Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan selu ruh alat indra”.

  Metode ini digunakan untuk mendapatkan data keadaan lokasi penelitian, keadaan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah sehingga dapat diperoleh deskripsi umum mengenai keadaan lembaga pendidikan tersebut dan sistem pendidikan-nya.

b. Metode Interview atau wawancara

  Menurut Arikunto, (2010:198) Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

  Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara mendalam dan pengamatan. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi berkenaan dengan pandangan latar belakang pendidikan. Wawancara dilakukan dalam bentuk percakapan informal dengan menggunakan lembaran wawancara yang berisi tentang gambaran umum sistem pendidikan pondok pesantren, upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri, faktor pendukung dan penghambat sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian santri.

   Metode Dokumentasi

  Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran sistem pendidikan yang diterapkan dan proses belajar mengajar berlangsung.

  Menurut Arikunto, metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Dokumentasi yang penulis gunakan adalah rekaman hasil wawancara. Rekaman wawancara digunakanuntuk menelaah lebih detail informasi-informasi yang disampaikan.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 1989:248)

  Maka dalam hal ini penulis menggunakan analisis data kualitatif, dimana data dianalisa dengan metode deskriptif analisis nonstatistik yang meliputi cara berfikir induktif yaitu penulis berangkat dari pengetahuan yang bersifat khusus untuk menilai suatu kejadian umum.

7. Pengecekan keabsahan Data

  Menurut Moleong, (1989:324) untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan

  (credibility),

  keteralihan

  (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

  Sedangkan yang berkaitan dengan penelitian ini hanya menggunakan tiga unsur, yaitu:

  a. Kepercayaan(credibility) Kredibilitas dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil

  dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa teknik untuk mencapai

  kreadibilitas ini antara lain: sumber, pengecekan anggota, perpanjangan

  kehadiran peneliti di lapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi.

  b. Kebergantungan (dependability)

  Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dependability oleh dosen pembimbing.

  c.

   Kepastian (confirmability)

  Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

8. Tahap-tahap Penelitian

  Pelaksanaan penelitian ada 4 tahap yaitu tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut: a.

   Tahap Pra Lapangan

  Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma, dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian dan penyusunan usulan penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

  Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan sistem pendidikan Pondok Pesantren Al Falah, upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat sistem pendidikan di pondok pesantren dalam membentuk kepribadian santri di Ponpes Al Falah Salatiga.

  Data tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  c. Tahap Analisis Data

  Tahap analisis data meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi, maupun wawancara mendalam dengan pengasuh, ustadz, dan santri. Kemudian dilakukan penafsiran data yang sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti. Selanjutnya pengecekan keabsahan dengan mengecek sumber data yang diperoleh dan metode perolehan data yang benar-benar valid. Data yang valid adalah dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

  d. Tahap Penulisan Laporan

  Tahap ini meliputi: kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu dilakukan konsultasi hasil penelitin dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistem penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi. Secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Bagian Awal

  Bagian awal meliputi: Sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan,kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

  2. Bagian Inti

  BAB I : PENDAHULUAN Meliputi: latar belakang masalah, fokus Penelitian, tujuan penelitian, kegunaanPenelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Meliputi: a. Sistem Pendidikan, yang membahas tentang Definisi Sistem Pendidikan,Sistem Pendidikan Pondok Pesantren. b.Pondok Pesantren, yang membahas tentang Definisi Pondok Pesatren, Unsur-unsur Pondok Pesantren. c. Kepribadian Santri, yang mebahas tentang Definisi Kepribadian Santri, Perubahan Kepribadian, Karakteristik Kepribadian, Aspek-aspek Kepribadian, faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian Santri. BAB III :PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Meliputi: merupakan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum lokasi dan subjek penelitian serta penyajian data hasil penelitian. BAB IV : PEMBAHASAN Meliputi: Penganalisisan data yang diperoleh mengenai: Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, Upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, serta menganalisis faktor-faktor yang mendukung dan menghambatnya.

  Bab V : PENUTUP Meliputi: Kesimpulan, saran dan kalimat penutup.

3. Bagian Akhir

  Bagian akhir meliputi: daftar pustaka, daftar riwayat hidup penulis, dan lampiran- lampiran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendidikan 1. Pengertian Sistem Pendidikan

  “Sistem adalah kumpulan berbagai komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan dengan tujuan yang jelas” (Nasir, 2005:27).

  Sedangkan pendidikan menurut pandangan Islam adalah tindakan yang sadar tujuan untuk memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya insani) menuju kesempurnaan insani (insan kamil).

  Menurut Achmadi, (1987:5) Pendidikan adalah proses kegiatan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, seirama dengan perkembangan anak. Seperti firman Allah dalam Q.S Al-Insyqoq ayat 19 :

  

  Artinya: “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)”.

  Menurut Nasir, (2005:28) “Sistem pendidikan merupakan suatu keseluruhan dari unsur-unsur pendidikan yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi, dalam satu kesatuan ”.

  Sehingga sistem yang dimaksudkan disini yaitu memadukan berbagai

  21 macam bahan seperti santri, kurikulum, sarana prasarana, dan sebagainya untuk mencapai sesuatu yang berharga atau bernilai. Pengertian ini berkaitan dengan sistem pendidikan pondok pesantren, dimana para pengasuh pesantren memandang bahwa belajar mengajar merupakan kesatupaduan atau lebur dalam totalitas kegiatan hidup sehari-hari. Bagi warga pesantren, belajar di pesantren tidak mengenal perhitungan waktu, kapan harus mulai dan harus selesai, dan terget apa yang harus dicapai.

2. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

   Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren

  Menurut Halim dkk, (2005:70-72) secara etimologi, manajemen berasal dari kata manage atau manus (latin) yang berarti memimpin, menangani, mengatur atau membimbing.

  Berkaitan dengan hal tersebut, di dalam buku Halim dkk, (2005:70-72) seorang ilmuwan yaitu George R Terry, (1972) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan manajemen yaitu sebuah proses khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan; perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan. Ini semua dilakukan untuk menentukan atau mencapai sasaran- sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan SDM, dan juga sumber daya lainnya.

  Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa manajemen adalah

  applied science (ilmu aplikatif), dimana jika dijabarkan menjadi sebuah proses

  tindakan meliputi beberapa hal:

  1) Perencanaan(Planning)

  Fungsi perencanaan mencakup penetapan tujuan, standart, penentuan aturan prosedur, pembuatan recana serta ramalan (prediksi) apa yang diperkirakan terjadi. 2)

  Pengorganisasian (Organizing)

  Fungsi pengorganisasian ini meliputi: pemberian tugas yang terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian, mendelagasikan, atau menetapkan jalur wewenang/tanggung jawab dan sistem komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap bawahan dalam suatu tim kerja yang solid dan terorganisir. 3)

  Penggerakan (Actuating) dapat menggerakkan kelompok secara efisien dan efektif ke arah pencapaian tujuan. Dalam menggerakkan kelompok ini pimpinan menggunakan berbagai sarana meliputi: komunikasi, kepemimpinan, perundingan-perundingan, pemberian instruksi, dan lain-lain. Dengan

  actuating ini, pimpinan berusaha menjadikan organisasi bergerak dan berjalan secara aktif dan dinamis.

  4) Pengawasan (Controlling)

  Fungsi ini bisa juga disebut dengan pengendalian/evaluasi.Ketika organisasi telah bergerak dan berjalan, pimpinan harus selalu mengadakan pengawasan atau pengendalian agar gerakan atau jalannya organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik mengenai arahnya maupun caranya.

  Melalui empat tahapan itulah manajemen dapat bergerak, tentunya hal itu juga bergantung tingkat kepemimpinan seorang manajer. Artinnya adalah proses manajerial sebuah organisasi akan bergerak apabila para manajernya mengerti dan paham secara benar akan apa yang dilakukannya

  .

  (prinsip POAC)

  Satu hal yang harus diperhatikan seorang manajer adalah penetapan tujuan. Tujuan hakikatnya merupakan pedoman dan landasan bagi segenap tindakan dalam proses manajerial. Sebagai faktor yang penting, paling tidak perumusan tujuan manajerial akan memiliki fungsi: a)

  Menjadi dasar bagi penentuan sasaran, strategi, kebijakan, dan langkaah-langkah operasional organisasi (pesantren) Untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi pelaksana

  c) Untuk dijadikan standar evaluasi/pengawasan terhadap pelaksanaan rencana organisasi.

  Dengan demikian, tujuan yang hendak dirumuskan haruslah memenuhi sifat-sifat: jelas dan tegas,spesifik dan diupayakan terukur, realistis dan ekonomis.

b. Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren

  Menurut Ajaran Islam, semua yang ada diciptakan oleh Allah SWT, dengan sengaja dan penuh makna atau tujuan. Tidak satupun dari yang ada ini diciptakan dengan sia-sia atau tanpa tujuan. Manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya, yaitu mengabdi kepada-Nya dengan jalan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

  Secara umum, tujuan pesantren adalah membina kepribadian santri agar menjadi seorang muslim, mengamalkan ajaran-ajaran Islam serta menanamkan rasa keagamaan pada semua segi kehidupannya dan menjadikan santri sebagai manusia yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara. (Haryanto, 2012:47)

  Sedangkan tujuan pendidikan pesantren menurut Dhofier, (1983:21) bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan dunia, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan.

  Jadi tujuan pendidikan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan penjelasan-penjelasan, tetapi untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, murid diajarkan agar menerima etik agama di atas etik-etik yang lain.

  Salah satu cita-cita pendidikan pesantren yaitu latihan untuk dapat berdiri sendiri dan membina diri agar tidak menggantungkan sesuatu kepada orang lain kecuali kepada Tuhan.

  Menurut Manfred & Karcher, (1988:276) dalam sebuah buku terjemahannya ada seorang tokoh yang bernama Mastuhu berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan perilaku membangun, yaitu perilaku maju, modern, produktif, efektif dan efisien; tetapi juga mengembangkan perilaku yang arif bijaksana, yaitu perilaku yang mampu memehami makna kehidupan dan menyadari peranan dirinya di tengah kehidupan bersama untuk membangun masyarakatnya, sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan.

  Perilaku manusia dalam kehidupan bersama ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1)

  Perilaku Idealis, yaitu perilaku yang berpegang pada nilai-nilai luhur yang diidealkan dan seharusnya menjadi kenyataan dalam kehidupan bersama menurut kepercayaan yang diyakini atau menurut ajaran agama yang dipeluknya.

  2) Perilaku normatif, yaitu perilaku yang mengutamakan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dengan norma-norma atau tradisi masyarakat.

  3) Perilaku realistis, yaitu perilaku yang sesuai dengan kenyataan hidup sehari-hari. Perilaku ini mengutamakan kemampuan mengatasi masalah kahidupan yang nyata secara efektif, efisien, dan produktif. adalah untuk membina manusia agar menjadi hamba Allah yang saleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan, pikiran dan perasaanya. Allah berfirman: 

   

  Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu be rtaqwa”. (Al Baqarah:21) c.

   Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren

  Dian Nafi’ dkk, (2007:85) berpendapat bahwa, prinsip-prinsip kurikulum di pesantren adalah sebagai berikut:

1) Kurikulum Bertujuan Untuk Mencetak Ulama/Generasi Baru.

  Di dalam kurikulum tersebut terdapat paket mata pelajaran, pengalaman, dan kesempatan yang harus ditempuh santri. Keberhasilan pencapaian tujuan ini biasannya tidak ditentukan untuk menghasilkan 100% santri sebagai ulama. Kapasitas seorang ulama membutuhkan waktu yang lama untuk untuk dijangkau. Pesantren sadar, dalam setiap angkatan mungkin hanya akan dilahirkan lulusan yang berkapasitas sebagai ulama satu dua orang saja. Itu dipandang cukup. Banyaknya santri yang diterima setiap tahun pelajaran adalah untuk memperbesar kemungkinan lahirnya seorang ulama dan menjadi pendukung tugas-tugas para ulama.

  2) Struktur Dasar Kurikulum Adalah Pengajaran Ilmu Agama.

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DAN TIPE KEPRIBADIAN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN

0 29 20

PENDIDIKAN WAWASAN KEBANGSAAN DENGAN PENDEKATAN BAYANI DI PONDOK PESANTREN DARUL FALAH BANGSRI JEPARA

0 1 26

PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 92

PENGARUH SISTEM W ALI ASUH TERHADAP SIKAP KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MU’MIN MUHAMMADIYAH TEM BARAK TEMANGGUNG STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN AL-MU’MIN MUHAMMADIYAH TEMBARAK TEMANGGUNG TAHUN 2008 2009

0 0 103

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCA JIWA PONDOK BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN AGRO NUR EL FALAH SKRIPSI

0 0 140

KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN KUALITAS MAHASISWA IAIN SALATIGA (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA SALATIGA DAN SEKITARNYA)

0 2 278

EFEKTIVITAS METODE BERDZIKIR DALAM PENANGANAN PROBLEM PSIKOLOGIS SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DESA BALAK KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 187

IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN HUMANISME RELIGIUS PADA PONDOK PESANTREN BAGI MASYARAKAT (STUDI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO, GEDANGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 134

MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS SEKOLAH DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL FALAH DUKUH KEC. SIDOMUKTI KOTA SALATIGA 2014 - Test Repository

0 0 164