IMPLEMENTASI NILAI–NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONMUSLIM (Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Pelajaran 20172018) SKRIPSI

  IMPLEMENTASI NILAI –NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT

BERAGAMA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONMUSLIM

(Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga

  

Tahun Pelajaran 2017/2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

Siti Rizqy Utami

NIM.11114264

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  IMPLEMENTASI NILAI –NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT

BERAGAMA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONMUSLIM

(Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga

  

Tahun Pelajaran 2017/2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

Siti Rizqy Utami

NIM.11114264

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  MOTTO

   

  

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

(QS.Al-Kafirun: 6)

  PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allh SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Kedua orangtuaku tercinta, Buntoro dan Asip Nursiyatun yang selalu membimbingku, memanjatkan doa tiada hentinya demi kesuksesanku, memberikan nasihat, kasih sayang dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Saudara sekandungku Muhammad Robit Ardani dan Indah Sobikhah, terima kasih atas motivasi yang tiada hentinya kepadaku sehingga proses menempuh gelar sarjana ini bisa tercapai.

  3. Sahabatku Astri Laelatul Fadhilah yang selalu mendampingi dan memberikan motivasi kepadaku untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Adik tingkatku Aini Atiqoh yang selalu bersedia membantuku dan memberiku semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Mas Eky Cahya Nugraha seseorang yang selalu memotivasiku dan mendoakan kesuksesanku.

  6. Keluarga besar Gerakan Jumat Berbagi IAIN Salatiga yang tiada hentinya memotivasiku untuk meyelesaikan skripsi ini.

  7. Sahabat-sahabat seperjuanganku satu dosen pembimbing yang tidak hentinya saling memotivasi agar skripsi ini dapat segera terselesaikan.

  8. Sahabat-sahabatku PAI angkatan 2014 G 9.

  Sahabat-sahabatku KKL Bus F 10.

  Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Antar Umat Beragama Pada Lembaga Pendidikan non-Muslim (Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018).

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi M.Pd.

  3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Bapak Dr. Fatchurroman, S.Ag., M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, meluangkan waktunya untuk penulis, serta senantiasa memberikan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S 1.

  Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.

  Salatiga, 5 Maret 2018 Siti Rizqy Utami NIM. 11114264

  ABSTRAK

  Utami, Siti Rizqy. 2018. Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Antar Umat

  Beragama Pada Lembaga Pendidikan non-Muslim (Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018) . Skripsi, Salatiga:

  Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.

  Kata Kunci: implementasi, toleransi dan lembaga pendidikan non-Muslim

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui bagaimana implementasi nilai-nilai toleransi di lembaga pendidikan non muslim 2) Apa saja bentuk-bentuk implementasi nilai-nilai toleransi di lembaga pendidikan non muslim 3) Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi nilai-nilai toleransi di lembaga pendidikan non muslim melalui implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga.

  Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field

  

reasearch ) dan bersifat deskritif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan

  dengan wawancara untuk mengetahui sudut pandang warga sekolah mengenai implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama, sedangkan data tambahan berupa dokumentasi dan observasi.

  Hasil penelitian ini adalah 1) Implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga dapat dikategorikan dalam dua bidang yakni ritual dan sosial. a) Toleransi bidang ritual diantaranya adalah megizinkan berdo’a sesuai dengan keyakinan masing-masing, mengingatkan untuk selalu melakukan ibadah puasa bagi siswa muslim dan ikut memperingati hari besar agama lain b) Toleransi dalam bidang sosial yaitu tidak membeda-bedakan siswa, memberikan kesempatan yang sama dalam memperoleh pekerjaan, memberikan kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi siswa, keadilan dalam memberikan hukuman tanpa memandang statusa agama. 2) Bentuk-bentuk implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama dapat dikategorikan menjadi a) Bhakti sosial b) Apel pagi c) Peringatan hari besar agama. 3) Faktor pendorong implementasi nilai-nilai toleransi yaitu a) Faktor internal berupa pemahaman atas Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila, kesadaran yang timbul pada diri siswa sejak pertama kali masuk ke SMP Pangudi Luhur Salatiga, dorongan dari guru maupun karyawan untuk senantiasa memupuk kerukunan di sekolah, kebijakan pihak sekolah yang mencoba mewadahi siswa sesuai dengan potensinya, dukungan dari para siswa dalam perayaan hari besar umat beragama. b) Faktor ekternal yaitu Dukungan dari orang tua siswa atas kegiatan yang berkaitan dengan perayaan hari besar agama lain. Sedangkan faktor penghambat implementasi nilai- nilai toleransi di SMP Pangudi Luhur Salatiga adalah a) Dari siswa meliputi permasalahan antar sesama siswa dikarenakan perbedaan pendapat dll. b) Dari sarana prasarana yaitu kurangnya fasilitas ibadah yang menunjang terutama bagi siswa yang beragama muslim.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ v HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii ABSTRAK .................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Signifikansi Penelitian.............................................................. 5 D. Kajian Penelitian Terdahulu/Landasan Teori ........................... 7 E. Definisi Operasional ................................................................. 12 F. Metode Penelitian ..................................................................... 15 G. Sistematika Penulisan ............................................................... 27 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan tentang Toleransi

  B.

  Pengertian Toleransi ................................................................. 29 C. Pandangan Islam terhadap Toleransi........................................ 32 D. Prinsip-Prinsip Toleransi dalam Islam ..................................... 40 E. Konsep Toleransi dalam Islam ................................................. 46 F. Tinjauan tentang lembaga pendidikan non muslim G.

  Pengertian Lembaga Pendidikan .............................................. 51 H. Klasifikasi Lembaga Pendidikan .............................................. 53 I. Macam-Macam Sekolah ........................................................... 54 J.

  Kriteria Lembaga Penyelenggara Pendidikan .......................... 56 K.

  Karakteristik Lembaga Pendidikan Non Muslim ..................... 57

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran umum SMP Pangudi Luhur Salatiga ...................... 64 B. Temuan penelitian .................................................................... 69 BAB IV ANALISIS DATA A. Implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga ............................................................ 85 B. Bentuk-bentuk toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga ........................................................................ 111 C. Faktor pendorong dan penghambat implementasi nilai-nilai toleransi di SMP Pangudi Luhur Salatiga .............................. 118

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................. 127 B. Saran ....................................................................................... 130

  DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

1.

Table 3.1 Tabel data siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Pelajaran

  2017/2018 ....................................................................................................66 2.

Tabel 3.2 Data jumlah siswa setiap agama SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun

  pelajaran 2017/2018 .....................................................................................66 3. Tabel 3.3 Data Guru dan Karyawan SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun

  pelajaran 2017/2018 .....................................................................................67 4. Tabel 3.4 Data ruang sarana dan prasarana SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun

  pelajaran 2017/2018 .....................................................................................68

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Data Responden Lampiran 2 Pedoman Wawancara Lampiran 3 Dokumentasi Keadaan Agama Siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga Lampiran 4 Dokumentasi Keadaan Guru dan Karyawan SMP Pangudi Luhur Salatiga Lampiran 5 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 6 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 8 Daftar Nilai SKK Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 10 Foto

  • – Foto Hasil Observasi SMP Pangudi Luhur Salatiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terdiri dari bermacam-macam suku

  bangsa, bahasa dan agama. Hal inilah yang menjadikan Indonesia negara yang kaya akan kebudayaan. Keanekaragaman tersebut bisa disaksikan dari Sabang sampai Merauke. Pulau Jawa merupakan kelompok suku bangsa yang terbesar dengan populasi sebanyak 95,2 juta jiwa atau sekitar 40,2 persen dari populasi penduduk Indonesia. Suku Jawa ini merupakan gabungan dari suku Jawa, Osing, Tengger, Samin, Bawean/Boyan, Naga, Nagaring dan suku-suku lainnya di pulau Jawa. Suku bangsa terbesar berikutnya secara berturut-turut adalah suku Sunda dengan jumlah sebanyak 36,7 juta jiwa (15,5 persen), suku Batak sebanyak 8,5 juta (3,6 persen) dan suku asal sulawesi lainnya sebanyak 7,6 juta jiwa (3,2 persen).

  Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis suku bangsa, namun juga dari beragamnya agama yang dianut penduduk.

  Suasana kehidupan beragama yang harmonis di lingkungan masyarakat heterogen dengan berbagai latar belakang agama terbangun karena toleransi masyarakat yang saling menghargai adanya perbedaan. Berbagai kegiatan sosial budaya dalam suatu masyarakat seperti kegiatan gotong royong dilakukan bersama-sama oleh semua anggota masyarakat tanpa melihat golongan, suku bangsa dan agama.

  Agama yang paling banyak dianut oleh penduduk berturut turut adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu dan lainnya. Pemeluk agama Islam pada tahun 2010 tercatat sebanyak 207,2 juta jiwa (87,18 persen), kemudian pemeluk agama Kristen sebanyak 16,5 juta jiwa (6,96 persen) dan pemeluk agama Katholik sebanyak 6,9 juta jiwa (2,91 persen). Pemeluk agama Hindu adalah sebanyak 4.012.116 jiwa (1,69 persen) dan pemeluk agama Budha sebanyak 1.703.254 jiwa (0,72 persen). Sementara itu, agama Kong Hu Cu sebagai agama termuda yang diakui oleh pemerintah Indonesia dianut sekitar 117, 1 ribu jiwa (0,05 persen) (Na’im, 2010: 8-10).

  Keragaman pada masyarakat Indonesia, bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari bahkan hal tersebut seringkali saling berdampingan.

  Sebagai contoh adalah seorang warga suku Bugis bertetangga dengan warga suku Jawa, juga seorang yang bergama Islam berteman dengan seorang yang beragama Hindu. Sebagai warga masyarakat tidak akan lepas dari interaksi dengan masyarakat lain, karena manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

  Tidak hanya di lingkungan masyarakat, keberagaman juga dapat kita temukan di lembaga-lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan ialah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik (Ahmadi, 2001: 170). Keberagaman yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan sama halnya dengan yang terjadi di masyarakat, yaitu suku, agama, jenis kelamin dan lain sebagainya. Banyak lembaga pendidikan yang menerima siswa dengan segala jenis keragaman, sehingga menuntut pihak sekolah untuk menanamkan sikap toleran kepada masing-masing siswanya agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.

  Keragaman (pluralitas) adalah sebuah kenyataan hidup di mana setiap orang harus berusaha sampai kepada sikap saling memahami satu sama lain.

  Dasar keragaman agama adalah kesatuan tujuan dan dialog yang terbuka. Kesadaran terhadap keragaman agama akan melahirkan kesadaran terhadap adanya kesatuan iman. Kesatuan iman bekerja dan menjaga keberlangsungan sejarah wahyu Tuhan, yang dimulai sejak Adam As. sampai dengan Muhammad SAW (Abdussami, 2003: 104).

  Karena pentingnya rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia tersebut maka sikap toleransi harus dibina dengan baik agar keharmonisan dalam masyarakat dapat terwujud. Toleransi adalah kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki oleh orang lain. Dalam literatur agama Islam, toleransi disebut dengan tasamuh yang dipahami sebagai sifat atau sikap saling menghargai, membiarkan, atau membolehkan pendirian (pandangan) orang lain yang bertentangan dengan pandangan kita (Naim, 2008: 126).

  Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama berpangkal dari penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan beragama sikap toleransi harus dikembangkan untuk menghindari konflik. Biasanya konflik antar umat beragama disebabkan oleh sikap merasa paling benar (truth claim) dengan cara mengeliminasi kebenaran dari orang lain (Abdussalim, 2003: 116).

  SMP Pangudi Luhur adalah sekolah yang berada di bawah naungan yayasan Katolik Pangudi Luhur. SMP Pangudi Luhur tidak seperti SMP Katolik pada umumnya yang menerima peserta didik mayoritas beragama Katolik, akan tetapi sebaliknya menerima peserta didik dengan latar belakang agama yang berbeda-beda. Menurut penuturan Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Anselmus Aka Prasetya, S.Pd. jumlah siswa yang beragama muslim mendominasi di sekolah tersebut, dengan prosentase sekitar 60% disusul dengan siswa Katolik sebanyak 30% dan Kristen 10%.

  Melihat keberagaman yang terjadi di SMP Pangudi Luhur sangatlah penting menerapkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama di sekolah tersebut agar dalam diri peserta didik muncul sikap saling menghargai dan menghormati peserta didik lain yang memiliki keyakinan berbeda. Menurut penuturan Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur menjelaskan bahwa prinsip dari sekolah adalah bukan memaksakan agama tertentu kepada peserta didik melainkan bagaimana peserta didik memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas di SMP Pangudi Luhur. Beliau juga menegaskan bahwa sekolah berusaha semaksimal mungkin agar peserta didik merasa nyaman dengan agamanya masing-masing tanpa adanya unsur diskriminasi di sekolah. Berdasarkan beberapa hal yang dipaparkan di atas maka tidak heran jika SMP Pangudi Luhur mendapatkan predikat sebagai Sekolah Toleran dari Dinas Pendidikan Kota Salatiga (Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Hari Senin Tanggal 8 Oktober 2017 pukul 07.15).

  Dari permasalahan di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul TOLERANSI ANTAR UMAT

  “IMPLEMENTASI NILAI–NILAI BERAGAMA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONMUSLIM (STUDI KASUS SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018).” B.

   Rumusan Masalah 1.

  Bagaimanakah gambaran implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga ?

  2. Apa saja bentuk-bentuk implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga?

  3. Faktor apakah yang mendorong dan menghambat implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga ?

C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian a.

  Untuk menggali informasi mengenai gambaran implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

  b.

  Untuk mengetahui bentuk-bentuk toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga c. Untuk mengeksplorasi faktor yang mendorong dan menghambat implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi

  Luhur Salatiga

2. Manfaat Penelitian a.

  Manfaat Teoritis 1)

  Mengetahui gambaran implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

  2) Mengetahui bentuk-bentuk implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

  3) Mengetahui faktor yang mendorong dan menghambat implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur

  Salatiga.

  b.

  Manfaat Praktis 1)

  Bagi IAIN Salatiga, khususnya Jurusan PAI

  a) Memperkaya khazanah dunia pustaka terutama karya ilmiah Pendidikan Agama Islam.

  b) Digunakan sebagai titik tolak dalam penelitian sejenis dengan fokus yang berbeda, sehingga aspek lain yang berkaitan dengan implementasi nilai-nilai toleransi antar umat begaragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga dapat dipublikasikan.

  2) Bagi Peneliti

a) Peneliti dapat berlatih menulis karya ilmiah yang baik.

  b) Peneliti dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai implementasi nilai-nilai toleransi di SMP Pangudi Luhur

  Salatiga. 3)

  Bagi SMP Pangudi Luhur a) Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan toleransi antar umat beragama.

  b) Dapat digunakan sebagai evaluasi dalam pelaksanaan implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP

  Pangudi Luhur Salatiga. 4)

  Bagi sekolah lain Dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam proses implementasi nilai-nilai toleransi di sekolah.

D. Kajian Penelitian Terdahulu / Landasan Teori

  Penelitian yang dilakukan oleh (Ghoni, 2015: 65) yang berjudul “Implementasi Sikap Toleransi (Studi Kasus di Rusunawa Cabean Kota

  Salatiga)

  ”, menyimpulkan bahwa implementasi sikap toleransi yang ada di Rusunawa berjalan dan sudah diterapakan, sikap toleransi yang berjalan di rusunawa antara lain menghormati keyakinan orang lain, memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan, saling membantu antara umat beragama, mengakui hak setiap orang dan saling mengerti, hidup rukun dan damai, tidak memusuhi agama lain, menjaga kemanan dan ketenangan.

  Penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2017: 17) dari Smart Auladi

  Primary School

  Cirebon pada Tahun 2017 dengan judul “Pelaksanaan

  Toleransi Keberagamaan dalam Proses Pendidikan Agama di Geeta School Cirebon

  ”, menyimpulkan bahwa: (1) Konsep toleransi beragama dalam Sistem Pendidikan Nasional secara umum berdasarkan makna dan tujuan pendidikan, yaitu menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan. (2) Konsep toleransi beragama sangat diterapkan dalam iklim akademik di Geeta School Cirebon. Pihak sekolah berupaya menanamkan nilai-nilai toleransi dalam diri siswa melalui interaksi sosial, pendidikan agama, dan kegiatan keagamaan, (3) Pelaksanaan toleransi keberagamaan dalam proses pendidikan agama di Geeta School Cirebon berjalan sangat tertib. Kurikulum yang digunakan Geeta School Cirebon adalah Kurikulum KTSP dengan metode pembelajaran aktif (active

  

learning ) dan berpusat kepada siswa (students center). Penggunaan metode

  dan media pembelajaran yang variatif membuat proses pembelajaran agama menjadi aktif dan menyenangkan.

  Penelitian yang dilakukan oleh Azwarhadi (2016: 10) Kepala Tata Usaha MTs Negeri 1 Ganting, Padang Panjang tahun 2016 yang berjudul “Implementasi Pembelajaran PAI Serta Penanaman Toleransi Beragama

  pada SD Fransiskus Padang Panjang

  ”, menyimpulkan bahwa, Sekolah Dasar (SD) Fransiskus Kota Padang Panjang sebagai sekolah bercirikan agama non Islam, telah melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi peserta didik yang muslim. SD Fransiskus juga melaksanakan kebijakan lokal yaitu Pemerintah Kota Padang Panjang, dalam hal pelaksanaan kurikulum pendidikan al-

  Qur’an dan program tahfizh yang merupakan salah satu bentuk kearifan lokal. Dengan demikian, lingkungan pendidikan yang dihuni oleh peserta didik dan guru yang berbeda keyakinan telah tertanam sikap saling menghormati dan toleransi.

  Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Faizin ( 2016: 18) Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun 2016 yang berjudul “Strategi

  

Pengamalan Nilai-Nilai Toleransi Beragama pada Siswa melalui Binaan

Rohani di SMP Katolik Widyatama Kota Baru

  ”, menyimpulkan bahwa bina iman/bina rohani di SMP Katolik Widyatama kota Batu ini sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya sikap menerima dalam hidup berdampingan dengan warga sekolah yang heterogen, menghormati dan menghargai perbedaan dan keyakinan orang lian, menjalin kerjasama dalam bidang sosial, seperti adanya ekstrakurikuler dan acara sekolah yang menyangkut keagamaan. Strategi dalam menerapkan nilai-nilai toleransi beragama di SMP Katolik Widyatama kota Batu melalui dua tahap, yaitu 1) Pembinaan dalam kelas. 2) Pembinaan luar kelas.

  Penelitian yang dilakukan oleh Rofiqoh (2015: 182-187) Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta pada tahun 2015 dengan judul “Penanaman

  Sikap Toleran Beragama dalam Pendidikan Agama

  ”, menyimpulkan bahwa keberhasilan dari penanaman sikap toleransi beragama dalam pendidikan agama (Islam, Kristen, dan Katolik) diukur berdasarkan indikator-indikator dari sikap toleransi beragama yang hendak dicapai, yaitu mengakui hak setiap orang, menghormati keyakinan orang lain, agree in disagreement, saling mengerti, kesadaran dan kejujuran, serta jiwa falsafah Pancasila. Toleransi beragama yang terdapat di sekolah ini pada dasarnya baru pada tingkat toleransi pasif, yaitu toleransi yang baru sekedar menerima akan perbedaan yang ada, mengakui hak peribadatan agama lain, serta menghargai dan menghormati keyakinan orang lain.

  Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan beberapa penelitian di atas adalah sama-sama membahas masalah yang berkaitan dengan toleransi antar umat beragama. Adapun permasalahan yang peneliti angkat disini adalah mengenai toleransi yang ada di lingkungan sekolah yang berciri khas Katholik. Permasalahan ini sama dengan keempat penelitian terdahulu di atas, yakni pada penelitian Maulana, Azwarhadi, Faizin dan Rofiqoh. Sementara itu persamaan penelitian ini dengan penelitian Abdul Ghoni adalah sama-sama membahas mengenai implemerntasi toleransi itu sendiri.

  Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan kelima penelitian di atas adalah:

  1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Abdul Ghoni (2015) adalah pada variabel yang diteliti, yaitu penelitian Abdul Ghoni menggunakan sikap toleransi sebagai tolak ukurnya, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan nilai-nilai toleransi.

  2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Maulana (2017) adalah variabel yang diteliti, dalam penelitian Maulana, variabel yang diteliti adalah pelaksanaan toleransi beragama dalam pendidikan agama, jadi penelitian ini lebih khusus dibandingakan yang peneliti lakukan.

3. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Azwarhadi

  (2016) adalah pada penelitian Azwarhadi membahasa mengenai penanaman toleransi beragama pada pembelajaran PAI, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah mengenai implementasi nilai-nilai toleransi.

  4. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Ahmad Faizin (2016) adalah, pada penelitian Ahmad Faizin membahas mengenai startegi dari penenaman nilai-nilai toleransi sedangkan penelitian ini membahas mengenai implementasi dari nilai-nilai toleransi.

  5. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rofiqoh (2015) adalah pada penelitian Rofiqoh membahas mengenai penenaman sikap toleransi dalam pembelajaran agama, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan membahas mengenai implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di sekolah.

  Jadi, posisi dari penelitian ini adalah membahas toleransi di lingkungan sekolah, sebagaimana keempat penelitian yang dilakukan di atas dengan variabel yang berbeda, toleransi yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai implementasinya, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Abdul Ghoni (2015).

E. Definisi Operasional 1.

  Implementasi Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah “Konsep implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar Webster, to implement (mengimplementasikan) berarti to provide the

  means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan

  sesuatu); dan to give partical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”(Webster dalam Wahab, 2004: 64).

  Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat, akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan bernegara.

  Menurut KBBI implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Implementasi merupakan suatu prose side, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Dalam oxford advance

  learner’s dictionary bahwa implementasi adalah “put something into effect”, penerapan sesuatu yang memberikan dampak dan efek (Mulyasa,

  2012: 93).

2. Nilai- Nilai Toleransi

  Menurut Zakiyah Darajat (1984: 260) mendefinisikan nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran dan perasaan, ketertarikan maupun perilaku. Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi manusia (Depdikbud, 2005: 677). Dalam Ensiklopedia Indonesia menjelaskan bahwa nilai merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam arti, sebuah rasa yang menuntut pada pemenuhan dan pemuasan dalam berbagai hal yang menjadi bernilai bagi manusia.

  Nilai merupakan sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi tujuan yang hendak dicapai (Hoeve, 1980: 2390).

  Adapun definisi nilai yang benar dan dapat diterima secara universal menurut Linda dan Ricard Eye adalah suatu yang menghasilkan perilaku; dan perilaku tersebut berdampak positif baik bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain. Jadi, pengertian nilai adalah sesuatu yang menghasilkan perilaku dimana perilaku yang dihasilkan tersebut dapat memiliki dampak positif bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

  Kata toleransi berasal dari bahasa Inggris “tolerance” berarti sikap membiarkan, megakui, dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Bahasa Arab menerjemahkan kata toleransi deng an “tasamuh” yang berarti saling mengizinkan dan memudahkan.

  Dalam kamus filsafat dijelaskan toleransi adalah sikap seseorang yang bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang dianggap berbeda, dapat disanggah atau bahkan keliru. Dengan sikap itu dia juga tidak mencoba menghapuskan ungkapan-ungkapan yang sah dari keyakinan orang lain tersebut. Selain itu, tidak berarti juga acuh tak acuh terhadap kebenaran dan kebaikan, dan tidak harus didasarkan atas pemahaman ada tidaknya Tuhan (agnotisisme), atau skeptisme (paham keraguan), melainkan lebih pada sikap hormat terhadap martabat manusia yang berbeda (Abdussami, 2003: 115).

  Jadi dapat disimpulkan nilai-nilai toleransi adalah aspek-aspek yang merupakan bagian dari toleransi, dimana jika aspek-aspek tersebut diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan dampak positif antar umat beragama. Sedangkan toleransi yang dimaksud penelitian ini lebih ditekankan pada toleransi antar umat beragama dalam memberikan kebebasan beragama, menerima, menghormati, menghargai, memberikan kebebasan untuk beribadah sesuai dengan agama masing- masing.

3. Umat Beragama

  Raghib al-Ashfahani (502 H/1108M) dalam kitabnya, al-Mufradat

  fi Gharibil Qur’an mendefinisikan term “umat” sebagai, “Seluruh

  kelompok manusia yang disatukan oleh sesuatu hal, baik itu agama yang satu, masa yang satu, maupun tempat yang satu. Faktor yang menyatukan mereka adalah takdir atau pilihan manusia sendiri (Imarah, 1999: 149).

  Jadi, umat beragama adalah sekelompok manusia yang disatukan oleh agama tertentu, baik Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu Konghucu dan lainnya. Dimana agama yang diantutnya bisa saja merupakan pilihan hatinya atau turunan dari kedua orang tuanya.

F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi dan implementasi model secara kualitatif. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lain. Sebagian datanya dapat dihitung secara sensus namun analisisnya bersifat kualitatif (Basrowi, 2008: 21).

  Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan kualitiatif diskriptif. Dalam Lexy J. Moloeng, Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagaian dari sesuatu keutuhan (Moloeng, 2011:4).

  Kajian teoritis dan kegiatan empiris pada penelitian ini diklasifikasikan dalam metode deskriptif kualitatif. Karena peneliti akan melaporkan hasil penelitian tentang implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga, kemudian mendeskripsikan dan memadukan dengan konsepsi teori yang ada. Maka dalam penelitian ini dilakukan melalui survei, yaitu pengumpulan data, informasi atau keterangan langsung tentang hal-hal yang berhubungan dengan implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

  2. Kehadiran Peneliti

  Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian atau sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilihi informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas semuanya (Sugiyono, 2011: 222). Kehadiran peneliti di sini di samping sebagai instrumen juga sebagai faktor penting dalam penelitian. Peneliti secara mendalam melakukan pengamatan mengenai implementasi nilai-nilai toleransi di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

  3. Tempat dan Waktu Penelitian a.

  Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Pangudi Luhur Salatiga Jl. Diponegoro No. 90, Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50714.

  b.

  Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2017.

  4. Objek Penelitian

  Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek alamiah atau natural

  setting , sehingga penelitian kualitatif sering disebuat sebagai metode

  naturalistik. Objek yang alamiah adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki objek, setelah berada di objek, dan setelah keluar dari objek relatif tidak berubah (Sugiyono, 2015: 2). Objek penelitian dalam penelitian ini adalah sikap toleransi yang merupakan penerapan dari nilai-nilai toleransi di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Observasi Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.

  Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara (Arikunto, 2010: 199-200). Pada penelitian ini observasi dilakukan peneliti dengan mengamati dan mencatat hal-hal yang ditemukan peneliti di lapangan yang berkaitan dengan implementasi nilai-nilai toleransi di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah pengadministrasian angket secara lisan dan lagsung terhadap masing-masing anggota sampel. Wawancara adalah suatu percakapan yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang berbagai hal dari seseorang atau sekumpulan orang. Data yang dikumpulkan antara lain latar belakang, pengalaman, pendapat, keinginan, dan hal-hal yang diketahui responden (Sumanto, 2014: 187- 188).

  Pada penelitian ini, yang menjadi sasaran wawancara adalah siswa, guru, karyawan SMP Pangudi Luhur Salatiga dan sumber lainnya yang relevan. Wawancara digunakan untuk memperoleh data terkait implementasi nilai-nilai, bentuk-bentuk dan faktor yang mendukung dan menghambat implementasi nilai-nilai toleransi antar umat beragama di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

  Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara terbuka dimana pihak yang akan diwawancarai menyadari bahwa dirinya sedang diwawancarai, tujuannya agar mereka yang diwawancarai mengetahui maksud wawancara. Peneliti juga menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur agar memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya untuk menggunakan istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan. Sehingga peneliti harus mendorong objek penelitian agar jawabannya bukan hanya secara jujur tetapi juga cukup lengkap atau terjabarkan.

  Pada penelitian ini, peneliti meminta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam, tujuannya adalah untuk menghindari kehilangan informasi. Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik penelitian. c.

  Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden (Fathoni,

  2005: 112). Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggali informasi mengenai dokumen-dokumen yang berkaitan dengan agama yang dianut masing-masing siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga sehingga akan memudahkan peneliti dalam menggali informasi.

6. Teknik Analisis Data

  Anaisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, seperti mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Peneliti memulai proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari observasi yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, wawancara maupun dokumen.

  Pada penelitian ini teknik analsis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis data kualitatif sesuai dengan konsep yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley dalam bukunya Sugiyono. Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kulaitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahap penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktifitas dalam analisis datanya sebagai berikut: data collection, data reduction, data display , dan conclution drawing/verification (Sugiyono, 2015: 337-338).

  Data Collection Display Data Data

  Reduction Conclusion: Drawing/ verif

  Langkah-langkah analisis data daalam penelitian ini, sebagaimana tergambar pada diagram di atas adalah: a.

  Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi dan pentrransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis (Emzir, 2012: 129). Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, serta membuang yang tidak perlu. Dengan begitu, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya jika diperlukan. b.

  Display data

  Display data yaitu memparkan dan mengorganisasikan data yang

  tersedia menjadi uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya untuk penarikan kesimpulan.

  c.

  Kesimpulan dan verivikasi Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Kesimpulan yang dibuat adalah jawaban terhadap masalah riset. Untuk mengetahui sesuai atau tidaknya kesimpulan dengan keadaan sebenarnya perlu diverivikasi (Ali, 2011: 415-416).

7. Pengujian Keabsahan Data

  Pengecekan data pada penelitian ini dapat dilakukan dengan cara uji kredibilitas. Uji kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut (Moloeng, 2011: 172).

  a.

  Perpanjangan pengamatan Apabila dalam proses melakukan penelitian telah terjadi banyaknya data yang belum terkumpul pada batas waktu penelitian, maka seorang peneliti dalam penelitian ini akan melakukan perpanjangan pengamatan, dengan begitu hasil penelitian tentang implementasi nilai-nilai toleransi pada lembaga pendidikan non muslim (studi kasus SMP Pangudi Luhur Salatiga) akan mendapatkan data lebih rinci dan valid.

  b.

  Meningkatkan ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Seorang peneliti dalam penelitian ini akan menggali data dengan sifat yang sangat teliti dan juga akan disertai ketekunannya, karena dengan demikian data yang diperoleh seorang peneliti akan lebih valid dan hasil penelitian tersebut akan membuat para pembaca juga peneliti sendiri lebih tahu dan faham akan hal tentang implementasi nilai-nilai toleransi di SMP Pangudi luhur Salatiga.

  c.

  Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi teknik, yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Adapun teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data tersebut adalah wawancara, observasi dan kuesioner atau dokumen. Selain triangulasi teknik peneliti juga menggunakan triangulasi sumber yaitu menguji keabsahan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sumber yang peneliti adalah kepala sekolah, siswa, guru atau karyawan SMP Pangudi Luhur Salatiga (Sugiyono, 2015: 373).