IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Di Rusunawa Cabean Kota Salatiga Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar
IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
(Studi Kasus Di Rusunawa Cabean Kota Salatiga Tahun 2015) SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh ABDUL GHONI 11108168 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MOTTO
مكأنبا اوربت مكئابا اورب
“Berbaktilah kalian kepada bapak ibumu maka kelak anak-anakmu akan berbakti kepadamu”
PERSEMBAHAN 1.
Ahmaduka hamdan syukron wala kufron puji syukur kehadirat Allah SWT, Sholawat dan salam atas Rosululloh SAW, dan berkah karomah Sultonul Auliya’ Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA dan berkah AL Ishaqi Al Wasilataini Yai Utsman RA dan Yai Asrori RA..
2. Bapak Hasanudin selaku Pembina AL Khidmah pusat 3.
Untuk bapakku M Teguh Santoso dan Ibuku Zuhriyah untuk mertuku Bapak Masturi dan Ibu Norizah dan istriku Dewi Wahyuni, semoga Allah selalu mengampuni dosa-dosanya, diberikan kesehatan dan istiqomah dalam beribadah.
4. Untuk keluarga besar Al Khidmah khususnya Al Khidmah Kampus Kota Salatiga, semoga lebih berkuantitas, berkualitas dan istiqomah majlisny, semoga kita tak pernah lelah meneruskan perjuangan room Yai, salam Al Khidmah Oase Dunia.
5. Untuk Para dosen-dosen kampus IAIN Salatiga semoga diampuni dosa- dosanya, diberi kesehatan dan keikhlasan dan kesabaran dalam berjuang
6. Konco-konco PAI E angkatan 2008 seng marai betah nek kampus kumpule awak’e dewe ne donnyo muo-mugo dikumpulke no akhitrot.
7. Barokah Wisata Semarang semoga selalu terpercaya.
8. Muslimin muslimat, mukminin mu’minat rohimakumulloh, terimakasih atas do’anya.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmad, taufiq, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Alhadulillahirrobbil Alamin. Tak henti-hentinya sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, yang mengeluarkan manusia dari kebodohan pekatnya zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam.
Berkat anugerah dari Allah SWT, penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Penulisan skripsi ini tanpa terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi, serta bimbingan dari pihak yang terkait.
Kebahagiaan ini tiada taranya dan tidak mampu penulis sembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai.
Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan jazakumullah khoiron katsiron serta penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
3. Bapak Rasimin, S.Pd.I,.M.Pd selaku Ketua Progam Studi PAI dan selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.
4. Bapak dan Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga amal serta kebaikan yang selalu tercurah kepada penulis diterima oleh AllahSWT, sebagai amal ibadahnya mendapat balasan pahala yang berlipat ganda.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih, tentunya skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin ya Robbalalamin
Salatiga, 26 Februari 2015 Penulis
ABSTRAK
Ghoni, Abdul. 2015. Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama (Studi Kasus Di Rusunawa Cabean Kota Salatiga). Skripsi.Jurusan Tarbiyah.
Program Studi Pendidikan Agama Islam.Sekolah Tinngi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Rasimin, S.Pd.I,.M.Pd
Kata Kunci: Implementasi dan Sikap Toleran Antar Umat Beragama
Penelitian ini merupkan upaya untuk mengetahui sikap toleransi dan implementasinya antar umat beragama di rusunawa, karena penghuni rusunawa Cabean terdiri dari beberapa unsur agama.Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui peneletian ini adalah(1) Bagaimana implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa? Dan yang (2) Faktor-foaktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi anatar uamt beragama di Rusunawa Kota Salatiga. Maka untuk menjawab rumusan masalah tersebut peneliti menggunakan metode penelitian, Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode deskriptif analisis, yaitu penulis memberikan deskriptif mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi sikap toleransi yang ada di rusunawa berjalan dan sudah diterapakan seperti sikap toleransi yang berjalan di rusunawa antara lain Menghormati keyakinan orang lain, Memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan, Saling membantu antara umat beragama, Mengakui hak setiap orang dan Saling mengerti, Hidup rukun dan damai, Tidak memusuhi agama lain, Menjaga kemanan dan ketenangan. Sedangkan Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi anatar uamt beragama di Rusunawa sangat bervariasi tetapi yang paling mendasar adalah warga rusunawa secara tidak langsung membutuhkan orang lain atau warga rusun lain dalam menjalani interaksi di dalam rusunawa, sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan warga rusunawa dalam menerapkan sikap toleransi antar umat beragama di rusunawa dan menjadi amalan ajaran agama untuk bisa menjadi manusia yang dapat bermanfaat dengan manusia yang lain. Dari temuan tersebut menunjukkan bahwa implementasi sikap toleransi telah dijalankan oleh warga di Rusunawa Cabean Kota Salatiga.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………….…………… i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN iii ……………………………
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS …………………… iv
HALAMAN MOTTOdan PERSEMBAHAN ……………………………… v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... vi
ABSTRAK …………………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 5 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 6 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 7 E. Penegasan Istilah….……………………………………………….. 9 F. Metode Penelitian………………………………………………….. 8 G. Sistematika Penulisan Skripsi……………………………………… 10 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TOLERANSI A. Toleransi………………………………………………………….... 12 1. Pengertian Toleransi…………………………………………… 12
B.
37
Implementasi sikap toleransi………………………………………. 43 B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Sikap
42 BAB IV SIKAP TOLERAN ANTAR UMAT BERAGAMA …………….. 43 A.
41
Keterbatasan Penelitian……………………………………………
D.
SikapToleransi Antar Umat Beragama di Rusunawa……………...
39 1. Kegiatan sosial…………………………………………………. 39 2. Kegiatan keagamaan…………………………………………… 40 C.
38 B. Kegiatan Kegiatan di Rusunawa…………………………………..
36 4. Teknis persewaan……………………………………………….
Sikap Toleransi…………………………………………………….. 18 1.
36 3. Sarana prasarana……………………………………………….
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Rusunawa………………………………………. 31 1. Profil umum rusunawa………………………………………… 31 2. Pengelola dan penghuni………………………………………..
24 D. Konsep Implementasi Sikap Toleransi…………………………….. 27
Toleransi ……………………………………………………………
20 C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Sikap
19 3. Penetingnya sikap toleransi dalam kehidupan plural………….
18 2. Ciri-ciri sikap toleransi………………………………………..
Pengertian sikap toleransi……………………………………..
5. Penghuni rusunawa…………………………………………….
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………… 55 B. Saran………………………………………………………………
56 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai beragam
keanekaragaman. Agama, aliran kepercayaan, bahasa, adat istiadat, orientasi kultur kedaerahan serta pandangan hidupnya inilah keberagaman bangsan Indonesia. Jika diurai lebih terinci, bangsa Indonesia memiliki talenta, watak, karakter, hobi, tingkat pendidikan, warna kulit, status ekonomi, kelas sosial, pangkat dan kedudukan, varian keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup, loyalitas organissasi, tingkat umur, profesi dan bidang pekerjaan yang berbeda-beda. Tiap-tiap kategori sosial, masing-masing memiliki budaya internal sendiri, sehingga berbeda dengan kecenderungan budaya internal kategori sosial yang lain. Bila dipetakan secara lebih teoritis, bangsa Indonesia dari segi kultural maupun struktural memantulkan tingkat keberagaman yang tinggi.
Tingginya pluralisme bangsa Indonesia membuat potensi konflik bangsa Indonesia juga tinggi. Potensi perpecahan dan kesalahpahaman juga tinggi. Baik konflik dalam skala kecil maupun besar. Dalam skala kecil, konflik tercermin pada komunikasi yang tidak tersambung atau tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga mewujud dalam, misalnya kerusuhan sosial, kekacauan multi budaya, perseturuan antar ras, etnis, dan agama dll (Riuh,2001:01).
Pluralisme merupakan sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin mengingkarinya, karena pluralisme juga merupakan hukum Allah (sunatullah). Pluralisme harus disertai dengan kesadaran teologi bahwa kehidupan, terutama kehidupan agama ini memang plural dan itu merupakan kehendak Allah (Imadadun,2003:186). Seperti yang terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 48:
Artinya: Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu
. Untuk
tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat , tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan .(QS.
Al-Maidah : 48) (Depag, 2003: 168) Ide tentang pluralisme di atas merupakan prinsip dasar ajaran kehidupan manusia. Manusia dengan keterbatasannya mempunyai masalah yang serba kompleks dan penuh dinamika dalam menjalin interaksi sosial. Dalam memelihara keharmonisan hubungan antara sesamanya belum tentu berjalan lancar. Untuk memelihara keharmonisan hubungan ini, Tuhan menurunkan agama yang mengandung pedoman dasar dalam mengatur hubungan antara sesama manusia itu sendiri.
Mewujudkan kerukunan dan toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama merupakan bagian usaha menciptakan kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama, sehingga setiap golongan antar umat beragama dapat melaksanakan bagian dari tuntutan agama masing-masing. Kerukunan yang berpegang kepada prinsip masing-masing agama menjadi setiap golongan antar umat beragama sebagai golongan terbuka, sehingga memungkinkan dan memudahkan untuk saling berhubungan. Bila anggota dari suatu golongan umat beragama telah berhubungan baik dengan anggota dari golongan agama-agama lain, akan terbuka kemungkinan untuk mengembangkan hubungan dalam berbagai bentuk kerjasama dalam bermasyarakat dan bernegara (Said, 2005:22).
Agama merupakan sebuah sistem keyakinan yang berisikan suatu ajaran dan petunjuk bagi para penganutnya supaya selamat (dari api neraka) dalam kehidupan setelah mati. Begitu juga agama sebagai agama yang satu kepada agama yang lainnya. Negara Indonesia ini telah me mberikan kebebasan untuk memilih/memeluk agama yang merupakan wujud dari terselenggaranya demokrasi dan hidup saling menghormati satu dengan yang lainnya (Riuh, 2003: 139).
Rasa kesadaranlah yang mampu memberikan solusi dalam diri manusia dalam kehidupan beragama. Jadi, rasa saling butuhlah yang tidak mempermasalahkan suatu agama satu sama lain dan secara sosiologis masalah ini tidak terelakkan (Fatimah, 2002:66).
Mengenai realita yang plural ini penulis ingin mencoba memberi suatu gambaran tentang kerukunan antar umat beragama yang ada di rusunawa kota Salatiga dimana masyarakat atau penghuni Rusunawa mampu menerapkan sikap toleransi antar umat beragama. Kehidupan yang multikultural ini bisa berdamai dan saling tolong menolong dalam suka maupun duka, manusia adalah insan sosial dengan demikian ia tidak bisa berdiri sendiri, satu sama lainnya saling membutuhkan satu sama lain. Manusia yang satu dengan yang lainnya mempunyai corak yang berbeda, kendati demikian keduanya mempunyai kepentingan yang sama dalam menjalani kehidupannya.
Selain hal tersebut masyarakat yang tinggal di rusunawa adalah masyarakat yang baru dan baru kenal ketika berada di rusunawa, hal tersebut karena keberadaan Rusunawa Kota Salatiga baru yaitu pada bulan Desember tahun 2012 tapi hal ini bukan menjadi alsan untuk saling agama tau bukan, justru hal ini menjadi semangat untuk saling bergotong royong, menciptakan suasana yang damai, kondusif dan tentram dalam antar umat beragama.
Maka dalam hal ini penulis ingin membuat penelitian dengan judul Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama (Studi Kasus di Rusunawa Kota Salatiga).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga? 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui bagaimana implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?.
2. Untuk mengetahuai faktor yang mempengaruhi implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Cabean Kota Salatiga?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dalam penelitian ini menerangkap implemntasi sikap toleransi antar umat beragama, maka diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada dunia perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya di dunia Islam
.
2. Manfaat praktis Penelitian tentang implemnatsai sikap toleransi antar uamat beragama di rusunawa dan factor yang mempengaruhinya, diharapkan dapat memberikan informasi dan koreksi bagi pengelola UPTD Rusunwa, pengurus paguyuban Rusunawa dan warga penghuni Rusunawa.
E. Penegasan Istilah 1.
Sikap Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk berperilaku dalam acara tertentu yang di pilihnya (Walgito, 1998:109)
2. Toleransi
Toleransi berarti sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan). Sedangkan pengertian toleransi adalah masing-masing (Malik, 2005:12). Jadi sikap toleran adalah sikap menghargai dengan sabar dan menghormati keyakinan agama atau kepercayaan kelompok lain. Umat beragama 3.
Umat adalah sekelompok orang yang saling bersatu dengan tuntutan dan ajaran para sesepuh dan pendahulunya. Sedang kan beragama adalah mempunyai keyakinan atau kepercayaan terhadap tuhan, dalam hal ini mempunyai beberapa keyakinan atau kepercayaan anatara lain Islam, kristen, katolik dan lain sebagaimnya. Jadi yang di makasud umat beragama adalah sekelompok orang yang mempunyai keyakinan atau mempunyai agama sesuai kepercayaan masing-masing.
Metodologi Penelitian F.
Untuk memepermudah dalam penulisan dan mendapatkan kesimpulan yang tepat, maka proses penulisan skipsi ini menggunakan metode sebagai berikut: 1.
Jenis penelitian Skripsi ini menggunakan metode penelitian lapangan yaitu penelitian lapangan yang dilakukan dalam kancah sebenarnya, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan penelitian di tempat yang diteliti, penelitian ini pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dari realitas yang terjadi di
2. Sumber data Untuk memperoleh data digunakan sumber sebagai berikut : a.
Sumber data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari responden. Seperti yang diperoleh dari penghuni Rusunawa Cabean Kota Salatiga.
b.
Sumber sekunder, yaitu data yang didapatkan bukan dari responden. Misalnya dari buku-buku, dokumen, majalah, jurnal, dan pustaka lain yang berkaitan dengan judul skripsi tersebut.
3. Teknik pengumpulan data Dalam tehnik pengumpulan data ini penulis menggunakan beberapa metode, yaitu : a.
Metode Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Abdurrohman, 2006:104). Metode ini digunakan untuk menggali data -data langsung dari objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung mengamati dan mencatat mengenai implementasi sikap toleransi antar umat beragama di Rusunama Kota Salatiga Tahun 2015.
b.
Metode Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya diberikan oleh yang diwawancarai (Abdurrohman, 2006:105). Pada tehnik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subyek yang akan diteliti.
Peneliti menanyakan suatu hal yang telah direncanakan kepada responden. Pada wawancara ini peneliti dimungkinkan melak ukan tanya jawab responden seperti pengelola Rusunawa, pengurus paguyuban dan warga atau penghuni Rusunawa Kota Salatiga.
c.
Metode Dokumentasi Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya (Abdurrohman,2006:112). Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data berkaitan dengan dokumentasi kegiatan penelitian dan dokumen yang ada di pengelola Rusunawa
G. Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan. Pada bab ini merupakan pendahuluan yang manfaat penelitian, definisio operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Tinjauan Umum Tentang Sikap Toleransi Antar Umat Beragama. Meliputi pengertian toleransi, manfaat toleransi, sikap toleransi, factor yang mempengaruhi sikap toleransi dan konsep implementasi sikap toleransi.
BAB III Gambaran Umum Rusunawa Cabean Kota Salatiga Dan Kegiatan Di Rusunawa Berisi tentang profil umum Rusunawa Kota Salatiga, kegiatan kegiatan di Rusunawa Kota Salatiga dan sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa Kota Salatiga. BAB IV Analisis Terhadap Implementasi Sikap Toleransi Antar Umat Beragama Pada bab ini menjelaskan analisis terhadap sikap-sikap toleransi antar umat beragama di Rusunawa dan faktor-faktor yang mendukung implementasi sikap toleransi anatar uamat beragama di Rusunawa.
BAB V Kesimpulan sebagai penutup berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TOLERANSI A. Toleransi Beragama 1. Pengertian toleransi Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare yang berarti
bertahan atau memikul. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran, yang berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Toleransi berarti sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), (Kamus Besar B.Indonesia
Edisi. 2 Cetakan 4 Th.1995) . Sedangkan pengertian lain toleransi
adalah koeksistensinya berbagai kelompok atau keyakinan di satu waktu dengan tetap terpeliharanya perbedaan-perbedaan dan karakteristik masing-masing (Malik,2005:12).
Menurut Siagian (1993) toleran diartikan dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak sependapat. (Ajat Sudrajat, 2008:141).
Dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut
“ikhtimal”, “tasamuh”
yang artinya membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan (said, 2005:13).
Dasar-dasar al-Sunnah (Hadis Nabi) dikemukakan untuk menegaskan bahwa toleransi dalam Islam itu sangat komprehensif dan serba-meliputi. Baik lahir maupun batin. Toleransi, karena itu, tak akan tegak jika tidak lahir dari hati, dari dalam. Ini berarti toleransi bukan saja memerlukan kesediaan ruang untuk menerima perbedaan, tetapi juga memerlukan pengorbanan material maupun spiritual, lahir maupun batin. Di sinilah, konsep Islam tentang toleransi (as-samahah) menjadi dasar bagi umat Islam untuk melakukan mu’amalah (hablum minan nas) yang ditopang oleh kaitan spiritual kokoh (hablum minallāh). (Syamsul, 2009:5) Kesalahan memahami arti toleransi dapat mengakibatkan talbisul
haq bil bathil (mencampuradukan antara hak dan bathil) yakni suatu
sikap yang sangat dilarang dilakukan oleh seorang muslim, seperti halnya mengurusi agama atau keyakinan orang lain. Sebagaimana yang telah dijelaskan diayat Al-Quran dibawah ini, Allah SWT berfirman:
Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,agamaku". (QS. Al- Kafirun ayat 1-6) (Depag, 1989:1112).
Toleransi dapat disimpulkan sebagai sikap menghargai dan menghormati setiap orang yang berbeda-beda secara kkepercayaan, tatacara ibadah dan memahami agama alin atau juga etnis, ras, bahasa, budaya, politik, pendirian, kepercayaan maupun tingkah laku.
Eksistensi manusia dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat kepercayaan (dalam arti sesuatu di akui dan dterima sebagia kebenaran)yang tertinggi. Kepercayaan atau keimanan merupakan proses kejiwaan, dengan kepercayaan itu menangguhkan dan mengesampingkan segala sesuatu yang bersifat nonrasional terhadaap pernyataan dasar mengenai kehidupan. Oleh karena itu, kepercayaan merupakan gejala yang mengambil tempat di dalam alam fikiran setiap orang.
Bahkan kalau kepercayaan diungkapkan secara kelompok, intinya masih tetap bersifat perorangan. Untuk memahami ihwal ini, kita harus berurusan dengan fikiran seseorang sebagai individu. Barangkali interpretasi yang paling tepat tentang agama sebagai perasaan adalah apa yang diungkapakan oleh Schleiermacher, seorang teolog jerman (Karim, 2004:111) baginya agama murni adalah perasaan murni yaitu rasa bersandar secara mutlak kepada tuhan. Unsur emosi dalam beragama sangat menonjol. Emosi dapat menjadi bahaya dan menyesatkan orang, kecuali jika dipimpin oleh akal logis dan rasional.
Dalam bahasa arab
„tasamuh‟ berarti saling mengizinkan, saling
memudahkan. Jadi toleransi mengandung konsensi. Artinya konsensi yaitu pemberian yang hanya didasarkan kepada kemurahan dan kebaikan hati, dan bukan didasarkan kepada hak. Jelas bahwasanya toleransi terjadi dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain itu tanpa
Agama tidak dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian yang terpisahkan dalam kehidupan manusia, ketika ia dijadikan reaksi terhadap keseluruhan wujud manusia, karena ia memuat berbagai ajaran dan tujuan dalam segala hal untuk kebahagian manusia.
Sebaliknya, agama harus dirasakan dan difikirkan, ia harus dihayati, dan dijelmakan dalam tindakan keagamaan inididefinisikan sebagai pencarian akan realitas asli (Fauzi, 2007:5-6).
Pada dasarnya toleransi beragama diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat atau penghuni yang ada di Rusunawa untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat- syarat azas terciptanya ketertiban, keamanan dan perdamaian didalam lingkunagn Rusunawa Kota Salatiga.
2. Manfaat toleransi
Manfaat-manfaat yang diperoleh dari sikap toleransi antara lain: a.
Menghindari Terjadinya Perpecahan Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.
Dalam kaitanya ini Allah telah mengingatkan kepada umat manusia dengan pesan yang bersifat universal, berikut firman Allah SWT:
Artinya :”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Al-Imran:103)
Pesan universal ini merupakan pesan kepada segenap umat manusia tidak terkecuali, yang intinya dalam menjalankan agama harus menjauhi perpecahan antar umat beragama maupun sesama umat beragama.
b.
Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antarumat beragama umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia.
Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing pihak menghargai pihak lain.
Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.
B. Sikap Toleransi 1.
Pengertian Sikap Toleran Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito, 1994:109).
Sementara pengertian yang lain tentang sikap adalah keadaan memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. (http=
//hanstoe .wordpresscom /2009/ 02/21 / pengertian. sikap/).
Toleransi dalam bahasa inggris adalah toleration dan kata kerjanya adalah tolerat. Sedangkan dalam bahasa arab toleransi biasa disebut dengan ikhtimal, tasamuh yang artinya sikap membiarkan lapang dada. (http=//adnaabdullah.blogspot.com/2009/07/toleransi_04.html)
Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap toleran adalah kesiapan seseorang dalam bertindak untuk saling menghargai, menghormati, membolehkan pendirian ataupun keyakinan yang bertentangan dengan pendirian kita.
2. Ciri-ciri Sikap Toleran
Ciri
- – ciri sikap toleran Menurut Hasyim (1979:23) ciri – ciri sikap toleran sebagai berikut: a.
Mengakui hak setiap orang Setiap manusia tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda dalam kehidupannya. Mengakui hak setiap orang merupakan suatu sikap mental yang mengakui bahwa setiap manusia berhak untuk menentukan sikap laku dan nasibnya masing
- – masing.
b.
Menghormati keyakinan orang lain Tidak menghormati keyakinan orang lain atau memaksakan keyakinan seseorang dengan kekerasan atau dengan cara yang tidak halus akan mengakibatkan orang lain bersikap hiprokit atau muafik.
c.
Agree in disagreement (setuju dalam perbedaan) Perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan karena memang perbedaan selalu ada didunia ini.
d.
Saling mengerti Tidak akan terjadi saling menghormati antar sesama orang lain bila tidak ada saling mengrti, saling membenci, saling berbuat pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling menghargai antara satu dengan yang lain.
e.
Kesadaran dan kejujuran Sikap toleransi menyangkut sikap dan kesadaran batin seseorang dan kesadaran jiwa menimbulkan kejujuran dan kepolosan sikap laku.
3. Pentingnya Sikap Toleran dalam Kehidupan Plural
Di Negara kita mayoritas beragama Islam, namun sikap toleran tetap menjadi agenda yang pertama dan sangat penting dalam kehidupan. Pemerintah juga mencanangkan tri kerukunan hidup beragama, yaitu kerukunan internal umat beragama, kerukunan antar umat beragama, kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Dari tri kerukunan hidup beragama tersebut, pemerintah juga menghendaki adanya sikap toleran antar umat beragama, serta keyakinan masing
- – masing, yang tetap menjaga kerukunan umat beragama.Allah berfirman :
Artinya:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah maka sesumgguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al.Baqoroh : 256)
Dari kedua ayat di atas tentunya sudah jelas bahwa tidak adanya paksaan untuk memeluk suatu agama. Islam datang tidak hanya mempertahankan agamanya, akan tetapi juga harus mengakui keberadaan agama
- – agama. Karena hal ini bertujuan untuk menjaga kerukunan antar sesama serta menghormati antar pemeluk
- – pemeluk agama.
Terjalinnya kerukunan serta terjadinya sikap toleran antar agama akan memungkinkan dan memudahkan untuk bekerja sama. Dapat dikatakan mewujudkan kerukunan antar umat beragama merupakan usaha untuk mendorong setiap pengenut konsekuen dengan agama itu, sehingga keberagamaannya bukan hanya dalam bentuk pengakuan atau anutan saja, tetapi dapat memberi nilai dan manfaat bagi dirinya
Mewujudkan kerukunan dan toleransi dalam kehidupan plural merupakan bagian usaha untuk menciptakan kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama, sehingga setiap golongan umat beragama dapat melaksanakan bagian dari tuntutan agama masing – masing.
Selain itu dengan adanya toleransi antara pemeluk agama masing masing dapat mewujudkan masyarakat yang religius. Keindahan masyarakat yang religius, tercermin dari adanya kerja sama antar sesama golongan dalam masyarakat itu sendiri. Islam memang merupakan agama misi, namun tetap menekankan sikap toleransi (tasamuh/tepa selira) dalam persebaran islam.
Islam melarang sikap permusuhan dan menebar kebencian diantara manusia, akan tetapi islam mengajarkan untuk saling bersikap toleran dan menghormati agama lain.Karena hal ini akan menghindarkan kekerasan dalam beragama.Kekerasan merupakam sebuah tindakan yang membahayakan manusia. Kekerasan akan menimbulkan prasangka, kekakuan dan kebekuan. Kekerasan merupakan awal perpecahan umat manusia, dan menggiring pada perselisihan internal (kedalam) dan eksternal (keluar) (Abdussami dan Tahir:120).
Untuk menjaga kerukunan antar agama, maka diperlukan etik pergaulan antar umat beragama. Etik tersebut menurut (Al-Munawar, 2003 : 11) yaitu : pertama, saling menerima, tiap subyek menerima kehendak dan kemauan subyek pertama. Dengan pengertian, setaiap golongan umut beragama menerina golongan agama lain, tanpa memperhitungkan perbedaan, kelebihan atau kekurangan. Allah berfirman :
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki
- – laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa
- – bangsa dan bersuku – suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesunngguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar . (Qs. Al Hujurot : 13)
Dalam Al Qur’an pun juga dijelaskan bahwa setiap golongan untuk bisa saling kenal
- – mengenal dengan golongan yang lain, tanpa memperhitungkan kekurangan serta perbedaan.
Kedua, sikap saling mempercayai merupakan kenyataan dan
pernyataan dari saling menerima. Hambatan utama dalam memelihara keharmonisan pergaulan yaitu bila hilang sikap saling mempercayai dan berganti dengan sikap saling berprasangka serta saling mencurigai.
Langgeng atau tidaknya, retak atau tidaknya pergaulan baik antara pribadi maupun antar golongan sangat ditentukan oleh bertahan atau tidaknya sikap saling mempercayai. Kerukunan dalam pergaulan hidup antar umat beragama akan tetap terpelihara yaitu dengan saling mempercayai antara satu golongan agama dengan agama lain.
Ketiga , prinsip berpikir positif. Dalam pergaulan, manusia selalu
berhadapan dengan berbagai masalah. Tiap masalah mengandung nilai positif dan negatif yang memerlukan pemecahan. Dan penyelesaian.
Karena itu, tiap pihak harus berusaha agar tiap masalah yang timbul dihadapi, dipecahkan dan diselesaikan secara obyektif dengan cara berpikir positif.
C.
Faktot-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Sikap Toleransi
Pelaksanaan sikap toleransi ini harus didasari sikap kelapangan dada terhadap orang lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri, yakni tanpa mengorbankan prinsip-prinsip tersebut (Daud, 1998: 80). Jelas bahwa toleransi terjadi dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri (Said, 2003: 13). Dengan kata lain, pelaksanaannya hanya pada aspek-aspek yang detail dan teknis bukan dalam persoalan yang prinsipil. Sebenarnya toleransi lahir dari watak Islam, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dapat dengan mudah mendukung etika perbedaan dan toleransi. Al-Qur'an tidak hanya mengharapkan, tetapi juga menerima kenyataan perbedaan dan keragaman dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah