S TA 1203839 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (qualitative research).
Metode penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln (Moleong,
2007, Hal. 5) merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas
yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri sehingga
berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang
mengungkap situasi sosial terntentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara
benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis
data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah menurut Komariah
(2012, Hal. 25).
Jenis penelitian kualitatif yang digunakan merupakan jenis kasus studi
yang hasil akhir penelitiannya tidak bisa digeneralisasikan. Hal tersebut berarti
bahwa hasil akhir mengenai identifikasi potensi Desa Sudalarang tidak dapat

disamakan dengan potensi desa lainnya. Penelitian kualitatif kasus studi ini
hanya terfokus pada kondisi potensi Desa Sudalarang untuk dijadikan desa
vokasi bidang arsitektur saja.
Penelitian

ini

diajukan

untuk

mengidentifikasi

potensi

Desa

Sudalarang di Kabupaten Garut untuk dijadikan desa vokasi dalam bidang
arsitektur. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik dengan mendeskripsikan
suatu keadaan yang sebenarnya.


Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21

22

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982, Hal.
27-29) mengenai lima karakteristik qualitative research, yaitu :
1. Peneliti sendiri sebagai instrument utama untuk mendatangi secara
langsung sumber data
2. Mengimplementasikan data yang dikumpulkan secara deskrifptif dari hasil
observasi yang dilakukan
3. Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses,
tidak semata-mata kepada hasil
4. Melalui analisis induktif, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan
yang terjadi

5. Mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan
kualitatif
Guna mendapat hasil penelitian ini, peneliti menempuh beberapa
langkah, yaitu pengumpulan data, pengolahan data atau analisis data,
penyusunan laporan serta penarikan kesimpulan. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di salah satu desa yang akan dijadikan
fokus penelitian, yaitu Desa Sudalarang, Kecamatan Sukawening Kabupaten
Garut. Masyarakat Desa Sudalarang sebagian besar (85 %) bekerja di bidang
konstruksi bangunan, mulai dari kenek bangunan (asisten tukang), tukang/ahli
(batu, kayu, plambing), dan mandor bangunan. (Nuryanto, 2012).
Menurut data statistik kependudukan desa, Desa Sudalarang memiliki
populasi sebanyak 4.109 jiwa dengan jumlah populasi perempuan sebanyak
2.257 orang dan penduduk laki-laki sebanyak 1.852 dengan jumlah kepala
keluarga (KK) sebesar 575 KK. Partisipan dari penelitian ini adalah warga
Desa Sudalarang yang bekerja sebagai pekerja bangunan yang tergabung ke
dalam komunitas PAKUBA. Pekerja bangunan biasanya pergi bekerja
Dara Premasania Mulyana, 2016

IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

bersama-sama ke kota secara musiman atau seasonal. Ada masanya dimana
Desa Sudalarang sepi karena mayoritas warganya pergi merantau untuk
bekerja sebagai pekerja bangunan dan akan kembali lagi bersama-sama setelah
pekerjaan proyek selesai.

C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012, Hal. 117).
Populasi pada penelitian kualitatif disebut sebagai sumber data
pada situasi sosial (social situation) tertentu. Subjek penelitianya adalah
benda atau orang yang padanya melekat data tentang objek penelitian

menurut Komariah dan Satori (2009, Hal. 49). Populasi yang diambil
untuk penelitian ini adalah warga Desa Sudalarang, Sukawening, Garut,
Jawa Barat.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, pendapat tersebut dikemukakan oleh Sugiyono
(2010, Hal. 118). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
warga desa Sudalarang yang berprofesi sebagai pekerja bangunan.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan sebagai
responden, melainkan narasumber, partisipan, informan, teman, guru atau
konsultan dalam penelitian. Mereka tidak hanya menjawab pertanyaanpertanyaan secara pasif tetapi secara aktif berinteraksi secara interaktif
dengan peneliti seperti yang peneliti ciptakan (Komariah, 2009, Hal. 48).

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24


Teknik pengambilan sampel/sumber data

akan menggunakan

teknik purposive sampling. Teknik ini menentukan subjek/objek sesuai
tujuan dengan menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai dengan
topik penelitian, peneliti memilih subjek/objek sebagai unit analisis.
Peneliti memilih unit analisis tersebut berdasarkan kebutuhannya dan
menganggap bahwa unit analisis tersebut representatif. Dengan kata lain,
dapat disimpulkan bahwa teknik purposive sampling ini hanya memilih
sampel yang benar-benar dapat memberikan jawaban yang relevan dan
efektif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sehingga data yang
didapatkan benar-benar langsung dari sampel yang memahami betul
tentang bidang kajian yang ditanyakan.

D. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan untuk menunjang penelitian identifikasi potensi
desa vokasi bidang arsitektur ini adalah (1) gambaran umum Desa Sudalarang
yang mencakup demografi desa, mata pencaharian warga desa, kondisi
geografis desa, data statistik kependudukan dan struktur pemerintahan desa;

(2) syarat atau standar untuk didirikannya desa vokasi, hal ini mengacu pada
standar yang dikeluarkan oleh Kemdikbud (Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan) tahun 2013 yang mencakup aksesibilitas menuju lokasi, kondisi
SDM (Sumber Daya Manusia) dan SDA (Sumber Daya Alam) yang memadai,
dukungan pemerintah, lingkungan yang mendukung, jenis keterampilan yang
relevan dan tingkat permintaan desa; (3) SDM (Sumber Daya Manusia) yang
menunjang, dalam arti bagaimana pekerja bangunan sebagai mayoritas mata
pencaharian

memahami

dan

mengerti

betapa

pentingnya

sertifikasi


keterampilan bidang arsitektur yang sebaiknya dimiliki oleh setiap pekerja
untuk menunjang kompetensi dan kualifikasi pekerja, meningkatkan
pendapatan pekerja konstruksi dan meningkatkan keterampilan sesuai bidang
yang digeluti.

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan pedoman
observasi, pedoman wawancara dan pedoman FGD (Focus Group Discussion)
untuk mendapatkan data yang detil dan mendalam sehingga diharapkan hasil
akhirnya, data akan valid dan menjawab semua pertanyaan peneliti.
Sedangkan tahapan teknis pengumpulan data dimulai dari memilih topik
kajian, menentukan fokus inkuiri, survey pendahuluan, kaji literatur atau
kepustakaan, mengembangkan kategori sub kategori/unit analisis sub unit

analisis dan kembangkan instrumen.

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan penelitian. Instrumen juga digunakan sebagai pedoman agar
penelitian tetap berjalan sesuai rencana dan tepat waktu. Pengorganisasian
kegiatan selama penelitian juga terdapat pada instrument penelitian.
Instrumen penelitian ini berupa pedoman observasi. Pedoman
observasi dipakai peneliti untuk dijadikan panduan dalam melakukan
penelitian. Observasi dilakukan untuk menggali data dari narasumber dengan
cara meneliti langsung dan beradaptasi dengan linkgungan penelitian serta
berbaur dengan penduduk sekitar. Dari cara inilah, peneliti akan mendapatkan
data-data baru yang akan diseleksi

menjadi kelompok kecil yang pada

akhirnya akan menjawab semua rumusan masalah.
Berikut dibawah ini data yang akan dicari untuk penelitian berdasarkan
rumusan masalah, terdiri dari 3 (tiga) aspek:
a. Gambaran umum Desa Sudalarang di Kabupaten Garut;

b. Sejauh mana pengetahuan SDM khususnya pekerja bangunan mengenai
sertifikasi keterampilan yang harus dimiliki;
c. Potensi Desa Sudalarang untuk dijadikan desa vokasi bidang arsitektur.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

Aspek
1. Gambaran umum Desa

Indikator


Analisis Data


Sejarah terbentuknya Desa

Menggunakan pedoman

Sudalarang

observasi, studi



Kondisi Geografis

dokumentasi dan



Iklim

wawancara langsung



Tata Guna Tanah

kepada aparatur desa.



Data Demografi Desa



Struktur organisasi

Sudalarang

pemerintahan


Sarana Umum

(sumber : UU No.6 Tahun 2014)
2. Kondisi SDM (Sumber Daya



Data

Demografi

khusus

Menggunakan

pekerja

wawancara,

Manusia) khusunya pekerja

ditujukan

bangunan sebagai partisipan

bangunan (mencakup jumlah

langsung

penduduk, jumlah penduduk

kepada

usia produktif, pendidikan

sudah ditentukan, dalam

dan penghasilan)

hal ini pekerja bangunan



Pengalaman Bekerja

dan orang/keluarga yang



Pelatihan

berkaitan dengan pekerja



Sertifikasi Bidang Arsitektur

bangunan



Desa dapat diberdayakan

Menggunakan pedoman

Vokasi

apabila memiliki

observasi dan wawancara

(Sumber Kemdikbud)

keterbatasan keterampilan

pada masyarakat Desa

Memiliki potensi desa

Sudalarang.

Standar Dibentuknya Desa



kepada

observasi
dan

sampel

mencakup SDM, SDA dan
pasar barang/jasa


Memiliki jenis keterampilan
yang relevan



Tingkat permintaan desa

F. Analisis Data

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FGD
yang

27

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data sangat
diperlukan guna mendapatkan data yang valid dalam sebuah penelitian.
Berikut teknik pengambilan data yang digunakan, yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatanterhadap suatu objek yang diteliti
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang
harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun ke
lapangan terlibat seluruh pancaindera (Komariah dan Satori, 2012, Hal.
105).
Pada ranah penelitian kualitatif yaitu pengamatan langsung
terhadap objek untuk mengetahui keadaan objek, situasi, konteks, dan
maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian (Komariah dan
Satori, 2012, Hal. 105).Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang
valid yang didasarkan pada pengamatan secara langsung terhadap
bagaimana masyarakat Desa Sudalarang bekerja. Selain itu observasi
digunakan untuk mendapatkan data yang akurat dan menyeluruh dari
responden yang sangat dibutuhkan bagi peneliti.
Selain itu peneliti membuat pedoman observasi dengan tujuan
untuk menggali informasi lebih dalam dan terstruktur sehingga data yang
didapatkan lebih terpercaya. Pedoman observasi dibuat dari rumusan
masalah yang didapatkan kemudian disesuaikan dengan pedoman
pembuatan desa vokasi yang dikeluarkan oleh Kemdikbud.
2. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan dengan cara tatap muka (face to face)
maupun menggunakan telepon. (Sugiyono, 2006). Sejalan dengan teori
tersebut, Sudjana (2000, Hal. 234) mengemukakan bahwa wawancara
adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara
pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya (interviewee).
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
yang digali dari sumber secara langsung, sehingga hasil data yang
dihasilkan lebih jelas dan dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti.
Wawancara terstruktur pada sampel yaitu perkumpulan pekerja bangunan
PAKUBA di Desa Sudalarang.
Jenis wawancara yang dipilih adalah wawancara terstandar
(standardized interview). Wawancara terstandar atau standardize interview
dalam istilah Esterberg (dalam Komariah dan Satori, 2012, Hal. 133)
disebut dengan wawancara terstruktur (structured interview) adalah
wawancara menggunakan sejumlah pertanyaan yang terstandar secara
baku. Wawancara terstandar digunakan sebagai teknik pengumpulan data.
Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, peneliti telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara. Dengan
wawancara terstruktur ini, setiap informan atau responden akan
memperoleh pertanyaan yang sama, kata-kata yang sama, penyajian yang
sama dan peneliti akan mencatat semua informasi yang diberikan. Berikut
dibawah ini pedoman wawancara dengan narasumber.
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN NARASUMBER
(PENGURUS PAKUBA)

Hari

: ……………………………………..

Waktu wawancara

: ………..….. sampai ………………

Nama narasumber

: ……………………………………..

Umur

: ……………………………………..

Pedoman Wawancara
Pertanyaan wawancara ini disusun untuk mengetahui objek studi penelitian yang
membahas kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Desa Sudalarang khususnya pekerja

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

bangunan, penagalaman bekerja, pelatihan atau pendidikan informal dan sertifikasi
keterampilan. Angket ini diisi oleh surveyor dengan cara bertanya kepada narasumber.
a.

Data Umum Pekerja Bangunan Di Pakuba

Jumlah pekerja bangunan : ............. orang.
Pendidikan Pekerja

Usia Pekerja

Bangunan

Bangunan

1.

2.

4.

5.

Kurang dari 500.000 :

orang

Tidak tamat SD :

15-19 Tahun :

500.000 – 1.000.000 :

orang

orang

orang

1.000.000-3.000.000 :

orang

20-39 Tahun :

3.000.000-5.000.000 :

orang

orang

Diatas 5.000.000

orang

Sampai SD

:

orang
3.

Penghasilan per bulan

Sampai SMP

:

:

40-59 Tahun :

orang

orang

Sampai SMA :

56-64 Tahun :

orang

orang

Sampai Sarjana :
orang

b.

Aktivitas Dan Kegiatan
1.

Bagaimanakah riwayat atau sejarah terbentuknya Paguyuban Kuli Bangunan?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

2.

Siapakah tokoh dan pihak-pihak yang mencetuskan untuk dibentuknya
PAKUBA?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

3.

Berapa jumlah pengurus dan anggota PAKUBA?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

4.

Bagaimana cara PAKUBA mendistribusikan anggotanya untuk dapat bekerja di
proyek?

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
5.

Pada bulan apa biasanya pekerja tersebar ke proyek dan sejauh mana jangkauan
pekerja untuk bekerja?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

6.

Apakah PAKUBA memiliki keinginan untuk dapat menjadikan Desa Sudalarang
menjadi desa binaan yang mandiri?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

c.

Instrumen Penelitian

Hari/tanggal

: …………………………………………

Waktu survey dari

: ……………….. sampai ………………

Angket Skripsi
Angket ini disusun untuk mengetahui data-data narasumber. Angket ini diisi oleh surveyor
dengan cara observasi dan bertanya ke narasumber.

1) Data Responden
Data Pribadi Responden
1

Nama

2

Jumlah keluarga

3

Usia

4

Pendidikan

฀ SD

฀ SMP

5

Jenis Kelamin

฀ Perempuan

฀ Laki-Laki

6

Status Perkawinan

฀ Belum
menikah

฀ Sudah
menikah

7

Status
kependudukan

฀ Asli warga
Sudalarang

฀ Luar
warga
Sudalaran

…… orang
Th.
฀ SMA

฀ S1

฀ S2

Duda

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

g
8

Alamat

RT/RW :
No.

2) Butir Wawancara
Aspek
Pengalaman

1.

Bekerja

2.

3.

Pertanyaan

Jawaban

Sejak umur berapa

1. ……………………………………………………

menjadi pekerja

….….……………………………………………

bangunan?

……………..….

Sudah berapa lama

2. ……………………………………………………

menjadi pekerja

….….……………………………………………

bangunan?

……………..….

Dari mana anda

3. ……………………………………………………

mendapatkan

….….……………………………………………

keterampilan bidang

………………..

bangunan?
4.

Berapa banyak proyek
yang sudah anda ikuti?

5.

Bagaimana cara anda
mendapatkan proyek?

6.

Pelatihan

1.

3.

4.

5. ……………………………………………………
….….……………………………………………
6. ……………………………………………………

jangka waktu bekerja

….…………………………………………………
7. …………………………………………………….

Bidang keahlian apa

…….………………………………………………

yang anda geluti?

…….………………………………………………

Apakah anda pernah
mengikuti pelatihan?

2.

….….……………………………………………

Berapa lama rata-rata

pada satu proyek?
7.

4. ……………………………………………………

Pelatihan seperti apa

1. ……………………………………………………
….….……………………………………………
2. ……………………………………………………

yang pernah anda

….….……………………………………………

ikuti?

…….………………………………………………

Keuntungan apa yang

3. ……………………………………………………

anda dapat setelah

….….……………………………………………

mengikuti pelatihan?

…….………………………………………………

Seberapa sering anda

4. ……………………………………………………

mengikuti pelatihan?

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Aspek
5.

Pertanyaan
Apakah anda tahu
manfaat mengikuti
pelatihan?

6.

Apakah anda tertarik

Jawaban
….….……………………………………………
5. ……………………………………………………
…….………………………………………………
6. ……………………………………………………

untuk mengikuti

….….……………………………………………

pelatihan ? (jika belum

…….………………………………………………

pernah)
Sertifikasi

1.

Apakah anda tahu apa
itu sertifikasi
keterampilan?

2.

tujuan dari sertifikasi

…….………………………………………………

Apakah anda tahu

keterampilan?
Apakah anda
mengetahui syarat

6.

7.

3. ……………………………………………………
…….………………………………………………
……………………………………………………
4. ……………………………………………………
……………………………………………………

untuk mendapatkan

…….………………………………………………

sertifikasi

…….………………………………………………

keterampilan?
5.

2. ……………………………………………………
….….……………………………………………

manfaat dari sertifikasi

4.

….….…………………………………………….

Apakah anda tahu

keterampilan?
3.

1. ……………………………………………………

5. …………………………………………………….

Apakah anda

…….………………………………………………

mengetahui biaya

…………..….……………………………………

pembuatan sertifikasi

…………………...………………………………

keterampilan?

……………………………….……………………

Apakah anda tertarik

6. …….………………………………………………

untuk mengikuti

…….………………………………………………

sertifikasi? (jika belum

…….………………………………………………

memiliki)

…….………………………………………………

Apakah ada sosialisasi

7. …….………………………………………………

dari pemerintah

…….………………………………………………

setempat mengenai

…….………………………………………………

urgensi memiliki

…….………………………………………………

sertifikasi
keterampilan?

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan
dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian
lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah
kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian (Komariah dan Satori, 2012,
Hal. 149).
Dokumentasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi
umum Desa Sudalarang. Dokumentasi dilakukan peneliti sebagai
pelengkap dari hasil observasi dan wawancara yang belum lengkap. Selain
untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan Desa Sudalarang namun
dibutuhkan juga data-data statistik mengenai Desa Sudalarang berupa data
jumlah penduduk, topografi desa, kondisi geografis dan sebagainya.
Studi dokumentasi dapat berupa dokumen resmi mengenai Desa
Sudalarang dan dokumen resmi perkumpulan PAKUBA, fotografi sebagai
media untuk menangkap objek dengan cepat dan tepat dan videografi
sebagai media audio visual sebagai gambaran nyata mengenai bagaimana
masyarakat Desa Sudalarang beraktivitas.

4. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data
dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman
sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan
dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu
permasalahan tertentu. FGD dimaksudkan juga untuk menghindari
pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang
sedang diteliti.

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Focus Group Discussion (FGD) juga mengundang para informan
kunci untuk mendiskusikan beberapa konsep yang berkaitan dengan data
yamg diungkap atau dapat juga menjawab beberapa pertanyaan penelitian.
(Komariah dan Satori, 2012:96).Tujuan FGD adalah untuk mengeksplorasi
masalah yang spesifik, yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Teknik
ini digunakan dengan tujuan untuk menghindari pemaknaan yang salah
dari peneliti terhadap masalah yang diteliti. FGD digunakan untuk menarik
kesimpulan terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit diberi makna
sendiri oleh peneliti karena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti
(Kresno S. dkk., (1999) dalam Paramita A. & Kristiana L., 2013).
Diskusi ini dibuat untuk menyamakan persepsi antara peneliti
dengan masyarakat Desa Sudalarang mengenai pentingnya sertifikasi
keterampilan

pekerjaan,

diharapkan

dengan

diadakannya

diskusi,

masyarakat lebih memahami betapa pentingnya sertifikasi keterampilan
kerja untuk menunjang kehidupan ekonomi masyarakat perdesaan menjadi
lebih baik.
Langkah-langkah dalam pengumpulan data menggunakan Focus
Group Discussion (FGD) adalah sebagai berikut (Krueger, 1988 dalam
Kristiana L. & Paramita A., 2013) :
1. Persiapan FGD : fasilitator dan pencatat harus datang tepat waktu


Menentukan jumlah kelompok FGD, minimal 2 kelompok pada
tiap kategori



Bahasan kelompok bervariasi



FGD tetap dilaksanakan sampai mendapatkan informasi yang
dicari



Ada makna dalam letak geografis

2. Menentukan komposisi kelompok FGD


Kelas sosial yang sama



Status hidup



Status spesifik tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35



Tingkat keahlian yang sama



Perbedaan budaya tidak disatukan



Rekruitmen peseta secara homogen

3. Menentukan tempat diskusi FGD


Aman



Nyaman



Lingkungan Netral



Mudah diaskses/dijangkau peserta



One Way Mirror Screen (jika ada)



Menyiapkan logistik

4. Pegaturan tempat duduk
5. Menyiapkan undangan untuk narasumber berikut pemberitahuan
sistem pelaksanaan diskusi FGD
6. Menyiapkan fasilitator yang menguasai tujuan dan topik sehingga
memahami diskusi dan dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
lanjutan.
7. Menyiapkan pencatat (notulen) FGD
8. Pembukaan FGD
9. Pelaksaaan / Teknik Pengelolaan FGD. Bagian pertama memaparkan
tujuan FGD dan membuat pertanyaan terbuka. Bagian kedua bertujuan
untuk mengeksplorasi aspek atau menajwab tujuan penelitian.
Sasaran FGD adalah sampel yaitu pekerja bangunan dan orangorang yang berkaitan atau memiliki hubungan dengan sampel seperti
teman atau keluarga. FGD dilakukan secara homogen untuk menghindari
pasifnya orang-orang yang berkaitan dengan sampel yaitu keluarga.
Tujuan dilakukannya diskusi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
SDM ingin berkembang dan mendukung untuk diselenggarakannya desa
vokasi. SDM merupakan salah satu identifikasi potensi desa yang dapat
dijadikan acuan.
Pengelompokan narasumber FGD dilakukan secara homogen, yaitu
pekerja bangunan (dibagi menjadi 2 kelompok, usia produktif 15–39 tahun
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

dan 40–64 tahun) hal tersebut dikondisikan berdasarkan pengalaman kerja.
Dengan pengelompokan narasumber FGD tersebut, diharapkan peneliti
mendapatkan jawaban dari butir-butir wawancara yang dilakukan. Apabila
data dari narasumber telah di dapatkan, peneliti akan memetakan dan
menterjemahkan jawaban yang sudah disampaikan oleh narasumber dan di
seleksi lagi untuk mencapai jawaban yang relevan, bersesuaian dengan
tujuan penelitian, pasti dan konkret.

Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN
GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu