Peramalan Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015–2018
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Angkatan Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yang siap melakukan pekerjaan, penduduk yang
telah memasuki usia kerja (working age population). Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah
memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur
15-64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja
ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20
tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan
sudah termasuk tenaga kerja.
Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu negara/masyarakat dapat
dijabarkan jika diketahui mengenai komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan
kerjanya, komposisi jenis pekerjaan dan fakta–fakta lain mengenai angkatan kerja.
Misalnya: apakah para penduduk muda (young population) berusia terlalu muda
untuk memasuki angkatan kerja, hingga belum bisa mendapatkan pendidikan yang
relatif cukup tinggi? Kemudian berapa banyakkah penduduk tua (old population)
dipaksa untuk tetap tinggal dalam angkatan kerja setelah usia pensiun?
Tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja. Dalam
literatur biasanya adalah seluruh penduduk berusia 15–64 tahun. Tetapi kebiasaan
yang dipakai di Indonesia adalah seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (hasil
sensus penduduk 1971 dan 1980). Jadi, tenaga kerja (man power) adalah seluruh
penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat
memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan
patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil Sensus Penduduk
Universitas Sumatera Utara
1971, 1980 dan1990). Namun sejak penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan
internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang
bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab.
Angkatan kerja (labour force) secara demografi angkatan kerja bergantung dari
tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang
menjadi angkatan kerja. Jadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang
memproduksi barang dan jasa. Kelompok angkatan kerja terdiri dari 2 (dua)
golongan yaitu:
1. Angkatan kerja yang bekerja
a. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu
pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan
dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari.
b. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan
pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah
pekerja tetap, petani-petani dan orang-orang yang bekerja dalam
keahlian.
2. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan
a. Mereka
yang
belum
pernah
bekerja
dan
sedang
berusaha
mencari/mendapatkan pekerjaan.
b. Mereka yang bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan
berusaha mendapatkan pekerjaan.
c. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan.
Bukan angkatan kerja (not in the labour force) adalah bagian dari tenaga
kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi, mereka bagian dari
tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam
kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.Kelompok bukan angkatan
kerja terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Sekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya bersekolah.
2. Mengurus rumah tangga adalah untuk mereka yang kegiatannya hanya
mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah.
3. Penerimaan pendapatan adalah untuk mereka yang tidak melakukan suatu
kegiatan tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiun, bunga
simpanan, hasil persewaan dan sebagainya.
4. Lainnya adalah untuk mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain
karena usia lanjut, lumpuh, dungu dan sebagainya.
2.1.1 Jenis Pekerjaan
Urutan jenis pekerjaan diurutkan pada tingkat produktifitas kerja, mulai dari yang
paling produktif sampai dengan yang tidak produktif. Selain itu, jenis pekerjaan
seringkali dihubungkan dengan tingkat pendidikan, keterampilan dan jumlah jam
kerja untuk mengetahui dimana ada setengah pengangguran dan tempat tinggal
maupun mobilitas pekerjaan dengan menghubungkan jenis pekerjaan pada tahuntahun sebelumnya. Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau
pernah dilakukan oleh orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja.
Jenis pekerjaan ini dibagikan dalam beberapa golongan yaitu:
1. Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain.
2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
3. Tenaga administrasi, tenaga tata usaha dan tenaga yang berhubungan dengan
itu.
4. Tenaga penjualan.
5. Tenaga usaha.
6. Tenaga usaha pertanian.
7. Tenaga produksi dan sejenisnya, dan operator alat-alat pengangkutan.
2.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )
Angka TPAK dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang
bekerja atau mencari pekerjaan. Bila angka TPAK kecil maka dapat di katakan
bahwa penduduk usia kerja baik yang sedang sekolah maupun mengurus rumah
tangga dan lainnya. Dengan demikian angka TPAK di pengaruhi oleh faktor sosial
Universitas Sumatera Utara
ekonomi maupun faktor demografis. Beberapa faktor demografis yang dianggap
penting pengaruhnya terhadap TPAK adalah jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan dan status perkawinan.
��������������� =
�����������
� ���%
�������������������
Masalah yang sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau
pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut:
1. Setengah menganggur adalah jika seseorang bekerja tidak tetap diluar
keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari
biasanya.
2. Pengangguran tidak kentara, di dalam angkatan kerja mereka dimasukkan
dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika
dilihat dari segi produktifitasnya.
3. Pengangguran friksionil adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya
seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus
mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum
mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.
2.1.3 Status Kedudukan dalam Pekerjaan dari Angkatan Kerja
Klasifikasi status pekerjaan sejak tahun 1971 tidak mengalami perubahan hingga
tahun 2000 dan tampaknya untuk periode seterusnya, di bandingkan dengan
klasifikasi lapangan usaha maupun jenis pekerjaan yang selalu mengalami
penyesuaian. Dengan demikian analisis perubahan atau status pekerjaan maupun
pertumbuhannya mudah dilakukan.Status/kedudukan dalam pekerjaan dari
angkatan kerja dibagi dalam (empat) golongan yaitu:
1.
Pengusaha tanpa buruh adalah mereka yang melakukan usaha/pekerjaan
atas resiko/tanggungan sendiri dan tidak memakai buruh yang dibayar atau
hanya anggota rumah tangganya dengan membayar upah.
Universitas Sumatera Utara
2.
Pengusaha pakai buruh adalah seseorang yang dalam usahanya dibantu
oleh salah satu atau beberapa buruh yang dibayar.
3.
Buruh/pekerja adalah mereka yang bekerja dengan menerima upah atau
gaji baik berupa uang maupun barang.
4.
Pekerja keluarga adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha yang
dilakukan salah seorang anggota rumah tangga tanpa mendapat gaji/upah.
2.1.4. Lapangan Pekerjaan/usaha
Menurut Chris Manning (1993) analisis data mengenai kegiatan ekonomi
penduduk umumnya menitikberatkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja
menurut sektor, trend perpindahan dan penyebab perpindahan tersebut serta
implikasinya.Lapangan pekerjaan/usaha adalah kegiatan dari usaha/perusahaan/
instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja.
Lapangan pekerjaan/usaha ini dibagi dalam 10 (sepuluh) golongan yaitu:
1.
Pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan.
2.
Pertambangan dan penggalian.
3.
Industri pengolahan.
4.
Listrik, gas dan air.
5.
Bangunan.
6.
Perdagangan, rumah makan dan hotel.
7.
Angkutan, penyimpanan, dan komunikasi.
8.
Keuangan, asuransi dan perdagangan tak bergerak.
9.
Jasa-jasa kemasyarakatan, sosial dan pribadi.
10. Kegiatan yang tidak/belum jelas.
2.2 Peramalan
Forecasting adalah peramalan atau perkiraan mengenai sesuatu yang belum
terjadi. Ramalan yang dilakukan pada umumnya akan berdasarkan data yang
terdapat di masa lampau yang dianalisis dengan mengunakan metode-metode
tertentu. Forecasting diupayakan dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian.
Dengan kata lain bertujuan mendapatkan ramalan yang bisa meminimumkan
Universitas Sumatera Utara
kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan Mean Absolute
Deviation, Absolute Error, dan sebagainya.
Atasdasarlogika,
adalahmengumpulkan
peramalan,
langkahdalammetodeperamalansecaraumum
data,
menyeleksidanmemilih
menggunakan
model
data,
memilih
model
terpilihuntukmelakukanperamalan,
evaluasihasilakhir.Berdasarkansifatnya, peramalandibedakanmenjadi:
1.
PeramalanKualitatif
Peramalan
yang
didasarkanatas
data
kualitatifpada
masa
lalu.Hasilperamalankualitatifdidasarkanpadapengamatankejadian–kejadian
di masa sebelumnyadigabungdenganpemikirandaripenyusunnya.
2.
PeramalanKuantitatif
Peramalan yang didasarkanatas data kuantitatif masa lalu yang
diperolehdaripengamatannilai–nilaisebelumnya.Hasilperamalan
yang
dibuattergantungpadametode yang digunakan, menggunakanmetode yang
berbedaakandiperolehhasilperamalan yang berbeda.
2.3 Metode–metode Peramalan
Untukmelakukanperamalandiperlukanmetodetertentu dan metode mana yang
digunakantergantungdari data dan informasi yang akandiramalsertatujuan yang
hendakdicapai. Dalamprakteknyaterdapatberbagaimetodeperamalan antara lain:
1.
Deret berkala atauDeretWaktu
Data deret waktu adalah data hasil pencatatan secara terus menerus dari
waktu ke waktu (periodik), biasanya dalam interval waktu yang sama.
Trend melukiskan gerak data deret waktu selama jangka waktu yang
panjang atau cukup lama. Gerakan ini yang menggambarkan keadaan yang
secara terus menerus bergarak dari waktu ke waktu secara stabil
(Supangat, 2008:167).
2.
Causal
Methodsatausebabakibat
merupakanmetodeperamalan
didasarkankepadahubunganantaravariabel
variable
lain
yang
yang
yang
diperkirakandengan
mempengaruhinyatetapi
bukanwaktu.Dalamprakteknyajenismetodeperamalaniniterdiridari:
Universitas Sumatera Utara
a.
Metoderegresi
dan
kolerasi,
merupakanmetode
digunakanbaikuntukjangkapanjangmaupunjangkapendek
yang
dan
didasarkankepadapersamaandenganteknikleastsquares yang dianalisis
secara statis.
b.
Model
Input
Output,
merupakanmetode
digunakanuntukperamalanjangkapanjang
yang
yang
biasadigunakanuntukmenyusuntrendekonomijangkapanjang.
c.
Modelekonometri,
merupakanperamalan
yang
digunakanuntukjangkapanjang dan jangkapendek.
2.4 Data Deret Berkala
Deretwaktumerupakanserangkaianpengamatan/observasi yang diambil selama
kurun waktu, pada umumnya dalam interval-interval yang sama panjang (Murray
R. Spiegel, 1972:301).Deretwaktuadalahwaktusekumpulanhasilobservasi yang
diaturdandidapatmenuruturutankronologis, biasanyadalam interval waktu yang
sama (Sudjana, 1981:240).
Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan
perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
jumlah penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah kejahatan, dan sebagainya).
Dari
pengalamandenganbanyakcontohderetberkalaternyataterdapatgerakangerakankhastertentuatauvariasi-variasi
(variations)
yang
beberapadiantaranyaatauseluruhnyaterdapatdalamberbagai tingkat yang berbeda.
Analisisdarigerakan-gerakaninisangatpentingdalamberbagaihal,
salahsatudiantaranyaadalahmeramalkan
(forecasting)
gerakan-gerakan
yang
akandatang. Olehkarenaitutidakmengherankanbahwabanyak industri danbadanbadanpemerintahsangatberkepentingandalamsubjekini.
2.4.1 Komponen Deret Berkala
Empat Komponen Deret Berkala:
Universitas Sumatera Utara
1. Trend Sekuler, yaitu gerakan yang berjangka panjang, lamban seolah-olah
alun ombak dan berkecenderungan menuju ke satu arah, arah menaik atau
menurun.
2. Variasi Musim, yaitu ayunan sekitar trend yang bersifat musiman serta
kurang lebih teratur.
3. Variasi Sikli, yaitu ayunan trend yang berjangka lebih panjang dan agak
lebih tidak teratur.
4. Variasi Random/Residu, yaitu gerakan yang tidak teratur sama sekali.
2.4.2 Pengolahan Data Analisis Deret Berkala
Data kuantitatif deret berkala merupakan bahan analisis trend sekunder, variasi
musim (seasonal), dan variasi siklikal. Pada hakekatnya, pengolahan dan
penyesuaian data harus dilakukan sebelum data tersebut digunakan untuk tujuan
analisis. Berkaitan dengan hal tersebut, pengguna data harus memperhatikan
beberapa tentang permasalahan tentang:
1.
Variasi Penanggalan.
2.
Perubahan Harga.
3.
Perubahan Penduduk.
4.
Perbandingan Data.
a. Variasi Penanggalan
Pada umumnya, setahun dianggap memiliki 365 hari. Meskipun satu tahun terdiri
dari 12 bulan, setiap bulan dapat memiliki jumlah hari yang berbeda yang
bervariasi antara 28 sampai dengan 31 hari. Sebelum data time series digunakan
untuk tujuan analisis, pengguna data wajib mengadakan penyesuaian terhadap
jumlah hari dalam bulan atau jumlah hari kerja dalam bulan. Data tentang
konsumsi, penjualan, dan sebagainya umumnya disesuaikan atas dasar jumlah hari
dalam 1 bulan. Penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan cara membagi angka
konsumsi bulanan atau angka penjualan bulanan dengan jumlah hari dalam 1
bulan yang bersangkutan agar diperoleh angka konsumsi atau penjualan per hari.
Sebaliknya, jika kita ingin angka-angka konsumsi bulanan tersebut tidak berubah,
Universitas Sumatera Utara
maka angka konsumsi harian yang diperoleh harus dikalikan dengan jumlah hari
rata-rata per bulan sebanyak 365/12 = 30,4167 hari.
b. Perubahan Harga
Dalam banyak kasus, data deret berkala terdiri dari angka-angka nilai produksi.
Jika menggunakan deret berkala untuk menganalisis perubahan fisik yang bebas
dari pengaruh fluktuasi harga, data kuantitatif tersebut harus di deflasikan dengan
indeks harga yang sesuai sebelum dapat digunakan untuk tujuan analisis. Deret
berkala tentang penjualan, pendapatan, ongkos bahan mentah dan sebagainya,
harus di deflasikan agar fluktuasinya bebas dari perubahan harga-harganya. Proses
deflasi penting sekali mengingat angka-angka nilai produksi yang meningkat
kemungkinan di sebabkan oleh kenaikan harga, sedangkan jumlah fisiknya
mungkin saja konstan bahkan menurun.
c. Perubahan Penduduk
Ada kalanya, ingin mengetahui fluktuasi produksi per kapita atau konsumsi per
kapita. Dalam hal demikian, angka-angka produksi atau konsumsi harus dibagi
dengan jumlah penduduk. Angka per kapita sedemikian itu sebenarnya telah
memasukkan unsur perubahan penduduk di dalamnya. Perhitungan per kapita
tersebut penting sekali karena produksi bisa saja menunjukkan gerekan meningkat
(naik), tetapi per kapitanya menurun jika kenaikan jumlah penduduk lebih cepat di
banding kenaikan produksinya.
d. Perbandingan Data
Semua data deret berkala yang digunakan sebagai dasar analisis, seharusnya
betul-betul sebanding. Jika sumber data berbeda, maka perlu dilakukan penelitian
terhadap perumusan istilah-istilah oleh beberapa sumber yang berbeda.
Perumusan yang berbeda tentang suatu istilah yang sama oleh beberapa sumber,
perlu disesuaikan sebelum data tersebut digunakan. Sebagai contoh, terdapat dua
sumber yang berbeda dimana keduanya merumuskan suatu istilah yang sama yaitu
produksi “sikat”. Sumber yang pertama merumuskan istilah sikat sebagai
Universitas Sumatera Utara
gabungan perusahaan atau industri yang memproduksi sikat gigi, sikat lantai, dan
sebagainya. Sedangkan sumber yang kedua merumuskan istilah sikat sebagai
gabungan dari perusahaan atau industri sikat gigi saja.
Berdasarkan model klasik, nilai deret berkala atau time series (Y) merupakan
gabungan perkalian dari nilai-nilai komponennya, dan dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Y=TxCxSxI
Jadi suatu data runtut waktu merupakan hasil kali dari 4 komponen yaitu “trend
(T), cyclus (C), seasonal (S) dan irregular (I).
2.4.3 Trend Sekunder
Perkembangan suatu kejadian, gejala atau variabel yang mengikuti “gerakan trend
sekunder“ dapat disajikan dalam bentuk:
1.
Persamaan trend, baik persamaan linier maupun persamaan non linier.
2.
Gambar/grafik yang dikenal dengan garis/kurva trend, baik garis lurus
maupun lengkung.
2.4.4 Trend Linier
Trend Linier adalah trend yang variabel X nya (periodewaktu) berpangkat paling
tinggisatu (Dergibson, 2000). Sering kali data deret waktu jika digambarkan ke
dalam plot mendekati garis lurus. Deret waktu seperti inilah yang termasuk dalam
trend linier.Penentuan persamaan dan garis “trend linier” dapat dilakukan dengan
metode-metode berikut:
1. Metode tangan bebas (freehand method).
2. Metode setengah rata-rata (semi average method).
3. Metode matematis.
4. Metode kuadrat terkecil (least square method).
2.5 Metode Semi Average
Metode trend setengah rata-rata menentukan bahwa untuk mengetahui fungsi
Y = a + bx, semua data historis dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah
anggota masing-masing sama.
Universitas Sumatera Utara
a. Metode Setengah Rata-rata dengan data historis dalam jumlah genap
b. Metode Setengah Rata-rata dengan data historis dalam jumlah ganjil
Langkah-langkahdalammemperolehgaris trend denganmetode semi Average
adalah:
1.
Mengelompokkan data
menjadiduabagian.
Jikajumlah data ganjil,
makanilai yang ditengahdapatdihilangkanataudihitungdua kali yaitu 1
bagianmenjadikelompokpertamadansatubagianmenjadikelompokkedua.
2.
Menghitung
rata-rata
hitungkelompokpertama(K1)
dankelompokkedua(K2).
Kelompokpertama(K1)
diletakkanpadatahunpertengahanpadakelompok 1 dankelompokkedua(K2)
diletakkanpadatahunpertengahanpadakelompok
2.
Nilai
K1
dan
K2merupakannilaikonstanta (a) danletaktahunmerupakantahundasar. Nilai
K1 dan K2 menjadi intersept pada persamaan trendnya.
3.
Menghitung selisih K2-K1, apabila K2-K1>0 berarti trend positif dan bila
K2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Angkatan Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yang siap melakukan pekerjaan, penduduk yang
telah memasuki usia kerja (working age population). Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah
memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur
15-64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja
ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20
tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan
sudah termasuk tenaga kerja.
Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu negara/masyarakat dapat
dijabarkan jika diketahui mengenai komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan
kerjanya, komposisi jenis pekerjaan dan fakta–fakta lain mengenai angkatan kerja.
Misalnya: apakah para penduduk muda (young population) berusia terlalu muda
untuk memasuki angkatan kerja, hingga belum bisa mendapatkan pendidikan yang
relatif cukup tinggi? Kemudian berapa banyakkah penduduk tua (old population)
dipaksa untuk tetap tinggal dalam angkatan kerja setelah usia pensiun?
Tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja. Dalam
literatur biasanya adalah seluruh penduduk berusia 15–64 tahun. Tetapi kebiasaan
yang dipakai di Indonesia adalah seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (hasil
sensus penduduk 1971 dan 1980). Jadi, tenaga kerja (man power) adalah seluruh
penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat
memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan
patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil Sensus Penduduk
Universitas Sumatera Utara
1971, 1980 dan1990). Namun sejak penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan
internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang
bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab.
Angkatan kerja (labour force) secara demografi angkatan kerja bergantung dari
tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang
menjadi angkatan kerja. Jadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang
memproduksi barang dan jasa. Kelompok angkatan kerja terdiri dari 2 (dua)
golongan yaitu:
1. Angkatan kerja yang bekerja
a. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu
pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan
dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari.
b. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan
pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah
pekerja tetap, petani-petani dan orang-orang yang bekerja dalam
keahlian.
2. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan
a. Mereka
yang
belum
pernah
bekerja
dan
sedang
berusaha
mencari/mendapatkan pekerjaan.
b. Mereka yang bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan
berusaha mendapatkan pekerjaan.
c. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan.
Bukan angkatan kerja (not in the labour force) adalah bagian dari tenaga
kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi, mereka bagian dari
tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam
kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.Kelompok bukan angkatan
kerja terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Sekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya bersekolah.
2. Mengurus rumah tangga adalah untuk mereka yang kegiatannya hanya
mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah.
3. Penerimaan pendapatan adalah untuk mereka yang tidak melakukan suatu
kegiatan tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiun, bunga
simpanan, hasil persewaan dan sebagainya.
4. Lainnya adalah untuk mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain
karena usia lanjut, lumpuh, dungu dan sebagainya.
2.1.1 Jenis Pekerjaan
Urutan jenis pekerjaan diurutkan pada tingkat produktifitas kerja, mulai dari yang
paling produktif sampai dengan yang tidak produktif. Selain itu, jenis pekerjaan
seringkali dihubungkan dengan tingkat pendidikan, keterampilan dan jumlah jam
kerja untuk mengetahui dimana ada setengah pengangguran dan tempat tinggal
maupun mobilitas pekerjaan dengan menghubungkan jenis pekerjaan pada tahuntahun sebelumnya. Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau
pernah dilakukan oleh orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja.
Jenis pekerjaan ini dibagikan dalam beberapa golongan yaitu:
1. Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain.
2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
3. Tenaga administrasi, tenaga tata usaha dan tenaga yang berhubungan dengan
itu.
4. Tenaga penjualan.
5. Tenaga usaha.
6. Tenaga usaha pertanian.
7. Tenaga produksi dan sejenisnya, dan operator alat-alat pengangkutan.
2.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )
Angka TPAK dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang
bekerja atau mencari pekerjaan. Bila angka TPAK kecil maka dapat di katakan
bahwa penduduk usia kerja baik yang sedang sekolah maupun mengurus rumah
tangga dan lainnya. Dengan demikian angka TPAK di pengaruhi oleh faktor sosial
Universitas Sumatera Utara
ekonomi maupun faktor demografis. Beberapa faktor demografis yang dianggap
penting pengaruhnya terhadap TPAK adalah jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan dan status perkawinan.
��������������� =
�����������
� ���%
�������������������
Masalah yang sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau
pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut:
1. Setengah menganggur adalah jika seseorang bekerja tidak tetap diluar
keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari
biasanya.
2. Pengangguran tidak kentara, di dalam angkatan kerja mereka dimasukkan
dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika
dilihat dari segi produktifitasnya.
3. Pengangguran friksionil adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya
seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus
mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum
mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.
2.1.3 Status Kedudukan dalam Pekerjaan dari Angkatan Kerja
Klasifikasi status pekerjaan sejak tahun 1971 tidak mengalami perubahan hingga
tahun 2000 dan tampaknya untuk periode seterusnya, di bandingkan dengan
klasifikasi lapangan usaha maupun jenis pekerjaan yang selalu mengalami
penyesuaian. Dengan demikian analisis perubahan atau status pekerjaan maupun
pertumbuhannya mudah dilakukan.Status/kedudukan dalam pekerjaan dari
angkatan kerja dibagi dalam (empat) golongan yaitu:
1.
Pengusaha tanpa buruh adalah mereka yang melakukan usaha/pekerjaan
atas resiko/tanggungan sendiri dan tidak memakai buruh yang dibayar atau
hanya anggota rumah tangganya dengan membayar upah.
Universitas Sumatera Utara
2.
Pengusaha pakai buruh adalah seseorang yang dalam usahanya dibantu
oleh salah satu atau beberapa buruh yang dibayar.
3.
Buruh/pekerja adalah mereka yang bekerja dengan menerima upah atau
gaji baik berupa uang maupun barang.
4.
Pekerja keluarga adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha yang
dilakukan salah seorang anggota rumah tangga tanpa mendapat gaji/upah.
2.1.4. Lapangan Pekerjaan/usaha
Menurut Chris Manning (1993) analisis data mengenai kegiatan ekonomi
penduduk umumnya menitikberatkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja
menurut sektor, trend perpindahan dan penyebab perpindahan tersebut serta
implikasinya.Lapangan pekerjaan/usaha adalah kegiatan dari usaha/perusahaan/
instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja.
Lapangan pekerjaan/usaha ini dibagi dalam 10 (sepuluh) golongan yaitu:
1.
Pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan.
2.
Pertambangan dan penggalian.
3.
Industri pengolahan.
4.
Listrik, gas dan air.
5.
Bangunan.
6.
Perdagangan, rumah makan dan hotel.
7.
Angkutan, penyimpanan, dan komunikasi.
8.
Keuangan, asuransi dan perdagangan tak bergerak.
9.
Jasa-jasa kemasyarakatan, sosial dan pribadi.
10. Kegiatan yang tidak/belum jelas.
2.2 Peramalan
Forecasting adalah peramalan atau perkiraan mengenai sesuatu yang belum
terjadi. Ramalan yang dilakukan pada umumnya akan berdasarkan data yang
terdapat di masa lampau yang dianalisis dengan mengunakan metode-metode
tertentu. Forecasting diupayakan dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian.
Dengan kata lain bertujuan mendapatkan ramalan yang bisa meminimumkan
Universitas Sumatera Utara
kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan Mean Absolute
Deviation, Absolute Error, dan sebagainya.
Atasdasarlogika,
adalahmengumpulkan
peramalan,
langkahdalammetodeperamalansecaraumum
data,
menyeleksidanmemilih
menggunakan
model
data,
memilih
model
terpilihuntukmelakukanperamalan,
evaluasihasilakhir.Berdasarkansifatnya, peramalandibedakanmenjadi:
1.
PeramalanKualitatif
Peramalan
yang
didasarkanatas
data
kualitatifpada
masa
lalu.Hasilperamalankualitatifdidasarkanpadapengamatankejadian–kejadian
di masa sebelumnyadigabungdenganpemikirandaripenyusunnya.
2.
PeramalanKuantitatif
Peramalan yang didasarkanatas data kuantitatif masa lalu yang
diperolehdaripengamatannilai–nilaisebelumnya.Hasilperamalan
yang
dibuattergantungpadametode yang digunakan, menggunakanmetode yang
berbedaakandiperolehhasilperamalan yang berbeda.
2.3 Metode–metode Peramalan
Untukmelakukanperamalandiperlukanmetodetertentu dan metode mana yang
digunakantergantungdari data dan informasi yang akandiramalsertatujuan yang
hendakdicapai. Dalamprakteknyaterdapatberbagaimetodeperamalan antara lain:
1.
Deret berkala atauDeretWaktu
Data deret waktu adalah data hasil pencatatan secara terus menerus dari
waktu ke waktu (periodik), biasanya dalam interval waktu yang sama.
Trend melukiskan gerak data deret waktu selama jangka waktu yang
panjang atau cukup lama. Gerakan ini yang menggambarkan keadaan yang
secara terus menerus bergarak dari waktu ke waktu secara stabil
(Supangat, 2008:167).
2.
Causal
Methodsatausebabakibat
merupakanmetodeperamalan
didasarkankepadahubunganantaravariabel
variable
lain
yang
yang
yang
diperkirakandengan
mempengaruhinyatetapi
bukanwaktu.Dalamprakteknyajenismetodeperamalaniniterdiridari:
Universitas Sumatera Utara
a.
Metoderegresi
dan
kolerasi,
merupakanmetode
digunakanbaikuntukjangkapanjangmaupunjangkapendek
yang
dan
didasarkankepadapersamaandenganteknikleastsquares yang dianalisis
secara statis.
b.
Model
Input
Output,
merupakanmetode
digunakanuntukperamalanjangkapanjang
yang
yang
biasadigunakanuntukmenyusuntrendekonomijangkapanjang.
c.
Modelekonometri,
merupakanperamalan
yang
digunakanuntukjangkapanjang dan jangkapendek.
2.4 Data Deret Berkala
Deretwaktumerupakanserangkaianpengamatan/observasi yang diambil selama
kurun waktu, pada umumnya dalam interval-interval yang sama panjang (Murray
R. Spiegel, 1972:301).Deretwaktuadalahwaktusekumpulanhasilobservasi yang
diaturdandidapatmenuruturutankronologis, biasanyadalam interval waktu yang
sama (Sudjana, 1981:240).
Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan
perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
jumlah penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah kejahatan, dan sebagainya).
Dari
pengalamandenganbanyakcontohderetberkalaternyataterdapatgerakangerakankhastertentuatauvariasi-variasi
(variations)
yang
beberapadiantaranyaatauseluruhnyaterdapatdalamberbagai tingkat yang berbeda.
Analisisdarigerakan-gerakaninisangatpentingdalamberbagaihal,
salahsatudiantaranyaadalahmeramalkan
(forecasting)
gerakan-gerakan
yang
akandatang. Olehkarenaitutidakmengherankanbahwabanyak industri danbadanbadanpemerintahsangatberkepentingandalamsubjekini.
2.4.1 Komponen Deret Berkala
Empat Komponen Deret Berkala:
Universitas Sumatera Utara
1. Trend Sekuler, yaitu gerakan yang berjangka panjang, lamban seolah-olah
alun ombak dan berkecenderungan menuju ke satu arah, arah menaik atau
menurun.
2. Variasi Musim, yaitu ayunan sekitar trend yang bersifat musiman serta
kurang lebih teratur.
3. Variasi Sikli, yaitu ayunan trend yang berjangka lebih panjang dan agak
lebih tidak teratur.
4. Variasi Random/Residu, yaitu gerakan yang tidak teratur sama sekali.
2.4.2 Pengolahan Data Analisis Deret Berkala
Data kuantitatif deret berkala merupakan bahan analisis trend sekunder, variasi
musim (seasonal), dan variasi siklikal. Pada hakekatnya, pengolahan dan
penyesuaian data harus dilakukan sebelum data tersebut digunakan untuk tujuan
analisis. Berkaitan dengan hal tersebut, pengguna data harus memperhatikan
beberapa tentang permasalahan tentang:
1.
Variasi Penanggalan.
2.
Perubahan Harga.
3.
Perubahan Penduduk.
4.
Perbandingan Data.
a. Variasi Penanggalan
Pada umumnya, setahun dianggap memiliki 365 hari. Meskipun satu tahun terdiri
dari 12 bulan, setiap bulan dapat memiliki jumlah hari yang berbeda yang
bervariasi antara 28 sampai dengan 31 hari. Sebelum data time series digunakan
untuk tujuan analisis, pengguna data wajib mengadakan penyesuaian terhadap
jumlah hari dalam bulan atau jumlah hari kerja dalam bulan. Data tentang
konsumsi, penjualan, dan sebagainya umumnya disesuaikan atas dasar jumlah hari
dalam 1 bulan. Penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan cara membagi angka
konsumsi bulanan atau angka penjualan bulanan dengan jumlah hari dalam 1
bulan yang bersangkutan agar diperoleh angka konsumsi atau penjualan per hari.
Sebaliknya, jika kita ingin angka-angka konsumsi bulanan tersebut tidak berubah,
Universitas Sumatera Utara
maka angka konsumsi harian yang diperoleh harus dikalikan dengan jumlah hari
rata-rata per bulan sebanyak 365/12 = 30,4167 hari.
b. Perubahan Harga
Dalam banyak kasus, data deret berkala terdiri dari angka-angka nilai produksi.
Jika menggunakan deret berkala untuk menganalisis perubahan fisik yang bebas
dari pengaruh fluktuasi harga, data kuantitatif tersebut harus di deflasikan dengan
indeks harga yang sesuai sebelum dapat digunakan untuk tujuan analisis. Deret
berkala tentang penjualan, pendapatan, ongkos bahan mentah dan sebagainya,
harus di deflasikan agar fluktuasinya bebas dari perubahan harga-harganya. Proses
deflasi penting sekali mengingat angka-angka nilai produksi yang meningkat
kemungkinan di sebabkan oleh kenaikan harga, sedangkan jumlah fisiknya
mungkin saja konstan bahkan menurun.
c. Perubahan Penduduk
Ada kalanya, ingin mengetahui fluktuasi produksi per kapita atau konsumsi per
kapita. Dalam hal demikian, angka-angka produksi atau konsumsi harus dibagi
dengan jumlah penduduk. Angka per kapita sedemikian itu sebenarnya telah
memasukkan unsur perubahan penduduk di dalamnya. Perhitungan per kapita
tersebut penting sekali karena produksi bisa saja menunjukkan gerekan meningkat
(naik), tetapi per kapitanya menurun jika kenaikan jumlah penduduk lebih cepat di
banding kenaikan produksinya.
d. Perbandingan Data
Semua data deret berkala yang digunakan sebagai dasar analisis, seharusnya
betul-betul sebanding. Jika sumber data berbeda, maka perlu dilakukan penelitian
terhadap perumusan istilah-istilah oleh beberapa sumber yang berbeda.
Perumusan yang berbeda tentang suatu istilah yang sama oleh beberapa sumber,
perlu disesuaikan sebelum data tersebut digunakan. Sebagai contoh, terdapat dua
sumber yang berbeda dimana keduanya merumuskan suatu istilah yang sama yaitu
produksi “sikat”. Sumber yang pertama merumuskan istilah sikat sebagai
Universitas Sumatera Utara
gabungan perusahaan atau industri yang memproduksi sikat gigi, sikat lantai, dan
sebagainya. Sedangkan sumber yang kedua merumuskan istilah sikat sebagai
gabungan dari perusahaan atau industri sikat gigi saja.
Berdasarkan model klasik, nilai deret berkala atau time series (Y) merupakan
gabungan perkalian dari nilai-nilai komponennya, dan dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Y=TxCxSxI
Jadi suatu data runtut waktu merupakan hasil kali dari 4 komponen yaitu “trend
(T), cyclus (C), seasonal (S) dan irregular (I).
2.4.3 Trend Sekunder
Perkembangan suatu kejadian, gejala atau variabel yang mengikuti “gerakan trend
sekunder“ dapat disajikan dalam bentuk:
1.
Persamaan trend, baik persamaan linier maupun persamaan non linier.
2.
Gambar/grafik yang dikenal dengan garis/kurva trend, baik garis lurus
maupun lengkung.
2.4.4 Trend Linier
Trend Linier adalah trend yang variabel X nya (periodewaktu) berpangkat paling
tinggisatu (Dergibson, 2000). Sering kali data deret waktu jika digambarkan ke
dalam plot mendekati garis lurus. Deret waktu seperti inilah yang termasuk dalam
trend linier.Penentuan persamaan dan garis “trend linier” dapat dilakukan dengan
metode-metode berikut:
1. Metode tangan bebas (freehand method).
2. Metode setengah rata-rata (semi average method).
3. Metode matematis.
4. Metode kuadrat terkecil (least square method).
2.5 Metode Semi Average
Metode trend setengah rata-rata menentukan bahwa untuk mengetahui fungsi
Y = a + bx, semua data historis dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah
anggota masing-masing sama.
Universitas Sumatera Utara
a. Metode Setengah Rata-rata dengan data historis dalam jumlah genap
b. Metode Setengah Rata-rata dengan data historis dalam jumlah ganjil
Langkah-langkahdalammemperolehgaris trend denganmetode semi Average
adalah:
1.
Mengelompokkan data
menjadiduabagian.
Jikajumlah data ganjil,
makanilai yang ditengahdapatdihilangkanataudihitungdua kali yaitu 1
bagianmenjadikelompokpertamadansatubagianmenjadikelompokkedua.
2.
Menghitung
rata-rata
hitungkelompokpertama(K1)
dankelompokkedua(K2).
Kelompokpertama(K1)
diletakkanpadatahunpertengahanpadakelompok 1 dankelompokkedua(K2)
diletakkanpadatahunpertengahanpadakelompok
2.
Nilai
K1
dan
K2merupakannilaikonstanta (a) danletaktahunmerupakantahundasar. Nilai
K1 dan K2 menjadi intersept pada persamaan trendnya.
3.
Menghitung selisih K2-K1, apabila K2-K1>0 berarti trend positif dan bila
K2