Konsepsi dan Kepercayaan Orang Dari Siombak Mengenai Makhluk Halus (Studi Kasus Lingkungan Tujuh (Siombak) Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan) Chapter III VI

BAB III
MAKHLUK HALUS

3.1 Langsuir
Langsuir adalah sejenis makhluk halus yang dipercayai Masyarakat Melayu.
Walter William Skeat seorang Antropolog dari Inggris pernah menuliskan
etnografinya tentang asal-usul Mitos Langsuir yang berkembang pada masyarakat
Melayu di Selangor yang berjudul Malay Magic (1900) yaitu:
“If a woman dies in childbirth, either before delivery or after birth of
a child, and before the forty days of uncleanness have expired, she is
popularly supposed to become a langsuir, a flying demon of the
nature of the "white lady" or "banshee". to prevent rhis quantity of
glass beads are put in the mouth of the corpse, a hen's egg is put
under each arm-pit, and needles are placed in the palms of the hands.
it is believed that if this is done the dead woman cannot become a
langsuir, as she cannot open her mouth to shriek (ngilai) or wave her
arms as wings, or open and shut her hands to assist her flight. The
original Langsuir (whose embodiment is supposed to be a kind of
night-owl) is described as being a woman of dazzling beauty, who
died form the shock of hearing that her child was stillborn, and had
taken the shape of the pontianak. on hearing this terrible news, she

"clapped her hand", and without further warning "flew whinnying
away to a tree, upon which she perched. she may be known by her
robe of green, by her tapering nails of extraordinary length (a mark
of beauty), and by the long jet black tresses which she allows to fall
down to her ankles. in order to conceal the hole in the back of her
neck through which she sucks the blood of children! these vampire
like proclivities of hers may, however, be successfully combated if the
right means are adopted, for if you are able to catch her, cut short
her nails and luxuriant tresses, and stuff them into the hole in her
neck, she will become tame and indistinguishable from an ordinary
woman, remaining so for years. cases have been known, indeed, in
which she has become a wife and a mother, until she was allowed to
dance at once reverted to her ghostly form, and flew off into the dark
and gloomy forest from shence she came.”

34

Universitas Sumatera Utara

“Jika seorang wanita meninggal saat melahirkan, sebelum

melahirkan atau setelah kelahiran anak, dan sebelum empat puluh
hari masa nifasnya berakhir dia dipastikan menjadi langsuir,
seorang iblis yang terbang dan dikenal "wanita kulit putih" atau "
Banshee ". Untuk mencegah hal tersebut, manik-manik kaca
diletakkan di mulut mayat, telur ayam diletakkan di masing-masing
bawah ketiak, dan jarum ditempatkan di telapak tangan. Dipercaya
bahwa jika ini dilakukan, wanita yang meninggal tidak bisa menjadi
langsuir, karena dia tidak bisa membuka mulutnya untuk menjerit
(ngilai) atau melambaikan tangannya yang dapat menjadi sayap,
atau membuka dan menutup tangannya untuk membantu pelariannya.
Langsuir yang asli seharusnya berwujud semacam burung hantu tapi
digambarkan sebagai wanita cantik yang mempesona, yang
meninggal akibat shock mendengar bahwa anaknya mati saat lahir,
dan telah mengambil bentuk pontianak. Saat mendengar kabar
mengerikan ini, dia "menepukkan tangannya", dan tanpa peringatan
lebih jauh lagi "terbang sambil merayap ke sebatang pohon, di
atasnya dia bertengger, dia mungkin dikenal dengan jubah hijaunya,
dengan kuku yang panjang nan luar biasa (tanda Kecantikan), dan
dengan rambut hitam panjang sampai ke pergelangan kakinya, untuk
menyembunyikan lubang di bagian belakang lehernya yang

dengannya dia mengisap darah anak-anak. Vampir ini seperti
kecenderungannya, Namun, bisa berhasil diperangi jika cara yang
tepat dijalankan, karena jika Anda bisa menangkapnya, potong kuku
dan rambutnya yang luar biasa indahnya, dan masukkan ke lubang di
lehernya, dia akan menjadi jinak dan tidak bisa dibedakan dari
wanita biasa, kasus-kasus telah diketahui, memang, di mana dia telah
menjadi istri dan ibu, sampai dia diizinkan untuk menari sekaligus
kembali ke bentuk wujud aslinya sebagai hantu, dan terbang ke
tempat yang gelap dan suram dari mana dia datang.”

Berbeda dengan keyakinan dan pemahaman Orang Siombak mengenai
Langsuir. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibu Lismawati;
“Langsuir itu arwah perempuan yang gentayangan yang meninggal
pas dia lagi melahirkan. Itulah sebabnya kenapa dia suka ganggu
ibu hamil. Yang dia incar dari perempuan adalah darahnya. Darah
perempuan sama dia kayak daging sama kita, mantap kali yakan
rasanya. Dia juga punya suara yang khas, ibu pernah dengar itu
dulu. Suara kayak orang ketawa-ketawa tapi seram kali, luar biasa.
Kita yang dengar bisa langsung merinding.”
(Hasil wawancara dengan Ibu Lismawati tanggal 25 September 2016)


35

Universitas Sumatera Utara

Menurut Ibu Rubiah;
“Langsuir itu dulunya perempuan yang meninggal pas dia lagi
melahirkan. Dia gak terima dengan kematiannya itu, makannya dia
jadi arwah gentayangan sampai sekarang dan dia suka nampakan
wujudnya lagi nangis. kakak udah sering lah dengar-dengar suara
ganjil kayak gitu disini. Bukan main seramnya. Apalagi kalau dia
lagi ketawa-ketawa.”
(Hasil wawancara dengan Ibu Rubiah tanggal 25 September 2016)
Berdasarkan hasil wawancara saya dengan Ibu Lismawati dan Ibu Rubiah,
Langsuir diyakini oleh masyarakat Melayu di Siombak berasal dari arwah
gentayangan seorang wanita yang meninggal dunia ketika melahirkan. Makhluk
halus ini akan terus bergentayangan dan mencari mangsanya yaitu darah manusia
khususnya perempuan. Masing-masing informan saya menuturkan perkataan yang
sama bahwa Langsuir kerap mengganggu warga dengan suaranya yang khas.
Suara seperti seorang menangis hingga tertawa pernah dialami masyarakat

Siombak.
Pendapat yang lain ditambahkan dari ibu Siti yang mengatakan;
Langsuir itu dulunya perempuan yang dibunuh pas dia baru
melahirkan, perempuan itu gak mati dia masih hidup sampai
sekarang untuk balas dendamnya. Makanya dia jadi arwah
gentayangan. Bentuk Langsuir itu rambutnya hitam panjang
berantakan sampai tanah, dia pakai baju panjang warna putih,
wajahnya pun putih pucat, tubuhnya tinggi, dia suka kali terbang
dari satu pohon ke pohon lain. Tempat tinggalnya di pohon-pohon
tertentu misalnya pohon yang sudah tua dan besar. Suaranya khas
sekali, seram lah pokoknya. Langsuir juga dapat menampakkan
wujudnya lewat aroma bunga kemboja. (Hasil wawancara dengan
Ibu Siti tanggal 26 September 2016)

Menurut Ibu Siti Langsuir adalah jelmaan dari arwah gentayangan seorang
wanita korban pembunuhan. Pembunuhan terjadi selepas wanita tersebut

36

Universitas Sumatera Utara


melahirkan sang buah hati. Sehingga ia akan menampakkan wujudnya seperti
menyerupai seorang wanita berambut hitam panjang berantakan sampai tanah
dengan memakai baju panjang berwarna putih, wajahnya pun putih pucat,
memiliki tubuh yang tinggi serta menampakan dirinya dengan cara terbang.
Tempat tinggalnya di pohon-pohon tertentu misalnya pohon yang sudah tua dan
besar. Ia senang terbang dari satu pohon ke pohon lainnya serta mengeluarkan
suara yang khas dan menyeramkan. Langsuir juga dapat menampakkan wujudnya
melalui aromanya yaitu aroma bunga kemboja.

3.2 Lembidai
Danau Siombak yang terkenal memiliki pemandangan yang indah, juga
memiliki kisah-kisah yang mewarnai keberadaan danau tersebut, seperti terdapat
kisah mistis tentang penunggu Danau Siombak yang dipercaya masyarakat yang
dikenal bernama Lembidai. Lembidai diyakini adalah sejenis makhluk halus yang
hidup di air menjadi penunggu Danau Siombak yang kerap kali meminta korban
nyawa manusia atau biasa dikenal dengan “minta tumbal”. Bila mendengar ada
orang yang hilang (tenggelam) di danau tetapi jasanya agak lama baru ditemukan,
dengan serta-merta masyarakat langsung mengatakan, “mungkin sudah dikerjain
Lembidai.”

“Kita gak bisa main-main sama Lembidai itu. jadi harus lah kita
tetap jaga perilaku di mana pun khususnya dekat danau Siombak,
karena disitu pulak dia tinggal. Lembidai itu nampakkan wujudnya
mirip dengan permadani yang cantik atau ikan-ikan yang banyak
lagi ngumpul, pokoknya yang buat si manusia yang lihat dia tertarik
untuk ngedekat terus ngambil benda itu. nah, pas si manusia uda
mau ngambil, langsung lah si Lembidai narik manusia itu ke dalam

37

Universitas Sumatera Utara

danau terus diisapnya darah si manusia itu, habis itu ya mati.
Kalau kata orang Lembidai itu minta tumbal.”
(Hasil wawancara dengan Ibu Astinah 29 Mei 2017)
Menurut ibu Astinah bahwa seringkali Lembidai menampakkan wujudnya
menyerupai permadani yang sangat indah atau ikan-ikan yang banyak yang
sedang berkumpul atau pun benda-benda lain yang akan menarik perhatian si
manusia yang melihatnya. Setelah manusia mendekat untuk mengambil benda
tersebut, di saat itulah Lembidai beraksi dengan menggulung korbannya kemudian

menariknya ke dalam danau lalu mengisap darah si korban sampai akhirnya ia
mati.

Di sisi lain, Danau Lut Tawar yang terletak di Dataran Tinggi Gayo,
Kabupaten Aceh Tengah juga memiliki cerita yang sama yaitu terdapat penunggu
danau yang kerap kali meminta korban yang biasa dikenal Lembide mirip dengan
Lembidai yang dikenal warga Siombak hanya saja berbeda pengucapannya.
Berdasarkan cerita rakyat yang beredar di Gayo, “Lembide” adalah sejenis
makhluk air yang kerap meminta korban nyawa manusia, cerita yang berkembang
bentuk rupa Lembide ini biasanya menyerupai “alas” (tikar) yang saat beraksi
menggulung korbannya kemudian menghisap darah korbannya melalui bagian
diantara dua jari kaki, biasanya jempol yang ditandai dengan adanya lubang
seperti bekas gigitan.3

Bila ada kejadian orang tenggelam di Danau dan meninggal saat
ditemukan, maka masyarakat Aceh Tengah umumnya selalu menyebut ipangan, i

3

http://lintasgayo.co/2014/07/29/legenda-lembide-si-penunggu-lut-tawar


38

Universitas Sumatera Utara

ketni Lembide (dimakan, digigit Lembide). Orang-orang tua dulu selalu
mengingatkan anak-anak yang mandi di Danau dengan mengamanahkan “inget
ipangan lembide” (awas dimakan Lembide). Seperti insiden yang terjadi pada hari
pertama di tahun 2012, warga Gayo digemparkan oleg tenggelamnya satu unit
perahu wisata di kawasan Mepar, Kecamatan Kebayakan. Saat itu warga tumpah
ruah di semua lokasi wisata di Danau Lut Tawar. Naas, boat yang ditumpangi
puluhan orang terbalik dan 4 orang diantaranya baru berhasil ditemukan keesokan
harinya oleh tim penyelam dari Gayo Diving Club (GDC) dan sejumlah penyelam
dari Badan SAR Aceh. Hingga tahun 2013, banyak kasus tenggelam lain di danau
Lut Tawar dan umumnya kejadian-kejadian tenggelam itu serius tidak serius
menjadi pembicaraan orang dengan mengkait-kaitkannya dengan keberadaan
“makhluk” yang menghuni danau Lut Tawar bernama “Lembide. “Lembide
kembali meminta dan memakan korban di Lut Tawar,” demikian yang terdengar
dimana-mana sesaat setelah setiap kejadian meninggal karena tenggelam di Danau
seluas ± 5.817 hektar itu.


Sementara menurut antropolog Hamaddin Aman Fatih dalam tulisan yang
pernah diposting di LintasGayo menyatakan dahulunya masyarakat yang hidup
diseputaran danau itu meyakini, bila telah ada jatuh korban di danau itu. Maka
kemarau panjang akan melanda daerah seputaran danau tersebut (baca:male
musintak lo-bhs Gayo).4

4

Ibid.

39

Universitas Sumatera Utara

Asal muasal adanya atau berkembang cerita rakyat tentang Lembide ini,
yaitu mengisahkan tentang seorang guru ngaji atau Tengku dalam istilah Gayo
yang menyukai seorang janda dengan menggunakan kekuatan ilmu magis. Konon
menurut sebuah cerita yang berkembang dari mulut ke mulut. Dahulunya hiduplah
seorang janda dengan seorang putranya di pinggiran danau tersebut tepatnya di

wilayah sebelah barat danau Laut Tawar (wilayah Kota Takengon sekarang).

Sudah menjadi tradisi dalam lingkungan masyarakat Tanoh Gayo, bahwa
seorang anak menjelang akil baligh harus bisa membaca Al-Qur’an. Mungkin
karena keterbatasan waktu dan ilmu tentang tajwid membaca Al-Qur’an yang
dimiliki janda tersebut, maka anak semata wayangnya tersebut diserahkan kepada
seorang tengku untuk diajarkan cara membaca Al-Qur’an. Kegiatan tersebut
biasanya dilakukan sehabis sholat magrib di sebuah surau

yang berada

diseputaran danau tersebut.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Anak
janda tersebut terus menjalankan aktivitas rutinnya belajar membaca Al-Qur’an
dengan tengku itu. Hati manusia memang tidak bisa kita ketahui. Tengku yang
mengajar anak janda tersebut sebut memiliki rasa suka terhadap Ine (sebutan
untuk ibu dalam bahasa Gayo) anak didiknya itu. Tapi sayang, rasa suka tersebut
terlalu berlebihan dengan menggunakan kekuatan ilmu gaib.

Pada suatu hari, tengku itu menyuruh anak didiknya tersebut untuk nanti
membawakan sehelai rambut Ine-nya. Dengan rasa lugu dan polos, anak tersebut
menceritakan atau menyampaikan perintah tengkunya tersebut kepada Ine-nya.

40

Universitas Sumatera Utara

Ketika mendengar cerita anaknya. Muncul firasat yang tidak enak dihati janda
tersebut. Dan janda tersebut mengetahui maksud dibalik perintah tengku anaknya
itu. Tapi, dengan bijaknya janda tersebut mengatakan iya, besok ine akan
usahakan kamu untuk membawa rambut ine untuk diserahkan kepada tengku itu.

Agar tidak mengecewakan hati anaknya. Kebetulan ada seorang
tetangganya yang baru mengadakan hajatan (baca: perkawinan anaknya) dengan
menyembelih seekor kerbau, yang mana kulit kerbau itu lagi dijemur tetangga itu
dipekarangan rumahnya, termasuk ekornya yang masih utuh melekat dengan
rambut yang ada diujung ekor kerbau itu Melihat ekor kerbau yang lagi dijemur
tersebut, muncul ide Janda muda itu untuk menggambil sehelai rambut yang ada
diekor kerbau yang sedang dijemur itu. Dan janda tersebut langsung mengambil
sehelai bulu dari ekor kerbau yang lagi dijemur itu dan menyerahkan kepada
anaknya untuk diserahkan kepada tengkunya, seperti yang yang dipesankan oleh
tengku tersebut. Bunda anak itu ingin sedikit memberikan pelajaran kepada
tengku anaknya.

Dengan perasan senang anak tersebut menyerahkan sehelai rambut yang
diyakini itu sebagai rambut bundanya kepada tengkunya sesuai dengan pesan
tengkunya. Dengan hati yang berbinar-binar tengku tersebut menerimanya.
Sambil tersenyum diapun mengucapkan terima kasih. Ditengah kesunyian malam,
tengku itu pun melakukan keinginannya untuk memikat hati janda muda itu
dengan membaca mantera untuk sehelai rambut tersebut. “Wahai roh yang
memiliki sehelai rambut ini. Datanglah kepada ku dengan penuh rasa cinta“. Hal

41

Universitas Sumatera Utara

ini dia lakukan berulang-ulang kali untuk memanggil roh pemilik sehelai rambut
tersebut. Singkat cerita, bukan janda tersebut yang datang. Tapi, gulungan kulit
kerbau yang datang menghampirinya.

Dengan ketakutan, tengku itu bangun dari duduknya dan lari terbirit-birit
menuju kearah seputaran pinggiran danau. Gulungan kulit kerbau tersebut terus
mengikutinya sambil menggeluarkan kata-kata, ‘wo tengku palis sigere mubeteh
diri (wahai tengku jahanaman yang tidak tahu diri). Akhirnya kulit kerbau
tersebut berhasil menerkam dan menggulung tubuh tengku tersebut dan terhempas
jatuh kedalam danau tersebut. Singkat cerita, tubuh tengku yang digulung kulit
kerbau itu diyakini masyarakat yang hidup di seputaran danau itu menjelma
menjadi sebuah binatang yang disebut masyarakat yang hidup diseputaran danau
tersebut dengan sebutan “Lembide”.

Binatang ini setiap tahunnya meminta tumbal, dan biasanya bila telah ada
korban yang meninggal di danau tersebut dengan kondisi tubuh lembam biru yang
ditemukan di dasar danau itu dengan posisi terjepit tersangkut dibebatuan, maka
masyarakat meyakini bahwa itu karena dibawa gulungan Lembide. Tapi, ada
sebahagian pendapat mengatakan, bahwa Lembide itu merupakan kumpulan
plankton-plankton yang hidup di dalam danau itu. Kumpulan planktonplankton itu bila bergerak bergulung-gulung membentuk seperti tempikar. Maka
bila ada sebuah benda yang menghadangnya atau menyentuhnya maka planktonplankton tersebut akan menariknya ke dasar danau tersebut.

42

Universitas Sumatera Utara

Setelah dilitik lebih lanjut, perkembangan cerita Lembide yang ada di
Danau Lut Tawar mirip dengan cerita Lembidai yang ada di Danau Siombak.
Unsur-unsur cerita yang sama menekankan bahwa ada motif-motif universal yang
sama, kenyataan inilah yang membawa kepada proses difusi budaya. Terjadinya
migrasi yang disertai dengan proses penyesuaian atau adaptasi fisik maupun sosial
budaya dari individu dan masyarakat dalam jangka waktu yang lama dapat
mengarah kepada proses difusi. Menurut Haviland (1993: 257) difusi adalah
proses penyebaran adat atau kebiasaan dari kebudayaan yang satu ke kebudayaan
yang lain. Dengan proses tersebut, manusia mampu menghimpun penemuanpenemuan baru yang telah dihasilkan. (Sutardi, 2007: 59)

3.3 Orang Bunian

Tiap daerah-daerah yang ada di Indonesia memiliki pandangan atau
pendapat yang berbeda-beda mengenai Orang Bunian misalnya di gunung Sebelat
(Taman Nasional Kerinci) orang bunian dipercaya sebagai komunitas manusia
hutan. Masyarakat setempat menyebutnya Uhang Pandak. Salah satu peneliti
asing yang bernama Deborah Martyr begitu tertarik dengan kasus ini sehingga ia
juga melakukan penelitian, namun hingga saat ini penelitian tersebut belum
menunjukkan hasil.
Kasus Uhang Pandak inipun sempat ditulis di situs resmi National
Geographic Indonesia yang berjudul Menyingkap Legenda Uhang Pandak sebagai
berikut:

43

Universitas Sumatera Utara

“Saya menelusuri kisah ini, bertemu dengan pakar kebudayaan Kerinci,
Iskandar Zakaria. "Matanya merah, berbulu kuning kecokelatan lalu
menghilang dibalik semak-semak," ungkapnya saat saya mendatangi
rumahnya beberapa waktu lalu. Dia mengenang kejadian pertemuannya
dengan Uhang Pandak 40 tahun silam. Uhang Pandak, kata Iskandar,
merupakan misteri yang hingga hari ini belum dapat diungkap. Tapi dia
mengaku melihat sendiri keberadaan spesies ini di Gunung Raya, Lempur
Kabupaten Kerinci. "Mereka memakan sejenis bunga dari tumbuhan
perdu yang banyak tumbuh di bukit-bukit. Bunganya mirip dengan bunga
matahari tapi berukuran lebih kecil. Daun tumbuhan itu sedikit
bermiang," ungkapnya. Dari penelusuran yang saya lakukan, tumbuhan
itu adalah sejenis titonia. Paitan dalam bahasa daerahnya. Sejenis
tumbuhan yang memiliki kadar nitrogen tinggi. Banyak petani
menggunakan tumbuhan ini sebagai penutup tanah di lahan-lahan
pertanian. "Yang aneh, kalau makan ayam, biasanya Uhang Pandak
makan sambil terlentang. Kaki dan tangannya sibuk megupas kulit ayam.
Seperti diberi mainan," paparnya.5
Antropolog dari Universitas Alberta, Kanada, Gregory Forth menuliskan
rangkuman pemahaman terkait Uhang Pandak dalam bukunya Image of The
Wildman in Southeast Asia: Anthropological Prespective. (2008) Ia menjelaskan
bahwa Sosok Uhang Pandak atau Orang Pendek dari Bengkulu dan Sumatera
Selatan menjadi bahasan sejak zaman kolonial Belanda dulu. Dituliskannya,
penuturan orang pendek dari penduduk Sumatera umumnya dibumbui dengan halhal berbau fantasi, misalnya punya kaki terbalik. Mereka punya alis tebal, hidung
pesek, dan tak punya lekuk di atas bibir. Suara mereka mirip kera. Namun ketika
menangis atau berteriak, suara mereka mirip dengan manusia. Mereka hidup di
hutan hingga gua.

Mereka dikenal sangat pemalu, namun kadang sering

melempari batu kearah pekerja Melayu setempat.

5

http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/05/menyingkap-legenda-uhangpandak

44

Universitas Sumatera Utara

Forth juga menambahkan bahwa sebagaian orang Sumatera menganggap
orang pendek sebagai makhluk halus yang rupanya seperti manusia pendek.
Sebagaian lagi menganggap mereka ini mirip kera, atau diantara kera dan
manusia, semacam kera yang berjalan dengan dua kaki. Orang Rejang dari
Bengkulu mendeskripsikan Uhang Pandak sebagai keturunan monyet atau kera.
Ada cerita, seorang wanita muda ditempatkan di kandang monyet, dan dikutuk
karena berbuat salah.

Sedangkan menurut pemahaman masyarakat Siombak yang sekarang ini
sedang saya kaji, Orang Bunian adalah orang-orang yang sudah hilang dan tidak
diketahui keberadaannya dan dianggap telah menjadi makhluk halus. Hingga
sekarang masyarakat Siombak masih meyakini keberadaan Orang Bunian. Orang
Bunian akan selalu bersembunyi, maka dari itu ia diberi nama Orang Bunian yang
berarti orang yang senang bersembunyi dari pandangan mata manusia. Manusia
memang tidak dapat melihat Orang Bunian dengan mata telanjang tetapi Orang
Bunian sendiri dapat melihat keberadaan manusia.

Kepercayaan kepada Orang Bunian ini berasal dari legenda sejarah daerah
Siombak. Berdasarkan legenda tersebut bahwa dahulunya daerah ini pernah
menjadi sebuah daerah yang makmur, maju dan jaya. Hingga datangnya sebuah
bencana alam atau yang mereka sebut adalah serangan kepah yang telah meluluh
lantakkan daerah ini. Sehingga penduduk daerah yang makmur ini banyak yang
hilang begitu saja dengan meninggalkan harta benda mereka. Mereka meyakini
penduduk yang hilang tersebut masih hidup berdampingan dengan mereka, hanya

45

Universitas Sumatera Utara

saja wujudnya tidak terlihat seperti orang yang sedang bersembunyi. Mereka
menyebutnya sebagai Orang Bunian. Menurut mereka, jika seseorang telah
melanggar aturan dengan mudahnya orang bunian tersebut akan mengganggunya
mulai dari dibuat sakit, peristiwa orang hilang karena disembunyikan orang
bunian hingga pandangan manusia akan mereka kelabuhi. Dengan kata lain,
Orang Bunian tidak akan mengganggu manusia jika manusia tersebut tidak
mengganggunya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga informan saya yaitu, Ibu
Lismawati, Ibu Rubiah dan Ibu Siti mereka meyakini Orang Bunian berbeda
dengan makhluk halus yang biasanya digambarkan melayang atau kakinya tidak
menapak ke tanah, melainkan bentuk dari Orang Bunian tersebut sama dengan
manusia berjalan menggunakan kaki. Menurut ibu Astinah orang bunian memiliki
kaki yang terbalik layaknya pemahaman orang kerinci mengenai wujud dari
uhang pandak, tetapi menurut ibu Siti dan ibu Rubiah kaki dari orang bunian sama
dengan kaki manusia normal hanya saja pada wajah orang bunian tidak memiliki
garis antara hidung dengan bibir. Orang bunian juga mengenakan pakaian
layaknya manusia, hidup mereka juga berkeluarga dan memiliki struktur sosial
serta memiliki rupa yang lebih elok atau bagus daripada kita manusia. Mereka
sangat pemalu dan senang menirukan tingkah laku dan perbuatan manusia.
Mereka juga memiliki rumah sebagai tempat tinggal dan pada umumnya mereka
itu kaya.

46

Universitas Sumatera Utara

3.4 Parit Karmila Sebagai Tempat Angker
Parit atau biasa yang kita sebut selokan berfungsi untuk memperlancar
mengalirnya air limbah rumah tangga dan aliran air setelah turunnya hujan untuk
menuju ke arah sungai agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan dan
kesehatan. Parit karmila adalah parit utama dan terbesar yang terdapat di
Siombak. Aliran parit ini bermula dari Pasar II Marelan dan Siombak menjadi
ujung dari aliran parit ini. Parit ini terletak tepat di samping bangunan Museum
Situs Kota Cina.
Selain menjadi saluran air, parit karmila bermakna lain bagi warga
Siombak. Parit ini dianggap menjadi salah satu tempat paling angker di Siombak.
Parit ini disebut tempat angker karena sejumlah warga di Siombak mengklaim
pernah melihat penampakan sosok makhluk halus bahkan mendengar suara-suara
aneh di tempat ini. Biasanya terdapat cerita yang mengerikan yang
melatarbelakangi mengapa sebuah tempat disebut angker. Pembunuhan,
penyiksaan dan insiden yang mengerikan lekat dengan kisah tersebut.
Tak terkecuali dengan parit karmila yang dianggap tempat angker.
Menurut beberapa informan saya yaitu bapak Ponidi selaku Kepala Lingkungan
Tujuh (Siombak), ibu Astinah, ibu Lismawati dan ibu Intan bahwa dahulunya
pernah terjadi pembunuhan seorang perempuan yang mengerikan tepat di aliran
parit ini. Perempuan itu bernama Karmila. Ia dikenal sebagai wanita yang cantik
jelita. Hingga banyak pemuda yang menyukainya dan mereka pun bersaing untuk
memperebutkan hati Karmila. Akhirnya Karmila pun memilih seorang lelaki

47

Universitas Sumatera Utara

untuk dinikahinya. Setelah menikah, Karmila melakukan satu kesalahan yaitu ia
berselingkuh dengan lelaki lain yang akhirnya diketahui sang suami. Sang suami
pun terbakar api cemburu hingga ia membunuh Karmila secara sadis.
Pembunuhan itu terjadi di parit Karmila sehingga darah karmila pun tumpah di
aliran parit ini. Mulai dari keja dian itu parit ini diberi nama parit karmila dan
dianggap sebagai tempat paling angker di Siombak.
Penduduk yang tinggal didekat parit karmila ini mengaku sering berjumpa
dengan sosok perempuan yang menyeramkan. Sosok perempuan itu dianggap
arwah karmila yang gentayangan karena meninggal dengan cara sadis. Biasanya
yang melihat sosok perempuan ini adalah anak-anak. Bahkan menurut pengakuan
ibu Astinah, ada seorang warga yang mengadu dengan ibu Astinah karena
anaknya kerap kali menangis sambil menutup mata dengan kedua tangannya dan
meminta bantuan kepada ibunya untuk mengusir serorang perempuan yang ia
lihat. Perempuan itu memiliki wajah yang begitu menyeramkan. Bahkan menurut
ibu Astinah warga yang tinggal di dekat parit karmila ini sering mengalami
insiden kerasukan.
Berdasarkan cerita seram ini membuat banyak warga yang akhirnya
merasa hati tak tenang dan was-was bila sedang berlama-lama di lokasi ini.
Apalagi jika melewati parit karmila ini dimalam hari perasaan gelisah terus
menghantui. Mereka pun juga menjaga perilaku saat berada dekat dengan parit
karmila misalnya dengan tidak mengucapkan perkataan-perkataan kotor.

48

Universitas Sumatera Utara

Parit Karmila, sumber photo: dokumentasi pribadi

49

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
SIFAT-SIFAT MAKHLUK HALUS

4.1 Langsuir
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa selain
Langsuir senang terbang, ia juga senang sekali terhadap darah khususnya darah
perempuan terlebih darah seorang wanita yang baru melahirkan dan darah
perempuan saat menstruasi. Baginya darah wanita adalah makanan yang paling
lezat serta menjadi sumber kekuatannya. Itu sebabnya ia disebut makhluk halus
pengisap darah. Orang Siombak memiliki cara-cara tertentu untuk menghindari
gangguan dari Langsuir ini khususnya penduduk yang tinggalnya di pinggir danau
Siombak, misalnya saat seorang perempuan sedang mengalami masa menstruasi
tentunya ia membutuhkan pembalut atau sebuah perangkat yang berfungsi
menyerap setiap cairan yang berupa pendarahan pada vagina. Mereka tidak
membuang perangkat ini di tempat pembuangan sampah ataupun di tempat
sembarangan, tetapi mereka akan membuang perangkat ini ke danau setelah
meletakkannya ke dalam sebuah plastik yang sebelumnya telah dirobek sehingga
berbentuk bolongan kecil supaya nantinya perangkat ini bisa langsung mengendap
ke dasar danau. Saya pun ikut menjalankan aturan ini saat tinggal bersama mereka
selama 30 hari. Bagi mereka hal ini lah yang paling baik dilakukan agar darah
tersebut tidak dapat tercium keberadaannya oleh Langsuir. Jika darah tersebut
tercium oleh Langsuir lalu dia mengisap darah tersebut, menurut ibu Rubiah, si

50

Universitas Sumatera Utara

perempuan tersebut akan kerasukan seperti kejang-kejang, badannya pun ikut
melemah. Jika ia tidak langsung dibawa kepada “orang pintar”, kematian pun
dapat terjadi.
Asal mula kepercayaan ini berasal dari cerita orang tua yaitu dulunya ada
seorang wanita Melayu pernah mengalami peristiwa ini. Sebagaimana yang
dikatakan informan saya yaitu ibu Siti:
“Jadi orang tua dulu pernah cerita, ada seorang perempuan yang
baru saja melahirkan. Setiap perempuan yang melahirkan kan nanti
melewati masa nifas, nah disini lah kejadiannya. Waktu itu, entah
mungkin dia kelelahan atau gimana dia buang sembarang aja darah
nifasnya itu. nah, dulukan rumah orang Melayu kan masih rumah
panggung, jadi darah nifas yang dibuang sembarang itu jatuh dekat
kandang ayam di bawah rumah itu. terus pas malam harinya tibatiba terdengar ada suara kayak orang lagi ngencap-ngencap. Pas
dilihat kebawah, ternyata si langsuir lagi enak ngisap darah nifas si
perempuan yang baru hamil. Tidak selang berapa menit, si
perempuan itu pun langsung kerasukan sejadi-jadinya. bahkan orang
dulu kebiasaannya, sebelum membuang darah nifas itu, dikasih dulu
garam kasar baru boleh dibuang. Supaya darah itu engga terasa
wangi dan manis lagi sama langsuir. Makanya orang tua dulu
mengajarkan supaya jangan suka sembarangan. Kalau perempuan
yang sedang mens, dicuci bersih-bersih pembalutnya sampai hilang
darahnya baru lah diletak di plastik. Setelah itu dibuang ke danau.
Sebelum dibuang ke danau, plastik ini nanti dirobek sikit, supaya dia
bisa langsung mengendap ke dasar danau.”
(Hasil wawancara dengan Ibu Siti tanggal 10 April 2017)

Dalam hal ini ketika seseorang menggambarkan sebuah cerita mengenai
makhluk halus itu adalah sesuatu yang menyeramkan, maka ketika proses
pertransformasian cerita tersebut ke orang lain, akan terbentuk di dalam pikiran
orang lain tersebut bahwa sosok makhluk halus yang digambarkan adalah

51

Universitas Sumatera Utara

memang menyeramkan seperti apa yang dituturkan oleh si penutur cerita, padahal
belum tentu hantu itu benar-benar seram seperti apa yang telah dituturkan adanya.
Untuk lebih mudahnya Bruner kembali menjelaskan bahwa makna muncul
karena adanya pertemuan antara pengalaman masa lalu dengan pengalaman masa
kini (Bruner, 1986: 36). Pengalaman masa lalu merupakan karakter tetap yang
menjadi sumber realita masa sekarang. Keberadaannya terus ditafsir kembali
berdasarkan apa yang ingin dicapai di masa depan. Makna itu sendiri tidak berada
diluar pengalaman manusia, tetapi berada di dalam pengetahuan manusia yang
membentuk hubungan antara masa lalu, saat ini dan masa depan.
Pengalaman dan pemaknaan terjadi pada saat ini, dengan bertumpu pada
masa lalu yang merupakan memori dan masa depan yang dihubungkan dengan
potensi dan harapan menciptakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Karna itu,
pengalaman pada saat ini dan masa lalu secara bersama-sama dihubungkan dalam
kesatuan makna (Bruner, 1986: 11). Makna yang muncul inilah yang kemudian
mendasari terwujudnya sebuah ekspresi (Bruner, 1986: 5).
Menurut Ibu Siti, Langsuir sangat takut dengan benda-benda tajam seperti;
paku, gunting dan lain-lain. Hal ini disebabkan, karena ia sendiri mati dengan
benda-benda seperti itu. Sehingga ia mengalami trauma saat melihat benda-benda
tajam tersebut. Bahkan dianjurkan bagi ibu hamil untuk mengikat rambutnya
dengan cara digulung lalu ditancapkan paku pada sela-sela rambutnya. Hal ini
adalah sebagai sebuah upaya untuk menakut-nakuti Langsuir yang suka dengan
ibu hamil. Selain takut dengan benda-benda tajam yang telah disebutkan

52

Universitas Sumatera Utara

sebelumnya, Ibu Rubiah dan Ibu Lismawati juga menambahkan bahwa Langsuir
juga takut dengan lidi khususnya lidi yang terbuat dari pohon kelapa hijau. Jaring,
Pandan berduri, Bambu kuning dan Labu panjang, Bawang putih tunggal, Kunyit
bunglai, Jerangau, Besi berani yang mengandung Magnet, Tahi besi dan Lada
hitam termasuk dalam kategori benda-benda dan tumbuh-tumbuhan yang tidak
disukai oleh Langsuir sehingga kebanyakan Orang Siombak menggunakannya
untuk mengusir makhluk halus khususnya Langsuir.
a. Jaring
Jaring yang dimaksud adalah Jaring yang biasanya digunakan para nelayan
untuk menangkap ikan. Kebanyakan Orang Siombak meyakini, bahwa selain
berguna untuk menangkap ikan, jaring ini juga berfungsi sebagai perangkap yang
dapat menangkap makhluk halus khususnya Langsuir yang ingin masuk ke rumah
si ibu yang telah melahirkan. Jenis yang digunakan dalam menangkal kehadiran
Langsuir adalah Jaring lempar. Jaring ini biasanya dibentuk oleh benang yang
relatif tipis mengikat dan biasanya terbuat dari nilon. Jaring ini nantinya
digantung di atas pintu atau jendela rumah khususnya pada saat seorang wanita
sedang melahirkan.

53

Universitas Sumatera Utara

Jaring, sumber photo: dokumentasi pribadi
b. Pandan berduri
Pandan berduri adalah sejenis tumbuhan serupa pohon. Ia tersebar di
seluruh pantai-pantai maupun sungai-sungai. Tumbuhan ini biasanya dijadikan
sebagai bahan dasar dalam pembuatan anyaman tikar karena teksturnya yang
lembut dan kuat, selain itu tumbuhan ini juga memiliki aroma yang khas. Menurut
ibu Lismawati, tumbuhan ini berguna untuk mengusir makhluk-makhluk halus
dan dipercaya dapat menetralisir kekuatan-kekuatan negatif di sekitarnya karena
makhluk halus khususnya Langsuir

tak menyukai aroma dari tumbuhan ini.

Sebagian orang Siombak mengikatkan daun Pandan berduri ini bersama dengan
Jaring, dan sebagian yang lain meletakkan daun Pandan berduri ini di bawah
kolong tempat tidur si ibu yang melahirkan.
Serupa dengan orang Hindu yang ada di Bali. Pandan berduri ini kuat
kaitannya dengan adanya makhluk halus atau setan jahat dalam Ogoh-ogoh.

54

Universitas Sumatera Utara

Sehari sebelum Hari Raya Nyepi atau disebut Hari Pengrupukan, orang Hindu
Bali akan mengarak patung-patung raksasa berwajah seram atau biasa mereka
menyebutnya sebagai Ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh ini akan mengelilingi desa dan
ruas-ruas jalan kota dengan cara diarak oleh umat Hindu. Ogoh-ogoh tersebut
merupakan representasi dari karakter Bhuta Kala atau raksasa jahat. Masyarakat
di Bali pun akan memasang daun Pandan berduri atau biasa merek sebut Pandan
wong ini digerbang rumahnya. Bagi mereka, hal ini berguna untuk menangkal
atau mengusir setan dan makhluk gaib masuk ke dalam rumahnya. Begitupun
pada bangunan-bangunan yang belum di upacarai, daun pandan berduri ini akan
diletakkan di pintu bangunan tersebut yang tujuannya adalah agar tempat-tempat
tersebut tidak dimasuki oleh kekuatan-kekuatan negatif.6

Pandan berduri. Sumber photo: dokumentasi pribadi

6

(http://ortibali.com/2017/01/13/makna-simbol-tapak-dara-menurut-hindu-bali/)

55

Universitas Sumatera Utara

c. Bambu Kuning
Bambu kuning ini banyak sekali peminatnya karena memiliki daya tarik
dari segi warna dan bentuknya yang menarik, maka tanaman yang satu ini
digolongkan kepada jenis tanaman hias. Namun dibalik keindahan dan
keunikannya, bambu kuning dijadikan kebanyakan Orang Siombak sebagai
penangkal dari makhluk halus yaitu Langsuir.
Sudah sejak zaman dahulu bambu kuning ini kental dengan hal-hal mistis.
Menurut ibu Lismawati, banyak yang bilang kalau bambu kuning sangat tidak
disukai oleh makhluk halus yaitu Langsuir dan lain-lain juga dijadikan sebagai
benteng atau penjaga dari makhluk halus tersebut. Mereka meyakini semisal
Langsuir tersebut mendekati bambu kuning ini, mereka akan terluka parah.
“Itu sebabnya kenapa orang dulu banyak menanam bambu
kuning ini jadi penghias pagar. Ya tujuan utamanya supaya
makhluk-makhluk itu tidak masuk dan mengganggu penghuni
rumah. Karena bambu kuning bisa menjadi benteng atau
penjaga manusia dari makhluk halus.”
(Wawancara dengan Ibu Lismawati Tanggal 25 September
2016)

56

Universitas Sumatera Utara

Bambu kuning, sumber photo: Internet

d. Labu Panjang
Sebenarnya Labu panjang ini lebih dikenal sebagai Labu Putih atau Labu
air tetapi karena bentuknya bulat memanjang bukan seperti labu kuning yang
bentuknya bulat melebar maka dari itu kebiasaan Orang Siombak lebih
mengenalnya sebagai Labu panjang. Labu panjang merupakan tanaman semusim
yang tumbuh menjalar, memiliki batang yang berbentuk persegi dengan alat
pembelit. Daunnya bertangkai silindris, permukaan kasar dan berwarna hijau.
Labu panjang ini merupakan tumbuhan yang relatif mudah ditanam karena
mampu beradaptasi terhadap lingkungan baik pada dataran tinggi berhawa dingin
maupun dataran rendah berhawa panas.

Labu panjang yang sifatnya

mendinginkan, membuat labu panjang ini baik dikonsumsi oleh penderita demam
akibat sakit tipus atau infeksi. (Shah, 2010)

57

Universitas Sumatera Utara

Karena sifatnya yang dingin ini pula, Menurut Ibu Lismawati bahwa
kebanyakan orang Siombak meyakini tumbuhan ini dapat melawan aura panas
dari makhluk-makhluk halus yang hendak mengganggu manusia khususnya si ibu
yang baru melahirkan dan bayinya. Serupa dengan bambu kuning, tumbuhan ini
juga diletakkan di bawah kolong tempat tidur si ibu yang melahirkan.

Labu Panjang, sumber photo: Internet
e. Lidi kelapa hijau
Kita mungkin sering menjumpai pohon kelapa yang warna kulit buahnya
berwarna hijau. Namun ternyata yang dimaksud pohon kelapa hijau bukanlah
kelapa yang memiliki kulit berwarna hijau. Pohon kelapa hijau memiliki daun
yang menyerupai daun pinang, berbeda dengan daun pohon kelapa pada umumnya
yang seolah turun kebawah, daun pohon kelapa hijau cenderung kokoh dan mirip
dengan daun pohon pinang. Setiap helai daunnya pun tidak rapi seperti pohon
kelapa pada umumnya.
Menurut Ibu Lismawati, selain dibenci oleh Langsuir, lidi dari daun kelapa
hijau ini dapat mengeluarkan roh-roh jahat dari dalam tubuh manusia misalnya

58

Universitas Sumatera Utara

menangkal santet. Dengan mencambukkan lidi kelapa hijau tersebut ke tubuh
korban yang disantet, roh-roh jahat tersebut dengan sendirinya akan pergi. Tak
hanya itu, lidi kelapa hijau pun diyakini dapat mengeluarkan susuk pada diri
seseorang saat sakaratul maut.

Pohon kelapa hijau, sumber photo: internet
f. Bawang Putih Tunggal
Lain halnya dengan bawang putih biasa yang terdiri atas beberapa biji
bawang yang menempel membentuk bulatan dalam satu siungnya, bawang putih
tunggal tidak menempel dengan biji bawang lainnya. Bawang putih tunggal
memiliki bentuk bulat dan warnanya jauh lebih putih daripada bawang putih
biasa. Bawang putih jenis ini memang jarang digunakan dalam keseharian
misalnya sebagai bumbu saat memasak dibandingkan dengan bawang putih biasa.

59

Universitas Sumatera Utara

Aromanya pun berbeda dengan bawang putih biasa pasalnya pada bawang putih
tunggal terkandung zat sulfur yang aromanya lebih menyengat.
Menurut Ibu Rubiah bahwa Bawang putih tunggal dikenal sangat ampuh
untuk mengusir roh-roh jahat seperti Langsuir. jika aroma dari bawang putih
tunggal ini tercium oleh Langsuir, ia akan segera lari sekencang-kencangnya lalu
kabur. Itu sebabnya bawang putih tunggal dijadikan sebagai penangkal dari rohroh jahat misalnya Langsuir.

Bawang putih tunggal, sumber photo: Internet
g. Jerangau dan Bunglai
Tumbuhan ini punya aroma yang kuat jika disatukan. Aroma dari Bunglai
dan Jerangau begitu menyengat sampai masuk ke dalam otak. Jerangau dan
Bunglai sendiri mempunyai sejarah yang sangat panjang sebagai penangkal dari
roh-roh jahat. Melalu aroma Jerangau dan Bunglai ini diyakini orang Siombak
mampu mengusir dan menghalangi pengaruh roh-roh jahat, gangguan makhluk
halus seperti Langsuir. Dahulu jika anak bayi atau balita menangis secara tiba-tiba
dan berkepanjangan padahal sedang tidak sakit ataupun lapar, maka saat itu orang

60

Universitas Sumatera Utara

tua akan mengunyah Jerangau dan Bunglai kemudian akan disemburkan pada
tubuh anak tersebut, dan pada saat itu pula anak tersebut berhenti menangis.
Menurut kepercayaan dahulu, pada saat Bunglai dan Jerangau dikunyah lalu
disemburkan, bau-bauan khas dari Bunglai dan Jerangau tidak disukai oleh
makhluk halus sehingga dipercaya aroma dari Bunglai dan Jerangau dapat
mengusir makhluk halus seperti Langsuir.

Jerangau, sumber photo: Internet

Kunyit Bunglai, sumber photo: Internet

61

Universitas Sumatera Utara

h. Lada Hitam
Lada hitam dan lada putih sebenarnya tumbuh dari tanaman yang sama.
namun, keduanya memiliki cara pengolahan yang berbeda sehingga menghasilkan
warna, tekstur dan rasa berbeda yang memiliki kekhasannya masing-masing. Lada
hitam diambil dari buah lada yang hampir busuk dan mongering karena sinar
matahari sehingga memiliki bagian kulit yang kehitaman. Lada hitam juga
memiliki aroma yang lebih intens dibanding Lada putih.
Lada hitam adalah jenis rempah-rempah yang terkenal sejak zaman kuno.
Selain fungsi utamanya sebagai bumbu masak, bagi orang Siombak lada hitam
berfungsi sebagai pengusir roh-roh jahat. Karena pada lada hitam memiliki aroma
yang sangat kuat dan intens tersebut membuat tiap kali makhluk halus seperti
Langsuir yang menciumnya akan segera terbakar.

Lada hitam, sumber photo: Internet

i. Tahi besi
Tahi besi merupakan istilah yang digunakan oleh penduduk setempat
untuk menyebut jenis bahan yang terbentuk dari sisa-sisa pembakaran besi pada
pembuatan alat-alat pertanian, yang bentuknya seperti batuan yang kemudian

62

Universitas Sumatera Utara

dihaluskan sehingga menyerupai butiran halus atau berbentuk pasir. Bahan
tersebut dapat diperoleh dari tempat pengrajin pandai besi.
Walaupun di tempat pengrajin pandai besi benda ini dibuang begitu saja
karena tidak lagi berguna, namun menurut Ibu Rubiah benda ini sangat berguna
dan mendatangkan kebaikan untuk mengusir makhluk halus khususnya Langsuir
karena benda ini dipercaya memberi kekuatan tambahan manusia yang berguna
sebagai benteng atau pagar yang dapat menghalang masuknya makhluk halus
khususnya Langsuir. Tahi besi ini dipercaya dapat membuat pemiliknya seolaholah “ghaib” dari pandangan makhluk halus.

Tahi besi, sumber photo: Internet
j. Besi berani
Istilah besi berani diartikan sebagai besi yang mengandung magnet, besi
yang bermuatan listrik. Besi berani memiliki daya tolak menolak dan tarik
menarik yang membuat kita kagum. Aplikasi bahan magnet ini sangat besar
peranannya dalam pembuatan kompas serta dunia industri, hampir semua barangbarang elektronik menggunakan bahan magnet.

63

Universitas Sumatera Utara

Magnet atau besi berani ternyata tidak hanya berguna untuk kompas dan
industry saja. Menurut Ibu Lismawati serta Ibu Astinah, besi berani memiliki
manfaat sebagai proteksi manusia dari bahaya makhluk halus, karena pada besi
berani juga dapat menarik segala makhluk halus yang berada disekitaran kita lalu
menempel pada bsi berani tersebut sehingga makhluk halus tersebut khususnya
Langsuir akan menggagalkan niatnya untuk mencelakai manusia.

Besi Berani, sumber photo: Internet

4.2 Lembidai
Serupa dengan Langsuir, Lembidai juga diyakini sebagai makhluk halus
penghisap darah yang menempati danau Siombak. Pak Ponidi selaku kepala
lingkungan tujuh (Siombak) menyatakan bahwa sejak tahun 2007 hingga 2012
terdapat 7 orang korban yang meninggal secara berturut-turut tiap tahunnya akibat
tenggelam di Danau Siombak. Warga setempat memiliki keyakinan bahwa insiden
itu sebagai akibat dari Lembidai yang meminta tumbal. Tiga orang dari tujuh

64

Universitas Sumatera Utara

korban yang tenggelam di Siombak itu adalah kakak beradik yang sedang mandimandi di pinggir danau.
“Oh disini uda tujuh orang yang pernah meninggal karena
tenggelam di danau Siombak. Masing-masing punya cerita yang
ganjil. Kalau kata warga disini uda dikerjain Lembidai, Lembidai
minta tumbal. Ya kita percaya enggak percaya memang, tapi kalau
dipikir-pikir memang kurang masuk akal. Tiga dari tujuh korban itu
lah yang kematiannya paling ganjil. Dua kakak beradik satu lagi
temannya.”
(hasil wawancara dengan pak Ponidi tanggal 29 Mei 2017)
Kisah tiga korban yang meninggal karena tenggelam di Siombak ini
menjadi kisah yang tak terlupakan bagi warga sekitaran Siombak hingga sekarang
ini. Karena pada kisah kematian tiga orang ini semakin meyakinkan warga
setempat bahwa kisah Lembidai yang menyeramkan itu memang benar ada ada
kehadirannya sebagai penghuni Danau Siombak.
Saat itu ada empat orang perempuan sedang mandi-mandi di danau. Tiga
diantaranya kakak beradik dan satu teman mereka. Sebelum mandi, salah satu
diantara mereka membuang pembalutnya yang telah dimasukkannya ke dalam
plastik layaknya kebiasaan orang Siombak dalam membuang pembalut di Danau.
Hanya saja, saat ia membuang pembalut tersebut ia sempat mengacani atau
mengejek makhluk halus dengan berkata;“ini pembalutku, makan ini darahku”.
Ia telah berlaku sombong. Setelah ia mengatakan perkataan itu, tiba-tiba ia
merasa ada sesosok makhluk yang menariknya ke dalam danau. Tubuhnya terasa
seperti tersedot. Karena dirasa tak sanggup dengan tarikan itu, ia pun meminta
bantuan adiknya untuk menolong dirinya, akhirnya adiknya pun memegang
tangan kakaknya bermaksud untuk membantu menarik kakaknya ke atas. Tetapi
tarikan dari sosok makhluk yang tak dikenal tersebut semakin kuat hingga adiknya

65

Universitas Sumatera Utara

yang sedang membantu kakaknya juga ikut terjatuh ke dalam danau. Melihat
teman-temannya jatuh ke danau, teman yang juga sedang bersama mereka pun
ikut menolong untuk manarik ke atas tiga temannya. Kekuatan yang ia miliki itu
pun tak sebanding dengan kekuatan dari tarikan sesosok makhluk yang
menariknya ke dalam danau, akhirnya ia pun ikut terjatuh ke dalam danau. Tersisa
lah si adik yang paling kecil seorang diri. Ia tak tega melihat dua kakak dan
temannya tenggelam ke danau akhirnya ia pun juga berniat untuk membantu
menarik kakaknya dan temannya ke atas. Tetapi ia juga tidak terlalu kuat melawan
tarikan dari makhluk tersebut. Akhirnya ia melepaskan pegangannya, dan melihat
kakak dan temannya tenggelam. Ia pun langsung segera pulang melaporkan
kejadian ini kepada kedua orangtuanya.
Mendengar kabar buruk ini, orang tuanya pun meminta kepada warga
untuk membantu mencari anaknya yang sudah tenggelam. Warga pun akhirnya
turun ke danau mencari tiga korban yang tenggelam tersebut. Anehnya setelah
berjam-jam mencari para korban, satu pun jasad dari tiga korban tersebut tidak
dapat dijumpai, padahal si adik yang selamat sudah memberitahukan dimana letak
insiden itu terjadi. Pencarian pun tidak membuahkan hasil. Akhirnya
dilaporkanlah kejadian ini kepada pihak yang berwajib. Akhirnya polisi pun
datang ke tempat kejadian perkara dan ikut mencari jasad korban. Saat polisi
sibuk mencari, tiba-tiba muncul ke permukaan tiga jasad para korban yang sedang
mengapung dengan keadaan yang sudah tak benyawa lagi dan tubuhnya sudah
membiru. Kejadian ini semakin memberi kesan aneh bagi warga yang tinggal di
Siombak hingga sekarang, insiden ini masih terkenang di benak para warganya

66

Universitas Sumatera Utara

misalnya para informan saya yaitu ibu Astinah, ibu Lismawati, ibu Intan, ibu
Rubiah, ibu Siti serta pak Ponidi.
Itulah sebabnya, jangan pernah kita sombong. Setiap saat dan
dimana pun kita harus jaga perilaku jangan suka seenaknya karena
yang tinggal di dunia ini bukan cuma kita (manusia) tapi makhluk
halus itu juga hidup berdampingan sama kita. Kita pun sebagai
umat islam kan juga harus mengimani kalau makhluk halus/gaib itu
ada. Jadi ya sudah seharusnya kita menjaga hubungan baik sama
mereka supaya kita terhindar dari bahaya gaib.
(Hasil wawancara dengan ibu Astinah 29 Mei 2017)

Dari kejadian ini, menurut ibu Astinah memberikan satu pelajaran yang
penting bagi kita sebagai manusia, bahwa jangan lah berlaku sombong dan sudah
seharusnya kita selalu menjaga perilaku kita dimana pun berada karena makhluk
halus itu memang benar ada kenyataannya untuk itu kita harus menjaga hubungan
baik dengan mereka agar tidak mendapat bencana yang dapat merugikan diri kita
sendiri.

4.3 Orang Bunian
Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga informan saya yaitu, Ibu
Lismawati, Ibu Rubiah dan Ibu Siti mereka meyakini Orang Bunian berbeda
dengan makhluk halus yang biasanya digambarkan melayang atau kakinya tidak
menapak ke tanah, melainkan bentuk dari Orang Bunian tersebut sama dengan
manusia berjalan menggunakan kaki. Menurut ibu Astinah orang bunian memiliki
kaki yang terbalik layaknya pemahaman orang kerinci mengenai wujud dari
uhang pandak, tetapi menurut ibu Siti dan ibu Rubiah kaki dari orang bunian sama
dengan kaki manusia normal hanya saja pada wajah orang bunian tidak memiliki

67

Universitas Sumatera Utara

garis antara hidung dengan bibir. Orang bunian juga mengenakan pakaian
layaknya manusia, hidup mereka juga berkeluarga dan memiliki struktur sosial
serta memiliki rupa yang lebih elok atau bagus daripada kita manusia. Mereka
sangat pemalu dan senang menirukan tingkah laku dan perbuatan manusia.
Mereka juga memiliki rumah sebagai tempat tinggal dan pada umumnya mereka
itu kaya.
“Disini memang banyak kali kita jumpai dibawah tanah bendabenda kayak keramik cina, uang keping bahkan pernah lagi ketemu
patung budha di halaman rumah warga sini. Tapi orang sini engga
bakal mau ambil sembarangan barang-barang itu. takut yang punya
marah (orang Bunian). Padahal kalau dijual lumayan loh itu. jadi
kalau kita mau ambil barang-barang itu biasanya uda dikirim mimpi
dulu sama si pemilik benda itu. kalau kita enggak pernah mimpi dan
berniat kali mau cari barang-barang itu dengan peralatan
seadanya, dijamin enggak akan dapat, karena barang itu bukan
milik kita dan kalau kita ambil bisa dapat bala. Nah yang ngambil
barangnya itu pun harus yang orang yang dikirim mimpi itu pula,
engga bisa diganti orangnya. Kalau begitu, pasti enggak akan
dapat. Mamak ibu dulu pernah dikirim mimpi. Di mimpi itu bilang
di bawah rumah dekat sumur ada satu benda yang harus diambil,
benda ini bukan sembarang benda. Tapi ngambilnya harus jam 12
malam. Mamak ibu mana berani, disurunya lah bapak (suami bu
Lis), jadi si bapak berniat lah dia mau bantuin mamak ibu. Jadi pas
itu belum lagi jam 12, dia lagi duduk-duduk di ayunan. Ayunan itu
dari besi padahal, bisa tiba-tiba ayunan itu lepas bautnya. Ya
jatuhla si bapak tertimpa ayunan itu sampai memar tangannya.
Kata orang, si bapak di tegur sama yang punya barang (Orang
Bunian/pengirim mimpi) karena dia udah berniat untuk ngambil
benda yang dimimpikan mamak ibu dan berarti sama aja dia udah
melanggar perintah si pengirim mimpi itu. karena disini yang
berhak atas benda itu cuma mamak ibu. Alhasil engga ada yang
berani ngambil takut ditegur soalnya kan harus mamak ibu sendiri
yang ngambil.” (Hasil wawancara dengan Ibu Lismawati pada
tanggal 23 September 2016)

Kemudian artefak-artefak ini diselamatkan oleh para arkeolog dari
Perancis dan Inggris yaitu Daniel Perret dan Edward Mckinnon beserta timnya

68

Universitas Sumatera Utara

yaitu dosen-dosen dari Unimed. Bahkan mereka memberikan perhatian yang
lebih pada daerah ini dengan mengadakan penggalian tanah (ekskavasi) setiap
setahun sekali tepatnya pada bulan April. Setelah itu para peneliti dari Perancis
dan Inggris tersebut akan membawa benda-benda yang telah mereka jumpai
tersebut ke negaranya untuk di teliti lebih dalam dan sebagian yang lain di
letakkan di sebuah Museum yang telah di