Konsepsi dan Kepercayaan Orang Dari Siombak Mengenai Makhluk Halus (Studi Kasus Lingkungan Tujuh (Siombak) Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan)

BAB II
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
2.1 Letak Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan 7 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan
Medan Marelan. Kecamatan Medan Marelan adalah salah satu dari 21 kecamatan
di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Marelan.
Kecamatan Medan Marelan memiliki luas wilayah 44,47 km². Kecamatan Medan
Marelan berada 5 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Medan Marelan terdiri
dari 5 Kelurahan yaitu; Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kelurahan Rengas Pulau,
Kelurahan Terjun, Kelurahan Paya Pasir dan Kelurahan Labuhan Deli. Kecamatan
Medan Marelan terletak di wilayah Utara Kota Medan dengan batas-batas sebagai
berikut:


Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.



Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan.




Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.



Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan.

2.2 Sarana dan Prasarana Kelurahan Paya Pasir
2.2.1 Sarana Pendidikan

21

Universitas Sumatera Utara

Ketersediaan sarana pendidikan tidak boleh diabaikan dalam satu daerah
tertentu, karena akan menjadi indikasi terhadap maju tidaknya daerah tersebut
sesuai dengan koalitas sumber daya manusia yang diperoleh oleh pendidikan tadi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 2.2.1
Sarana Pendidikan Kelurahan Paya Pasir

No.
1
2
3
4

Sarana Pendidikan
Jumlah
Negri
3
SD
Swasta
2
TK/Paud
11
Lembaga Kursus
2
Jumlah
15
Sumber : Data Kependudukan Kel. Paya Pasir


2.2.2 Sarana Ibadah
Setiap agama memiliki sarana ibadah masing-masing, tetapi tidak setiap
agama memiliki sarana ibadahnya di Kelurahan Paya Pasir walaupun agama yang
terdapat di Kelurahan Paya Pasir ada Islam, Katolik, Protestan, Budha dan
Konghucu. Sehingga bagi penduduk yang beragama Katolik dan Protestan
biasanya akan melangsungkan ibadahnya di Kelurahan Terjun, Kelurahan Rengas
Pulau dan Kelurahan Labuhan Deli. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.2.2
Sarana Ibadah Kelurahan Paya Pasir
No.
1
2
3

Sarana Ibadah
Mesjid
Musholah
Klenteng

Jumlah

Jumlah
5
6
2
13

22

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Data Kependudukan Kel. Paya Pasir
Rumah ibadah yang dimiliki Kelurahan ini sudah cukup memadai dari segi
bangunan dan fasilitas yang tersedia di dalamnya, seperti: bangunan Mesjid,
Musholah dan Klenteng yang sudah terbuat dari semen beton dan berlantai
keramik dan berukuran sedang, sedangkan fasilitas, seperti: Sajadah, Lonceng
Genta dan sebagainya sudah tersedia. Penduduk yang beragama Kato lik,
Protestan, Hindu dan Konghucu harus beribadah ke Kelurahan lain yang memiliki
rumah ibadah sesuai dengan apa yang dianutnya.

2.2.3 Sarana Perekonomian
Sarana ekonomi sangat dibutuhkan masyarakat guna menunjang
kelancaran aktivitas ekonomi yang dilakukan. Masyarakat di Kelurahan Paya
Pasir memiliki berbagai sarana ekonomi seperti Pertokoan, Swalayan, SPBU,
Kedai Sampah serta Dorsmer. Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 2.2.3
sebagai berikut:
Tabel 2.2.3
Sarana Perekonomian
No.
1
2
3
4
5

Sarana Perekonomian
Jumlah
Pertokoan
97
Swalayan

4
SPBU
1
Kedai Sampah
54
Doorsmer
11
Jumlah
167
Sumber : Data Kependudukan Kel. Paya Pasir

23

Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Sarana Kesehatan
Pembangunan dibidang kesehatan dimaksud agar seluruh lapisan
masyarakat mendapatkan kesempatan pelayanan secara merata, mudah dan
murah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Masyarakat
di kelurahan Paya Pasir memiliki berbagai sarana kesehatan seperti; Klinik,

Dokter, Bidan/Perawat dan Posyandu. Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada
tabel 2.2.4 sebagai berikut:
Tabel 2.2.4
Sarana Kesehatan
No.
1
2
3
4

Sarana Kesehatan
Jumlah
Klinik
7
Dokter
2
Bidan/Perawat
15
Posyandu
7

Jumlah
31
Sumber : Data Kependudukan Kel. Paya Pasir

2.3 Deskripsi dan Sejarah Lokasi Penelitian (Siombak)
Kelurahan Paya Pasir adalah salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Medan Marelan yang memiliki 9 lingkungan. Kelurahan Paya Pasir
memiliki luas wilayah 10,00 km². Namun yang menjadi lokasi penelitian adalah
Lingkungan Tujuh. Lingkungan Tujuh (Siombak) ini dipimpin oleh seorang
Kepala Lingkungan yang bernama Pak Ponidi yang telah menjadi kepala
lingkungan selama dua periode.

24

Universitas Sumatera Utara

Danau Siombak, sumber photo: dokumentasi pribadi

Siombak adalah nama lain dari desa/ Lingkungan Tujuh Kelurahan Paya
Pasir yang sebenarnya adalah nama dari sebuah Danau buatan yang terletak di

Lingkungan Tujuh yaitu Danau Siombak. Menurut pengakuan pak Ponidi selaku
Kepala Lingkungan Tujuh, dahulunya Danau Siombak adalah danau buatan bekas
galian tanah timbun tahun 1983 untuk pengerjaan proyek pembangunan jalan tol
Belawan-Medan-Tanjung Morawa (BELMERA). Akhirnya, dari hasil kerukan itu,
air tersebut mengumpul dan menjadi danau yang luasnya sekitar 34 hektare (ha)
dan kedalaman kurang lebih 12 meter.
Melesat seiring berjalannya waktu, pada awal tahun 2000-an, Danau
Siombak dijadikan pilot project berbasis bersih lingkungan, untuk mengimbangi
tingginya populasi di Kota Medan yang berpenduduk lebih dari 3 juta jiwa ini.
Dasar pertimbangannya adalah sumberdaya kelautan dengan aneka ragam

25

Universitas Sumatera Utara

ekosistem flora, fauna serta gejala alam dengan keindahan pemandangan
merupakan potensi yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan masyarakat. Kemudian, sumber alam yang dapat dimanfaatkan
sebagai objek wisata adalah berupa flora, hutan, keanekagaman fauna dan
berbagai bentuk ekosistem khusus. Ini sudah menjadi syarat minimal Danau

Siombak dapat dikembangkan menjadi objek wisata bahari, karena terkait dengan
sebuah kegiatan wisata yang berhubungan dengan laut dan danau.2
Keunikan Danau Siombak ini adalah ia terletak di antara dua buah sungai
yakni, Sungai Terjun dan Sungai Deli inilah yang disebut muara sehingga air
danau ini menjadi air Payau dan agak asin karena mulai bercampur dengan air laut
dari Belawan. Air yang agak asin ini ternyata membawa dampak buruk bagi
kehidupan warga. Salah satunya adalah atap rumah warga yang terbuat dari seng
mudah berkarat lalu keropos. Hal ini terjadi karena panas matahari membuat air
danau mudah menguap, karena air danau adalah air yang agak asin yang
mengandung garam maka uap air hasil penguapan tersebut akan mengandung
garam juga. Angin yang berhembus di danau membuat uap-uap garam ini bebas
bergerak dan akhirnya menempel pada atap rumah warga yang terbuat dari seng.
Uap-uap garam yang menempel tersebut mempercepat terjadinya perkaratan pada
atap rumah warga. Sehingga atap rumah warga menjadi cepat keropos.
Hal serupa juga terjadi pada kendaraan warga khususnya sepeda motor.
Banyak sekali warga yang mengeluh akibat dari air ini, sepeda motor warga

2

http://kanalmedan.com/2016/07/31/dulu-bekas-galian-kini-danau-siombakdisiapkan-jadi-obyek-wisata-bahari-unggulan/


26

Universitas Sumatera Utara

khususnya di bagian mesinnya yang terbuat dari logam cepat berkarat. Normalnya
warga di Siombak akan mengalami dua kali pasang dalam sehari yaitu pasang
naik dan surut. Agar air tersebut tidak masuk ke pemukiman warga, dibuatlah
benteng yang bergunan untuk membendung air yang masuk. Tetapi saat ini
kondisi dari benteng tersebut mengalami kerusakan, sehingga air pasang
khususnya pasang naik kadang berhasil masuk ke pemukiman warga dan jalanan
pun terendam. Uap dari hasil penguapan tersebut ternyata juga ikut menempel
pada mesin dari sepeda motor warga, sehingga mesin tersebut mudah berkarat dan
mengalami kerusakan.
Kondisi jalan dari Kantor Kelurahan menuju ke rumah-rumah penduduk
jalannya sudah diaspal. Jalan menuju dari simpang desa ke dalam desa sangat
berliku-liku dan harus hati-hati, karena di sisi jalan sebelah kanan kita akan
langsung berjumpa dengan tambak ikan milik salah satu warga yang tidak diberi
batas-batas pelindung.
Menurut hasil wawancara dengan beberapa informan perihal sejarah dari
daerah ini mereka meyakini bahwa dahulunya daerah ini atau biasa mereka
menyebutnya sebagai Kota Cina adalah kawasan palabuhan laut yang makmur,
jaya, dan maju yang dijadikan pusat perdagangan. Hingga suatu saat datang
bencana alam yaitu serangan kepah atau Tsunami melanda daerah ini sampai
akhirnya banyak orang-orang yang hilang begitu saja meninggalkan harta benda
mereka. Kawasan pelabuhan laut yang berkembang pesat ini pun terkubur menjadi
daratan.

27

Universitas Sumatera Utara

Tidak diketahui apakah kisah ini fakta atau hanya sekedar legenda, tapi tak
dapat dipungkiri di daerah ini pula banyak dijumpai barang-barang peninggalan
sejarah atau artefak penting yang bisa menjadi bukti sejarah peradaban daerah ini.
Data budaya yang didapat dari temuan Situs Kota Cina yang bersifat fragmentaris
berupa fragmen keramik asing (wares), fragmen gerabah dan tarakotta, patung
Budha dari batu yang bergaya Cola Style dari India Selatan, manik-manik,
fragmen yoni (simbol kelamin Dewi Parwati sakti dari Dewa Siwa), fragmen kaca,
fragmen uang logam dengan lubang persegi di bagian tengahnya serta beberapa
keping papan perahu yang diperkirakan berasal dari perahu yang berukuran kecil
maupun besar (Manguin, 1989: 207) menandakan bahwa daerah ini sebagai
cerminan aktivitas manusia masa lalu seperti perdagangan, pertukangan,
peribadatan maupun pemukiman.
2.4 Kependudukan
2.4.1 Jumlah Penduduk Lingkungan Tujuh (Siombak) Kel. Paya Pasir
Jumlah penduduk Lingkungan Tujuh Kelurahan Paya Pasir sendiri
berdasarkan sumber yang peneliti dapatkan dari Sekretaris Kelurahan Paya Pasir
berjumlah 1.305 jiwa yang terdiri dari 678 jiwa laki-laki dan 627 jiwa perempuan.
Jumlah kepala keluarga di Lingkungan Tujuh adalah sebanyak 336 KK. Seluruh
masyarakat yang bertempat tinggal di Lingkungan Tujuh adalah masyarakat
pribumi atau seluruhnya berwarganegara Indonesia.

28

Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur
Tabel di bawah ini akan menunjukkan jumlah penduduk Lingkungan
Tujuh Kelurahan Paya Pasir berdasarkan umur.
Tabel 2.4.2
Distribusi penduduk menurut Kelompok Umur
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Umur
Jumlah
0-5
125
6-9
163
10-16
156
17-25
167
26-30
135
31-35
135
36-40
113
41-45
136
46 ke atas
175
Jumlah
1.305
Sumber : Data Kependudukan Lingkungan Tujuh Kel. Paya Pasir

Dari tabel 2.4.2 di atas, tampak bahwa mayoritas penduduk Lingkungan
Tujuh Kelurahan Paya Pasir berusia 46 tahun ke atas sebanyak 175 orang, diikuti
oleh kelompok umur 17 tahun hingga 25 tahun yang berjumlah 167 orang.
Sedangkan kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok umur 36 tahun
hingga 40 tahun yan berjumlah 113 orang. Kemudian yang menjadi informan
dalam penelitian ini adalah penduduk yang berumur 30-60 tahun.
2.4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama dan Etnis
Ditinjau dari sudut agama yang dianut oleh penduduk Lingkungan Tujuh
Kelurahan Paya Pasir keseluruhannya beragama Islam yaitu sebanyak 1305 orang.
Sedangkan jumlah penduduk menurut etnis terbagi ke dalam beberapa kelompok.

29

Universitas Sumatera Utara

Tabel di bawah ini akan menunjukkan jumlah penduduk Lingkungan Tujuh
Kelurahan Paya Pasir berdasarkan etnis. Penduduk di Lingkungan Tujuh
(Siombak) mayoritas berasal dari etnis Melayu. Dapat dilihat dalam tabel 2.4.3
sebagai berikut:
Tabel 2.4.3
Distribusi Penduduk Menurut Etnis
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Etnis
Jumlah
Melayu
940
Jawa
213
Tapanuli Utara
7
Karo
15
Tapanuli Selatan
15
Sunda
3
Aceh
5
Kalimantan
25
Lain-lain
82
Jumlah
1.305
Sumber : Data Kependudukan Lingkungan Tujuh Kel. Paya Pasir
2.4.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan sumber dasar dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Masyarakat Lingkungan Tujuh Kelurahan Paya Pasir memiliki
berbagai sumber mata pencaharian seperti ada yang berprofesi sebagai PNS,
Tenaga Medis, Guru, Tani, Nelayan, Wiraswasta, Pedagang dan lain-lain. Untuk
lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 2.4.4 sebagai berikut:
Tabel 2.4.4
Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan
No.
1
2
3

Pekerjaan
PNS
Tenaga Medis
Guru

Jumlah
4
2
2

30

Universitas Sumatera Utara

4
5
6
7
8

Tani
20
Nelayan
77
Wiraswasta
261
Pedagang
5
Lain-lain
40
Jumlah
411
Sumber : Data Kependudukan Lingkungan Tujuh Kel. Paya Pasir
Salah satu sektor pekerjaan penduduk yang berada di Lingkungan Tujuh
Kelurahan Paya Pasir paling banyak memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta. Lalu
diikuti oleh kelompok pekerjaan Nelayan sebanyak 77 orang. Nelayan yang
berada di Lingkungan Tujuh sendiri terbagi lagi menjadi beberapa kelompok
yaitu; Nelayan Tambak dan Nelayan Laut Tengah.
2.4.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk.
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas SDM di
wilayah tersebut. Masyarakat Lingkungan Tujuh Kelurahan Paya Pasir tergolong
beberapa kelompok menurut tingkat pendidikannya seperti; belum sekolah,
TK/Paud, SD, SMP, SMA,S1, dan lain-lain. Untuk lebih terperinci dapat dilihat
pada tabel 2.4.5 sebagai berikut:
Tabel 2.4.5
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No.
1
2
3
4
5
6
7

Tingkat Pendidikan
Belum Sekolah
TK/Paud
SD
SMP
SMA
S1
Lain-lain

Jumlah
85
40
482
431
254
5
8

31

Universitas Sumatera Utara

Jumlah
1.305
Sumber : Data Kependudukan Lingkungan Tujuh Kel. Paya Pasir
2.5 Pola Pemukiman
Pola pemukiman penduduk adalah mengelompok. Rumah penduduk
setempat memiliki pintu depan yang saling berhadap-hadapan dengan rumah
penduduk setempat yang lainnya. Tak hanya itu biasanya mereka tinggal
mengelompok dekat dengan saudara atau keluarga mereka.
Jika dilihat dari bentuk rumah, pola pemukiman di Lingkungan Tujuh
(Siombak) dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu tipe rumah permanen,
tipe rumah semi permanen dan tipe rumah kumuh.
Rumah tipe permanen, dindingnya telah terbuat dari semen yang dicat
dengan warna putih, dan lain-lain, memakai pintu, memiliki ruang tamu, beberapa
ruang untuk kamar tidur, ruang dapur sekaligus ruang makan, sudah memiliki
aliran listrik dan atap rumah terbuat dari bahan seng.
Rumah tipe semi permanen, ditandai dengan sepertiga badan rumah bagian
bawah terbuat dari bahan semen dan dua pertiga badan rumah bagian atas terbuat
dari bahan papan yang baik, sedangkan atap rumah pada umumnya telah memakai
bahan dari seng.
Rumah tipe kumuh, ditandai dengan rumah yang terbuat dari bahan-bahan
bekas dan tidak layak yang merupakan rumah darurat. Serta ditempati secara
illegal atau status hukum tanah yang tidak jelas.

32

Universitas Sumatera Utara

Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut:
Tabel 2.5
Komposisi Rumah Penduduk Lingkungan Tujuh
No.
Jenis Rumah
Jumlah
1
Rumah Permanen
180
2
Rumah Semi Permanen
80
3
Rumah Kumuh
30
Jumlah
290
Sumber : Data Kependudukan Lingkungan Tujuh Kel. Paya Pasir

33

Universitas Sumatera Utara