tamu di negeri sendiri docx

TAMU DI NEGERI SENDIRI
"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman."
sebuah lirik lagu dari Koes Plus menggambarkan betapa subur dan kayanya
tanah Indonesia ini. Negara Indonesia dikenal sebagai ZAMRUD KHATULISTIWA
karena kekayaan alam yang dimilki dengan segala keanekaragaman di
dalamnya.
Pemberian julukan zamrud khatulistiwa bukan tanpa alasan dengan total luas
wilayah 5.193.250 km2, tidak mengherankan apabila SDA Indonesia melimpah
ruah terutama pada hutannya. Hutan-hutan Indonesia tumbuh subur dan kokoh,
sampai-sampai dikatakan hutan Indonesia merupakan paru-paru dunia karena
menyumbang oksigen kepada seluruh dunia, secara tidak langsung hutan
Indonesia mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia di bumi ini.
Selain hutannya, Indonesia juga masih memiliki banyak kekayaan alam lainnya.
Di bidang agrikultur, pertambangan maupun kelautan, SDA Indonesia memegang
peranan penting bagi negara-negara di dunia. Tidak berlebihan rasanya jika kita
membanggakan SDA yang kita miliki, apalagi fakta juga menunjukkan tingkat
keanekaragaman SDA (biodiversitas) Indonesia merupakan tertinggi kedua di
dunia setelah Brazil. Indonesia sebenarnya memiliki nilai plus tersendiri
dibandingkan negara lain untuk memenuhi kemakmuran penduduknya.
Selain itu, Sumber Daya Manusia yang dimilki Indonesia pun tergolong banyak.
Saat ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa, tetapi

kekayaan SDA Indonesia masih tergolong lebih daripada cukup untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Seharusnya, nilai plus ini bisa menjadikan Indonesia
contoh bagi negara lain atas kemakmuran yang tercipta dari hasil pengelolaan
SDA-nya tersebut.
Tetapi, faktanya banyak penduduk Indonesia yang berada di bawah garis
kemiskinan, tingkat penggangguran yang masih tinggi, ditambah utang luar
negeri Indonesia yang terus menumpuk, sudah sangat menjelaskan Indonesia
belum mampu menggunakan nilai plus tersebut untuk dikelola secara baik. Inilah
yang menjadi permasalahn sehingga mengundang negara-negara lain menyoroti
Indonesia.
Sorotan itu terhadap dampak ketidakmampuan Indonesia dalam mengelola SDAnya, sehingga timbulah pemikiran dari pihak asing agar SDA Indonesia bisa
dikeruk dan dijadikan ladang bisnis demi kepentingan pribadi maupun golongan.
Misalnya pada sumber daya migas, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi)
merilis 90% perusahaan migas di Indonesia dikuasai asing. Total perusahaan
asing yang terdaftar ada 105 dan 71 di antaranya bergerak dalam produksi
minyak . Perusahaan asing menguasai sumber daya migas di Indonesia dan ratarata memegang peranan penting, sehingga sangat sulit untuk disaingi oleh
perusahaan lokal, sehingga perusahaan lokal mengalami krisis keberlangsungan.
Membicarakan potensi kekayaan alam Indonesia, pada kenyataannya dikuasai
pihak asing. Kita membicarakan keberagaman alam yang pada dasarnya sudah
mengarah kepada kepunahan. Padahal, jika melandaskannya pada hukum, pada

pasal 33 UUD 1945 ditegaskan, "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

bagi kemakmuran rakyat". Tapi, kenapa justru pihak asing yang menguasai SDA
kita? Sampai kapan Indonesia bertahan seperti ini ?
Apalagi di akhir taun nanti Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA), sehingga dengan SDA yang mempuni memungkinkan akan banyak
pekerja Asing yang bekerja di Indonesia. Mari kita Maksimalkan kekuatan
(strenths) dan peluang (opportunities) yang dimilki, namun secara bersamaan
dpt meminimalkan kelemahan (weaknesses) & ancaman (threats) agar tidak
menjadi tamu di rumah sendiri.