Penerapan Sistem Informasi Manajemen di

1

Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit Rizani
Paiton
(Disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Sistem Informasi Manajemen)

Oleh:
Dinnya Yesica Tandy
152110101217
Kelas Alih Jenis

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2016

2

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit Rizani Paiton” ini dengan lancar.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Sistem Informasi Manjemen
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
yang setulusnya kepada:
1.

Ibu Irma Prasetyowati., S.K.M.,M.Kes.,selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember

2.

Ibu Yennike Tri H., S.KM., M.Kes., selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen..

3.

Bapak dr. Hariyadi Santosa, MM., selaku Direktur RS Rizani Paiton.

4.


Bapak Deva Lutfian, SE.,., selaku Kepala Perencanaan dan Pengembangan RS Rizani
Paiton.

5.

Orang tua yang selalu mendukung secara moril maupun materil.

6.

Teman-teman seperjuangan yang menempuh mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen.

7.

Semua pihak yang telah memberikan dorongan serta motivasi guna terselesaikannya
makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

sekalian. Penulis juga menerima kritik dan saran dari semua pihak agar makalah ini
menjadi lebih baik.


Jember, Oktober 2016

Penulis

3
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian.............................................................................................................3
2.2 Tahapan SDLC.....................................................................................................3
2.3 Kelebihan dan Kekurangan..................................................................................10

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................11
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................11
3.2.1

Tempat Penelitian....................................................................................11

3.2.2

Waktu Penelitian......................................................................................11

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil RS Rizani Paiton........................................................................................12
4.2 Analisis Penerapan SIM.......................................................................................14
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................28
5.2 Saran.....................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


4
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Pengguna SIMRS............................................................................24

5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi.....................................16
Gambar 2.2 Alur Billing System.................................................................................22
Gambar 2.3 Alur Sistem Informasi Farmasi..............................................................23
Gambar 2.4 Tampilan Interface..................................................................................25
Gambar 2.5 Tampilan Billing System.........................................................................25
Gambar 2.6 Tampilan Input Instalasi Admisi.............................................................26
Gambar 2.7 Tampilan Input Keperawatan di Instalasi Ranap....................................26
Gambar 2.8 Tampilan Input Stok Obat/Farmasi........................................................27
Gambar 2.9 Contoh Tampilan Rincian Biaya............................................................27

1

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan

sistem

informasi

manajemen

telah

menyebabkan

terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional
(pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini
juga telah menyebabkan perubahanperubahan peran dari para manajer dalam
pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh
informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam
proses pengambilan keputusan. Para manajer di berbagai organisasi juga
diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk menganalisis kinerjanya secara

konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.
Sistem informasi manajemen adalah bagian dari pengendalian internal
suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan
prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis
seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi
manajemen berbeda dengan sistem informasi pada umumnya karena sistem
informasi manajemen digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain
yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis,
istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode
manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap
pengambilan keputusan.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh
manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat
penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga
terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan.
Akibatnya bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu
perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya,
sehingga dalam mengambil keputusankeputusan strategis sangat terganggu,
yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan
lingkungan pesaingnya.


2

Rumah Sakit Rizani Paiton merupakan salah satu rumah sakit yang ada di
Kabupaten Probolinggo yang telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) dimana SIMRS itu sendiri berfungsi untuk
memudahkan dan memaksimalkan pelayanan yang dimiliki oleh RS Rizani.
Dalam penerapannya, SIM RS Rizani menggunakan metode Structured
Design Life Cycle (SDLC) yaitu sebuah metodologi dalam pembangunan atau
pengembangan sistem. SDLC memberikan kerangka kerja yang konsisten
terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan pengembangan
sistem.
Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin melakukan analisis penerapan
metode pengembangan SIM khususnya SDLC di RS Rizani Paiton,
mengidentifikasi bagaimana tahapan-tahapan dalam penerapan SIM di RS
Rizani.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana

penerapan


metode

pengembangan

Sistem

Informasi

Manajemen di instansi Rumah Sakit Rizani Paiton?
1.3 Tujuan
1.3.1

Tujuan umum
Menganalisis metode pengembangan Sistem Informasi Manajemen di
RS Rizani Paiton.

1.3.2

Tujuan khusus

1. Untuk mengidentifikasi metode pengembangan SIM di RS Rizani
Paiton.
2. Untuk mengidentifikasi tahapan-tahapan pengembangan SIM di RS
Rizani Paiton.
3. Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pada penerapan
metode pengembangan sistem di RS Rizani Paiton.

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
System Development Life Cycle (SDLC) merupakan sebuah metodologi
dalam pembangunan atau pengembangan sistem. SDLC memberikan kerangka
kerja yang konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan
pengembangan sistem. Metodologi SDLC dimulai dengan ide-ide yang berasal
dari pengguna, melalui studi kelayakan, analisis dan desain sistem, pemrograman,
pilot testing, implementasi, dan analisis setelah diimplementasikan (evaluasi).
Dokumentasi yang dibuat selama melakukan pembangunan atau pengembangan
sistem digunakan untuk perubahan-perubahan di masa yang akan datang,
misalnya melanjutkan pengembangan sistem, modifikasi atau penghilangan

(deletion).
2.2 Tahapan SDLC
Beberapa ahli sistem informasi menyatakan bahwa SDLC merupakan
pengembangan sistem secara tradisional dan memiliki beberapa tahapan. Pada
intinya langkah-langkah dalam metodologi SDLC adalah:
1. Mengevaluasi sistem yang ada
Dengan evaluasi, akan diketahui kekurangan-kekurangan (defisiensi) yang
ada dalam sistem. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
interview/wawancara dengan pengguna yang menggunakan sistem tersebut dan
melakukan konsultasi dengan orang-orang yang berkompeten di bidang itu,
2. Mendefinisikan kebutuhan sistem baru yang akan dibangun
Kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem lama harus dijelaskan secara
spesifik sehingga menjadi perhatian untuk perbaikan sistem yang akan dibangun.
Selain menganalisis dan mendefinisikan masalah, sistem informasi yang ada juga
memprediksi kemungkinan solusi untuk sistem informasi yang akan dibangun
atau dikembangkan serta proses organisasinya.
3. Mendesain sistem yang diusulkan
Rencana-rencana yang akan dilakukan didasarkan/difokuskan pada konstruksi
fisik, perangkat keras, perangkat lunak, sistem operasi, pemrograman,

4

komunikasi, dan masalah keamanan sistem informasi. Merancang output, input,
struktur file, program, prosedur, perangkat keras, dan perangkat lunak yang
diperlukan untuk mendukung sistem informasi.
4. Pengembangan sistem yang baru
Komponen-komponen dan program harus tersedia dan diinstall. Membangun
perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan
pengujian secara akurat. Melakukan instalasi dan pengujian terhadap perangkat
keras dan mengoperasikan perangkat lunak. Pengguna yang akan menggunakan
sistem harus dilatik dan semua aspek yang terdapat dalam sistem informasi
tersebut harus dicoba.
5. Penggunaan sistem baru
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sistem baru dapat
diimplementasikan untuk menggantikan sistem lama. Penerapan sistem baru
sebagai pengganti sistem lama yang ada dapat dilakukan secara serentak ataupun
bertahap. Hal ini tergantung dari kesiapan organisasi, teknis, operasional, dan
biaya yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Pada tahap ini, organisasi perlu
melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
6. Evaluasi
Harus dilakukan terhadap sistem informasi baru yang telah/sedang berjalan.
Hal yang dilakukan adalah mengevaluasi sejauh mana sistem telah dibangun dan
seberapa bagus sistem telah dioperasikan. Pemeliharaan sistem dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan teliti secara terus-menerus, sehingga sistem infomasi yang
dibangun dapat bermanfaat bagi organisasi tersebut.
SDLC merupakan metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan,
memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup
sejumlah fase/tahapan (Kadir, 2002). Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC
dalam berbagai literatur berbeda-beda, pada prinsipnya secara keseluruhan semua
proses yang dilakukan sama.
1. Analisa sistem
Tahapan analisa sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem
baru. Permintaan dapat datang dari seorang manajer di luar departemen sistem
informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau menemukan

5

adanya peluang baru. Namun ada kalanya inisatif pengembangan sistem baru
berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem
informasi, yang bermaksud mengembangakan sistem yang sudah ada atau
menangani masalah-masalah yang berlum tertangani (Kadir,2002)
Tujuan utamanya adalah untuk menentukan hal-hal detail tentang yang akan
dikerjakan oleh sistem yang diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Analisa
sistem mencakup studi kelayakan dan analisa kebutuhan (Kadir, 2002).
a.

Studi kelayakan
Studi kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan

solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi
yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan
dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan dan dampak
terhadap lingkungan sekeliling (Kadir, 2002).
Di dalam tahapan ini, analisa sistem melaksanakan penyelidikan awal
terhadap masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam usulan proyek.
Pengembangan sistem tugas-tugas yang tercakup dalam studi kelayakan meliputi
:Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem.
1) Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan.
2) Pengidentifikasian para pemakai sistem.
3) Pembentukan lingkup sistem (Kadir, 2002).
Selain itu, selama dalam tahapan studi kelayakan sistem analis juga
melakukan tugas-tugas seperti berikut:
1) Pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru.
2) Pembuatan analisa untuk membuat dan atau membeli aplikasi.
3) Pembuatan analisa biaya/manfaat.
4) Pengkajian terhadap risiko proyek.
5) Pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau menghentikan proyek
(Kadir, 2002).
b.

Analisa kebutuhan
Analisa kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan

(disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi
yang rinci tentang hal-hal yang dilakukan sistem ketika diimplementasikan.

6

Spesisifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat kesepakatan antara
pengembang sistem, dan pemakai yang kelak menggunakan sistem, manajemen
dan mitra kerja yang lain (misalnya auditor internal) (Kadir, 2002).
Analisa kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan
dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang
digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran volume data yang akan
ditangani sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta kontrol terhadap
sistem (Kadir, 2002).
Untuk melakukan analisa kebutuhan, analisa sistem biasanya melakukan
langkah-langkah seperti berikut:
1) Wawancara
2) Riset terhadap sistem yang sekarang
3) Observasi lapangan
4) Kuis
5) Pengamatan terhadap sistem serupa
6) Prototipe
2. Perancangan sistem
Perancangan sistem dibagi menjadi dua subtahapan, yakni perancangan
konseptual, dan perancangan fisik. Target akhir dari tahapan ini adalah
menghasilkan rancangan yang memenuhi kebutuhan yang ditentukan selama
tahapan analisa sistem. Hasil akhirnya berupa spesifikasi rancangan yang sangat
rinci sehingga mudah diwujudkan pada saat pemrograman.
a. Perancangan konseptual
Disebut juga perancangan logis. Pada perancangan ini kebutuhan
pemakai dan pemecahan masalah yang teridentifikasi selama tahapan analis
sistem mulai dibuat untuk diimplementasikan. Ada langkah penting yang
dilkaukan dalam perancangan konseptual, yaitu evaluasi alternatif rancangan,
penyiapan spesifikasi rancangan, dan penyiapan laporan rancangan sistem
secara konseptual. Evaluasi alternatif digunakan menentukan alternatifalternatif rancangan yang bisa digunakan dalam sistem, yang mencakup
elemen keluaran, penyimpanan data, masukan, dan prosedur permrosesan dan
operasi.

7

1) Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian, mingguan,
dan sebagainya), isi laporan, bentuk laporan, dan laporan cukup
ditampilkan pada layar atau perlu dicetak.
2) Penyimpanan data
Dalam hal ini, semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan
ditentukan lebih detail, termasuk ukuran data (misalnya, nama barang
maksimal terdiri atas 25 karakter) letaknya dalam berkas.
3) Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke dalam
sistem.
4) Prosedur pemrosesan dan operasi
Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukan diproses dan
disimpan dalam rangka untuk menghasilkan laporan (Kadir, 2002).
b. Perancangan fisik
Rancangannnya bersifat konseptual diterjemahkan dalam bentuk fisik
sehingga terbentuk spesifikasi yang lengkap tentang modul-modul sistem dan
antarmuka antaramodul, serta rancangan basis data secara fisik. Hasil
akhirnya berupa rancangan keluaran, rancangan masukan, rancangan
antarmuka pemakai dan sistem, rancangan platform, rancangan basis data,
rancangan modul, rancangan kontrol, dokumentasi, rencana pengujian, dan
rencana konversi.
1) Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan dokumen.
2) Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk pemasukan data.
3) Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan
interaksi antara pemakai dan sistem (menu, ikon, dan lain-lain).
4) Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perngkat
keras dan perangkat lunak yang digunakan.
5) Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas dalam
basis data, termasuk penentuan kapasitas masing-masing.

8

6) Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program yang
dilengkapi dengan algoritma (cara modul atau program kerja
bekerja).
7) Rancangan

kontrol,

berupa

rancangan

kontrol-kontrol

yang

digunakan dalam sistem (mencakup hal-hal seperti validasi, otorisasi,
dan pengauditan).
8) Dokumentasi,

berupa

hasil

pendokumentasian

hingga

tahap

perancangan sistem.
9) Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji
sistem.
10) Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru
terhadap sistem lama (Kadir, 2002).
3. Implementasi sistem
Pada tahap ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan, yaitu berupa:
a. Pemrograman dan pengujian
b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
c. Pelatihan kepada pemakai
d. Konversi
e. Pembuatan dokumentasi
Yang perlu dibahas lebih lanjut adalah pemrograman, pengujian,
konversi, dan pembuatan dokumentasi.
a. Pemrograman dan pengujian
Berdasarkan perancangan fisik, pemrograman memulai melakukan
pemrograman, merupakan aktivitas pembuatan program atau sederatan
instruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai
dengan

masing-masing

maksud

instruksi.setiap

program

menjalani

pengujian secara individual untuk memastikan bahwa program bebas dari
kesalahan. Pengujian seperti ini disebut dengan pengujian unit. Jika terjadi
kesalahan, pemakai akan berusaha mencari penyebabnya dan proses untuk
melakukan pencarian kesalahan ini disebut debugging.
1) Pengujian integrasi

9

Pengujian ini dilakukan setelah semua modul/program melewati
pengujian unit untuk melihat efek ketika program saling dikaitkan.
2) Pengujian sistem
Setelah melalui pengujian integrasi, fungsi-fungsi dalam sistem dan
juga kinerjanya diuji. Sistem divalidasikan terhadap spesifikasi
kebutuhan dengan kondisi dan lingkungan yang menyerupai dengan
keadaan dan lingkungan operasional. Pada pengujian ini, kontrol dan
prosedur pemulihan sistem (system recovery) juga diuji.
3) Pengujian penerimaan
Dilakukan sebelum sistem dioperasikan dengan melibatkan pemakai,
pengembangan sistem, personil yang akan memelihara sistem,
manajemen,

dan

auditor

internal.

Tujuannya

adalah

untuk

meyakinkan bahwa segala kebutuhan telah terpenuhi. Dalam hal ini
pemakai akan memberikan persetujuan untuk menerapkan sistem ini
sebagai sistem produksi (sistem yang akan dioperasikan oleh
pemakai).
4) Pengujian instalasi
Jika pengujian penerimaan dilakukan sebelum sistem dipasang ke
lingkungan operasional, sistem perlu diuji kembali setelah dipasang
pengujian seperti inilah yang disebut pengujian instalasi (Kadir,
2002).
b. Konversi
Merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru
dalam rangka menggantikan sistem yang lama. Terdapat beberapa
pendekatan yang dilakukan untuk melakukan konversi yantiu konversi
paralel, koversi langsung, konversi pilot, dan konversi modular atau
bertahap
c. Dokumentasi
Merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena akan menjadi
acuan pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Pada tahap implemnetasi,
dokumentasi yang dibuat ddapat dibagi menjadi tiga jenis, yiatu

10

dokumentasi pengembangan, dokumentasi operasim dan dokumentasi
pemakai.
4. Operasi dan pemeliharaan
Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggantikan sistem yang lama,
sistem memasuki pada tahapan operasi

dan pemeliharaan. Selama sistem

beroperasi, pemeliharaan sistem tetap diperlukan karena beberapa alasan.
Pertama, mungkin sistem masih menyisakan masalah-masalah yang tidak
terdeteksi selama pengujian sistem. Kedua, pemeliharaan diperlukan karena
perubahan bisnis dan lingkungan atau adanya permintaan kebutuhan baru
(misalnya berupa laporan) oleh pemakai. Ketiga, pemeliharaan juga bisa dipicu
karena kinerja sistem yang menjadi menurun sehingga barangkali perubahanperubahan penulisan program.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
1) Mudah diaplikasikan
2) Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean,
pengujian, dan pemeliharaan.
Kekurangan:
1) Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel,
karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses
2) Dapat mengakibatkan sulitnya merespons perubahan kebutuhan pengguna
3) Model SDLC harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami dengan
baik
4) Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan
model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
5) Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga
sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
6) Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir
proyrk dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan
menjadi masalah besar karenaharus mengulang dari awal.

11

7) Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena
anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas
karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu
tidak efesien.

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Berdasarkan teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu
penelitian yang dilakukan, penelitian ini menggunakan metode survei. Metode
survei merupakan pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaanpertanyaan kepada responden (Notoadmodjo, 2010).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Rizani Paiton di Jalan Raya Surabaya
– Situbondo KM 137 Desa Sumberejo Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2016. Kegiatan ini
dimulai dengan meminta perizinan pada Direktur RS Rizani Paiton, untuk
pelaksanaan penelitian, sampai penyusunan laporan. Kemudian melakukan
wawancara secara mendalam kepada Kepala Perencanaan dan Pengembangan.

12

BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Profil Rumah Sakit
Rumah Sakit Rizani adalah salah satu rumah sakit swasta yang didirikan di
Kabupaten Probolinggo Jawa Timur yang menyediakan layanan kesehatan yang
berkualitas dari staf berdedikasi dan profesional dengan menggunakan teknologi
terkini dan fasilitas berstandar tinggi bagi masyarakat. RS ini berada di wilayah
yang strategis yaitu antara Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Situbondo
tepatnya di Jalan Raya Surabaya – Situbondo KM 137 Desa Sumberejo
Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.
RS Rizani telah menetapkan visi dan misi untuk menjamin tersedianya
layanan yang dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ada visi,misi, nilai, dan
motto RS Rizani:
Visi:
Terwujudnya rumah sakit yang terpercaya dengan pelayanan kesehatan yang
orofesional, handal, mampu berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu
kedokteran modern yang berstandar internasional.
Misi:
1.

Memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat secara
profesional,
memuaskan.

terjangkau,

paripurna,

efisien,

efektif,

manusiawi

dan

13

2.

Mendorong terwujudnya sumberdaya manusia yang profesional, akuntabel,
dan berorientasi pada pelanggan.

3.

Memberikan pelayanan dengan tetap memperhatikan aspek sosial ekonomi.

4.

Selalu melakukan inovasi dalam pelayanan, fasilitas, dan sumber daya insani.

Nilai:
R

= Responsive, cepat tanggap dalam melayani dan menyelesaikan masalah

pasien
I

= Inexpensive, fasilitas modern dengan tarif yang terjangkau

Z

= Zestful, selalu semangat dalam pelayanan dan totalitas saat bekerja

A

= all-in, memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat

N

= Nearest, rumah sakit yang terpercaya dengan pelayanan kesehatan yang

profesional yang berada sangat dekat dengan masyarakat Kab. Probolinggo
terutama daerah Paiton dan sekitarnya
I

= Innovative, selalu melakukan inovasi dalam pelayanan, fasilitas, dan

sumber daya Insani
Motto:
“Kami senantiasa Mengutamakan Kesehatan Pasien”
Berikut adalah pelayanan yang tersedia di RS Rizani, baik pelayanan medis
maupun pelayanan penunjang medis.
a.

Pelayanan Medis
1. Instalasi Rawat Jalan


Poli spesialis anak



Poli spesialis penyakit dalam



Poli spesialis bedah umum



Poli spesialis bedah tulang



Poli spesialis paru



Poli spesialis penyakit kulit dan kelamin



Poli spesialis mata



Poli spesialis THT



Poli spesialis gigi



Poli gigi umum

14



Poli spesialis jantung pembuluh darah



Poli spesialis syaraf



Rehabilitasi medik/fisioterapi



Medical check up (MCU)

2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Instalasi Perawatan Intensif (ICU & NICU)
6. Kamar Bersalin
7. Instalasi Rekam Medis
b.

PELAYANAN PENUNJANG MEDIS
1. Instalasi Radiologi 24 jam
2. Instalasi Laboratorium 24 jam
3. Instalasi Farmasi
4. Ambulance 24 jam
5. Instalasi Gizi
6. Rehabilitasi Medik
7. Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS)
8. Instalasi Pengelolaan Air Limbah
9. Instalasi Pemulasaran Jenasah

4.2 Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi dalam bidang kesehatan yang
dituntut untuk selalu meningkatkan kinerja dan mutunya. Hal ini termasuk
peningkatan sarana penunjang, salah satunya yaitu komputerisasi yaitu mencakup
peningkatan sumberdaya manusia, penyempurnaan sistem pembantu kerja dan
kegiatan operasional sehari-hari baik yang berkaitan dengan pelayanan pasien
maupun operasional intern di rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit tidak bisa
lepas untuk selalu melakukan pengembangan dan penyempurnaan sistem
khususnya pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
Pada penerapan SIM di RS Rizani, pihak manajemen menggunakan metode
outsourcing, yang menurut O’Brien, merupakan metode dengan pembelian

15

sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan
tetapi saat ini dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga.
Dalam kaitannya dengan teknologi informasi, outsourcing digunakan untuk
menjangkau fungsi IT secara luas dengan mengontrak penyedia layanan eksternal.
Yang mendorong organisasi menggunakan metode ini adalah pertimbangan biaya,
waktu, ketersediaan SDM, dan kebutuhan layanan dukunga pelanggan.
Rumah sakit yang berdiri sejak 2013 ini, pada awalnya tidak memiliki
sumberdaya di bidang IT sehingga untuk penerapan SIM, pihak manajemen
memutuskan untuk menggunakan pihak ketiga, dan menyerahkan seluruh proses
kepada vendor. Sehingga dapat diasumsikan alasan rumah sakit menggunakan
outsourcing dalam layanan sistem informasi antara lain:


Biaya ekonomis



Keahlian dan kompetensi internal yang tidak memadai



Perubahan teknologi yang cepat



Buruk dalam layanan sistem informasi



Fokus pada kompetensi inti



Top manajemen kurang perhatian terhadap inovasi IT di RS
Meskipun menggunakan pihak ketiga sebagai pihak yang merancang SIM,

dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak programmer, metode
pengembangan SIM yang digunakan adalah SDLC (Structured Design Life
Cycle).
System Development Life Cycle (SDLC) merupakan sebuah metodologi
dalam pembangunan atau pengembangan sistem. SDLC memberikan kerangka
kerja yang konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan
pengembangan sistem. Metodologi SDLC dimulai dengan ide-ide yang berasal
dari pengguna, melalui studi kelayakan, analisis dan desain sistem, pemrograman,
pilot testing, implementasi, dan analisis setelah diimplementasikan (evaluasi).
Dokumentasi yang dibuat selama melakukan pembangunan atau pengembangan
sistem digunakan untuk perubahan-perubahan di masa yang akan datang,
misalnya melanjutkan pengembangan sistem, modifikasi atau penghilangan
(deletion). Berikut siklus hidup pengembangan sistem informasi:

16

Analisa Sistem

Perancangan
Sistem
Implementasi
Sistem
Operasi dan
Pemeliharaan
Sistem
Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Tahapan untuk mengembangkan sistem yang digunakan oleh programmer
adalah sebagai berikut:
1.

Analisa sistem
Tahapan analisa sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap
sistem baru. Permintaan dapat datang dari manajemen rumah sakit yang
mengetahui bahwa sistem sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses
pelayanan. Inisiatif pengembangan sistem baru berasal dari bagian yang
bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem informasi, yang
bermaksud mengembangkan sistem yang sudah ada atau menangani masalahmasalah yang belum tertangani. Dalam hal ini, yang dilakukan adalah
mencatat pasien yang masuk dan keluar setiap harinya ke dalam satu buku
induk, dan kemudian mencatatnya kembali dengan menggunakan program
excel dan Dbase. Permasalahan registrasi yang sering terjadi diantaranya
nomor rekam medis yang hilang, pencatatan ganda baik nama maupun nomor
rekam medis, dan sulitnya mendapatkan informasi jumlah pasien yang masuk
dan kelur secara cepat dan tepat. Dan sulitnya mencari data pasien dan rekam
medis pasien apabila pasien tersebut datang kembali berobat.
Pada tahap ini, programmer memastikan bahwa dengan pembuatan
sistem ini maka akan benar-benar dapat dicapai dengan sumberdaya dan

17

dengan memperhatikan kendala yang terdapat di rumah sakit dan dampak
terhadap lingkungan sekeliling. Dilakukan studi kelayakan meliputi:
a.

Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem

b.

Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan

c.

Pengidentifikasian para pemakai sistem

d.

Pembentukan lingkup sistem

Setelah dilakukan pengamatan dan analisa, bagian rekam medis pasien rawat
inap selama ini masih melakukan pencatatan data registrasi pasien rawat inap
secara manual. Mereka sangat membutuhkan sebuah program yang dapat
membantu mempermudah dalam menginput dan mengakses data dengan
cepat dan tepat. Dari data yang diinput tersebut, diharapkan dapat
menghasilkan informasi pasien masuk dan pasien keluar per hari, pasien
masuk dan pasien keluar per bulan, indikator rumah sakit per bulan dan
indikator rumah sakit per tahun.
Programmer melakukan analisa secara mandiri yaitu dengan wawancara
terhadap seluruh pegawai di setiap unit dan observasi lapangan untuk
mengetahu informasi apa sajakah yang dibutuhkan pengguna nantinya dalam
sistem. Hasil analisa kebutuhan, seperti instalasi farmasi ingin mengurangi
tenaga dan biaya yang dikeluarkan utk pencatatan yg msh manual,
membutuhkan penyajian data yg cepat ttg stok obat sebagai perhitungan
pengadaan dan pertanggung jawaban, farmasi ingin menghemat biaya utk
tenaga dan saran yg digunakan dalam sistem pencatatan normal, sarana
pengawasan transaksi harian terutama keuangan, pengendalian stok obat,
pengendalian masa kedaluarsa, dan sebagainya. Sehingga data yang
dibutuhkan dari farmasi adalah:


Nama obat



Harga obat



Koreksi stok opname



Input stok awal



Stok akhir



Manajemen rak obat



Rak detail

18



Kelompok BHP (Barang Habis Pakai)



Expired Date Obat



Expired Date Review



Kategori obat



Golongan obat



Master kategori dan golongan obat

Sedangkan untuk registrasi pasien:
1) Data pasien
Data pasien terdiri dari: nomor rekam medis, nama pasien, perusahaan,
no ktp, tanggal lahir, usia, alamat, gender, gol.darah, rujukan, rawat
jalan/rawat inap.
2) Data dokter
Data dokter terdiri dari : kode dokter, nama dokter, alamat dokter, telepon
dokter, handphone dokter dan spesialis.
3) Data perawat
Data perawat terdiri dari : kode perawat, nama perawat, telepon perawat,
shift
4) Data kamar
Data kamar terdiri dari kode kamar, nama kamar, klasifikasi kamar,
jumlah tempat tidur
2.

Perancangan sistem
Setelah

dilakukan

analisis,

programmer

melanjutkan

ke

tahap

perancangan. Dimana ada perancangan konseptual dan perancangan fisik.
Pada perancangan konseptual, kebutuhan pengguna dan pemecahan masalah
yang sudah dianalisis kemudian dibuat untuk diimplementasikan. Kemudian
dibuat evaluasi alternatif berupa:
a.

Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian, mingguan, dan
sebagainya), isi laporan, bentuk laporan, dan laporan cukup ditampilkan
pada layar atau perlu dicetak.

b.

Penyimpanan data

19

Dalam hal ini, semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan
ditentukan lebih detail, termasuk ukuran data (misalnya, nama obat
maksimal terdiri atas 25 karakter) letaknya dalam berkas.
c.

Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke dalam
sistem.

d.

Prosedur pemrosesan dan operasi
Rancangan yang telah dibuat menjelaskan masukan yang telah diproses
dan disimpan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
Selanjutnya rancangan konseptual diterjemahkan dalam bentuk fisik

sehingga terbentuk spesifikasi yang lengkap tentang modul-modul sistem dan
antarmuka antarmodul, serta rancangan basis data secara fisik. Hasil akhirnya
berupa:
a. Rancangan keluaran, berbentuk laporan dan rancangan dokumen
b. Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk pemasukan data
c. Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan interaksi
antara pemakai dan sistem yaitu menu, ikon, dan lainnya.
d. Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perngkat keras
dan perangkat lunak yang digunakan.
e. Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas dalam basis
data, termasuk penentuan kapasitas masing-masing.
f. Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program yang
dilengkapi dengan algoritma (cara modul atau program kerja bekerja).
g. Rancangan kontrol, berupa rancangan kontrol-kontrol yang digunakan
dalam sistem (mencakup hal-hal seperti validasi, otorisasi, dan
pengauditan).
h. Dokumentasi, berupa hasil pendokumentasian hingga tahap perancangan
sistem.
i. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem.
j. Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru
terhadap sistem lama yaitu manual.

20

Namun pada tahap perancangan ini tidak dibagikan kepada pihak rumah
sakit. Sehingga jika ada perubahan informasi, pihak rumah sakit harus
menghubungi programmer.
3.

Implementasi sistem
Berdasarkan perancangan fisik, pemrograman memulai melakukan
pemrograman, merupakan aktivitas pembuatan program atau sederatan
instruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai
dengan masing-masing maksud instruksi. Kemudian dilakukan pengujian
terhadap sistem, dan penerapan oleh pengguna. Setelah sistem dirancang,
programmer mulai menguji sistem apakah sudah dapat menyajikan informasi
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4.

Operasi dan pemeliharaan
Hingga saat ini pemeliharaan sistem yang telah beroperasi masih
dilakukan khususnya oleh kepala unit perencanaan dan pengembangan. SIM
yang telah ada di RS Rizani masih belum dapat memberikan informasi secara
nyata, karena kurang up to date. Sedangkan untuk pembaruan informasi,
pihak RS harus menghubungi programmer sebagai pihak ketiga, sehingga
dibutuhkan waktu yang tepat untuk membarui informasi/input pada sistem.
Selain itu, RS Rizani tidak memiliki programmer internal sehingga kepala
unit perencanaan dan pengembangan harus melakukan pemeliharaan secara
otodidak.
Setiap ruangan di unit sudah tersedia PC, 27 unit komputer dan 2 unit laptop

(bagian manajemen). Berikut rincian ruangan yang tersedia PC:


2 unit di instalasi admisi



1 unit di instalasi rekam medik



3 unit di instalasi farmasi



1 unit di instalasi rawat inap King (VVVIP)



1 unit di instalasi rawat inap VVIP



1 unit di instalasi rawat inap VIP dan kelas 1



1 unit di instalasi rawat inap kelas 2 dan 3



1 unit di instalasi rawat inap VK



1 unit di instalasi poliklinik

21



1 unit di instalasi bedah sentral



1 unit di ruangan komite mutu



1 unit di ruangan komite PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)



1 unit di ruangan sub bagian umum



1 unit di ruangan Manager On Duty (MOD)



3 unit di ruangan bagian keuangan



2 unit di ruangan sub bagian SDM



4 unit di ruangan sub bagian layanan perusahaan dan asuransi



1 unit di ruangan sekretaris akreditasi

Tidak semua unit masuk ke dalam SIM RS Rizani. SIM yang dirancang untuk
rumah sakit hanya billing system dan farmasi. Instalasi yang terhubung dengan
billing system adalah instalasi admisi (menyediakan informasi identitas pasien),
instalasi rawat inap (menyediakan informasi tentang input keperawatan, jasa
tenaga kesehatan), instalasi poliklinik (menyediakan informasi tentang input
keperawatan, jasa tenaga kesehatan), instalasi bedah sentral (menyediakan
informasi tentang input keperawatan, jasa tenaga kesehatan). Sedangkan untuk
instalasi farmasi mempunyai sistem sendiri yang berkaitan dengan stok obat, dan
terhubung pula pada billing system.
SIM yang telah beroperasi ini mempunyai kekurangan di antaranya
dikarenakan dalam perancangannya menggunakan metode outsourcing maka
pihak RS tidak dapat melakukan pembaruan informasi terkini, karena yang
mengelola secara keseluruhan adalah vendor. Selain itu, data yang ada dalam
sistem tidak riil, sehingga peran arsip rekam medik masih sangat dibutuhkan
untuk informasi pasien. Pendokumentasiannya dengan penyimpanan arsip, lalu
dimasukkan ke sistem. Untuk data yang tidak masuk dalam sistem, hanya ada di
komputer masing-masing yang terhubung dengan server yang kemudian dapat
dikoneksikan ke semua unit dengan LAN. Sedangkan untuk instalasi farmasi,
telah dilakukan perbaikan, sehingga mulai proses barang datang hingga masuk
stok gudang sudah dapat memberikan informasi secara riil, meskipun harus tetap
dilakukan pengecekan stok sebulan sekali.
Berikut adalah alur pelayanan di instalasi hingga masuk ke billing system dan
alur pengadaan obat di instalasi farmasi:

22
Gambar 2.2 Alur Billing System

POLI

PASIEN
DATANG

ADMISI
(DATA
PASIEN)

STATUS
RM
REKAM
MEDIK

FARMASI

Konfirmasi
tagihan

Billing
system

KASIR

STATUS
RM

Keterangan:
: masuk billing system

RANAP (input
keperawatan)

FARMASI

: tidak masuk billing system/manual
Gambar 2.3 Alur Sistem Informasi Farmasi
KASIR

Pasien (kuitansi
rincian biaya)

23

Bagian
pengadaan

Supplier

Bagian
penerimaan
farmasi

Jumlah obat
Kadaluarsa
No. Faktur
Utang/tunai
Nama perusahaan

Billing penjualan

Bagian
keuangan

Keterangan:
: masuk billing system
: tidak masuk billing system/manual

Kasir

SIF Gudang

Jumlah obat

Sistem Stok

24
Berikut adalah kelebihan dari sistem yang ada di RS Rizani:
3) Mudah diaplikasikan
4) Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan.
Berikut adalah kekurangan dari sistem yang ada di RS Rizani:
8) Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena
komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses
9) Dapat mengakibatkan sulitnya merespons perubahan kebutuhan pengguna
10) Model SDLC harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami dengan baik
11) Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena
model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
12) Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
13) Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek dilalui.
Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar
karenaharus mengulang dari awal.
14) Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim
proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki
ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.
Tabel 2.1 Daftar Pengguna SIMRS
No

PENGGUNA
SISTEM

1

Admin pendaftaran

2

Admin Gudang

3

Admin Keuangan

4

Admin Farmasi

5.

Admin kasir

KEBUTUHAN INFORMASI
Nama Paien
ID Pasien
Nomor RM Pasien
Jumlah Barang Masuk
Jumlah Barang Keluar
Stok Opname
Jumlah Pendapatan Harian
Jumlah Retur (Jika Ada)
Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran
Penggunaan Anggaran
Perencanaan Kebutuhan
Pengadaan Obat, Alat kesehatan.
Penyerapan Anggaran
Rincian biaya tiap unit pelayanan
Identitas pasien
Rincian biaya sistem pelayanan farmasi

25

Gambar 2.4 Tampilan Interface

Gambar 2.5 Tampilan Billing System

26

Gambar 2.6 Tampilan Input Instalasi Admisi

Gambar 2.7 Tampilan Input Keperawatan di Instalasi Ranap

27

Gambar 2.8 Tampilan Input Stok Obat/Farmasi

Gambar 2.9 Contoh Tampilan Rincian Biaya

28
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rumah Sakit Rizani Paiton merupakan salah satu rumah sakit yang ada di
Kabupaten Probolinggo yang telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS) dimana SIMRS itu sendiri berfungsi untuk memudahkan dan
memaksimalkan pelayanan yang dimiliki oleh RS Rizani. Dalam penerapannya, SIM RS
Rizani menggunakan metode Structured Design Life Cycle (SDLC) yaitu sebuah
metodologi dalam pembangunan atau pengembangan sistem. SDLC memberikan
kerangka kerja yang konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan
pengembangan sistem.
Tahapan-tahapan untuk pengembangan SIM adalah analisa sistem, perancangan
sistem, implementasi sistem, operasi dan pemeliharaan sistem. Kelebihan yang dirasakan
oleh RS Rizani adalah pelayanan kepada pasien menjadi lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan cara manual. Di sisi lain, pihak RS masih merasa perlu dilakukan
pengembangan-pengembangan lebih lanjut terkait penerapan SIM yang telah digunakan
saat ini, sehingga diperlukan perbaikan-perbaikan.
4.2 Saran
Pihak RS Rizani diharapkan dapat mengembangkan sistem informasi manajemennya
sendiri (tidak outsourcing) demi kenyamanan perbaikan maupun pemeliharaan sistem
yang telah ada saat ini salah satunya dengan memiliki sumber daya IT yang ahli di
bidangnya. Selain bisa mengembangkan sistem secara mandiri, pihak RS juga akan dapat
menambahkan/memperbarui informasi-informasi yang terkait demi kemajuan di RS.
Bagi penelitian lain diharapkan dapat mengidentifikasi lebih dalam mengenai
pemanfaatan SIM di RS Rizani. Baik secara internal maupun eksternal, sehingga bisa
dilihat seberapa besar manfaat dengan diberlakukannya SIMRS.

29

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. https://joulisinolungan.wordpress.com/2014/12/10/pengembangan-sistemteknologi-informasi-metode-sdlc-system-development-life-cycle/ (diakses tanggal 20
Oktober 2016)
Fatta, Al Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Jogjakarta: ANDI
Khairani, Enny. 2009. Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit
Haji Medan Tahun 2009. Skripsi: Universitas Sumatera Utara.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14627/1/10E01009.pdf (diakses tanggal 20
Oktober 2016)
Marimin, dkk. 2009. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo