KAK Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Usaha Kegiatan Daerah Tahun 2017

Kerangka Acuan Kerja

KERANGKA
ACUAN KERJA (KAK)
Penilaian Kinerja Pengelolaan Usaha
dan/atau Kegiatan Daerah
PROPERDA

SEKSI PENCEMARAN LINGKUNGAN

DINAS LINGKUNGAN HIDUP
PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2017

0

Kerangka Acuan Kerja

BAB I
PENDAHULUAN


1.1

Latar Belakang

Penilaian Kinerja Pengelolaan Usaha dan/atau Kegiatan Daerah (PROPERDA) merupakan salah satu
kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat untuk mendorong peningkatan ketaatan
usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan. PROPER di Sumatera Barat telah dilaksanakan sejak
tahun 2008 dengan mengadopsi proses mekanisme pengawasan yang dilakukan dalam kegiatan PROPER
yang merupakan kebijakan Nasional di bidang lingkungan hidup.
Sebagai aplikasi pasal 43 ayat 3 point Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan mempedomani proses penilaian PROPER dilaksanakan melalui
mekanisme pengawasan yang hasilnya berupa pemberian insentif atau disinsentif kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan. Insentif atau disinsentif diberikan berdasarkan penilaian kinerja
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam 4 aspek utama, yaitu ketaatan terhadap dokumen
lingkungan, pengendalian pencemaran lingkungan hidup, pengendalian perusakan lingkungan hidup dan
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.
Berdasarkan pelaksanaan PROPER selama 9 (sembilan) tahun terakhir telah dipublikasikan perusahaan
yang telah melakukan kinerja pengelolaan lingkungan yang baik dan yang belum baik. Bagi kegiatan/usaha
yang telah mendapat peringkat Biru berulang kali, maka keikutsertaaan ditingkatkan menjadi objek
PROPER Pusat, sedangkan perusahaan/usaha yang belum memperlihatkan upaya pengelolaan lingkugan

yang sesuai dan taat dengan perundang-undangan tetap dilakukan pembinaan dan pengawasan yang
intensif.
Dengan pertimbangan bahwa PROPER Daerah adalah suatu upaya dalam meningkatkan kinerja
pengelolaan lingkungan kegiatan melalui pentaatan terhadap ketentuan dari aturan yang berlaku, maka
Dinas Lingkungan Provinsi Sumatera Barat memandang perlu kegiatan ini tetap dilanjutkan pada tahun
2017, hal ini dimaksudkan agar objek kegiatan tersebut lebih terpacu untuk meningkatkan upayanya dalam
pengelolaan lingkungan. Hasil dari penilaian PROPER ini akan dipublikasikan kepada publik dan
stakeholder lainnya, sehingga peringkat yang didapat nantinya bisa memotivasi perusahaan/objek
usaha/kegiatan untuk lebih meningkatkan upaya pengelolaan lingkungan serta penaatan terhadap
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1

Kerangka Acuan Kerja

1.2

Maksud, Tujuan dan Sasaran
a. Maksud
Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Usaha/Kegiatan Daerah


(PROPERDA)

dimaksudkan untuk mendorong peningkatan ketaatan usaha/kegiatan dalam pengelolaan
lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
b. Tujuan

 Mendorong kegiatan untuk mentaati peraturan di bidang lingkungan hidup melalui jalur
informasi dengan pola pendekatan reward dan punishment;

 Terlaksananya evaluasi/penilaian kinerja terhadap kegiatan dalam melakukan pengendalian
dampak lingkungan yang bersifat preventif dan kuratif;

 Mendorong kegiatan agar meningkatkan kinerja lingkungannya guna memperoleh
hasil/peringkat yang lebih baik.
c. Sasaran

 Sasaran adalah kegiatan meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan usaha/kegiatan
yang bergerak di bidang pelayanan jasa agroindustri dan kebandaraan dan transportasi
udara;


 Meningkatkan kesadaran dan pentaatan para pelaku usaha/kegiatan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

 Meningkatkan komitmen para pelaku usaha/kegiatan dalam melakukan pengelolaan
lingkungan guna mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan;

 Memperoleh besaran beban pencemaran yang dihasilkan dari objek kegiatan.
1.3

Manfaat

Manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas lingkungan hidup Provinsi Sumatera Barat dengan
adanya penurunan beban pencemaran dan potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh usaha/kegiatan
berupa aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengendalian kerusakan
lahan, dan pengelolaan limbah B3.
1.4

Landasan Hukum


Pelaksanaan kegiatan ini mengacu kepada peraturan-peraturan yang berlaku baik pusat maupun daerah
di bidang lingkungan hidup, terkait perizinan, dokumen lingkungan, pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara dan pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun antara lain sebagai berikut:

2

Kerangka Acuan Kerja

1.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

2.

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

3.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;


4.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah;

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air;

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

8.


Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

9.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap/Boiler;

10.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak Bagi cerobong Genset;

11.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2014 tentang Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan;

12.


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri;

13.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;

14.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman teknis
Pemanfaatan Air Limbah Kelapa Sawit Untuk Areal Perkebunan Kelapa Sawit;

15.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 tentang Tata Cara Perizinan
Pemanfaatan Air Limbah Kelapa Sawit Untuk Areal Perkebunan Kelapa Sawit;

16.


Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep-01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3;

17.

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;

18.

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;

19.

Peraturan Gubernur Nomor 75 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2017;
3

Kerangka Acuan Kerja


20.

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-OPD) Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2017.

4

Kerangka Acuan Kerja

BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN

2.1

Lingkup Kewenangan
Pada prinsipnya kegiatan Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Usaha/Kegiatan Daerah
(PROPERDA) merupakan kegiatan pembinaan dan pengawasan yang kewenangannya adalah
kewenangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat serta pelimpahan urusan/kegiatan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (yaitu kegiatan PROPER) ke Dinas Lingkungan Hidup Provinsi

Sumatera Barat. Sehubungan dengan dua kondisi objek pemantauan dan pengawasan, maka seluruh
objek PROPER dijadikan objek PROPERDA.

2.2

Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang akan dinilai dalam kegiatan PROPERDA ini adalah usaha/kegiatan yang berada di Provinsi
Sumatera Barat yang bergerak di Bidang Agroindustri, Pertambangan, Energi, Minyak, Gas Bumi, Rumah
Sakit, Perhotelan, Kebandaraan dan Transportasi Udara yang tersebar di: 1) Kota Bukittinggi; 2)
Kabupaten Padang Pariaman; 3) Kabupaten Agam; 4) Kabupaten Sijunjung; 5) Kota Sawahlunto; 6) Kota
Padang; 7) Kabupaten Pesisir Selatan; 8) Kabupaten Pasaman Barat; 9) Kabupaten Dharmasraya; dan
10) Kabupaten Solok Selatan.

2.3

Lingkup Objek Kegiatan
Berdasarkan surat Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK
Nomor: S.267/PPKL/SET/WAS.3/12/2016 tanggal 21 Desember 2016 perihal Tindak Lanjut Pengumuman
PROPER yang mengharapkan adanya dukungan APBD dalam pelaksanaan penilaian objek PROPER,
maka kegiatan PROPER disinergikan dengan pelaksanaan kegiatan PROPER Daerah. Hal ini didasarkan
karena pelaksanaan PROPER Daerah dengan PROPER pada prinsipnya merupakan kegiatan yang
sejalan. Pada awalnya, objek PROPER Daerah ini merupakan cikal bakal untuk dijadikan objek PROPER.
Menindak lanjuti surat KLHK tersebut maka objek PROPER dijadikan sebagai objek PROPER Daerah
dengan jumlah 40 objek. Mekanisme PROPER terbagi atas 3 yaitu mekanisme self assesment,
pengawasan langsung KLHK dan pengawasan langsung Provinsi.
Berdasarkan pelaksanaan PROPER Tahun 2016 terhadap mekanisme pelaksanaan PROPER maka
distribusi objek penilaian berdasarkan mekanisme adalah sebagai berikut:

1.

Prioritas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
5

Kerangka Acuan Kerja

Terdapat 2 (dua) Objek PROPER melalui mekanisme pengawasan langsung Prioritas KLHK yang
ditetapkan oleh Sekretariat PROPER Pusat . sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1. Objek PROPER Sumatera Barat melalui mekanisme Pengawasan Prioritas KLHK
1
2

2.

Nama Perusahaan
PT. Semen Padang
PT. Pertamina TBBM Teluk Kabung

Sektor

Sub sektor

PEM

Semen
Migas Distribusi

Kab/Kota
Kota Padang
Kota Padang

Self Assesment Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Terdapat 8 Objek PROPER yang penilaiannya melalui self assessment dimana objek tersebut dianggap
telah mampu melakukan pengelolaan lingkungan dari segala aspek tanpa didampingi atau diawasi secara
langsung oleh instansi lingkungan di daerah masing-masing, sebagaimana dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2. Objek PROPER Sumatera Barat melalui mekanisme Self Assesment KLHK
Nama Perusahaan
1.
2.
3.
4.

PT Binapratama Sakato Jaya Solok
Selatan
PT Selago Makmur Plantation
PT Sumbar Andalas Kencana
PT. Agrowiramata

5.

PT. Gersindo Minang Plantation

6.

PTPN VI (Persero) Unit Usaha Danau
Kembar
PT. Transco Pratama
PT Pertamina (Persero) Pemasaran dan
Niaga Avation Area Sumbagut DPPU
Minangkabau

7.
8.

3.

Sektor

Agro
industri

Sub sektor

Kab/Kota

Sawit

Kab. Solok Selatan

Sawit
Sawit

Kab. Dharmasraya
Kab. Dharmasraya
Kab. Pasaman
Barat
Kab. Pasaman
Barat
Kab.Solok

Sawit
Sawit

Teh
Karet
PEM

Migas
Distribusi

Kab. Dharmasraya
Kab. Padang
Pariaman

Pengawasan Langsung Provinsi Sumatera Barat
Terdapat 29 (dua puluh sembilan) Objek PROPER melalui mekanisme pengawasan langsung Provinsi
Sumatera Barat, dimana 10 (sepuluh ) diantaranya merupakan objek baru dalam PROPER 2016, dan 5
(lima) objek yang merupakan objek Self Assesment PROPER 2015, dari kegiatan bidang Agroindustri,
Bidang Pertambangan Energi Migas (PEM) dan Bidang Manufacturing Pelayanan Jasa (MPJ). Khusus
objek PROPER jenis kegiatan MPJ berupa hotel dan rumah sakit telah dikeluarkan dari objek PROPER
2017 sesuai surat KLHK No. S.267/PPUL/SET/WAS.3/12/2016 tanggal 21 Desember 2016 perihal Tindak
Lanjut Pengumuman PROPER. Objek PROPER dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut:
Tabel 2.3. Objek PROPER Sumatera Barat Melalui Mekanisme Pengawasan Langsung Provinsi
1
2

Nama Perusahaan
PT. AMP Plantation
PT. Mutiara Agam

Sektor

Sub sektor

Kab/Kota
Kab. Agam

6

Kerangka Acuan Kerja

3

4
5
6

7
8
9

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PT. Perkebunan Pelalu Raya
PT. Bintara Tani Nusantara
PT. Bakrie Pasaman Plantation
PT. Pasaman Marama Sejahtera
PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)
Unit Usaha Ophir
PT. Bina Pratama Sakato Jaya
PT. Incasi Raya-Pangian POM
PT. Tidar Kerinci Agung
PT. Kencana Sawit Indonesia
PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)
Unit Solok Selatan
PT. Kemilau Permata Sawit

Sawit

Kab. Pasaman
Barat

Kab.
Dharmasraya

Agro Industri

Kab. Solok
Selatan
Kab. Sijunjung

PT. Usaha Inti Padang

Kota Padang

PT. Kilang Lima Gunung

PT. Family Raya
PT. Lembah Karet

Karet

Kota Padang

PT. Teluk Luas
PT. Batanghari Barisan
Teh

PT. Mitra Kerinci

21
22

PT. Tirta Investama Kab. Solok
PT. Japfa Comfeed

23

PT. Nusantara Beta Farma

24

PT. Karbindo Abesyapradhy

25

PT. Sinamarinda Lintas Nusantara

26

PLTA Maninjau

27

Bara Mitra Kencana

28

PT. Allied Indo Coal Jaya

29

PT. PLN (Persero) Sektor Pauh Limo

Minuman
Pakan
Ternak
MPJ

Farmasi

PEM

Tambang
Batubara
Tambang
Batubara
Pembangkit
Listrik
Tambang
Batubara
Tambang
Batubara
Energi PLTG

Kab. Solok
Selatan
Kab. Solok
Kab. Padang
Pariaman
Kab. Padang
Pariaman
Kab. Sijunjung
Kab.
Dharmasraya
Kab. Agam
Kota
Sawahlunto
Kota Padang

Walaupun mengacu kepada penilaian Tahun 2016 sebagaimana distribusi objek berdasarkan mekanisme di
atas, diperlukan koordinasi ke KLHK karena KLHK akan merubah bentuk dan mekanisme penilaian untuk Tahun
2017 ini. Berdasarkan informasi dari KLHK, koordinasi akan dilaksanakan secara menyeluruh se Indonesia pada
bulan Maret 2017.

2.4

Lingkup Pengolahan Data

Sumber data dasar yang diperlukan dalam penilaian tingkat ketaatan kegiatan/usaha sebelum dilakukan
inspeksi lapangan antara lain evaluasi terhadap data swapantau perusahaan selama satu tahun yang
7

Kerangka Acuan Kerja

diperoleh dari laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang disampaikan kegiatan/usaha setiap
bulan, triwulan dan semester.
Data dasar lainnya yang diperlukan adalah:
a) Berita acara hasil pengawasan PROPER
b) Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER bagi perusahaan yang telah diperingkat periode
penilaian sebelumnya.
c) Laporan pelaksanaan RKL/RPL atau UKL/UPL.
d) Laporan pelaksanaan Izin Lingkungan.
e) Profil perusahaan yang memuat informasi dasar seperti nama dan alamat perusahaan, kapasitas
produksi atau jasa, dan proses produksi.

8

Kerangka Acuan Kerja

BAB III
METODOLOGI DAN PELAKSANAAN

3.1.

Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.1.1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Usaha/Kegiatan dengan
memberikan peringkat berupa biru, merah dan hitam terdapat dua jenis data yang menjadi acuan tim teknis
dalam menentukan peringkat PROPER, yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan
data yang dihasilkan oleh pihak selain tim teknis, dan data primer adalah data yang didapatkan secara
langsung oleh tim teknis dalam kegiatan inspeksi.
Pengumpulan data sekunder dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh tim teknis
berdasarkan pelaporan dan pemantauan berasal dari usaha dan atau kegiatan yang dinilai yang dapat
dipertanggung jawabkan. Data sekunder tersebut dapat dikumpulkan oleh tim teknis dalam bentuk hard
copy maupun soft copy.
3.1.2. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data kegiatan PROPER dilakukan oleh Tim sekretariat dengan membandingkan data primer
dan data sekunder yang diperoleh dengan kriteria PROPER. Sedangkan, kriteria penilaian PROPER
mengacu kepada Kriteria Penilaian yang telah ditetapkan KLHK, berorientasi kepada hasil yang telah
dicapai kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup mencakup aspek administrasi dan aspek tekhnis
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun untuk penyempurnaan Kriteria Penilaian PROPER lebih
lanjut akan dilakukan evaluasi melalui rapat Tim Teknis tahun 2017.
Penaatan usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan akan ditentukan dalam peringkat warna yang
mencerminkan kinerja dari masing-masing kegiatan, yaitu warna emas, hijau, biru, merah dan hitam.
Peringkat Emas. Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah secara konsisten
menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellent) dalam proses produksi
dan/atau jasa melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat.
Peringkat Hijau. Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan
lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui
pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien

9

Kerangka Acuan Kerja

melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) dan melakukan upaya tanggung
jawab social (CSR) dengan baik.
Peringkat Biru. Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundangundangan yang berlaku.
Peringkat Merah. Upaya pengelolaan yang dilakukan belum sesuai dengan ketentuan
persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan dalam peraturan perundang-undangan
dan dalam tahapan melaksanakan sanksi administrasi.
Peringkat Hitam. Untuk usaha dan atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan
atau kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak
melaksanakan sanksi administrasi.
Standar Baku Mutu
a. Pengendalian Pencemaran Air
Parameter uji laboratorium untuk pengendalian pencemaran air mengacu kepada PerMenLH No. 5
Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.
b. Pengendalian Pencemaran Udara
Parameter uji pengendalian pencemaran udara pada emisi sumber tak bergerak (cerobong emisi
genset) mengacu kepada PerMenLH No. 13 Tahun 2009 Lampiran Ia.
Parameter uji pengendalian pencemaran udara pada emisi sumber tak bergerak Bagi Ketel
Uap(cerobong emisi boiler) mengacu kepada PerMenLH No. 7 Tahun 2007 Lampiran I.
Parameter uji udara ambient mengacu kepada Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
c. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun mengacu pada Peraturan Pemerintah No 101
Tahun 2014.
3.2.

Pelaksanaan Kegiatan

3.2.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada intinya adalah persiapan untuk melaksanakan kegiatan PROPER, seperti
persiapan Kriteria Penilaian, perusahaan yang akan dinilai, Sumberdaya manusia yang akan

10

Kerangka Acuan Kerja

melaksanakan, dan semua perlu disiapkan agar pelaksanaan PROPER sesuai dengan target dan
jadwal yang ditetapkan.
Sebagai tahapan persiapan, kegiatan administrasi yang dilakukan adalah:
1. Mempersiapkan KAK dan PO Tahun 2017.
2. Penetapan Keputusan tentang Pembentukan Tim Peringkat Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Penilaian Kinerja Pengelolaan Usaha dan-atau Kegiatan Daerah (PROPER) Provinsi
Sumatera Barat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat.
3. Rapat koordinasi rencana kegiatan dan persiapan sarana dan prasarana serta bahan-bahan
kelengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran kegiatan.
3.2.2. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Usaha/Kegiatan terlebih
dahulu perlu ditetapkan objek perusahaan yang akan dinilai kinerja pengelolaan lingkungannya.
Penetapan objek yang akan dinilai akan dilakukan melalui rapat bersama pihak-pihak terkait,
termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Setelah objek yang akan dinilai sudah disepakati, selanjutnya akan dilakukan koordinasi dengan
objek-objek tersebut terkait pelaksanaan penilaian dan teknis penilaiannya. Selanjutnya akan
dilakukan penilaian terhadap kinerja pengelolaan lingkungan hidup objek-objek dimaksud dengan
tahapan sebagai berikut:
A. Inspeksi Lapangan
Dalam rangka pengambilan data sekunder dan primer, inspeksi lapangan ke kegiatan/usaha
dilakukan oleh Tim Teknis PROPER dengan ketentuan :
1. Petugas Inspeksi
a. Petugas Inspeksi PROPER Provinsi;
b. Petugas Inspeksi Kabupaten/Kota terkait kegiatan;
c. Unsur Dinas terkait kegiatan;
d. Unsur Laboratorium;
e. Unsur LSM/Wartawan bila dibutuhkan.
2. Tim Inspeksi lapangan harus dilengkapi dengan surat tugas dengan ketentuan:
a. Nama petugas tim inspeksi lapangan harus sesuai dengan yang tercantum dalam SK Tim
Teknis PROPER;
b. Nama petugas yang menandatangani Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER harus
sesuai dengan nama yang tercantum dalam surat tugas.
11

Kerangka Acuan Kerja

3. Tim Teknis PROPER wajib melaporkan kemajuan pelaksanaan inspeksi kepada Sekretariat
PROPER;
4. Pengujian sampel air limbah wajib dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi atau
laboratorium yang ditunjuk oleh Gubernur;
5. Lokasi pengambilan sampel air limbah wajib dilakukan pada titik penaatan;
6. Pada akhir pengawasan harus disusun Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER yang
didalamnya paling tidak memuat informasi :
a. Halaman Berita Acara Pengawasan;
b. Informasi umum usaha dan atau kegiatan yang dinilai;
c. Bagian 1 memuat :
1)

Kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran air dan data perhitungan beban
pencemaran air;

2)

Kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran udara dan data perhitungan
beban pencemaran udara;

3)

Kinerja penaatan pengendalian pencemaran air dan udara dihitung berdasarkan
matriks penaatan;

4)

Kinerja penaatan pengelolaan limbah B3;

5)

Dokumen / Izin Lingkungan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan;

6)

Beban pencemaran air, udara dan LB3.

d. Bagian 2 memuat :
Foto-foto hasil pengawasan lapangan;
Lampiran data Swapantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai;
Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Pengelolaan Limbah B3;
Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan (khusus
untuk kegiatan pertambangan).
7. Penyusunan Laporan Inspeksi Lapangan
Laporan inspeksi lapangan adalah laporan dari Tim Inspeksi lapangan kepada atasan masingmasing untuk melaporkan hasil pengawasannya sehingga atasan dapat segera mengambil
tindakan jika ditemukan hasil pengawasan yang berpotensi atau telah melanggar peraturan
lingkungan hidup dan berpotensi atau telah menyebabkan terjadinya pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
Pada setiap akhir kunjungan inspeksi lapangan, petugas inspeksi wajib menyelesaikan laporan
inspeksi berupa ringkasan ketaatan perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran air,
12

Kerangka Acuan Kerja

pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, dan pengendalian kerusakan
lingkungan (khusus kegiatan pertambangan).

B. Rapat Tim Teknis
Selama pelaksanaan penilaian PROPER, Tim Penilai akan melakukan beberapa antara lain:
Rapat awal/persiapan kegiatan Tim Teknis PROPER (informasi awal tentang program PROPER);
Rapat Tim Teknis PROPER untuk pembahasan kriteria penilaian PROPER;
Rapat dan pembahasan peringkat sementara oleh Tim Teknis PROPER;
Rapat klarifikasi Tim Teknis, peserta PROPER dan PemKab/Kota terkait;
Rapat penyampaian dan pembahasan peringkat sementara Tim Teknis PROPER guna penetapan
peringkat tetap peserta PROPER; dan
Verifikasi dan penilaian lanjutan reevaluasi lapangan oleh Dewan PROPER (jika diperlukan).

C. Raport Sementara
Rapor Sementara adalah penilaian sementara kinerja pengelolaan lingkungan aspek Pengendalian
Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, Dokumen/izin lingkungan, Pengelolaan limbah
B3 dan pengendalian kerusakan lahan sesuai dengan kriteria penilaian PROPER.
Format Rapor Sementara yang memuat kinerja perusahaan dalam pengendalian pencemaran air,
udara dan limbah B3 mengacu pada:
a. Format Rapor Sementara yang ditetapkan oleh Tim Teknis;
b. Dihitung dengan menggunakan matrik pengendalian pencemaran air dan udara sesuai
lampiran II, dan pengelolaan limbah B3 sesuai petunjuk teknis pelaksanaan PROPER.
Tim Penilai PROPER menyusun status penaatan/peringkat awal perusahaan sesuai lampiran V
(Juknis PROPER), yang merupakan hasil rekapitulasi dari Rapor Sementara dan melaporkan
secara tertulis hasil status penaatan/peringkat awal perusahaan kepada Kepala Instansi
Lingkungan Hidup Provinsi Tim Pelaksana PROPER melakukan penyusunan Rapor Sementara
sesuai Lampiran VI. Rapor sementara yang memuat peringkat sementara perusahaan dalam
PROPER ditetapkan melalui rapat Tim Teknis PROPER.
Setelah Rapor Sementara diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menyampaikan Rapor tersebut
kepada perusahaan untuk memperoleh tanggapan. Langkah-langkah untuk memberitahukan hasil
peringkat sementara adalah sebagai berikut :

13

Kerangka Acuan Kerja

1. Kepala Institusi Lingkungan Hidup Provinsi menyampaikan secara tertulis hasil status sementara
penaatan Perusahaan beserta Rapor Sementara
2. Rapor Sementara disampaikan kepada perusahaan pada bulan September
3. Pemberitahuan peringkat sementara secara tertulis ke Perusahaan dilakukan melalui surat Ketua
Tim Pelaksana PROPER.
Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib memiliki system untuk memastikan Peringkat Kinerja
Sementara dan Rapor Kinerja Sementara dapat diterima oleh Perusahaan yang dinilai
D. Penyampaian Sanggahan
Untuk menciptakan keadilan dalam pelaksanaan PROPER, perusahaan yang dinilai dan mendapat
rapor sementara hitam dan merah diberi kesempatan untuk menyampaikan sanggahan terhadap
hasil penilaian peringkat kinerja sementara. Langkah-langkah untuk menampung dan menanggapi
sanggahan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Tim teknis PROPER menerima sanggahan tertulis dari Perusahaan pada bulan Agustus sampai
dengan September;
2. Sanggahan ini harus dalam bentuk tertulis yang diantar langsung ataupun dikirim melalui fax
dan pos untuk selanjutnya mendapat bukti tanda terima dokumen sanggah. Apabila tidak ada
sanggahan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah pemberitahuan hasil peringkat
sementara maka Perusahaan dianggap menerima hasil Peringkat Kinerja Sementara dan
Rapor Kinerja Sementara. Tim Teknis PROPER melakukan evaluasi terhadap dokumen
sanggahan pada bulan Oktober. Hasil evaluasi dokumen sanggahan didiskusikan dengan Tim
Teknis PROPER untuk menyepakati usulan peringkat akhir pada bulan Oktober.
3. Perbaikan peringkat perusahaan hanya dapat dilakukan jika :
a. Terdapat kesalahan data yang dimasukkan kedalam Rapor Sementara oleh Teknis
PROPER,
b. Melengkapi data yang masih belum dimasukkan oleh Tim Pelaksana PROPER.

E. Tahap II, Pemeringkatan
- Rapat Dewan Pertimbangan
Rapat Dewan Pertimbangan dapat dilakukan untuk mengevaluasi sanggahan dari perusahaan
yang mendapat rapor sementara merah dan hitam untuk menilai apakah perusahaan dapat
dinaikkan peringkatnya menjadi lebih baik serta penentuan apakah perlu dilakukan klarifikasi
lapangan ke perusahaan dan penentuan peringkat akhir dari PROPER.
- Klarifikasi Lapangan
14

Kerangka Acuan Kerja

Klarifikasi lapangan oleh dewan pertimbangan bertujuan untuk melihat kesesuaian, kecocokan dan
upaya perbaikan yang dilakukan pada materi sanggahan yang disampaikan dengan kondisi fisik
lapangan yang sesungguhnya.
- Peringkat Akhir
Peringkat Akhir ditentukan melalui rapat dewan pertimbangan PROPER setelah evaluasi
sanggahan dan memperhatikan klarifikasi lapangan yang telah dilakukan.
- Keputusan Gubernur
Hasil penilaian terhadap Program PROPER Tahun 2017 terhadap objek PROPER yang dinilai,
ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Sumatera Barat.
Untuk lebih mudahnya meemahami Mekanisme pelaksanaan PROPER dapat dilihat pada gambar di
bawah ini, dimana pelaksanaan PROPER dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu Tahap I yang merupakan
tahap persiapan dan pelaksanaan lapangan serta Tahap 2 merupakan tahap penentuan peringkat
PROPER.
3.2.3. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan penilaian kinerja pengelolaan lingkungan hidup objek
PROPER menyangkut beberapa hal antara lain:
-

Evaluasi terkait peningkatan pelaksanaan kinerja pengelolaan lingkungan hidup objek PROPER
berdasarkan perolehan peringkat masing-masing objek penilaian;

-

Evaluasi terkait kontribusi pelaksanaan PROPER dalam penurunan beban pencemaran untuk
aspek pengendalian pencemaran air dan pengendalian pencemaran udara.

3.2.4. Kerangka Analisis
Kerangka analisis yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Penilaian Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Usaha/Kegiatan berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang lingkungan hidup. Penilaian kinerja ini akan dilihat beberapa aspek antara lain terhadap aspek
ketaatan terhadap izin lingkungan, pelaksanaan ketentuan dalam izin lingkungan, pelaporan
pelaksanaan izin lingkungan. Sedangkan untuk pengendalian pencemaran air akan dilihat terhadap
beberapa aspek antara lain:
- Ketaatan terhadap izin (IPLC);
- Ketaatan terhadap titik penaatan;
- Ketaatan terhadap parameter baku mutu air limbah;
- Ketaatan terhadap pelaporan data per parameter;
15

Kerangka Acuan Kerja

- Ketaatan terhadap pemenuhan baku mutu;
- Ketaatan terhadap ketentuan teknis.
Terkait dengan pengendalian pencemaran udara akan dilihat ketaatan perusahaan terkait hal-hal
sebagai berikut:
- Ketaatan terhadap sumber emisi;
- Ketaatan terhadap parameter;
- Ketaatan terhadap jumlah data tiap parameter yang dilaporkan;
- Ketaatan terhadap pemenuhan baku mutu;
- Ketaatan terhadap ketentuan teknis.
Selanjutnya untuk pengelolaan limbah B3 dilakukan penilaian terhadap ha-hal sebagai berikut:
- Identifikasi, Pencatatan dan Pendataan;
- Pelaporan;
- Status Perizinan;
- Pemenuhan Ketentuan Izin;
- Struktur dan Tanggungjawab;
- Open Dumping, open burning Pemulihan Lahan Terkontaminasi;
- Jumlah Limbah B3 yang dikelola;
- Pengelolaan Limbah B3 oleh pihak ke-3;
- Dumping dan pengelolaan limbah B3 cara tertentu.
Sedangkan khusus untuk kegiatan pertambangan akan dilakukan penilaian terhadap pengendalian
kerusakan lahan sebagai berikut:
- Aspek manajemen berupa perencanaan, dan kesinambungan tahapan;
- Aspek teknis berupa stabilitas geoteknik, potensi pencemaran, erosi, dan kebencanaan.
3.3. Anggota Tim Kegiatan
Kegiatan ini sepenuhnya dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat dengan
melibatkan instansi terkait kegiatan yang susunan keanggotaannya ditetapkan melalui Keputusan
Gubernur Sumatera Barat tentang Pembentukan Tim Penilai PROPER Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2017. Sedangkan pengambilan dan pemeriksaan sampel limbah cair bekerjasama dengan
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Adapun rincian anggota pelaksana kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut:

16

Kerangka Acuan Kerja

I. DEWAN PERTIMBANGAN PROPER
1. Pelindung
2. Pembina
3. Ketua
4. Wakil Ketua
5. Sekretaris
6.

:
:
:
:
:

Anggota

Gubernur Sumatera Barat
Wakil Gubernur sumatera Barat
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera
Barat

:
1.
2.
3.
4.

II.

TIM TEKNIS
1. Ketua

:

2.
3.

:
:

Sekretaris
Anggota

Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kepala Dinas Kesehatan
Kepala Biro Perekonomian

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran,
Kerusakan Lingkungan Hidup, dan Pentaatan
Hukum Lingkungan
Kepala Seksi Pencemaran Lingkungan
1. Kepala Seksi Kerusakan Lingkungan
2. Kepala Seksi Pentaatan Hukum Lingkungan
3. Unsur Dinas Penanaman Modal dan PTSP
4. Unsur Dinas Perindag
5. Unsur Dinas Kesehatan
6. Unsur PPNS/PPLHD
7. Unsur LSM
8. Unsur Media Massa
9
Unsur Laboratorium
10. Staff Bidang Pengendalian Pencemaran,
Kerusakan Lingkungan Hidup, dan Pentaatan
Hukum Lingkungan

3.4. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilaksankan dalam tahun Anggaran 2017 dengan urutan sebagaimana tabel
3.1. di bawah.
3.4.1. Persiapan pelaksanaan kegiatan
Persipan pelaksanaan kegiatan dilakukan pada awal tahun anggaran, dengan rincian kegiatan yang
dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Penyusunan PO dan KAK
2. Penyiapan SK Tim kegiatan
3. Persiapan Administrasi
3.4.2. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja pengelolaan lingkungan usaha/kegiatan dilakukan melalui
aktivitas sebagai berikut:
17

Kerangka Acuan Kerja

1. Rapat Tim untuk informasi awal dan penentuan objek PROPER 2017;
2. Rapat Tim untuk merumuskan kriteria penilaian;
3. Pengumpulan data swapantau;
4. Inspeksi Lapangan;
5. Pengolahan Data Swapantau;
6. Rapat Pembahasan Rapor Sementara;
7. Penyerahan Rapor Sementara;
8. Masa Sanggahan;
9. Rapat Dewan Pertimbangan I;
10. Klarifikasi Lapangan;
11. Rapat Dewan Pertimbangan 2;
12. Penyusunan SK Hasil PROPER;
13. Pembagian Rapor Akhir PROPER.
3.4.3. Penyusunan laporan akhir
Penyusunan laporan akhir kegiatan dilaksanakan pada akhir tahun anggaran, laporan ini memuat
hal-hal yang berkaitan dengan semua pelaksanaan kegiatan Penilaian Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Usaha/Kegiatan yang dilakukan terhadap objek PROPER.

18

Kerangka Acuan Kerja

Tabel 3.1 Time Schedule Kegiatan Penilaian Kinerja Pengelolaan Usaha dan/atau Kegiatan Daerah (PROPER) Tahun 2017

URAIAN KEGIATAN

TRIWULAN
I
II
III
IV
Januari Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I. PERSIAPAN
- Penyusunan PO dan KAK
- Penyiapan SK Tim kegiatan
- Persiapan Administrasi
II. PELAKSANAAN
Rapat Tim untuk informasi awal dan penentuan
- objek Proper dan Properda 2017
- Rapat Tim untuk merumuskan kriteria penilaian
- Pengumpulan data swapantau
- Inspeksi Lapangan
- Pengolahan Data Swapantau
- Rapat Pembahasan Rapor Sementara
- Penyerahan Rapor Sementara
- Masa Sanggahan
- Rapat Dewan Pertimbangan I
- Klarifikasi Lapangan
- Rapat Dewan Pertimbangan 2
- Penyusunan SK Gubernur Hasil PROPERDA
- Pembagian Rapor Akhir PROPERDA
III. EVALUASI
- Evaluasi pelaksanaan kegiatan
- Penyusunan laporan kegiatan

19

Kerangka Acuan Kerja

BAB IV
RENCANA PEMBIAYAAN
4.1. Pembiaya Kegiatan

Dana yang dibutuhkan dalam kegiatan Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Usaha/Kegiatan Daerah (PROPERDA) Tahun 2017 adalah sebesar Rp. 220.000.000,(Dua Ratus Dua Puluh Juta Rupiah) dengan perincian biaya sebagai berikut :






Belanja Bahan Pakai Habis

7.170.750

Belanja Belanja Jasa Kantor

35.760.000

Belanja Cetak dan Penggandaaan

1.521.250

Biaya Makanan dan Minuman

10.920.000

Belanja Perjalanan Dinas

164.628.000
Jumlah :

Rp. 220.000.000

4.2. Sumber Pembiayaan

Segala biaya yang ditimbulkan akibat pelaksanaan kegiatan Penilaian Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Usaha/Kegiatan, dibebankan kepada Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA-OPD) Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar Tahun 2017 pada
kegiatan Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Usaha/Kegiatan Daerah
(PROPERDA).

20

Kerangka Acuan Kerja

BAB V
HASIL KEGIATAN
Keluaran

dari

kegiatan

Penilaian

Kinerja

Pengelolaan

Lingkungan

Usaha/Kegiatan Daerah (PROPERDA) Tahun 2017 ini adalah terlaksananya
penilaian kinerja pengelolaan lingkungan hidup usaha/kegiatan.
Sedangkan hasil kegiatan ini diharapkan bisa berkontribusi dalam meningkatkan
kinerja pengelolaan lingkungan hidup perusahaan yang memperoleh peringkat
BIRU.

21

Kerangka Acuan Kerja

BAB VI
PENUTUP

Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Program Penilaian Kinerja
Lingkungan Daerah (PROPERDA) ini dibuat sebagai bahan kerangka acuan dalam
pelaksanaan kegiatan. Apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Padang,

2017

KEPALA BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN, KERUSAKAN DAN
PENTAATAN HUKUM LINGKUNGAN

Ir. SITI AISYAH, M.Si
Pembina Tk. I
NIP. 19670928 199203 2 002

Diketahui Oleh:
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI
SUMATERA BARAT

Drs. ASRIZAL ASNAN, MM
Pembina Utama Madya
NIP. 19570803 198503 1 005

22