Gambaran Keluhan Muskuloskeltal Pada Anak Pengguna Tas Punggung di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi Medan

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Tas punggung adalah cara yang paling tepat bagi anak – anak untuk

membawa barang – barang penting yang berkaitan dengan sekolah. Saat ini
sekolah sering memberi pekerjaan rumah, tugas – tugas, dan kegiatan ekstra
kurikuler yang berdampak pada banyaknya material yang harus dibawa siswa ke
sekolah. Tas sekolah digunakan sebagai wadah buku dan alat sekolah lainnya
untuk dibawa ke sekolah. Ada banyak jenis tas yang digunakan oleh siswa
sekolah yaitu tas punggung, tas sandang (tas bahu), tas map dan tas troli.
Sementara, dari beberapa jenis tas yang ada, tas punggung merupakan tas yang
banyak digunakan (Legiran, 2009; AOTA, 2009).
Tas punggung memang sangat diminati oleh anak sekolah. Sekitar 40 juta
siswa di Amerika menggunakan tas punggung tersebut untuk membawa materi
pelajaran dan barang lainnya yang dibutuhkan di sekolah, seperti buku dan alat
tulis, buku teks, bekal makanan dan minuman, serta pakaian olahraga (Kistner,

2007). Sedangkan di Indonesia, di SD Islam Terpadu Lukmanul Hakim Kota
Yogyakarta, sebanyak 247 siswa dari total siswa sebesar 317 menggunakan tas
punggung ke sekolah (Legiran, 2009). Dan berdasarkan survei awal yang telah
dilakukan peneliti ke SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi, Medan, sebanyak 285 siswa
dari total siswa 347 siswa menggunakan tas punggung ke sekolah dan hasil survei
awal yang dilakukan pada 60 siswa, rata – rata berat tas siswa di sekolah ini 4 kg

1
Universitas Sumatera Utara

2

sedangkan rata – rata berat badan 30 kg. Dan di SD Yayasan Pendidikan
Shafiyyatul Amaliyyah, Medan, sebanyak 65 orang dari 70 total sampel,
menggunakan tas punggung (Yusoff, 2013).
Penggunaan tas punggung yang tidak sesuai memiliki dampak negatif
yang cukup besar bagi anak sekolah. Ada beberapa dampak negatif akibat
penggunaan tas punggung yang tidak sesuai dan sudah diteliti oleh beberapa
peneliti, Katarzyna, et al (2015) menunjukkkan bahwa penggunaan tas punggung
dapat menimbulkan nyeri punggung. Menurut Rai, Argawal & Bharti (2013),

penggunaan tas punggung yang tidak sesuai mengakibatkan perubahan postur
tubuh. Sedangkan Shamsoddini, (2010) mengatakan bahwa anak pengguna tas
punggung dengan berat yang berlebihan mengalami keluhan muskuloskeletal
mereka yaitu pada bahu, leher, dan punggung. Berdasarkan penelitian Consumer
Product Safety Comission (CPSC) diperkirakan sekitar 33% anak mengalami

cidera yang berhubungan dengan penggunaan tas punggung yang salah sejak
tahun 1996 (Illinois State Board of Education, 2006).
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot rangka yang
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat
sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang
sangat lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi,
ligamen dan tendon (Tarwaka, 2015). Pada umumnya keluhan muskuloskeletal
dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu, peregangan otot yang berlebihan,
aktivitas berulang, sikap kerja tidak alamiah. Dan pada siswa faktor yang berperan
meningkatkan terjadinya keluhan muskuloskeletal antara lain olahraga, posisi

Universitas Sumatera Utara

3


duduk yang salah, tidak beraktivitas dalam waktu yang lama dan juga akibat
penggunaan tas punggung (Shamsoddini, Hollisaz, Hafezi, 2010).
Salah satu faktor yang berperan meningkatkan resiko terjadinya keluhan
muskuloskeletal pada siswa adalah penggunaan tas punggung. Akibatnya,
masalah penggunaan tas punggung merupakan salah satu masalah yang serius
pada anak sekolah dan memerlukan penanganan yang serius juga. Berdasarkan
data satistik dari poliklinik saraf RSUD Wonogiri, pada tahun 2006-2007 terkait
salah satu masalah muskuloskeletal yaitu nyeri punggung, angka insidensi nyeri
punggung pada usia 10-20 tahun sudah mencapai 8 kasus dari 231 kasus yang ada
(Aqiqah, 2011).
Kejadian keluhan muskuloskeletal sering dikaitkan dengan berat beban
yang dibawa oleh siswa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ardiono &
Yuantari (2014) dengan jumlah sampel sebanyak 189 siswa dimana sampel
diambil secara acak, didapat hasil bahwa siswa yang membawa beban >10% dari
berat badan melaporkan adanya keluhan muskuloskelatal yang dominan dialami
oleh siswa.
Keluhan muskuloskeletal juga dapat dikaitkan dengan faktor individu yaitu
jenis kelamin, karena perempuan memiliki otot yang lebih lemah daripada pria.
Kekuatan otot wanita hanya dua per tiga (60%) dari kekuatan otot pria khususnya

otot lengan, punggung dan kaki (Korovessis, 2005).

Hal ini juga diperkuat

dengan penelitian yang dilakukan oleh Shamsoddini, Hollisaz, dan Hafezi (2010)
pada 213 siswa di salah satu SMP di Tehran dan pada penelitian yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara

4

pada 300 siswa di kota Lucknow, siswa perempuan lebih sering mengalami
keluhan muskuloskeletal dibandingkan dengan pria (Rai dan Argawal, 2009).
Keluhan muskuloskeletal yang dominan dialami oleh siswa pengguna tas
punggung juga erat kaitannya dengan lama seorang siswa membawa tas punggung
mereka. Seperti pada Haselgrove (2008) yang menunjukkan bahwa anak yang
menggunakan tas punggung dengan berat >10% BB selama 5 – 10 menit sudah
mengeluhkan nyeri punggung. Dan lama penggunaan tas punggung yang sudah
melebihi batas normal apabila lebih dari 30 menit dalam sehari.
Menurut Shamsoddini, Hollisaz dan Hafezi (2010) sebanyak 38,1% dari

213 siswa yang membawa tas punggung mengeluhkan sakit di bahu, 27,6% sakit
di leher dan 16,7% mengeluhkan sakit di punggung. Alaa’ Osaid (2012) juga
menunjukkan bahwa pada 800 siswa di Turki menyatakan bahwa lama pemakaian
tas 5 – 30 menit dari rumah menuju sekolah setiap hari dengan berat tas rata – rata
5,267 kg mengalami nyeri bahu, nyeri punggung bawah dan nyeri pada leher. Dan
lama penggunaan tas punggung dikatakan berlebihan apabila lebih dari 30 menit
dalam sehari (Haselgrove, et al., 2008).
Kistner (2007) mengatakan bahwa lebih dari 20 juta orang di Amerika dan
lebih dari 800 juta orang di Eropa mengalami keluhan muskuloskeletal yang
menetap (persistent) akibat penggunaan tas punggung dan kehilangan pekerjaan
di usia muda. Dan Fathoni, (2013) mengatakan bahwa penggunaan tas punggung
yang salah dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan perubahan postur tubuh
yaitu kifosis, lordosis dan skoliosis.

Universitas Sumatera Utara

5

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti
gambaran keluhan muskuloskeletal pada anak sekolah.


1.2 Rumusan masalah
Bagaimana gambaran keluhan muskuloskeletal pada anak pengguna tas
punggung di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi, Medan?

1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal pada anak pengguna
tas punggung di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi, Medan
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mengetahui gambaran karakteristik siswa pengguna tas
punggung di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi, Medan
1.3.2.2 Mengetahui gambaran berat tas punggung yang digunakan
anak di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi, Medan.
1.3.2.3 Mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal secara
khusus pada otot rangka di bagian/sisi belakang tubuh anak
pengguna tas punggung di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi,
Medan.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan memberi kontribusi bagi pelayanan

keperawatan, penelitian keperawatan dan pendidikan keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

6

1.4.1 Bagi instansi dan pengguna
Memberi gambaran tentang keluhan muskuloskeletal dan kaitannya
dengan pemakaian tas punggung serta membantu memberi masukan
dan motivasi untuk pemakai dalam menggunakan tas punggung
dengan cara yang benar.
1.4.2 Bagi penelitian keperawatan
Memberikan

evidence

based

tentang


gambaran

keluhan

muskuloskeletal pada anak pengguna tas punggung serta dapat
dijadikan sebagai referensi dan dasar bagi penelitian selanjutnya yang
membahas topik yang sama.
1.4.3

Bagi pelayanan keperawatan
Meningkatkan praktik pelayanan keperawatan khususnya pada
penerapan promosi kesehatan sehingga mencegah terjadinya keluhan
muskuloskeletal pada anak- anak, sehingga mampu meningkatkan
kualitas kesehatan dan juga kualitas sumber daya manusia generasi
penerus bangsa.

Universitas Sumatera Utara