Pilihan Bekerja Remaja Perempuan di Era Post Modern (Studi Kasus di Kota Medan)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Pada era postmodern saat ini, bekerja bagi kaum perempuan bukan hal

yang sulit lagi untuk ditemukan termasuk pada usia remaja. Hampir di seluruh
daerah terlebih di kota-kota besar termasuk di Kota Medan, dunia kerja tidak
dapat dipisahkan oleh perempuan.Bahkan di perusahaan-perusahaan besar
sekalipun, perempuan merupakan bagian dari tenaga pekerja disana. Pada
beberapa

jenis

pekerjaan

seperti

sekretaris,


bidan,

perawat

dan

lain

sebagainyasebagian besar hanya diisi oleh kaum perempuan saja.Seakan beberapa
jenis pekerjaan tersebut hanya layak dilakukan oleh seorang perempuan.
Perempuan pada zaman dahulu hanya bekerja pada sektor domestik,
namun seiiring perkembangan zaman, perempuan sudah banyak yang memilih
bekerja di sektor publik. Terlebih pada era emansipasi perempuan saat ini banyak
perempuan yang menuntut kesetaraan gender termasuk dalam lingkup dunia
pekerjaan. Isu partisipasi kerja perempuan cukup mewarnai pada proses
industrialisasi dewasa ini. Tidak hanya perempuan dewasa, remaja perempuan
juga sangat banyak menyebar di beberapa sektor publik pada Postmodern saat ini.
Era Postmodern menurut Rosenau (1992) merupakan kritik atas
masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janji.Juga cenderung

mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas yaitu pada
akumulasi pengalaman peradaban Barat berupa industrialisasi, urbanisasi,
kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam alur cepat. Namun mereka

1
Universitas Sumatera Utara

meragukan prioritas-prioritas modern seperti karir, jabatan, tanggung jawab
personal, birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanism, egalitarianism,
pelatihan objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral, peraturan impersonal dan
rasionalitas. Tidak hanya itu, pemikir postmodern cenderung menggemborgemborkan fenomena besar pramodern seperti emosi, perasaan, intuisi, refleksi,
spekulasi, pengalaman personal, kebiasaan, kekerasan, metafisika, tradiisi,
kosmologi, magis, mitos, sentimen keagamaan, dan pengalaman mistik. Seperti
yang terlihat dalam hal ini Baudrillard (1988) tentang pertukaran simbolis.Tidak
hanya itu saja, Giddens juga memberikan pandangan tentang postmodern,
menurutnya postmodernisme adalah fenomena budaya dan intelektual.Dalam hal
ini terlihat nyata pada realita di Kota Medan bahwa terjadi pergeseran pemikiran
remaja saat ini dibandingkan pada masa dahulu.Banyak anak remaja perempuan
yang memilih bekerja di sektor publik.
Hal itu dikarenakan tuntutan zaman yang menuntut setiap individu

untukbekerja, terlebih biaya kebutuhan sehari-hari yang semakin hari semakin
meningkat serta gaya hidup diperkotaan yang membutuhkan biaya yang cukup
besar membuat banyak remaja perempuan harus memilih bekerja untuk memenuhi
kebutuhan serta gaya hidup mereka yang tidak mampu dipenuhi oleh keluarga
mereka. Tidak hanya itu, alasan lain remaja perempuan memilih bekerja adalah
untuk menyalurkan hobi dan mengisi waktu luang mereka.
Pada masa remaja, keinginan seseorang untuk mencari jati diri dan
mendapatkan pengakuan dari keluarga serta lingkungan setinggi-tingginya.
Semenjak memasuki usia remaja dan meninggalkan usia kanak-kanak yang penuh
kebergantungan, perhatian kepada lingkungan sosial mulai meningkat. Remaja

2
Universitas Sumatera Utara

sangat mengharapkan kepastian bagi hari depannya. Remaja akan cemas dan
gelisah apabila tidak melihat gambaran yang jelas untuk masa depannya. Berbagai
usaha akan dilakukan remaja untuk mendapatkan masa depan yang jelas dan
mendapatkan tempat yang baik dalam masyarakat, di antaranya adalah dengan
bekerja, khususnya bagi remaja yang sudah tidak dapat melanjutkan
pendidikannya.

Beberapa remaja memillih menghabiskan usia remajanya untuk belajar,
namun sebagian remaja lainnya lebih memilih bekerja untuk mencari uang
maupun untuk menyalurkan hobi mereka. Pada usia remaja merupakan salah satu
tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini merupakan tahap yang kritis karena
merupakan tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.Mengenai
batasan umur remaja, ahli-ahli ilmu jiwa tidak mempunyai kata sepakat yang
jelas.Berdasarkan dari batas usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun.
Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin.Sedangkan
menurut BKKBN adalah 10-19 tahun.Peneliti memutuskan untuk menentukan
usia yang disebut remaja adalah 18 hingga 21 tahun. Hal itu dikarenakan
berdasarkan hasil pra observasi penelitian, peneliti lebih banyak menemukan
remaja yang bekerja berusia diatas 18 tahun. Terlebih berdasarkan pasal 68 UU
No 13 tahun 2003, usia minimum tenaga kerja adalah 18 tahun.
Banyaknya remaja perempuan yang bekerja dapat dengan sangat mudah di
temui di Kota Medan. Kota Medan merupakan kota metropolitan dengan
kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu berjumlah sekitar 2.983.868 jiwa
(Pemko Medan, 2013). Dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi tersebut,
banyak remaja yang lebih memilih bekerja di usia yang masih sangat muda,

3

Universitas Sumatera Utara

terlebih pada beberapa jenis pekerjaan memerlukan remaja perempuan untuk
mengampuh pekerjaan tersebut seperti Sales Promotion Girl atau yang biasa
dikenal dengan SPG, Waitress, Kasir, Model dan beberapa pekerjaan lainnya.
Beberapa jenis pekerjaan tersebut tidak memerlukan jenjang pendidikan yang
tinggi. Hal itu juga menjadi salah satu alasan banyaknya remaja perempuan yang
memilih bekerja pada usia remajanya. Seperti halnya yang ditemui pada beberapa
penelitian seperti penelitian yang dilakukan oleh Majid (2013) dengan judul
Motivasi Remaja Perempuan Yang Bekerja Sebagai Pelayan Kopi Pangku Di
Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember.Dari hasil penelitian itu
menjelaskan bahwa motivasi remaja berprofesi sebagai pelayan warung kopi
pangku antara lain, 1).Masalah ekonomi merupakan salah satu sumber
motivasinya, kondisi ekonomi yang kekurangan maka remaja-remaja tersebut asal
pilih pekerjaan. 2). Pergaulan juga termasuk didalamnya, rata-rata remaja yang
bekerja di warung kopi pangku karena salah pergaulan. 3). Aktualisasi diri.
Artinya banyak remaja yang tidak memiliki kesibukan/ wadah untuk
mengaktualisasikan dirinya sehingga mencari kesibukan dengan bekerja sebagai
pelayan warung kopi pangku. Dari hasil penelitian tersebut dapat terlihat bahwa
ada beberapa motivasi mengapa remaja memilih bekerja salah satunya menjadi

pelayan di warung kopi pangku.
Selain itu ada lagi penelitian yang mendukung tentang pilihan remaja
perempuan untuk memilih bekerja seperti halnya menurut penelitian Sari (2014)
dengan judul Pilihan Remaja Pada Dunia Kerja (Studi Kasus Di Kampung
Glendongan, Dusun Tambakbayan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta).
Penelitian tersebut menjabarkan pilihan remaja merupakan kondisi dimana remaja

4
Universitas Sumatera Utara

awal, khususnya di Kampung Glendongan ini menjatuhkan keputusannya untuk
bekerja, namun di sisi lain remaja awal tersebut meninggalkan pendidikan
formalnya. Alasan-alasan yang membuat remaja disana memilih untuk berhenti
sekolah dan kemudian bekerja adalah karena kemauan sendiri, dimana masih
adanya pandangan mengenai materi dan mengenai dunia pendidikan, lingkungan,
kenakalan remaja, dan ekonomi yang lemah.Dari hasil penelitian juga disebutkan
bahwa factor ekonomi yang lemah dalam keluarga bukanlah menjadi alasan
terbesar dalam pengambilan keputusan tersebut.Dengan adanya pilihan remaja
awal di Kampung Glendongan tersebut juga memiliki dampak atau akibat, baik
bagi dirinya sendiri maupun orang lain, yakni kurang terkontrolnya perilaku

remaja awal. Secara tidak langsung pilihan tersebut member gambaran atau
contoh bagi generasi-generasi baru yang akan memasuki dunia pendidikan.
Bentuk apapun, dan bidang apapun, selalu ada kontroversi pada sesuatu
yang baru saja terlahir.Ludwig Van Bheetovenmenjadi salah satu musisi paling
kontroversial karena memperkenalkan musik yang keras dan mengundang emosi
dibandingkan musik karya musisi yang bisa menenangkan jiwa. Frida Kahlo yang
lukisannya menjadi kontroversial karena ia menjadi salah satu perempuan pertama
yang berani menunjukkan isi hatinya dalam sebuah lukisan yang penuh
penderitaan, dan juga RA Kartini dengan segala curahan hatinya yang saat itu
dianggap kontroversial dan merusak moral. Tak bisa dipungkiri begitu juga
dengan remaja di era media sosial. Era di mana sudah tidak ada lagi batasan
berita, berbagi pendapat, kebebasan berekspresi, dan mencari fakta dari seluruh
dunia. Kita ingin menghubungi seseorang yang berada di belahan dunia lain hanya
secepat lirikan mata. Kita bisa mencari berita tentang apapun, dari manapun,

5
Universitas Sumatera Utara

hanya dengan gerakan jempol di atas layar ponsel. Kita bisa mencari teman lama,
kita bisa mencari informasi, bahkan membuat kericuhan hanya dengan duduk di

depan layar komputer kita di dalam rumah. Sudah tidak ada lagi pembatas apapun
di atas planet bumi.Bahkan berkat media sosial.kita dapat mengetahui apa menu
makan siang sahabat kita yang sedang menuntut ilmu di negeri Cina.
Ya, banyak yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk sesuatu
yang negatif.Namun, lebih banyak sisi positif, yang bisa kita lakukan karena
media sosial.Sama halnya dengan garpu yang bisa kita manfaatkan untuk
memotong makanan agar lebih mudah dikonsumsi, atau bisa kita manfaatkan
untuk menyakiti orang di sebelah kita.
Dibalik kecanggihan teknologi yang banyak disalahgunakan oleh para
remaja, tak bisa dipungkiri kecanggihan teknologi juga sudah membantu generasi
muda dari segala sisi.Runtuhnya dinding yang sebelumnya membuat sekat di
antara para remaja terutama remaja perempuan, sekarang sudah tidak ada
lagi.Karena itu, sudah banyak terlahir generasi generasi yang kritis, yang lebih
pintar dalam memilih berita yang dikonsumsi, dan sudah semakin mahir dalam
memberi sebuah penilaian.Ditambah sudah semakin banyak wadah seperti website
yang memungkinkan orang untuk jelajahi, sudah semakin banyak remaja yang
memanfaatkannya untuk menyalurkah hobi dan bakat mereka. Hobi atau bakat
yang mungkin sebelumnya dipandang sebelah mata dan dianggap tidak
bermanfaat untuk kelangsungan karir dan masa depan mereka.
Tanpa biaya dan persyaratan apapun, dari website berbagi video, seperti

youtube, para remaja dapat uji kebolehan kemampuan mereka dan dengan mudah
dapat disaksikan oleh orang – orang dari berbagai belahan dunia.Ada yang

6
Universitas Sumatera Utara

memamerkan kebolehan mereka dalam memasak, sekedar merekam kehidupan
sehari-hari yang ternyata menarik untuk ditonton, membuat video komedi, berbagi
ilmu, tata rias, bakat bermusik. Dan lain sebagainya. Banyak diantara remaja ini
yang merebut banyak perhatian dan penggemar sehingga membuat nama mereka
menjadi nama komersil. Banyak iklan yang ingin menggunakan jasa mereka,
diundang di berbagai acara televisi, dan tidak sedikit yang mengajak mereka
untuk berbisnis sesuai dengan kemampuan yang mereka tampilkan di video-video
mereka, dan tanpa mereka sadari, mereka sudah menghasilkan penghasilan sendiri
yang bahkan lebih besar daripada penghasilan orang orang yang sudah tamat
kuliah dan bekerja.
Berdasarkan hasil pra observasi dan bertinjau dari beberapa hasil
penelitian terdahulu terkait pilihan bekerja remaja perempuan di era postmodern
saat ini membuat peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh lagi bagaimana realita
pilihan bekerja remaja perempuan di Era Postmodern dibandingkan dengan

sebelum era Postmodern dan juga melihat apa alasan yang menyebabkan
terjadinya perubahan tersebut.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah

ini adalah sebagai berikut :
1. Remaja dalam penelitian ini adalah remaja yang bekerja sabil
menjalankan kuliah.
2. Usia remaja dalam penelitian ini adalah 18 – 22 tahun.
3. Penelitian mengambil lokasi penelitian khusus pada remaja yang
bekerja dan kuliah di Kota Medan.

7
Universitas Sumatera Utara

1.3


Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pilihan bekerja remaja perempuan pada Era Postmodern di
Kota Medan?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi remaja perempuan memilih
pekerjaan pada Era Postmodern di Kota Medan?

1.4

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pilihan bekerja remaja perempuan pada
Era Postmodern di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui mengapa terjadi perubahan bergantinya pilihan
bekerja remaja perempuan dari sebelum Era Postmodern sampai Era
Postmodern di Kota Medan.

1.5

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini terbagi menjadi

dua bagian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis
Untuk menambah khazanah kajian ilmiah ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa, khususnya mahasiswa sosiologi serta dapat memberikan kontribusi
hasil pemikiran melalui penelitian ini terhadap ilmu sosiologi terkhusus sosiologi
gender dan postmodern

8
Universitas Sumatera Utara

1.5.2

Manfaat Praktis
a. Untuk Remaja
Untuk membuka pola pikir para remaja yang sebelumnya beranggapan

kalau bekerja hanya bisa dilakukan setelah menamatkan pendidikannya. Bahwa
pada usia dini, sudah hal lumrah seorang remaja mencari pekerjaan sambilan baik
untuk menambah uang jajan maupun mengasah kemampuan atau hobi.
b. Untuk Masyarakat
Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan masyarakat luas dan dapat
menerima adanya pekerja remaja perempuan, dan dapat menerima mereka di
masyarakat luas.
c. Untuk Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberika referensi tambahan
kepada pemerintah dalam membuat dan menetapkan peraturan mengenai pekerja
remaja perempuan sehingga masyarakat dan pihak orang tua semakin menerima
pekerja remaja perempuan.

9
Universitas Sumatera Utara