Gambaran Kelelahan Kerja Pada Pekerja Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Lampasi Tigo Nagori Kota Payakumbuh Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi mendorong manusia mengerahkan segenap
potensi untuk mengembangkan diri dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya
yang ada. Manusia dapat mencukupi kebutuhan hidup baik secara fisik maupun
secara psikis dengan bekerja. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang ingin
dicapai dan berharap aktivitas kerja yang dilakukan akan merubah suatu keadaan
yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).
Peran sumber daya manusia (SDM) dalam menentukan keberhasilan
perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja. Menurut Pfeffer sumber daya
manusia merupakan sumber keunggulan daya saing yang mampu menghadapi
berbagai tantangan. Hal ini juga di dukung oleh Gomez (1997), yang mengatakan
bahwa sumber daya manusia memegang peranan penting dan menentukan
keberhasilan suatu perusahaan. (Sutrisno, 2012)
Undang-Undang RI No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 86
ayat (2) menyebutkan bahwa tenaga kerja sebagai sumber daya manusia perlu
terus dikembangkan, diberikan perlindungan terhadap pengaruh teknologi kerja
dan lingkungan kerja. Untuk melindungi keselamatan pekerja/ buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja.

Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/ buruh

1
Universitas Sumatera Utara

2

dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Strategi-strategi untuk meningkatkan kondisi-kondisi kerja harus diperluas
agar mencakup semua pekerja, khususnya pekerja di perusahaan-perusahaan kecil
dan menengah serta di sektor ekonomi informal. Soekotjo Joedoatmodjo, Ketua
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), telah melakukan
kajian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam perekonomian informal di
Indonesia. Mayoritas pekerja dalam perekonomian informal bekerja dalam
kondisi kerja yang buruk dan dengan jam kerja yang tidak teratur dan upah yang
rendah. (Markkanen, 2004).
Sektor informal memiliki peran yang besar di negara-negara sedang
berkembang termasuk Indonesia. Sektor informal adalah sektor yang tidak

terorganisasi (unorganized), tidak teratur (unregulated), dan kebanyakan legal
tetapi tidak terdaftar (unregistered). Di negara-negara sedang berkembang, sekitar
30-70 % populasi tenaga kerja di perkotaan bekerja di sektor informal. (Widodo,
2005).
Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha yang
banyak dalam skala kecil; kepemilikan oleh individu atau keluarga, teknologi
yang sederhana dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan yang
rendah, akses ke lembaga keuangan daerah, produktivitas tenaga kerja yang
rendah dan tingkat upah yang juga relatif lebih rendah dibandingkan sektor
formal. (Widodo, 2005).

Universitas Sumatera Utara

3

Faktor manusia yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas tenaga
kerja di sektor informal yaitu seperti masalah tidur, kebutuhan biologis, dan
kelelahan kerja, bahkan diutarakan bahwa penurunan produktivitas tenaga kerja di
lapangan sebagian besar di sebabkan oleh kelelahan kerja. (Ambar, 2006).
Menurut Tarwaka (2004), ada banyak faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja dan salah satunya adalah kelelahan kerja. Kelelahan kerja
secara langsung mempengaruhi performansi kerja. Ada kecenderungan bahwa
tingkat performansi kerja seseorang yang tinggi disebut sebagai orang yang
menunjukkan produktivitas yang tinggi. Namun sebaliknya seseorang yang
tingkat performansi kerjanya tidak memenuhi kriteria perusahaan maka pekerja
tersebut dikatakan mempunyai produktivitas yang rendah.
Kelelahan adalah keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi
semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan
tubuh untuk bekerja. Kelelahan umumnya ditunjukkan oleh hilangnya kemauan
untuk bekerja, yang penyebabnya adalah keadaan persyarafan sentral atau kondisi
psikis-psikologi (Suma’mur, 2009).
Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda dari setiap
individu, tetapi semuanya bermuara kepada hilangnya efesiensi dan penurunan
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis
yaitu, kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan
tremor pada otot, sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan
berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni,

Universitas Sumatera Utara


4

intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status
kesehatan dan keadaan gizi (Tarwaka, 2015).
Pada dasarnya semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja
termasuk pekerjaan sektor informal. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja
dan menambah tingkat kesalahan kerja (Nurmianto, 2004). Kelelahan yang timbul
dalam diri manusia merupakan proses terakumulasi dari berbagai faktor penyebab
dan mendatangkan ketegangan (stress) yang dialami oleh tubuh manusia.
Peternakan ayam broiler di Kecamatan Lampasi Tigo Nagori Kota
Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat merupakan salah satu jenis usaha sektor
informal. Peternakan ayam merupakan salah satu sektor yang penting dalam
memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan
peningkatan produksi daging dan telur ayam yang sangat pesat dari tahun ke tahun
(Info Medion, 2014). Kota Payakumbuh merupakan salah satu sentra produksi
ayam ras atau broiler baik pedaging maupun petelur di Provinsi Sumatera Barat.
Dari data laporan tahunan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Payakumbuh tahun 2014, usaha peternakan ayam broiler sebanyak 196
unit/kandang ternak. Usaha peternakan yang paling banyak terdapat di Kecamatan
Lampasi pada tahun 2013 usaha peternakan sebanyak 60 unit/kandang dan terjadi

peningkatan pada tahun 2014 sebanyak 64 unit/kandang (Dinas Kesehatan Kota
Payakumbuh, 2014).
Menurut hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti, peternakan
ayam broiler di Kecamatan Lampasi rata-rata memiliki jumlah pekerja sebanyak
64 orang pekerja utama. Peternakan di Kecamatan Lampasi memiliki ukuran per

Universitas Sumatera Utara

5

kandangnya sekitar 1200 m³ dengan panjang 40 meter, lebar 5 meter dan tinggi 6
meter. Satu orang pekerja utama bertanggung jawab terhadap satu kandang
dengan 4800 ekor ayam dan dibantu oleh anggota keluarga seperti istri dan anakanak yang sudah dewasa. Dari 4 kandang yang saya survey di peternakan ini,
pekerja dibantu oleh 2 orang anggota keluarganya dan mereka tinggal di rumah
yang dibangun di lokasi peternakan. Jumlah anggota keluarga yang membantu
tiap kandangnya berbeda-beda, menurut pemilik peternakan ayam broiler di
kecamatan lampasi jumlah anggota keluarga yang membantu tidak dibatasi dan
biasanya satu kandang dibantu oleh 2 sampai 5 orang.
Pekerja pada peternakan ayam broiler ini bekerja dimulai dari pukul 6 pagi
sampai pukul 6 sore dengan istirahat dari pukul 12 sampai pukul 1 siang dan pada

malam hari ada kalanya pekerja masih harus membersihkan kandang, memberi
minum, dan mensortir ayam. Mereka bekerja setiap hari yaitu 7 hari dalam
seminggu.
Pekerjaan rutin pada peternakan ayam ini adalah memberi makan dan
minum ayam yang sebelumnya telah dicampur sesuai takaran dengan cara
membagi-bagikan pakan ketempat makan pada pagi sekitar jam 08.00 dan sore
hari sekitar jam 16.00 dan mencampurkan vitamin kedalam air minum ayam 4
kali sehari, memberikan obat, dan vaksin saat diperlukan, membetulkan kandang
saat rusak, mensortir ayam yang mati atau sakit dan mengupulkan kotoran ayam
yang nantinya akan dijual. Pakan ternak sejumlah lebih kurang 14 ton untuk satu
kandang dalam 1 periode (40 hari) atau lebih kurang 350 kg dalam sehari harus
diangkat dan diangkut dari tempat penyimpanan ke atas kandang, dimana tinggi

Universitas Sumatera Utara

6

kandang 2 meter diatas permukaan tanah. Tempat makan dan minum ayam harus
dibersihkan 2 kali sehari sebanyak lebih kurang 80 buah, demikian juga dengan
alas lantai tempat ayam yang terbuat dari triplek harus diganti 2 minggu sekali.

Pekerja mendapat pekerjaan tambahan apabila ada anak ayam yang baru
masuk di kandang. Anak ayam yang dipelihara dalam kandang mulai dari umur
50 sampai 70 hari atau rata-rata umur 2 bulan. Jika anak ayam baru masuk dalam
kandang, perlu penanganan lebih karena masih berumur 50 hari dan masih rentan
terhadap lingkungan kandang. Anak ayam ini harus diberi makan dan vitamin
pada siang hari agar tidak stress, dan pada malam hari biasanya pada pukul 8
malam dan 4 pagi anak ayam diberi minum terus menerus supaya anak ayam tidak
kekurangan cairan. Pemberian makan dan vitamin dilakukan pada rentang waktu
dari pukul 06.00-17.00 dan pemberian air pada rentang waktu dari pukul 17.0006.00. Pekerjaan tambahan ini hanya dilakukan oleh pekerja saja dan situasi ini
berlangsung lebih kurang 3 – 6 hari sehingga mengakibatkan waktu tidur dan
istirahat pekerja tidak teratur.
Peternakan ini adalah peternakan ayam petelur yang memproduksi telur
setiap harinya. Panen telur dapat dilakukan mulai dari usia ayam rata-rata 4 bulan
10 hari, panen telur dilakukan setiap hari sesuai dengan kondisi kesehatan ayam.
Apabila ayam telah berusia rata-rata 1.5 tahun (telah afkir) atau apabila produksi
ayam telah kurang dari 70% produksi rata-rata dalam menghasilkan telur, maka
ayam akan dijual. Setelah kandang kosong, kandang dan peralatan harus
dibersihkan secara keseluruhan dengan air dan disemproti menggunakan formalin

Universitas Sumatera Utara


7

agar kandang betul-betul bersih dari kotoran dan kuman penyakit ayam. untuk
menunggu anak ayam masuk ke kandang pada periode berikutnya.
Anggota keluarga yang telibat membantu semua pekerjaan rutin kecuali
memberikan vitamin, obat dan vaksin karena ada takaran tertentu. Anggota
keluarga yang membantu tidak selalu bekerja penuh setiap hari, terkadang mereka
hanya membantu sebagian dari pekerjaan. Mereka hanya memberikan makan saja,
mengutip telur atau hanya memersihkan tempat makan dan minum karena mereka
harus melalukan pekerjaan lain seperti sekolah bagi anak remaja yang masih
sekolah atau kuliah, memasak dan melakukan pekerjaan rumah yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan di kandang ayam.
Pekerja di peternakan melakukan pekerjaannya dalam posisi berdiri,
membungkuk dan jongkok secara berulang sehingga mengalami sikap kerja yang
monoton dan kondisi tempat kerja yang tidak ergonomis seperti lingkungan kerja
yang kurang baik dari segi pencahayaan, suhu ruangan yang agak panas dan bau
dari limbah dan bau ayam yang menyengat dan mengganggu pernapasan. Banyak
pekerjaan yang harus diselesakan oleh pekerja utama di peternakan, tetapi dengan
bantuan anggota keluarga yang ikut membantu pekerjaan di peternakan belum

tentu dapat mengurangi beban kerja pada pekerja utama.
Selain pekerjaan yang banyak dan waktu kerja yang melebihi dari waktu
kerja seharusnya, mereka juga mengalami beban psikologis yaitu gaji yang tidak
sesuai. Dalam sebulan mereka hanya digaji Rp.970 ribu dan mereka mendapatkan
penghasilan tambahan dari hasil penjualan kotoran ayam dengan harga hanya 7
ribu per karung.

Universitas Sumatera Utara

8

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap seorang pemilik peternakan
dan 6 orang pekerja peternakannya, didapati adanya keluhan seperti sukar berfikir,
lelah berbicara, gugup, kurang konsentrasi, kurang percaya diri, merasa lelah,
tidak semangat dan cemas. Berdasarkan kondisi tersebut menunjukkan adanya
kelelahan kerja pada pekerja di peternakan ayam broiler di kecamatan Lampasi,
sehingga penulis tertarik untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada
pekerja di peternakan ayam broiler di Kecamatan Lampasi Tigo Nagari Kota
Payakumbuh pada tahun 2016.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya bagaimana
gambaran kelelahan kerja pada pekerja peternakan ayam broiler di Kecamatan
Lampasi Tigo Nagori Kota Payakumbuh tahun 2016.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada pekerja peternakan
ayam broiler di Kecamatan Lampasi Tigo Nagori Kota Payakumbuh Tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja berdasarkan umur pekerja
peternakan ayam broiler di Kecamatan Lampasi Tigo Nagori Kota
Payakumbuh Tahun 2016

Universitas Sumatera Utara

9

2. Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja berdasarkan masa kerja
pekerja peternakan ayam broiler di Kecamatan Lampasi Tigo Nagori Kota
Payakumbuh Tahun 2016

3. Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja berdasarkan tingkat
pendidikan pekerja peternakan ayam broiler di Kecamatan Lampasi Tigo
Nagori Kota Payakumbuh Tahun 2016
4. Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja berdasarkan beban kerja
pekerja peternakan ayam broiler di Kecamatan Lampasi Tigo Nagori Kota
Payakumbuh Tahun 2016.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi pengusaha dan pekerja peternakan ayam broiler
2. Sebagai sarana memperdalam pengetahuan dan wawasan bagi penulis
mengenai kelelahan kerja
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara