Perencanaan Kebutuhan Distribusi dengan Metode Distribution Resource Planning (DRP) pada PT. Sabas Indonesia
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan
pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April
2011 dan memiliki lokasi yang terletak di Jl Pulau Bunaken No A-11, Kawasan
Industri Medan III, Tangkahan, Medan Labuhan.
Perusahaan ini bergerak dalam proses manufaktur yaitu pengolahan
jagung, dedak kasar, bungkil tapioka, dan ebi sebagai bahan baku dalam produksi
pakan ternak.
2.2.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
Produk yang dihasilkan oleh PT Sabas Indonesia adalah pakan ternak
untuk ayam dan ikan. Bahan baku yang digunakan antara lain berupa jagung,
dedak kasar, bungkil tapioka, dan ebi. Proses produksi pembuatan pakan ternak
ini dilakukan dengan menggunakan mesin intake, hammer mill, batching, pellet
2.3.
Lokasi Perusahaan
PT Sabas Indonesia berlokasi di Jl Pulau Bunaken No A-11, Kawasan
Industri Medan III, Tangkahan, Medan Labuhan. Lokasi pabrik ini sudah
termasuk kantor yang terdiri dari 2 lantai, gudang untuk bahan baku dan produk
Universitas Sumatera Utara
jadi serta segala fasilitas pendukung lainnya seperti lantai produksi, pos satpam,
tempat parkir, power house dan lain sebagainya.
2.4.
Daerah Pemasaran
Hasil produksi PT. Sabas Indonesia dipasarkan ke beberapa wilayah di
Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Kepulauan Riau.
2.5.
Organisasi dan Manajemen
2.5.1.
Struktur Organisasi Manajemen
Struktur organisasi seringkali disamakan dengan rancangan organisasi.
Struktur adalah bentuk pengaturan formal dari bagian-bagian yang ada dalam
sebuah organisasi. Struktur dari sebuah organisasi yang dirancang dengan baik
akan bisa menggambarkan secara jelas pembagian kegiatan dalam unit-unit yang
dibentuk sesuai dengan pengelompokan fungsi dan spesialisasi serta koordinasi
antar unit tersebut. Skema struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Sabas
Indonesia adalah berbentuk lini-fungsional. Struktur organisasi PT. Sabas
Indonesia ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Sabas Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.5.2.
Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja
2.5.2.1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PT. Sabas Indonesia adalah sebanyak ±123
orang. Tenaga kerja ini dikelompokkan ke dalam tingkat yang sesuai dengan
pendidikannya yaitu S1 keatas, D III, dan SMU ke bawah.
2.5.2.2. Jam Kerja
Proses produksi dari PT. Sabas Indonesia berlangsung secara kontinu
selama 15 jam/hari. Pada umumnya, setiap tenaga kerja bekerja dalam waktu 40
jam/minggu.
Pembagian waktu tenaga kerja di PT. Sabas Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua shift, yaitu:
1.
2.
Waktu Kerja Shift I
a.
Senin-Jumat :
Pukul 08.00-17.00 WIB
b.
Sabtu
:
Libur
c.
Istirahat
:
Pukul 12.00-13.00 WIB
Waktu Kerja Shift II
Senin-Jumat :
Pukul 17.00-23.00
b.
Sabtu
:
Libur
c.
Istirahat
:
Pukul 12.00-13.00 WIB
2.6.
a.
Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik
menghasilkan atau menambah nilai dari suatu barang/ jasa menggunakan sumber
Universitas Sumatera Utara
daya tertentu seperti tenaga kerja, mesin, peralatan dan dana sehingga memiliki
manfaat yang lebih baik.
2.6.1.
Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Sabas
Indonesia dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan tambahan dan bahan
penolong.
2.6.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang ikut langsung dalam proses produksi
hingga menjadi produk jadi dimana sifat dan bentuk bahan tersebut akan
mengalami perubahan.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan pakan ternak di
PT. Sabas Indonesia adalah:
1. Jagung
Jagung merupakan bahan utama dalam memproduksi pakan ternak, karena
penghasil energi metabolisme terbesar, jenis jagung yang digunakan adalah
jenis jagung kuning. Jagung harus dalam keadaan kering.
2. Dedak kasar
Dedak kasar yang dimaksud adalah pecahan kulit gabah/padi dan sedikit
pecahan kulit beras. Dedak kasar mengandung serat kasar dan sedikit
protein.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan pada proses
pengolahan untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan
oleh suatu proses produksi dan merupakan bagian dari produk akhir produk dan
ikut dalam proses produksinya tetapi pemakaiannya relatif sedikit. Kehadiran
bahan ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas produk yang
dihasilkan.
Bahan penolong yang digunakan dalam proses pembuatan pakan ternak
PT. Sabas Indonesia adalah:
1.
Air
2.
Bahan bakar dan minyak pelumas
2.6.1.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung
dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai
pelengkap produk dan memudahkan dalam melakukan proses.
Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan pakan ternak
di PT. Sabas Indonesia adalah:
1.
Minyak Sawit
2.
Vitamin
3.
Obat-obatan
4.
Mineral
Universitas Sumatera Utara
2.6.2.
Uraian Proses
Uraian proses produksi makanan ternak, proses yang ada dapat dikelompokkan
dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1. Penimbangan
Jagung dimasukkan terlebih dahulu ke mesin dumping, yaitu tempat
pemasukkan bahan baku yang kemudian dialirkan dengan chains conveyor dan
elevator ke sifter untuk mengayak bahan baku dari sampah-sampah yang terdapat
pada bahan baku. Kemudian jagung dari sifter dimasukkan ke salah satu tabung
dari tempat penampungan material melalui elevator. Proses ini terjadi pada semua
bahan baku yaitu jagung, dan dedak kasar. Dari tempat penampungan ini, masingmasing bahan baku akan ditimbang terlebih dahulu hingga mencapai berat 400 kg.
Sedangkan untuk bahan tambahan seperti minyak sawit, mineral, obat-obatan
dan vitamin ditimbang di ruang obat, dan dilakukan setiap satu kali pencampuran.
Bahan baku yang telah ditimbang kemudian dibawa ke mesin hammer mill
dengan screw conveyor untuk dilakukan proses selanjutnya.
2. Penggilingan
Bahan baku yang telah ditimbang di bin penampungan kemudian dimasukkan
ke mesin hammer mill untuk dilakukan penggilingan. Pada proses penggilingan
ini bahan baku yang turun dari bin bahan, langsung digiling sampai berbentuk
tepung. Bahan baku yang masuk ke penggilingan akan terpukul oleh palu yang
berputar dengan kecepatan 1800 rpm, sehingga bahan baku terpukul dan
terlempar masuk ke ayakan yang terpasang sepanjang sisi palu yang berputar.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penggilingan yang sudah halus akan keluar dari mesin hammer mill dan
masuk ke tempat pencampuran untuk dilakukan proses selanjutnya.
3. Pengadukan
Bahan baku yang telah digiling akan dicampur dengan memasukkan bahanbahan tambahan seperti mineral, vitamin, dan obat-obatan yang semuanya telah
ditimbang dengan komposisi kurang lebih 1 %. Sedangkan untuk minyak sawit,
dialirkan melalui pipa kecil kemudian dimasukkan ke dalam mesin pencampur,
yang kemudian dipancarkan lewat pipa-pipa tersebut. Pencampuran dilakukan
selama 3 menit, kemudian material dibawa menggunakan chains conveyor lalu
dilanjutkan dengan bucket elevator ke bin penampungan untuk kemudian
dilakukan proses pembentukan.
4. Pembentukan
Campuran bahan dari proses pengadukan dibawa dengan chains conveyor dan
dilanjutkan dengan bucket elevator ke mesin conditioner. Pada mesin conditioner
ini dilakukan penambahan kadar air dengan cara mengalirkan uap air panas
melalui pipa kecil dari mesin boiler. Temperatur uap panas dialirkan ke dalam
mesin conditioner berkisar 70-80 oC, kemudian material dibawa dengan screw
conveyor. Setelah proses pemasakan material, dilakukan pembentukan pellet
(pemeletan) pada mesin pellet mill. Pembentukan pellet ini dicetak pada lubanglubang dengan ukuran tertentu, dan hasil dari pembentukan pellet kemudian
dicurahkan ke proses pendinginan melalui pipa. Proses pendinginan ini digunakan
mesin pendingin. Di dalam cooler ditempatkan blower untuk menyemprotkan
Universitas Sumatera Utara
udara dingin ke bahan yang akan didinginkan. Dari mesin pendingin, bahan
diangkut ke mesin crumble dengan chains conveyor, bucket elevator dan pipa.
5. Penghancuran
Bahan yang berasal dari mesin pendingin yang telah berbentuk pellet langsung
dibawa ke mesin penghancur pellet (mesin crumble) melalui elevator untuk
dilakukan pemecahan pellet pada mesin crumble tersebut. Proses penghancuran
ini dilakukan dengan menggunakan roller yang terdapat pada mesin crumble.
Bahan yang telah dipecah atau dihancurkan tersebut, kemudian dibawa ke tempat
pengayakan.
6. Pengayakan
Setelah penghancuran dengan mesin crumble dibawa denngan chain conveyor
dan bucket elevator ke pengayakan untuk memisahkan crumbles dengan bentuk
tepung yang terjadi karena proses penghancuran. Bentuk tepung ini dibawa
kembali ke proses pembentukan untuk dilakukan pemeletan ulang. Jenis crumbles
yang ukurannya sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dicurahkan ke
penampungan
crumbles
untuk
selanjutnya
dilakukan
pengarungan
dan
penimbangan.
7. Pengarungan (Pengepakan)
Produk jadi berupa makan ternak jenis crumbles yang terdapat dalam tempat
penampungan, masing-masing dicurahkan ke dalam karung plastik sekaligus
ditimbang secara otomatis dengan berat netto 50 kg per karung. Setelah
pengarungan selesai produk jadi dibawa ke penjahitan karung menggunakan belt
conveyor. Penjahitan karung ini dilakukan dengan mesin jahit karung (sewing
Universitas Sumatera Utara
machine), selanjutnya produk yang sudah dikepak dibawa ke gudang bahan jadi
dengan forklift.
Proses produksi untuk makanan ternak ayam, dan ikan sama saja, hanya
berbeda pada perbandingan formula dari bahan baku, bahan tambahan, dan obatobatan (vitamin).
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan
pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April
2011 dan memiliki lokasi yang terletak di Jl Pulau Bunaken No A-11, Kawasan
Industri Medan III, Tangkahan, Medan Labuhan.
Perusahaan ini bergerak dalam proses manufaktur yaitu pengolahan
jagung, dedak kasar, bungkil tapioka, dan ebi sebagai bahan baku dalam produksi
pakan ternak.
2.2.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
Produk yang dihasilkan oleh PT Sabas Indonesia adalah pakan ternak
untuk ayam dan ikan. Bahan baku yang digunakan antara lain berupa jagung,
dedak kasar, bungkil tapioka, dan ebi. Proses produksi pembuatan pakan ternak
ini dilakukan dengan menggunakan mesin intake, hammer mill, batching, pellet
2.3.
Lokasi Perusahaan
PT Sabas Indonesia berlokasi di Jl Pulau Bunaken No A-11, Kawasan
Industri Medan III, Tangkahan, Medan Labuhan. Lokasi pabrik ini sudah
termasuk kantor yang terdiri dari 2 lantai, gudang untuk bahan baku dan produk
Universitas Sumatera Utara
jadi serta segala fasilitas pendukung lainnya seperti lantai produksi, pos satpam,
tempat parkir, power house dan lain sebagainya.
2.4.
Daerah Pemasaran
Hasil produksi PT. Sabas Indonesia dipasarkan ke beberapa wilayah di
Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Kepulauan Riau.
2.5.
Organisasi dan Manajemen
2.5.1.
Struktur Organisasi Manajemen
Struktur organisasi seringkali disamakan dengan rancangan organisasi.
Struktur adalah bentuk pengaturan formal dari bagian-bagian yang ada dalam
sebuah organisasi. Struktur dari sebuah organisasi yang dirancang dengan baik
akan bisa menggambarkan secara jelas pembagian kegiatan dalam unit-unit yang
dibentuk sesuai dengan pengelompokan fungsi dan spesialisasi serta koordinasi
antar unit tersebut. Skema struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Sabas
Indonesia adalah berbentuk lini-fungsional. Struktur organisasi PT. Sabas
Indonesia ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Sabas Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.5.2.
Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja
2.5.2.1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PT. Sabas Indonesia adalah sebanyak ±123
orang. Tenaga kerja ini dikelompokkan ke dalam tingkat yang sesuai dengan
pendidikannya yaitu S1 keatas, D III, dan SMU ke bawah.
2.5.2.2. Jam Kerja
Proses produksi dari PT. Sabas Indonesia berlangsung secara kontinu
selama 15 jam/hari. Pada umumnya, setiap tenaga kerja bekerja dalam waktu 40
jam/minggu.
Pembagian waktu tenaga kerja di PT. Sabas Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua shift, yaitu:
1.
2.
Waktu Kerja Shift I
a.
Senin-Jumat :
Pukul 08.00-17.00 WIB
b.
Sabtu
:
Libur
c.
Istirahat
:
Pukul 12.00-13.00 WIB
Waktu Kerja Shift II
Senin-Jumat :
Pukul 17.00-23.00
b.
Sabtu
:
Libur
c.
Istirahat
:
Pukul 12.00-13.00 WIB
2.6.
a.
Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik
menghasilkan atau menambah nilai dari suatu barang/ jasa menggunakan sumber
Universitas Sumatera Utara
daya tertentu seperti tenaga kerja, mesin, peralatan dan dana sehingga memiliki
manfaat yang lebih baik.
2.6.1.
Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Sabas
Indonesia dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan tambahan dan bahan
penolong.
2.6.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang ikut langsung dalam proses produksi
hingga menjadi produk jadi dimana sifat dan bentuk bahan tersebut akan
mengalami perubahan.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan pakan ternak di
PT. Sabas Indonesia adalah:
1. Jagung
Jagung merupakan bahan utama dalam memproduksi pakan ternak, karena
penghasil energi metabolisme terbesar, jenis jagung yang digunakan adalah
jenis jagung kuning. Jagung harus dalam keadaan kering.
2. Dedak kasar
Dedak kasar yang dimaksud adalah pecahan kulit gabah/padi dan sedikit
pecahan kulit beras. Dedak kasar mengandung serat kasar dan sedikit
protein.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan pada proses
pengolahan untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan
oleh suatu proses produksi dan merupakan bagian dari produk akhir produk dan
ikut dalam proses produksinya tetapi pemakaiannya relatif sedikit. Kehadiran
bahan ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas produk yang
dihasilkan.
Bahan penolong yang digunakan dalam proses pembuatan pakan ternak
PT. Sabas Indonesia adalah:
1.
Air
2.
Bahan bakar dan minyak pelumas
2.6.1.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung
dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai
pelengkap produk dan memudahkan dalam melakukan proses.
Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan pakan ternak
di PT. Sabas Indonesia adalah:
1.
Minyak Sawit
2.
Vitamin
3.
Obat-obatan
4.
Mineral
Universitas Sumatera Utara
2.6.2.
Uraian Proses
Uraian proses produksi makanan ternak, proses yang ada dapat dikelompokkan
dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1. Penimbangan
Jagung dimasukkan terlebih dahulu ke mesin dumping, yaitu tempat
pemasukkan bahan baku yang kemudian dialirkan dengan chains conveyor dan
elevator ke sifter untuk mengayak bahan baku dari sampah-sampah yang terdapat
pada bahan baku. Kemudian jagung dari sifter dimasukkan ke salah satu tabung
dari tempat penampungan material melalui elevator. Proses ini terjadi pada semua
bahan baku yaitu jagung, dan dedak kasar. Dari tempat penampungan ini, masingmasing bahan baku akan ditimbang terlebih dahulu hingga mencapai berat 400 kg.
Sedangkan untuk bahan tambahan seperti minyak sawit, mineral, obat-obatan
dan vitamin ditimbang di ruang obat, dan dilakukan setiap satu kali pencampuran.
Bahan baku yang telah ditimbang kemudian dibawa ke mesin hammer mill
dengan screw conveyor untuk dilakukan proses selanjutnya.
2. Penggilingan
Bahan baku yang telah ditimbang di bin penampungan kemudian dimasukkan
ke mesin hammer mill untuk dilakukan penggilingan. Pada proses penggilingan
ini bahan baku yang turun dari bin bahan, langsung digiling sampai berbentuk
tepung. Bahan baku yang masuk ke penggilingan akan terpukul oleh palu yang
berputar dengan kecepatan 1800 rpm, sehingga bahan baku terpukul dan
terlempar masuk ke ayakan yang terpasang sepanjang sisi palu yang berputar.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penggilingan yang sudah halus akan keluar dari mesin hammer mill dan
masuk ke tempat pencampuran untuk dilakukan proses selanjutnya.
3. Pengadukan
Bahan baku yang telah digiling akan dicampur dengan memasukkan bahanbahan tambahan seperti mineral, vitamin, dan obat-obatan yang semuanya telah
ditimbang dengan komposisi kurang lebih 1 %. Sedangkan untuk minyak sawit,
dialirkan melalui pipa kecil kemudian dimasukkan ke dalam mesin pencampur,
yang kemudian dipancarkan lewat pipa-pipa tersebut. Pencampuran dilakukan
selama 3 menit, kemudian material dibawa menggunakan chains conveyor lalu
dilanjutkan dengan bucket elevator ke bin penampungan untuk kemudian
dilakukan proses pembentukan.
4. Pembentukan
Campuran bahan dari proses pengadukan dibawa dengan chains conveyor dan
dilanjutkan dengan bucket elevator ke mesin conditioner. Pada mesin conditioner
ini dilakukan penambahan kadar air dengan cara mengalirkan uap air panas
melalui pipa kecil dari mesin boiler. Temperatur uap panas dialirkan ke dalam
mesin conditioner berkisar 70-80 oC, kemudian material dibawa dengan screw
conveyor. Setelah proses pemasakan material, dilakukan pembentukan pellet
(pemeletan) pada mesin pellet mill. Pembentukan pellet ini dicetak pada lubanglubang dengan ukuran tertentu, dan hasil dari pembentukan pellet kemudian
dicurahkan ke proses pendinginan melalui pipa. Proses pendinginan ini digunakan
mesin pendingin. Di dalam cooler ditempatkan blower untuk menyemprotkan
Universitas Sumatera Utara
udara dingin ke bahan yang akan didinginkan. Dari mesin pendingin, bahan
diangkut ke mesin crumble dengan chains conveyor, bucket elevator dan pipa.
5. Penghancuran
Bahan yang berasal dari mesin pendingin yang telah berbentuk pellet langsung
dibawa ke mesin penghancur pellet (mesin crumble) melalui elevator untuk
dilakukan pemecahan pellet pada mesin crumble tersebut. Proses penghancuran
ini dilakukan dengan menggunakan roller yang terdapat pada mesin crumble.
Bahan yang telah dipecah atau dihancurkan tersebut, kemudian dibawa ke tempat
pengayakan.
6. Pengayakan
Setelah penghancuran dengan mesin crumble dibawa denngan chain conveyor
dan bucket elevator ke pengayakan untuk memisahkan crumbles dengan bentuk
tepung yang terjadi karena proses penghancuran. Bentuk tepung ini dibawa
kembali ke proses pembentukan untuk dilakukan pemeletan ulang. Jenis crumbles
yang ukurannya sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dicurahkan ke
penampungan
crumbles
untuk
selanjutnya
dilakukan
pengarungan
dan
penimbangan.
7. Pengarungan (Pengepakan)
Produk jadi berupa makan ternak jenis crumbles yang terdapat dalam tempat
penampungan, masing-masing dicurahkan ke dalam karung plastik sekaligus
ditimbang secara otomatis dengan berat netto 50 kg per karung. Setelah
pengarungan selesai produk jadi dibawa ke penjahitan karung menggunakan belt
conveyor. Penjahitan karung ini dilakukan dengan mesin jahit karung (sewing
Universitas Sumatera Utara
machine), selanjutnya produk yang sudah dikepak dibawa ke gudang bahan jadi
dengan forklift.
Proses produksi untuk makanan ternak ayam, dan ikan sama saja, hanya
berbeda pada perbandingan formula dari bahan baku, bahan tambahan, dan obatobatan (vitamin).
Universitas Sumatera Utara