Pola Tidur Ibu Pasca Operasi Seksio Sesarea di RSUD Dr. Pirngadi Medan

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap manusia harus dapat memenuhi kebutuhan dasarnya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu mempunyai
karakteristik yang unik namun memiliki kebutuhan dasar yang sama. Ada lima
kategori kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan dan keamanan, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga
diri, serta kebutuhan aktualisasi diri. Apabila kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi
maka seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang lain yang lebih
tinggi (Asmadi, 2008).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan fisiologis manusia yang sangat
primer dan mutlak harus dipenuhi untuk memelihara keseimbangan biologis dan
kelangsungan hidup manusia. Dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
perawat dapat berperan dalam memfasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar sesuai
dengan tingkatan kebutuhan dan kondisi manusia (Asmadi, 2008).
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap rangsangan menurun atau hilang tetapi masih dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Asmadi, 2008).

Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas metabolisme yang menurun, tingkat

1

Universitas Sumatera Utara

2

kesadaran yang bervariasi, perubahan proses tubuh, dan penurunan respon
terhadap perubahan eksternal.
Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan
kembali kesehatannya. Selain itu, Hidayat (2006) juga mengatakan bahwa dalam
proses tidur terjadi perbaikan sel-sel tubuh. Pemenuhan kebutuhan tidur yang
cukup berdampak pada keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi
resiko stres pada paru, kardiovaskuler, dan endokrin. Ketika tidur pada tahap
gelombang lambat atau NREM tahap 4 tubuh menghasilkan hormon pertumbuhan
untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan sel otak. Dalam kondisi
tidur tubuh menyimpan energi. Musculoskeletal secara bertahap menjadi rileks.
Tahap tidur REM penting untuk memperbaiki psikologis. Tidur REM
berhubungan dengan perubahan aliran darah di serebral, peningkatan aktivitas

kortikal, peningkatan penggunaan oksigen, dan pengeluaran epinefrin. Hal ini
membantu dalam penyimpanan memori, belajar, dan adaptasi emosional (Potter &
Perry, 1998). Pemenuhan kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat
perkembangan. Tarwoto dan Wartonah (2010) mengatakan bahwa orang dewasa
membutuhkan jumlah tidur 7-9 jam per hari.
Bagi ibu pasca operasi seksio yang persalinannya melalui insisi pada
dinding abdomen dan dinding uterus, pemenuhan kebutuhan tidur sangat penting
untuk mempercepat proses penyembuhan luka bekas sayatan operasi. Selain
gangguan pada kondisi fisik, setelah melahirkan ibu dapat mengalami perubahan
psikis seperti perubahan hormon yang dapat mempengaruhi kondisi perasaan ibu

Universitas Sumatera Utara

3

seperti gelisah, murung, cemas, dan bahkan ada beberapa ibu yang mengalami
baby blues.
Proses pasca operasi seksio mengakibatkan ibu mengalami kelelahan dan
membutuhkan waktu istirahat yang cukup untuk pemulihan kembali kondisi ibu
seperti sebelumnya. Ibu yang menjalani operasi seksio membutuhkan waktu yang

lebih lama untuk pemulihan kondisi kesehatanya sehingga ibu harus menjalani
perawatan di rumah sakit selama beberapa hari. Selama menjalani perawatan di
rumah sakit, ibu difasilitasi dalam perawatan diri dan juga dalam perawatan
bayinya. Namun lingkungan rumah sakit yang ramai, cahaya lampu yang terang di
malam hari, kebisingan aktivitas petugas kesehatan, dan pemberian obat di malam
hari ketika ibu sedang tidur memberikan dampak yang berbeda-beda terhadap
pola tidur ibu pasca operasi. Setelah melahirkan ibu harus melakukan berbagai
aktivitas baru seperti menangani penjenguk, melakukan perawatan bayi,
perawatan payudara, dan

menyusui bayi. Pada saat malam hari ibu akan

terbangun karena bayi yang rewel atau untuk menyusui (Nolan, 2010). Kondisi
demikian mengakibatkan adanya perubahan pola tidur dari sebelumya sehingga
kualitas tidur ibu dapat menjadi terganggu atau bahkan tidak terpenuhi
kebutuhannya.
Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi seksio perlu diimbangi
dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur ibu untuk memulihkan fungsi
dalam organ tubuh dan juga untuk memaksimalkan perawatan ibu dan bayi
selama berada di rumah sakit maupun setelah kembali ke rumah. Ibu pasca


Universitas Sumatera Utara

4

operasi seksio juga harus dapat mengatur istirahatnya seperti saat bayi tidur untuk
menggantikan waktu ibu yang hilang saat bayi terbangun malam hari.
Di beberapa negara ibu yang baru menjalani proses persalinan dilarang
untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan hal tersebut berlangsung antara
21 hari sampai 6 minggu setelah melahirkan (Dennis, Fung, Griogoriadis,
Robinson, Romans, dan Ross, 2007 dalam Ernawati, 2012). Dengan demikian ibu
pasca melahirkan harus dapat mengatur kegiatan rumah tangganya sehingga dapat
menyediakan waktu untuk memenuhi kebutuhan tidurnya 7-9 jam per hari.
Walaupun demikian, kenyataanya masih banyak ibu pasca melahirkan yang
kebutuhan tidur normalnya tidak terpenuhi bahkan tidak dapat tidur.
Setiap tahun terjadi peningkatan pemilihan persalinan dengan tindakan
seksio sesarea baik dengan indikasi maupun tanpa indikasi yang mengharuskan
ibu untuk melakukan persalinan dengan seksio sesarea. Menurut WHO dalam
penelitian yang dilakukan oleh Afriani, Desmiwarti, dan Kadri (2013) angka
kejadian seksio sesarea di dunia dari tahun ke tahun terus meningkat. Di Inggris,

pada tahun 2008 - tahun 2009 angka seksio sesarea 24,6% yang pada tahun 1980
hanya sekitar 9%. Di Australia pada tahun 1998 angka kejadian seksio sesarea
hanya sekitar 21% dan pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 31%. Di
Indonesia angka kejadian seksio sesarea pada tahun 2009 telah mencapai 29,6%.
Sedangkan di Rumah Sakit Adam Malik Medan pada tahun 2003 dilakukan
persalinan sebanyak 314 kasus dengan 111 kasus dengan tindakan seksio sesarea.
Penelitian yang dilakukan Tobing (2012) di RSUD dr. Pirngadi Medan dilaporkan

Universitas Sumatera Utara

5

terdapat 51 ibu pasca operasi seksio sesarea. Data-data tersebut menunjukkan
tingginya peningkatan pemilihan persalinan dengan seksio sesarea.
Dalam penelitian Ernawati (2012) yang dilakukan dibeberapa wilayah
kerja puskesmas di Jakarta selatan, ditemukan sebagian besar (81,4%) ibu
postpartum primipara mengeluh tidurnya kurang setelah melahirkan sehingga
hampir seluruh (90,7%) ibu primipara yang diteliti sering mengalami kelelahan
dan mengantuk. Hasil penelitian


Fitri, Trisyani, dan Maryati (2012) yang

dilakukan di ruang rawat inap RSUD Sumedang pada bulan Mei 2012 dengan
jumlah sampel 56 ibu pasca partum dengan seksio sesarea juga menunjukkan
sebagian besar (85,7%) responden memiliki kualitas tidur yang buruk dan hanya
sebagian kecil memiliki kualitas tidur yang baik. Dalam penelitian tersebut tidak
dijelaskan kebiasaan pola tidur (kualitas tidur subjektif, latensi tidur, lama tidur
malam, efisiensi tidur, gangguan ketika tidur malam, menggunakan obat-obat
tidur, dan terganggunya aktifitas disiang hari) pada ibu pasca partum dengan
seksio sesarea. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
pola tidur ibu pasca operasi seksio sesarea di RSUD Dr. Pringadi Medan.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana pola tidur ibu pasca operasi seksio sesarea?
3. Pertanyaan Penelitian
3.1

Bagaimana karakteristik ibu pasca operasi seksio yang diteliti?

3.2


Bagaimana latensi tidur ibu pasca operasi seksio?

Universitas Sumatera Utara

6

3.3

Berapa total waktu tidur ibu pasca operasi seksio sesarea?

3.4

Berapa lama tidur siang ibu pasca operasi seksio sesarea?

3.5

Berapa frekuensi terbangun ibu pasca operasi seksio sesarea?

3.6


Bagaiman kedalaman tidur ibu pasca operasi seksio sesarea?

3.7

Apakah ibu pasca operasi seksio sesarea merasa segar ketika bangun pagi?

4. Tujuan Penelitian
4.1

Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola tidur ibu pasca
operasi seksio sesarea.

4.2

Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
4.2.1 Mengidentifikasi latensi tidur pada ibu pasca operasi seksio
sesarea.
4.2.2 Mengidentifikasi total waktu tidur ibu pasca operasi seksio sesarea.

4.2.3 Mengidentifikasi lama tidur siang ibu pasca operasi seksio sesarea.
4.2.4 Mengidentifikasi frekuensi terbangun pada ibu pasca operasi
seksio sesarea.
4.2.5 Mengidentifikasi kedalaman tidur ibu pasca operasi seksio sesarea.
4.2.6 Mengidentifikasai perasaan segar ketika bangun pagi pada ibu
pasca operasi seksio sesarea.

Universitas Sumatera Utara

7

5. Manfaat Penelitian
5.1

Bagi Pelayanan
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pola tidur ibu pasca
melahirkan khususnya pada ibu pasca operasi seksio sesarea.
Bagi pelayanan kesehatan, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk meningkatkan dan memperbaiki pola tidur ibu
pasca operasi seksio sesarea.


5.2

Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang pola tidur ibu pasca
operasi seksio sesarea, serta dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya
untuk meneliti aspek lain terkait pola tidur maupun aspek-aspek lain
yang terkait dengan tidur dan seksio sesarea.

Universitas Sumatera Utara