T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelayakan Usaha Dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong T1 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Usaha Dagang
2.1.1. Pengertian Usaha Dagang
Usaha dagang erat kaitannya dengan pelakunya yaitu pedagang. Pedagang
sendiri dapat diartikan sebagai “orang yang melakukan perdagangan,
memperjualbelikan

barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh

suatu keuntungan.”1

Jadi Usaha dagang dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan
pedagang yaitu dengan menjual barang yang tidak diproduksi sendiri untuk
memperoleh suatu keuntungan.
2.1.2. Jenis Usaha Dagang
Jenis dari pedagang sendiri dikategorikan menjadi dua, yaitu:
“a. Pedagang grosis, beroperasi dalam rantai distribusi
antara produsen dan pedagang eceran.
b. Pedagang eceran, disebut juga pengecer, menjual
produk komoditas langsung ke konsumen secara sedikit

demi sedikit atau satuan. Pemilik toko atau warung
adalah pengecer.”2
Keputusan Menperindag RI Nomor 23/MPP/Kep/1998 tentang Lembaga –
Lembaga Usaha Perdagangan mendefinisikan pedagang pengecer (retailer)
sebagai perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya adalah melakukan
penjualan secara langsung kepada konsumen akhir dalam partai kecil. tercantum
dalam surat keputusan (SK) tersebut bahwa pedagang eceran dapat digolongkan

1

2

https://id.m.wikipedia.org/wiki/pedagang
ibid

menjadi pedagang eceran skala kecil dan pedagang eceran skala besar. Kriteria
pengecer kecil adalah:
“1. Modal diluar tanah dan bangunan tidak lebih dari Rp
200.000.000 (dua ratus juta rupiah).
2. Hanya mempekerjakan beberapa orang atau dikerjakan

pemiliknya sendiri dan keluarganya.
Sedangkan kriteria pengecer besar adalah:
1. Modal diluar tanah dan bangunan sekurang – kurangnya
Rp 200.000.000 ( dua ratus juta rupiah).
2. Menggunakan teknologi pemasaran dan pelayanan
modern.”3
2.2. Wisata
2.2.1. Pengertian Wisata
Pengertian wisata atau pariwisata mungkin belum terlalu terfokus, namun
umumnya wisata berkaitan dengan tempat atau suatu daerah yang didatangi oleh
sekelompok orang yang mempunyai daya tarik tertentu.
Menurut leiper “pariwisata adalah suatu sistem terbuka dari unsur – unsur
yang saling berinteraksi dalam suatu lingkungan yang luas, mulai dari unsur
manusia seperti wisatawan, tiga unsur geografis : negara asal wisatawan, negara
yang dijadikan tempat transit, dan daerah tujuan wisata serta unsur ekonomi

yaitu industri pariwisata.”4
2.2.2. Unsur – Unsur Wisata
Dari pengertian diatas, dapat ditemukan beberapa unsur dari pariwisata,
yaitu:

“1. Wisatawan (tourist) yaitu orang yang melakukan
perjalanan pariwisata, yang tidak lain adalah unsur
manusia.
3

4

https://academia.edu
Oka A Yoeti, Op. Cid, Hal. 10.

2. Negara asal wisatawan, yaitu negara dimana wisatawan
berasal.
3. Negara transit, yaitu negara atau kota yang dijadikan
tempat transit sebelum sampai atau kembali ke negara
tujuan yang direncanakan semula.
4. Daerah tujuan, yaitu daerah tujuan wisata (DTW) yang
merupakan negara atau kota tujuan yang semula
direncanakan.
5. Industri pariwisata, yaitu perusahaan yang menyediakan
kebutuhan, keinginan, dan pelayanan kepada wisatawan

yang datang berkunjung.”5

Yang terjadi dilapangan, akan muncul suatu industri – industri di sekitar
daerah wisata yang merupakan akibat dari adanya wisatawan yang datang
berkunjung. Industri – industri ini akan sangat tergantung kepada kunjungan
wisatawan

dan

juga

sebaliknya,

wisatawan

dalam

perjalanannya

juga


membutuhkan berbagai komoditas barang dan jada dari para penyedia layanan
yaitu industri yang membuka usaha di sektor pariwisata.
2.2.3. Jenis dan produk dari industri pariwisata
Jenis usaha dan produk yang dihasilkan oleh industri pariwisata adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perusahaan Kelompok Industri Pariwisata dan Produk Masing Masing
Jenis Perusahaan
1. Travel agen
2. Perusahaan penerbangan
3. Angkutan pariwisata

1.
2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.

4.
5.
6.
7.
8.

Akomodasi hotel, motel dll
Restoran dan sejenisnya
Impresariat, amousement dll
Local tour operation
Shoping center
5

Oka A Yoeti, Ibid, Hal. 10.

Produk yang dihasilkan
Informasi/ advis/ paket wisata.

Seats dan pelayanan lainnya
Pelayanan transfer ke hotel atau
bandara
Kamar dan pelayanan lainnya
Makan dan minuman
Atraksi wisata
City tour
Cinderamata dan oleh oleh

9. Bank/ tempat penukaran
9. Penukaran uang
uang
10. Bermacam – macam kebutuhan
10. Retail store (toko eceran)
wisatawan dalam perjalanan
Sumber : buku Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata
Dari bermacam – macam pengertian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa usaha dagang di kawasan wisata adalah industri perdagangan yang
mempunyai skala tertentu yang menyediakan kebutuhan dari wisatawan yang
datang berkunjung pada suatu wisata tertentu di daerah tertentu.

2.3.

Kelayakan Usaha

2.3.1. Pengertian Kelayakan Usaha
Kelayakan berasal dari kata layak yang berarti patut atau pantas yang ketika
ditambahi dengan imbuhan ke- dan –an menjadi kata yang bersifat mengukur para
suatu hal dalam hal ini kelayakan menjadi berhubungan dengan layak atau tidak
layak suatu proyek/ bisnis/ usaha. Ilmu yang menangani tentang kelayakan usaha
disebut juga dengan studi kelayakan usaha atau studi kelayakan bisnis/ proyek.
Menurut Husein Umar berpendapat bahwa “studi kelayakan bisnis
merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya layak atau tidak
layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam
rangka pencapaian keuntungan yang maksimal dengan waktu yang tidak
ditentukan.”6

Sejalan dengan Husein Umar, menurut Kasmir dan Jakfar berpendapat
bahwa “studi kelayakan bisnis merupakan suatu penelitian tentang layak tidaknya

6


Hal. 8

Husein Umar, 2005, Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

suatu proyek bisnis yang

biasanya merupakan suatu proyek investasi itu

dilaksanakan.” 7

Jadi dapat dikatakan bahwa kelayakan usaha merupakan ukuran dari layak
tidaknya suatu usaha yang akan dikerjakan maupun sedang dikerjakan oleh suatu
proyek usaha.
2.3.2. Tujuan dan Manfaat Kelayakan Usaha
Manfaat atau tujuan untuk mencari kelayakan usaha suatu proyek adalah
sebagai berikut:
“1. Menghindari resiko kerugian.
2. Memudahkan perencanaan.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerja.

4. Memudahkan pengawasan.
5. Memudahkan pengendalian.”8
Sedangkan manfaat dari diadakannya kelayakan suatu usaha bagi berbagai
pihak adalah sebagai berikut:
“1. Pihak investor. Calon investor memiliki kepentingan
langsung terhadap keuntungan yang akan diperoleh serta
jaminan keselamatan atas modal yang ditanamkannya.
2. Pihak kreditor. Pihak bank sebagai pemberi pinjaman
perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah
dibuat, misalnya bonafiditas dan tersedianya agunan
yang dimiliki perusahaan.
3. Pihak manajemen Pihak manajemen perlu mempelajari
kelayakan bisnis, misalkan dalam hal pendanaan dari
investor dan kreditor.
4. Pihak pemerintah dan masyarakat. Penyusunan studi
kelayakan bisnis yang memperhatikan dan membantu
kebijakan pemerintah akan diprioritaskan untuk dibantu,
misalkan dengan subsidi dan keringanan lain.
5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi. Dalam studi
kelayakan bisnis perlu juga dianalisis manfaat yang


7
8

Kasmir dan Jakfar, 2007, Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2 , Kencana, Jakarta, Hal. 4
Kasmir dan Jakfar, Ibid, Hal. 12-13

akan didapat dan biaya yang ditimbulkan terhadap
perekonomian nasional.”9

Manfaat-manfaat tersebut merupakan hal yang akan dirasakan magi masingmasing pihak. Manfaat tersebut juga sebagai pendorong seseorang untuk
melakukan kelayakan pada suatu usaha. Jika suatu usaha dilakukan analisis
kelayakan usaha, maka akan diketahui gambaran dari usaha yang akan
direncanakan dan atau sedang dijalankan.
2.3.3 Aspek-Aspek Kelayakan Usaha
Kelayakan usaha dapat dilihat dari berbagai aspek yang menjadi latar
belakang suatu analisis kelayakan. Analisis tersebut akan mempengaruhi proses
dan hasil yang akan dicapai. Secara umum aspek kelayakan usaha tersebut
meliputi:
a.

Aspek pasar dan pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek tentang kelayakan penyaluran

barang atau jasa yang akan dijalankan.
“Dalam melakukan penelitian terhadap aspek pasar dan
pemasaran, perlu diadakan penelitian terhadap hal yang
perlu diperhatikan yaitu permintaan, penawaran, proyeksi
penjualan, produk, segmentasi pasar, strategi dan
implementasi pemasaran.”10
Jadi hal yang perlu diperhatikan dalam aspek kelayakan pasar dan
pemasaran yaitu permintaan pasar, penawaran pasar, proyeksi penjualan,
produk, segmentasi pasar, strategi dan implementasi pemasaran.

9

Husein Umar, Op. Cit. Hal. 24-25
Ahmad Subagyo, 2008, Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi, Elex Media Komputindo,
Jakarta, Hal. 65
10

b.

Aspek teknik produksi
Aspek teknik produksi yaitu aspek kelayakan yang menganalisis teknik

produksi barang atau jasa yang menjadi output.
“aspek teknis produksi adalah aspek yang berhubungan
dengan proyek yang direncanakan, dari faktor lokasi, luas
produksi, proses produksi, penggunaan teknologi serta
keadaan lingkungan yang berhubungan dengan proses
produksi”11
Jadi dalam kelayakan teknis produksi hal yang perlu diperhatikan untuk
mengetahui kelayakannya adalah lokasi, luas produksi, proses produksi,
penggunaan

teknologi,

serta

keadaan lingkungan

suatu

usaha tersebut

dilaksanakan.
c.

Aspek Manajemen dan sumber daya manusia (SDM)
“Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun
dalam implementasi proyek bisnis adalah sama saja dengan
manajemen lainnya. Ia berfungsi untuk aktivitas
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
dan
pengawasan”12
Aspek sumber daya manusia berkaitan dengan berapa jumlah karyawan

yang dibutuhkan, ketersediaan karyawan, gambaran pekerjaan, pelatihan dan
pengembangan, kompensasi dan prestasi, keselamatan kerja dan pemutusan
hubungan kerja (PHK).
“Aspek sumber daya manusia bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis
diperkirakan layak dari ketersediaan SDM.”13

11

M.Y. Ibrahim, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Rineka Cipta, jakarta, Hal. 118
Husein Umar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis : Teknis Menganalisis Kelayakan Bisnis
Secara Komperhensif, Ed ke -2, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Hal. 115
13
Umar, Op. Cid, Hal. 78
12

Jadi dalam mengetahui kelayakan dalam Aspek manajemen yang perlu
diketahui ialah pengelolaan manajemen, pelayanan dan ketenagakerjaan dari suatu
proyek.
d.

Aspek dampak lingkungan
Aspek yang biasa juga disebut dengan AMDAL, berkaitan dengan dampak

yang disebabkan terhadap lingkungan sekitar bisnis yang didirikan.
“pengkajian yang dikenal sebagai analisis dampak lingkungan
(AMDAL) yang merupakan mekanisme untuk mencapai
kelestarian lingkungan, aspek lingkungan meliputi limbah
yang dihasilkan proses produksi”14
Jadi untuk mengetahui kelayakan aspek dampak lingkungan perlu diketahui
adakah pencemaran lingkungan dan juga adakah penanggulangan pencemaran
lingkungan.
e.

Aspek hukum dan legalitas
Suatu usaha dikatakan legal apabila sudah mendapat izin dari pemerintah

daerah melalui instansi atau lembaga tertentu setempat.
“Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,
kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang
dimiliki.”15
Jadi untuk mengetahui kelayakan secara umum perlu diketahui keabsahan,
dokumen – dokumen atau biasa juga disebut legalitas dari usaha.

14

Emawati, analisis Kelayakan usaha Tahu Studi Kasus Usaha Dagang Tahu Bintaro,
Tangerang, Banten, Hal. 33.
15
Afandi, 2010, Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi P.T.
Aneka Andalan Karya Jurnal Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Gunadharma Jogjakarta.
Hlm 8

f.

Aspek Sosial
Tujuan Utama dalam suatu usaha tentunya adalah memperoleh keuntungan

yang sebesar – besarnya, namun suatu usaha juga tidak dapat hidup sendirian. Di
lingkungan usaha tentu ada tatanan sosial yang hidup yaitu masyarakat yang
tentunya akan ada hubungan antara usaha yang dikerjakan dengan lingkungan
sosial kemasyarakatan yang ada dalam suatu kawasan usaha yang sedang
dijalankan.
Suatu usaha hendaknya memiliki manfaat – manfaat oleh masyarakat,
seperti:
“1. Membuka lapangan kerja baru.
Artinya dengan dibukanya proyek bisnis maka akan turut
membuka lapangan kerja baru.
2. Melaksanakan alih teknologi.
Dilakukan alih teknologi kepada pekerja dengan berbagai
cara pelatihan terprogram dengan baik, maka diharapkan
tidak hanya meningkatkan skill pekerja tetapi juga sikap
mental tenaga kerja yang handal semakin kokoh.
3. Meningkatkan mutu hidup
Adanya proyek bisnis turut serta mengurangi angka
pengangguran sehingga dapat meningkatkan mutu hidup
mereka.”16
Jadi dapat dikatakan bahwa kelayakan sosial berkaitan dengan dampak
penjualan dan juga peran dari usaha yang diadakan.
g. Aspek Finansial
Aspek keuangan dan ekonomi berkaitan dengan sumber modal dan
gambaran pengembaliannya dengan tingkat modal yang bersangkutan.
“Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan
proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan
sumber dana yang bersangkutan.”17
16

Umar, Op, Cid. Hal. 252 - 254

Aspek finansial merupakan kunci dari suatu kelayakan, karena apabila aspek
lain layak tetapi secara finansial ternyata suatu usaha tidak layak maka dapat
dikatakan bahwa usaha yang dijalankan menjadi tidak layak karena tidak
memberikan manfaat ekonomi.
“Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi
kelayakan proyek adalah menentukan rencana investasi
melalui perhitungan biaya dan manfaat yang dibutuhkan,
dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan,
seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek
untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang
telah ditentukan dan menilai apakah proyek dapat
berkembang terus”18
Jadi dapat dikatakan untuk mengetahui kelayakan dalam aspek finansial
maka perlu diketahui yaitu ketersediaan modal dan asal modal, jumlah modal,
pendapatan dan biaya.
Pada aspek ini terdapat lima kriteria apakah usaha layak dijalankan atau
tidak. Meski menghasilkan informasi yang berbeda-beda namun informasiinformasi tersebut penting dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan
yang diambil adalah keputusan yang tepat.
1.

Payback Periode (PP)
Payback periode atau diartikan sebagai periode jangka pengembalian.

Analisis ini merupakan analisis yang dilakukan untuk mennentukan sejauh mana
dana yang dikeluarkan untuk usaha dapat kembali.
“Periode jangka pengembalian merupakan jumlah tahun
yang ditentukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi awal dari proyek.”19
17

Id.m.wikipedia
Umar, Op, Cid, Hal. 178
19
J. Fred Wetson, Manajemen Keuangan edisi 8 , Erlangga, Jakarta, Hal. 151
18

Analisis ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan beberapa
pengembalian dari beberapa proyek. Metode ini akan secara mudah diketahui
dengan membandingkan proyek yang ada. Namun metode ini juga memiliki
kelemahan, yaitu:
“Kesulitan dalam metode pengembalian adalah bahwa
metode tersebut tidak mempertimbangkan seluruh arus kas
dan tidak melakukan diskonto terhadap arus kasnya.”20
2.

Net Present Value (NPV)
Net present value atau berarti nilai sekarang bersih merupakan perbaikan

dari payback periode yang mempertimbankan uang sebaiknya diterima saat ini
daripada diterima pada masa yang akan datang.
“Nilai Sekarang bersih (NPV) dari suatu proyek adalah tepat
sama dengan kenaikan kekayaan dengan pemegang saham”21
NPV dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


Atau
Perkiraan benefit yang didapat = total biaya + investasi
Berdasarkan rumus diatas maka akan diperoleh NPV positif atau negatif.
Hasil tersebut dapat dijadikan informasi dari .suatu usaha.
“jika nilai sekarang bersihnya positif , maka sebaiknya
proyek dijalankan; jika nilai sekarang bersihnya negatif,
maka sebaiknya proyek ditolak.”22

20
21

J. Fred Wetson, Loc Cit, Hal. 151
J. Fred Wetson, ibid, Hal 154

3.

Average Rate of Return (ARR)
“Tingkat pengembalian investasi yang dihitung dengan
mengambil arus kas total selama kehidupan investasi dan
membaginya dengan jumlah tahun dalam kehidupan
investasi”23
ARR dapat dihitung dengan rumus:
Rata-rata EAT= Rata-rata Investasi X 100%

4.

Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return dapat jua diartikan sebagai tingkat hasil pengembalian

internal yang proses analisanya dicari dengan cara spekulasi (coba-coba). Proses
tersebut pada suku bunga yang dikenakan terus menerus hingga arus kas sama
dengan investasi. Analisis ini sering digunakan dengan proyek skala yang
berbeda.
“Tingkat hasil pengembalian internal (internal rate of return,
IRR) didefinisikan sebagi suku bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa yang akan
datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi
awal.”24
5.

Profibility Index (PI)
Profibility inden merupakan prosedur analisis untuk solusi pemecahan

masalah modal dalam satu periode.
“PI menunjukan profitabilitas relatif dari setiap proyek, atau PV
dari pendapatan untuk setiap rupiah biaya” 25
PI dapat dihitung dan dianalisis dengan rumus:

22

23

J. Fred Wetson, ibid, Hal 153
http://easylearn2010.blogspot.co.id/2011/10/average-rate-of-return-arr_25.html?m= 1
J. Fred Wetson, Loc Cit, Hal. 154

24

25

J. Fred Wetson, Loc Cit, Hal. 175


2.4. Kerangka Berpikir Penelitian
Kelayakan Usaha
Dagang
Aspek
Pasar
Aspek
Teknik
produksi

Aspek
Manajemen
Dan SDM
Aspek
Hukum
Aspek
Sosial

Indikator

Permintaan,
Penawaran, Produk,
Promosi, Distribusi

Usaha ini
dapat terus
dilanjutkan

Letak, jenis Bangunan,
Bahan Baku, Teknologi,
Luas tanah
Pengelolaan,
Pelayanan,
Ketenagakerjaan

Perizinan
Usaha

Layak

Interpretasi
Hasil
Analisis

Dampak usaha,
Peran Sosial

Tidak
Layak

Aspek
Dampak
Lingkungan

Pencemaran,
Penanggulangan

Aspek
Finansial

Sumber Modal,
Jumlah Modal,
Pendapatan,
Biaya

Bagan 2.1. Kerangka Berpikir Operasional

Efisiensi, dan
perbaikan
manajemen
usaha