Evaluasi Usabilitas Situs web Perpustakaan Menurut Persepsi Mahasiswa Ilmu Informasi Perputakaan dan Kearsipan Universitas Negeri Padang

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Usability

Usability berasal dari kata usable yang secara umum berarti dapat digunakan dengan baik. Sesuatu dapat dikatakan berguna dengan baik apabila kegagalan dalam penggunaannya dapat dihilangkan atau diminimalkan serta memberi manfaat dan kepuasan kepada pengguna (Rubin, 2008)

Nielsen (1994) mendefinisikan usability sebagai ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan produk atau sistem apakah situs web, aplikasi perangkat lunak, teknologi bergerak, maupun peralatan-peralatan lain yang dioperasikan oleh pengguna. Nielsen (1994) juga merumuskan faktor penyebab pentingnya website memiliki aspek usability, di antaranya adalah kebiasaan atau perilaku pengguna yang mengakses website. Tidak sedikit pengguna yang tidak dapat menerima design website yang buruk dan mau meluangkan waktu untuk mempelajari suatu website. Atau dengan kata lain, pengguna sangat ingin segera mengerti dengan seketika, atas apa yang disajikan dalam suatu website.

ISO 9241 (1999) Mendefinisikan usability sebagai tingkat dimana produk bisa digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuannya dengan lebih efektif, efisien, dan memuaskan dalam ruang lingkup penggunanya.

Badre (2002, 229) mendefinisikan usability testing atau uji ketergunaan sebagai berikut, “Usability testing has traditionally meant testing for efficiency, ease of learning, and the ability to remember how to perform interactive tasks without


(2)

difficulty or errors.” Maksudnya uji ketergunaan adalah mengukur efisiensi, kemudahan dipelajari, dan kemampuan untuk mengingat bagaimana berinteraksi tanpa kesulitan atau kesalahan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dimpulkan usability adalah tingkat kualitas dari sistem yang mudah dipelajari, mudah digunakan dan mendorong pengguna untuk menggunakan sistem sebagai alat bantu positif dalam menyelesaikan tugas.

2.1.1 Tujuan Usability

Adapun tujuan dari Usability seperti yang dijelaskan Nielsen (1994) usability memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Efektif pada saat digunakan 2. Efisien pada saat digunakan 3. Aman saat menggunakannya

4. Mudah untuk dipelajari bagi user saat pertama kali menggunakannya 5. Mudah diingat cara menggunakannya

Sebuah web dengan usability yang buruk akan ditinggalkan oleh penggunanya (Nielsen 1994). Berikut Nielsen menjelaskan beberapa kondisi yang akan membuat pengguna meninggalkan situs web :

1. Web sulit digunakan dan ribet saat menggunakannya

2. Homepage tidak menjelaskan tentang apa yang ditawarkan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh pengguna pada web tersebut

3. Pengguna mendapatkan adanya kesalahan pada web meskipun kesalahan tersebut kecil.

4. Informasi web sulit dibaca maupun sulit dimengerti dan tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna

Rubin (2008) menejelaskan usability memiliki tujuan dan sasaran yaitu: 1. Usefulness (kegunaan). Sejauh manakah desain situs memungkinkan user

mencapai tujuannya, dan menilai motivasi user untuk menggunakan situs secara keseluruhan. Mungkin mudah digunakan, mudah dipelajari dan bahkan


(3)

gratis, tapi jika tidak memenuhi tujuan spesifik apapun dari user, berarti bukan situs yang bagus.

2. Effectiveness (keefektifan). Mengacu pada kemudahan dalam penggunaan bagaimana secara cepat dan tanpa error tugas-tugas khusus dapat diselesaikan secara intuitif.

3. Learnability (mudah dipelajari). Kesempatan user untuk melakukan navigasi melalui sebuah situs dengan kompeten setelah suatu periode pengalaman. Apakah situs mudah untuk bernavigasi sekitar dua atau tiga kali?

4. Attitude (sikap). Apakah user menyukai situs? Apakah persepsi dan opini user tentang situs (yang dibangun)?

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan dari usability adalah situs web efesien dan efektif pada saat digunakan, maksudnya pengguna mencapai tujuan dalam menggunakan sistem dan informasi yang terdapat dalam situs web dapat dipercaya. Pengguna mudah dalam mempelajari situs web.

2.1.2 Pengukuran Usability Web

Menurut Peterson (2005, 3) mengatakan bahwa pengukuran kinerja web (web measurement) adalah seni untuk mengumpulkan data dan menganalisa data agar dapat digunakan dan mudah dibaca oleh manusia. Salah satu teknik mengukur dan menguji suatu kinerja web adalah dengan mengukur pengalaman seseorang atau user experience pengunjung situs yang berinteraksi dengan halaman-halaman web yang berada di internet.

Ukuran keberhasilan dari website usability dilihat dari seberapa baik sebuah website dalam memberikan kualitas layanan kepada pengguna, mengurangi kemungkinan kesalahan pada sistem, memudahkan proses pembelajaran website dan penggunaan secara efisien sehingga pengguna merasa puas dengan website tersebut. Untuk dapat mengetahui kualitas website dalam berinteraksi dengan pengguna adalah


(4)

dengan cara melakukan evaluasi website dari aspek usability (Pressman, 2005). Website usability adalah suatu indikator keberhasilan sebuah website berinteraksi dengan pengguna dalam melaksanakan tugas tertentu dengan mudah

Palmer (2012), menyatakan usability website terdiri beberapa hal pokok yang harus digunakan dalam mengembangkan konstruk untuk sebagai berikut:

1. Selang waktu penerimaan data (download delay) parameter yang diukur : kecepatan awal akses dan kecepatan tampilan antar halaman.

2. Pengelolaan navigasi halaman (navigation /organization) Parameter yang diukur :Pengaturan, urutan halaman, links, layout dan pengelolaan dan penempatan navigasi.

3. Interaktivitas (interactivity) parameter yang diukur : kustomisasi halaman web dan interaktivitas.

4. Responsivitas (responsiveness) parameter yang diukur: fasilitas Feedback dan FAQ.

5. Informasi materi website (information /content) parameter yang diukur : jumlah informasi,keragaman informasi, jumlah kata dan kualitas materi website.

6. Website yang berhasil (user satisfaction) parameter yang diukur : kepuasan pengguna, keinginan untuk mengakses kembali website dan frekuensi mengakses website.

Menurut Nielsen (1994), Ada beberapa syarat usability yang harus dipenuhi agar suatu website mencapai yang ideal, yaitu:

1. Learnability, merupakan ukuran bagi pengguna dalam memahami kebiasaan mengunjungi suatu website, mengetahui alasan mengakses dan mengidentifikasi yang dicari.

2. Efficiency, situs yang efisien dapat menyajikan informasi dengan cepat.

3. Memorability, ukuran bagi pengguna, sehingga apabila website akan mudah diingat. Bila website banyak dilakukan perubahan, maka pengunjung akan memerlukan waktu untuk penyesuaian dan mempelajarinya kembali.

4. Errors, menghindari adanya link yang tidak berfungsi (broken link) atau halaman web yang masih dalam proses pembuatan (under construction).

5. Satisfaction, kepuasan adalah hal yang paling diinginkan oleh setiap pengguna. Pengunjung menginginkan situs dapat dengan mudah digunakan dan dipelajari. Selain itu mereka ingin bisa menemukan apa yang dicari dengan cepat,


(5)

mengetahui di mana mereka berada dan bisa pergi ke mana saja dalam sebuah situs.

ISO 9241: 11 (1998) mendefinisikan usability diukur berdasarkan komponen: 1. Efektivitas (effectiveness) didefinisikan sebagai seberapa baik pengguna

mencapai tujuan mereka dengan menggunakan sistem serta kelengkapan yang dapat diperoleh dalam menyelesaikan tugas

2. Efiiensi (effiiency) didefiisikan sebagai sumberdaya yang dikeluarkan guna mencapai ketepatan dan kelengkapan tujuan

3. Kepuasan (satisfaction) didefinisikan kebebasan dari ketidak nyamanan, dan sikap positif terhadap penggunaan produk atau ukuran subjektif bagaimana pengguna merasa tentang penggunaan sistem.

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa website usability dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan pengguna. Selain itu, website usability dapat memberikan manfaat bagi pengembang website dengan mengurangi biaya pemeliharaan (Green, 2006). Website yang memiliki usability tinggi akan memiliki peluang untuk lebih sering di kunjungi. Pada umumnya pengguna ingin mendapatkan informasi secara cepat. Jika sebuah website gagal dalam memberikan informasi secara jelas dari situs tersebut pengguna akan langsung meninggalkan website dan beralih ke website lain (Nielsen, 2006).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya pengukuran usability website terdiri dari: kemudahan mempelajari website, situs web menyajikan informasi dengan cepat, website mudah diingat pengguna, menghindari adanya halaman website yang tidak berfungsi dan kepuasan pengguna perpustakaan.


(6)

2.1.3 Usabilitas Web

Tatari dan Rehman (2011, 707) menjelaskan usabilitas web adalah sesuatu yang mana pengguna dimungkinkan menavigasi dan memanipulasi fitur situs untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Usabilitas sebuah situs web adalah merupakan sesuatu yang kompleks dikarenakan melibatkan seluruh unsur dari situs web tersebut, bagaimana menggabungkan elemen teks, link, dan grafik menjadi sebuah kesatuan yang baik dan hal inilah yang sangat berperan dalam menentukan kualitas sebuah situs web.

Kesuksesan sebuah situs web, sangatlah tergantung dari ketergunaanya, hal ini berlaku bagi semua jenis situs web. Menurut Tatari dan Rehman (2011, 707) situs web yang desainnya “miskin” dapat mengakibatkan kehilangan produktivitas dan penghasilan. Situs web yang penggunaannya susah dapat mengakibatkan frustasi bagi pengguna yang akhirnya pengguna enggan untuk terus berinteraksi dengan situs web tersebut.

Kajian tentang usability (kegunaan) merupakanbagian dari bidang ilmu multi disiplin Human Computer Interaction (HCI). Disampaikan oleh Nugroho (2009, 2) Human Computer interaction merupakan bidang ilmu yang berkembang sejak sekitar tahun 1970 yang mempelajari bagaimana mendesain tampilan layar komputer dalam suatu aplikasi sistem informasi agar nyaman dipergunakan oleh pengguna.

2.1.3 Library Website Content

Menurut Albany University (2011, 2) Web site are a unified collection of pages that run the gamut from educating to informing to selleing to persuading. And may combine porposes. The content generally orginates from the website owner, be it


(7)

an individual, organization, company, or goverment entity; howover, RSS feeds may introduce imported content.

To evaluate the content on a website, look for these a clues: 1. The author/producer is identifieble.

2. The author/producer has expertise on the subject. Look for an “About” or similar page.

3. The type of domain (edu, org, gov, etc.) which may provide some clues about the focus of the material. Howover, keep in mind that scholars and other content providers may choose to maintain their materials on other domains, for example .com.

4. The material is up to date, and the site appears to be maintened. Check for up dates on the site

5. For informational or educational sites, sources are given for the information, or links are provided to related sources of information. You many need to verify the information thourgh other sources.

Foster (2008) juga mengemukakan maksud dari penjelasan di atas, kriteria library website content diantaranya This is essentially what Web site usability means. It’s the delightful experience a customer has when they go on your site.

A great Web site design contains the following usability considerations: 1. A simple, clean design that focuses on customer needs versus overblown designs,

overly wordy text or overbearing visual gimmicks.

2. Easy navigation or access to the main features, without being too busy or confusing.

3. Detailed information (other pages or links) within just one or two clicks; any more can be frustrating for the customer.

4. Appropriate and helpful graphics that balance with descriptive text.

5. A logical information hierarchy, with menus that guide customers to what they need.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas tentang aspek-aspek Libarary Website Content yang penulis kemukakan bahwasanya situs web harus mempunyai kepengarangan yang jelas (author), informasinya tidak (up to date), desain yang sederhana namun menawan, sistem navigasi yang memandu pengguna untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan informasinya terpecaya.


(8)

Menurut Barnes (2001, 7) dalam makalahnya yang berjudul “A Proposed Templatefor the Evaluation of Web Design Strategies”, sebuah website yang baik harus dapat menarik dan menumbuhkan kepercayaan pengunjung sehingga pengunjung mau melakukan kunjungan ulang website tersebut. Berdasarkan penelitian yang mendalam terhadap literatur-literatur bahwa ada empat faktor yang dapat digunakan untuk menentukan kesuksesan sebuah website ecommerce, yakni stickiness, globalisasi dan kustomisasi, aksesibilitas dan availability, serta keamanan dan privasi.

Dalam melakukan pencarian (search engine) pada internet, lebih dari jutaan website telah muncul dan lebih dari ribuan website bertambah setiap hari. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat penting untuk dapat membuat sebuah website yang dapat menarik dan menumbuhkan kepercayaan pengunjung. Keberhasilan sebuah website dalam menarik dan menumbuhkan kepercayaan pengunjung dapat dilihat dari jumlah waktu yang dihabiskan untuk melakukan kunjungan ulang ke website tersebut. Para praktisi teknologi informasi menyebutnya sebagai stickiness.

Salah satu faktor terpenting yang memengaruhi stickiness adalah Graphical User Interface (GUI). Sebuah user interface harus berisikan grafik dan teks yang memberikan informasi penting juga menarik para pengunjung. Barnard (1999, 2) berpendapat bahwa konten dari sebuah website merupakan atribut yang paling penting untuk membuat pengunjung mengunjungi ulang sebuah website. Faktor tersebut dapat dipenuhi salah satunya dengan menghindari elemen-elemen website yang menganggu, seperti banner, marquee, penggunaan animasi yang berlebihan.


(9)

Aspek yang dianggap penting dalam aksesibilitas adalah tentang kecepatan pembukaan halaman sebuah website. Website yang berat karena mengandung terlalu banyak grafik atau media animasi akan membuat pengunjung tidak tertarik untuk membuka sebuah halaman website telah dianggap lama dan membuat pengguna tidak nyaman.

Selain dari kecepatan mengakses, faktor penting lainnya dari aksesibilitas adalah bagaimana membuat sebuah website yang dapat diakses oleh semua orang, termasuk orang-orang dengan keterbatasan fisik (disabilities). Orang dengan keterbatasan fisik (disabilities) kemungkinan mengalami kesulitan ketika melakukan navigasi sebuah website yang dipenuhi dengan konten-konten grafis. Penggunaan warna yang terlalu banyak di dalam sebuah website akan menyulitkan bagi seseorang dengan keterbatasan penglihatan atau visually impaired (Green, 2006)

Bagian penting lainnya yang mudah diimplementasikan adalah mengenai feedback dari pengunjung. Sebuah website seharusnya menyediakan fasilitas bagi pengunjung untuk dapat memberikan kritik serta sarannya mengenai website tersebut. Media yang dapat digunakan untuk memfasilitasi feedback pengunjung bermacam-macam, seperti melalui survei online, e-mail, ataupun formulir kritik dan saran. Faktor ini menjadi penting karena dapat membuat pengunjung merasa dilibatkan dalam perbaikan website di masa yang akan datang.

2.2. Peranan Situs Web dalam Perpustakaan

Website adalah halaman yang ditampilkan di internet yang memuat informasi tertentu (khusus). Web pertama kali diperkenalkan ada tahun 1992, Sebagai hasil


(10)

usaha pengembangan yang dilakukan Conseil Eeuropean Pour la Researce Nuklaire (CERN) di Swiss. Internet dan web adalah dua hal yang berbeda, internet yaitu yang dapat menampilkan web, sedangkan web yang ditampilkannya berupa susunan dari halaman-halaman yang menggunakan teknologi web dan saling berkaitan satu sama lain.

Anshari (2011, 1), berpendapat bahwa pengertian situs web yaitu:

“Situs web adalah sekumpulan halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan sebuah komponen yang terdiri dari teks, suara animasi sehingga menjadi media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain”.

Penerbitan website bertujuan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang perpustakaan dan kegiatannya. Kegiatan ini pada dasarnya sama dengan publikasi berbagai selebaran, brosur, panduan perpustakaan, katalog dalam berbagai jenis, dan sebagainya yang biasanya dilakukan oleh sebuah perpustakaan, serta kegiatan publikasi lainnya. Dalam kaitan ini, perpustakaan bertindak sebagai penerbit.

2.2.1 Fungsi Situs Web

Ada beberapa fungsi situs web secara umum menurut Surachman (2004, 2) yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi komunikasi umumnya semua situs web memiliki fungsi komunikasi diantaranya dengan adanya fasilitas seperti web base email, halaman form contact, chatting dan lain-lain.

2. Fungsi informasi situs web mempunyai fungsi informasi seperti news, profile company, library, referensi dan lain-lain.


(11)

3. Fungsi entertainment situs web juga dapat memiliki fungsi hiburan seperti beberapa situs web seperti yang menyediakan online game, music, movie dan sebagainya.

4. Fungsi transaksi situs web juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk bertransaksi bisnis seperti online order, pembayaran dengan kartu kredit dan lain-lain.

Hidayat (2010, 15), mengemukakan situs web berdasarkan sifat, tujuan dan bahasa pemrograman. Adapun jenis situs web berdasarkan sifatnya, antara lain:

1. Situs web dinamis adalah sebuah situs web yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Contoh situs web dinamis adalah situs web berita seperti www.kompas.com, www.merdeka.com

2. Situs web statis adalah situs web yang kontennya sangat jarang diubah. Contoh situs web statis adalah web profile organisasi.

Ditinjau dari tujuannya situs web dibagi menjadi:

1. Personal Website: personal website adalah situs web yang berisi informasi pribadi seseorang.

2. Corporate Website: corporate website adalah situs web yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

3. Portal Website: portal website adalah situs web yang mempunyai banyak layanan, mulai dari layanan berita, email, dan jasa-jasa lainnya.

4. Forum Website: forum website adalah sebuah situs web yang bertujuan sebagai media diskusi.

Sedangkan jenis situs web berdasarkan bahasa pemograman yaitu:

1. Server Side Website adalah situs web yang menggunakan bahasa pemrograman yang tergantung kepada tersedianya server. Misalnya, PHP, ASP, dan lain-lain. 2. Client Side Website adalah situs web yang tidak membutuhkan server dalam

menjalankannya, cukup diakses melalui browser saja. Contohnya html. 2.2.2 Kandungan pada Situs Web Perpustakaan

Menurut Suprihadi (2005, 4), beberapa istilah koleksi yang utama dalam sebuah digital library adalah sebagai berikut :

1. Skripsi, tesis maupun disertasi ataupun jurnal yang telah dirubah formatnya menjadi format digital.


(12)

2. Gray Literature (literatur kelabu), adalah bahan-bahan perpustakaan yang tidak dipublikasikan pada jalur formal atau tidak tersedia secara komersial. Sebagai contoh : laporan penelitian karya ilmiah, hasil seminar, majalah ilmiah, ataupun tulisan staf akademika yang terpublikasi secara lokal.

3. Video clip dan sejenisnya yang biasanya digunakan pada proses belajar mengajar. Seperti koleksi dari discovery-channel, history-channel dan lainnya.

4. Electronic-Book (E-Book), yaitu buku-buku yang memang sudah dalam format elektronik saat diproduksi.

5. Electronic-Journal (E-Journal), yaitu jurnal-jurnal yang bertaraf nasional dan internasional yang sudah tersedia dalam bentuk elektronik.

6. Lain-lain seperti : brosur-brosur, foto-foto, kliping koran atau majalah serta dokumen-dokumen sebagai arsip lembaga yang memungkinkan untuk dipublikasikan secara digital.

Menurut Hasugian (2009, 194), untuk melakukan layanan elektronik di perpustakaan dibutuhkan ketersedian infrastruktur layanan. Adapun infrastruktur yang dibutuhkan untuk layanan elektronik berbasis web pada dasarnya mencakup komputer server, komputer personal (PC), software (program aplikasi), jaringan internet yang terhubung ke salah satu provider (Telkom, Speedy, Indosat,) dan dokumen elektronik.

Jadi halaman situs web perpustakaan pada umumnya terdiri dari gabungan beberapa hal. Pertama adalah informasi tentang perpustakaan meliputi visi dan misi perpustakaan, sejarah perpustakaan, jam layanan perpustakaan, denah perpustakaan, informasi mengenai pegawai dan pustakawan pada perpustakaan, program perpustakaan, peraturan perpustakaan, dan lain-lain. Kemudian fasilitas peminjaman, perpanjangan pinjaman maupun fasilitas temu balik koleksi perpustakaan berupa katalog online. Fasilitas interaksi perpustakaan dengan pengguna meliputi sarana konsultasi melalui e-mail, buku panduan, nomor kontak perpustakaan dan lain-lain. Kemudian fasilitas koleksi digital yang dimiliki perpustakaan baik berupa jurnal


(13)

elektronik maupun koleksi deposit perpustakaan. Berikutnya fasilitas link ke situs web lain yang mempunyai hubungan dengan tujuan dan institusi perpustakaan.

2.3 Evalusi Situs Web

Menurut Umar (2008, 36) evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Evaluasi merupakan bagian penting dari sistem pengendalian mutu pengelolaan. Dalam evalusi terdapat bagian penting dari sistem pengendalian mutu pengelolaan. Pada proses evaluasi terdapat tahap pengukuran dan penelitian. Situs web merupakan suatu aplikasi yang terdapat di dalam teknologi internet. Pengelola perlu memiliki pengetahuan yang terus berkembang melalui proses belajar, pengalaman yang terus dikembangkan dalam proses perbaikan pekerjaan, dan keterampilan dalam pengelolaan teknologi dan informasi. Nilai efektivitas berkenaan dengan pentingnya lembaga pengelola web, yang memiliki rencana pengelolaan dengan target kerja yang terukur, melakukan proses penerapan perencanaan, melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa kegiatan mengarah pada pencapaian target dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Melakukan evaluasi terhadap hasil pencarian adalah penting untuk memastikan bahwa informasi yang didapat benar dan berasal dari sumber yang terpercaya. Jika informasi yang digunakan tidak benar,


(14)

maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga dan itu akan membawa kepada masalah penyebaran informasi yang salah.

Pengertian evaluasi yang disampaikan oleh Arikunto dan Cepi (2008, 2), bahwa:

“Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan”.

Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan atau membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis. Jadi dapat disimpulkan evaluasi situs web adalah kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap sebuah situs web berdasarkan kriteria atau standar tertentu guna mengetahui mutu atau kualitas dari situs web tersebut. evaluasi dilakukan dengan mengunjungi situs web tersebut. Observasi setiap parameter berdasrkan kriteria penilaian. Penilaian diberikan terhadap setiap parameter sesuai dengan karakteristik parameter. Penilaian situs web diberikan dengan pemeriksaan kriteria penilaian yang terpenuhi.

2.3.1 Tujuan Evaluasi Situs Web

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2006, 13), tujuan evaluasi dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara


(15)

keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.

Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat kemudahan pengguna perpustakaan dalam mempelajari website ketika pertama kali menggunakan website. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kecepatan pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan, tingkat kemudahan, lama waktu digunakan, berapa jumlah kesalahan, dan bagaimana cara pengguna memperbaiki kesalahan. Serta mengukur tingkat kepuasan pengguna perpustakaan.

Tujuan akhir evaluasi situs adalah untuk kepuasan pengguna. Dengan terpenuhinya kebutuhan informasi pengguna yang didapat dalam suatu situs web dan pengguna perpustakaan mendapatkan kepuasan dalam mengakses informasi, hal ini tentu akan membawa mereka kembali untuk mengunjungi situs tersebut. Ini memberi kesan yang baik kepada pengelola situs yang bersangkutan serta menunjukkan bahwa tujuan pengelola untuk membuat situs tersebut telah tercapai. Untuk mengetahui sejauh mana situs web digunakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi dapat dilakukan melalui analisis teknik pendekatan yang berpusat pada pengguna yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tujuan mereka menggunakan situs, frekuensi kunjungan mereka pada situs, relevansi atau keakuratan informasi pada situs, pola pemanfaatan situs, evaluasi situs, dan lain-lain.

2.4 Perpusatakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada pada lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi atau sekolah tinggi lainnya


(16)

(Sutarno, 2004). Pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk melaksanakan tugasnya itu, perpustakaan perguruan tinggi memilih, mengolah, mengoleksi, merawat, dan melayankan koleksi yang dimilikinya kepada para warga lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

Proses pendidikan diperguruan tinggi tidak terlepas dari kegiatan penelitian dan pengembangan. Sehingga perpustakaan perguruan tinggi sering dikatakan “jantungnya” universitas. Abdul Rahman (1995, 23) berpendapat bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah “Perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi atau pendidikan tinggi lainnya, yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi”.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi maupun perpustakaan maupun perpustakaan sekolah tinggi (Sharial-Pamanjuntak, 2000, 4). Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perangkat kelengkapan dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Setiap perguruan tinggi harus dimiliki perpustakaan yang menunjang penyelengaraan tri dharma perguruan tinggi.


(17)

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang bekerjasama dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utamanya membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya.

Sutarno (2003,4) menjelaskan Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan yang sederajat dan yang berfungsi mancapai tri dharma perguruan tinggi, sedangkan penggunaanya adalah seluruh sivitas akademika.

Bedasarkan pendapat di atas, perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi atau sederajat untuk membantu pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

2.4.1 Tujuan perpustakaan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai suatu organisasi yang berada di bawah naungan institusi induknya pasti memiliki tujuan sendiri. Secara umum, tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 52), adapun yang menjadi tujuan perpustakaan tinggi didirikan adalah:

1. Memenuhi kebutuhan informasi masyarakat pengguna perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa.

2. Menyediakan bahan pustaka (rujukan) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarajana dan pengajar

3. Menyediakan ruang pelajar bagi pemakai perpustakaan


(18)

5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.

Sebagai bagian integral dari perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi diselengarakan untuk menunjang pelaksanaan perguruan tinggi sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi.

1. Dharma pertama yaitu pendidikan, dilaksanakan dengan cara mangumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Dharma kedua yaitu penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti.

3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselanggarakan malalui kegiatan pengumpulan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat.

Fungsi utama perguruan tinggi adalah menunjang tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam usaha melaksanakan tri dharma perguruan tinggi maka perpustakaan harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 3) fungsi perpustakaan adalah:

a). Sebagai sarana simpan karya manusia

b). Sebagai sumber informasi (fungsi informasi) c). Sebagai sarana rekreasi (fungsi rekreasi) d). Sebagai sarana pendidikan (fungsi pendidikan)

e). Sebagai sarana pengembangan kebudayaan (fungsi kultural) .

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai sebagai sumber belajar para sivitas akademika untuk mendukkung kegiatan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar, materi pendukung


(19)

pelaksanaan evaluasi pembelajaran, riset penelitian, sarana pengembangan kreatifitas, serta sarana untuk menyimpan dan membulikasikan seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh sivitas perguruan tinggi.


(1)

maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga dan itu akan membawa kepada masalah penyebaran informasi yang salah.

Pengertian evaluasi yang disampaikan oleh Arikunto dan Cepi (2008, 2), bahwa:

“Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan”.

Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan atau membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis. Jadi dapat disimpulkan evaluasi situs web adalah kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap sebuah situs web berdasarkan kriteria atau standar tertentu guna mengetahui mutu atau kualitas dari situs web tersebut. evaluasi dilakukan dengan mengunjungi situs web tersebut. Observasi setiap parameter berdasrkan kriteria penilaian. Penilaian diberikan terhadap setiap parameter sesuai dengan karakteristik parameter. Penilaian situs web diberikan dengan pemeriksaan kriteria penilaian yang terpenuhi.

2.3.1 Tujuan Evaluasi Situs Web

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2006, 13), tujuan evaluasi dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara


(2)

keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.

Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat kemudahan pengguna perpustakaan dalam mempelajari website ketika pertama kali menggunakan website. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kecepatan pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan, tingkat kemudahan, lama waktu digunakan, berapa jumlah kesalahan, dan bagaimana cara pengguna memperbaiki kesalahan. Serta mengukur tingkat kepuasan pengguna perpustakaan.

Tujuan akhir evaluasi situs adalah untuk kepuasan pengguna. Dengan terpenuhinya kebutuhan informasi pengguna yang didapat dalam suatu situs web dan pengguna perpustakaan mendapatkan kepuasan dalam mengakses informasi, hal ini tentu akan membawa mereka kembali untuk mengunjungi situs tersebut. Ini memberi kesan yang baik kepada pengelola situs yang bersangkutan serta menunjukkan bahwa tujuan pengelola untuk membuat situs tersebut telah tercapai. Untuk mengetahui sejauh mana situs web digunakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi dapat dilakukan melalui analisis teknik pendekatan yang berpusat pada pengguna yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tujuan mereka menggunakan situs, frekuensi kunjungan mereka pada situs, relevansi atau keakuratan informasi pada situs, pola pemanfaatan situs, evaluasi situs, dan lain-lain.

2.4 Perpusatakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada pada lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi atau sekolah tinggi lainnya


(3)

(Sutarno, 2004). Pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk melaksanakan tugasnya itu, perpustakaan perguruan tinggi memilih, mengolah, mengoleksi, merawat, dan melayankan koleksi yang dimilikinya kepada para warga lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

Proses pendidikan diperguruan tinggi tidak terlepas dari kegiatan penelitian dan pengembangan. Sehingga perpustakaan perguruan tinggi sering dikatakan “jantungnya” universitas. Abdul Rahman (1995, 23) berpendapat bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah “Perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi atau pendidikan tinggi lainnya, yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi”.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi maupun perpustakaan maupun perpustakaan sekolah tinggi (Sharial-Pamanjuntak, 2000, 4). Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perangkat kelengkapan dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Setiap perguruan tinggi harus dimiliki perpustakaan yang menunjang penyelengaraan tri dharma perguruan tinggi.


(4)

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang bekerjasama dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utamanya membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya.

Sutarno (2003,4) menjelaskan Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan yang sederajat dan yang berfungsi mancapai tri dharma perguruan tinggi, sedangkan penggunaanya adalah seluruh sivitas akademika.

Bedasarkan pendapat di atas, perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi atau sederajat untuk membantu pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

2.4.1 Tujuan perpustakaan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai suatu organisasi yang berada di bawah naungan institusi induknya pasti memiliki tujuan sendiri. Secara umum, tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 52), adapun yang menjadi tujuan perpustakaan tinggi didirikan adalah:

1. Memenuhi kebutuhan informasi masyarakat pengguna perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa.

2. Menyediakan bahan pustaka (rujukan) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarajana dan pengajar

3. Menyediakan ruang pelajar bagi pemakai perpustakaan


(5)

5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.

Sebagai bagian integral dari perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi diselengarakan untuk menunjang pelaksanaan perguruan tinggi sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi.

1. Dharma pertama yaitu pendidikan, dilaksanakan dengan cara mangumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Dharma kedua yaitu penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti.

3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselanggarakan malalui kegiatan pengumpulan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat.

Fungsi utama perguruan tinggi adalah menunjang tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam usaha melaksanakan tri dharma perguruan tinggi maka perpustakaan harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 3) fungsi perpustakaan adalah:

a). Sebagai sarana simpan karya manusia

b). Sebagai sumber informasi (fungsi informasi) c). Sebagai sarana rekreasi (fungsi rekreasi) d). Sebagai sarana pendidikan (fungsi pendidikan)

e). Sebagai sarana pengembangan kebudayaan (fungsi kultural) .

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai sebagai sumber belajar para sivitas akademika untuk mendukkung kegiatan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar, materi pendukung


(6)

pelaksanaan evaluasi pembelajaran, riset penelitian, sarana pengembangan kreatifitas, serta sarana untuk menyimpan dan membulikasikan seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh sivitas perguruan tinggi.