RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019 | Kabupaten Kerinci 9. BAB 3

(1)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 1

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DAN KERANGKA PENDANAAN

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

Pelaksanaan otonomi daerah yang disertai dengan performance budget sebagai paradigma baru pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya merupakan suatu sistem penyusunan dan pengelolaan anggaran yang berorientasi pada hasil atau kinerja. Performance budget menjadikan kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan dan secara operasional harus mencerminkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, yang berorientasi kepada kepentingan publik yang dilandasi oleh prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan value for money.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Kerinci telah disusun dengan pendekatan kinerja yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara optimal, dengan memperhatikan keseimbangan antara

pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan dan pelayanan masyarakat. Dengan demikian

pengelolaan keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab sesuai dengan azas kepatutan dan rasa keadilan.

Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), sehingga dibutuhkan evaluasi kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya guna memprediksi perencanaan anggaran untuk periode selanjutnya.

3.1.1. Pendapatan Daerah

Pasal 5 Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangang Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta pasal 285 Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa pendapatan daerah terdiri dari :

a. Pendapatan asli daerah yang meliputi : (1) pajak daerah; (2) retribusi daerah; (3) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan (4) lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

b. Pendapatan transfer / dana perimbangan; dan c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Untuk melihat rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Kerinci dari tahun 2012 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :


(2)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 2 Tabel 3.1

Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2012 s.d 2015

No. Uraian

2012 2013 2014 2015 Rata-rata

Pertumbuhan (%)

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

1 PENDAPATAN 712,495,833,520.00 801,644,690,794.52 869,305,112,019.91 973,570,323,578.95 10.98 1.1. Pendapatan Asli

Daerah 31,916,549,262.00 36,444,631,039.32 55,550,777,965.91 70,462,409,628.95 31.15 1.1.1. Pajak daerah 6,163,363,978.00 5,897,981,146.14 7,884,577,619.03 8,263,559,533.15 11.39 1.1.2. Retribusi daerah 3,163,056,904.00 4,253,425,473.00 2,468,029,581.00 3,435,676,905.00 10.57

1.1.3.

Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

3,127,570,558.00 4,786,894,192.93 6,542,202,465.00 6,453,692,967.41 29.46

1.1.4. Lain-lain PAD yang

sah 19,462,557,822.00 21,506,330,227.25 38,655,968,300.88 52,309,480,223.39 41.85 1.2. Dana Perimbangan 588,567,045,360.00 649,753,014,343.00 673,545,200,956.00 657,794,535,662.00 3.91 1.2.1.

Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak

89,415,717,360.00 87,757,391,343.00 77,693,635,956.00 45,549,848,662.00 (18.23) 1.2.2. Dana alokasi umum 442,627,808,000.00 501,185,353,000.00 545,365,585,000.00 550,843,627,000.00 7.68 1.2.3. Dana alokasi khusus 56,523,520,000.00 60,810,270,000.00 50,485,980,000.00 61,401,060,000.00 4.08

1.2.4 Dana bagi hasil cukai 0 0 0 0 0

1.3. Lain-Lain Pendapatan

Daerah yang Sah 92,012,238,898.00 115,447,045,412.20 140,209,133,098.00 245,313,378,288.00 40.63

1.3.1 Hibah 0 0 0 0 0

1.3.2 Dana darurat 0 0 0 0 0

1.3.3

Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

24,740,283,418.00 24,489,990,000.00 36,781,564,028.00 34,029,711,288.00 13.90

1.3.4 Dana penyesuaian dan

otonomi khusus 58,380,474,000.00 78,244,689,000.00 81,343,532,000.00 195,283,667,000.00 59.35

1.3.5

Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

8,891,481,480.00 0 0 0 0

1.3.6 Bantuan Keuangan

Lainnya 0.00 12,712,366,412.20 22,084,037,070.00 16,000,000,000.00 (9.18)

Sumber : Lap. Realisasi APBD Kab. Kerinci Tahun 2012-2015

Dari tabel 3.1 diatas diketahui bahwa sumber pendapatan yang memberikan kontribusi yang paling besar adalah berasal Dana Perimbangan. Sementara sumber penerimaan daerah yang berasal dari PAD proporsinya relatif masih kecil dibandingkan dengan Dana Perimbangan. Selama kurun waktu 2012 sampai dengan 2015, rata-rata PAD hanya memberikan kontribusi sebesar 5,66 persen, sedangkan realisasi Dana Perimbangan mencapai 77,18 persen, dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 17,16 persen per tahun. Hal ini menunjukkan, bahwa Kabupaten Kerinci selama ini dalam hal pembiayaan belanja tidak langsung dan belanja langsung masih sangat tergantung dari Pemerintah Pusat

Dari tabel diatas juga terlihat bahwa secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan pendapatan Kabupaten Kerinci dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 meningkat sebesar 10,98 persen.

Untuk lebih jelasnya perlu dilakukan analisa terhadap target dan realisasi objek pendapatan daerah baik itu pendapatan asli daerah, dana perimbangan maupun lain-lain pendapatan daerah yang sah.


(3)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 3 3.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu sumber penerimaan Kabupaten Kerinci selama kurun waktu dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 menunjukan kecenderungan penurunan dari tahun ketahun yang rata-rata turun sebesar 12,66 persen.

Tabel 3.2

Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2011 s.d 2015

Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Realisasi (%)

Perkemb angan

(%)

Bertambah / (Berkurang) 2011 31,537,153,761.39 34,924,903,017.00 110.74 14.41 3,387,749,255.61 2012 33,388,190,930.00 31,916,549,262.00 95.59 -8.61 -1,471,641,668.00 2013 40,783,693,656.00 36,444,631,039.32 89.36 14.19 -4,339,062,616.68 2014 48,986,957,919.00 55,550,777,965.91 113.40 52.43 6,563,820,046.91 2015 66,598,697,406.32 70,462,409,628.95 105.80 26.84 3,863,712,222.63

Rata-rata

pertumbuhan 44,258,938,734.54 45,859,854,182.64 102.98 19.85 1,600,915,448.09 Sumber : Lap. Realisasi APBD Kab. Kerinci Tahun 2011-2015

Dari Tabel 3.2 dapat diamati, bahwa pada tahun 2011 capaian realisasi PAD sebesar Rp.34.924.903.017,- atau 110,74 persen dari target yang telah ditetapkan. Perkembangan selanjutnya mengalami fluktuasi dan pada tahun 2015 naik menjadi Rp. 70.462.409.628,95,-dengan realisasi rata-rata selama lima tahun terakhir sebesar Rp.45.859.854.182,64 atau 102,98 persen per tahun.

Pada tahun 2012 PAD mengalami penurunan sebesar 8,61 persen. Penurunan ini disebabkan oleh penerimaan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang tidak terealisasi/tidak dimasukkan ke komponen penerimaan PAD. Disamping itu juga, diduga sebagai imbas dari pemekaran Kabupaten Kerinci, dengan dibentuknya Kota Sungai Penuh sejak tahun 2008, sebagian sumber PAD Kabupaten Kerinci, beralih ke Kota Sungai Penuh, terutama sumber PAD sektor perkotaan, seperti Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Retribusi Pasar, Retribusi Parkir, dan Retribusi IMB.

3.1.1.2. Dana Perimbangan

Sumber pendapatan utama Pemerintah Kabupaten Kerinci adalah dana perimbangan yang berasal dari Pemerintah Pusat yang dalam kurun waktu 2011 s.d 2015 rata-rata bertambah sebesar 8,13 persen.


(4)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 4 Tabel 3.3

Target dan Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Kerinci Tahun 2011 s.d 2015

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%) Perkembangan (%) Bertambah / (Berkurang) 2011 485,476,282,253.20 498,122,506,258.00 102.60 10.74 12,646,224,004.80 2012 559,436,816,328.00 588,567,045,360.00 105.21 18.16 29,130,229,032.00 2013 651,468,777,171.80 605,563,145,129.00 92.95 2.89 (45,905,632,042.80) 2014 686.336.931.769,00 673.545.200.956,00 98,14 11,23 (12.791.730.813,00) 2015 667.988.061.212,00 657.794.535.662,00 98,47 -2,34 (10.193.525.550,00)

Rata-rata pertumbuhan 610.141.373.746,80 604.718.486.673,00

99,48 8,13

(5.422.887.073,80) Sumber : Lap. Realisasi APBD Kab. Kerinci Tahun 2010-2015

Tabel 3.3. menunjukkan bahwa pada tahun 2011 realisasi dana perimbangan sebesar Rp.498.122.506.258,- dan pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp.657.794.535.662,- dengan rata-rata realisasi capaian target sebesar 99,48 persen per tahun Adanya pencapaian realisasi yang melampaui target disebabkan adanya ketidakpastian besaran Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Bagi Hasil Bukan Pajak pada (BHP/BHBP) pada saat penyusunan APBD.

3.1.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang belum tergarap secara maksimal dan sangat potensial untuk dikembangkan. Indikasi kearah itu tampak bahwa (Tabel 3.4) realisasinya, kecuali tahun 2013 di atas seratus persen, dengan capaian rata-rata sebesar 103,05 persen per tahun selama kurun waktu 2011-2015. Dengan rata-rata perkembangan yang positif yaitu sebesar 17,67 persen per tahun.

Tabel 3.4

Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan daerah yang sah Kabupaten Kerinci Tahun 2011 s.d 2015

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%) Perkembangan (%) Bertambah / (Berkurang) 2011 381,017,812.00 - - - (381,017,812.00) 2012 8,891,481,480.00 8,891,481,480.00

100.00 0

- 2013 12,712,366,412.20 13,099,785,046.20

103.05 47.33

387,418,634.00 2014 22,096,185,400.00 22,084,037,070.00

99.95 68.58

(12,148,330.00) 2015 16,000,000,000.00 16,000,000,000.00

100.00 (27.55)

- Rata-rata pertumbuhan 12,016,210,220.84 12,015,060,719.24

80.60 17.67


(5)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 5

3.1.2. Belanja Daerah

Sesungguhnya belanja daerah dalam APBD diarahkan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan sesuai kewenangan, tugas dan fungsi masing-masing SKPD, sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 yang mengacu pada pelaksanaan pembangunan sesuai prioritas daerah yang disinergikan dengan program-progam pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jambi, serta dalam upaya peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat.

Sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan, bahwa belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Seiring dengan meningkatnya pendapatan daerah selama kurun waktu 2011 sampai dengan tahun 2015, sebagaimana telah diuraikan dalam tabel 3.1 di atas. Meningkatnya pendapatan daerah dimaksud, mau tidak mau telah mendorong meningkatnya belanja. Oleh karena itu, untuk memberi gambaran tentang pertumbuhan belanja dalam 4 (empat) tahun terakhir, dapat dilihat sebagaimana data yang disajikan pada tabel dibawah ini

Tabel 3.5

Realisasi Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2011 s.d 2015

Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Realisasi (%)

Bertambah / (Berkurang) 2011 693,539,329,291.00 649,338,162,600.00 93.63 (44,201,166,691.00) 2012 751,087,797,925.00 720,534,368,171.00 95.93 (30,553,429,754.00) 2013 842,956,634,820.00 796,337,130,989.66 94.47 (46,619,503,830.34) 2014 897,321,916,781.99 837,723,445,266.43 93.36 (59,598,471,515.56) 2015 1,041,825,614,167.93 917,987,295,512.29 88.11 (123,838,318,655.64)

Sumber data : Lap Realisasi APBD Kab. Kerinci Tahun 2010-2015.

Dari data yang tersaji pada tabel 3.5 menunjukkan bahwa, total belanja daerah selama kurun waktu empat tahun terkahir mengalami peningkatan, namun realisasi selalu lebih kecil dari target yang ditetapkan. Kenaikan belanja daerah setiap tahunnya disebabkan antara lain adanya kebutuhan untuk memenuhi belanja pegawai yang setiap tahunannya mengalami peningkatan. Selanjutnya kebutuhan yang mengalami kenaikan setiap tahunnya adalah belanja untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur sarana dan prasarana pelayanan dasar bagi masyarakat. Pertumbuhan belanja daerah secara lebih rinci, dapat dilihat sebagaimana gambar 3.1 dibawah ini.


(6)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 6 Gambar 3.1.

Realisasi Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2015

Dari sajian data yang ada pada gambar 3.1 terlihat, bahwa realisasi pertumbuhan belanja daerah selama 5 (empat) tahun terakhir walaupun secara agregat mengalami kenaikan, namun jika dibandingkan dengan alokasi pagu anggaran yang disediakan, terdapat selisih lebih, yaitu dalam tahun 2011 terdapat selisih lebih sebesar Rp. 44.201.166.691,-, tahun 2012 terdapat selisih lebih sebesar Rp.30.553.429.754,- dalam tahun 2013 terdapat selisih lebih sebesar Rp. 46.619.503.830,34,- dalam tahun 2014 terdapat selisih lebih besar Rp. 59.598.471.515,56 dan dalam tahun 2015 terdapat selisih lebih sebesar Rp. 123.838.318.655,64 dengan prosentase lebih tahun 2011 sebesar 6,37 %, tahun 2012 sebesar 4,07 %, tahun 2013 sebesar 5.53 % , tahun 2014 sebesar 6.64 % dan pada tahun 2015 sebesar 11,89 %.

3.1.3. Neraca Daerah.

Neraca daerah adalah data dan informasi tentang gambaran berbagai hal tentang Aset (aset lancar, aset tetap dan aset lainnya), Kewajiban (jangka pendek) dan Ekuitas (ekuitas dana lancar dan ekuitas dana investasi) suatu pemerintah daerah. Oleh karena itu, penyusunan neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan.

Sejalan dengan amanat yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntasi

693.539.329,00

751.087.797,00

842.956.634,00

897.321.916,00 1.041.825.614,00

649.338.162,00

720.534.368,00

796.337.130,00 837.723.445,00 917.987.295,00

0,00 200.000.000,00 400.000.000,00 600.000.000,00 800.000.000,00 1.000.000.000,00 1.200.000.000,00

2011 2012 2013 2014 2015


(7)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 7 Pemerintah, neraca daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh setiappemerintah daerah. Laporan keuangan dimaksud sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif.

Perkembangan neraca daerah, khususnya tentang perkembangan aset lancar Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam 5 (lima) tahun terakhir mengalami pasang surut.Jika dalam tahun 2011 total aset lancar sebesar Rp. 97.055.478.307,28. maka dalam tahun 2012 mengalami penurunan menjadi Rp.91.845.307.562,05. Tahun 2013 mengalami

pertumbuhan kembali, sehingga total aset lancar

Rp. 96.104.386.988,41. Sedangkan dalam tahun 2014 mencapai Rp. 124.414.761.561,43. Demikian pula pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan lagi hingga menjadi Rp. 149.056.157.228,28. Hal ini memberikan indikasi, bahwa Kabupaten Kerinci memiliki potensi yang cukup menjanjikan jika dikelola secara efektif dan efesien dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Sementara itu, dari sisi kewajiban jangka pendek dengan berbagai pihak dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir mengalami pertumbuhan. Tahun 2011 kewajiban dengan pihak ketiga masih sebesar Rp. 639.201.985,75, maka dalam tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan hingga menjadi Rp. 3.132.629.420,00. Pada tahun 2013 kewajiban kepada pihak ketiga meningkat lagi sehingga menjadi Rp. 6.212.572.277,02. Tahun 2014 mengalami kenaikan kembali hingga menjadi Rp. 8.121.632.366,97 dan dalam tahun 2015 mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga mencapai Rp. 18.802.405.631,69,- Perkembangan kenaikan kewajiban kepada pihak ketiga yang terus terjadi sepanjang kurun waktu dimaksud memberikan gambaran dan memiliki bermakna, bahwa manajemen pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Kerinci semakin profesional, karena didalam pengelolaannya telah menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah yang semakin modern.

Dengan demikian, penyelenggaraan pembangunan daerah diera otonomi daerah dapat dilaksanakan semakin mandiri sesuai aspirasi masyarakat. Gerak dinamika ini tentunya memberi dampak positif pada berkembangnya berbagai aktivitas pemerintahan, kemasyarakatan dan tentunya dunia usaha dalam rangka mendorong terwujudnya kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kerinci khususnya, dan umumnya masyarakat di Provinsi Jambi dalam upaya mengejar ketertinggalan pembangunan di bandingkan dengan masyarakat di kabupaten/kota lainnya se Provinsi Jambi.

Hal positif inilah yang mendorong berkembangnya berbagai aktivitas perekonomian masyarakat dan kalangan dunia usaha, terutama kalangan usaha keatas, baik secara individu maupun kelompok. Perkembangan pertumbuhan perekonomian dimaksud, tentunya memberikan dampak ganda terhadap kesejahteraan masyarakat, lapangan kerja dan menekan angka kriminalitas, sehingga


(8)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 8 menumbuhkan kekuatan potensi daya saing daerah yang semakin positif.

Rincian data dan informasi tentang pertumbuhan neraca daerah Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam kurun waktu tahun 2009 – 2013, dapat disajikan sebagaimana terlihat pada tabel 3.6 dibawah ini.


(9)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 9 Tabel 3.6

Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2011 s.d 2015

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7

1 ASET

2 ASET LANCAR

3 Kas di Kas Daerah 61.053.933.579,18 47.515.109.179,11 42.972.823.603,15 61.379.446.220,01 113.888.627.479,28

4 Kas di Bendahara Penerimaan 43.460.173,00 23.551.800,00 - - -

5 Kas di Bendahara Pengeluaran 612.837.412,00 208.527.779,00 38.998.463,00 - 149.520.024,00

6 Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 14.053.214,00 44.185.983,00 2.489.155.163,00 3.297.372.390,60 237.353.734,74

7 Kas Di Badan Layanan Umum Daerah 2.376.663.252,57 2.509.167.632,18 1.208.028.279,02 6.345.070.878,64 1.326.598.429,99

8 Kas di Hibah Masyarakat 382.223.358,00 386.313.690,00 - - -

9 Investasi Jangka Pendek - - - - -

10 Piutang Pajak 6.424.800,00 559.850.750,00 560.639.499,50 2.230.543.684,00 4.032.990.324,77

11 Piutang Retribusi 149.640.000,00 174.525.950,00 242.052.750,00 242.828.000,00 258.085.000,00

12 Piutang Lainnya 25.854.644.285,11 32.323.091.905,33 39.180.580.600,56 40.157.600.021,00 27.102.818.574,25

13 Persediaan 6.561.598.233,42 8.100.982.893,43 9.412.108.630,18 10.761.900.367,18 5.393.482.916,44

14 JUMLAH ASET LANCAR (3 s.d 13) 97.055.478.307,28 91.845.307.562,05 96.104.386.988,41 124.414.761.561,43 149.056.157.228,28

15 INVESTASI JANGKA PANJANG

16 Investasi Non Permanen 4.257.070.033,34 1.818.775.799,67 1.751.061.053,06 1.203.024.067,55 2.849.336.498,23

17 Investasi Permanen 31.089.537.299,11 50.656.963.130,75 67.264.106.716,96 83.574.567.143,22 87.988.251.897,46

18 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG (16

s.d 17) 35.346.607.332,45 52.475.738.930,42 69.015.167.770,02 84.777.591.210,77 90.837.588.395,69

19 ASET TETAP

20 Tanah 128.796.735.764,00 129.866.224.798,00 115.810.074.978,00 107.200.732.273,00 109.542.920.780,00

21 Peralatan dan Mesin 232.112.151.406,76 251.471.096.367,76 265.014.465.895,76 246.880.076.086,04 260.196.060.130,77

22 Gedung dan Bangunan 424.575.841.091,03 462.891.341.097,03 473.292.759.543,03 490.052.995.056,49 519.041.014.682,51

23 Jalan Irigasi dan Jaringan 426.725.459.291,90 545.407.390.913,90 602.112.520.000,90 713.943.991.995,00 790.603.388.180,00

24 Aset Tetap Lainnya 22.147.269.810,00 22.305.809.387,00 22.409.960.237,00 15.247.468.257,34 15.968.821.257,34

25 Konstruksi dalam Pengerjaan - 11.829.266.600,00 23.264.504.600,00 27.414.654.000,00 27.414.654.000,00

26 Akumulasi Penyusutan - -689.304.290.449,19 598.238.060.679,10

27 JUMLAH ASET TETAP (20 s.d 26) 1.234.357.457.363,69 1.423.771.129.163,69 1.501.904.285.254,69 911.435.627.218,73 1.124.528.798.351,52

28 DANA CADANGAN

29 Dana Cadangan - - -

30 JUMLAH DANA CADANGAN (29) - - -

31 ASET LAINNYA


(10)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 10

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7

33 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian

Daerah - - -

34 Kemitraan dengan Pihak Ketiga - - -

35 Aset Tidak Berwujud - 1.553.978.400,00 654.015.289,58

36 Aset Lain-lain 19.193.723.297,00 19.190.716.092,00 10.382.241.840,00 20.396.516.092,00 31.681.882.035,81

37 JUMLAH ASET LAINNYA (31 s.d 36) 30.139.518.435,89 26.877.541.508,67 14.810.097.534,44 22.698.805.242,00 6.040.864.869,06

38 JUMLAH ASET (14+18+27+29+37) 1.396.899.061.439,31 1.594.969.717.164,83 1.681.833.937.547,56 1.143.326.785.232,93 1.370.463.408.844,56

39 KEWAJIBAN

40 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

41 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 88.320.851,00 53.359.395,00 5.919.813,00 - -

42 Utang Bunga 9.700.390,75 - - - -

43 Bagian Lancar Utang Jangka panjang 6.500.000.000,00 6.500.000.000,00

44 Utang Jangka Pendek Lainnya 541.180.744,00 3.079.270.025,00 6.206.652.464,02 8.121.632.366,97 4.182.671.624,74

45 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (41

s.d 44) 639.201.985,75 3.132.629.420,00 6.212.572.277,02 8.121.632.366,97 18.802.405.631,69

46 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

47 Utang Pemerintah Kabupaten/Kota 11.500.000.000,00 11.500.000.000,00 6.500.000.000,00 - -

48 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

(45) 11.500.000.000,00 11.500.000.000,00 6.500.000.000,00 6.500.000.000,00 6.500.000.000,00

49 JUMLAH KEWAJIBAN (45+48) 12.139.201.985,75 14.632.629.420,00 12.712.572.277,02 14.621.632.366,97 25.302.405.631,69

50 EKUITAS DANA

51 EKUITAS DANA LANCAR

52 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(SILPA) 64.351.389.964,75 50.595.890.924,29 44.194.450.729,15 67.699.117.482,63 -

53 Cadangan untuk Piutang 26.010.709.085,11 33.057.468.605,33 39.983.272.850,06 42.630.971.705,00 -

54 Cadangan untuk Persediaan 6.561.598.233,42 8.100.982.893,43 9.412.108.630,18 10.761.900.367,18 -

55 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran Utang Jangka Pendek (550.881.134,75) (3.079.270.025,00) (3.698.752.848,00) 4.828.762.855,00 -

56 Pendapatan yang Ditangguhkan 43.460.173,00 37.605.744,00 735.350,00 29.902.494,65 -

57 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR (52 s.d

56) 96.416.276.321,53 88.712.678.142,05 89.891.814.711,39 116.293.129.194,46 -

58 EKUITAS DANA INVESTASI

59 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka

Panjang 35.346.607.332,45 52.475.738.930,42 69.015.167.770,02 84.777.591.210,77 -

60 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.234.357.457.363,69 1.423.771.129.163,69 1.501.904.285.254,69 911.435.627.218,73 -

61 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya


(11)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 11

NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7

62 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang Jangka Panjang (11.500.000.000,00) (11.500.000.000,00) (6.500.000.000,00) 6.500.000.000,00 -

63 JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI (59

s.d 62) 1.288.343.583.132,03 1.491.624.409.602,78 1.579.229.550.559,15 1.012.412.023.671,50 -

64 EKUITAS DANA CADANGAN

65 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - - -

66 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN (64) - - -

67 JUMLAH EKUITAS DANA (63+66) 1.384.759.859.453,56 1.580.337.087.744,83 1.669.121.365.270,54 1.128.705.152.865,96 1.345.161.003.212,87

68 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

(49+67) 1.396.899.061.439,31 1.594.969.717.164,83 1.681.833.937.547,56 1.143.326.785.232,93 1.370.463.408.844,56


(12)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 12 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan melalui suatu sistem yang terintegrasi dalam rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya mulai tahap perencanaan, pengendalian, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan, evaluasi sampai pada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK). Terkait dengan hal tersebut, maka data yang dianalisis dan disajikan sebagai informasi awal dalam menjelaskan tentang kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu adalah data APBD yang telah diaudit oleh BPK.

Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah disusun, disesuaikan dengan RPJMD Pemerintah Kabupaten Kerinci, demikian juga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun berdasarkan prinsip dasar pengelolaan Keuangan Daerah yang berorientasi pada anggaran berbasis kinerja yaitu suatu pendekatan penganggaran yang mengutamakan keluaran atau hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan secara terukur, efisiensi dan efektif, serta transparansi dan akuntabilitas baik dari sisi Pendapatan Daerah, Belanja Daerah maupun Pembiayaan Daerah dalam kerangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah sesuai ketentuan Pasal 27 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja dan dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

Sedangkan belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat tersebut diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam


(13)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 13 bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang diklasifikasikan menurut urusan wajib dan urusan pilihan.

Sedangkan klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri dari : pelayanan umum, ketertiban dan ketentraman, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan dan perlindungan sosial. Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan organisasi pada masing-masing pemerintah daerah danKlasifikasi belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Belanja menurut kelompok belanja, terdiri atas:

1.Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari: Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan, Belanja Tidak Terduga; dan

2.Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang dianggarkan pada belanja SKPD yang terdiri dari : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal.

Selanjutnya dalam Tabel 3.7 dibawah ini disajikan data dan informasi tentang belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kabupaten Kerinci dalam kurun waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.

Tabel 3.7

Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Kerinci Tahun 2013-2015

No Uraian Tahun 2013 (Rp.)

Tahun 2014 (Rp.)

Tahun 2015 (Rp.)

A Belanja Operrasi 559.733.731.093,61 595.923.657.675,00 645.695.936.448,24

1 Belanja Pegawai 403.798.607.296,00 436.839.233.307,00 459.878.370.384,00

2 Belanja Barang 118.879.554.212,91 134.086.043.532,00 173.338.570.764,24

3 Bunga 0,00 0,00 0,00

4 Subsidi 0,00 0,00 0,00

5 Hibah 33.458.069.584,70 19.892.728.336,00 7.987.995.300,00

6 Bantuan Sosial 3.597.500.000,00 5.105.650.000,00 4.491.000.000,00

B Belanja Modal 199.891.340.239,00 201.494.580.769,00 177.166.546.221,00

1 Belanja Tanah 404.116.000,00 418.516.190,00 1.766.422.057,00

2 Belanja Peralatan dan Mesin 19.968.662.106,00- 23.819.494.059,00 35.318.400.609,00 3 Belanja Gedung dan

Bangunan 65.631.854.024,00 53..925.336.944,00 41.122.409.201,00

4 Belanja Jalan, Irigasi dan

Jaringan 113.085.890.317,00 122.251.857.367,00 97.646.566.028,00

5 Belanja Aset Tetap Lainnya 800.817.792,00 960.647.809,00 1.312.748.326,00

6 Belanja Aset Lainnya 0,00 118,728.400,00 0,00


(14)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 14 Dari sajian data dan informasi yang dituangkan dalam tabel 3.7 diatas menunjukkan, bahwa selama kurun waktu 3 (empat) tahun terakhir yaitu tahun 2013, 2014, dan tahun 2015 besaran belanja daerah dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhan aparatur setiap tahunnya mengalami kenaikan. Kenaikan belanja dimaksud dapat dilihat pada data sebagai berikut. Jika pada tahun 2013 besaranya Rp. 559.733.731.093,61, maka dalam tahun 2014 tumbuh menjadi Rp. 595.923.657.675,00, dan sedangkan dalam tahun 2015 tumbuh hingga mencapai Rp. 645.695.936.448,24.

Kenaikan total besaran belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dimaksud, disebabkan antara lain (i) peningkatan belanja gaji dan tunjangan pegawai karena adanya penambahan pegawai baru dan pembayaran tunjangan jabatan terkait dengan adanya penyesuaian tunjangan jabatan pada beberapa pejabat di Pemerintah Kabupaten Kerinci; (ii) adanya peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung kinerja aparatur; (iii) adanya peningktan belanja untuk peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur: dan (iv) terjadi peningkatan pemenuhan kebutuhan belanja untuk kepentingan pelayanan publik yakni belanja dipergunakan untuk pembangunan menampakkan peningkatan dan terjadi penurunan untuk pemenuhan kebutuhan belanja pegawai/ aparatur, hal ini disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah pusat dalam penerimaan pegawai baru dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kerinci.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis terhadap kebutuhan belanja aparatur untuk 3 (tiga) tahun terakhir, telah diperoleh data tentang realisasi proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur Pemerintah Kabupaten Kerinci, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.8

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Kerinci Tahun 2013 s.d 2015

No Uraian

Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan

aparatur

Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan

Pengeluaran) Prosentase

(Rp) (Rp)

(a) (b) (a) / (b) x 100%

1 Tahun 2013

559,733,731,093.61

808,046,130,989.66 69.27

2 Tahun 2014

595,923,657,675.00

845,800,445,266.43 70.46

3 Tahun 2015

645,695,936,448.24

918,779,035,478.31 70.28

3.2.2. Analisis Pembiayaan.

Salah satu sumber pendanaan untuk memenuhi belanja pembangunan yang telah ditetapkan dapat berasal dari berbagai sumber, diantaranya dapat berasal dari SiLPA tahun-tahun sebelumnya. Data dan informasi pada tabel dibawah ini adalah perkembangan SiLPA selama 3 (tiga) tahun terakhir di Kabupaten Kerinci.


(15)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 15 Tabel 3.9

Defisit Riil Anggaran Kabupaten Kerinci Tahun 2013 s.d. 2015

NO Uraian

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

(Rp.) (Rp) (Rp)

1 Realisasi Pendapatan

Daerah 801.644.690.794,52 869.305.112.019,91 973.570.323.578,5

2 Realisasi Belanja Daerah 796,337,130,989.66 837,723,445,266.43 917,987,295,512.29

3 Pengeluaran Pembiayaan

Daerah 11,709,000,000.00 8,077,000,000.00 7,917,399,616.02

Defisit riil 5.307.559.804,86 31.581.666.753,48 55.583.028.066,66

Sumber Data : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2013-2015.

Dari tampilan data dan informasi yang tersaji pada tabel 3.9 menunjukan pergerakan yang surplus. Jika dalam tahun 2013 surplus sebesar Rp. 5.307.559.804,86, maka pada tahun 2013 meningkat menjadi sebesar Rp. 31.581.666.753,48, dan pada tahun 2015 mengalami surplus yang sebesar Rp. 55.583.028.066,66.

Dari sajian data dan informasi sebagaimana ditampilkan pada tabel 3.6 diatas, selanjutnya pada tabel 3.7 dibawah ini disajikan data dan informasi tentang komposisi penutup defisit riil anggaran Kabupaten Kerinci Tahun 2013-2015.

Tabel 3.10

Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Kerinci Tahun 2013 s.d 2015

No. Uraian Proporsi dari total defisit riil

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1.

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya

44.194.450.729,15 67.699.117.482,63 115.364.745.933,27

2. Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00

3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

0,00 0,00 0,00

4. Penerimaan Pinjaman Daerah

0,00 0,00 0,00

5.

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

0,00 0,00 0,00

6. Penerimaan Piutang Daerah

0,00 0,00 0,00

Jumlah

Sumber data : APBD Kab. Kerinci Tahun 2013-2015.

Dari sajian data dan informasi sebagaimana yang terlihat dalam Tabel 3.10 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa besaran Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Kerinci Tahun 2013-2015, yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp. 44.194.450.729,15, tahun 2014 sebesar Rp. 67.699.117.482,63, dan dalam tahun 2015 sebesar Rp. 115.364.745.933,27. Sedangkan data dan informasi tentang

realisasi sisa lebih perhitungan anggaran dalam 5 (lima) tahun yang lalu sebagaimana terlihat pada data dan informasi dalam tabel dibawah ini.


(16)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 16 Tabel 3.11

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Kerinci Tahun 2013 s.d 2015

No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014

(Rp.)

Tahun 2015 (Rp.)

1. Jumlah SiLPA 44.194.450.729,15 67.699.117.482,63 115.364.745.933,27

2. Pelampauan penerimaan PAD 44.194.450.729,15 67.699.117.482,63 115.364.745.933,27 3. Pelampauan penerimaan dana

perimbangan - - -

4.

Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah

- - -

5. Sisa penghematan belanja atau

akibat lainnya - - -

6.

Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan

- - -

7. Kegiatan lanjutan - - -

8. Sisa penghematan pembiayaan

Netto 38.886.890.924,29 36.117.450.792,15 59.781.717.866,61

Sumber data : Lap. Realisasi APBD Kab. Kerinci Tahun 2013-2015.

Data dan informasi yang tersaji dalam Tabel 3.11 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Kerinci Tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat diuraikan, bahwa realisasi SiLPA dalam tahun 2013 sebesar Rp. 44.194.450.729,15, realisasi SiLPA dalam tahun 2014 sebesar Rp. 67.699.117.482,63, dan realisasi SiLPA dalam tahun 2015 sebesar Rp.115.364.745.933,27. Data realisasi SiLPA sebagaimana tersebut diatas, memberikan informasi bahwa sesungguhnya dinamika pembangunan yang dilaksanakan selama ini berkembang sangat dinamis pada satu sisi. Sementara pada sisi lain, ada keterlibatan para pemangku kepentingan yang demikian antusias. Hal ini ditandai dengan beragamnya program-program yang muncul dan perlu mendapatkan dukungan pendanaan baik dari APBD Kabupaten Kerinci, APBD Provinsi maupun dukungan dana masyarakat.

3.3. Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah Kabupaten Kerinci dalam 5 (lima) tahun ke depan mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

Kapasitas riil keuangan daerah dimaksud merupakan

penerimaan/pendapatan daerah setelah dikurangi dengan berbagai belanja, yaitu belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dan belanja pengeluaran untuk pembiayaan yang bersifat wajib, mengikat, dan prioritas utama lainnya.

Sebelum dialokasikan ke berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran masing-masing sumber penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang memperhatikan, antara lain:

a) Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada program atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan dimana retribusi pajak tersebut dipungut;


(17)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 17 b) Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang

dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan, sehingga menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas daerah;

c) Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai dan operasional rutin Pemerintahan Kabupaten Kerinci; d) Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan

tujuan dimana dana tersebut dialokasikan; dan

e) Penerimaan dana bagi hasil dialokasikan secara memadai untuk perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil didapat.

3.3.1. Analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama

Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci, seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya. Sedangkan belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Kabupaten Kerinci yaitu untuk belanja bidang/urusan pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya.

Terkait dengan penjelasan tersebut diatas, dibawah ini disajikan data dan informasi tentang Belanja Periodik, wajib dan mengikat serta prioritas utamadimaksud Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk jangka 5 (lima) tahun kedepan.

Tabel 3.12

Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Kerinci 2015 s.d 2019

No Uraian Tahun 2015 (Rp.)

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.) A Belanja Tidak

Langsung 441.964.223.197,19 501.010.643.416,34 567.945.665.376,76 643.823.206.271,09 729.837.986.628,91

1 Belanja Gaji dan

Tunjangan 438.081.163.139,06 496.608.806.534,44 562.955.743.087,44 638.166.630.363,92 723.425.692.180,54

2

Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta

Operasional KDH/WKDH

2.292.959.674,95 2.599.299.087,52 2.946.565.445,61 3.340.226.589,15 3.786.480.861,46

3 Belanja Bunga 274.169.661,16 310.798.727,89 352.321.437,94 399.391.582,05 452.750.297,41

4 Belanja bagi hasil - - - - -

5 Belanja Subsidi 1.315.930.722,03 1.491.739.066,49 1.691.035.405,77 1.916.957.735,98 2.173.063.289,51

B Belanja Langsung 31.917.491.302,56 36.181.668.140,59 41.015.539.004,17 46.495.215.015,13 52.706.975.741,15

1

Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.

12.945.636.038,55 14.675.173.013,30 16.635.776.127,88 18.858.315.818,56 21.377.786.811,93

2 Belanja Beasiswa

Pendidikan PNS 516.641.083,88 585.664.332,68 663.909.087,53 752.607.341,63 853.155.682,47 3

Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan kantor seperti


(18)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 18

No Uraian Tahun 2015 (Rp.)

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.)

listrik, air, telepon dan sejenisnya)

4

Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

1.167.913.290,51 1.323.946.506,13 1.500.825.759,35 1.701.336.080,79 1.928.634.581,19

5

Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor ( yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

185.735.836,48 210.550.144,24 238.679.643,51 270.567.243,88 306.715.027,66

C Pembiayaan

Pengeluaran - - - - -

1 Pembentukan Dana

Cadangan - - - - -

2 Pembayaran pokok

utang - - - - -

TOTAL (A+B+C) 473.881.714.499,75 537.192.311.556,92 608.961.204.380,93 690.318.421.286,22 782.544.962.370,06

3.3.2. Proyeksi Kerangka Pendanaan Berdasarkan Data Masa Lalu

Berpedoman pada prinsip perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, maka kebijakan penetapan besaran pagubelanja daerah dirumuskan dan disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari setiap program yang direncanakan, dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan dan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program. Oleh karena itu, mempertimbangkan keterbatasan anggaran yang tersedia setiap tahun, diharapkan program-program yang dibiayai akan memberi dampak posistif dan daya ungkit yang siginifikan dalam memecahkan berbagai permasalahan pembangunan di Kabupaten Kerinci dalam 5 (lima) tahun kedepan.

Terkait dengan hal terebut diatas, maka untuk mendukung analisis terhadap proyeksi pendapatan, proyeksi belanja dan proyeksi pembiayaan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan perlu dilakukan analisis terhadap pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam 5 (lima) tahun yang lalu. Analisis ini sangat penting dalam upaya untuk mendapatkan gambaran tentang besaran anggaran belanja dan pembiayaan yang telah disediakan untuk periode dimaksud serta langkah-langkah kebijakan yang telah dirumuskan untuk mencapainya, termasuk dukungan terhadap pencapaian targetsasaran prioritas nasional dan program prioritas provinsi.

Rumusan kebijakan belanja daerah,ditetapkan

melaluipendekatan belanja proporsional, efisien, efektif, transparan, akuntabeldandilaksanakan dengan berpedoman pada anggaran berbasis kinerjaserta berdasarkan kepada agenda-agenda pembangunan yang secara umum dapat dicirikan melalui:

1. Pencapaian rencana pembangunan yang tercantum RPJMD 2014-2019;

2. Mendanai kegiatan program prioritas untuk mendukung capaian target visi dan misi pemerintah Kabupaten Kerinci dan program


(19)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 19 prioritas dalam rangka pencapaian target penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai kewenangan, tugas dan fungsi setiap SKPD; 3. Pencapaian target pembangunan daerah sebagaimana telah

ditetapkan dalam dokumen RPJPDKabupaten Kerinci Tahun 2005-2025, dalam rangka pencapaian target IPM;

4. Mendanai program-program prioritas lanjutan (program-program unggulan) yang belum terlaksana pada RPJMD tahun 2009-2014; dan

5. Mendanai program-program yang bersifat strategis dalam rangka mendorong terwujudnya visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.

Rincian gambaran tentang total pendapatan, total belanja dan total pembiayaan selama 5 (lima) tahun kedepan, dapat disajikan sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 3.13

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 s.d 2019

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

I PENDAPATAN 857.546.484.595 971.708.011.083 1.102.743.546.756 1.256.592.647.860 1.413.378.817.466 1. Pendapatan Asli Daerah 46.330.275.994 77.631.193.529 94.050.386.398 107.674.394.458 135.318.112.084

a. Pajak daerah 6.070.443.200 16.896.023.475 19.193.882.668 21.804.250.711 29.769.628.808

b. Retribusi daerah 6.120.228.514 11.952.579.592 15.578.130.417 17.696.756.154 25.103.514.991

c.

Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

5.437.911.802. 16.177.467.807 18.377.603.429 20.876.957.495 26.716.223.714

d. Lain-lain PAD yang sah 28.701.692.478 32.605.122.655 40.900.769.884 47.296.430.098 53.728.744.571

2. Dana Perimbangan 696.999.476.557 757.273.355.679 818.284.427.668 926.122.205.244 1.026.874.091.036

a. Dana bagi hasil pajak

/bagi hasil bukan pajak 75.842.564.941 90.924.016.792 107.289.683.076 167.491.176.769 189.867.997.985

b. Dana alokasi umum 569.346.561.008 607.492.780.596 648.194.796.896 691.623.848.288 737.962.646.123

c. Dana alokasi khusus 51.810.350.608 58.856.558.291 62.799.947.696 67.007.544.192 99.043.446.928

d. Dana bagi hasil cukai - - - - -

3. Lain-Lain Pendapatan

Daerah yang Sah 114.216.732.044 136.803.461.875 190.408.732.690 222.796.048.158 251.186.614.346

a. Pendapatan Hibah - 2.053.254.273 12.332.496.854 14.009.716.426 15.915.037.860

b. Dana darurat 782.845.816 3.889.312.847 14.418.259.394 16.379.142.672 23.880.289.323

c.

Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

29.643.396.539 33.674.898.468 38.254.684.660 48.848.228.493 55.374.351.820

d. Dana penyesuaian dan

otonomi khusus 75.896.594.615 86.218.531.483 107.944.251.765 119.761.775.483 126.040.446.332

e.

Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

7.893.895.074 10.967.464.804 17.459.040.017 23.797.185.084 29.976.489.011

Jika mengamati data proyeksi pertumbuhan pendapatan daerah dalam 5 (lima) tahun kedepan yang terus meningkatkan, tentunya sudah dianalisis secara seksama dari berbagai aspek. Dengan demikian, ambisi untuk terus meningkatkan proyeksi pendapatan daerah tentunya harus dibarengi dengan berbagai upaya, kerja keras, kerja kerdas dan kerja bersinergitas dari seluruh jajaran birokrasi pemerintahan daerah dari tingkat yang terendah dampai yang tertinggi. Dengan meningkatkan pendapatan daerah, diharapkan akan dapat mendukung


(20)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 20 terlaksananya visi, misi dan program kerja bupati dan wakil bupati dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Optimisme peningkatan dimaksud yaitu dari Rp.857.546.484.595,- pada tahun 2015, meningkat menjadi Rp.971.708.011.083,- pada tahun 2016. Selanjutnya meningkat pada 2017 menjadi sebesar Rp.1.102.743.546.756,- dan dalam tahun 2018 pendapatan daerah Kabupaten Kerinci diproyeksi akan menjadi Rp. 1.256.592.647.860,- dan pada akhir masa periodesasi RPJMD yaitu tahun 2019, diproyeksi akan tumbuh hingga menjadi Rp. 1.413.378.817.466,-

Grafik pertumbuhan pendapatan daerah dalam 5 (lima) tahun kedepan, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada gambar 3.3 dibawah ini.

Gambar 3.2

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015-2019

Sementara itu, dari total proyeksi pendapatan daerah dalam 5 (lima) tahun anggaran sebagaimana telah disajikan pada tabel 3.10 diatas, selanjutnya akan dipergunakan untuk membiayai belanja selama 5 (lima) tahun kedepan baik untuk belanja tidak langsung, maupun belanja langsung. Data belanja tidak langsung dan belanja langsung dimaksud, dapat dilihat sebagaimana tabel 3.14 dibawah ini.

Tabel 3.14

Proyeksi Pertumbuhan Belanja Pembangunan Kabupaten Kerinci Tahun 2015 s.d 2019

No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

1

BELANJA TIDAK LANGSUNG

585.200.301.785 663.383.062.103 752.011.039.200 852.479.714.037 966.371.003.833

1.1 Belanja

Pegawai 500.364.447.883 567.213.138.120 642.992.813.373 728.896.653.240 826.277.246.113

1.2 Belanja

Bunga

-

-

- - -


(21)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 21

1.4

Belanja Bantuan Sosial

6.201.958.676 7.030.540.356 7.969.820.547 9.034.588.572 10.241.609.605

1.5 Belanja Bagi

Hasil

-

-

-

-

-

1.6

Belanja Bantuan Keuangan

48.466.213.677 54.941.299.824 62.281.457.481 70.602.260.200 80.034.722.163

1.7 Belanja Tidak

Terduga 1.487.122.909 1.685.802.530 1.911.025.748 2.166.338.787 2.455.761.649

2 BELANJA

LANGSUNG 498.040.245.116 564.578.421.864 640.006.099.025 725.510.913.854 822.439.171.945

2.1 Belanja

Pegawai 51.522.776.440 58.406.219.373 66.209.290.281 75.054.851.462 85.082.179.618

2.2

Belanja Barang dan Jasa

183.497.679.650 208.012.969.651 235.803.502.397 267.306.850.317 303.019.045.519

2.3 Belanja Modal 263.019.789.026 298.159.232.840 337.993.306.347 383.149.212.075 434.337.946.808

JUMLAH 1.083.240.546.901 1.227.961.483.967 1.392.017.138.225 1.577.990.627.892 1.788.810.175.778

3.3.3. Analisis Kerangka Pendanaan.

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

Berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran masing-masing sumber penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada program atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan dimana retribusi pajak tersebut dipungut;

2. Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan sehingga menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas daerah;

3. Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai dan operasional rutin pemerintahan daerah;

4. Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan dimana dana tersebut dialokasikan; dan

5. Penerimaan dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai untuk perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil didapat.

Data kapasitas riil kemampuan keuangan daerah selama 5 (lima) tahun kedepan untuk membiayai pembangunan, dapat dilihat sebagaimana yang terdapat dalam tabel 3.15 dibawah ini.


(22)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 22

Tabel 3.15

Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 s.d 2019

No. Uraian

Proyeksi Tahun 2015 (Rp) Tahun 2016 (Rp) Tahun 2017 (Rp) Tahun 2018 (Rp) Tahun 2019 (Rp)

1. Pendapatan 857.546.484.595 971.708.011.083 1.102.743.546.756 1.256.592.647.860 1.413.378.817.466

2. Pencairan dana

cadangan (sesuai Perda) - - - - -

3. Sisa Lebih Riil

Perhitungan Anggaran 51.349.588.403 58.209.893.413 64.351.389.964 65.986.735.173 84.796.185.409

Total penerimaan 908.896.072.998 1.029.917.904.496 1.167.094.936.720 1.322.579.383.033 1.498.175.002.875

Dikurangi:

4.

Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib

dan Mengikat serta

Prioritas Utama

473.881.714.499 537.192.311.556 608.961.204.380 690.318.421.286 782.544.962.370

Kapasitas riil

kemampuan keuangan 435.014.358.499 492.725.592.940 558.133.732.340 632.260.961.747 715.630.040.505

Selanjutnya, setelah diketahui kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk selama 5 (lima) tahun kedepan, selanjutnya proyeksi rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Rincian data penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dimaksud, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.16

Rencana PenggunaanKapasitasRiil KemampuanKeuanganDaerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 s.d 2019

No Uraian

Proyeksi Tahun 2015 (Rp) Tahun 2016 (Rp) Tahun 2017 (Rp) Tahun 2018 (Rp) Tahun 2019 (Rp)

I Kapasitas riil kemampuan

keuangan 435.014.358.499 492.725.592.940 558.133.732.340 632.260.961.747 715.630.040.505

Rencana alokasi pengeluaran prioritas I

II.a Belanja Langsung 498.040.245.116 564.578.421.864 640.006.099.025 725.510.913.854 822.439.171.945

II.b Pembentukan dana cadangan - - - - -

Dikurangi:

Ii.c Belanja langsung yang wajib dan

mengikat serta prioritas utama 473.881.714.499 537.192.311.556 608.961.204.380 690.318.421.286 782.544.962.370

II.d

Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama

- - - - -

Ii Total rencana pengeluaran

prioritas i (II.a+II.b-II.c-II.d) Sisa kapasitas riil kemampuan

keuangan daerah setelah

menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II)

Rencana alokasi pengeluaran

prioritas II

III.a Belanja Tidak Langsung 585.200.301.785 663.383.062.103 752.011.039.200 852.479.714.037 966.371.003.833

Dikurangi: III.b

Belanja tidak langsung yang wajib

dan mengikat serta prioritas

utama

473.881.714.499 537.192.311.556 608.961.204.380 690.318.421.286 782.544.962.370

III Total rencana pengeluaran

prioritas II (III.a-III.b)

Surplus anggaran riil atau


(23)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 23 Dari sajian data dan informasi pada tabel 3.16 di atas, maka rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah berupa total penerimaan/pendapatan adalah untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Alokasi pagu indikatif yang tersedia, kemudian dialokasikan keberbagai program sesuai urutan prioritas. Prioritas program dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas II dan prioritas III, dengan penjelasan sebagai berikut : a. Prioritas I (Utama)

Prioritas I (utama) merupakan program pembangunan daerah dengan

tema atau program unggulan (dedicated) Kepala daerah sebagaimana

diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen).

Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Prioritas II

Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan penjabaran dari analisis perurusan, bersifat mendukung program prioritas utama. Disamping itu Program prioritas II berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan masing-masing SKPD.

c. Prioritas III

Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada pemerintahan desa, serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.


(1)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 18

No Uraian Tahun 2015

(Rp.)

Tahun 2016 (Rp.)

Tahun 2017 (Rp.)

Tahun 2018 (Rp.)

Tahun 2019 (Rp.) listrik, air, telepon dan

sejenisnya)

4

Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

1.167.913.290,51 1.323.946.506,13 1.500.825.759,35 1.701.336.080,79 1.928.634.581,19

5

Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor ( yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

185.735.836,48 210.550.144,24 238.679.643,51 270.567.243,88 306.715.027,66

C Pembiayaan

Pengeluaran - - - - - 1 Pembentukan Dana

Cadangan - - - - - 2 Pembayaran pokok

utang - - - - - TOTAL (A+B+C) 473.881.714.499,75 537.192.311.556,92 608.961.204.380,93 690.318.421.286,22 782.544.962.370,06

3.3.2. Proyeksi Kerangka Pendanaan Berdasarkan Data Masa Lalu

Berpedoman pada prinsip perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, maka kebijakan penetapan besaran pagubelanja daerah dirumuskan dan disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari setiap program yang direncanakan, dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan dan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program. Oleh karena itu, mempertimbangkan keterbatasan anggaran yang tersedia setiap tahun, diharapkan program-program yang dibiayai akan memberi dampak posistif dan

daya ungkit yang siginifikan dalam memecahkan berbagai

permasalahan pembangunan di Kabupaten Kerinci dalam 5 (lima) tahun kedepan.

Terkait dengan hal terebut diatas, maka untuk mendukung analisis terhadap proyeksi pendapatan, proyeksi belanja dan proyeksi pembiayaan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan perlu dilakukan analisis terhadap pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam 5 (lima) tahun yang lalu. Analisis ini sangat penting dalam upaya untuk mendapatkan gambaran tentang besaran anggaran belanja dan pembiayaan yang telah disediakan untuk periode dimaksud serta langkah-langkah kebijakan yang telah dirumuskan untuk mencapainya, termasuk dukungan terhadap pencapaian targetsasaran prioritas nasional dan program prioritas provinsi.

Rumusan kebijakan belanja daerah,ditetapkan

melaluipendekatan belanja proporsional, efisien, efektif, transparan, akuntabeldandilaksanakan dengan berpedoman pada anggaran berbasis kinerjaserta berdasarkan kepada agenda-agenda pembangunan yang secara umum dapat dicirikan melalui:

1. Pencapaian rencana pembangunan yang tercantum RPJMD

2014-2019;

2. Mendanai kegiatan program prioritas untuk mendukung capaian


(2)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 19

prioritas dalam rangka pencapaian target penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai kewenangan, tugas dan fungsi setiap SKPD;

3. Pencapaian target pembangunan daerah sebagaimana telah

ditetapkan dalam dokumen RPJPDKabupaten Kerinci Tahun 2005-2025, dalam rangka pencapaian target IPM;

4. Mendanai program-program prioritas lanjutan (program-program

unggulan) yang belum terlaksana pada RPJMD tahun 2009-2014; dan

5. Mendanai program-program yang bersifat strategis dalam rangka

mendorong terwujudnya visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.

Rincian gambaran tentang total pendapatan, total belanja dan total pembiayaan selama 5 (lima) tahun kedepan, dapat disajikan sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 3.13

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 s.d 2019

No Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

I PENDAPATAN 857.546.484.595 971.708.011.083 1.102.743.546.756 1.256.592.647.860 1.413.378.817.466 1. Pendapatan Asli Daerah 46.330.275.994 77.631.193.529 94.050.386.398 107.674.394.458 135.318.112.084 a. Pajak daerah 6.070.443.200 16.896.023.475 19.193.882.668 21.804.250.711 29.769.628.808 b. Retribusi daerah 6.120.228.514 11.952.579.592 15.578.130.417 17.696.756.154 25.103.514.991 c.

Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

5.437.911.802. 16.177.467.807 18.377.603.429 20.876.957.495 26.716.223.714 d. Lain-lain PAD yang sah 28.701.692.478 32.605.122.655 40.900.769.884 47.296.430.098 53.728.744.571 2. Dana Perimbangan 696.999.476.557 757.273.355.679 818.284.427.668 926.122.205.244 1.026.874.091.036 a. Dana bagi hasil pajak

/bagi hasil bukan pajak 75.842.564.941 90.924.016.792 107.289.683.076 167.491.176.769 189.867.997.985 b. Dana alokasi umum 569.346.561.008 607.492.780.596 648.194.796.896 691.623.848.288 737.962.646.123 c. Dana alokasi khusus 51.810.350.608 58.856.558.291 62.799.947.696 67.007.544.192 99.043.446.928

d. Dana bagi hasil cukai - - - - -

3. Lain-Lain Pendapatan

Daerah yang Sah 114.216.732.044 136.803.461.875 190.408.732.690 222.796.048.158 251.186.614.346

a. Pendapatan Hibah - 2.053.254.273 12.332.496.854 14.009.716.426 15.915.037.860

b. Dana darurat 782.845.816 3.889.312.847 14.418.259.394 16.379.142.672 23.880.289.323 c.

Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

29.643.396.539 33.674.898.468 38.254.684.660 48.848.228.493 55.374.351.820

d. Dana penyesuaian dan

otonomi khusus 75.896.594.615 86.218.531.483 107.944.251.765 119.761.775.483 126.040.446.332 e.

Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

7.893.895.074 10.967.464.804 17.459.040.017 23.797.185.084 29.976.489.011

Jika mengamati data proyeksi pertumbuhan pendapatan daerah dalam 5 (lima) tahun kedepan yang terus meningkatkan, tentunya sudah dianalisis secara seksama dari berbagai aspek. Dengan demikian, ambisi untuk terus meningkatkan proyeksi pendapatan daerah tentunya harus dibarengi dengan berbagai upaya, kerja keras, kerja kerdas dan kerja bersinergitas dari seluruh jajaran birokrasi pemerintahan daerah

dari tingkat yang terendah dampai yang tertinggi. Dengan


(3)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 20

terlaksananya visi, misi dan program kerja bupati dan wakil bupati

dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Optimisme peningkatan dimaksud yaitu dari Rp.857.546.484.595,-

pada tahun 2015, meningkat menjadi Rp.971.708.011.083,- pada tahun 2016. Selanjutnya meningkat pada 2017 menjadi sebesar Rp.1.102.743.546.756,- dan dalam tahun 2018 pendapatan daerah

Kabupaten Kerinci diproyeksi akan menjadi Rp. 1.256.592.647.860,-

dan pada akhir masa periodesasi RPJMD yaitu tahun 2019, diproyeksi

akan tumbuh hingga menjadi Rp. 1.413.378.817.466,-

Grafik pertumbuhan pendapatan daerah dalam 5 (lima) tahun kedepan, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada gambar 3.3 dibawah ini.

Gambar 3.2

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015-2019

Sementara itu, dari total proyeksi pendapatan daerah dalam 5 (lima) tahun anggaran sebagaimana telah disajikan pada tabel 3.10 diatas, selanjutnya akan dipergunakan untuk membiayai belanja selama 5 (lima) tahun kedepan baik untuk belanja tidak langsung, maupun belanja langsung. Data belanja tidak langsung dan belanja langsung dimaksud, dapat dilihat sebagaimana tabel 3.14 dibawah ini.

Tabel 3.14

Proyeksi Pertumbuhan Belanja Pembangunan Kabupaten Kerinci Tahun 2015 s.d 2019

No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

1

BELANJA TIDAK LANGSUNG

585.200.301.785 663.383.062.103 752.011.039.200 852.479.714.037 966.371.003.833

1.1 Belanja

Pegawai 500.364.447.883 567.213.138.120 642.992.813.373 728.896.653.240 826.277.246.113

1.2 Belanja Bunga

-

-

- - - 1.3 Belanja Hibah 28.680.558.639 32.512.281.274 36.855.922.052 41.779.873.238 47.361.664.302


(4)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 21 1.4

Belanja Bantuan Sosial

6.201.958.676 7.030.540.356 7.969.820.547 9.034.588.572 10.241.609.605

1.5 Belanja Bagi Hasil

-

-

-

-

-

1.6

Belanja Bantuan Keuangan

48.466.213.677 54.941.299.824 62.281.457.481 70.602.260.200 80.034.722.163

1.7 Belanja Tidak

Terduga 1.487.122.909 1.685.802.530 1.911.025.748 2.166.338.787 2.455.761.649

2 BELANJA

LANGSUNG 498.040.245.116 564.578.421.864 640.006.099.025 725.510.913.854 822.439.171.945

2.1 Belanja

Pegawai 51.522.776.440 58.406.219.373 66.209.290.281 75.054.851.462 85.082.179.618

2.2

Belanja Barang dan Jasa

183.497.679.650 208.012.969.651 235.803.502.397 267.306.850.317 303.019.045.519

2.3 Belanja Modal 263.019.789.026 298.159.232.840 337.993.306.347 383.149.212.075 434.337.946.808 JUMLAH 1.083.240.546.901 1.227.961.483.967 1.392.017.138.225 1.577.990.627.892 1.788.810.175.778

3.3.3. Analisis Kerangka Pendanaan.

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

Berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran masing-masing sumber penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada

program atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan dimana retribusi pajak tersebut dipungut;

2. Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang

dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan

kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan sehingga

menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas daerah;

3. Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum

pegawai dan operasional rutin pemerintahan daerah;

4. Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan

tujuan dimana dana tersebut dialokasikan; dan

5. Penerimaan dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai

untuk perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil didapat.

Data kapasitas riil kemampuan keuangan daerah selama 5 (lima) tahun kedepan untuk membiayai pembangunan, dapat dilihat sebagaimana yang terdapat dalam tabel 3.15 dibawah ini.


(5)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 22 Tabel 3.15

Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 s.d 2019

No. Uraian

Proyeksi Tahun 2015

(Rp)

Tahun 2016 (Rp)

Tahun 2017 (Rp)

Tahun 2018 (Rp)

Tahun 2019 (Rp)

1. Pendapatan 857.546.484.595 971.708.011.083 1.102.743.546.756 1.256.592.647.860 1.413.378.817.466

2. Pencairan dana

cadangan (sesuai Perda) - - - - -

3. Sisa Lebih Riil

Perhitungan Anggaran 51.349.588.403 58.209.893.413 64.351.389.964 65.986.735.173 84.796.185.409 Total penerimaan 908.896.072.998 1.029.917.904.496 1.167.094.936.720 1.322.579.383.033 1.498.175.002.875 Dikurangi:

4.

Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

473.881.714.499 537.192.311.556 608.961.204.380 690.318.421.286 782.544.962.370

Kapasitas riil

kemampuan keuangan 435.014.358.499 492.725.592.940 558.133.732.340 632.260.961.747 715.630.040.505

Selanjutnya, setelah diketahui kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk selama 5 (lima) tahun kedepan, selanjutnya proyeksi rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja langsung dan

belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan program

pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Rincian data penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dimaksud, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.16

Rencana PenggunaanKapasitasRiil KemampuanKeuanganDaerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 s.d 2019

No Uraian

Proyeksi Tahun 2015

(Rp)

Tahun 2016 (Rp)

Tahun 2017 (Rp)

Tahun 2018 (Rp)

Tahun 2019 (Rp)

I Kapasitas riil kemampuan

keuangan 435.014.358.499 492.725.592.940 558.133.732.340 632.260.961.747 715.630.040.505 Rencana alokasi pengeluaran

prioritas I

II.a Belanja Langsung 498.040.245.116 564.578.421.864 640.006.099.025 725.510.913.854 822.439.171.945

II.b Pembentukan dana cadangan - - - - -

Dikurangi:

Ii.c Belanja langsung yang wajib dan

mengikat serta prioritas utama 473.881.714.499 537.192.311.556 608.961.204.380 690.318.421.286 782.544.962.370 II.d

Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama

- - - - -

Ii Total rencana pengeluaran prioritas i (II.a+II.b-II.c-II.d) Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II)

Rencana alokasi pengeluaran prioritas II

III.a Belanja Tidak Langsung 585.200.301.785 663.383.062.103 752.011.039.200 852.479.714.037 966.371.003.833

Dikurangi:

III.b

Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama

473.881.714.499 537.192.311.556 608.961.204.380 690.318.421.286 782.544.962.370

III Total rencana pengeluaran prioritas II (III.a-III.b)

Surplus anggaran riil atau


(6)

RPJMD Kabupaten Kerinci 2014-2019. Hal. III - 23

Dari sajian data dan informasi pada tabel 3.16 di atas, maka rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah berupa total penerimaan/pendapatan adalah untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Alokasi pagu indikatif yang tersedia, kemudian dialokasikan keberbagai program sesuai urutan prioritas. Prioritas program dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas II dan prioritas III, dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Prioritas I (Utama)

Prioritas I (utama) merupakan program pembangunan daerah dengan

tema atau program unggulan (dedicated) Kepala daerah sebagaimana

diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen).

Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Prioritas II

Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan penjabaran dari analisis perurusan, bersifat mendukung program prioritas utama. Disamping itu Program prioritas II berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan masing-masing SKPD.

c. Prioritas III

Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada pemerintahan desa, serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.