Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Termoregulasi: Hipertermi pada An. N di Ruang IX Bedah Anak RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis (oksigenasi,
cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, isitirahat, dan seks),
keamanan dan keselamatan, cinta dan rasa memiliki, harga diri, dan aktualisasi
diri (Potter & Perry, 2005). Walaupun manusia memiliki kebutuhan yang sifatnya
beranekaragam (heterogen), akan tetapi setiap orang pada dasarnya memiliki
kebutuhan dasar yang sama. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia
menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi
kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha
mendapatkannya (Hidayat, 2009).
Menurut Potter and Perry (2005) selama hidup yang dialami manusia,

kebutuhan dasar manusia seorang individu mungkin tidak terpenuhi, terpenuhi
sebagian, atau terpenuhi seluruhnya. Seseorang yang seluruh kebutuhannya
terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan seseorang dengan satu atau lebih
kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau
mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia. Kebutuhan manusia
yang harus dipenuhi dan dipertahankan oleh manusia salah satunya adalah
kebutuhan fisiologis yang mencakup termoregulasi (temperatur).
Tubuh manusia dapat berfungsi secara normal hanya dalam rentang
temperatur yang terbatas atau sempit yaitu 370C (98,60F) ± 10C. Temperatur tubuh
di luar rentang ini dapat menimbulkan kerusakan dan efek yang permanen seperti
kerusakan otak atau bahkan kematian. Secara sementara tubuh dapat mengatur
temperatur

melalui

mekanisme

tertentu.

Terpajan


pada

panas

yang

berkepanjangan dapat meningkatkan aktivitas metabolik tubuh dan meningkatkan
kebutuhan oksigen jaringan. Pemajanan pada panas yang lama dan berlebihan

Universitas Sumatera Utara

juga mempunyai efek fisiologis yang khusus salah satunya adalah peningkatan
suhu tubuh (hipertermi) atau demam.
Hipertermi merupakan kondisi dimana badan mengalami peningkatan suhu
diatas normal, kondisi ini terjadi karena tubuh memberikan reaksi terhadap
serangan racun yang masuk dalam tubuh. Secara alami, apabila jumlah toksik
yang masuk tidak banyak, tubuh pun akan menetralisir secara normal pula.
Namun apabila racun atau toksik yang ada dalam tubuh sudah melebihi ambang
batas, maka secara alami pula tubuh akan memberikan reaksi yang setara (Admin,

2007). Hipertermi juga merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang penting.
Peningkatan ringan suhu tubuh sampai 390C akan meningkatkan sistem imun
tubuh. Selama terjadi hipertermi, produksi sel darah putih distimulasi. Suhu yang
meningkat menurunkan konsentrasi zat besi dalam plasma, yang akan menekan
pertumbuhan bakteri (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan masalah diatas, hipertermi merupakan salah satu masalah
yang harus diatasi, maka apabila terjadi hipertermi harus segera di atasi jika tidak
segera diatasi atau berkepanjangan akan berakibat fatal seperti halnya dapat
menyebabkan kejang demam pada anak, kekurangan volume cairan atau bahkan
terjadi syok dan gangguan tumbuh kembang pada anak.
Berdasarkan studi diatas penulis tertarik untuk menyusun karya tulis
ilmiah mengenai asuhan keperawatan dengan gangguan termoregulasi: hipertermi
pada An. N di Ruang IX Bedah Anak RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
1.2.

Tujuan

1.2.1. Tujuan umum
Penulis dapat memperoleh gambaran tentang penerapan Asuhan
Keperawatan dengan Gangguan Termoregulasi: Hipertermi di RSUD Dr. Pirngadi

Medan.
1.2.2. Tujuan khusus
1.

Untuk mengidentifikasi konsep dasar termoregulasi: hipertermi

2.

Untuk

mengidentifikasi

asuhan

keperawatan

keperawatan

dengan


gangguan termoregulasi: hipertermi pada An. N.

Universitas Sumatera Utara

1.3.

Manfaat

1.

Bagi Pendidikan
Menjadi wacana dan bahan masukan dalam proses belajar mengajar
terhadap pemberian asuhan keperawatan dengan gangguan termoregulasi
hipertermi.

2.

Bagi Perawat
Meningkatkan pengetahuan perawat tentang gangguan keseimbangan suhu
tubuh: hipertermi dan perawatan pada pasien serta dapat digunakan

sebagai alat bantu bagi perawat untuk mengevaluasi dalam upaya
peningkatan pelayanan bagi pasien dengan gangguan termoregulasi:
hipertermi.

3.

Bagi Ibu
Untuk menambah pengetahuan ibu tentang gangguan termoregulasi:
hipertermi dan bisa melakukan tindakan kompres pada saat demam.

4.

Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang
lebih mendalam dan upaya dalam memberikan asuhan keperawatan yang
khusus pada pasien dengan gangguan termoregulasi: hipertermi.

Universitas Sumatera Utara