Studi Kualitas Jalur Pedestrian Di Jalan DR. Mansyur Medan Ditinjau Dari Faktor Fisik

(1)

STUDI KUALITAS JALUR PEDESTRIAN DI JALAN

DR.MANSYUR MEDAN DITINJAU DARI FAKTOR FISIK

SKRIPSI

OLEH

QUDRAH NOORIMAN

090406035

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

STUDI KUALITAS JALUR PEDESTRIAN DI JALAN

DR.MANSYUR MEDAN DITINJAU DARI FAKTOR FISIK

SKRIPSI

OLEH

QUDRAH NOORIMAN

090406035

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

STUDI KUALITAS JALUR PEDESTRIAN DI JALAN

DR.MANSYUR MEDAN DITINJAU DARI FAKTOR FISIK

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

QUDRAH NOORIMAN

090406035

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(4)

PERNYATAAN

STUDI KUALITAS JALUR PEDESTRIAN DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN DITINJAU DARI FAKTOR FISIK

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 05 Juli 2014


(5)

Judul Skripsi : STUDI KUALITAS JALUR PEDESTRIAN DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN DITINJAU DARI FAKTOR FISIK

Nama Mahasiswa : QUDRAH NOORIMAN Nomor Pokok : 090406035

Program Studi : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

(Hajar Suwantoro, ST., MT.)

Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,

(Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M. Sc., Ph. D) (Ir. N. Vinky Rachman, MT.)


(6)

Telah diuji pada Tanggal: 07 Juli 2014

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. Tp., M. Arch. Anggota Komisi Penguji : Wahyuni Zahrah, ST., MS.


(7)

ABSTRAK

Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki dalam melakukan aktivitasnya dan berfungsi sebagai ruang sirkulasi bagi pejalan kaki yang terpisah dari sirkulasi kendaraan, baik kendaraan bermotor atau tidak. Jalur pedestrian ini seharusnya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pejalan kaki pada saat melintasinya. Namun terkadang jalur pedestrian itu sendiri kurang memadai dari kenyamanan dan keamanan yang dicapai pada jalurnya tersebut. Hal ini dikarenakan kondisi/ kualitas pedestrian dengan paving block yang tidak rata dan sudah rusak, lampu- lampu jalan tertutupi pepohonan, sehingga cahaya yang menerangi kawasan tidak dapat digunakan dengan maksimal, kurangnya pepohonan peneduh, tidak terdapatnya pagar pembatas, kurangnya tanda- tanda lalulintas serta kurang terdapatnya shelter/ kanopi yang digunakan untuk menunggu transportasi angkutan umum. Pada kawasan studi ini, pedestrian berperan sangat penting, karena merupakan pencapaian menuju kampus Universitas Sumatera Utara serta tempat- tempat komersil yang banyak terdapat di kawasan ini. Proses penulisan diawali dengan pengumpulan data dengan melakukan survey lapangan dan memetakan data yang didapat di lapangan. Temuan-temuan di lapangan sebelum ditarik kesimpulannya terlebih dahulu dieksplorasi dengan menggunakan teori-teori yang terkait.


(8)

ABSTRACT

The pedestrian lane is a container or space for pedestrian activities and serves as a circulation space for pedestrians apart from the circulation of all kinds of vehicles. This pedestrian lane should provide comfort and safety for crossing pedestrians. However sometimes the pedestrian lane itself has inadequate quality of comfort and safety. This is caused by the condition of the pedestrian lane which configuration of paving blocks are damaged and not flat, streetlights are covered by trees so natural light can’t function maximally, does not have guardrails, lack of shade trees, traffic signs and bus shelters. In this area of study, the fact that it is an access area to the University of Sumatera Utara as well as commercial areas makes its pedestrian lanes crucial. The writing process begins with the collection of data by conducting field surveys and maps the collection of the data. The findings in the field before the conclusion drawn first explored using relevant theories.


(9)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada : 1. Bapak Hajar Suwantoro, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah

membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. Tp., M. Arch. selaku Dosen Penguji I

dan Ibu Wahyuni Zahrah. ST., MS. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Kedua orangtua serta saudara - saudara penulis yang tercinta, yang telah memberikan semangat, dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan studi dan skripsi penulis di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

4. Rekan - rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi serta dorongan hingga selesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.

Medan, 05 Juli 2014 Penulis,

Qudrah Nooriman


(10)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 2

I.3 Tujuan Penelitian ... 2

I.4 Manfaat Penelitian ... 3

I.5 Kerangka Berpikir ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

II.1. Pedestrian ... 5

II.1.1 Pengertian Jalur Pedestrian ... 5

II.1.2 Fungsi Pedestrian dan Kegiatan di Jalur Pedestrian ... 6

II.1.3 Kategori Perjalanan Pedestrian ... 7

II.1.4 Macam- Macam Jalur Pedestrian ... 7

II.1.5 Fasilitas Jalur Pedestrian ... 8

II.1.6 Titik- Titik Simpul Perjalanan Pedestrian ... 8

II.1.7 Elemen- Elemen pada Jalur Pedestrian ... 9


(11)

II.1.9 Persyaratan Jalur Pedestrian ... 14

II.2. Pejalan Kaki ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

III.1 Jenis Penelitian ... 20

III.2 Variabel Penelitian ... 20

III.3 Populasi dan Sampel ... 21

III.4 Metode Pengumpulan Data ... 24

III.5 Kawasan Penelitian dan Lingkup Penelitian ... 25

III.6 Metode Analisa Data ... 25

BAB IV KAWASAN PENELITIAN ... 27

IV.1 Gambaran Umum Kawasan Jl. Dr. Mansyur Medan ... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

V.1 Hasil ... 30

V.1.1 Hasil Analisa Jalur Pedestrian Kawasan Jl. Dr. Mansyur Medan ... 30

V.1.1.1 Temuan pada Segmen Pengamatan (Segmen 1) ... 30

V.1.1.2 Temuan pada Segmen Pengamatan (Segmen 2) ... 54

V.1.1.3 Temuan pada Segmen Pengamatan (Segmen 3) ... 71

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(12)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1.1 Kerangka Berpikir ... 4 2.1 Paving Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur Pedestrian ... 9

2.2 Lampu Tiang Tinggi Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur Pedestrian ... 10 2.3 Sign/ Tanda Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur

Pedestrian ... 10 2.4 Sculpture Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur

Pedestrian ... 11 2.5 Pagar Pembatas Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur

Pedestrian ... 11 2.6 Bangku Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur

Pedestrian ... 11 2.7 Tanaman Peneduh Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur

Pedestrian ... 12 2.8 Telepon Umum Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur

Pedestrian ... 12 2.9 Shelter Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur Pedestrian ... 13

2.10 Tempat Sampah Sebagai Elemen yang Harus Terdapat pada Jalur

Pedestrian ... 13 2.11 Potongan Standar Pedestrian ... 17 3.1 Peta Kawasan Penelitian yang Terbagi atas 3 Segmen (Segmen 1, 2 dan


(13)

3.2 Peta Kawasan Penelitian Gambar 1 ... 25

3.3 Peta Kawasan Penelitian Gambar 2 ... 25

4.1 Peta Kawasan Penelitian dan Batas- Batas Kawasan ... 27

4.2 Peta Kawasan Penelitian yang Terbagi atas 3 Segmen (Segmen 1, 2 dan 3) ... 29

5.1 Peta Segmen 1 ... 30

5.2 Pedestrian pada Segmen 1 ... 31

5.3 Selokan pada Segmen 1 ... 32

5.4 Potongan Segmen 1 ... 32

5.5 Tempat Parkir Informal pada Segmen 1 ... 33

5.6 Peta Kondisi Tempat Parkir Informal dan Tempat Parkir Formal pada Segmen 1 ... 34

5.7 Pedagang Formal pada Segmen 1 ... 35

5.8 Peta Kondisi Pedagang Formal pada Segmen 1 ... 36

5.9 Pedagang Informal pada Segmen 1 ... 37

5.10 Peta Kondisi Pedagang Informal pada Segmen 1 ... 38

5.11 Bangunan Perkantoran pada Segmen 1 ... 39

5.12 Peta Kondisi Perkantoran/ Pendidikan/ Tempat Ibadah pada Segmen 1 …. ... 40

5.13 Paving pada Segmen 1 ... 41

5.14 Peta Kondisi Paving pada Segmen 1 ... 42

5.15 Lampu pada Segmen 1 ... 43

5.16 Peta Kondisi Lampu pada Segmen 1 ... 44

5.17 Tanda/ Sign pada Segmen 1 ... 45


(14)

5.19 Bangku pada Segmen 1 ... 47

5.20 Tanaman Peneduh pada Segmen 1 ... 48

5.21 Peta Kondisi Tanaman Peneduh pada Segmen 1 ... 49

5.22 Shelter/ Kanopi pada Segmen 1 ... 50

5.23 Peta Kondisi Shelter/ Kanopi pada Segmen 1 ... 51

5.24 Tempat Sampah pada Segmen 1 ... 52

5.25 Pedagang Informal pada Segmen 1 ... 53

5.26 Peta Segmen 2 ... 54

5.27 Pedestrian pada Segmen 2 ... 55

5.28 Selokan pada Segmen 2 ... 56

5.29 Potongan Segmen 2 ... 57

5.30 Tempat Parkir Informal (Kiri) dan Formal (Kanan) pada Segmen 2 .… ... 57

5.31 Peta Kondisi Tempat Parkir Informal dan Tempat Parkir Formal pada Segmen 2 ... 58

5.32 Pedagang Formal pada Segmen 2 ... 58

5.33 Peta Kondisi Pedagang Formal pada Segmen 2 ... 59

5.34 Pedagang Informal pada Segmen 2 ... 60

5.35 Peta Kondisi Pedagang Informal pada Segmen 2 ... 60

5.36 Tempat Ibadah (Gereja Katolik Stasi Santo Yosep) pada Segmen 2 ... 61

5.37 Peta Kondisi Perkantoran/ Pendidikan/ Tempat Ibadah pada Segmen 2 ... 62

5.38 Paving pada Segmen 2 ... 62

5.39 Paving di Depan Gereja Katolik Stasi Santo Yosep pada Segmen 2 ... 63


(15)

5.41 Lampu pada Segmen 2 ... 64

5.42 Peta Kondisi Lampu pada Segmen 2 ... 65

5.43 Tanda/ Sign pada Segmen 2 ... 65

5.44 Peta Kondisi Tanda/ Sign pada Segmen 2 ... 66

5.45 Tanaman Peneduh pada Segmen 2 ... 67

5.46 Peta Kondisi Tanaman Peneduh pada Segmen 2 ... 68

5.47 Tempat Sampah pada Segmen 2 ... 69

5.48 Pedagang Informal pada Segmen 2 ... 70

5.49 Peta Segmen 3 ... 71

5.50 Pedestrian pada Segmen 3 ... 72

5.51 Selokan pada Segmen 3 ... 73

5.52 Potongan Segmen 3 ... 73

5.53 Tempat Parkir Formal (Kiri) dan Informal (Kanan) pada Segmen 3 ... 74

5.54 Peta Kondisi Tempat Parkir Informal dan Tempat Parkir Formal pada Segmen 3 ... 74

5.55 Pedagang Formal pada Segmen 3 ... 75

5.56 Peta Kondisi Pedagang Formal pada Segmen 3 ... 76

5.57 Peta Kondisi Pedagang Informal pada Segmen 3 ... 77

5.58 Bangunan Pendidikan (Taman Kanak- Kanak Suara Nafiri Star Kids) pada Segmen 3 ... 77

5.59 Bangunan Ibadah (Masjid Istiqamah) pada Segmen 3 ... 78

5.60 Peta Kondisi Perkantoran/ Pendidikan/ Tempat Ibadah pada Segmen 3 ... 78

5.61 Paving pada Segmen 3 ... 79


(16)

5.63 Lampu pada Segmen 3 ... 80

5.64 Peta Kondisi Lampu pada Segmen 3 ... 81

5.65 Tanda/ Sign pada Segmen 3 ... 81

5.66 Peta Kondisi Tanda/ Sign pada Segmen 3 ... 82

5.67 Sculpture pada Segmen 3 ... 82

5.68 Peta Kondisi Sculpture pada Segmen 3 ... 83

5.69 Tanaman Peneduh pada Segmen 3 ... 84

5.70 Peta Kondisi Tanaman Peneduh pada Segmen 3 ... 85


(17)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal


(18)

ABSTRAK

Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki dalam melakukan aktivitasnya dan berfungsi sebagai ruang sirkulasi bagi pejalan kaki yang terpisah dari sirkulasi kendaraan, baik kendaraan bermotor atau tidak. Jalur pedestrian ini seharusnya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pejalan kaki pada saat melintasinya. Namun terkadang jalur pedestrian itu sendiri kurang memadai dari kenyamanan dan keamanan yang dicapai pada jalurnya tersebut. Hal ini dikarenakan kondisi/ kualitas pedestrian dengan paving block yang tidak rata dan sudah rusak, lampu- lampu jalan tertutupi pepohonan, sehingga cahaya yang menerangi kawasan tidak dapat digunakan dengan maksimal, kurangnya pepohonan peneduh, tidak terdapatnya pagar pembatas, kurangnya tanda- tanda lalulintas serta kurang terdapatnya shelter/ kanopi yang digunakan untuk menunggu transportasi angkutan umum. Pada kawasan studi ini, pedestrian berperan sangat penting, karena merupakan pencapaian menuju kampus Universitas Sumatera Utara serta tempat- tempat komersil yang banyak terdapat di kawasan ini. Proses penulisan diawali dengan pengumpulan data dengan melakukan survey lapangan dan memetakan data yang didapat di lapangan. Temuan-temuan di lapangan sebelum ditarik kesimpulannya terlebih dahulu dieksplorasi dengan menggunakan teori-teori yang terkait.


(19)

ABSTRACT

The pedestrian lane is a container or space for pedestrian activities and serves as a circulation space for pedestrians apart from the circulation of all kinds of vehicles. This pedestrian lane should provide comfort and safety for crossing pedestrians. However sometimes the pedestrian lane itself has inadequate quality of comfort and safety. This is caused by the condition of the pedestrian lane which configuration of paving blocks are damaged and not flat, streetlights are covered by trees so natural light can’t function maximally, does not have guardrails, lack of shade trees, traffic signs and bus shelters. In this area of study, the fact that it is an access area to the University of Sumatera Utara as well as commercial areas makes its pedestrian lanes crucial. The writing process begins with the collection of data by conducting field surveys and maps the collection of the data. The findings in the field before the conclusion drawn first explored using relevant theories.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Jalur pedestrian merupakan ruang untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan berfungsi sebagai ruang sirkulasi bagi pejalan kaki yang terpisah dari sirkulasi kendaraan lainnya, baik kendaraan bermotor atau tidak. Jalur pedestrian ini seharusnya memberikan kenyamanan bagi manusia atau pejalan kaki itu sendiri pada saat melintasinya. Namun, terkadang pejalan kaki kurang merasa aman dan nyaman pada jalur pedestrian akibat kondisi pedestrian dengan paving block yang tidak rata dan sudah rusak, lampu- lampu jalan tertutupi pepohonan, sehingga cahaya yang masuk ke kawasan tidak dapat digunakan dengan maksimal, kurangnya pepohonan peneduh, kurangnya tanda- tanda rambu lalulintas serta kurang terdapatnya shelter/ kanopi yang digunakan untuk menunggu transportasi angkutan umum.

Fenomena ini semakin sering terlihat dalam kehidupan sehari- hari. Kita dapat melihat contoh kasus seperti ini dari kawasan dengan ruang lingkup yang kecil hingga kawasan dengan ruang lingkup yang besar. Kawasan studi yang berada di jalan Dr. Mansyur merupakan akses utama menuju kampus Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, pedestrian pada kawasan studi ini berperan sangat penting, karena berfungsi sebagai jalur pejalan kaki, khususnya mahasiswa yang menuju kampus, menuju rumah ataupun tempat kos, menuju pertokoan, seperti toko percetakan dan warung makan serta juga tempat menunggu transportasi angkutan umum untuk menuju ke suatu tempat yang akan ditujunya.

Keamanan, kenyamanan serta kelancaran para pengguna fasilitas publik di kawasan kampus menjadi sangat terganggu disebabkan oleh kualitas pedestrian yang ada disana. Misalnya, paving block di pedestrian tidak rata dan sudah rusak, lampu- lampu jalan yang tidak sesuai standar, kurangnya pepohonan yang dapat memberikan keteduhan, kurangnya tanda- tanda rambu lalulintas dan sebagainya. Akibatnya, jalur pedestrian di jalan Dr. Mansyur tidak lagi dapat memberikan keamanan dan kenyamanan kepada penggunanya.


(21)

Begitu pesatnya aktivitas di pedestrian kawasan ini hendaknya harus diimbangi dengan penyediaan dan peningkatan fasilitas- fasilitas fisik pada pedestrian seperti, penerangan jalan pada malam hari, telepon umum, tempat sampah, pepohonan sebagai penyejuk dan pelindung, tempat menunggu angkutan umum atau halte/ shelter, tanda- tanda petunjuk, rambu lalu lintas, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk keamanan dan kenyamanan bagi semua pengguna dalam melakukan aktivitas di kawasan jalan Dr. Mansyur Medan, baik area kampus maupun juga untuk masyarakat umum yang berwirausaha dan bekerja serta menghuni di lingkungan pemukiman, yang akan berdampak positif untuk pengguna pedestrian.

Oleh karena itu, hal ini sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, tentang kualitas, kondisi dan segala permasalahan yang ada pada jalur pedestrian di area jalan Dr. Mansyur, yaitu dengan meneliti dalam menjawab segala permasalahan kualitas yang terdapat disana melalui teori- teori pedestrian yang sudah ada. Karena, secara umum tercapainya kualitas yang ideal pada suatu kawasan akan berpengaruh pada perubahan kawasan- kawasan lain, karena semuanya merupakan jaring- jarring luas yang saling berhubungan dan saling terkait fungsi-fungsinya.

I.2 Perumusan Masalah

- Faktor- faktor apa yang menyebabkan kualitas pedestrian di Jl. Dr. Mansyur Medan tidak memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap penggunanya?

I.3 Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang menyebabkan kualitas pedestrian di Jl. Dr. Mansyur Medan tidak memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap penggunanya.


(22)

I.4 Manfaat Penelitian

- Untuk memberikan kontribusi kepada pihak- pihak akademis dan pihak- pihak pemerintah kota agar mengetahui faktor- faktor apa saja yang menyebabkan kualitas pedestrian di Jl. Dr. Mansyur Medan tidak memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap penggunanya dan diharapkan agar membantu secara nyata mewujudkan pengadaan prasarana- prasarana di pedestrian Jl. Dr. Mansyur Medan.


(23)

I.5 Kerangka Berpikir

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

Sumber :olahan pribadi (2014)

Studi Kualitas Pedestrian di Jalan Dr. Mansyur Medan Ditinjau Dari Faktor Fisik

Latar Belakang:

Keamanan, kenyamanan serta kelancaran para pengguna fasilitas publik di kawasan jl. Dr. Mansyur sangat terganggu disebabkan oleh kualitas pedestrian yang ada disana.

Perumusan Masalah:

Faktor- faktor apa yang menyebabkan kualitas pedestrian di Jl. Dr. Mansyur Medan tidak memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap penggunanya?

Tinjauan Pustaka

Analisa:

- Membandingkan data penelitian dengan teori- teori pedestrian.

- Pentabulasian antara data primer dan sekunder dengan data penelitian serta teori- teori pedestrian.

Hasil dan Pembahasan:

Untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang menyebabkan kualitas pedestrian di Jl. Dr. Mansyur Medan tidak memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap penggunanya.

Kesimpulan dan Rekomendasi Metodologi Penelitian: - Observasi Fisik Non Fisik


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pedestrian

II.1.1 Pengertian Jalur Pedestrian

Di era modern sekarang, dalam tata ruang kota jalur pejalan kaki merupakan elemen yang sangat penting. Selain karena memberikan ruang yang khusus bagi pejalan kaki, jalur pejalan kaki juga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki yang melintasi jalur tersebut. Oleh kerena itu, ruang pejalan kaki sangat berperan dalam menciptakan lingkungan yang manusiawi.

Pejalan kaki adalah orang yang bergerak dalam satu ruang, yaitu dengan berjalan kaki. Dalam berjalan kaki, Shirvani (1985) mengatakan bahwa penggunanya memerlukan jalur khusus yang disebut juga dengan pedestrian, yang merupakan salah satu dari elemen- elemen perancangan kawasan yang dapat menentukan keberhasilan dari proses perancangan di suatu kawasan kota.

Dharmawan (2004) mengatakan bahwa pedestrian berasal dari bahasa latin, yaitu pedestres, yang berarti orang yang berjalan kaki. Jalur pedestrian pertama kali dikenal pada tahun 6000 SM di Khirokitia, Cyprus, dimana jalan terbuat dari batu gamping lalu permukaannya di tinggikan terhadap tanah dan pada interval tertentu dibuat ramp untuk menuju ke kelompok hunian pada kedua sisi- sisinya (Kostof, 1992).

Pedestrian juga diartikan sebagai pergerakan atau sirkulasi perpindahan manusia/ pengguna dari satu tempat asal (origin) menuju ke tempat yang ditujunya (destination) dengan berjalan kaki.

Menurut Iswanto (2006), suatu ruas jalan perlu dilengkapi dengan adanya jalur pedestrian apabila disepanjang jalan terdapat penggunaan lahan yang memiliki potensi menimbulkan pejalan kaki.

Namun jalur pedestrian dalam konteks perkotaan biasanya dimaksudkan sebagai ruang khusus untuk pejalan kaki yang berfungsi sebagai sarana pencapaian yang dapat melindungi pejalan kaki dari bahaya yang datang dari kendaraan bermotor. Di Indonesia sendiri lebih dikenal sebagai trotoar, yang


(25)

berarti jalur jalan kecil selebar 1,5 meter sampai 2 meter atau lebih memanjang sepanjang jalan umum.

Fasilitas sebuah jalur pedestrian dibutuhkan pada : 1. Pada daerah perkotaan yang jumlah penduduknya banyak. 2. Pada jalan-jalan pasar.

3. Pada daerah-daerah yang memiliki aktivitas yang tinggi.

4. Pada daerah yang memiliki kebutuhan dan permintaan yang besar.

5. Pada daerah yang mempunyai kebutuhan yang besar pada hari-hari tertentu, 6. Pada daerah hiburan atau rekreasi.

II.1.2 Fungsi Pedestrian dan Kegiatan di Jalur Pedestrian

Jalur pedestrian bukan saja berfungsi sebagai tempat bergeraknya manusia atau menampung sebagian kegiatan sirkulasi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun juga merupakan ruang (space) tempat beraktivitasnya manusia itu sendiri, seperti kegiatan jual- beli, media interaksi sosial, pedoman visual ataupun ciri khas suatu lingkungan kawasan.

Di kota- kota besar Negara- Negara maju, aktivitas jalan kaki didukung oleh fasilitas kawasan yang lengkap dan menjadi suatu aktivitas yang popular, bahkan menjadi hobi sebagian masyarakatnya. Hal ini karena pedestrian disana dilandasi oleh hal- hal yang positif, antara lain:

1. Pedestrian dapat menumbuhkan aktivitas yang sehat, sehingga mengurangi kerawanan kriminalitas.

2. Pedestrian dapat menghadirkan suasana lingkungan yang spesifik, unik dan dinamis di kawasan kota.

3. Pedestrian merupakan daerah yang menarik untuk berbagai kegiatan sosial, seperti bernostalgia, pertemuan mendadak, berekreasi, bertegur sapa, dan sebagainya.

4. Pedestrian berfungsi sebagai penurun tingkat pencemaran udara dan polusi suara, karena berkurangnya kendaraan yang lewat dan vegetasi yang tumbuh dengan baik.


(26)

5. Pedestrian dapat berkembang menjadi kawasan bisnis yang menarik, juga sebagai tempat kegiatan promosi, pameran, periklanan, kampanye, dan sebagainya.

Rapoport dalam bukunya, Anne Mouden (1987) mengklarifikasikan kegiatan yang terjadi di jalur jalan termasuk didalamnya adalah jalur pedestrian, yaitu:

1. Aktivitas Non Pedestrian, yaitu pergerakan semua bentuk kendaraan beroda. 2. Aktivitas Pedestrian, meliputi aktivitas dinamis dengan kaki sebagai

transportasi, dan aktivitas statis (diam) seperti duduk, jongkok, tiduran, berdiri, dan sebagainya.

Jalur pedestrian tidak hanya sekedar sebagai salah satu ruang sirkulasi dan transportasi, akan tetapi juga mempunyai fungsi sebagai ruang interaksi antara manusia dengan sistem moda transportasi kendaraan, serta semua aktivitas di jalur pedestrian.

II.1.3 Kategori Perjalanan Pedestrian

Menurut Iswanto (2006), kebanyakan pejalan pejalan kaki relatif dekat jarak yang ditempuhnya. Terdapat 3 tipe perjalanan pedestrian, yaitu:

1. Perjalanan dari dan ke terminal: jalur pedesrian dirancang dari suatu tempat ke lokasi terminal transportasi dan sebaliknya seperti halte shelter dan tempat parkir.

2. Perjalanan fungsional: jalur pedestrian dirancang untuk tujuan tertentu seperti menuju tempat kerja tempat belajar beberbelanja kerumah makan dan sebagainya.

3. Perjalanan dengan tujuan rekreasi: jalur pedestrian dirancang dalam kaitannya digunakan pada waktu luang pemakainya, seperti ke gedung bioskop, ke galeri, ke konser musik ke gelanggang olah raga dan sebagainya.

II.1.4 Macam- Macam Jalur Pedestrian

Menurut Iswanto (2006), terdapat macam- macam jalur pedestrian dilihat dari karakteristik dan dari segi fungsinya, yaitu sebagai berikut:


(27)

1. Jalur pedestrian, yaitu jalur yang dibuat untuk pejalan kaki untuk memudahkan pejalan kaki mencapai ke tempat tertentu, yang dapat memberikan pejalan kaki kelancaran, kenyamanan, dan keamanan.

2. Jalur penyeberangan, yaitu jalur yang dibuat untuk pejalan kaki sebagai sarana penyeberangan, guna menghindari resiko berhadapan langsung dengan kendaraan- kendaraan.

3. Plaza, yaitu jalur yang dibuat untuk pejalan kaki sebagai sarana yang bersifat rekreasi dan tempat istirahat.

4. Pedestrian mall, yaitu jalur yang dibuat untuk pejalan kaki sebagai sarana berbagai macam aktivitas, seperti berjualan, duduk santai, dan sebagainya.

II.1.5 Fasilitas Jalur Pedestrian

Menurut Iswanto (2006), ada terdapat beberapa macam fasilitas yang disediakan bagi pedestrian, antara lain:

1. Jalur pedestrian terpisah dengan jalur kendaraan, yaitu dengan membuat permukaan, serta ketinggian yang berbeda.

2. Jalur pedestrian untuk menyeberang, yaitu dapat berupa zebra cross, jembatan penyeberangan, atau jalur penyeberangan bawah tanah.

3. Jalur pedestrian yang rekreatif, yaitu terpisah dengan jalur kendaraan bermotor serta disediakan bangku- bangku untuk istirahat.

4. Jalur pedestrian dengan sisi untuk tempat berdagang, biasanya di komplek pertokoan.

II.1.6 Titik- titik Simpul Perjalanan Pedestrian

Titik simpul merupakan tempat yang penting bagi pejalan kaki dan pedestriannya itu sendiri, karena berfungsi sebagai daerah strategis di mana arah atau aktivitas saling bertemu dan dapat diubah kearah atau aktivitas lain, misalnya persimpangan, stasiun ataupun lapangan terbang dalam kota secara keseluruhan dalam skala makro besar, pasar, taman, square dan lain-lain.

Menurut Iswanto (2006), titik simpul yang sangat penting fungsinya dalam pedestrian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


(28)

1. Titik simpul primer, yaitu titik simpul dimana perjalanan kaki dimulai atau diakhiri, misalnya pada tempat parkir, halte/ shelter angkutan umum.

2. Titik simpul sekunder, yaitu tempat yang menarik bagi pejalan kaki, misalnya pertokoan, tempat makan, dan sebagainya.

II.1.7 Elemen - elemen pada Jalur Pedestrian

Pada jalur pedestrian yang keberadaannya sangat diperlukan oleh para pejalan kaki, umumnya terdapat elemen- elemen atau disebut juga dengan perabot jalan (street furniture) didalamnya. Hal ini difungsikan untuk melindungi pejalan kaki yang melakukan aktivitas pada pedestrian dengan menciptakan rasa aman dan nyaman terhadapnya.

Menurut Rubenstein (1992), elemen– elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian antara lain :

1. Paving, adalah trotoar atau hamparan yang rata. Dalam meletakkan paving, sangat perlu untuk memperhatikan pola, warna, tekstur dan daya serap air. Material paving meliputi: beton, batu bata, aspal, dan sebagainya.

Gambar 1.1 Paving sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian

Sumber:

2. Lampu, adalah suatu benda yang digunakan sebagai penerangan di waktu malam hari. Ada beberapa tipe lampu yang merupakan elemen penting pada pedestrian (Chearra, 1978), yaitu:

a. Lampu tingkat rendah, yaitu lampu yang memiliki ketinggian dibawah mata manusia.


(29)

c. Lampu khusus, yaitu lampu yang mempunyai ketinggian rata-rata 2-3 meter. d. Lampu parkir dan lampu jalan raya, yaitu lampu yang mempunyai

ketinggian antara 3- 5 meter.

e. Lampu tiang tinggi, yaitu lampu yang mempunyai ketinggian antara 6-10 meter.

Gambar 2.2 Lampu tiang tinggi sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian

Sumber:

3. Sign atau tanda, merupakan rambu-rambu yang berfungsi untuk memberikan suatu tanda, baik itu informasi maupun larangan. Sign haruslah gampang dilihat dengan jarak mata manusia memandang dan gambar harus kontras serta tidak menimbulkan efek silau.

Gambar 3.3 Sign/ tanda sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian

Sumber:

4. Sculpture, merupakan suatu benda yang memiliki fungsi untuk memberikan suatu identitas ataupun untuk menarik perhatian mata pengguna jalan.


(30)

Gambar 4.4 Sculpture sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian

Sumber

5. Pagar pembatas, mempunyai fungsi sebagai pembatas antara jalur pedestrian dengan jalur kendaraan.

Gambar 5.5 Pagar pembatas sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian

Sumber

6. Bangku, mempunyai fungsi sebagai tempat untuk beristirahat bagi para pengguna jalan.

Gambar 6.6 Bangku sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian


(31)

7. Tanaman peneduh, mempunyai fungsi sebagai pelindung dan penyejuk area pedestrian. Ciri- ciri tanaman peneduh yang baik adalah sebagai berikut:

a. Memiliki ketahanan yang baik terhadap pengaruh udara maupun cuaca. b. Daunnya bermassa banyak dan lebat.

c. Jenis dan bentuk pohon berupa akasia, tanaman tanjung dan pohon- pohon yang memiliki fungsi penyejuk lainnya.

Gambar 7.7 Tanaman peneduh sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian

Sumber

8. Telepon umum, mempunyai fungsi sebagai sarana untuk pengguna jalan agar bisa berkomunikasi jarak jauh terhadap lawan bicaranya.

Gambar 8.8 Telepon umum sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian

Sumber

9. Kios, shelter, dan kanopi, keberadaannya dapat untuk menghidupkan suasana pada jalur pedestrian sehingga tidak biasa dan menimbulkan aura yang tidak biasanya. Berfungsi sebagai tempat menunggu angkutan dan sebagainya.


(32)

Gambar 9.9 Shelter sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian

Sumber

10. Jam, tempat sampah. Jam berfungsi sebagai petunjuk waktu. Sedangkan tempat sampah berfungsi sebagai sarana untuk pejalan kaki yang membuang sampah, agar pedestrian tetap nyaman dan bersih.

Gambar 10.10 Tempat sampahsebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian

Sumber

II.1.8 Perawatan Jalur Pedestrian

Tindakan perawatan terhadap jalur pedestrian sangatlah diperlukan, agar pengguna pedestrian tetap merasa aman dan nyaman dalam melakukan aktivitasnya. Serta, jika hal ini dilakukan secara intensif maka akan muncul pula inovasi- inovasi baru didalamnya, sehingga pengguna pedestrian tidak juga merasa bosan didalam kawasan pedestrian tersebut.

Iswanto (2003) mengklasifikasikan beberapa tindakan perawatan terhadap jalur pedestrian yang harus dilakukan secara intensif, yaitu dengan cara:


(33)

2. Pengangkutan sampah.

3. Penggantian material dan elemen yang sudah tidak layak pakai. 4. Penyiraman tanaman.

5. Pemupukan tanaman. 6. Pemangkasan tanaman.

II.1.9 Persyaratan Jalur Pedestrian

Agar pengguna pedestrian lebih leluasa, aman serta nyaman dalam mengerjakan aktivitas didalamnya, pedestrian haruslah memenuhi syarat- syarat dalam perancangannya.

Menurut Iswanto (2003), syarat- syarat rancangan yang harus dimiliki jalur pedestrian agar terciptanya jalur pejalan kaki yang baik adalah sebagai berikut: 1. Kondisi permukaan bidang pedestrian:

- Haruslah kuat, stabil, datar dan tidak licin.

- Material yang biasanya digunakan adalah paving block, batubata, beton, batako, batu alam, atau kombinasi- kombinasi dari yang telah disebutkan. 2. Kondisi daerah- daerah peristirahatan:

- Sebaiknya dibuat pada jarak- jarak tertentu dan disesuaikan dengan skala jarak kenyamanan berjalan kaki,

- Biasanya berjarak sekitar 180 meter. 3. Ukuran tanjakan (ramp):

- Ramp dengan kelandaian di bawah 5% untuk pedestrian umum. - Ramp dengan kelandaian mencapai 3% penggunaannya lebih praktis.

- Ramp dengan kelandaian 4% sampai dengan 5% harus memiliki jarak sekitar 165 cm.

- Ramp dengan kelandaian di atas 5% dibutuhkan desain khusus. 4. Dimensi pedestrian:

Dimensi pedestrian berdasarkan jumlah arah jalan: - Lebar minimal sekitar 122 cm untuk jalan satu arah. - Lebar minimal sekitar 165 cm untuk jalan dua arah. Dimensi pedestrian berdasarkan kelas jalan:


(34)

- Jalan kelas 1, lebar jalan 20 meter, lebar pedestrian 7 meter. - Jalan kelas 2, lebar jalan 15 meter, lebar pedestrian 3,5 meter. - Jalan kelas 3, lebar jalan 10 meter, lebar pedestrian 2 meter. Dimensi pedestrian berdasarkan daerah atau lingkungannya: - Lingkungan pertokoan, lebar pedestrian 5 meter.

- Lingkungan perkantoran, lebar pedestrian 3,5 meter. - Lingkungan perumahan. Lebar pedestrian 3 meter.

5. Sistem penerangan dan perlindungan terhadap sinar matahari:

- Penerangan pada malam hari di sepanjang jalur pedestrian daya minimal yang digunakan adalah sebesar 75 Watt.

- Perlindungan terhadap sinar matahari dapat dilakukan dengan menanam pepohonan peneduh pada jarak tertentu.

6. Sistem pemeliharaan:

- Pembersihan pedestrian dan elemen- elemen didalamnya. - Pengangkutan sampah.

- Penggantian material dan elemen yang sudah tidak layak pakai. - Penyiraman tanaman.

- Pemupukan tanaman. - Pemangkasan tanaman. 7. Kondisi struktur drainase:

Struktur drainase haruslah memperhatikan arah kemiringan, yang fungsinya bisa membantu mengalirkan air hujan yang mungkin dapat menggenang.

8. Kondisi tepi jalan

Tepi jalan disyaratkan tidak boleh melebihi ukuran tinggi maksimal satu langkah kaki, yaitu sekitar 15 cm sampai dengan 16,5 cm.

9. Kondisi daerah persimpangan jalan

Sistem peringatan kepada pengendara dan pengguna pedestrian:

- Perlu dilengkapi signage untuk membantu pengguna pedestrian melakukan aktivitasnya, seperti menyeberang.

- Signage, khususnya tanda- tanda lalulintas sebaiknya dedesain tidak menyilaukan, mudah dilihat dan diletakkan pada ketinggian sekitar 2 meter.


(35)

Jalur penyeberangan pedestrian:

- Dirancang untuk mempertegas lokasi penyeberangan pedestrian, yaitu harus mudah dilihat pengendara kendaraan maupun pengguna pedestrian.

- Menggunakan materian bertekstur untuk melukiskan bentuk dan batas jalur pedestrian.

- Signage yang digunakan sebaiknya berlatar belakang gelap dengan huruf berwarna cerah.

- Ukuran lebar bagian dalam jalur penyeberangan disarankan sama dengan ukuran lebar jalur jalan yang ada didekatnya.

Dinding- dinding pembatas:

- Dinding pembatas dengan tempat duduk sebaiknya mempunyai tinggi sekitar 45 cm sampai dengan 55 cm serta lebar minimal 20 cm untuk dapat duduk santai di atasnya.

- Dinding pembatas yang rendah, yang berukuran antara 66 cm samapai dengan 99 cm, yang dapat dimanfaatkan untuk bersandar pada posisi duduk atau untuk duduk di atasnya.

- Dinding- dinding yang transparan, seperti bambu/ kayu, pepohonan, semak- semak maupun dinding- dinding semu yang terbentuk dari batas air sungai, cakrawala juga bisa dijadikan sebagai pembatas jalur pedestrian dengan jalur kendaraan yang masing- masingnya mempunyai tinggi yang bervariasi.


(36)

Berikut adalah gambar standar pedestrian yang sudah mengikuti syarat dan kriteria:

Gambar 11.11 Potongan standar pedestrian

Sumber: olahan pribadi (2014)

II.2 Pejalan Kaki

Pejalan kaki adalah subjek yang melakukan aktivitas berjalan kaki yang dilakukan dari tempat asal menuju tempat yang dituju. Berjalan kaki merupakan bagian dari sistem transportasi atau sistem penghubung kota (linkage system) yang cukup penting. Karena dengan berjalan kaki, kita dapat mencapai semua sudut kota yang tidak dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan (Adisasmita, 2011). Menurut Fruin (1979), jalan kaki merupakan alat utama untuk pergerakan internal dalam kaki.

Terdapat beberapa jenis pejalan kaki menurut Rubenstein (1987), yaitu sebagai berikut:

1. Pejalan kaki dari sarana perjalanannya:

a. Pejalan kaki yang penuh, yaitu pejalan kaki yang menggunakan jalan kaki dari tempat asalnya sampai ke tempat yang ditujunya.

b. Pejalan kaki yang memakai kendaraan umum, yaitu pejalan kaki yang menggunakan kendaraan umum dari tempat pemberhentian umum ke tempat pemberhentian lainnya guna mencapai tujuan perjalanan.


(37)

c. Pejalan kaki yang memakai kendaraan umum dan pribadi, yaitu yang menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai kendaraan umum guna mencapai tujuan perjalanan.

d. Pejalan kaki yang memakai kendaraan pribadi, yaitu yang menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai tujuan perjalanan.

2. Pejalan kaki dari kepentingan perjalanannya:

a. Perjalanan terminal, yaitu perjalanan antar transportasi untuk mencapai tujuannya.

b. Perjalanan fungsional, yaitu perjalanan untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat fungsional.

c. Perjalanan rekreasional, yaitu perjalanan untuk mengisi waktu luang dengan berlibur atau ke sarana rekreasi lainnya.

Menurut Unterman (1984), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jarak orang untuk berjalan kaki, yaitu sebagai berikut:

1. Waktu: Berjalan kaki pada waktu tertentu, misalnya saat belanja ataupun rekreasi bisa akan mempengaruhi panjang atau jarak yang mampu ditempuh si pejalan kaki tersebut.

2. Kenyamanan: Berjalan kaki pada saat iklim atau cuaca yang baik akan menambah daya tarik orang- orang untuk berjalan kaki. Namun, iklim yang kurang baik daya tarik orang untuk berjalan kaki akan berkurang.

3. Ketersediaan Kendaraan Bermotor: Bila memadai, ketersediaan fasilitas ini akan membuat orang – orang agar berjalan lebih jauh, dibanding tidak tersedianya fasilitas ini.

4. Pola Tata Guna Lahan: Adanya fasilitas ini, seperti yang banyak ditemui di pusat kota akan mengakibatkan perjalanan dengan berjalan kaki lebih cepat dari kendaraan bermotor disebabkan karena kendaraan bermotor tidak bisa berhenti setiap saat.

Berikut merupakan beberapa tinjauan dan pengertian dasar mengenai berjalan kaki, yaitu:


(38)

1. Menurut Fruin (1979): Berjalan kaki merupakan alat untuk pergerakan internal kota, satu- satunya alat untuk memenuhi kebutuhan interaksi tatap muka yang ada didalam aktivitas komersial dan cultural di lingkungan kehidupan kota. Berjalan kaki merupakan suatu alat penghubung antara moda- moda angkutan yang lain.

2. Menurut Rapoport (1977): Dilihat dari kecepatannya, moda jalan kaki memiliki hal yang menjadi kelebihannya, yakni memiliki kecepatan rendah sehingga menguntungkan karena dapat mengamati lingkungan sekitar dan mengamati objek secara detail serta mudah menyadari lingkungan sekitarnya.

3. Menurut Gideon (1977): Berjalan kaki merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara fungsi kawasan satu dengan yang lain terutama kawasan perdagangan, kawasan budaya, dan kawasan permukiman. Dengan berjalan kaki menjadikan suatu kota menjadi lebih manusiawi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan pejalan kaki memerlukan ruang yang cukup untuk dapat melihat- lihat, sebelum memasuki ke tempat yang yang akan ditujunya tersebut. Namun disadari pula bahwa moda ini memiliki keterbatasan juga, karena tidak mudah untuk melakukan perjalanan jarak jauh, peka terhadap gangguan alam, serta hambatan yang diakibatkan oleh lalulintas kendaraan.

Menurut Sumarwanto (2012), aktivitas pejalan kaki memerlukan persyaratan sebagai berikut:

1. Aman, yaitu mudah/ leluasa bergerak terlindung dari lalulintaskendaraan bermotor.

2. Menyenangkan, dengan rute- rute yang pendek dan jelas serta bebas hambatan dan keterlambatan waktu yang diakibatkan kepadatan pejalan kaki.

3. Mudah dilakukan ke segala arah, tanpa kesulitan dan tanpa adanya gangguan/ hambatan yang disebabkan ruang yang sempit, permukaan lantai tidak merata dan sebagainya.

4. Daya tarik pada tempat- tempat tertentu diberikan elemen yang dapat menimbulkan daya tarik seperti elemen estetika, lampu penerangan jalan, lansekap dan sebagainya.


(39)

BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pendekatan penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mempelajari dan memahami kejadian atau fenomena yang sedang dialami oleh sumber penelitian dengan menganalisis masyarakat dan melakukan proses pengumpulan data tentang survey dengan cara memberikan wawancara kepada koresponden tertentu.

Sementara itu, Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat- sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

III.2 Variabel Penelitian

Sumadi (2008) menyatakan bahwa variabel adalah faktor- faktor yang berperan didalam kondisi dan gejala yang akan diteliti dan segala hal yang akan menjadi objek penelitian.

Standar/ indikator faktor fisik yang perlu diteliti pada kajian ini adalah: Tabel 3.1 Variabel dan indikator penelitian

Variabel Penelitian Indikator- indikator Penelitian 1. Dimensi lebar pedestrian

2. Kontinuitas kelengkapan street furniture/ perabot jalan ketersediaan area khusus penyandang cacat 3. Kenyamanan keteduhan dari pepohonan

ketersediaan bangku pedestrian ketersediaan shelter/ halte

kondisi penerangan jalan

kondisi paving

kejelasan tanda- tanda di pedestrian ketersediaan telepon umum

ketersediaan jam


(40)

ketersediaan rambu- rambu lalulintas di pedestrian

ketersediaan pagar pembatas di pedestrian 5. Kebersihan ketersediaan tempat sampah

Sumber: olahan pribadi (2014)

III.3 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011).

Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah sepanjang area pedestrian di jalan Dr. Mansyur Medan, yang panjangnya sekitar 1.990 meter.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar, 2007).

Metode sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sample, yang bertujuan bagi kedalaman pada penghayatan objek penelitian karena kondisi dan metode penelitian ini dilakukan akibat keterbatasan waktu dan tenaga. Penelitian ini tidak terikat oleh waktu, yang berarti bisa diteliti pada waktu pagi, siang, sore ataupun malam.

Penelitian yang terletak di sepanjang pedestrian jalan Dr. Mansyur Medan akan dibagi ke dalam 3 segmen, yaitu:

1. Segmen 1:

- Panjang segmen ini sekitar 910 meter, dari gerbang kampus Universitas Sumatera Utara sampai batas sungai Selayang Dr. Mansyur.

- Merupakan kawasan pendidikan, yaitu dengan terdapatnya kampus Universitas Sumatera Utara pada bagian selatan segmen.


(41)

- Merupakan kawasan yang paling ramai, yaitu tempat terjadi perpindahan moda transportasi dari dan ke arah kampus Universitas Sumatera Utara, terdapat perkantoran, dan penjual jasa- jasa, dan sebagainya.

2. Segmen 2:

- Panjang segmen ini sekitar 635 meter, dari sungai Selayang sampai ke tempat-tempat komersial, yaitu lebih tepatnya tempat kursus bahasa Inggris, Briton.

- Terdapat banyak kawasan komersial di segmen 2 ini, seperti tempat karaoke, tempat makan, tempat kursus dan sebagainya.

- Merupakan kawasan yang lumayan ramai. Apalagi pada hari sabtu malam dan hari minggu, dimana pada paginya yang beragama Kristen melakukan aktivitas kebaktian di gereja serta banyak tempat komersial yang buka dan diminati. Hari biasa (senin – jumat) hanya diramaikan pada jam- jam tertentu saja, seperti jam makan siang (12.00 – 14.00) dan jam makan malam (19.00 – 20.30).

3. Segmen 3:

- Panjang segmen ini sekitar 445 meter, dari kursus bahasa Inggris, Briton sampai ke persimpangan tiga jalan Dr. Mansyur Medan.

- Bangunan komersial dan kawasan studi di segmen 3 ini terdapat dalam jumlah yang lumayan banyak.

- Aktivitas sirkulasi lalu lintas yang macet terjadi hampir setiap hari, karena adanya berbagai area komersial maupun area studi di segmen ini. Di beberapa hari seperti hari jumat siang, bahkan lebih macet lagi karena adanya jam sholat Jumat bagi yang beragama Islam di Masjid Istiqamah.


(42)

G am b ar 3 .1 P et a k aw as an p en el it ia n y an g t er b ag i at as 3 s eg m en (s egm en 1 , 2 da n 3 ) Su m be r: ol ah a n pr ib a di ( 20 1 4)


(43)

III.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu: 1. Sumber data primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Teknik yang digunakan pada penelitian ini untuk mendapatkan data primer adalah dengan metode observasi, yaitu proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan dengan yang diteliti.

Hal yang diteliti dengan metode observasi pada penelitian ini, yaitu: - Fisik pedestrian, yang meliputi dimensi, kontinuitas, keteduhan,

keamanan dan kebersihan, dengan cara mengamati, mengukur, memetakan kondisi fisik tersebut.

- Non Fisik pedestrian, yang meliputi aktivitas dan kontinuitas yang terdapat pada pedestrian tersebut.

2. Sumber data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Pencarian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

- Pencarian secara manual

Dilakukan dengan melihat buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian.

- Pencarian secara online

Dilakukan dengan mencari referensi, kajian teori, jurnal dengan masing- masing keyword yang diperlukan, mencari peta digital melalui google maps, google earth, dan sebagainya.


(44)

III.5 Kawasan Penelitian dan Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di sepanjang area pedestrian Jl. Dr. Mansyur Medan, Kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru.

Gambar 3.2 Peta kawasan penelitian gambar 1

Sumber

Gambar 3.3 Peta kawasan penelitian gambar 2

Sumber:

III.6 Metode Analisa Data


(45)

- Mencari dan mengumpulkan data primer, yaitu dengan melakukan observasi, dan melakukan pengamatan langsung dengan menggunakan perekam visual atau pengukuran lapangan disertakan sketsa- sketsa. Yang diteliti pada penelitian ini adalah fisik di pedestrian Dr. Mansyur Medan. - Mencari dan mengumpulkan data sekunder, yaitu dengan mengumpulkan

data dari pencarian manual, seperti buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian, serta melakukan pencarian online, seperti mencari peta digital dan satelit dari google maps ataupun google earth.

- Pentabulasian, yaitu dengan mengumpulkan data primer dan sekunder yang telah didapat. Lalu ditabulasikan dan dibandingkan tingkat kesamaan sesuai temuan data observasi serta teori- teori tentang penelitian.

- Kesimpulan, dibuat berdasarkan perbandingan antara teori- teori pedestrian yang sudah ada dan hasil yang diperoleh di lapangan.


(46)

BAB IV.

KAWASAN PENELITIAN

IV.1 Gambaran Umum Kawasan Jl. Dr. Mansyur Medan

Kawasan Jl. Dr. Mansyur Medan merupakan kawasan yang terkenal akan kawasan studinya, yaitu terdapatnya Universitas Sumatera Utara. Selain terkenal akan kawasan studinya, juga pada kawasan ini setiap orang yang menuju pusat kota dipastikan melalui jalan ini. Panjang penggal jalan Dr. Mansyur ini adalah sekitar 1.990 meter, dengan lebar jalan (satu arah jalan) bervariasi antara 7,50 meter sampai dengan 10 meter. Dimulai dari pertemuan dengan jalan Setia Budi sampai dengan pertemuan dengan jalan Jamin Ginting. Kedua jalan inilah yang menjadi akses utama untuk memasuki Jl. Dr. Mansyur. Berikut adalah batas- batas yang terdapat pada kawasan Jl. Dr. Mansyur Medan, yang selanjutnya akan dibagi dalam 3 segmen:

1. Batas utara: Kawasan studi, pertokoan, rumah sakit dan sebagainya. 2. Batas timur: Jl. Jamin Ginting.

3. Batas selatan: Kawasan studi, pertokoan, dan sebagainya. 4. Batas barat: Jl. Setia Budi.

Gambar 4.1 Peta kawasan penelitian dan batas- batas kawasan

Sumber

Penelitian yang terletak di sepanjang pedestrian jalan Dr. Mansyur Medan akan dibagi ke dalam 3 segmen, yaitu:


(47)

1. Segmen 1:

- Panjang segmen ini sekitar 910 meter, dari gerbang kampus Universitas Sumatera Utara sampai batas sungai Selayang Dr. Mansyur.

- Merupakan kawasan pendidikan, yaitu dengan terdapatnya kampus Universitas Sumatera Utara pada bagian selatan segmen.

- Merupakan kawasan yang paling ramai, yaitu tempat terjadi perpindahan moda transportasi dari dan ke arah kampus Universitas Sumatera Utara, terdapat perkantoran, dan penjual jasa- jasa, dan sebagainya.

2. Segmen 2:

- Panjang segmen ini sekitar 635 meter, dari sungai Selayang sampai ke tempat-tempat komersial, yaitu lebih tepatnya tempat kursus bahasa Inggris, Briton.

- Terdapat banyak kawasan komersial di segmen 2 ini, seperti tempat karaoke, tempat makan, tempat kursus dan sebagainya.

- Merupakan kawasan yang lumayan ramai. Apalagi pada hari sabtu malam dan hari minggu, dimana pada paginya yang beragama Kristen melakukan aktivitas kebaktian di gereja serta banyak tempat komersial yang buka dan diminati. Hari biasa (senin – jumat) hanya diramaikan pada jam- jam tertentu saja, seperti jam makan siang (12.00 – 14.00) dan jam makan malam (19.00 – 20.30).

3. Segmen 3:

- Panjang segmen ini sekitar 445 meter, dari kursus bahasa Inggris, Briton sampai ke persimpangan tiga jalan Dr. Mansyur Medan.

- Bangunan komersial dan kawasan studi di segmen 3 ini terdapat dalam jumlah yang lumayan banyak.

- Aktivitas sirkulasi lalu lintas yang macet terjadi hampir setiap hari, karena adanya berbagai area komersial maupun area studi di segmen ini. Di beberapa hari seperti hari jumat siang, bahkan lebih macet lagi karena adanya jam sholat Jumat bagi yang beragama Islam di Masjid Istiqamah.


(48)

Gambar 4.2 Peta kawasan penelitian yang terbagi atas 3 segmen (segmen 1, 2 dan 3)

Sumber: olahan pribadi (2014)

Universitas


(49)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil

V.1.1 Hasil Analisa Jalur Pedestrian Kawasan Jl. Dr. Mansyur Medan V.1.1.1 Temuan Pada Segmen Pengamatan (Segmen 1)

A. Tinjauan Karakter Segmen

Gambar 5.1 Peta segmen 1

Sumber: olahan pribadi (2014)

- Panjang segmen ini sekitar 910 meter, dari gerbang kampus Universitas Sumatera Utara sampai batas sungai Selayang Dr. Mansyur.

- Merupakan kawasan pendidikan, yaitu dengan terdapatnya kampus Universitas Sumatera Utara pada bagian selatan segmen.

- Merupakan kawasan yang paling ramai, yaitu tempat terjadi perpindahan moda transportasi dari dan ke arah kampus Universitas Sumatera Utara, terdapat perkantoran, dan penjual jasa- jasa baik formal maupun informal, dan sebagainya.

B. Kontinuitas pada Segmen 1. Jalan

Sebagian besar penggal jalan Dr. Mansyur segmen 1 sudah mempunyai bagian- bagian jalan yang sesuai, seperti badan jalan, bahu jalan, selokan serta pedestriannya. Berikut adalah data yang didapat di segmen tersebut:

- Jalur pedestrian yang lebarnya sekitar 1,20 meter dan memiliki tinggi dari bahu jalan sekitar 20 cm. Dari beberapa jalur pedestrian yang terdapat pada segmen 1, kebanyakan sudah berkondisikan tidak layak pakai, seperti adanya


(50)

jalur pedesrian yang permukaannya tidak rata dan beberapa sudah mulai rusak, bisa diakibatkan tidak dirawatnya jalur pedestrian tersebut maupun beberapa kerusakan disebabkan oleh pertumbuhan pepohonan peneduh yang tidak teratur. Beberapa titik juga diramaikan oleh pedagang informal yang berjualan diatasnya yang keberadaannya mengganggu aktivitas pedestrian

yang seharusnya digunakan sebagai jalur pejalan kaki. Gambar 5.2 Pedestrian pada segmen 1

Sumber: dokumentasi survey (2014)

- Bahu jalan yang terletak di tepi jalan sepanjang sisi kanan dan kiri jalan yang berlebar sepanjang 2,00 meter. Bahu jalan pada segmen 1 kebanyakan digunakan secara informal oleh pedagang informal yang berjualan diatasnya, serta diramaikan oleh kendaraan- kendaraan yang menggunakannya sebagai tempat parkir informal.

- Jalan 2 arah yang lebarnya sekitar 8,00 meter satu arahnya, yang digunakan sebagai jalur khusus kendaraan- kendaraan.

- Saluran air terbuka (got) yang mempunyai lebar sekitar 1,80 meter. Selokan air terbuka berfungsi sebagai tempat saluran pembuangan air, namun di beberapa titik pada segmen 1 selokan air terbuka disini juga difungsikan sebagai tempat orang- orang membuang sampah.


(51)

Gambar 5.3 Selokan pada segmen 1

Sumber: dokumentasi survey (2014)

Berikut adalah potongan segmen 1:

Gambar 5.4 Potongan segmen 1

Sumber: olahan pribadi (2014)

2. Tempat Parkir

- Pada sepanjang penggal jalan Dr. Mansyur Medan tidak terdapat tempat parkir khusus. Kendaraan- kendaraan yang berhenti dapat diparkir secara paralel di bahu jalan baik sisi kanan atau kiri sepanjang penggal jalan itu. - Yang sangat menonjol adalah disepanjang penggal jalan kanan dan kiri area

kampus Universitas Sumatera Utara, yang bahu jalannya didominasi oleh pedagang informal yang melakukan aktivitas jual beli yang jumlahnya


(52)

mencapai puluhan mobil ataupun gerobak berjajar rapat secara paralel. Serta pada daerah dekat sungai Selayang, banyak terdapat Pertokoan/ Kios/ Warung yang tempat parkirnya diletakkan di bahu jalan.

Gambar 5.5 Tempat parkir informal pada segmen 1 Sumber: dokumentasi survey (2014)


(53)

G am ba r 5 .6 P et a ko n di si t em pa t pa rki r in for m al da n te m pa t pa rki r for m al pa da s egm en 1 Su m be r: ol ah a n pr ib a di ( 20 1 4)

Berikut adalah Peta kondisi dari tempat parkir formal dan tempat parkir informal pada segmen 1:


(54)

3. Pertokoan/ Kios/ Warung (Pedagang Formal)

- Sepanjang penggal jalan Dr. Mansyur, tidak termasuk area kampus Universitas Sumatera Utara, Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara dan perumahan dosen, sebagian besar merupakan toko- toko yang menyediakan keperluan mahasiswa sekitar kampus, seperti fotokopi/ percetakan, alat tulis, alat laboratorium dan sebagainya. Serta terdapat juga toko- toko yang menyediakan keperluan sehari- hari, seperti apotik, kios pulsa dan warung makan/ kafe yang terletak pada ujung segmen di dekat sungai selayang Dr. Mansur.

Gambar 5.7 Pedagang formal pada segmen 1

Sumber: dokumentasi survey (2014)

- Pertokoan/ Kios/ Warung ini buka pada setiap hari. Rata- rata dari pagi sampai malam hari (pukul 07.00 – 21.00 WIB). Akan tetapi, pada hari minggu dibuka dan ditutup lebih awal. (sekitar pukul 08.00 – 18.00) dan beberapa Pertokoan/ Kios/ Warung bahkan ada yang tidak berjualan.

- Kondisi bangunan Pertokoan/ Kios/ Warung ini hampir seluruhnya berupa bangunan yang terencana sebagai tempat usaha. Posisi letaknya merapat dengan sisi pedestrian, bahkan ada yang langsung berbatasan dengan jalan utama dibagian segmen yang tidak terdapat pedestrian.


(55)

G am ba r 5 .8 P et a ko n di si pe da ga n g for m al pa da s egm en 1 Su m be r: ol ah a n pr ib a di ( 20 1 4)


(56)

4. Pedagang Informal

- Pedagang informal, yang seringkali disebut juga sebagi Pedagang Kaki Lima (PKL) pada segmen ini menggunakan lahan- lahan kosong, baik pada bahu jalan yang mengganggu aktivitas kendaraan maupun jalur pedestrian di sepanjang penggal jalan sisi kiri dan kanan jalan Dr. Mansyur Medan yang digunakan sebagai jalur pejalan kaki.

Gambar 5.9 Pedagang informal pada segmen 1

Sumber: dokumentasi survey (2014)

- Pedagang informal biasanya berjualan setiap hari, dengan buka pada waktu pagi yang bervariasi, yaitu antara pukul 07.00 sampai pukul 08.00 dan buka pada waktu sore hari yang juga bervariasi, yaitu pukul 16.00 sampai pukul 17.00. Biasanya pedagang informal menutup dagangannya bervariasi, yaitu pukul 16.00, 17.00 sampai pukul 22.00.

- Sarana- sarana yang mereka gunakan untuk berdagang antara lain tenda, kios, gerobak, kendaraan bermotor, dan sebagainya.


(57)

G am ba r 5 .1 0 P et a ko n di si pe d aga n g inf or m al pa da s egm en 1 Su m be r: ol ah a n pr ib a di ( 20 1 4)


(58)

5. Perkantoran/ Pendidikan/ Tempat Ibadah

- Bangunan perkantoran yang terdapat di sepanjang segmen 1 yaitu: agen perjalanan, bank (yang terdiri atas bank BNI, bank Sumut, bank mandiri) dan sebagainya.

Gambar 5.11 Bangunan perkantoran pada segmen 1

Sumber: dokumentasi survey (2014)

- Bangunan pendidikan yang tedapat di sepanjang segmen ini yaitu kampus Universitas Sumatera Utara.


(59)

G am ba r 5 .1 2 P et a ko n di si pe rka nt or an/ pe n d id ik an / te m p at i b ad ah pa da s egm en 1 Su m be r: ol ah a n pr ib a di ( 20 1 4)

Berikut adalah Peta kondisi dari perkantoran/ pendidikan/ tempat ibadah pada segmen 1:


(60)

B. Hasil Observasi Fisik Segmen a. Paving

- Pada segmen 1 ini, paving terbuat dari beton yang melapisi tanah. Namun paving di segmen 1 hanya terletak di beberapa titik saja dan area yang memiliki paving bahkan memiliki paving yang tidak layak pakai lagi, dengan kondisi yang tidak rata dan sudah mulai rusak.

Gambar 5.13 Paving pada segmen1


(61)

G am b ar 5. 14 P eta k ond is i p av ing pa da s egm en 1 Su m be r: ol ah a n pr ib a di ( 20 1 4)


(62)

b. Lampu

- Pada segmen ini, terdapat dua jenis lampu jalan, yaitu lampu tiang tinggi sebanyak 42 buah yang mempunyai tinggi sekitar 10 meter dan lampu khusus sebanyak 4 buah yang terletak di jembatan setinggi 3 meter.

Gambar 5.15 Lampu pada segmen 1 (atas-kiri: lampu tiang tinggi pada siang hari, atas-kanan: lampu khusus pada siang hari, bawah-kiri: lampu tiang tinggi pada malam

hari, bawah-kanan: lampu khusus pada malam hari)

Sumber: dokumentasi survey (2014)

- Kondisi umumnya masih menyala pada malam hari, namun di area kampus Universitas Sumatera Utara terhalang sinarnya oleh rimbunan pohon peneduh yang sangat besar dan tercatat ada 12 lampu yang tidak menyala lagi dari jumlah lampu di segmen ini yang berjumlah sebanyak 46 buah lampu (42 buah lampu tiang tinggi dan 4 buah lampu khusus).


(63)

G am b ar 5 .1 6 P et a k o n d is i lam p u pa da s eg m en 1 Su m be r: ol ah a n pr ib a di ( 20 1 4)


(64)

c. Sign/ Tanda

Terdata hanya ada 2 buah tanda- tanda lalulintas yang terdapat di sepanjang segmen ini. Sign/ tanda yang berada pada segmen 1 berkondisikan baik, namun tertutup daun- daun dari pepohonan yang dibiarkan tumbuh dengan massa yang lebat dan tumbuh tidak teratur.

Gambar 5.17 Tanda/ sign pada segmen 1


(65)

G am b ar 5 .1 8 P et a k o n d is i tan d a/ sign pa da s egm en 1 Su m be r: ol ah a n pr ib a di ( 20 1 4)


(66)

d. Sculpture

Tidak terdapat sculpture di segmen ini. Dimana seharusnya sculpture bisa memberikan kesan hidup dan indah terhadap suatu kawasan.

e. Pagar pembatas

Tidak terdapat pagar pembatas di segmen ini. Sehingga dengan tidak terdapatnya pagar pembatas, kemungkinan terjadinya kontak fisik antara pengguna pedestrian dan pengguna jalan akan lebih besar.

f. Bangku

- Tidak tersedia bangku khusus bagi pengguna pejalan kaki di pedestrian di segmen ini.

- Hanya tersedia tempat duduk yang terbuat dari beton pada daerah pertokoan dan daerah kampus Universitas Sumatera Utara yang digunakan tukang parkir toko tersebut untuk beristirahat. Dan beberapa tempat ada yang digunakan tempat menunggu bagi orang- orang yang menunggu angkutan kota.

- Terdapat bangku dari pedagang informal, yang diletakkan di bahu jalan dan pedestrian dimana keberadaannya mengganggu penggunanya.

Gambar 5.19 Bangku pada segmen 1

Sumber: dokumentasi survey (2014)

g. Tanaman peneduh

- Tanaman peneduh yang ditanam di sepanjang segmen ini hanya ditanami dengan pepohonan jenis akasia. Tanaman peneduh ditanam di kanan kiri serta di bagian tengah pemisah jalur jalan sepanjang penggal jalan Dr. Mansyur, khususnya di area kampus Universitas Sumatera Utara.


(67)

- Tinggi pohon sekitar 8 meter sampai dengan 10 meter.

Gambar 5.20 Tanaman peneduh pada segmen 1

Sumber: dokumentasi survey (2014)

- Fungsi pohon disini adalah sebagai pengarah dan peneduh.

- Pada area kampus Universitas Sumatera Utara di segmen 1 ini, terdapat banyak pepohonan rindang yang berfungsi sebagai peneduh pengguna pedestrian yang sedang beraktivitas disana. Namun, kebanyakan dari pepohonan tersebut sudah kelebihan massa, sehingga merusak pedestrian dan sangat mengganggu aktivitas pejalan kaki dalam beraktivitas, sehingga kalau dimuat dalam massa yang banyak didalamnya, beberapa pengguna akan terpaksa berjalan diluar jalur pedestrian.


(68)

G am ba r 5 .2 1 P et a ko n di si t an am an pe ne d u h pa da s egm en 1 Su m be r: ol ah a n pr ib a di ( 20 1 4)


(69)

h. Telepon umum

Tidak terdapat telepon umum di segmen ini. Dimana seharusnya keberadaan dari telepon umum dapat memudahkan komunikasi jarak jauh bagi orang- orang yang membutuhkannya.

i. Shelter/ Kanopi

Terdapat 2 buah shelter/ kanopi yang digunakan untuk menunggu angkutan kota pada segmen ini. Shelter digunakan sebagai halte, yaitu tempat menunggu bagi para penumpang angkutan umum yang memakai jasa transportasi angkutan umum.

Gambar 5.22 Shelter/ kanopi pada segmen 1


(70)

Gambar 5.23 Peta kondisi shelter/ kanopi pada segmen 1

Sumber: olahan pribadi (2014)

B

erik

u

t a

d

al

ah

P

eta

k

o

n

d

is

i d

ari

sh

el

ter

pa

da

s

eg

m

en 1:

Universitas


(71)

j. Jam dan Tempat Sampah

- Tidak terdapat jam pada kawasan ini.

- Pada segmen ini tidak terdapat tempat sampah, hanya saja kebanyakan orang- orang membuang sampah di pinggiran selokan/ got, bahkan didalam selokan/ got itu sendiri, sehingga pada segmen 1 tidak tercipta kebersihan yang layak bagi para penggunanya, baik jalur pejalan kaki (pedestrian) ataupun jalur kendaraan.

Gambar 5.24 Tempat sampah pada segmen 1

Sumber: dokumentasi survey (2014)

C. Aktivitas Pengguna Pedestrian Segmen 1. Pejalan Kaki

- Pada umumnya kebanyakan pejalan kaki yang beraktivitas di segmen 1 ini adalah mahasiswa kos- kosan dan yang menaiki moda angkutan umum bertujuan berangkat memasuki dan keluar dari kampus Universitas Sumatera Utara serta ke warung/ toko yang menjual peralatan- peralatan perkuliahan mereka.

- Keramaian pejalan kaki terjadi pada waktu- waktu tertentu, seperti: pagi hari (07.00 – 10.00), siang hari (12.00 – 14.00) dan sore hari (16.00 – 18.00). - Masyarakat sekitar kawasan segmen 1 ini juga melakukan aktivitas berjalan

kaki, untuk jarak yang pendek dari rumah ke toko/ warung untuk menunggu angkutan umum.

- Aktivitas pejalan kaki juga lebih banyak pada saat tertentu, yaitu hari sabtu malam dan minggu yang mencari pusat- pusat jajanan terutama pada


(72)

pedagang informal yang harga makanan/ minuman yang dijualnya relatif murah.

2. Pedagang Informal dan Pedagang Formal

- Pedagang informal biasanya berjualan setiap hari, dengan buka pada waktu pagi yang bervariasi, yaitu antara pukul 07.00 sampai pukul 08.00 dan buka pada waktu sore hari yang juga bervariasi, yaitu pukul 16.00 sampai pukul 17.00. Biasanya pedagang informal menutup dagangannya bervariasi, yaitu pukul 16.00, 17.00 sampai pukul 22.00.

- Jenis barang dagangan pedagang informal umumnya berupa makanan/ minuman, sticker kendaraan serta kartu internetan.

Gambar 5.25 Pedagang informal pada segmen 1

Sumber: dokumentasi survey (2014)

- Pedagang formal biasanya buka pada setiap hari. Rata- rata dari pagi sampai malam hari (pukul 07.00 – 21.00 WIB). Akan tetapi, pada hari minggu dibuka dan ditutup lebih awal. (sekitar pukul 08.00 – 18.00) dan beberapa Pertokoan/ Kios/ Warung bahkan ada yang tidak berjualan.

- Jenis barang dagangan yang dijual oleh pedagang formal di segmen ini sebagian besar merupakan toko- toko yang menyediakan keperluan mahasiswa sekitar kampus, seperti fotokopi/ percetakan, alat tulis, alat laboratorium dan sebagainya. Serta terdapat juga toko- toko yang menyediakan keperluan sehari- hari, seperti apotik, kios pulsa dan warung makan/ kafe yang terletak pada ujung segmen di dekat sungai selayang Dr. Mansur.


(73)

3. Pengendara dan Penumpang Kendaraan Umum

- Pengendara angkutan umum cukup banyak di penggal jalan Dr. Mansyur Medan, khususnya di area kampus Universitas Sumatera Utara. Mereka melayani transportasi untuk mahasiswa dan masyarakat umum sekitar. Kebanyakan dari mereka tidak disiplin dan tidak tertib, khususnya dalam menurunkan dan menaikkan penumpang di sepanjang penggal jalan, sehingga sering membuat arus lalulintas menjadi terganggu.

- Pengendara kendaraan pribadi kebanyakan dari mahasiswa dan pegawai kantor yang melakukan aktivitas berangkat dan pulang ke tempatnya masing- masing. - Penumpang angkutan umum juga sering menghentikan kendaraan umum pada sembarang tempat di segmen ini, baik dalam naik ataupun turun kendaraan, sehingga mengganggu kelancaran lalulintas. Hal ini dikarenakan juga shelter tempat menunggu angkutan umum berjumlah sangat minim.

V.1.1.2 Temuan Pada Segmen Pengamatan (Segmen 2) A. Tinjauan Karakter Segmen

Gambar 5.26 Peta segmen 2

Sumber: olahan pribadi (2014)

- Panjang segmen ini sekitar 635 meter, dari sungai Selayang sampai ke tempat-tempat komersial, yaitu lebih tepatnya tempat-tempat kursus bahasa Inggris, Briton. - Terdapat banyak kawasan komersial di segmen 2 ini, seperti tempat karaoke,


(74)

- Merupakan kawasan yang lumayan ramai. Apalagi pada hari sabtu malam dan hari minggu, dimana pada paginya yang beragama Kristen melakukan aktivitas kebaktian di gereja serta banyak tempat komersial yang buka dan diminati. Hari biasa (senin – jumat) hanya diramaikan pada jam- jam tertentu saja, seperti jam makan siang (12.00 – 14.00) dan jam makan malam (19.00 – 20.30).

B. Kontinuitas pada Segmen 1. Jalan

Sebagian besar penggal jalan Dr. Mansyur segmen 2, seperti halnya segmen 1 sudah mempunyai bagian- bagian jalan yang sesuai, seperti badan jalan, bahu jalan, selokan serta pedestriannya. Berikut adalah data yang didapat di segmen tersebut:

- Jalur pedestrian banyak yang tidak terdapat disepanjang penggal jalan ini. Daerah yang memilikinya terletak di atas selokan/ got yang berfisik dilapisi beton dengan kondisi yang cukup baik. Pada suatu titik pada segmen 2, yaitu di depan Gereja Katolik Stasi Santo Yosep memiliki pedestrian yang sudah tidak layak pakai, dengan berkondisikan sudah berlubang serta berlumut dan kotor. Jalur pedestrian pada segmen 2 berlebar sekitar 1,20 meter dan memiliki tinggi dari bahu jalan sekitar 20 cm. Serta ada suatu daerah yang memiliki pedestrian dari paving, khusus untuk area berjualannya saja.

Gambar 5.27 Pedestrian pada segmen 2


(75)

- Jalan 2 arah yang lebarnya sekitar 7,50 meter satu arahnya, yang digunakan sebagai jalur khusus kendaraan- kendaraan.

- Bahu jalan tidak terdapat di bagian kanan kiri sepanjang penggal jalan. Bahkan, biarpun tidak terdapat bahu jalan dan markanya, masih ada beberapa area di segmen ini yang menjadikan bagian pinggir jalan yang bukan merupakan bahu jalan sebagai tempat parkir kendaraan yang bersifat informal.

- Selokan/ got yang mempunyai lebar sekitar 1,20 meter. Semua selokan/ got di segmen ini berfisik tertutup. Sehingga di bagian atasnya bisa digunakan sebagai jalur pejalan kaki.

Gambar 5.28 Selokan pada segmen 2


(76)

Berikut adalah potongan segmen 2:

Gambar 5.29 Potongan segmen 2

Sumber: olahan pribadi (2014)

2. Tempat Parkir

- Pada sepanjang penggal jalan Dr. Mansyur Medan segmen 2 ini juga tidak terdapat tempat parkir khusus. Kendaraan- kendaraan yang berhenti dapat diparkir secara paralel jalan utama yang bahkan tidak memiliki bahu jalan. Namun, di beberapa area pertokoan, seperti warung makan disediakan tempat parkir khusus bagi para pengunjung tempat tersebut.

Gambar 5.30 Tempat parkir informal (kiri) dan formal (kanan) pada segmen 2


(77)

Berikut adalah Peta kondisi dari tempat parkir formal dan tempat parkir informal pada segmen 2:

Gambar 5.31 Peta kondisi tempat parkir informal dan tempat parkir formal pada segmen 2

Sumber: olahan pribadi (2014)

3. Pertokoan/ Kios/ Warung (Pedagang Formal)

- Sepanjang penggal jalan Dr. Mansyur pada segmen 2 ini terdapat banyak sekali Pertokoan/ Kios/ Warung yang kebanyakan merupakan warung makan yang bersifat formal. Serta terdapat juga toko- toko yang menyediakan keperluan sehari- hari, seperti toko baju, kios pulsa dan sebagainya.

Gambar 5.32 Pedagang formal pada segmen 2

Sumber: dokumentasi survey (2014)

Simbol Keterangan Tempat parkir formal Tempat parkir informal


(78)

- Pertokoan/ Kios/ Warung ini buka pada setiap hari. Beberapa hari seperti sabtu malam dan hari libur (minggu) akan lebih ramai dari biasanya, karena banyak tempat komersial yang buka dan diminati. Hari biasa (senin – jumat) hanya diramaikan pada jam- jam tertentu saja, seperti jam makan siang (12.00 – 14.00) dan jam makan malam (19.00 – 20.30).

- Kondisi bangunan Pertokoan/ Kios/ Warung ini hampir seluruhnya berupa bangunan yang terencana sebagai tempat usaha. Posisi letaknya merapat dengan sisi pedestrian, bahkan ada yang langsung berbatasan dengan jalan utama dibagian segmen yang tidak terdapat pedestrian.

Berikut adalah Peta kondisi dari tempat pedagang formal pada segmen 2:

Gambar 5.33 Peta kondisi pedagang formal pada segmen 2

Sumber: olahan pribadi (2014)

4. Pedagang Informal

- Pedagang informal tidak banyak terdapat di segmen ini. Di segmen ini, mereka menggunakan lahan- lahan kosong seperti jalur pedestrian dan bahu jalan di penggal jalan sisi kiri dan kanan jalan Dr. Mansyur Medan.

Simbol Keterangan


(79)

Gambar 5.34 Pedagang informal pada segmen 2 Sumber: dokumentasi survey (2014)

- Pedagang informal biasanya berjualan setiap hari, dengan buka pada waktu pagi yang bervariasi, yaitu antara pukul 07.00 sampai pukul 08.00 dan buka pada waktu sore hari yang juga bervariasi, yaitu pukul 16.00 sampai pukul 17.00. Biasanya pedagang informal menutup dagangannya bervariasi, yaitu pukul 16.00, 17.00 sampai pukul 22.00.

- Sarana- sarana yang mereka gunakan untuk berdagang antara lain di segmen ini adalah kios dari gerobak, yang umumnya menjual makanan dan minuman ringan, serta pulsa.

Berikut adalah Peta kondisi dari tempat pedagang informal pada segmen 2:

Gambar 5.35 Peta kondisi pedagang informal pada segmen 2

Sumber: olahan pribadi (2014)

Simbol Keterangan


(80)

5. Perkantoran/ Pendidikan/ Tempat Ibadah

- Bangunan perkantoran yang terdapat di sepanjang segmen ini yaitu agen perjalanan Sriwijaya.

- Bangunan pendidikan yang tedapat di sepanjang segmen ini yaitu Pendidikan Darma Wanita.

- Terdapat hanya satu tempat ibadah pada segmen 2, yaitu Gereja Katolik Stasi Santo Yosep.

Gambar 5.36 Tempat ibadah (Gereja Katolik Stasi Santo Yosep) pada segmen 2


(81)

Berikut adalah Peta kondisi dari perkantoran/ pendidikan/ tempat ibadah pada segmen 2:

Gambar 5.37 Peta kondisi perkantoran/ pendidikan/ tempat ibadah pada segmen 2

Sumber: olahan pribadi (2014)

B. Hasil Observasi Fisik Segmen a. Paving

- Pada segmen 2 ini, paving hanya terdapat di pedestrian sepanjang area area warung/ toko makanan saja. Sebagian ada juga yang menggunakan yang berbahan seperti di segmen 1, yaitu terbuat dari beton yang melapisi tanah.

Gambar 5.38 Paving pada segmen 2

Sumber: dokumentasi survey (2014)

Simbol Keterangan

Perkantoran

Pendidikan


(82)

- Kondisi paving yang terdapat di beberapa titik pada segmen ini sudah tidak layak pakai, misalnya paving yang terletak di depan Gereja Katolik Stasi Santo Yosep yang berkondisikan sudah rusak dan berlumut (kotor).

Gambar 5.39 Paving di depan Gereja Katolik Stasi Santo Yosep pada segmen 2

Sumber: dokumentasi survey (2014)

Berikut adalah Peta kondisi dari paving pada segmen 2:

Gambar 5.40 Peta kondisi paving pada segmen 2

Sumber: olahan pribadi (2014)

Simbol Keterangan


(83)

b. Lampu

- Pada segmen ini, terdapat dua jenis lampu jalan, yaitu lampu tiang tinggi sebanyak 26 buah yang mempunyai tinggi sekitar 10 meter dan lampu khusus sebanyak 4 buah yang terletak di jembatan setinggi 3 meter.

Gambar 5.41 Lampu pada segmen 2 (kiri: lampu tiang tinggi pada siang hari, kanan: lampu tiang tinggi pada malam hari

Sumber: dokumentasi survey (2014)

- Kondisi lampu pada segmen 2 umumnya masih menyala pada malam hari. Tercatat ada 1 lampu yang tidak menyala lagi dari jumlah lampu di segmen ini sebanyak 30 buah lampu (26 buah lampu tiang tinggi dan 4 buah lampu khusus).


(84)

Berikut adalah Peta kondisi dari lampu pada segmen 2:

Gambar 5.42 Peta kondisi lampu pada segmen 2

Sumber: olahan pribadi (2014)

c. Sign/ Tanda

Hanya ada 2 buah tanda- tanda lalulintas yang terdapat di sepanjang segmen ini. Sign/ tanda pada segmen 2 berkondisikan baik, namun di beberapa titik yang diharapkan sign/tanda itu diperlukan, malah tidak diletakkan.

Gambar 5.43 Tanda/ sign pada segmen 2

Sumber: dokumentasi survey (2014)

Simbol Keterangan


(85)

Berikut adalah Peta kondisi dari tanda/ sign pada segmen 2:

Gambar 5.44 Peta kondisi tanda/ sign pada segmen 2

Sumber: olahan pribadi (2014)

d. Sculpture

Tidak terdapat sculpture di segmen ini. Dimana seharusnya sculpture bisa memberikan kesan hidup dan indah terhadap suatu kawasan.

e. Pagar pembatas

Tidak terdapat pagar pembatas pada segmen ini. Sehingga dengan tidak terdapatnya pagar pembatas, kemungkinan terjadinya kontak fisik antara pengguna pedestrian dan pengguna jalan akan lebih besar.

f. Bangku

- Tidak tersedia bangku khusus pengguna pejalan kaki di pedestrian di segmen ini.

- Hanya tersedia tempat duduk pada daerah pertokoan yang digunakan tukang parkir toko tersebut untuk beristirahat. Dan beberapa tempat ada yang digunakan tempat menunggu bagi orang- orang yang menunggu angkutan kota.

- Terdapat bangku dari pedagang informal, yang diletakkan di area pedestrian, yang keberadaannya sangat mengganggu aktivitas seharusnya dari pedestrian, yaitu sebagai ruang untuk pejalan kaki.

Simbol Keterangan


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Adji, Sakti. 2011. Jurnal Analisis Jaringan Transportasi. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.

Chearra. 1978. Standard Perencanaan Kota.

Darmawan, Edy. 2003. Teori dan Implementasi Perancangan Kota. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Dharmawan, Doddy. 2004. Mengamati Peran Pedestrian dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus: Sudirman – Thamrin, Jakarta). Artikel Jurnal Ilmiah Arsitektur NALARs. Volume 3 Nomor 1 Edisi Januari 2004 Universitas Muhammadiyah, Jakarta.

Fruin, John. 1979. Pedestrian Planning and Design. Metropolitan and Association of Urban Designers and Enviromental Planners, Inc, New York.

Gideon, Giovany. 1977. Human Aspect of Urban Form.

Iswanto, Danoe. 2003. Mengkaji Fungsi Keamanan dan Kenyamanan Bagi Pejalan Kaki di Jalur Pedestrian (Trotoar) Jalan Ngesrep Timur V Semarang (Akses Utama Kampus UNDIP Tembalang). Program Pasca Sarjana Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro, Semarang. Iswanto, Danoe. 2006. Pengaruh Elemen- Elemen Pelengkap Jalur Pedestrian

Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki (Studi Kasus: Penggal Jalan Pandanaran, Dimulai dari Jalan Randusari Hingga Kawasan Tugu Muda).

Artikel Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman, Volume 5 Nomor 1Edisi Maret 2006, Bandung.

Kostof, Spiro.1992. The City Shape: Urban Patterns and Meanings Through History. Thames and Hudson, London.

Rapoport, Amos. 1977. Humas Aspects of Urban Form, Towards a Man

Environmet Approach to Urban Form and Design. Perhamon Press.

Rapoport & Mouden, Anne. 1987. Public Streets for Public Use. Van Nostrand Reinhold Company, New York.

Rubenstein. 1987. A Guide to Site and Environment Planning. John Wiley & Sons, Inc, New York.


(2)

Rubenstein. 1992. Pedestrian Malls Sreetscape and Urban Spaces. John Wiley & Sons, Inc, New York.

Sabar. 2007. Pengantar Metodologi Penelitian. FKIP: Universitas Muria Kudus. Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. Van Nostrand Reinhold

Company, New York.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung. Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sumarwanto. 2012. Pengaruh Pedagang Kaki Lima Terhadap Keserasian dan Ruang Publik Kota di Semarang. Serat Acitya UNTAG, Semarang. Unterman, Richard. 1984. The Pedestrian and The bicyclist.


(3)

LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Kawasan & Legenda

simbol keterangan Segmen 1 (910 meter) Segmen 2 (635 meter) Segmen 3 (445 meter)


(4)

Lampiran 2. Penelitian Terkait

Faktor Fisik

Variabel Indikator Temuan Sumber Teori

1. Dimensi lebar pedestrian

Lebar minimal pedestrian sekitar 1,65 meter

Danoe Iswanto,

untuk jalan dua arah 2003

2. Kontinuitas

kelengkapan street furniture/ perabot jalan

Elemen- elemen harus

terdapat di Jalur Rubenstein,

Pedestrian 1992

ketersediaan area khusus

penyandang cacat Ukuran tanjakan ramp

Danoe Iswanto,

2006

3. Kenyamanan keteduhan dari pepohonan

Tanaman peneduh

mempunyai fungsi yaitu Rubenstein,

sebagai pelindung dan

penyejuk pedestrian 1992

ketersediaan bangku pedestrian

Mempunyai fungsi sebagai

tempat istirahat Rubenstein,

pengguna jalan 1992

ketersediaan shelter/ halte

Mempunyai fungsi sebagai

tempat untuk Rubenstein,

menunggu angkutan dan

sebagainya 1992

kondisi penerangan jalan

Sistem penerangan dan perlindungan

Danoe Iswanto,

terhadap sinar matahari 2003

Lampu merupakan benda yang digunakan

Chearra, 1978

untuk penerangan pada

malam hari

kondisi paving

Dalam meletakkan paving,

sangatlah perlu Rubenstein,

memperhatikan pola, warna,

tekstur dan 1992

daya serap air

Paving haruslah kuat, stabil, datar dan tidak

Danoe Iswanto,

licin 2003

kejelasan tanda- tanda di pedestrian

Merupakan rambu- rambu

yang berfungsi Rubenstein,

untuk memberikan tanda

informasi ataupun 1992

larangan

Tanda- tanda sebaiknya didesain agar tidak

Danoe Iswanto,


(5)

menyilaukan, mudah dilihat,

dan diletakkan 2003

pada ketinggian 2 meter

ketersediaan telepon umum

Tersedianya telepon umum sebagai alat

komunikasi

Rubenstein, 1992

ketersediaan jam

Tersedianya jam sebagai

penunjuk waktu Rubenstein,

1992

4. Keamanan

Penerangan pada malam hari Penempatan diletakkan sedemikian rupa, Danoe Iswanto, sehingga dapat

menghasilkan penerangan 2006

yang merata, keamanan dan

kenyaman bagi

pengguna pedestrian, dan

petunjuk arah

yang jelas

Lampu merupakan benda yang digunakan

Chearra, 1978

untuk penerangan pada

malam hari

ketersediaan rambu- rambu lalulintas di pedestrian

Merupakan rambu- rambu

yang berfungsi Rubenstein,

untuk memberikan tanda

informasi ataupun 1992

larangan

ketersediaan pagar pembatas di pedestrian

Pagar pembatas merupakan

pembatas antara Rubenstein,

jalur pedestrian dengan jalur

kendaraan 1992

Dinding- dinding

transparan, seperti bambu/

Danoe Iswanto,

kayu, pepohonan, semak-

semak, maupun 2003

dinding semu yang

terbentuk dari air juga

merupakan pagar pembatas

yang masing-

masing mempunyai tinggi yang bervariasi

5. Keindahan

keindahan pedestrian dari pepohonan

Vegetasi memberikan fungsi estetis serta Danoe Iswanto, meningkatkan kualitas


(6)

ketersediaan landmark

Untuk memberikan suatu

identitas ataupun Rubenstein,

untuk menarik perhatian

pengguna jalan 1992

ketersediaan tanda- tanda berupa iklan/ spanduk

Merupakan rambu- rambu

yang berfungsi Rubenstein,

untuk memberikan tanda

informasi ataupun 1992

larangan

Tanda- tanda sebaiknya didesain agar tidak

menyilaukan, mudah dilihat, dan diletakkan

pada ketinggian 2 meter

Danoe Iswanto, 2003

6. Kebersihan ketersediaan tempat sampah

Tempat sampah merupakan

sarana untuk Rubenstein,

pejalan kaki yang

membuang sampah, agar 1992