Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebijakan Ekonomi Politik (Studi Interlinkages Kebijakan Ekonomi Politik Terhadap Maraknya Pembangunan Ritel di Kota Medan)

(1)

Pedoman Wawancara

1. Pemerintah Kota Medan

 Kapan pembangunan ritel mulai marak di kota Medan?

 Di mana wilayah kota Medan yang memiliki persentase tinggi dan persentase rendah dalam pembangunan ritel?

 Apakah ada wilayah kota Medan yang belum tersentuh pembangunan ritel modern? Mengapa?

 Bagaimana hubungan Pemko Medan dengan pihak ritel? Adakah kerjasama yang signifikan dan tertulis (apa saja isinya?)

 Apakah ada ritel modern yang dikuasai oleh pemilik modal asing? Seberapa banyak?

 Bagaiamana pula dengan pemilik modal lokal?

 Dalam membatasi maraknya pembangunan ritel modern yang terjadi, apa yang tindakan yang diambil oleh Pemko Medan?

 Apa peran pengawasan yang dilakukan oleh Pemko Medan terhadap pembangunan ritel?

 Bentuk pengawasan dan/atau peringatan sepertia apa yang telah dilakukan dalam mengatasi ritel-ritel yang menyalahi aturan (tentang batas jam kerja, zonasi dan jarak)?

 Siapa yang berhak mengesahkan ijin pendirian bangunan ritel modern? Adakah hukum tertulis untuk mengatur tentang wewenang tersebut?


(2)

 Apakah produk-produk yang dijual oleh ritel modern juga mengalami pengawasan dan penyortiran dari Pemko Medan?

 Seperti apa iklim investasi kota Medan saat ini?

 Bagaimana pengaruh maraknya pembangunan ritel modern terhadap kondisi dan perilaku ekonomi masyarakat kota Medan?

 Menurut Anda, apa pengaruh globalisasi teradap kondisi dan pertumbuhan ekonomi kota Medan? Bagaimana pula pengaruhnya terhadap kebijakan publik (kebijakan ekonomi politik)?

 Apakah ada kebijakan untuk mengatur pajak ritel modern? Bagaimana pengaruhnya terhadap devisa kota Medan?

 Apa saja bentuk UMKM yang ada di kota Medan? Bagaimana pengaruh maraknya pembangunan ritel modern terhadap UMKM?

 Apa tindakan Pemko Medan dalam membantu memajukan dan meningkatkan kegiatan UMKM di tengah maraknya usaha ritel modern saat ini?

 Apakah ada produk UMKM yang bekerja sama dengan ritel modern di kota Medan untuk memasarkan produknya?

 Dalam bentuk apa sosialisasi yang telah dilakukan oleh Pemko Medan tentang Perwal yang mengatur industri ritel kepada pengusaha ritel dan masyarakat?

 Apa program kerja yang telah dan yang akan dilakukan dalam tahun ini dalam bidang pembangunan, perekonomian dan perdagangan?


(3)

2. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

 Apa yang menjadi tugas dan fungsi Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu?

 Apa peran Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu dalam membenahi pembangunan ritel modern yang semakin menjamur?

 Kapan pembangunan ritel modern mulai marak di kota Medan?

 Apakah ada wilayah kota Medan yang belum tersentuh pembangunan ritel modern?

 Apakah produk yang dijual di ritel modern juga mengalami pengawasan dari BPPT?

 Bagaimana proses perizinan yang dilakukan BPPT kepada pihak ritel?

 Apakah ada ritel modern di kota Medan yang tidak memiliki izin?

 Apakah BPPT berhak mengeluarkan sanksi terhadap usaha ritel yang tidak memiliki izin usaha?

 Berapa jumlah ritel modern (secara khusus Alfamart dan Indomaret) yang ada di kota Medan? Adakah petanya?

 Bagaimana pengaruh maraknya pembangunan ritel modern terhadap UMKM? Apakah izin UMKM juga diurus oleh BPPT?

 Apakah BPPT pernah memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang tugas dan fungsinya, secara khusus kepada pengusaha ritel dan UMKM ?

 Apakah program kerja tahun ini yang sedang dilakukan oleh BPPT?

3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

 Apa saja wewenang Disperindag dalam mengatasi maraknya pembangunan industri ritel di kota Medan?

 Kapan saja Disperindag boleh mengambil bagian dalam pengaturan industri ritel?


(4)

 Apakah ada produk hukum sendiri yang dikeluarkan oleh Disperindag untuk mengatur pembangunan ritel modern?

 Bagaimana kerjasama Disperindag dengan Pemko Medan dan BPPT dalam hal menindak pembangunan ritel yang semakin marak?

 Apa bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Disperindag?

4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha Kota Medan

 Seperti apa peran KPPU, serta tindakan apa yang telah dilakukan KPPU sebagai lembaga pengawasan persaingan usaha untuk membatasi perkembangan ritel modern?

 Sebagai lembaga independen, bagaimana KPPU mempengaruhi output kebijakan (kebijakan ekonomi politik) yang ada di kota Medan?

 Bagaimana hubungan KPPU dengan Pemko medan ? Adakah kerjasama yang dibentuk?

 Apakah industri ritel modern menjadi salah satu contoh monopoli usaha? Ritel apa yang paling memonopoli industri di kota Medan?

 Apakah KPPU turut membantu masyarakat yang mengalami persaingan usaha tidak sehat?


(5)

Hasil Wawancara

1. Pemerintah Kota Medan- Kepala Bidang Admistrasi Perekonomian (Bapak Dahlan Siregar)

 Yang terlebih dahulu masuk ke Medan itu, Indomaret mulai tahun 2009. Kemudian Alfamart, Alfamidi , lalu masuk lagi Giant.

 Tugas Pengawasan dilakukan oleh Disperindag. Tahun 2008 , pemberian izin masih merupakan wewenang Disperindag, tapi di tahun 2010 wewenang tersebut diambil alih oleh BPPT, dapat kita lihat dalam peraturan baru pengganti Perwal No 20 Tahun 2011, yaitu Perwal No 47 Tahun 2012

 Diatur atau tidak ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart akan tetap berdekatan secara jarak. Tujuan penghapusan peraturan tentang zonasi supaya ada kejenuhan. Kalau persaingan mereka semakin ketat, maka ritel modern semakin lama akan tutup.

 Sebenarnya diharapkan kehadiran ritel modern dapat membantu pemberdayaan UMKM. Dalam Permendag, ritel harus memperhatikan dan memberdayakan UMKM. Ritel seharusnya memiliki integrasi dengan UMKM melalui pemasukan barang atau produk. Namun, kehadiran ritel malah membuat UMKM tertekan.

 Ritel moden memberi pelayanan mandiri. Masyarakat juga boleh memilih ketika berbelanja. Karena mereka memberi ruangan yang nyaman bagi konsumen.


(6)

 Pemilik modal setahu kami, tidak ada pemilik modal asing. Tapi, tentang saham saya juga kurang tahu. Kita disini mengatur tentang regulasi saja.

 Masyarakat kota Medan masih bisa mengikuti hal ini. Ritel modern tetap berdiri karena masyarakat juga berbelanja disana. Masyarakat yang membuat ritel modern masih berdiri.

 Di kota Medan sendiri sudah hampir semua sudut kota dibangun toko modern, khususnya minimarket.

 Pengaruh pembangunan ritel modern ini kepada kondisi perekonomian adalah kepada pola konsumsi masyarakat. Terkadang konsumen jika memasuki ritel modern bisa membeli barang yang tidak ingin dibeli. Jadi, suasana ritel modern itu mempengaruhi niat beli masyarakat.

 Untuk pajak sendiri diatur dan diterima oleh Pemko Medan

 Kalau membahas tentang pengaruh globalisasi, pasti ada. Sekarang ini, masa-masa persaingan atau pasar bebas. Kita tidak bisa cegah itu. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kearifan lokal yang harus mengatur dan membantu produk daerah unggulan. Suka atau tidak, kita harus siap bersaing.

 Produk lokal seperti kerajinan, industri tekstil atau UMKM lainnya dibantu dengan permodalan. Kemudian kita perkenalkan dengan asas perbankan. Di Medan sendiri produk yang lebih banyak itu, usaha kerajinan tangan dan produk tekstil.


(7)

 Saya juga kurang tahu, apakah ada produk lokal yang masuk ritel modern. Tapi, Pemko mengusahakan supaya UMKM bisa bersinergi dengan ritel modern

 Tentang izin pendirian kita serahkan kepada BPPT , supaya mereka dapat tegas dalam mengambil keputusan yang sudah menjadi wewenang mereka. Untuk ritel-ritel yang melanggar aturan , terlanjur sudah dibangun. Tapi, memang kurang ditindaklanjuti.

 Pemko Medan juga tetap mengusahakan penataan ruang kota yang baik.

 Untuk masalah minimnya integrasi UMKM dengan ritel modern, kita harapkan Disperindag bisa lebih proaktif, agar UMKM kita merasa terayomi.

 Sosialiasi dilakukan oleh Disperindag dan BPPT

 Program kerja dalam bidang perkonomian tetap mengacu pada perhatian pada usaha masyarakat terkhusus UMKM. Medan tetap mengandalkan UMKM. Kalau pembangunan untuk kota, Medan memang sudah kota perdagangan. Daerah yang masih jarang seperti Medan Utara sudah mulai kita bangun. Salah aksi juga terhadap pusat pasar tradisional seperti relokasi pedagang dari Jalan Sutomo.

 Untuk kebijakan ekonomi politik, kita fokus di harga pasar. Sehingga masyarakat punya daya beli, karena harga bisa dijangkau. Kita punya analisis terhadap inflasi namanya Tinjauan Inflasi Daerah. Selain daripada itu, kita ikuti dari kebijakan nasional.


(8)

 Kalau pasar stabil, investor juga mudah tertarik dalam penanaman modal. Jadi, kita berusaha untuk menjaga kestabilan pasar.

2. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu- Kabag Tata Usaha (Bapak M. Syafruddin)

 Tugas dan fungsi BPPT, selengkapnya ada di website

 Kalau menurut perubahan Perwal No 20/2011, perizinan ritel modern dilakukan disini. Namun, tidak ada bedanya dengan proses perizinan badan usaha lainnya. Kita memproses dengan cara yang sama , tidak ada cara khusus untuk ritel modern.

 BPPT berdiri tahun 2009, dan mulai melakukan proses perizinan di tahun 2010. Jadi, tahun 2010 sudah ada permohonan dari pihak ritel modern. Ada yang bisa diterbitkan izinnnya, tapi , banyak yang ditolak karena tidak sesuai persyaratan. Salah satu persyaratan bagi ritel modern adalah adanya IMB (Izin Mendirikan Bangunan) sesuai dengan peruntukan toko perdagangan.

 Persyaratan dan proses sekarang lebih mudah. Karena BPPT juga menyediakan media secara online. Jadi, proses dan permohonan izin tidk hanya untuk ritel tapi untuk semua usaha perdagangan. Untuk semakin mempermudah , kita juga punya layanan SMS Gateway. Masyarakat tinggal pantau sendiri apakah permohonan sudah diurus atau belum.

 BPPT tidak tahu menahu soal wilayah mana yang belum tersentuh pembangunan ritel modern, itu bukan tanggung jawab BPPT.


(9)

 Pengawasan produk atau izin pemasukan produk juga bukan wewenang dari BPPT. Kami hanya bertindak sebagai pemberi izin usaha. BPPT tidak punya tugas dan fungsi pengawasan dan pengendalian kepada usaha perdagangan. Dinas teknis yang melakukan hal tersebut adalah Disperindag

 Banyak sebenarnya ritel modern yang tidak punya izin. Ada ratusan. Tapi kita tidak punya data yang tidak punya izin, yang kita punya data yang masuk dan diproses. Kalau yang tidak diproses di BPPT, kita tidak punya datanya.

 BPPT juga tidak punya wewenang dalam memberikan sanksi.

 Ya. Izin mendirikan UMKM juga diurus di BPPT. Semua usaha industri yang ingin punya izin harus melalui BPPT.

 Kalau menurut saya, maraknya ritel modern tidak memperngaruhi UMKM, tapi lebih mempengaruhi pasar trradisional dan pedagang kecil/kelontong. Jadi, mengapa IMB tetap diharuskan dalam persyaratan supaya ritel modern ini tidak sesuka hati membangun. Kalau misalnya, BPPT tidak menyertakan syarat IMB, ritel modern terkhusus minimarket akan ada dibangun di jalan-jalan kecil atau gang-gang.

 BPPT melakukan sosialisasi melalui spanduk. Kemarin ada radio juga yang meliput tentang tupoksi, juga melalui surat kabar setempat. Jadi, sosialiasi sudah banyak dilakukan, dan masyarakat sudah mengenal kami.


(10)

 Program baru tahun ini yang sudah direalisasikan adalah SMS

Gateway. BPPT ingin mengutamakan kemudahan dan kenyamanan masyarakat.

3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan – Kasek Usaha Perdagangan dan Kemitraan (Bapak Abdul Rahim)

 Tugas Disperindag yang paling utama adalah pengawasan

 Karena perwal No 20 sudah diubah, disperindag tidak punya weweang lagi dalam mengatur hal izin.

 Disperindag juga tidak punya produk hukum khusus dalam mengatur pembangunan ritel modern

 Setelah Perwal No 20 diganti, semua toko modern langsung membangun secara beramai-ramai di tahun 2012. Karena memang Perwal itu mempermudah mereka.

 Tindakan dalam pengawasan memang kurang. Karena setelah perwal diubah, tindakan untuk perizinan dan pengaturan tidak lagi menjadi wewenang Disperindag

4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha Kota Medan – Bagian Humas (Ibu Betty) dan PIC Penegakan Hukum (Bapak Ridho)

a. Bagian Humas – Ibu Betty

 Hal terpenting adalah pembentukan political will, yaitu kebijakan pemerintah dalam mengatur keberadaan ritel modern


(11)

 Pengaruh KPPU dalam pembuaatan kebijakan/output, hanya sebatas memberi saran dan pertimbangan.

 Tugas KPPU memperhatikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan Pemda yang tidak sesuai dengan UU NO 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Usaha.

 KPPU pernah memproses penegakan hukum bagi ritel modern yaitu kasus PT. Indomarco Pratama yang membawahi Indomaret di tahun 2005 tapi, tidak ditemukan bukti pelanggaran.

 Dengan Pemko Medan, KPPU belum punya kerjasama yang cukup berarti, selain adanya diskusi untuk membahas tentang pembangunan ritel modern. KPPU pernah diajak berdiskusi oleh DPRD tentang masalah ritel modern yang marak, dan memperbincangkan tentang peran KPPU dalam mengatasi hal itu, namun dalam tugas KPPU, hal itu tidak menjadi tanggung jawab kami. Hal tersebut kembali kepada Pemda.

 Tugas dan fungsi KPPU memang terkesan gantung. Karena kita tidak punya hak menyita.

 Sebenarnya perlu juga kita perhatikan masyarakat. Secara umum, masyarakat sekarang ini lebih memilih belanja ke ritel modern daripada ke pasar tradisional atau pedagang kelontong. Nah, kalau hal ini tidak menjadi perhatian Pemda, pasar tradisional akan tergerus. Masyarakat, kan diatur oleh negara sebenarnya. Tapi kalau peraturannya pun membebaskan, ya masyarakat kan ikut saja. Maka niat beli juga akan tinggi, padahal belum tentu daya beli juga tinggi.


(12)

b. PIC(Person in Charge) Penegakan Hukum (Bapak Ridho)

 Untuk mencari tahu mana ritel yang melanggar hukum atau yang memonopoli usaha kita harus lakukan analisis lagi. Jadi ritel modern belum bisa dikategorikan sebagai usaha yang memonopoli. KPPU juga sampai sekarang tidak menemukan bukti bahwa ritel-ritel modern seperti Indomaret, Alfamart, Carrefour, dan sebagainya telah melanggar peraturan yang tercantum di UU No.5 Tahun 1999.

 Seperti yang telah disampaikan, KPPU pernah melakukan tindak penyelidikan namun tidak menemukan bukti pelanggaran.

 KPPU melakukan penegakan hukum terhadap monopoli usaha dengan cara inisiatif dan juga pelaporan dari masyarakat. Maksudnya, KPPU bisa berinisiatif sendiri melakukan penyelidiakan atau mendapat laporan dari penyelidikan masyarakat. Jika sudah ditemukan indikasi awal, KPPU akan melakukan penyelidikan untuk mencari alat bukti, minimal dua alat bukti. Kemudian setelah mendapat alat bukti, KPPU melakukan proses persidangan. KPPU memliki peradilan sendiri untuk mengadili pelanngar. Yang menjadi Hakim adalah Komisioner KPPU, dan kita punya investigator, yang kalau dalam persidangan umum disebut jaksa penuntut. Jika ditemukan bersalah (pihak yang diadukan) , KPPU memberi sanksi administrasi. KPPU tidak punya wewenang memberikan sanksi pidana.


(13)

 Kelemahan KPPU dalam upaya penegakan hukum di bidang persaingan usaha adalah KPPU tidak memiliki wewenang penyidikan. Kita hanya punya wewenang penyelidikan. Karena kedua hal itu berbeda. Kalau penyidikan, ada tindakan sita dan paksa, penyelidikan tidak ada. Jadi, kita hanya bisa berharap pada barang bukti yang ada, atau paling tidak melakukan lagi penggalian bukti secara mendalam.

 Kesalnya memang, maraknya pembangunan ritel modern adalah pelanggaran persaingan usaha kalau ditinjau dari kondisinya, karena baik secara langsung atau tidak langsung akan merugikan pihak lain seperti toko-toko kelontong dan pasar tradisional. Namun, kembali kepada peraturan daerahnya. Apalagi pusat memberi wewenang kepada daerah untuk mengatur sendiri sesuai kepentingan daerah.


(1)

 Kalau pasar stabil, investor juga mudah tertarik dalam penanaman modal. Jadi, kita berusaha untuk menjaga kestabilan pasar.

2. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu- Kabag Tata Usaha (Bapak M. Syafruddin)

 Tugas dan fungsi BPPT, selengkapnya ada di website

 Kalau menurut perubahan Perwal No 20/2011, perizinan ritel modern dilakukan disini. Namun, tidak ada bedanya dengan proses perizinan badan usaha lainnya. Kita memproses dengan cara yang sama , tidak ada cara khusus untuk ritel modern.

 BPPT berdiri tahun 2009, dan mulai melakukan proses perizinan di tahun 2010. Jadi, tahun 2010 sudah ada permohonan dari pihak ritel modern. Ada yang bisa diterbitkan izinnnya, tapi , banyak yang ditolak karena tidak sesuai persyaratan. Salah satu persyaratan bagi ritel modern adalah adanya IMB (Izin Mendirikan Bangunan) sesuai dengan peruntukan toko perdagangan.

 Persyaratan dan proses sekarang lebih mudah. Karena BPPT juga menyediakan media secara online. Jadi, proses dan permohonan izin tidk hanya untuk ritel tapi untuk semua usaha perdagangan. Untuk semakin mempermudah , kita juga punya layanan SMS Gateway. Masyarakat tinggal pantau sendiri apakah permohonan sudah diurus atau belum.

 BPPT tidak tahu menahu soal wilayah mana yang belum tersentuh pembangunan ritel modern, itu bukan tanggung jawab BPPT.


(2)

 Pengawasan produk atau izin pemasukan produk juga bukan wewenang dari BPPT. Kami hanya bertindak sebagai pemberi izin usaha. BPPT tidak punya tugas dan fungsi pengawasan dan pengendalian kepada usaha perdagangan. Dinas teknis yang melakukan hal tersebut adalah Disperindag

 Banyak sebenarnya ritel modern yang tidak punya izin. Ada ratusan. Tapi kita tidak punya data yang tidak punya izin, yang kita punya data yang masuk dan diproses. Kalau yang tidak diproses di BPPT, kita tidak punya datanya.

 BPPT juga tidak punya wewenang dalam memberikan sanksi.

 Ya. Izin mendirikan UMKM juga diurus di BPPT. Semua usaha industri yang ingin punya izin harus melalui BPPT.

 Kalau menurut saya, maraknya ritel modern tidak memperngaruhi UMKM, tapi lebih mempengaruhi pasar trradisional dan pedagang kecil/kelontong. Jadi, mengapa IMB tetap diharuskan dalam persyaratan supaya ritel modern ini tidak sesuka hati membangun. Kalau misalnya, BPPT tidak menyertakan syarat IMB, ritel modern terkhusus minimarket akan ada dibangun di jalan-jalan kecil atau gang-gang.

 BPPT melakukan sosialisasi melalui spanduk. Kemarin ada radio juga yang meliput tentang tupoksi, juga melalui surat kabar setempat. Jadi, sosialiasi sudah banyak dilakukan, dan masyarakat sudah mengenal kami.


(3)

 Program baru tahun ini yang sudah direalisasikan adalah SMS Gateway. BPPT ingin mengutamakan kemudahan dan kenyamanan masyarakat.

3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan – Kasek Usaha Perdagangan dan Kemitraan (Bapak Abdul Rahim)

 Tugas Disperindag yang paling utama adalah pengawasan

 Karena perwal No 20 sudah diubah, disperindag tidak punya weweang lagi dalam mengatur hal izin.

 Disperindag juga tidak punya produk hukum khusus dalam mengatur pembangunan ritel modern

 Setelah Perwal No 20 diganti, semua toko modern langsung membangun secara beramai-ramai di tahun 2012. Karena memang Perwal itu mempermudah mereka.

 Tindakan dalam pengawasan memang kurang. Karena setelah perwal diubah, tindakan untuk perizinan dan pengaturan tidak lagi menjadi wewenang Disperindag

4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha Kota Medan – Bagian Humas (Ibu Betty) dan PIC Penegakan Hukum (Bapak Ridho)

a. Bagian Humas – Ibu Betty

 Hal terpenting adalah pembentukan political will, yaitu kebijakan pemerintah dalam mengatur keberadaan ritel modern


(4)

 Pengaruh KPPU dalam pembuaatan kebijakan/output, hanya sebatas memberi saran dan pertimbangan.

 Tugas KPPU memperhatikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan Pemda yang tidak sesuai dengan UU NO 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Usaha.

 KPPU pernah memproses penegakan hukum bagi ritel modern yaitu kasus PT. Indomarco Pratama yang membawahi Indomaret di tahun 2005 tapi, tidak ditemukan bukti pelanggaran.

 Dengan Pemko Medan, KPPU belum punya kerjasama yang cukup berarti, selain adanya diskusi untuk membahas tentang pembangunan ritel modern. KPPU pernah diajak berdiskusi oleh DPRD tentang masalah ritel modern yang marak, dan memperbincangkan tentang peran KPPU dalam mengatasi hal itu, namun dalam tugas KPPU, hal itu tidak menjadi tanggung jawab kami. Hal tersebut kembali kepada Pemda.

 Tugas dan fungsi KPPU memang terkesan gantung. Karena kita tidak punya hak menyita.

 Sebenarnya perlu juga kita perhatikan masyarakat. Secara umum, masyarakat sekarang ini lebih memilih belanja ke ritel modern daripada ke pasar tradisional atau pedagang kelontong. Nah, kalau hal ini tidak menjadi perhatian Pemda, pasar tradisional akan tergerus. Masyarakat, kan diatur oleh negara sebenarnya. Tapi kalau peraturannya pun membebaskan, ya masyarakat kan ikut saja. Maka niat beli juga akan tinggi, padahal belum tentu daya beli juga tinggi.


(5)

b. PIC(Person in Charge) Penegakan Hukum (Bapak Ridho)

 Untuk mencari tahu mana ritel yang melanggar hukum atau yang memonopoli usaha kita harus lakukan analisis lagi. Jadi ritel modern belum bisa dikategorikan sebagai usaha yang memonopoli. KPPU juga sampai sekarang tidak menemukan bukti bahwa ritel-ritel modern seperti Indomaret, Alfamart, Carrefour, dan sebagainya telah melanggar peraturan yang tercantum di UU No.5 Tahun 1999.  Seperti yang telah disampaikan, KPPU pernah melakukan tindak

penyelidikan namun tidak menemukan bukti pelanggaran.

 KPPU melakukan penegakan hukum terhadap monopoli usaha dengan cara inisiatif dan juga pelaporan dari masyarakat. Maksudnya, KPPU bisa berinisiatif sendiri melakukan penyelidiakan atau mendapat laporan dari penyelidikan masyarakat. Jika sudah ditemukan indikasi awal, KPPU akan melakukan penyelidikan untuk mencari alat bukti, minimal dua alat bukti. Kemudian setelah mendapat alat bukti, KPPU melakukan proses persidangan. KPPU memliki peradilan sendiri untuk mengadili pelanngar. Yang menjadi Hakim adalah Komisioner KPPU, dan kita punya investigator, yang kalau dalam persidangan umum disebut jaksa penuntut. Jika ditemukan bersalah (pihak yang diadukan) , KPPU memberi sanksi administrasi. KPPU tidak punya wewenang memberikan sanksi pidana.

 Dasar hukum KPPU tetap berpusat pada UU NO 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Usaha.


(6)

 Kelemahan KPPU dalam upaya penegakan hukum di bidang persaingan usaha adalah KPPU tidak memiliki wewenang penyidikan. Kita hanya punya wewenang penyelidikan. Karena kedua hal itu berbeda. Kalau penyidikan, ada tindakan sita dan paksa, penyelidikan tidak ada. Jadi, kita hanya bisa berharap pada barang bukti yang ada, atau paling tidak melakukan lagi penggalian bukti secara mendalam.

 Kesalnya memang, maraknya pembangunan ritel modern adalah pelanggaran persaingan usaha kalau ditinjau dari kondisinya, karena baik secara langsung atau tidak langsung akan merugikan pihak lain seperti toko-toko kelontong dan pasar tradisional. Namun, kembali kepada peraturan daerahnya. Apalagi pusat memberi wewenang kepada daerah untuk mengatur sendiri sesuai kepentingan daerah.