POLITIK DAN EKONOMI KEBIJAKAN PRIVATISAS
POLITIK DAN EKONOMI KEBIJAKAN PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA POLITICS AND ECONOMICS OF PRIVATIZATION IN THE STATE OWNED ENTERPRISE
Juli Panglima Saragih
Peneliti Madya Kebijakan Publik Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Setjen DPR RI. Alamat e-mail:saragihjulipanglima@yahoo.co.id.
Abstrak
Kecenderungn globalisasi ekonomi, liberalisasi pasar, perdagangan bebas, dan meningkatnya persaingan pasar mengharuskan setiap perusahaan untuk dapat melakukan adaptasi dan mereorganisasi visi dan tujuan usaha mereka, tanpa kecuali perusahaan negara (BUMN). Dalam konteks ini, BUMN perlu melakukan privatisasi (privatization) dengan mengikutsertakan modal investor swasta untuk mengelola perusahaan, sebagaimana diatur dalam UU Nomor
19 Tahun 2003. Salah satu tujuannya adalah memperbaiki dan meningkatkan kinerja usaha perusahaan negara. Dengan meningkatkan kinerja usasa, maka perolehan laba akan meningkat yang pada gilirannya dapat memberikan sumbangan bagi penerimaan negara dalam APBN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptis-analisis menggunakan data sekunder yang relevan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, sebagian besar BUMN listed mampu meningkatkan kinerja usaha dan perolehan laba. Privatisasi bukan merupakan solusi satu satunya bagi managemen perusahaan negara, namun tetap harus selalu mampu melakukan reformasi dan berinovasi dalam hal strategi bisnis BUMN ke depan.
Kata kunci: privatisasi, perusahaan negara (BUMN), saham.
Abstract
Economic Globalization, market liberalization, free trade, as well as increasing of competition in market, are factors that enforce every company should adapt and re-organize their company’s visions and goals. In this context, State Owned Enterprise (BUMN), nowadays, should also be able to create and to reformulate their strategy of line business to win competition in its market by promoting private investors taking part in managing State Owned Enterprise, as it is legally ruled by the Law Number of 19 Year of 2003. Economically and politically, privatization is needed to achieve and increase proitability, and line business performance. It is a qualitative research that use relevant secondary data and references such as books, documents, journals, statistic data, etc. By descriptive- analysis method, this study found that a great number of listed State Owned Enterprise show good line business performance that can positively share their proits to State Budget revenue. But, privatization is not guarantee and solution, where problems and challenges will not be decreasing faced by the listed State Owned Enterprise in the future, rather than continuously reform and innovate their business strategy.
Key words: privatization, State Owned Enterprise, stock.
PENDAHULUAN
banyak (public service obligation), dan mencari keuntungan. Tujuan pendirian perusahaan negara
Dalam kegiatan perekonomian di Indonesia juga untuk membantu pelaku usaha mikro, usaha sampai saat ini, perusahaan negara masih tetap
kecil, dan koperasi. 1
eksis, terus berkembang, dan berperan penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi (PDB).
Sebagian besar perusahaan Negara saat ini Di samping itu perusahaan negara juga berperan
sahamnya masih dimiliki oleh Negara secara dalam menyediakan barang/jasa publik (public
penuh. Tetapi sejak tahun 1990-an pemerintah goods and services) yang belum disediakan oleh
perusahaan swasta, menjalankan keperintisan 1 DR.Mahmuddin Yasin, Membangun Organisasi Ber- usaha, menyediakan kebutuhan hajat hidup orang budaya: Studi BUMN, 2013, Penerbit Mizan Publika,
Bandung, hal.143.
nasional yakni pertama, memberikan sumbangan (publik) melalui bursa saham, terutama untuk
bagi perekonomian nasional pada umumnya membantu menutupi deficit anggaran negara
dan penerimaan negara pada khususnya. Kedua, akibat dampak krisis ekonomi tahun 1997.
mengejar keuntungan. Ketiga, menyelenggarakan Pemerintah mulai melakukan privatisasi BUMN
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang secara cepat (fast-track privatization) untuk
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai menutup anggaran dan belanja negara (APBN)
bagia pemenuhan hajat hidup orang banyak. yang membengkak, dimulai pada tahun 1991
Keempat, menjadi perintis kegiatan-kegiatan PT.Semen Gresik,Tbk untuk pertama kalinya
usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor melakukan penjualan sahamnya sebesar 27%
swasta dan badan usaha koperasi. Kelima, turut kepada publik untuk menutupi utang negara,
aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada yang selanjutnya diikuti PT. Indosat, Tbk (1994)
pengusaha golongan ekonomi lemah (usaha kecil menjual sahamnya sebesar 35%; dan di tahun
dan menengah), koperasi, dan masyarakat. 1995 BUMN yang melakukan penjualan saham
Dalam perkembangan bisnis saat ini, perusahaannya yakni, PT. Tambang Timah,Tbk
keberadaan badan usaha milik Negara— sebesar 35% dan PT.Telkom Indonesia,Tbk
selanjutnya disebut BUMN sangat penting dan sebesar 23% saham. 2 strategis tidak hanya sebagai agen pembangunan
Bahkan ada perusahaan Negara yang (agent of development) tetapi juga sebagai kepemilikan Negara atas modal saham relatif
perusahaan yang mencari keuntungan (proit). kecil dengan saham minoritas. Salah satu alasan
Pada umumnya BUMN yang berstatus badan pemerintah mem-privatisasi perusahaan Negara
hukum sebagai perseroan terbatas (persero) dan adalah untuk menyehatkan perusahaan Negara
perseroan terbatas terbuka (persero Tbk.), pasti tersebut dari kerugian yang pada akhirnya
bertujuan mencari keuntungan dibandingkan dengan mendapatkan dana segar dari penjualan
dengan status badan hukum BUMN yang bukan saham, maka diharapkan dapat meningkatkan
perseroan terbatas seperti perusahaan umum kinerja perusahaan negara dimaksud serta akan
(Perum Bulog, Perum Prasarana Perikanan memperoleh laba.
Nusantara, Perum Jasa Tirta, dan perusahaan Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
umum milik Negara lainnya). Sebagian besar Keuangan Negara, yang dimaksud dengan
BUMN saat ini merupakan badan usaha berbadan Perusahaan Negara adalah badan usaha yang
hukum perseroan terbatas (persero). seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh
Dari total BUMN yang tercatat sampai pemerintah pusat. 3 Sedangkan dalam UU Nomor
tahun 2010, terdapat 17 BUMN yang sudah
19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara mencatatkan sahamnya di bursa efek Indonesia disebutkan Badan Usaha Milik Negara, yang
dan memperdagangkan sahamnya kepada public selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha
(go-public). Sampai bulan Mei 2014, jumlah yang seluruh atau sebagian besar modalnya
BUMN listed atau sudah go-public berjumlah 19 dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
perusahaan (13%) 5 , BUMN non-listed berjumlah langsung yang berasal dari kekayaan negara
1958 tentang Perusahaan Negara. Kemudian lahir PERPU
yang dipisahkan.
Nomor 19 Tahun 1960. Kemudian pemerintah Orde Baru
Kemudian dalam Pasal 2 UU Nomor 19
dibawah kepemimpinan Presiden Suharto mengeluarkan
4 Tahun 2003, UU Nomor 9 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk usaha disebutkan terdapat 5 (lima) peran
Negara. Sebelum lahirnya UU Nomor 9 Tahun 1969, Pres-
iden Suharto mengeluarkan Instruksi Presiden Nomo 17 Winda Lestari Sitio, 2014, Analisis Perbedaan Kinerja
Tahun 1967 yang intinya pemisahan lembaga/badan hukum Keuangan BUMN Sebelum dan Setelah Privatisasi, Fakultas
perusahaan Negara yang terdiri dari: Perusahaan Negara Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB),Universitas
Jawatan (Perjan); Perusahaan Negara Umum (Perum) dan Pendidikan Indonesia, dalam www.perpustakaan.upi.edu.,
Perusahaan Negara Perdagangan (Persero). diakses 2 Juli 2015.
19 BUMN listed adalah PT.Semen Gresik (PT.Se- UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
men Indonesia,Tbk); PT.Krakatau Steel; PT.Indofarma; 4 UU tentang BUMN sebelum lahirnya undang-undang
PT.Kimia Farma; PT.Garuda Indonesia; PT.Jasa Marga; ini (UU No.19 Tahun 2003) adalah UU Nomor 86 Tahun
PT.Bank Mandiri; PT.Bank BRI; PT.Bank BNI; PT.Bank
84 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014
104 perusahaan (75%), dan BUMN berbadan Berdasarkan kebijakan i skal dalam APBN,
seluruh BUMN yang memperoleh keuntungan Total seluruh BUMN saat ini berjumlah 138
hukum Perum sebanyak 15 perusahaan (12%) 6 .
wajib memberikan bagian labanya kepada Negara perusahaan. 7 Sampai Juni 2014, jumlah BUMN
melalui APBN setiap tahun. Bagian Negara/
pemerintah atas laba BUMN ini merupakan ekonomi terdapat perusahaan Negara. Jumlah
mencapai 140 perusahaan. 8 Hampir semua sektor
hak negara atas keuntungan yang diperoleh perusahaan negara terbanyak terdapat di sektor
BUMN setiap tahun, baik yang sudah listed industri pengolahan (31 perusahaan), diikuti
maupun yang tidak/belum listed di bursa saham sektor pertanian, perikanan,dan perkebunan (25
pada PT.Bursa Efek Indonesia. Oleh karena perusahaan), dan sektor jasa keuangan termasuk
itu, Negara sangat berkepentingan untuk terus
industri jasa asuransi (22 perusahaan). 9 Sampai
meningkatkan, membantu, dan mendukung
31 Desember 2014, jumlah BUMN berkurang kinerja seluruh BUMN termasuk BUMN listed menjadi 119 BUMN dari 139 BUMN karena
untuk meningkatkan perolehan labanya. adanya penggabungan BUMN Perkebunan
Semakin besar keuntungan BUMN semakin menjadi 1 holding company, dan 6 BUMN
besar bagian pemerintah atas laba BUMN Kehutanan menjadi 1 holding company. 10 dalam anggaran Negara. Sebaliknya, semakin
Gambar 1.Jumlah Perusahaan Negara
kecil keuntungan BUMN, semakin kecil juga
Berdasarkan Sektor sampai Tahun 2013.
kontribusinya terhadap APBN. Bagian pemerintah atas laba BUMN dalam anggaran Negara merupakan konsekuensi logis dari kepemilikan negara atas BUMN dalam hal ini modal baik dalam bentuk uang maupun saham (stock). Di samping itu Negara melalui kebijakan fiskal dalam anggaran Negara dapat menambah modal investasi kepada BUMN apabila dipandang perlu seperti untuk tujuan pengembangan bisnis BUMN itu sendiri. Penyertaan modal Negara atau penambahan modal BUMN oleh pemerintah harus mendapatkan persetujuan dari DPR RI.
Pada tahun 2005, misalnya, bagian pemerintah atas laba BUMN berjumlah Rp12,8 triliun maka
pada tahun 2010 telah mencapai Rp29,5 triliun.
Sumber: Proi l BUMN Indonesia 2013, Kementerian Negara BUMN RI,.
Atau rata-rata setiap tahun dalam 5 tahun meningkat sebesar 26,09%. Pada tahun 2014 lalu
BTN; PT.Adhi Karya; PT.Pembangunan Perumahan; PT.Wijaya Karya; PT.Waskita Karya; PT.Perusahaan Gas
bagian pemerintah atas laba BUMN ditargetkan
Negara; PT.Telekomunikasi Indonesia (Telkom); PT.Aneka
berjumlah Rp37 triliun. Di samping kepentingan
Tambang; PT.Timah; dan PT.Bukit Asam.
negara dalam bentuk bagian pemerintah atas laba
6 BUMN berbentuk perusahaan umum adalah Perum.Per-
BUMN, pemerintah juga berkepentingan terhadap
hutani, Perum.Bulog, Perum.Perikanan Indonesia, Perum.
penerimaan Negara lainnya dalam APBN
Jasa Tirta I, Perum.Jasa Tirta II, Perum.Peruri, Perum.Per- etakan Negara RI, Perum LKBN Antara, Perum Produksi
melalui BUMN seperti penerimaan perpajakan,
Film Negara, Perum PPD, Perum.DAMRI, Perum.Perum-
khususnya pajak penghasilan badan (PPh badan)
nas, Perum.Jamkrindo, Perum.Pegadaian, Perum.LPPNPI.
dan PPh perorangan. BUMN juga berkontribusi
7 Statistik Jumlah BUMN, dalam http://bumn.go.id/hala-
dalam bentuk pajak penghasilan badan usaha. 11
man/238/Statistik.Jumlah.BUMN, diakses 10 Maret 2015. 8 Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara (BUMN),
Berdasarkan UU tentang Keuangan Negara,
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian
pemerintah dapat mendukung dan membantu
Keuangan RI.
pengembangan bisnis BUMN melalui penyertaan/
9 Kementerian Badan Usaha Milik Negara RI, “ Proi l
pemberian tambahan modal investasi. Dalam
BUMN Indonesia 2013”. 10 Perkembangan Jumlah BUMN, dalam www.bumn.go.id,
11 Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran 2014, diakses tanggal 18 Juni 2015.
Kementerian keuangan RI, hal.3-34
POLITIK DAN EKONOMI........(Juli Panglima Saragih) │ 85
Pasal 24 UU tentang Keuangan Negara ayat peran penting dalam perekonomian nasional dan (1) disebutkan, Pemerintah dapat memberikan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. pinjaman/hibah/ penyertaan modal kepada dan
Tabel 1.Kepemilikan Negara atas Saham BUMN Go-
menerima pinjaman/hibah dari perusahaan
Public/Listed
negara/daerah. (2) Pemberian pinjaman/hibah/
penyertaan modal dan penerimaan pinjaman/ Badan Usaha Milik Negara hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Keterangan
Saham Mayoritas
PT.Semen Gresik (Semen
terlebih dahulu ditetapkan dalam APBN/APBD. Indonesia),Tbk; PT.Krakatau
(di atas 50,00%)
Steel,Tbk; PT.Indofarma,Tbk;
(3) Menteri Keuangan melakukan pembinaan dan
PT.Kimia Farma,Tbk; PT.Garuda pengawasan kepada perusahaan Negara. 12 Indonesia,Tbk; PT.Jasa Marga,Tbk;
Salah satu tujuan dari penambahan PT.Bank Mandiri,Tbk; PT.Bank
BRI,Tbk; PT.Bank BNI,Tbk;
modal negara kepada BUMN adalah untuk
PT.Bank BTN,Tbk; PT.Adhi
mengembangkan bisnis perusahaan yang
Karya,Tbk; PT.Pembangunan
pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan Perumahan,Tbk; PT.Wijaya
Karya,Tbk; PT.Waskita Karya,Tbk;
keuntungan BUMN itu sendiri. Dengan demikian
PT.Perusahaan Gas Negara,Tbk;
maka bagian pemerintah atas laba BUMN juga
PT.Telkom Indonesia,Tbk; PT.Aneka
diharapkan meningkat. Kemudian dalam Pasal
Tambang,Tbk; PT.Timah,Tbk; dan
24 Ayat (5) disebutkan, Pemerintah Pusat dapat PT.Bukit Asam,Tbk.
Saham Minoritas
PT.Indosat,Tbk (14,3%)
melakukan penjualan dan/atau privatisasi
(di bawah
PT.Bank Bukopin,Tbk (18,2%)
perusahaan negara setelah mendapat persetujuan
PT.Freeport Indonesia,Tbk (9,4%) Ketarangan :***)Kepemilikan Negara atas DPR RI. Privatisasi perusahaan Negara dimaksud
saham minoritas pada sejumlah perusahaan tersebut dapat berupa penjualan saham BUMN atau dalam
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak bentuk lain. Kepemilikan Negara atas BUMN
dapat disebut sebagai badan usaha milik Negara. listed dapat dilihat pada Tabel 1. Dari struktur
Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran
modal/saham pada BUMN dengan saham Negara
2011, Hal.III-32 dan III-33.
minoritas di atas, maka perusahaan Negara tersebut tidak lagi dapat disebut sebagai “milik
Berangkat dari penjelasan di atas, yang negara”. Apalagi kepemilikan saham Negara
menjadi permasalahan dalam tulisan ini adalah di bawah 20% bahkan ada yang di bawah 10%
pertama, apakah kebijakan privatisasi BUMN (tabel 1).
sudah sesuai dengan tujuan pendirian BUMN itu sendiri? Kedua, apakah kebijakan privatisasi
Sebelum lahirnya UU Nomor 19 Tahun BUMN merupakan solusi paling baik untuk
2003 tentang BUMN, pemerintah tidak memiliki meningkatkan kinerja BUMN dan laba BUMN
pemikiran untuk menjual sebagian atau seluruh saham BUMN kepada publik. Artinya pemerintah
dibandingkan dengan strategi lain seperti tetap memiliki kekuasaan penuh atas BUMN, baik
restrukturisasi manajemen dan reorientasi manajemen, SDM, aset, modal/saham dan aspek lini usaha (business line)? Ketiga, apakah privatisasi BUMN bertujuan untuk memperkuat
lainnya. Dalam UU tentang Keuangan Negara permodalan dan meningkatkan kinerja perusahaan
juga tidak diatur apakah BUMN diperbolehkan menjual sebagian saham miliknya.
menghadapi ketatnya persaingan dalam industri saat ini dan di masa datang, serta meningkatkan
Kebijakan privatisasi BUMN muncul pada kontribusi penerimaan negara dalam APBN? tahun 2003 saat lahirnya UU Nomor 19 Tahun 2003.
Salah satu argumentasi adalah bahwa privatisasi BUMN merupakan solusi untuk mempercepat
TINJAUAN PUSTAKA
peningkatan kinerja bisnis BUMN khususnya Yang dimaksud dengan privatisasi adalah dalam rangka optimalisasi kepengurusan
penjualan saham (perusahaan) persero baik (manajemen) dan pengawasan terhadap BUMN.
sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain Alasan lain adalah karena BUMN memegang
dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi Negara
dan masyarakat, serta meperluas pemilikan
12 Pasal 24 ayat (1), (2) dan (3) UU Nomor 17 Tahun 2003.
86 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014 86 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014
saham oleh masyarakat. 13 Sebagian besar
kerugian berkelanjutan dan peningkatan utang negara atau perusahaan public. Privatisasi BUMN
BUMN. Keempat, tidak responsive terhadap seiring dengan salah satu tujuan pendirian BUMN
kebutuhan public. Kelima, Ketiadaan dana
untuk memenuhi kebutuhan modal investasi mengejar laba, maka perlu peningkatan kinerja
yakni untuk mengejar keuntungan. 14 Dalam upaya
perusahaan. Keenam, Integrasi vertical yang dan nilai perusahaan BUMN.
berlebihan. Ketujuh, beragam tujuan sering Privatisasi BUMN merupakan perubahan
saling bertentangan. Kedelapan, misi perusahaan pola hubungan antara pemerintah dan sektor
salah arah dan cenderung kurang relevan dengan swasta. Privatisasi juga merupakan pembentukan
perkembangan yang terjadi di masyarakat. perusahaan atau pengalihan kepemilikan
Kesembilan, pengelolaan aset perusahaan yang perusahaan dari pemerintah kepada pihak swasta.
kurang optimal. Kesepuluh, pencurian, korupsi, suap dan praktel illegal lainnya. Privatisasi dapat juga diartikan sebagai penjualan 17 Beberapa
secara berkelanjutan sekurang-kurangnya 50 persoalan di atas masih terdapat pada sejumlah persen saham milik pemerintah kepada swasta. 15 BUMN sehingga cenderung menimbulkan
kerugian perusahaan.
Privatisasi juga merupakan pemindahan secara permanen aktivitas produksi barang dan
Menurut Muchayat, dalam meningkatkan jasa yang dilakukan oleh perusahaan Negara
kinerja BUMN, maka perlu adanya kepada perusahaan swasta atau dalam bentuk
penyempurnaan konsep untuk menganalisa organisasi non-publik seperti lembaga swadaya
dan memetakan permasalahan yang dihadapi masyarakat (LSM). Privatisasi juga dapat
setiap BUMN agar dapat mengambil langkah diartikan sebagai tindakan mengurangi peran
strategi seperti Revitalisasi, Restrukturisasi, dan pemerintah atau meningkatkan peran swasta
Privatisasi (strategic investor atau Initial Public khususnya dalam aktivitas yang menyangkut
Offering/IPO). Muchayat juga mengemukakan kepemilikan atas aset-aset. 16 bahwa dalam menata BUMN, tidak menutup
Berdasarkan Pasal 74 UU Nomor 19 Tahun kemungkinan untuk melakukan likuidasi 2003, disebutkan tujuan privatisasi BUMN
perusahaan Negara yang tidak mungkin dilakukan melalui ketiga strategi di atas. 18
adalah: 1) memperluas kepemilikan masyarakat atas (perusahaan) persero; 2) meningkatkan
Strategi revitalisasi BUMN dilakukan ketika efisiensi dan produktivitas perusahaan; 3)
parameter-parameter usaha seperti revenue (omset/ menciptakan struktur keuangan dan manajemen
penjualan), cash-low atau aliran kas; perbandingan keuangan yang baik/kuat; 4) menciptakan
antara modal dengan utang perusahaan (debt to struktur industri yang sehat dan kompetitif; 5)
equity ratio) tidak menunjang daya saing BUMN. menciptakan (perusahaan) persero yang berdaya
Sedangkan strategi restrukturisasi dilakukan saing dan berorientasi global; 6) menumbuhkan
ketika perusahaan mengalami ketidakcukupan iklim usaha, ekonomi makro, dan kapitalisasi
modal, kemudian rasio aset dan liability yang pasar; 7) meningkatkan kinerja dan nilai tambah
memberikan dampak terhadap kepercayaan perusahaan.
lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman kepada BUMN. Selain strategi restrukturisasi
Beberapa argumentasi yang mendorong kebijakan privatisasi BUMN di Indonesia yakni;
dan revitalisasi di atas, strategi lainnya adalah pertama
, Ineisiensi, kelebihan karyawan dan melalui aksi korporasi manajemen perusahaan untuk memperbaiki proses procurement, proses
produktivitas rendah. Kedua, kualitas barang recruitment (SDM), dan membangun komitmen
(commitment) yang tinggi terhadap pengelolaan BUMN. 14 19 Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Revitalisasi, restrukturisasi dan
13 Pasal 1 UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.
BUMN.
17 Ibid.,Hal.83-84.
15 DR.Riant Nugroho dan Randy R.Wrihatnolo,MA, 18 Muchayat, Badan Usaha Milik Negara: Retorika, Manajemen Privatisasi BUMN, Cetakan Pertama, Penerbit
Dinamika dan Realita Menuju BUMN yang Berdaya Saing, PT.Elex Media Kumputindo, Jakarta, 2008, hal.66-68.
2010, Cetakan I, Penerbit Gagas Bisnis, hal.62. 16 Ibid.
19 Ibid.,Hal.63.
POLITIK DAN EKONOMI........(Juli Panglima Saragih) │ 87 POLITIK DAN EKONOMI........(Juli Panglima Saragih) │ 87
erasional beberapa layanan public berkelanjutan. 20 kepada swasta.
Gambar 2.Komponen Revitalisasi BUMN
3. Waralaba (franchising), artinya alih manajemen dan operasional monopo- li alamiah dan beberapa barang kena bea lainnya kepada pihak swasta.
4. Kontrak manajemen (managing service contract), artinya alih manajemen beberapa perusahaan dan bangunan milik publik kepada
pihak swasta. 22 Kontrak manajemen biasanya ditetapkan dalam perjanjian
Dalam pola pengelolaan BUMN, antara pemegang saham BUMN den-
restrukturisasi dapat dibagi menjadi tiga gan calon pelaksana manajemen.
macam, yaitu 1) Restrukturisasi sektoral; 2) Restrukturisasi korporasi dan 3) Restrukturisasi
Bentuk atau tipe privatisasi yang paling internal. Restrukturisasi sectoral pelaksanaannya
sering dipakai adalah:
1. The Sale of an Existing State-Owned perundang-undangan. Restrukturisasi korporasi
disesuaikan dengan kebijakan sektor dan peraturan
Enterprise. Bentuk ini banyak terdapat di dapat berupa peningkatan intensitas persaingan
Eropa, di negara-negara berkembang dan usaha, terutama disektor-sektor yang terdapat
bentuk perencanaan ekonomi di negara- monopoli baik yang diregulasi maupun monopoli
negara Eropa Timur dan bekas Uni Sovyet. alamiah, dan penataan hubungan fungsional antara
2. The Use of Private Financing and Manage- pemerintah selaku regulator dan perusahaan
ment rather than public management for negara selaku badan usaha. Restrukturisasi
new infrastructure development. Bentuk korporasi termasuk penerapan prinsip-prinisp tata
privatisasi di mana kondisi perusahaan kelola perusahaan yang baik dan menetapkan arah
swasta di suatu negara lebih baik dari dalam rangka pelaksanaan kewajiban pelayanan
perusahaan sektor publik atau perusahaan publik. Restrukturisasi internal perusahaan adalah
negara dalam pengembangan infrastruktur. mencakup keuangan (finansial), organisasi/
Kondisi ini menjadikan privatisasi cepat manajemen, operasional, sistem dan prosedur.
popular hampir di setiap bidang perekono- Pada akhirnya restrukturisasi BUMN dilakukan
mian.
untuk menyiapkan atau memudahkan perusahaan
3. The Outsourcing (Contracting Out to Pri- negara yang bersangkutan, apabila ingin
vate vendor), adalah bentuk privatisasi di melakukan privatisasi melalui misalnya, initial
mana terjadi pelepasan fungsi sektor pub- public offering /IPO.21 lic/sektor konvensional seluruhnya dikon-
Bentuk, Prinsip, dan Metode Privatisasi trakkan ke pihak swasta. Bentuk atau tipe
privatisasi di Indonesia harus disesuaikan Berdasarkan teori, terdapat beberapa bentuk
dengan kondisi perekonomian di Indone- privatisasi perusahaan Negara yakni:
sia, apakah Indonesia akan menciptakan
model sendiri yang lebih sesuai dengan artinya adanya alih kepemilikan baik aset,
1. Denasionalisasi
(denationalization),
keadaan bangsanya. 23
modal, sumber daya manusia (SDM), dan lain-lain dari perusahaan milik publik (BUMN) kepada swasta.
22 Riant Nugroho dan Randy R.Wrihatnolo, Op.,Cit.,
2. Sistem kontrak (contracting-out),
Hal.158-159.
Pengkajian Hukum tentang Privatisasi Perusahaan Milik Ibid.,127.
Negara Ditinjau dari UUD 1945, 2011, Penerbit BPPN- 21 DR.Mahmuddin Yasin, 2013, Op.,Cit.,hal.120.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Hal.18.
88 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014
Teori privatisasi muncul dari argumen bahwa tugas khusus untuk melaksanakan Negara gagal dalam mengelola perekonomian.
kegiatan tertentu yang berkaitan den- Sementara itu, teori monopoli berpendapat
gan kepentingan masyarakat (public bahwa BUMN sering mendapatkan keistimewaan
service obligation/PSO). (privilege) sehingga perusahaan Negara tidak
4. Persero yang bergerak di bidang eisien karena perlakuan istimewa tersebut. Teori
sumber daya alam (SDA) yang secara property rights berangkat dari gagasan bahwa
tegas diatur berdasarkan peraturan perusaahaan swasta lebih eisien dan optimal
perundang-undangan, dilarang dipri- dalam memberdayakan aset yang dimiliki karena
vatisasi. 28
mendapatkan insentif dari property rights yang Sedangkan metode atau cara privatisasi
dimiliki. Sedangkan BUMN tidak memiliki insentif yang membuatnya lebih eisien. Teori perusahaan Negara yang umum dilakukan
adalah sebagai berikut: a) Penjualan saham principal-agent menyatakan bahwa perusahaan
berdasarkan ketentuan pada pasar modal (UU swasta akan tunduk kepada pemegang saham.
Pasar Modal); b) Penjualan saham langsung Sedangkan BUMN tidak bisa tunduk dan
kepada investor. c) Penjualan saham kepada kurang bisa diatur karena tidak jelas pemegang
manajemen dan/atau karyawan perusahaan Negara yang bersangkutan. 29 Penjualan saham
sahamnya. 24
Terdapat beberapa prinsip dalam melakukan langsung kepada calon investor merupakan privatisasi perusahaan Negara, yaitu: transparansi
strategi privatisasi dengan memperkecil ruang (transparency), kemandirian, akuntablitas
kepemilikan publik. Karena cara ini jarang (accountability), pertanggungjawaban
dilakukan lewat pasar modal atau bursa saham
tetapi dengan mencari calon investor yang benar- kriteria perusahaan (persero) yang dapat
(responsibility), dan kewajaran. 25 Sedangkan
benar berminat.
diprivatisasi adalah 1) industri/sektor usahanya kompetitif; dan 2) industri/sektor usaha yang Penjualan saham BUMN berdasarkan
26 perkembangan teknologinya cepat berubah. ketentuan pasar modal terdiri dari penjualan saham perdana (intial public offering /IPO) Berdasarkan UU tentang BUMN, pelaksana
dan Right Issue 30 . Penjualan saham langsung yang bertanggungjawab terhadap privatisasi
kepada investor dapat berupa strategic sale adalah menteri yang membidangi perusahaan
(SS). Sedangkan penjualan saham langsung Negara setelah menyusun program tahunan
kepada manajemen atau karyawan BUMN yang privatisasi dan mengajukannya kepada Komite
bersangkutan sangat jarang dilakukan oleh Privatisasi untuk mendapatkan arahan. 27 pemerintah.
Terdapat beberapa ketentuan dalam UU Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN yang
Badan Usaha Milik Negara Nomor: per - 01/ tidak memperbolehkan perusahaan Negara
mbu/2010 tentang Cara Privatisasi, Penyusunan diprivatisasi yakni:
Program Tahunan Privatisasi, dan Penunjukan
1. Persero yang bidang usahanya berdasarkan Lembaga dan/atau Profesi Penunjang serta ketentuan peraturan perundang-undangan
Profesi lainnya, privatisasi (perusahaan negara) hanya boleh dikelola oleh BUMN;
dapat dilakukan dengan cara penjualan saham
2. Persero yang bergerak di sektor usaha berdasarkan ketentuan Pasar Modal melalui: yang berkaitan dengan pertahanan
a. penawaran umum (initial public offering/ negara dan keamanan Negara;
28 Pasal 77 UU Nomor 19 Tahun 2003
3. Persero yang bergerak di sektor ter-
29 Pasal 78 UU Nomor 19 Tahun 2003
tentu yang oleh pemerintah diberikan
30 Right Issue yang akan dilakukan pemerintah pada tahun 2015 ini adalah terhadap BUMN PT.Aneka Tambang, Tbk;
24 Muchayat, Op.,Cit.,Hal.104. PT.Adhi Karya,Tbk dan PT.Waskita Karya,Tbk, sesuai 25 Pasal 75 UU Nomor 19 Tahun 2003.
kesepakatan yang diambil Menteri Negara BUMN dengan
Komisi VI DPR RI, dalam Rapat 9 Jam, DPR Akhirnya Pasal 76 UU Nomor 19 Tahun 2003.
Restui Privatisasi 3 BUMN, www.inance.detik.coom., 27 Pasal 81 UU Nomor 19 Tahun 2003
diakses 26 Juni 2015.
POLITIK DAN EKONOMI........(Juli Panglima Saragih) │ 89 POLITIK DAN EKONOMI........(Juli Panglima Saragih) │ 89
b. penawaran umum lanjutan (secondary bahwa privatisasi dengan cara penjualan saham public offering);
kepada manajemen (Management Buy Out/ MBO)
c. penerbitan obligasi konversi dan efek lain dan/atau karyawan (Employee Buy Out/EBO),
maka persero dapat dilakukan dengan penjualan yang bersifat ekuitas;
sebagian besar atau seluruh saham langsung
d. penjualan saham kepada mitra strategis kepada manajemen dan/atau karyawan Persero (direct placement) bagi persero yang telah
yang bersangkutan.
terdaftar di bursa saham atau efek;
e. cara lain sepanjang memenuhi ketentuan di
Right Sizing (Konsolidasi)
bidang Pasar Modal. 31 Strategi right sizing adalah pembenahan atau
Berdasarkan UU tentang Pasar Modal, yang penataan BUMN menuju jumlah yang ideal dan dimaksud dengan penawaran umum (initial
berdaya saing melalui konsolidasi perusahaan public offering) , adalah kegiatan penawaran efek
serta peningkatan kinerja BUMN sehingga dapat yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek
memberikan nilai tambah yang lebih besar, baik kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
bagi pemerintah maupun terhadap perekonomian. diatur dalam Undang-Undang tentang Pasar
Salah satu konsep rght sizing adalah konsolidasi Modal, dan peraturan pelaksanaannya. Sedangkan
perusahaan Negara melalui pembentukan ketentuan Pasal 1 UU tentang Pasar Modal, yang
perusahaan induk (holding company).32 dimaksud dengan perusahaan publik adalah
Urgensi strategi right sizing (konsolidasi perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-
BUMN) adalah: 1) Untuk meningkatkan daya kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham
saing (kompetitif) BUMN karena pengawasan dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya
yang tidak efektif, bisnis yang tidak focus, nilai Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau
tambah yang rendah, kapitalisasi yang tidak suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor
maksimal, dan pengelolaan usaha yang tidak yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
terarah. 2) Konsolidasi BUMN dikaitkan dengan Kemudian dalam Pasal 4 Peraturan Menteri
agenda strategis perekonomian Indonesia pada BUMN, ditegaskan bahwa, penjualan saham
masa datang salah satunya melalui pembentukan secara langsung kepada investor—atau sering
holding BUMN. 3) Konsolidasi BUMN tidak disebut dengan strategic sale dilakukan dengan
sekedar privatisasi, tetapi juga termasuk kriteria antara lain sebagai berikut :
restrukturisasi dan revitalisasi seluruh perusahaan
a. memerlukan bantuan dan keahlian, “know-
Negara.33
how”, expertise dari mitra strategis, sep- Menurut Prof.Safri Nugraha mengemukakan
erti operasi/teknis, inovasi/pengembangan ada lima manfaat dari adanya privatisasi
produk, manajemen, pemasaran teknologi,
perusahaan Negara, yakni:
dan kemampuan pendanaan;
1. Mengurangi beban negara, baik berupa pe-
b. membutuhkan dana yang besar namun kerjaan, subsidi, kerugian, jaminan keuan- menghadapi keterbatasan dana dari
gan, dana investasi dan lain sebagainya; pemerintah (selaku shareholder ) dan/atau
serta berkurangnya intervensi pemerintah kesulitan menarik dana dari pasar modal;
dalam pengelolaan BUMN.
2. Meningkatkan pendapatan negara dari pengembangan sebagian aset/kegiatan op-
c. mendorong lebih lanjut pengelolaan dan
penjualan saham BUMN, penjualan aset erasionalnya yang dapat dipisahkan untuk
yang tidak produktif, perolehan pajak, dan dikerjasamakan dengan mitra strategis;
lain sebagainya.
3. Peningkatan partisipasi swasta dalam dang-undangan.
d. memenuhi persyaratan peraturan perun-
pengelolaan pelayanan pubnlik (public
32 Muchayat, Op.,Cit.,Hal.96-97.
31 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
33 Muchayat, Op.,Cit.,Hal.98-99
90 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014 90 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014
4. Peningkatan kinerja BUMN dan kualitas (UK) merupakan negara yang memperkenalkan layanan yang diberikan kepada masyarakat
kebijakan privatisasi perusahaan negara (publik) (public service), dan pada akhirnya men-
untuk pertama kalinya. Selama masa pemilihan ciptakan BUMN yang eisien, transparan
umum Conservative Government pada tahun dan menghasilkan laba yang signiikan.
1979, privatisasi di UK menjadi isu penting
5. Hapusnya monopoli yang dimiliki BUMN dan kontroversial. Banyak rencana dan aksi privatisasi mulai dilakukan sejak tahun 1979
dan timbulnya kompetisi di pasar yang pada ketika Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher
akhirnya akan menguntungkan konsumen, mengumumkan rencananya untuk memprivatisasi
karena memiliki banyak pilihan dan harga perusahaan negara British Telecom. Dari
yang bersaing dalam menentukan service dan product yang diinginkannya. 34 pengalaman Inggris ini, privatisasi perusahaan Negara banyak dipraktikkan di beberapa negara
di dunia. Pengalaman Internasional 36 . Pengalaman internasional di negara lain dalam
Program privatisasi di Eropa juga dimulai privatisasi memperlihatkan bahwa ada dua tujuan
oleh Konrad Adenauer dari Negara Federal Jerman pada tahun 1961 dengan menjual sebagian
utama dilakukannya privatisasi perusahaan Negara besar saham pemerintah pada perusahaan mobil
(publik), yaitu: pertama, untuk mengurangi VolksWagen (VW) 37 defisit fiskal dan/atau menutupi kewajiban- .
kewajiban (hutang-hutang) pemerintah yang
Studi/Hasil Penelitian Terdahulu
jatuh tempo. Kedua, untuk mendorong kinerja ekonomi makro atau eisiensi ekonomi makro.
Rian Nugroho dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Tujuan pertama umumnya diadopsi oleh negara-
Ilmu Politik, Vol.6 No.3 (2003:22) menganalisa negara maju (Negara industri maju) dan tujuan
privatisasi BUMN yang ada di Indonesia dan kedua umumnya diadopsi oleh negara-negara
menyimpulkan bahwa privatisasi BUMN kata berkembang utamanya dalam kerangka tujuan
kunci keberhasilannya adalah profesionalisasi jangka pendek.
dengan mengimplementasikan good corporate governance yang tujuannya adalah untuk
Negara-negara maju yang menggulirkan program privatisasi dengan tujuan utama adalah
memberdayakan BUMN. Maria Lubis (2004), eisiensi makro ekonomi, diantaranya termasuk: dengan judul tulisan Dampak Privatisasi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Tahun 1991-2003:
Inggris (1979, 1984, dan 1997); Perancis (1986, Studi Kasus 13 BUMN, menemukan bahwa
1988, dan 1997); dan Jepang (1980, 1987, dan privatisasi perusahaan Negara tidak berpengaruh
1988). State owned enterprises, SOEs, yang mereka privatisasi umumnya dimulai dari sektor
signifikan terhadap efisiensi BUMN, terjadi penurunan yang signifikan pada profitabitas,
telekomunikasi: British Telcom (Inggris); French
deviden, dan hutang. 38
Telkom (Perancis); dan Nippon Telegraph and Telephone (NTT-Jepang). Sedangkan
Sedangkan WL.Sitio (2014) dalam negara-negara berkembang yang mengadopsi
penelitiannya menyimpulkan bahwa program privatisasi dengan tujuan utama untuk
k inerja keuangan PT.Garuda Indonesia,Tbk menutupi deisit iskal dan/atau untuk menutupi
sebelum privatisasi tahun 2010 dengan RoE kewajiban-kewajiban (hutang-hutang) pemerintah
-12,06% (2007), 71,35% (2008), dan 31,69% yang jatuh tempo adalah termasuk: RRC (1999);
Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol.6 Nomor 4
Chile (Telefones de Chile) (1990); Mexico (1982,
Desember 2002, Penerbit BAF, Kementerian Keuangan RI,
1992); Brazil (1998); Bolivia (1998); dan Afrika
hal.16.
Selatan (1995). 35 36 Pengkajian Hukum Tentang Privatisasi Perusahaan Milik Negara Ditinjau dari UUD 1945., Op.,Cit.,hal.49. 34 Pengkajian Hukum tentang Privatisasi Perusahaan Milik
37 Oswar Mungkasa; Dampak Privatisasi di Indonesia: Negara Ditinjau dari UUD 1945.,Op.,Cit.
Studi Kasus Dampak Privatisasi PT.Telekomunikasi Indo- 35 Analisis Privatisasi BUMN Dalam Rangka Pembiayaan
nesia, dalam www.academia.edu, diakses 1 Juli 2015. APBN, oleh Syahrir Ika dan Agunan P.Samosir, dalam
38 Winda Lestari Sitio (2014), Op.,Cit.,hal.9-10.
POLITIK DAN EKONOMI........(Juli Panglima Saragih) │ 91
(2009). Rata-rata RoE PT.Garuda Indonesia,Tbk hanya mempertimbangkan soal pergeseran/ sebesar 30,33% tahun 2007-2009. Bandingkan
pengurangan kewenangan atau kuasa pengelolaan kinerja keuangan PT.Garuda Indonesia,Tbk
pada perusahaan negara, tetapi berkaitan dengan dengan RoE setelah privatisasi (2010: 6,96%);
aspek ekonomi seperti, struktur pasar-tingkat (2011: 9,94%); (2012:10,03%). Rata-rata RoE
persaingan pasar (oligopolistik atau pasar bebas), PT.Garuda Indonesia,Tbk setelah dilakukannya
struktur industri (industri hulu-hilir), teknologi, privatisasi adalah 8,98% tahun 2011-2013. Tidak
dan aspek ekonomi lainnya. Oleh karena itu, terdapat perbedaan kinerja keuangan PT.Garuda
politik privatisasi perusahaan Negara bertujuan Indonesia,Tbk sebelum dan setelah privatisasi.
untuk menyelamatkan perusahaan Negara dalam Kinerja keuangan PT.Bank Negara Indonesia,Tbk
persaingan pasar, dan meningkatkan kinerja dengan RoE sebelum privatisasi 7,36% (2007),
usaha (line business) yang pada akhirnya akan 7,92% (2008), dan 12,98% (2009). Rata-rata RoE
memperoleh laba.
PT.Bank Negara Indonesia,Tbk adalah 9,42% Politik privatisasi BUMN harus dikaitkan tahun 2007-2009. Kinerja keuangan PT. Bank
dengan prinsip dalam UUD Tahun 1945 Pasal Mandiri,Tbk dari segi RoE sebelum privatisasi
33 yakni,“cabang-cabang produksi yang 14,86% (2007), 17,41% (2008), 20,38% (2009).
penting bagi Negara dan yang menguasai hajat Rata-rata RoE PT.Bank Mandiri, Tbk sebelum
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara”. privatisasi adalah 17,55% tahun 2007-2009.
Kemudian “Bumi, air, dan kekayaan alam Kinerja keuangan PT.Bank Negara Indonesia,Tbk
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh dari segi RoE setelah privatisasi adalah 15,83%
Negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk (2011), 15,11% (2012), dan 14,35% (2013), yang
kemakmuran rakyat banyak”. Sampai saat ini berarti terjadi penurunan RoE tiap tahunnya jika
beberapa BUMN masih melakukan usaha/cabang dibandingkan RoE sebelum privatisasi. Nilai RoE
produksi yang penting bagi Negara, seperti sektor PT.Bank Negara Indonesia,Tbk setelah privatisasi
pertahanan dan keamanan, SDA Migas/energi, adalah rata-rata 15,09% tahun 2011-2013.
telekomunikasi, transportasi, perbankan, dan lain- Terdapat perbedaan kinerja keuangan PT.Bank
lain. Sektor-sektor tersebut masih dipertahankan Negara Indonesia,Tbk sebelum dan setelah
dan dikuasai Negara dengan masih eksisnya privatisasi atau lebih tinggi setelah privatisasi.
sejumlah perusahaan Negara, walaupun Negara Kinerja keuangan PT.Bank Mandiri,Tbk dengan
tidak harus mengejar keuntungan. RoE setelah privatisasi adalah 20,26% (2011),
Kepemilikan Negara atas aset dan modal 21,18% (2012), dan 21,21% (2013), yang berarti
pada perusahaan Negara yang melaksanakan terjadi peningkatan RoE tiap tahunnya setelah
usaha atau kegiatan industri yang menguasai privatisasi. Rata-rata RoE PT.Bank Mandiri,Tbk
hajat hidup orang banyak dan cabang-cabang setelah privatisasi adalah 20,88% tahun 2011-
produksi yang penting bagi Negara sepenuhnya 2013.Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan
dimiliki dan dikuasai oleh Negara, seperti PT.Bank Mandiri,Tbk., sebelum dan sesudah
PT.Pertamina, PT.PELNI, PT.Kereta API, dan lain-lain. Oleh karena itu, perusahaan Negara ini
privatisasi. 39
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak diprivatisasi oleh Negara. Politik privatisasi
perusahaan Negara harus tetap berpegang pada
ketentuan dan makna dari Pasal 33 ayat (2) dan Privatisasi BUMN merupakan suatu keputusan
Ekonomi dan Politik Privatisasi
(3) UUD Negara RI Tahun 1945. politik yang ditempuh pemeirntah bersama
Dalam perkembangan kemudian, saat ini DPR RI dalam pengelolaan perusahaan Negara.
sejumlah BUMN sudah diprivatisasi karena Konsekuensi dari putusan privatisasi BUMN
pertimbangan bahwa usaha-usaha tersebut tidak antara lain bahwa kekuasaan dan kepemilikan
lagi menguasai hajat hidup orang banyak dan (modal) negara terhadap perusahaan Negara
cabang-cabang produksi tersebut kurang penting akan berkurang atau tidak ada sama sekali.
bagi negara, seperti sektor pertambangan non- Politik privatisasi perusahaan negara tidak
migas, sektor jasa konstruksi, sektor farmasi/
obat-obatan. Namun kriteria privatisasi BUMN
Winda Lestari Sitio (2014), Op.,Cit.,hal.81-83.
92 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014 92 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014
keuangan perusahaan negara. Argumentasi lain
76 bahwa kriteria privatisasi perusahaan Negara dilakukananya privatisasi BUMN adalah bahwa tidak jelas, karena hanya menyebutkan bahwa
kekayaan BUMN merupakan kekayaan Negara industri/sektor usahanya harus kompetitif dan
yang dipisahkan dari anggaran Negara (APBN). teknologinya yang cepat berubah. Perlu lebih jelas
Oleh sebab itu, perubahan kepemilikan modal apa yang dimaksud dengan teknologi yang cepat
pada perusahaan Negara tidak berpengaruh secara berubah dan sektor usahanya harus kompetitif.
langsung terhadap anggaran Negara. Politik privatisasi BUMN di Indonesia juga
Sebagaimana disebutkan di atas, orientasi tidak terlepas dari kecenderungan globalisasi
dilakukannya privatisasi perusahaan Negara perdagangan atau pasar bebas (free trade).
adalah untuk mendapatkan tambahan dana bagi Pemikiran ini antara lain didukung oleh Prof.John
APBN, implementasi good corporate governance Williamson tahun 1993—ekonom dari the Institute
(GCG), serta peningkatan modal usaha bagi of International Economics, Washington,DC,
perusahaan negara untuk mengembangkan core/ AS yang menyatakan bahwa setiap Negara
line business-nya. Sepereti diketahui, perusahaan (berkembang) yang meminta (bantuan) pinjaman
Negara pertama yang melakukan privatisasi ke lembaga keuangan internasional seperti the
adalah PT.Semen Gresik,Tbk, pada tahun IMF dan the World Bank hendaknya memenuhi
1991. Kemudian diikuti oleh PT.Indosat,Tbk; persyaratan antara lain melakukan privatization,
P T. Ti m a h , T b k ; d a n P T. Te l e k o m u n i k a s i yaitu swastanisasi perusahaan negara. 40 Indonesia,Tbk.42
Dari sisi ekonomi privatisasi, terdapat Selama periode 2005-2009, data Bursa Efek dua argumentasi penting yang mendukung
Indonesia menunjukkan bahwa total kapitalisasi (privatisasi) denasionalisasi suatu perusahaan
pasar BUMN terbuka mengalami pertumbuhan Negara yakni pertama, efisiensi yang lebih
rata-rata sebesar 24,0% dan total persentase rata- besar, dan Kedua, penyebarluasan kepemilikan
rata terhadap kapitalisasi pasar sebesar 34,0%.43 swasta. Pasar yang kompetitif menciptakan
Pada tahun 2014, terdapat 5 BUMN dengan nilai eisiensi alokatif dan produktif. Eisiensi alokatif
kapitalisasi pasar (market capitalization) saham berarti sumber daya ekonomi dapat dipakai
yang cukup besar yakni PT.Telkom (tertinggi untuk memproduksi barang dan jasa yang paling
dengan nilai Rp288,79 triliun);BRI; Bank diinginkan masyarakat dan dengan produksi yang
Mandiri; Perusahaan gas Negara dan Bank BNI. 44 sangat eisien.41
Pada Mei 2015, nilai kapitalisasi pasar Kebijakan privatisasi perusahaan Negara
8 BUMN listed berjumlah Rp48,62 triliun. dalam praktis saat ini sebenarnya harus lebih
Nilai tersebut turun sejak Februari 2015 yang berorientasi ekonomi dibandingkan politik.
dialami oleh BUMN PT.Bukit Asam,Tbk; Tetapi privatisasi juga sering dikait-kaitkan
PT.Aneka Tambang,Tbk;PT.Timah,Tbk;PT. dengan upaya penyelamatan anggaran negara
Semen Baturaja,Tbk; PT.Semen Gresik,Tbk; dalam konteks politik iskal pemerintah. Karena
PT.Krakatau Steel,Tbk; PT.Adhi Karya,Tbk; dan pemerintah akan mendapatkan dana segar (fresh
PT.PGN,Tbk.Penurunan nilai kapitalisasi pasar money) dari penjualan sebagian saham BUMN
terbesar Mei 2015 dialami PT.Timah,Tbk sebesar untuk menyelamatkan beban anggaran Negara
38,25% menjadi Rp6,5 triliun dari Mei 2014 yang cenderung deisit.
sebesar Rp10,61 triliun.Total nilai kapitalisasi Alasan ekonomi seharusnya lebih kuat
pasar 20 emiten BUMN mencapai Rp1,315 triliun dibandingkan dengan sekedar memenuhi politik
pada Mei 2015, atau tumbuh 8% dibandingkan iskal negara, khususnya dalam rangka menutup
Mei 2014 sebesar Rp1.214 triliun. Turunnya nilai defisit anggaran dan kerugian yang dialami
Riant Nugroho, 2014., Public Policy, Penerbit Elex 42 Muchayat, Op.,Cit.,Hal.153. Media Komputindo, Jakarta, Hal.111.
43 Nota Keuangan dan APBN Tahun Anggaran 2011. 41 Riant Nugroho dan Randy R.Wrihatnolo.,
44 Kapitalisasi Pasar Modal, Kementerian BUMN RI Op.,Cit.,Hal.119-120.
dalam www.bumn.go.id, diakses 17 Juni 2015.
POLITIK DAN EKONOMI........(Juli Panglima Saragih) │ 93
Tabel 2. Kinerja Seluruh BUMN Tahun 2000-2014 (Rp.Miliar) Tahun
Aset
Ekuitas
Penjualan( Omzet)
Laba Usaha Laba Bersih
18.500,3 13.624,2 Sumber: Muchayat, Badan Usaha Milik Negara: Retorika, Dinamika dan Realita Menuju BUMN yang Berdaya Saing, 2010, Cetakan I, Penerbit Gagas Bisnis, Hal.90.
kapitalisasi pasar beberapa BUMN di atas dividen BUMN. 47 Pada tahun 2008, BUMN disebabkan antara lain sentimen pasar yang
sektor perbankan menyumbang laba sebesar 16% negatif, turunnya harga komoditas tambang
atau Rp13,2 triliun terhadap anggaran Negara mineral dan batubara, dan faktor-faktor yang
tahun 2008. Sedangkan jumlah BUMN yang tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah sebegai
memperoleh laba meningkat sejak 2006 dari 100 pemegang saham terbesar. 45 perusahaan menjadi 11/perusahaan pada tahun
Dilihat dari sisi kontribusi BUMN terhadap 2009. 48 Tetapi masih banyak juga BUMN yang anggaran Negara, maka tahun 2009, total
rugi. (lihat tabel 3).
kontribusi BUMN terhadap APBN dalam bentuk Alasan privatisasi sebenarnya adalah untuk pajak, privatisasi, dan dividen mencapai Rp139,8
menutup kerugian atau meningkatkan perolehan triliun. Lebih tinggi Rp9,2 triliun atau 7,0%
laba perusahaan. Apabila perusahaan terus dibandingkan tahun 2008.
memperoleh keuntungan, maka tidak diperlukan
Tabel 3. Jumlah BUMN yang Memperoleh Laba dan Rugi (2006-2010) Keterangan
130 BUMN yang Rugi
BUMN yang Laba
20 (14,28%) 8 (5,80%) Kerugian BUMN (Rp.triliun)
-0,18 Kerugian PT.PLN*) (Rp.triliun)
* )Pada tahun buku 2013, PT.PLN (persero) rugi sebesar Rp29,567 triliun. Pada tahun buku 2012, PT.PLN (persero) sempat memperoleh laba sebesar Rp3,208 triliun.
Sumber: Muchayat, Badan Usaha Milik Negara: Retorika, Dinamika dan Realita Menuju BUMN yang Berdaya Saing, 2010, Cetakan I, Penerbit Gagas Bisnis, Hal.127.
Dalam anggaran negara tahun 2010, bagian privatisasi sebagian atau seluruh sahamnya. pemerintah atas laba BUMN berjumlah Rp29,5
Solusi agar perusahaan negara tidak rugi terus triliun. 46 Selama periode 2005-2010, PT.Pertamina
menerus adalah salah satunya privatisasi sebagian menjadi BUMN penyumbang dividen (bagian
saham untuk dimiliki swasta. Dengan kepemilikan laba BUMN) terbesar dengan rata-rata kontribusi
sebagian saham oleh swasta atau masyarakat, maka setiap tahun mencapai 45,7% terhadap total
pengawasan terhadap manajemen akan semakin meningkat sehingga diharapkan akan berdampak
45 Kapitalisasi 8 Emiten Menciut, Binis Indonesia, 17 Juni 2015, hal.13.
47 Ibid.
46 Ibid. 48 Muchayat, Op.,Cit.,Hal.91.
94 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014 94 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014
pertimbangan “politis” tetapi benar-benar Dengan adanya pengawasan dari masyarakat,
pertimbangan akan kebutuhan modal investasi maka manajemen akan menjalankan perusahaan
untuk pengembangan usaha dan perolehan laba Negara dengan baik, akuntabel, transparan, dan
yang lebih besar. Perolehan laba perusahaan ei sien guna memperoleh keuntungan.
merupakan tujuan akhir dari privatisasi dan Justru apabila perusahaan negara sudah
memperbesar organisasi perusahaan (big sizing). memperoleh keuntungan maka tidak seharusnya
Privatisasi merupakan strategi untuk memperoleh perusahaan tersebut diprivatisasi atau penjualan
laba setinggi mungkin. Di Tabel 4. dibawah seluruh/sebagian kecil sahamnya. Artinya dengan
digambarkan secara singkat kinerja perusahaan tidak privatisasi pun perusahaan Negara dapat
negara (persero) yang sudah diprivatisasi atau memperoleh keuntungan walaupun relatif tidak
perseroan terbatas terbuka. besar. BUMN non-listed yang untung justru akan
Kebijakan privatisasi perusahaan Negara menjadi contoh manajemen perusahaan public
dimana kepemilikan saham Negara tidak yang baik, termasuk bagi badan usaha milik daerah.
mayoritas, maka privatisasi harus memperhatikan Karena dipastikan Negara akan mendapatkan
dan berdasarkan persetujuan dengan pemegang bagian laba dari BUMN tersebut yang disetorkan
saham lain. Kebijakan privatisasi BUMN, baik dan dimasukkan ke dalam anggaran Negara. Hal
kepemilikan saham Negara mayoritas maupun ini merupakan tantangan bagi BUMN lain yang
minoritas tetap harus mendapatkan persetujuan non-listed untuk meningkatkan laba setiap tahun.
terlebih dahulu dari Dewan Perwakilan Rakyat Privatisasi BUMN tentu tidak hanya sekedar
(DPR). Dalam konteks ini, DPR ingin mengetahui pertimbangan “politis” tetapi benar-benar
berapa jumlah rupiah yang dapat diperoleh pertimbangan akan kebutuhan modal investasi
dari hasil privatisasi untuk penerimaan Negara untuk pengembangan usaha dan perolehan laba
dalam APBN. Di samping itu, DPR juga ingin yang lebih besar. Perolehan laba perusahaan
mengetahui target perolehan laba BUMN yang merupakan tujuan akhir dari privatisasi dan
akan diprivatisasi. Artinya DPR dapat saja memperbesar organisasi perusahaan (big sizing).
menyetujui privatisasi BUMN apabila hasil Privatisasi merupakan strategi untuk memperoleh
privatisasi dapat meningkatkan penerimaan laba setinggi mungkin. Pada Tabel 4 digambarkan
Negara dalam APBN dan meningkatkan laba secara singkat kinerja perusahaan Negara
perusahaan Negara tersebut. Sangat disayangkan (persero) yang sudah diprivatisasi atau perseroan
apabila BUMN yang sudah diprivatisasi tidak terbatas terbuka.
dapat meningkatkan perolehan laba. Tabel 4 menunjukkan bahwa, pada tahun
Gambar 3. Grafi k Perkembangan Jumlah
buku 2014, terdapat 3 (tiga) BUMN listed yang
BUMN Listed 2009-2014.