Persepsi dan Analisis Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Air Isi Ulang (Studi Kasus : Kecamatan Medan Johor) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di daerah Kecamatan Medan Johor. Secara umum
topografi wilayah Kecamatan Medan Johor adalah dataran dan tidak ada yang
berbatasan dengan laut, rata-rata ketinggian wilayahnya antara 34 - 49 meter di atas
permukaan laut. Luas wilayahnya adalah 16,96 km2. Ketinggian 34 – 49 m dpl.
Secara geografis terletak pada koordinat 3 535611’ LU dan 98 676769’ BT. Peta
Kecamatan Medan Johor dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Medan Johor

Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia, 2015
Secara geografis, Kecamatan Medan Johor berbatasan dengan Kecamatan
Medan Polonia di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan,
Kecamatan Medan Amplas di sebelah timur, dan berbatasan dengan Kecamatan
Medan Tuntungan di sebelah barat.

47

Universitas Sumatera Utara


Kecamatan Medan Johor terdiri dari 6 kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Kwala Bekala
2. Kelurahan Gedung Johor
3. Kelurahan Kedai
4. Kelurahan Durian
5. Kelurahan Suka Maju
6. KelurahanTiti Kuning
7. Kelurahan Pangkalan Masyhur

3.2

Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah 3 (tiga) bulan yang dimulai pada bulan April sampai

Juni 2016.

3.3
3.3.1

Metodologi Penelitian

Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian dalam permasalahan asosiatif yaitu penelitian

yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau
hubungan dengan variabel lain atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel
lainnya atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya.
Penelitian asosiatif memerlukan hipotesis atau dugaan terhadap hubungan yang ada
(Juliandi, 2013).

48

Universitas Sumatera Utara

3.3.2

Populasi dan Sample
Populasi adalah wilayah generaliasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Kecamatan
Medan Johor yang merupakan pelanggan PDAM Tirtanadi yang berjumlah 17.212
kepala keluarga seperti ditunjukkan dalam table 3.1.
Tabel 3.1 Jumlah Kepala Keluarga di Kecamatan Medan Johor
Kelurahan

Pelanggan
Non Pelanggan
PDAM
PDAM
Kwala Bekala
2.527
5.493
Gedung Johor
3.700
1.717
Kedai Durian
725
898
Suka Maju

1.648
624
Titi Kuning
3.635
1.414
P. Masyur
4.977
2.329
Total
17.212
12.475
Sumber : Kecamatan Medan Johor dalam Angka 2015

Total
8.020
5.417
1.623
2.272
5.049
7.306

29.687

Pertanyaan seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah
berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil
dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang
sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan
pemborosan biaya penelitian.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 2007), sebagai berikut:
N
n=
1 + N(e)2

49

Universitas Sumatera Utara

dimana
n


: jumlah sampel

N

: jumlah populasi

e

: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi

kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil
toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya,
penelitian dengan batas kesalahan 10% berarti memiliki tingkat akurasi 90%.
Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
Dengan menggunakan rumus Slovin:
n = N / ( 1 + N e² )
�=

29.687

1 + (29.687 � 0.1 � 0.1)

� = 99,66 (���������� 100)

Dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 100 kepala keluarga.
Pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling (sampel bertujuan)
adalah sampel dipilih berdasarkan tujuan tertentu. Dalam hal penelitian Persepsi
Masyarakat dalam Pemanfaatan Air Isi Ulang di Kecamatan Medan Johor maka
sampel dipilih berdasarkan kriteria/tujuan yang sudah ditetapkan. Adapun kriteria
sampling yang ditetapkan adalah :
- KK yang tinggal di Kecamatan Medan Johor lebih dari 10 tahun.
- Pelanggan PDAM.
- Memahami pemanfaatan air isi ulang.

50

Universitas Sumatera Utara

3.4


Pengumpulan Data

3.4.1

Data Primer
Data primer diperoleh langsung dengan pengamatan/observasi, wawancara

dan kuisioner.

3.4.2

Data Sekunder
Data sekunder (merupakan data tambahan) diperoleh dari instansi terkait

meliputi : Pemerintah Kota Medan, PDAM Tirtanadi, buku-buku literatur, studi
pustaka, jurnal ilmiah, hasil laporan penelitian.

51

Universitas Sumatera Utara


3.5

Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini
Gambar 3.2 : Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Mulai

Observasi Awal

Studi Literatur

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer :

Data Sekunder :


- Observasi di lapangan
- Kuisioner
- Wawancara

- Pemerintah Kota Medan,
- PDAM Tirtanadi
- Buku-buku literature
- Studi pustaka
- Jurnal ilmiah
- Laporan penelitian terdahulu

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai
Sumber : Hasil analisis Penelitian

52


Universitas Sumatera Utara

3.6

Analisis Data

Tabel 3.2 Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian
No Tujuan Penelitian
Metode Analisis
1
Mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan Analisis Deskriptif
Medan Johor terhadap kualitas air PDAM
Tirtanadi dan air isi ulang untuk pemanfaatan
air minum
2
Mengetahui pola pemanfaatan air isi ulang Uji Chi Square
untuk pelanggan PDAM Tirtanadi.
3
Mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi Analisis Regresi Logistik
masyarakat terhadap pemanfaatan air isi ulang
untuk air minum.
Sumber : hasil analisis peneliti, 2016
Penelitian yang akan dilaksanakan ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif yaitu berusaha mengungkapkan bagaimana persepsi, pola pemanfaatan
dan pengaruh kondisi sosial ekonomi masyarakat terhadap pemanfaatan air isi ulang
untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hubungan antara
persepsi pemanfaatan air minum yang aman dan variabel - variable yang disusun
sebagai penjelas dimodelkan dengan menggunakan regresi logistik (Wright, A, et.
al., 2012). Adapun metode pengujian yang digunakan adalah :
1. Analisis Regresi Logistik
Regresi Logistik untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat
dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Dalam regresi logistik variabel terikat
bersifat dikotomi dan kategori dengan dua atau lebih kemungkinan. Regresi
logistik umumnya melibatkan berbagai variabel baik numerik ataupun kategorik.
Regresi logistik membentuk persamaan dengan pendekatan maximum likelihood
yang memaksimalkan peluang pengklasifikasian objek yang diamati menjadi
kategori yang sesuai kemudian mengubahnya menjadi koefisien regresi yang
sederhana. Nilai yang digunakan variabel terikat yang diduga adalah 0 dan 1.

53

Universitas Sumatera Utara

2. Regresi logistik menghasilkan rasio peluang antara keberhasilan dan kegagalan
dari suatu analisis. Regresi logistik akan membentuk variabel prediktor yang
merupakan kombinasi linier dari variabel bebas. Nilai variabel prediktor ini
kemudian ditransformasikan menjadi probabilitas dengan fungsi logit sebagai
berikut:



Ln P1−� y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+ b5X5 + b6D1+b7D2+µ
Dimana :
Y

= Pola pemanfaatan air minum

1

= air isi ulang

0

= air PDAM

X1

= pendidikan (tahun)

X2

= jumlah anggota keluarga (orang)

X3

= penghasilan (ribu Rp)

X4

= Pengeluaran (ribu Rp)

X5

= luas rumah (m2)

D1

= Pekerjaan
1 = PNS
0 = lainnya

D2

= Pekerjaan
1 = pegawai swasta
0 = lainnya
a = konstanta
b1, b2, ...., bn = koefisien regresi/parameter
µ = eror

3.7

Pengolahan Data
Untuk pengolahan data, peneliti membuat skor dalam alternative jawaban (a,

b, c, d, e) dengan skor nilai yang berbeda – beda yaitu sebagai berikut :
54

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.3 Tabel Kriteria Penilaian Menggunakan Skala Likert
No
Kriteria Penilaian
Skor
Nilai
1
Sangat setuju
21 - 25
5
2
Setuju
16 - 20
4
3
Cukup setuju
11 - 15
3
4
Tidak setuju
6 - 10
2
5
Sangat tidak setuju
1–5
1

3.8

Definisi Variabel Penelitian
a)

Persepsi adalah penafsiran dan penilaian seseorang terhadap sesuatu.

b)

Kualitas air adalah kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi,
dan biologisnya yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter parameter tertentu dan metode tertentu.

c)

Pola pemanfaatan air adalah bagaimana bentuk dan cara pemanfaatan air.

d)

Kondisi sosial ekonomi adalah segala sesuatu dampak yang disebabkan
oleh pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan,
perumahan, pendidikan, kesehatan.

e)

Air isi ulang adalah air yang sudah diolah yang berasal dari mata air,
yang telah melewati tahapan dalam membersihkan kandungan air nya
dari segala kuman dan bakteri yang terkandung didalamnya tanpa harus
dimasak (cara tradisional), sehingga air tersebut dapat langsung
diminum, dan hal ini dapat dilakukan secara terus menerus, mengapa
dinamakan air minum isi ulang karena konsumen yang mengkonsumsi
air yang telah melalui proses ini biasanya menggunakan Galon air dari
beberapa merk, sehingga dinamakan air isi ulang.

f)

Air PDAM Tirtanadi adalah air yang diolah oleh PDAM Tirtanadi.

55

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kecamatan Medan Johor
Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang
terletak di 3 535611’ Lintang Utara dan 98 676769’ Bujur Timur dengan luas
wilayah sekitar 16,96 km2 atau sekitar 6,39 persen dari total luas wilayah Kota
Medan. Secara geografis, Kecamatan Medan Johor berbatasan dengan Kecamatan
Medan Polonia di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan,
Kecamatan Medan Amplas di sebelah timur, dan berbatasan dengan Kecamatan
Medan Tuntungan di sebelah barat. Secara umum topografi wilayah Kecamatan
Medan Johor adalah dataran dan tidak ada yang berbatasan dengan laut, rata-rata
ketinggian wilayahnya antara 34 - 49 meter di atas permukaan laut. Kecamatan
Medan Johor terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Kwala Bekala, Kelurahan
Gedung Johor, Kelurahan Kedai Durian, Kelurahan Suka Maju, Kelurahan Titi
Kuning, dan Kelurahan Pangkalan Masyhur.
Pada tahun 2014, Kecamatan Medan Johor dihuni oleh 130.414 jiwa, terdiri dari
64.387 jiwa laki –laki dan 66.027 jiwa perempuan dengan jumlah total kepala
keluarga sebanyak 29.687 KK.
Tabel 4.1 Jumlah Kepala Keluarga di Kecamatan Medan Johor
Kelurahan

Pelanggan
Non Pelanggan
PDAM
PDAM
Kwala Bekala
2.527
5.493
Gedung Johor
3.700
1.717
Kedai Durian
725
898
Suka Maju
1.648
624
Titi Kuning
3.635
1.414
P. Masyur
4.977
2.329
Total
17.212
12.475
Sumber : Kecamatan Medan Johor dalam Angka 2015

Total
8.020
5.417
1.623
2.272
5.049
7.306
29.687

56

Universitas Sumatera Utara

4.2 Deskripsi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara
PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara berdiri pada tanggal 08 September
1905, dengan nama NV. Waterleiding Maatschappij Ajer Beresih berkantor pusat di
Amsterdam Belanda. Tahun 1979, nama perusahaan ditetapkan menjadi PDAM
Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) Berkedudukan di Medan Sumatera Utara. Pada Tahun 1991 PDAM
Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara selain melayani Kebutuhan Air Minum juga
melayani Pengelolaan Limbah.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sibolangit terletak ± 35 km sebelah Selatan
Kota Medan yang secara administratif termasuk Kabupaten Deli Serdang. Sumber
Mata Air daerah ini merupakan sumber air pertama dan tertua yang dibangun pada
zaman Belanda tahun 1905 dengan kapasitas nominal ± 620 l/det. Sumber mata air
tersebut berasal dari air hujan disekitar cekungan alam perbukitan Sibolangit dan
meresap serta mengalir melalui rongga yang terdapat pada susunan dan celah batuan
dan muncul ke permukaan menjadi mata air.
Mata – mata air tersebut disadap dengan membangun bron (bangunan penyadap)
yang saat ini berjumlah 27 bron yang tersebar pada 4 (empat) lokasi yaitu :
1. Rumah Sumbul = 3 bron dengan kapasitas total 180 l/det,

berada pada

ketinggian 520 m dpl (diatas permukaan laut).
2. Lau Kaban = 8 bron dengan kapasitas total 151 l/det, berada pada ketinggian 485
m dpl.
3. Lau Puang Aja = 4 bron dengan kapasitas total 132 l/det, berada pada ketinggian
519 m dpl.

57

Universitas Sumatera Utara

4. Lau Bengklewang = 12 bron dengan kapasitas total 180 l/det dan berada pada
ketinggian 510 m dpl.
Air tersebut diambil melalui bangunan penyadap (bron) yang diteruskan ke
bak pemancar/aerasi untuk menghilangkan CO2 agresif melalui kontaminasi Air
dengan udara, penambahan jumlah oksigen dan menghilangkan hydrogen sulfide (H2
S), methan (C H4) serta berbagai senyawa organik yang bersifat volatile (menguap)
yang berkaitan untuk rasa dan bau. Air tersebut kemudian dibubuhi kapur atau soda
ash untuk mengatur tingkat keasaman (pH) air serta kaporit atau sodium hypochlorite
sebagai desinfektan (pembunuh bakteri pathogen) dan selanjutnya disalurkan ke
Medan dengan menggunakan pipa transmisi Ø 200 – 300 mm secara gravitasi.
Adapun bahan kimia yang digunakan adalah :
1. Soda Ash dengan kadar (97 – 98) %
(Na2CO3 + H2O) ฀ (2NaOH + H2CO3)
2. Sodium Hypochlorite dengan kadar (10-12) %
NaOCl + H2O ® NaOh + HOCl.
Namun kapasitas produksi saat ini mulai berkurang menjadi berkisar antara
550 –600 l/det disebabkan oleh berbagai faktor seperti perluasan pemukiman
penduduk, pembangunan sarana rekreasi, pengambilan air melalui mobil tangki (air
isi ulang), pengaruh musim kemarau, perambahan hutan dll.
Kecamatan Medan Johor berada di wilayah pelayanan Cabang Padang Bulan
PDAM Tirtanadi, khusus untuk wilayah Kecamatan Medan Johor 100 % pelanggan
terlayani dengan memanfaatkan air dari mata air Sibolangit karena wilayah tersebut
dilalui oleh jalur pipa dari Sibolangit.

58

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Medan Johor yang Dilayani PDAM
Tirtanadi Dengan Memanfaatkan Mata Air Sibolangit

Sumber : PDAM Tirtanadi, 2016
Analisis kualitas air mata air Sibolangit olahan PDAM Tirtanadi selama
3 (tiga) bulan terakhir, yaitu April, Mei dan Juni tahun 2016 yang dilakukan oleh
PDAM Tirtanadi dan Peneliti ditunjukkan dalam Tabel 4.2 berikut.

59

Universitas Sumatera Utara

Table 4.2 Kualitas Air Mata Air Sibolangit olahan PDAM Tirtanadi
PARAMETER

A. FISIKA
Warna
Bau dan rasa
Temperatur
Kekeruhan
Daya
Hantar
Listrik
(DHL)
Total Padatan Terlarut
(TDS)
B. KIMIA
ANORGANIK
Alkalinitas
Aluminium (Al)
Ammonia (NH3)
Besi (Fe)
Flourida (F)
Khlorida (Cl)
Kesadahan
(sebagai
CaCO3)
Kromium Total (Cr)
Mangan (Mn)
Nitrat (sebagai NO3)
Nitrit (sebagai NO2)
pH
Seng (Zn)
Sianida (CN)
Sulfat (SO4)
Sulfida (H2S)
Tembaga (Cu)
C. KIMIA ORGANIK
Zat Organik (sbg KMnO4)
D. MIKROBIOLOGI
Total coliform (bakteri
bentuk Coli)
Faecal Coliform

Satuan

*) Kadar
Maks. u/ Air
Minum

Hasil
Uji

Metode Uji

Ket.

TCU
°C

< 0,5
30,9

Spektrofotometry
Thermometer

Tdk berbau,
tdk berasa
T. Ruangan
= 25,0 °C

NTU
Us/cm

15
Suhu Udara
± 3°C
5
-

0,56
160

Mg/L

500

80

Turbidimetry
Conductivity
Meter
TDS Meter

mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

0.2
1,5
0,3
1,5
250
500

61
< 0,001
0,024
< 0,030
0,100
9,855
102

Titrimetry
Spektrofotometry
Spektrofotometry
AAS
Spektrofotometry
SNI 6989.19-2009
Titrimetry

mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

0,05
0,4
50
3
6,5 – 8,5
3
0,07
250
0,05
2

< 0,015
< 0,006
< 1,21
0,026
7,1
0,036
10.000,
Rumah tangga 2 (RT 2) Rp. 1,25 / ≤ 10.000 dan Rp. 2,50 / > 10.000, Rumah tangga
3 (RT 3) Rp. 1,75 /≤ 10.000 dan Rp. 3,45 / > 10.000, Rumah tangga 4 (RT 4) Rp.
2,05 / ≤ 10.000 dan Rp. 5,45 / > 10.000, Rumah tangga 5 (RT 5) Rp. 2,95 / ≤ 10.000
dan Rp. 6,20 / > 10.000, Rumah tangga 6 (RT 6) Rp. 3,70 / ≤ 10.000 d an Rp. 7,15 / >
10.000. Sedangkan untuk harga sumber air baku untuk air isi ulang yang berasal dari
mobil tangki dilihat dari wilayah sebaran. Wilayah Medan Amplas dan sekitarnya
Rp. 370.000/7.000 liter. Wilayah Medan Tembung dan sekitarnya Rp. 380.000/7.000
liter. Wilayah Medan Marelan dan sekitarnya Rp. 370.000/7.000 liter. Wilayah
Kampung Lalang dan sekitarnya Rp. 370.000/7.000 liter. Wilayah Langkat dan
sekitarnya Rp. 570.000/7.000 liter. Wilayah Pangkalan Susu dan sekitarnya Rp.
750.000/7.000 liter. Berdasarkan perbandingan harga sumber air baku untuk minum
ini dapat disimpulkan bahwa air PDAM Tirtanadi jauh lebih murah dari pada harga
air dari mobil tangki yang merupakan sumber air baku dari air isi ulang. Persepsi
masyarakat yang berlaku adalah harga yang mahal mencerminkan kualitas yang
tinggi (Tjiptono, 2008).

64

Universitas Sumatera Utara

4.5

Curah Hujan di Kota Medan
Analisis curah hujan di Kota Medan dapat dilihat pada table 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan di Kota Medan
Stasiun
Sampali

BBMKG Wil. I Medan

Tahun/Bulan
Curah Hujan

Hari Hujan

Curah Hujan

Hari Hujan

(mm)

(hari)

(mm)

(hari)

Januari

24

14

20

12

Februari

44

3

33

12

Maret

79

9

129

14

April

115

8

140

12

Mei

150

19

326

21

Juni

103

8

62

7

Juli

50

9

161

10

Agustus

241

23

206

23

September

321

22

266

18

Oktober

239

18

322

25

November

247

20

184

22

Desember

427

23

299

24

2014

2 040

176

2 148

200

2013

1 179

204

2 799

225

2012

2 162

178

2 425

208

2011

2 610

199

2 593

258

2010

1 605

173

1 946

227

Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali Medan

Sumber : BPS Sumatera Utara, 2016
Data curah hujan diperoleh dari rata-rata data curah hujan tahunan di Kota
Medan dalam rentang waktu 4 tahun yang berasal dari Stasiun Klimatologi Sampali
Medan yang diambil dari data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Penggunaan

65

Universitas Sumatera Utara

kurun waktu 4 tahun terakhir dipilih dengan asumsi perubahan curah hujan dalam
waktu 4 tahun tidak terlalu signifikan dan bisa dijadikan rujukan.
4.6

Karakteristik Responden

4.6.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Kondisi Sosial Ekonomi
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui questioner yang terdiri dari 5

pertanyaan untuk variabel persepsi terhadap air minum (Y), 4 pertanyaan untuk
variabel pola pemanfaatan air minum (X), dan 12 pertanyaan untuk variabel sosial
ekonomi (X). Berikut disajikan data-data mengenai karakteristik responden.
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No

Karakteristik
Jenis Kelamin
1.
Laki – laki
2
Perempuan
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Frekuensi

Presentase

77
23
100

77 %
23 %
100

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden rata-rata berjenis kelamin laki-laki,
yaitu sebesar 77,00 % dan selebihnya adalah perempuan, yaitu 23,00 %. Dua
kelompok jenis kelamin ini diperkuat dengan statusnya di keluarga. Bagi laki-laki,
mereka adalah Kepala Keluarga dan bagi perempuan mereka adalah Ibu Rumah
Tangga. Tujuan dari menjaring responden dalam dua kelompok ini adalah kedua
kelompok inilah yang dapat mengambil keputusan dalam keluarga.
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No

Karakteristik

Usia
17 – 25 tahun
26 – 35 tahun
36 – 45 tahun
46 – 55 tahun
> 56 tahun
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016
1
2
3
4
5

Frekuensi

Presentase

27
18
35
19
1
100

27 %
18 %
35 %
19 %
1%
100

66

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa yang menjadi responden adalah mereka yang
berusia dewasa. Responden paling banyak yang berusia antara 36 – 45 tahun, yaitu
sebanyak 35 %, kemudian berusia antara 17 – 25 tahun sebanyak 27 %, berusia 46 –
55 tahun sebanyak 19 %, berusia 26 – 35 tahun sebanyak 18 %, dan yang paling
sedikit adalah yang berusia > 56 tahun sebanyak 1 %. Karena responden yang digali
adalah mereka yang menjadi kepala keluarga dan ibu rumah tangga, ini menjelaskan
bahwa responden telah berumah tangga dan sudah siap dalam mengambil keputusan
dalam keluarga.
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No
1
2
3
4

Pendidikan
Perguruan tinggi/akademi/D3
SLTA
SMP
Tidak sekolah
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Frekuensi
83
15
1
1
100

Presentase
83 %
15 %
1%
1%
100

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari segi pendidikan, responden yang terjaring
rata – rata adalah mereka yang berpendidikan tinggi. Paling banyak responden
tamatan Perguruan tinggi/akademi/D3, yaitu sebesar 83 %, kemudian tamatan SLTA
sebanyak 15 %, tamatan SMP sebanyak 1 %, dan tidak sekolah sebanyak 1 %.
Artinya dari segi pendidikan, responden penelitian ini adalah orang yang
berpendidikan, sehingga keputusan yang diambil nantinya merupakan keputusan
yang didasarkan atas pengetahuan. Tingginya pendidikan responden juga sesuai
dengan hasil pekerjaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka responden memiliki
pekerjaan yang bagus.

67

Universitas Sumatera Utara

Pekerjaan adalah simbol status seseorang di masyarakat. Pekerjaan adalah
cara seseorang untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.
Tabel 4.9 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.
Tabel 4.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No
1
2
3
4

Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI
Pegawai swasta
Wiraswasta
Lain – lainnya
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Frekuensi
51
32
14
3
100

Presentase
51 %
32 %
14 %
3%
100

Pekerjaan responden sangatlah bervariasi. Secara garis besar, jenis pekerjaan dalam
penelitian ini dikelompokkan sebagai pegawai pemerintah (PNS/TNI/POLRI),
pegawai swasta, serta wiraswasta dan lainnya. Pekerjaan responden yang paling
banyak sebagai pegawai pemerintah (PNS/TNI/POLRI) sebanyak 51 %, kemudian
sebagai pegawai swasta sebanyak 32 %, serta wiraswasta sebanyak 14 % dan lain –
lain sebanyak 3 %. Jenis pekerjaan sangat berhubungan dengan pendapatan
responden.
Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
No
1
2
3
4
5
6

Penghasilan
> Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000
> Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000
> Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000
> Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000
> Rp. 4.000.000 - Rp. 5.000.000
> Rp. 5.000.000
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Frekuensi
6
14
21
13
9
37
100

Presentase
6%
14 %
21 %
13 %
9%
37 %
100

Tabel 4.10 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pendapatan.
Dilihat dari segi pendapatan, yang paling banyak antara > Rp. 5.000.000 yaitu
sebanyak 37 %, kemudian responden yang berpendapatan > Rp. 2.000.000 - Rp.

68

Universitas Sumatera Utara

3.000.000 sebanyak 21 %, responden berpendapatan > Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000
sebanyak 14 %, responden berpendapatan > Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000 sebanyak
13 %, responden berpendapatan > Rp. 4.000.000 s/d Rp. 5.000.000 sebanyak 9 %,
dan responden berpendapatan > Rp. 500.000 s/d Rp. 1.000.000 sebanyak 6 %. Hal ini
menunjukkan dari segi pendapatan, responden penelitian ini mayoritas adalah orang
yang berkecukupan.
Kondisi rumah juga menjadi perhatian dalam penelitian ini. Pertama apakah
rumah milik sendiri dan bukan menyewa. Karena apabila menyewa, kebijakan untuk
menentukan pemakaian air PDAM berada pada pemiliknya bukan pada penyewa.
Oleh karena itu dalam penelitian ini, salah satu kriteria responden adalah mereka
yang mendiami rumah sendiri, bukan menyewa atau menumpang. Tabel 4.11
menunjukkan karakteristik responden berdasarkan kondisi rumah.
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Kondisi Rumah
No
1
2
3
4
5
6

1

Karakteristik Rumah
Luas Rumah
36 m2
37 – 54 m2
55 – 100 m2
101 -200 m2
201 – 300 m2
> 300 m2
Jumlah
Lama Tinggal
> 10 tahun
Jumlah

Anggota Keluarga
< 3 orang
4 – 6 orang
7 – 10 orang
> 10 orang
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016
1
2
3
4

Frekuensi (n)

Presentase (%)

19
6
35
13
19
8
100

19 %
6%
35 %
13 %
19 %
8%
100

100
100

100 %
100

31
65
4
0
100

31 %
65 %
4%
0%
100

69

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa rumah yang ditempati responden paling
banyak memiliki luas rumah 55 – 100 m2 yaitu sebanyak 35 %, kemudian luas
rumah 201 – 300 m2 sebanyak 19 %, luas rumah 36 m2 sebanyak 19 %, luas rumah
101 – 200 m2 sebanyak 13 %, luas rumah > 300 m2 sebanyak 8 % dan luas rumah 37
– 54 m2 sebanyak 6 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi responden
cukup memadai, atau kelas menegah ke atas. Hal ini juga menunjukkan bahwa
sebenarnya responden sangat mampu berlangganan PDAM untuk memenuhi
kebutuhan air bersih.
Tabel 4.11 juga menunjukkan bahwa jumlah

anggota

keluarga

yang

mendiami rumah yang paling banyak adalah 4 – 6 jiwa dalam 1 rumah yaitu 65 %,
kemudian berjumlah < 3 jiwa sebanyak 31 %, antara 7 – 10 jiwa sebanyak 4 %, dan
tidak ada yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 10 orang. Selain itu,
seluruh responden sudah tinggal di daerah Kecamatan Medan Johor selama lebih dari
10 tahun, yaitu sebanyak 100 %. Jumlah anggota keluarga responden yang mendiami
suatu rumah perlu diketahui untuk mengetahui dan memprediksi konsumsi air dalam
rumah tangga tersebut. Semakin besar jumlah anggota keluarga yang ada dalam
suatu rumah, maka semakin besar pula jumlah pemakaian air. Konsumsi air yang
digunakan keluarga dalam penelitian ini sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan
4 - 6 jiwa.
Berdasarkan karakteristik responden diketahui bahwa pendidikan responden
yang tinggi yaitu lulusan perguruan tinggi, akademi, D3 sebanyak 83 % berpengaruh
terhadap pekerjaan responden yang mayoritas PNS/TNI/POLRI sebanyak 51 %
berpengaruh terhadap pendapatan responden yang mayoritas > Rp. 5.000.000.
Tingginya pendapatan berpengaruh terhadap pengeluaran. Besarnya pengeluaran

70

Universitas Sumatera Utara

dipengaruhi oleh besarnya jumlah anggota keluarga yang mayoritas berjumlah 4 – 6
orang sebanyak 65 % dan mereka tinggal dirumah yang besar ditandai dengan luas
rumah responden mayoritas 55 – 100 m2.
4.6.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pola Pemanfaatan Air Minum

Air adalah kebutuhan utama manusia. Oleh sebab itu, responden di perkotaan
membutuhkan sumber air untuh memenuhu kebutuhannya sehari – hari. Tabel 4.12
menunjukkan karakteristik responden berdasarkan status berlangganan PDAM.
Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Berlangganan PDAM
No
1

Sumber Air
PDAM
Total
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Frekuensi (n)
100
100

Presentase (%)
100 %
100 %

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa seluruh responden memanfaatkan air yang
disediakan PDAM untuk memenuhi kebutuhan airnya. Seluruh responden adalah
pelanggan PDAM yaitu sebanyak 100 %. Kebutuhan akan air ini dipergunakan untuk
keperluan sehari-harinya seperti, untuk mandi, cuci pakaian, BAB (Kakus), cuci
piring, memasak, meminum dan bahkan mencuci kendaraan. Tabel 4.13
menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pola pemanfaatan air minum.
Tabel 4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pola Pemanfaatan Air
Minum
No
1
2

Pola Pemanfaatan Air
Mandi, cuci, kakus
Mandi, cuci, kakus, masak
Minum
Total
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Frekuensi (n)
51
49

Presentase (%)
51 %
49 %

100

100 %

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa paling banyak responden yang memanfaatkan
air PDAM hanya untuk mandi, cuci, kakus sebanyak 51 % dan responden yang
memanfaatkan air PDAM untuk mandi, cuci, kakus, masak, dan minum sebanyak 49
71

Universitas Sumatera Utara

%. Hal ini berarti sebanyak 51 % responden tersebut memanfaatkan air isi ulang
sebagai sumber air minum, sementara sisanya sebanyak 49 % memanfaatkan air
PDAM sebagai sumber air minum. Ini menunjukkan bahwa air isi ulang adalah
sumber air minum utama responden untuk kehidupan sehari – hari.

4.7

Persepsi Masyarakat Kecamatan Medan Johor terhadap Kualitas Air
PDAM Tirtanadi dan Air Isi Ulang untuk Pemanfaatan Air Minum
Penilaian persepsi masyarakat Kecamatan Medan Johor terhadap kualitas air

PDAM

meliputi

kejernihan,

keamanan

untuk

dikonsumsi,

kualitas,

tidak

terkontaminasi dengan zat lain, dan keterjangkauan harganya. Tabel 4.14
menunjukkan persepsi responden terhadap kualitas air PDAM.
Persepsi masyarakat terhadap kejernihan air PDAM adalah paling banyak
responden menyatakan

puas dengan kejernihan air PDAM sebanyak 50 %,

menyatakan sangat puas sebanyak 41 %, menyatakan cukup puas sebanyak 8 %, dan
menyatakan tidak puas sebanyak 1 %. Hal ini berarti mayoritas responden sudah
menganggap bahwa air PDAM jernih.
Persepsi masyarakat terhadap keamanan mengkonsumsi air PDAM dalam
jangka panjang adalah paling banyak responden menyatakan sangat puas sebanyak
33 %, menyatakan cukup puas sebanyak 33 %, menyatakan puas sebanyak 29 %, dan
menyatakan tidak puas sebanyak 5 %. Hal ini berarti mayoritas responden sudah
menganggap bahwa air PDAM cukup aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Tabel 4.14 Persepsi Responden terhadap Kualitas Air PDAM
No
1
2
3

Air PDAM
Kejernihan
Tidak puas
Cukup puas
Puas

Frekuensi (n)

Presentase (%)

1
8
50

1%
8%
50 %

72

Universitas Sumatera Utara

4

Sangat puas

41

41 %

1
2
3
4

Aman untuk Dikonsumsi dalam
Jangka Panjang
Tidak puas
Cukup puas
Puas
Sangat puas

5
33
9
33

5%
33 %
29 %
33 %

1
2
3
4

Kualitas
Tidak puas
Cukup puas
Puas
Sangat puas

3
25
35
37

3%
25 %
35 %
37 %

1
2
3

Tidak Terkontaminasi dengan Zat
Lain
Cukup puas
Puas
Sangat puas

20
42
38

20 %
42 %
38 %

2
8
41
49

2%
8%
41 %
49 %

Harga
2 Tidak puas
3 Cukup puas
4 Puas
5 Sangat puas
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Persepsi responden terhadap kualitas air PDAM adalah paling banyak
responden menyatakan sangat puas sebanyak 37 %, menyatakan puas sebanyak 35
%, menyatakan cukup puas sebanyak 25 %, dan menyatakan tidak puas sebanyak 3
%. Hal ini berarti mayoritas responden sudah menganggap bahwa kualitas air PDAM
baik. Hal ini sesuai dengan hasil uji laboratorium PDAM Tirtanadi yang
menunjukkan bahwa pH 6,5 – 8,5 yang sesuai dengan PERMENKES no.
492/MENKES/Per/IV/2010 tentang baku mutu air minum.
Persepsi masyarakat terhadap tidak terkontaminasinya air PDAM dengan zat
lain adalah paling banyak responden menyatakan puas sebanyak 42 %, menyatakan
sangat puas sebanyak 38 %, dan menyatakan cukup puas sebanyak 20 %. Hal ini

73

Universitas Sumatera Utara

berarti mayoritas responden sudah menganggap bahwa air PDAM tidak
terkontaminasi dengan zat – zat lain.
Persepsi responden terhadap harga air PDAM adalah paling banyak responden
menyatakan sangat puas sebanyak 49 %, menyatakan puas sebanyak 41 %,
menyatakan cukup puas sebanyak 8 %, dan menyatakan tidak puas sebanyak 2 %.
Hal ini berarti mayoritas responden sudah menganggap bahwa harga air PDAM
cukup terjangkau dan tidak mahal.
Tabel 4.15 Persepsi Responden terhadap Kualitas Air Isi Ulang
No

Frekuensi (n)

Presentase (%)

1
2
3
4

Kejernihan
Tidak puas
Cukup puas
Puas
Sangat puas

Air Isi Ulang

6
17
45
32

6%
17 %
45 %
32 %

1
2
3
4

Aman untuk Dikonsumsi dalam
Jangka Panjang
Tidak puas
Cukup puas
Puas
Sangat puas

11
36
27
26

11 %
36 %
27 %
26 %

1
2
3
4

Kualitas
Tidak puas
Cukup puas
Puas
Sangat puas

12
31
30
27

12 %
31 %
30 %
27 %

Tidak Terkontaminasi dengan Zat Lain
1
2
3
4
5

Sangat tidak puas
Tidak puas
Cukup puas
Puas
Sangat puas

4
3
35
29
29

4%
3%
35 %
29 %
29 %

1
2
3

Harga
Sangat tidak puas
Tidak puas
Cukup puas

5
9
29

5%
9%
29 %

74

Universitas Sumatera Utara

4
5

Puas
Sangat puas

23
34

23 %
34 %

Sumber : Hasil Analisis Data, 2016
Penilaian persepsi masyarakat Kecamatan Medan Johor terhadap kualitas air
isi ulang meliputi kejernihan, keamanan untuk dikonsumsi, kualitas, tidak
terkontaminasi dengan zat lain, dan keterjangkauan harganya. Tabel 4.15
menunjukkan persepsi responden terhadap kualitas air isi ulang.
Persepsi terhadap kejernihan air isi ulang adalah paling banyak responden
menyatakan puas dengan kejernihan air isi ulang sebanyak 45 %, menyatakan
sangat puas sebanyak 32 %, menyatakan cukup puas sebanyak 17 %, menyatakan
tidak puas sebanyak 6 %. Hal ini berarti mayoritas responden sudah menganggap
bahwa air isi ulang cukup jernih.
Persepsi masyarakat terhadap keamanan mengkonsumsi air isi ulang dalam
jangka panjang adalah paling banyak responden menyatakan cukup puas sebanyak
36 %, menyatakan puas sebanyak 27 %, menyatakan sangat puas sebanyak 26 %,
dan menyatakan tidak puas sebanyak 11 %. Hal ini berarti mayoritas responden
sudah menganggap bahwa air isi ulang cukup aman untuk dikonsumsi dalam jangka
panjang.
Persepsi masyarakat terhadap kualitas air isi ulang adalah paling banyak
responden menyatakan cukup puas sebanyak 31 %, menyatakan puas sebanyak 31 %,
menyatakan sangat puas sebanyak 27 %, dan menyatakan tidak puas sebanyak 12 %.
Hal ini berarti mayoritas responden sudah menganggap bahwa kualitas air isi ulang
cukup baik.
Persepsi masyarakat terhadap tidak terkontaminasinya air isi ulang dengan zat
lain adalah paling banyak responden menyatakan cukup puas sebanyak 35 %,

75

Universitas Sumatera Utara

menyatakan puas sebanyak 29 %, menyatakan sangat puas sebanyak

29 %,

menyatakan sangat tidak puas sebanyak 4 %, dan menyatakan tidak puas sebanyak 3
%. Hal ini berarti mayoritas responden sudah menganggap bahwa air isi ulang tidak
terkontaminasi dengan zat – zat lain.
Persepsi masyarakat terhadap harga air isi ulang adalah paling banyak
responden menyatakan sangat puas sebanyak 34 %, menyatakan cukup puas
sebanyak 29 %, menyatakan puas sebanyak 23 %, menyatakan tidak puas sebanyak 9
%, dan menyatakan sangat tidak puas sebanyak 5 %. Hal ini berarti mayoritas
responden sudah menganggap bahwa harga air isi ulang cukup terjangkau dan tidak
mahal.
Meskipun air PDAM sudah cukup jernih, aman untuk dikonsumsi dalam
jangka panjang, berkualitas baik, tidak terkontaminasi dengan zat – zat lain, serta
cukup terjangkau dan tidak mahal, namun masyarakat masih memilih untuk
menggunakan air isi ulang sebagai sumber air minum dikarenakan air isi ulang
praktis tidak perlu dimasak, harganya murah, dan mudah didapat karena depot yang
ada disekitar perumahan masyarakat. Responden menyatakan bahwa mereka puas
dengan kualitas air PDAM dan Air Isi ulang, berdasarkan hasil uji laboratorium
menyatakan bahwa kualitas air PDAM sama baiknya dengan kualitas air isi ulang
tetapi responden masih memilih air isi ulang untuk minum. Harga air PDAM yang
murah membuat responden berpersepsi bahwa air PDAM tidak memiliki kualitas
yang baik untuk langsung diminum. Persepsi masyarakat sangat rendah untuk
menerima kualitas air keran, sementara masyarakat berpersepsi bahwa kualitas air
mineral botol lebih baik. Air keran memiliki harga yang murah, sementara air minum

76

Universitas Sumatera Utara

botol lebih diterima oleh masyarakat untuk langsung diminum. (Azlan. A. et. al,
2012)

4.8 Pola Pemanfaatan Air Isi Ulang untuk Pelanggan PDAM Tirtanadi
Pola pemanfaatan air isi ulang pelanggan PDAM Tirtanadi dapat dilihat
dengan menganalisis hubungan antara sumber air minum pelanggan PDAM dengan
sumber air yang digunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kecukupan
air pada musim kemarau, dan kecukupan air pada musim hujan. Tabel 4.16
menunjukkan hubungan antara sumber air minum dengan sumber air. Hasil analisis
menunjukkan bahwa 51 % responden menggunakan air isi ulang dan 49 %
menggunakan air PDAM sebagai sumber air minum.
Tabel 4.16 juga menunjukkan bahwa 98 % responden menggunakan air
PDAM, 1 % menggunakan air PDAM dan sumur dangkal, dan 1 % menggunakan air
air PDAM dan sumur bor. KK pengguna air PDAM dalam penelitian ini yang
menggunakan air isi ulang sebagai sumber air minum sama banyaknya dengan yang
menggunakan air PDAM sebagai sumber air minum, yaitu sebanyak 49 KK. KK
yang menggunakan air PDAM dan sumur dangkal sebanyak 1 KK lebih memilih
untuk memanfaatkan air isi ulang sebagai sumber air minum. KK yang menggunakan
air PDAM dan sumur bor sebanyak 1 KK lebih memilih untuk memanfaatkan air isi
ulang sebagai sumber air minum.

77

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.16 Hubungan Antara Sumber Air Minum dengan Sumber Air
Crosstab

Sumber
Air Minum Count
Air Minum Isi Ulang % within
Sumber Air
Minum
% within
Sumber Air
Air PDAM Count
% within
Sumber Air
Minum
% within
Sumber Air
Total
Count
% within
Sumber Air
Minum
% within
Sumber Air
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Sumber Air
PDAM &
Sumur
PDAM &
Dangkal
Sumur Bor PDAM Total
1
1
49
51
2.0%
2.0% 96.1% 100.0%

100.0%

100.0% 50.0% 51.0%

0
.0%

0
49
49
.0% 100.0% 100.0%

.0%

.0% 50.0% 49.0%

1
1.0%

1
98
100
1.0% 98.0% 100.0%

100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

Tabel 4.16.1 Symmetric Measures
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Value
.139
100

Approx. Sig.
.375

Hasil analisis uji Chi Square memperoleh nilai Contingency Coefficient
sebesar 0.139 dengan tingkat signifikansi 0.375 (> α 0.05) menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang nyata antara
sumber air minum dengan sumber air. Nilai Contingency Coefficient sebesar 0.139

78

Universitas Sumatera Utara

berarti tingkat keeratan hubungan antara sumber air minum dengan sumber air adalah
sebesar 13,9 %.
Tabel 4.17 Sumber Air Minum dengan Kecukupan Air Musim Kemarau
Crosstab
Kecukupan Air
Musim Kemarau
Sumber Air Air Minum
Minum
Isi Ulang

Air PDAM

Count

Cukup Tidak Cukup Total
36
15
51

% within Sumber Air
Minum

70.6%

29.4% 100.0%

% within Kecukupan Air
Musim Kemarau

44.4%

78.9% 51.0%

Count
% within Sumber Air
Minum

% within Kecukupan Air
Musim Kemarau
Total
Count
% within Sumber Air
Minum
% within Kecukupan Air
Musim Kemarau
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

45

4

49

91.8%

8.2% 100.0%

55.6%

21.1% 49.0%

81
81.0%

19
100
19.0% 100.0%

100.0%

100.0% 100.0%

Tabel 4.17.1 Symmetric Measures
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Value
.261
100

Approx. Sig.
.007

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa 81 % responden merasa airnya cukup pada
musim kemarau dan 19 % merasa airnya tidak cukup pada musim kemarau. KK yang
merasa cukup 44,4 % menggunakan air isi ulang dan 55,6 % menggunakan air
PDAM sebagai sumber air minum. KK yang merasa tidak cukup 78,9 %

79

Universitas Sumatera Utara

menggunakan air isi ulang dan 21,1 % menggunakan air PDAM sebagai sumber air
minum.
Hasil analisis uji Chi Square memperoleh nilai Contingency Coefficient
sebesar 0.261 dengan tingkat signifikansi 0.007 (< α 0.05) menunjukkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan yang nyata antara sumber
air minum dengan kecukupan air minum pada musim kemarau. Nilai Contingency
Coefficient sebesar 0.261 berarti tingkat keeratan hubungan antara sumber air minum
dengan kecukupan air minum pada musim kemarau adalah sebesar 26,1 %.
Tabel 4.18 Sumber Air Minum dengan Kecukupan Air Musim Hujan
Crosstab

Sumber Air Air Minum
Minum
Isi Ulang

Count
% within Sumber Air
Minum
% within Kecukupan Air
Musim Hujan
Air PDAM
Count
% within Sumber Air
Minum
% within Kecukupan Air
Musim Hujan
Total
Count
% within Sumber Air
Minum
% within Kecukupan Air
Musim Hujan
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Kecukupan Air
Musim Hujan
Tidak
Cukup
Cukup
Total
49
2
51
96.1%
3.9% 100.0%
50.0%

100.0% 51.0%

49
100.0%

0
49
.0% 100.0%

50.0%

.0% 49.0%

98
98.0%

2
100
2.0% 100.0%

100.0%

100.0% 100.0%

80

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.18.1

Symmetric Measures
Symmetric Measures

Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Value
.139
100

Approx. Sig.
.161

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa 98 % responden merasa airnya cukup pada
musim hujan dan 2 % merasa airnya tidak cukup pada musim hujan. KK yang
merasa cukup yang menggunakan air isi ulang sebagai sumber air minum sama
banyaknya dengan yang menggunakan air PDAM sebagai sumber air minum, yaitu
49 KK. KK yang merasa tidak cukup sebanyak 2 KK lebih memilih menggunakan
air minum isi ulang.
Hasil analisis uji Chi Square memperoleh nilai Contingency Coefficient
sebesar 0.139 dengan tingkat signifikansi 0.161 (> α 0.05) menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang nyata antara
sumber air minum dengan kecukupan air minum pada musim hujan. Nilai
Contingency Coefficient sebesar 0.139 berarti tingkat keeratan hubungan antara
sumber air minum dengan kecukupan air minum pada musim hujan adalah sebesar
13,9 %.
Berdasarkan data BPS tahun 2014 menunjukkan bahwa sangat sulit
membedakan antara musim hujan dan musim kemarau di Kota Medan, Sehingga
perbedaan kecukupan jumlah air di musim kemarau dan musim hujan tidak terlalu
signifikan.

81

Universitas Sumatera Utara

4.9

Analisis Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat terhadap
Pemanfaatan Air Isi Ulang untuk Air Minum.
Untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi masyarakat terhadap

pemanfaatan air isi ulang untuk air minum dapat dilihat melalui pengaruh antara
faktor – faktor sosial ekonomi yaitu pendidikan (X1), jumlah anggota keluarga (X2),
penghasilan (X3), pengeluaran (X4), luas rumah (X5) dan pekerjaan (D).

4.9.1

Uji Goodness of Fit Model
Tabel 4.19 menunjukkan hasil uji Hosmer and Lemeshow model regresi

binary logistic. Hosmer dan Lemeshow Test digunakan untuk menguji hipotesis nol
bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model. Hipotesis uji sebagai berikut.
H0 = diterima, artinya tidak ada perbedaan antara model dengan data observasinya,
sehingga model dapat diterima atau dapat dikatakan fit dengan data.
H1 = diterima, artinya ada perbedaan antara model dengan data observasinya,
sehingga model tidak dapat diterima atau dapat dikatakan tidak fit dengan data.

Tabel 4.19 Uji Hosmer and Lemeshow
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
1
18.588
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

df

Sig.
7

.100

Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.100. Nilai ini lebih
besar dari kesalahan yang dapat ditolerir sebesar 5% (0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara model
dengan data observasinya, sehingga model dapat diterima atau dapat dikatakan fit
dengan data.
82

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.20 Klasifikasi Model
Classification Tablea

Observed
Step 1 Pola Pemanfaatan Air

.00
1.00

Overall Percentage
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

Predicted
Pola Pemanfaatan Air
.00
1.00
Percentage Correct
42
9
82.4
11
38
77.6
80.0

Tabel 4.20 menunjukkan hasil klasifikasi model. Hasil analisis menunjukkan
nilai overall percentage sebesar 80.0%. Hal ini berarti kemampuan model penelitian
ini untuk menebak dengan tepat kondisi yang terjadi adalah sebesar 80.0%.
Tabel 4.21 Koefisien Determinasi Model

Step
1

-2 Log likelihood
95.675a

Model Summary
Cox & Snell R Square
.349

Nagelkerke R Square
.465

Sumber : Hasil Analisis Data, 2016
Tabel 4.21 menunjukkan nilai koefisien determinasi model. Hasil analisis
menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.465. Hal ini berarti 46,5 % variasi
variabel terikat pola pemanfaatan air minum telah mampu dijelaskan oleh variasi
variabel bebas pendidikan (X1), jumlah anggota keluarga (X2), penghasilan (X3),
Pengeluaran (X4), luas rumah (X5), Pekerjaan (D). Sedangkan sisanya sebesar 53,5
% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang belum dimasukkan ke dalam model.

83

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.22 Uji Chi Square
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
Step 1
Step
42.914
Block
42.914
Model
42.914
Sumber : Hasil Analisis Data, 2016

df
7
7
7

Sig.
.000
.000
.000

Tabel 4.22 menunjukkan hasil uji Chi Square model regresi binary logistic.
Hasil analisis menunjukkan nilai Uji Chi Square sebesar 42.914 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.000. Nilai ini lebih kecil dari kesalahan yang dapat ditolerir
sebesar 5% (0,05) yang berarti H0 ditolak atau H1 diterima. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas pendidikan (X1), jumlah anggota keluarga (X2),
penghasilan (X3) pengeluaran (X4), luas rumah (X5), dan pekerjaan (D) secara
serempak berpengaruh nyata terhadap pola pemanfaatan air minum isi ulang.

4.9.2 Uji Pengaruh Variabel Bebas secara Parsial
Tabel 4.23 menunjukkan hasil uji pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat secara parsial pada model regresi binary logistic. Model persamaan pola
pemanfaatan air minum yang dipengaruhi oleh pendidikan (X1), jumlah anggota
keluarga (X2), penghasilan (X3) pengeluaran (X4), luas rumah (X5), dan pekerjaan
(D) dapat dinyatakan sebagai berikut.


Ln 1−� = 4.543 - 0.135 X1 - 0.385 X2 + 0.000 X3 + 0.000 X4 + 0.012 X5 - 0.510 D1 1.093 D2
.............................(Persamaan 1)
Atau


1−