Persepsi dan Analisis Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Air Isi Ulang (Studi Kasus : Kecamatan Medan Johor)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia sebagaimana makluk hidup sangat tergantung pada sumber daya
alam yang disediakan oleh bumi ini, salah satu sumber daya alam yang sangat
dibutuhkan oleh manusia adalah air. Hal ini menunjukkan bahwa air memiliki peran
yang sangat vital dan harus tetap tersedia dan dilestarikan, sehingga mampu
mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan dimasa kini maupun di masa
mendatang karena tanpa adanya air maka kehidupan tidak akan dapat berjalan. Air
tawar adalah air yang layak untuk dikonsumsi manusia, terdiri dari 3% dari total air
yang ada di bumi, dengan lebih dari 68% terkurung didalam es dan gletser dan 30%
lagi berada didalam tanah, kita dapat menggunakan 0,3% dari total air di bumi untuk
dapat kita konsumsi dari sumber– sumber air permukaan yang berbeda (Gleick
1993,1996 dalam Rahman, et.al., 2010).
Pemanfaatan air tentu akan sangat berkaitan dengan ketersediaan dan jenis
pemanfaatan seperti pemanfaatan air untuk domestik (rumah tangga), pertanian,
perikanan, peternakan, industri dan lainnya. Dengan meningkatnya aktivitas
pertanian, penurunan curah hujan, dan pembangunan yang tidak merata
menyebabkan air tanah menjadi sumber utama untuk irigasi dan air minum selama 2
dekade terakhir (Prasad,et.all., 2015).

Air minum adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air
minum dari segi kualitas air sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek
samping

sesuai

dengan

ketentuan

umum

Peraturan

Menteri

Kesehatan

No.492/MENKES/Per/IV/2010 tentang syarat – syarat dan pengawasan tentang


16

Universitas Sumatera Utara

kualitas air. Secara umum air minum harus aman dan sehat untuk dikonsumsi
manusia secara fisik tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, secara kimia
memiliki PH netral dan tidak mengandung racun dan logam yang berbahaya.
Bertambahnya populasi manusia, perkembangan sosial, ekonomi, budaya dan
teknologi maka kebutuhan akan air minum semakin meningkat. Di kawasan
perkotaan dengan tingkat pembangunan yang pesat dan pertumbuhan populasi
manusia yang tinggi, tingkat pencemaran lingkungan yang semakin tinggi, minimnya
pilihan sumber air baku untuk minum serta rendahnya kerjasama antar kota
menyebabkan air minum merupakan barang langka dan mahal harganya.
Pasokan air setiap orang harus cukup dan berkesinambungan untuk minum,
sanitasi, cuci pakaian, kebersihan pribadi dan rumah tangga menurut WHO (World
Health Organization) antara 50 dan 100 liter air/orang/hari (United Nations General
Assembly, 2010). Direktorat Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum membagi
standard kebutuhan air minum masyarakat Indonesia berdasarkan lokasi dan wilayah
yaitu untuk masyarakat di pedesaan dengan kebutuhan 60 liter/orang/hari, kota kecil
90 liter/orang/hari, kota sedang 110 liter/orang/hari, kota besar 130 liter/orang/hari

dan kota Metropolitan 150 liter/orang/hari (PERMENDAGRI no. 23 tahun 2006).
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Kota Medan maka kebutuhan akan air
khususnya air minum juga akan semakin meningkat.
PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara baru bisa melayani air bersih
sekitar 73 % dari penduduk Kota Medan. Untuk wilayah Kecamatan Medan Johor,
PDAM Tirtanadi hanya melayani 17.212 kk atau sekitar 59,07 % dari seluruh rumah
tangga di Kecamatan Medan Johor, sisanya 12.475 kk atau sekitar 40,3 % tidak
terdaftar sebagai pelanggan karena menggunakan air sumur, air pompa, air minum isi

17

Universitas Sumatera Utara

ulang, air leding eceran, ataupun sumber air lainnya (Kecamatan Medan Johor dalam
Angka, 2015).
Berdasarkan data dari PDAM Tirtanadi, air baku merupakan masalah utama
dalam penyediaan air bersih di Kota Medan, karena cadangan air yang dimiliki selalu
mengalami penurunan pada musim kemarau dan penghujan. Sumber daya air yang
dapat dijadikan sumber air baku semakin terbatas. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas
juga masih terbatas. Permasalahan ketersediaan air bersih merupakan salah satu

masalahutama perkotaan. Ketersediaan air bersih untuk perkotaan ini terkait erat
dengan permasalahan pemanfaatan, pemeliharaan dan kelestarian sumber daya air
yang pada umumnya berada di wilayah sekitarnya (Tjahjati et.al., 2005).
Fungsi PDAM Tirtanadi sampai saat ini sebagai operator penyedia air minum
dan sekaligus sebagai pengatur kebijakan air minum di Kota Medan. Dalam UndangUndang Sumber Daya Air Nomor 7 Tahun 2004, telah mengamanatkan pembentukan
badan pengatur yang bertujuan untuk pengembangan sistem penyediaan air minum
dan sanitasi. Adapun penyelenggara pengembangan sistem penyediaan air minum
telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Dari fakta yang terjadi,
menunjukkan banyaknya keterbatasan PDAM Tirtanadi dalam penyediaan air bersih
untuk minum yang mengakibatkan kecenderungan masyarakat lebih memilih untuk
membeli air minum isi ulang yang disediakan oleh mobil tangki yang harganya lebih
mahal. Persediaan air baku dari berbagai sumber air sangat terbatas dengan distribusi
yang tidak merata, sehingga perlu upaya-upaya untuk mengatasi kelangkaan air
untuk memenuhi kebutuhan akan air minum untuk generasi yang akan datang.
Keterbatasan teknologi, dana dan modal akan membatasi kemungkinan distribusi air

18

Universitas Sumatera Utara


bersih yang merata dan sehat bagi penduduk, oleh karena itu penduduk tidak dapat
seluruhnya menggantungkan diri pada sistem pengolahan air sehat, dan bersih seperti
PDAM untuk memenuhi kebutuhannya (Naibaho, 2006).
Salah satu sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan air masyarakat Medan adalah mata air Sibolangit. Saat ini di wilayah
Medan Johor telah dilayani 100 % air minum dengan memanfaatkan mata air
Sibolangit dari PDAM Tirtanadi. Kwalitas air mata air Sibolangit sangat baik
sehingga tidak memerlukan dana yang besar untuk mengolahnya menjadi air bersih
yang dapat dikonsumsi. Besarnya biaya pengolahan air permukaan, air hujan dan
pembuangan air limbah sehingga menyebabkan penyediaan pasokan air yang
berkelanjutan mengarah pada sumber air alami (mata air) dan perlindungan
keseimbangan ekologi pada ekosistem perairan (Zhang,et.al., 2010). Profesor Sahbaz
Khan, Direktur Unesco untuk Asia Pasifik mengatakan bahwa satu-satunya sumber
air yang paling baik saat ini dan juga merupakan sumber air terbaik di dunia adalah
Mata Air Sibolangit (Medanbisnis., 2014).
Perlu dilakukan suatu analisa untuk menentukan apakah penyediaan air
alternative dengan menggunakan tangki air merupakan pilihan yang baik dengan
menggunakan kriteria-kriteria penyediaan air minum dan konservasi lingkungan.
Menjamin pasokan air yang berkwalitas tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan air

untuk seluruh masyarakat merupakan tantangan yang besar karena perubahan iklim,
pencemaran air tanah, air permukaan serta kebutuhan air minum yang terus
meningkat dan membutuhkan biaya yang besar (Zhang,et.al., 2010).

19

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan kondisi di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui persepsi dan pola pemanfaatan air isi ulang oleh masyarakat Kecamatan
Medan Johor.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.


Bagaimana persepsi masyarakat Kecamatan Medan Johor terhadap kualitas air
PDAM Tirtanadi dan air isi ulang untuk pemanfaatan air minum?

2.

Bagaimana pola pemanfaatan air isi ulang oleh pelanggan PDAM Tirtanadi?

3.

Bagaimana

pengaruh

kondisi

sosial

ekonomi

masyarakat


terhadap

pemanfaatan air isi ulang untuk air minum?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan Medan Johor terhadap
kualitas air PDAM Tirtanadi dan air isi ulang untuk pemanfaatan air minum.

2.

Untuk mengetahui pola pemanfaatan air isi ulang untuk pelanggan PDAM
Tirtanadi.

3.

Untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi masyarakat terhadap

pemanfaatan air isi ulang untuk air minum.

20

Universitas Sumatera Utara

1.4

Manfaat Penelitian

1.

Sebagai bahan masukan untuk PDAM Tirtanadi tentang persepsi masyarakat
Kecamatan Medan Johor tentang kualitas air mereka.

2.

Sebagai bahan acuan masyarakat dalam pemanfaatan air isi ulang.

3.


Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh kondisi sosial
ekonomi masyarakat terhadap jumlah pemanfaatan air isi ulang.

21

Universitas Sumatera Utara