USAHA PANDAI BESI DI DUSUN GAMAN DESA SIHASTORUAN KECAMATAN TARABINTANG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 1970-2009

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

“.....Masyarakat adalah sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan
kerja sama antara berbagai kelompok, berbagai golongan dan pengawasan tingkah
laku serta kebebasan-kebebasan individu (manusia) yang menempati suatu wilayah
dan menetap di wilayah tersebut. Masyarakat mengalami banyak perubahan jika
ditinjau dari faktor-faktor penyebabnya, akan tetapi masyarakat pada hakikatnya akan
berubah menjadi masyarakat modern sesuai dengan arus globalisasi. Masyarakat
modern dilihat oleh Durkeim sebagai keseluruahn organis yang memiliki realitas
tersendiri, dengan seperangkat kebutuhan atau fungsi-fungsi tertentu yang harus
dipenuhi oleh bagian-bagian yang menjadi anggotanya agar dalam keadaan normal
tetap langgeng”. 1
Dalam memenuhi kebutuhan guna melanjutkan kelangsungan hidup, setiap orang
harus kerja keras dalam melakukan pekerjaan. Pekerjaan di dusun dan desa
mayoritasnya adalah petani, namum ada juga masyarakat yang membuka usaha dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya di Dusun Gaman terdapat usaha
pandai besi yang dikelola oleh masyarakat sudah puluhan tahun yang diturunkan dari
generasi kegenerasi melalui pendidikan informal.


1

. Soedarmono, Historiografi II, Surakarta, 1987, hal . 42.

Universitas Sumatera Utara

Usaha yang dikelola oleh masyarakat Dusun Gaman ini digolongkan kedalam
kelompok usaha kecil berbasis rumah tangga atau disebut juga Home industry 2karena
jenis kegiatan ini dipusatkan dirumah dan dikelola oleh anggota keluarga. Usaha
pandai besi di Dusun Gaman biasanya dikerjakan oleh laki-laki. Pandai besi yang
dimaksud dalam hal ini adalah pengrajin besi, yang pekerjaanya mengolah besi bekas
atau besi tua menjadi peralatan jadi seperti alat alat pertanian dan beberapa alat dapur.
Dusun Gaman merupakan bagian dari desa Sihotang Hasugian Toruan,
Kecamatan Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan. Berada pada ketinggian
700-1000m diatas permukaan laut, suhu rata-rata harian adalah 28-290c, jumlah
penduduk 840 jiwa penduduk dengan jumlah laki-laki 436 jiwa dan perempuan 404
jiwa. Pekerjaan mayoritas penduduk 592 orang bertani, pedagang 5 orang, PNS 10
orang, pensiunan 4 orang, pengrajin 6 orang, lainnya/tidak bekerja 223 orang. Dihuni
oleh etnik


Batak Toba dan Batak Pakpak, dengan agama 777 orang Kristen

Protestan, Katolik 34 orang, Islam 29 orang, rata-rata pendidikan masyarakat Dusun
Gaman rata-rata sampai jenjang SD dan SLTP. 3
Dusun Gaman terkenal dengan pengrajin pandai besi, pandai besi ini
merupakan satu-satunya usaha yang ada dan berkembang di Kabupaten Humbang
Hasundutan, pada dasarnya pekerjaan pandai besi ini masih tergolong kedalam
kerajinan tradisonal.
2

Home industry (industri rumah tangga) adalah industri yang beranggotakan oleh keluarga
itu sendiri.
3

Data umum Desa Sihotang Hasugian Toruan, Tahun 2009

Universitas Sumatera Utara

Kerajinan tradisional di Sumatra Utara pada umumnya proses pembuatan
berbagai macam barang masih mengandalkan tangan serta alat sederhana dalam

lingkungan rumah tangga, meskipun dikategorikan sebagai usaha kecil dan
tradisional bagaimanapun juga dalam proses dan aktivitas sehari-hari usaha ini
melibatkan tenaga kerja yang mayoritas berasal dari desa atau dusun setempat. 4
Usaha pandai besi Dusun Gaman mengolah bahan logam dan besi menjadi
peralatan besi hingga memproduksi alat-alat pertanian serta peralatan rumah tangga
seperti cangkul, sabit, parang atau golok, garpu tanah, babat, kapak, pisau dan lainlain. Kegiatan ini umumnya dilaksanakan disekitar rumah. Biasanya para pandai besi
mengumpulkan bahan baku logam atau besi bekas seperti per mobil, dari bengkelbengkel sekitar desa, ataupun dari luar desa tersebut, arang, gagang dan sarung yang
dipakai para pengrajin diproduksi oleh warga Desa Gaman itu sendiri. 5
Kabupaten Humbang Hasundutan daerahnya subur dan banyak lahan
pertanian. Hal ini merupakan salah satu peluang yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Desa Gaman untuk memasarkan hasil usaha pandai besi. Adanya pandai besi ikut
membantu kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk pertanian. Pandai besi Dusun
Gaman tidak hanya memproduksi barang-barang baru tetapi juga memperbaiki
peralatan yang terbuat dari besi. Pandai besi mengatakan bahwa tidak jarang para
petani datang untuk memperbaiki alat-alat mereka seperti mengasah, menajamkan,
mengganti gagang dan sebagainya.
4

J.Gultom dkk, Pengrajin Tradisional Di Daerah Provinsi Sumatera Utara, Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan tahun 1987/1988, hal. 2.


5

Wawancara, Osmar Hasugian (pandai besi ), Dusun Gaman, jumat, 30 Desember 2016.

Universitas Sumatera Utara

Rolen Hasugian adalah orang yang pertama membuka usaha pandai besi di
Dusun Gaman pada tahun 1970. Beliau belajar dari ayahnya yang berprofesi sebagai
pandai besi di Bukit Hasang, Kecamatan Barus. Selanjutnya Rolen mengajak dan
mengajari saudaranya untuk bekerja di usaha pandai besi miliknya, ketika permintaan
konsumen lumayan banyak. Saudara Rolen Hasugian itu adalah Dosmar Hasugian,
setahun kemudian Dosmar Hasugian sudah memiliki modal keterampilan dalam
usaha pandai besi, iapun mulai mendirikan usahanya didekat rumahnya dibantu oleh
keluarganya. Dalam usaha Dosmar pesanan masyarakat semakin banyak baik dari
daerah itu sendiri maupun dari desa tetangga, untuk itu Dosmar mempekerjakan 2
orang kerabatnya

dari daerah itu sendiri yaitu Dedi Nahampun dan Sunggul


Limbong. Tahun 1981 ada 3 anak muda yang bersamaan mendirikan usaha pandai
besi mereka adalah Gilber Limbong, Hotma Simamora,dan Edu Hasugian, ternyata
usaha pandai besi yang mereka dirikan berjalan lancar sampai mereka menikah
mereka tetap mengguluti pekerjaan ini.
Pada tahun 1990, produk dari usaha pandai besi dusun Gaman tidak hanya
dijual dan dikenal di Kecamatan Tarabintang namun sudah sampai ke Kecamatan
Pakkat, Kecamatan Parlilitan, sampai ke Doloksanggul. Produk utama yang terkenal
dari usaha pandai besi Dusun Gaman adalah golok dari berbagai tipe dan ukuran
lengkap dengan sarungnya. Banyak juga orang Jakarta yang memesan golok sebagai
oleh oleh khas Gaman, jika ada saudara atau kerabat yang pulang ke bona pasogit.
Sampai tahun 1995 penggunaan peralatan pandai besi masih menggunakan alat yang
sederhana dan manual, akan tetapi setiap tahunnya pandai besi jumlahnya bertambah

Universitas Sumatera Utara

banyak hingga tahun 2000 ada sekitar 12 orang yang masih tetap mempertahankan
pekerjaanya sebagai pandai besi. 6
Dalam rangka juara pertama Desa terbaik 10 program PKK Kabupaten
Humbang Hasundutan tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan
menjanjikan akan memberikan bantuan kepada masyarakat Desa Sihastoruan

khusunya Dusun Gaman, karena pemerintah melihat potensi pandai besi di Dusun
Gaman ini bisa dikembangkan guna menambah ekonomi masyarakat sekaligus
melestarikan budaya. Pada tahun 2009 pemerintah memberikan bantuan kepada
Rolen Hasugian selaku perintis pertama sebagai pandai besi, berupa peralatan dari
memotong, membentuk, menghaluskan, menajamkan, dan pembakaran besi telah
menggunakan listrik, selanjutnya bantuan juga diberikan kepada pandai besi yang lain
secara bertahap. Sehingga dengan adanya bantuan tersebut pekerjaan pandai besi
sampai saat ini sudah dikerjakan dengan mudah tanpa menguras tenaga yang banyak
dan proses yang cepat. 7 Ketika datang dari Parlilitan menuju Tarabintang atau Pakkat,
kita dapat melihat satu monument kokoh yang khas yaitu gambar golok, yang
menjadi monumen selamat datang dan selamat jalan di Dusun Gaman.
Dari uraian di atas penelitian ini berjudul “Usaha Pandai Besi di Dusun
Gaman Desa Sihastoruan Kecamatan Tarabintang Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun (1970-2009)”. Penelitian ini diawali dari tahun 1970 karena

6

Wawancara , Rolen Hasugian ( pemilik usaha pandai besi), Dusun Gaman, jumat, 30
Dedember 2016.
7


Wawancara, Maratua Nahampun (Sekretaris Desa Sihastoruan), Dusun Gaman, jumat, 30
Desember 2016.

Universitas Sumatera Utara

pada tahun tersebut usaha pandai besi mulai berjalan di Dusun Gaman dengan
menggunakan alat-alat yang masih sederhana dan pada tahun 1970 ini juga pandai
besi yang pertama membagikan ilmunya kepada masyarakat sekitar.
Batasan akhir penelitian ini adalah pada tahun 2009, karena pada tahun
tersebut pandai besi tidak lagi menggunakan peralatan tradisional tetapi sudah beralih
menggunakan peralatan modern dari listrik dalam proses kegiatan pandai besi.Peneliti
memilih tempat penelitian di Dusun Gaman Desa Sihastoruan Kecamatan
Tarabintang karena dusun ini adalah tempat yang paling banyak penduduknya bekerja
sebagai pandai besi dibandingkan dengan desa lain dan merupakan desa pengrajin
pandai besi satu-satunya di Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam

suatu penelitian, rumusan masalah menjadi landasan yang sangat


penting karena akan memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data. Adapun
yang menjadi permasalahan pokok dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa latar belakang munculnya usaha pandai besi di Dusun Gaman tahun 1970?
2. Bagaimana perkembangan usaha pandai besi di Dusun Gaman dari tahun 1970-2009?
3. Bagaimana dampak usaha pandai besi terhadap masyarakat?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya bukan
hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1 Menjelaskan latar belakang munculnya usaha pandai besi di Dusun Gaman tahun 1970.
2 Menjelaskan perkembangan usaha pandai besi di Dusun Gaman dari tahun 1970-2009.
3 Menjelaskan dampak usaha pandai besi terhadap masyarakat.
Adapun manfaat penelitian proposal ini adalah sebagai berikut:
1.Menambah pengetahuan penulis dan para pembaca tentang pandai besi di Dusun Gaman.
2.Menambah pengetahuan dan informasi yang baru dalam penelitian serta memberikan

referensi literatur yang berguna terhadap dunia akademik, terutama dalam sosial Ilmu
Sejarah guna membuka ruang penulisan sejarah yang berikutnya.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah ataupun pihak terkait lainya dalam rangka
menentukan kebijakan untuk pengembanganpandai besi selanjutnya.

1. 4 Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan setiap penelitian, penulis membutuhkan buku-buku sebagai
bahan telaah studi pustaka. Adapun buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan
yang diharapkan dapat mendukung penulis dalam penelitian, buku-buku yang
menjadi referensi penulis pakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
MJ Morris, dalam Kiat Sukses Mengembangkan Usaha Kecil (1984)
menjelaskan apa yang perlu di perhatikan dalam pengembangan dan dalam bentuk
apa

pengembangan

itu

dilakukan,


mulai

dari

tahap

pembuatan

produk,

pengembangan,mengelola sumber daya manusia, meningkatkan laba, mengendalikan
anggaran, menemukan tempat usaha yang cocok, meningkatkan efisien, produksi dan
lain lain. Buku ini membantu penulis memahami bagaimana mempertahankan dan
mengembangkan suatu usaha di pedesaan.

Universitas Sumatera Utara

Mas Bagong Mulyono, dalam Wirausaha Vulkanisir Ban Sepeda Motor
(2000) menjelaskan krisis ekonomi berkepanjangan menuntut orang kreatif, begitu
juga yang terjadi di dunia angkutan. Vulkanisir ban sepeda motor merupakan satu

solusi untuk mempertahankan putaran roda usaha angkutan. Buku ini membantu
penulis memahami cara membuat peluang usaha dalam berwirausaha.
Anizar, dalam Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Industri(2009)
menjelaskan kebijakan pada perusahaan yang ingin menerapkan kesehatan dan
keselamatan kerja di lingkungan usahanya sebagai salah satu cara pemenuhan hak
karyawan akan keselamatan dan kesehatan. Buku ini membantu penulis memahami
seperti apa tehnik dan cara keselamatan dan pencegahan kecelakaan kerja dalam
usaha industri.
Alois Schonmetz dan Karl Gruber dalam, Pengetahuan Bahan Dalam
Pengerjaan Logam(1985) menjelaskan tentang cara memperoleh jenis dan penamaan
bahan besi menurut standar,pemberian bentuk menjadi bentuk dagangan (bentuk
setengah jadi) melalui perentangan, penempahan, pelepuhan, secara industri,
perlakuan panas terhadap baja, besi dan logam, pengujian bahan, pembuatan,
pengolahan, penggarapan dan penggunaan bahan tiruan.Sehingga dengan buku ini,
penulis dapat memahami cara pemilihan bahan bahan yang dipakai sekaligus
mengetahui langkah-langkah dalam pengolahan bahan dari bahan mentah menjadi
barang jadi yang dihasilkan pandai besi di Dusun Gaman.
Baja Hendriko Silaban dalam, skripsinya berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pandai Besi Di Desa Sitampurung

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016(2012) menjelaskan
tentang kehidupan pekerja pandai besi serta masalah-masalah yang terjadi pada saat bekerja.
Skripsi ini membantu penulis memahami faktor apa yang mendorong pandai besi
menggunakan alat perlindungan diri saat bekerja.
1.5 Metode Penelitian

Dalam metode penelitian sejarah, ada beberapa teknik ataupun langkahlangkah yang akan terlebih dahulu dilakukan oleh penulis sebelum merampungkan
tulisan yang akan dibuatnya. Adapun langkah-langkah yang dimaksudkan adalah
sebagai berikut:
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah heuristik atau
pengumpulan data atau bahan-bahan sebanyak mungkin yang memberi penjelasan
tentang usaha pandai besi di Dusun Gaman Desa Sihastoruan. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan dua cara yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi
pustaka dilakukan untuk pengumpulan sumber-sumber tertulis seperti, buku, skripsi
yang dapat memberikan keterangan tentang usaha pandai besi di Dusun Gaman Desa
Sihastoruan. Untuk mengumpulkan data-data tentang kehidupan masyarakat pandai
besi penulis telah mengunjungi kantor kepala desa Sihastoruan, rumah warga yang
bekerja sebagai pandai besi, rumah warga yang bekerja sebagai pembuat sarung
golok dan rumah warga yang membuat arang, Perpustakaan Unimed dan
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Metode selanjutnya digunakan adalah
metode wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan kepada bapak Rolen
Hasugian, Alex Limbong, Jordan Tinambunan, Dosmar Hasugian, Hotma Simamora

Universitas Sumatera Utara

yang telah lama bekerja sebagai pandai besi di Dusun Gaman. Selain itu peneliti juga
melakukan wawancara dengan Horas Banget Nahampun(pengurus desa), Maratua
Nahampun(sekretaris desa) dan Esmar Nahampun (kepala desa)Sihastoruan.
Wawancara juga dilakukan kepada masyarakat sekitar desa yang membeli produk
usaha pandai besi Gaman.
Langkah berikutnya, melakukan kritik terhadap sumber. Untuk memeriksa
keabsahan sumber melalui kritik intern yang bertujuan untuk memperoleh fakta yang
jelas dengan cara menganalisis isi ataupun penjelasan dalam sumber tertulis dan kritik
ekstern dalam memperoleh fakta yang otentik dengan cara meneliti asli atau tidaknya
sumber tersebut. 8
Sesudah melakukan langkah pertama dan langkah kedua berupa heuristik dan
kritik sumber, langkah selanjutnya dilakukan interpretasi. Langkah ini merupakan
metode yang dilakukan untuk menafsirkan fakta-fakta yang sudah diseleksi dan
menghasilkan data yang valid
Langkah terakhir yang dilakukan dalam metode penelitian ini adalah metode
penulisan sejarah atau historiografi. Langkah ini penulis menjabarkan data hasil
penelitian sekaligus rangkaian secara kronologis dan sistematis dalam bahasa tulisan
dapat berbentuk deskriptif naratif sehingga menghasilkan sebuah karya ilmiah
sejarah. Langkah ini menuliskan hasil yang didapatkan selama penelitian yaitu

8

Kuntowijoyo,Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995, Hal.

100-101.

Universitas Sumatera Utara

wawancara dengan informan yang mengetahui mengenai usaha pandai besi di Dusun
Gaman Desa Sihastoruan Kecamatan Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan.

Universitas Sumatera Utara