Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Mardiasmo (2009) laporan keuangan mengandung pengertian
sebagai suatu proses pengumpulan data, pengolahan data, dan pengkomunikasian
informasi bermanfaat yang terdapat dalam laporan keuangan untuk pembuatan
keputusan dan juga untuk menilai kinerja suatu organisasi. Kerangka Konseptual
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Paragraf 35 menyebutkan bahwa
agar laporan keuangan dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki maka laporan
keuangan tersebut harus memiliki karakteristik sebagai berikut: a) relevan,
dikatakan laporan keuangan tersebut relevan apabila informasi yang termuat dapat
mempengaruhi pemakainya untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa
kini, dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan kedepan. Informasi
yang relevan bila memiliki manfaat umpan balik, manfaat prediktif, tepat waktu
dan lengkap. b) andal, informasi dalam laporan keuangan dapat dikatakan andal
apabila dapat menyajikan secara wajar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik penyajian jujur, dapat diverifikasi
dan netralitas. c) dapat dibandingkan, informasi laporan keuangan dapat
bermanfaat bila laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan baik antar

periode/waktu maupun entitas yang sejenis pada umumnya. d) dapat dipahami,
informasi laporan keuangan sangat bermanfaat bagi penggunanya bila dapat
dengan mudah untuk dipahami dan diungkapkan dalam bentuk maupun istilah

Universitas Sumatera Utara

yang sesuai dengan batasan penguna umum. Sedangkan Romney dan Steinbart
(2015) dalam bukunya Accounting Information System menyebutkan agar
informasi dalam laporan keuangan dapat bermanfaat harus memiliki karakteristik
sebagai berikut: relevant, reliable (andal), complete (lengkap/sempurna), timely
(tepat pada waktunya), Understandable (dapat dipahami), verifiable (dapat
dibuktikan) dan accessible (mudah diakses).
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Pasal 3 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik bertujuan untuk menjamin setiap warga negara dapat mengetahui
program, proses pengambilan keputusan publik serta alasan pengambilan
keputusan publik. Kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah yang
baik sangat diperlukan oleh pemerintah daerah sebagai media untuk
pertanggungjawaban

pengelolaan


keuangan

daerah.

Suwardjono

(2005)

menyatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi pemakai dan informasi harus
mempunyai nilai. Informasi dikatakan memiliki nilai apabila dapat menambah
pengetahuan dalam pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu,
sekarang, atau masa datang, serta mampu menambah keyakinan para pemakai
mengenai kemungkinan tercapainya suatu harapan dalam kondisi tertentu, oleh
karena itu kriteria ini secara umum disebut kualitas informasi.
Sejalan dengan perkembangannya laporan keuangan pemerintah harus
disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang menjadi pedoman dalam
menyusun atau menyajikan laporan keuangan pemerintah. Menurut Nordiawan
dan Hertianti (2014) dalam praktiknya akuntansi sektor publik mengenal empat
macam basis akuntansi yang digunakan yaitu basis kas, basis akrual, basis kas

modifikasi dan basis akrual modifikasi. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

Universitas Sumatera Utara

2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menganut basis kas menuju
akrual (cash toward accrual), selanjutnya diperbaharui dengan keluarnya
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan dalam Pasal 4 mewajibkan laporan keuangan pemerintah harus
menggunakan basis akrual. Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 Paragraf 18 menyebutkan, informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok
pengguna tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masingmasing kelompok pengguna. Disebutkan tentang komponen laporan keuangan
pokok terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL), neraca, laporan operasional, laporan
arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.
Kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah yang berkualitas
baik memiliki ukuran kualitatif yang dapat menjadi syarat normatif sehingga
dapat mencapai tujuan yang dikehendaki oleh pemerintah daerah. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

Paragraf 25 menyebutkan bahwa setiap entitas memiliki kewajiban untuk
melaporkan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur dalam laporan keuangan untuk kepentingan: a). akuntabilitas yaitu
mempertanggungjawabkan pengelolan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan
yang telah dipercayakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
periodik, b). manajemen artinya membantu para pengguna untuk mengevaluasi
pelaksanaan suatu kegiatan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan

Universitas Sumatera Utara

fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset tetap,
kewajiban dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat, c). transparansi
yaitu memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam
mengelola sumber daya dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan, d).
keseimbangan antar generasi artinya membantu para pengguna untuk mengetahui
kecukupan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran yang
dialokasikan pada periode pelaporan dan apakah generasi yang akan datang
diasumsikan turut menanggung beban pengeluaran tersebut, e). evaluasi kinerja

artinya mengevaluasi kinerja entitas pelaporan terutama dalam penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang
telah direncanakan. Berdasarkan uraian diatas berikut pembahasan dari faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah
daerah.
2.1.2. Kapasitas Sumber Daya Manusia
Pengelolaan keuangan daerah tidak lepas dari peran penting kapasitas
sumber daya manusia dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. Kapasitas
sumber daya manusia dinilai dari kemampuan seseorang atau pribadi suatu
organisasi maupun kelembagaan dalam suatu sistem untuk melaksanakan fungsifungsi atau kewenangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Kapasitas sumber daya manusia dilihat dari kemampuan dalam
menghasilkan output dan outcome.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian Alimbudiono & Fidelis (2004), dalam menilai kinerja dan
kualitas sumber daya manusia untuk melaksanakan fungsi akuntansi, dapat dilihat
dari kompetensi sumber daya dan tingkat tanggung jawabnya. Pelaksanaan tugas
dan fungsi penyusunan laporan keuangan diperlukan kapasitas sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang ilmu akuntansi. Kompetensi
merupakan karakteristik dasar seseorang dalam mencapai kinerja yang lebih baik

dalam menjalankan pekerjaannya. Seorang pegawai yang tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dalam bidang pekerjaanya akan banyak menemui
hambatan yang mengakibatkan kerugian baik dari waktu maupun tenaga.
Kompetensi seorang pegawai dalam bidang akuntansi yang dimiliki akan dapat
mempermudah pekerjaan, mahir, dan mampu memahami sistem pengelolaan
keuangan dan pertanggungjawaban anggaran. Sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi dalam bidang akuntansi maupun keuangan dapat
mempercepat penyelesaian pekerjaan yang lebih berkualitas dalam hal
pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A
Tahun 2003 (hal. 3) Tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
Struktural Pegawai Negeri Sipil dinyatakan bahwa kompetensi adalah
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap prilaku yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas jabatannya, sehingga pegawai negeri sipil tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.
Pemerintah daerah harus memiliki kapasitas sumber daya manusia yang
memadai dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, terutama dalam hal latar

Universitas Sumatera Utara


belakang pendidikan, pengalaman, kursus/diklat serta memahami tugasnya
masing-masing. Sumber daya manusia yang memiliki latar belakang pendidikan
akuntansi untuk mengelola keuangan dapat mempermudah pelaksanaan pekerjaan
serta akan sangat mudah untuk memahami sistem akuntansi pengelolaan
keuangan.
2.1.3. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan teknologi komputer maupun laptop di masa sekarang ini
dapat melipatgandakan kemampuan manusia dalam bekerja. Teknologi informasi
terdiri dari bagian yang digunakan untuk mengolah data, termasuk dalam
memproses data, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai hal untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Dalam artian
informasi yang berkualitas adalah informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu
dan dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis maupun pemerintahan yang
berguna dalam pengambilan keputusan. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 Pasal 6 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang
menyatakan bahwa penyusunan laporan keuangan pemerintah dihasilkan dari
suatu sistem akuntansi pemerintahan, dengan tujuan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berkualitas diperlukan sistem yang dapat diandalkan, yaitu sistem
yang mampu mengolah data dan menghasilkan informasi yang dapat digunakan

oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah.
Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan
kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah yang lebih baik.
Memanfaatkan teknologi informasi dengan membangun sistem jaringan yang

Universitas Sumatera Utara

terpadu dapat mempermudah/membuat pekerjaan lebih sederhana antar unit
organisasi. Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah menerbitkan Peraturan Walikota
Tebing Tinggi Nomor 38 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Tebing
Tinggi dan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang menjadi
dasar dalam pelaksanaan akuntansi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
2.1.4. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Standar akuntasi pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
menjadi pedoman yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keungan pemerintah. Standar akuntansi pemerintahan harus diterapkan secara
konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk meningkatkan kualitas
informasi laporan keuangan daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam Pasal 6 Ayat 3 memuat
bahwa pemerintah menyusun sistem akuntansi pemerintahan mengacu pada
standar akuntansi dimana pemerintah pusat mengacu pada peraturan menteri
keuangan

sedangkan

pada

pemerintah

daerah

diatur

dengan

peraturan

gubernur/bupati/walikota. Bastian (2006) menyatakan bahwa Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) merupakan persyaratan yang berkekuatan hukum untuk
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah.
Berdasarkan Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan laporan keuangan
pemerintah daerah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran, laporan finansial
dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan pelaksanaan anggaran
terdiri dari laporan realisasi anggaran dan laporan perubahan saldo anggaran lebih.

Universitas Sumatera Utara

Laporan finasial terdiri dari neraca, laporan operasional, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas. CaLK merupakan laporan yang merinci lebih lanjut
pos-pos laporan pelaksanaan anggaran dan maupun laporan finansial yang tidak
terpisahkan dari laporan tersebut.
2.1.5. Audit Internal
Menurut Sawyer et.al. (2005) audit internal adalah sebuah penilaian yang
sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan
kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1)
informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang
dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan

eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4)
kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan
secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif
semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan
membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif dan efisien.
Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 1 Tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, menyebutkan
bahwa pemeriksaan (audit) adalah proses identifikasi masalah, analisis dan
evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan
standar pemeriksaan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas dan
keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Audit

internal

merupakan

pengawasan

terhadap

penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005

Universitas Sumatera Utara

Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, dalam Pasal 1 Ayat 4 menyebutkan bahwa pengawasan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan
untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai
dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan
tersebut dilakukan oleh aparat pengawas intern yaitu inspektorat jenderal
departemen, unit pengawasan lembaga pemerintah non departemen, inspektorat
provinsi, dan inspektorat kabupaten/kota.
2.1.6. Pengelolaan Aset Tetap Milik Daerah
Barang milik daerah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dalam Pasal 1 adalah segala
barang yang dibeli atau diperoleh dari beban APBD atau yang diperoleh dengan
cara lainnya dengan cara yang sah. Pengelolaan barang milik negara/daerah
meliputi kegiatan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
penggunaan,

pemanfaatan,

pengamanan

dan

pemeliharaan,

penilaian,

pemindahtanganan, pemusnahaan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan,
pengawasan serta pengendalian. Aset tetap disebut juga barang milik daerah
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan menyebutkan aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam
pengerjaan.
Sholeh, dkk. (2010) secara sederhana menyatakan pengelolaan aset/barang
milik daerah meliputi tiga tahapan yaitu a. adanya perencanaan yang tepat; b.
pelaksanaan secara efisien dan efektif; dan c. pembinaan, pengawasan dan

Universitas Sumatera Utara

pengendalian. Masih menurut Sholeh, dkk. (2010) sasaran strategis yang harus
dicapai dalam kebijakan pengelolaan aset/barang milik daerah adalah terwujudnya
ketertiban administrasi mengenai kekayaan yang dimiliki daerah.
2.1.7. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dalam Pasal 1
sistem pengendalian intern adalah proses yang menyeluruh pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan baik pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan agar tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan aset negara,
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pemerintah pusat maupun
daerah mengenal suatu sistem pengendalian intern yang disebut dengan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) baik di lingkungan pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Dilihat dari tujuannya maka pengendalian intern
dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian intern akuntansi dan pengendalian
intern administratif. Pengendalian intern akuntansi dibuat untuk dapat mencegah
terjadinya inefisiensi dimana tujuannya adalah untuk menjaga harta organisasi dan
mengaudit keakuratan data akuntansi yang ada, sedangkan pengendalian
administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Kegiatan pegendalian bertujuan untuk memastikan arah dan tujuan
pimpinan telah dilaksanakan dengan baik guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan pengendalian intern meliputi segala aspek dalam organisasi
baik berupa pembinaan potensi sumber daya yang ada, pengelolaan sistem
informasi yang berlaku, pengendalian atas pengelolaan fisik aset yang ada,

Universitas Sumatera Utara

pemisahan tugas dan fungsi, pembukuan yang tepat waktu dan akurat atas setiap
transaksi, dokumentasi yang tertata dengan baik, dan lain-lain untuk mencapai
tujuan organisasi. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah menyebutkan sistem pengendalian intern
pemerintah terdiri atas unsur-unsur lingkungan pengendalian, penilaian resiko,
kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dikembangkan dari penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh. M. Ali Fikri, dkk. (2015) meneliti tentang pengaruh penerapan
standar akuntansi pemerintahan, kompetensi aparatur dan peran audit internal
terhadap kualitas informasi laporan keuangan dengan sistem pengendalian intern
sebagai variabel moderating (studi empiris pada SKPD-SKPD di Pemprov. NTB).
Hasil penelitianya adalah penerapan standar akuntansi pemerintahan, kompetensi
aparatur, peran audit internal, dan sistem pengendalian intern tidak berpengaruh
terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
Mahaputra

(2014)

meneliti

tentang

analisis

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (studi
pada SKPD Kabupaten Gianyar). Populasi dalam penelitian adalah 32 SKPD di
Kabupaten Gianyar, Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode
proportional stratified random sampling (sampel penelitian ini adalah 18 kantor
SKPD). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia,
pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah, sistem pengendalian intern, dan
implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh secara positif dan

Universitas Sumatera Utara

signifikan terhadap kualitas informasi pelaporan keuangan SKPD Kabupaten
Gianyar.
Choirunisah

(2008),

dengan

judul

penelitian

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan sistem
akuntansi instansi (studi pada satuan kerja di wilayah kerja KPPN Malang tahun
2008). Data diperoleh dari 86 satuan kerja yang terdiri dari wakil tim SAI (86
orang) dan pimpinan satuan kerja (86 orang). Hasil penelitian diperoleh bahwa
kemampuan sumber daya manusia, dukungan pimpinan dan alat, fasilitas,
organisasi tim, dan sistem pengendalian merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan.
Indriasari dan Nahartyo (2008) dengan judul penelitian pengaruh kapasitas
sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern
akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (studi
pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir). Sampel yang diambil
dalam penelitian ini berjumlah 117 responden untuk kedua daerah, dengan
masing-masing daerah tidak kurang dari 30 responden, kuesioner yang memenuhi
syarat untuk diuji dan dapat digunakan untuk dianalisis selanjutnya adalah
sebanyak 73 kuesioner. Data yang sudah dikumpulkan diproses dengan metode
analisis regersi berganda. Hasil penelitian bahwa pemanfaatan teknologi informasi
dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan, akan tetapi kapasitas sumber
daya manusia tidak berpengaruh. Kapasitas sumber daya manusia dan
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ketepatwaktuan nilai informasi pelaporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian Winidyaningrum (2010), meneliti tentang pengaruh sumber
daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan dan
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah dengan variabel
intervening pengendalian intern akuntansi (studi empiris di Pemda Surakarta,
Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten). Kuesioner
yang disebarkan sejumlah 511 kuesioner dan yang diterima kembali sejumlah 407
eksemplar. Data yang sudah dikumpulkan diolah dengan program AMOS dan
SPSS. Hasil penelitian dalam model pertama menunjukan adanya pengaruh positif
signifikan antara sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi
terhadap keterandalan pelaporan keuangan melalui pengendalian intern akuntansi.
Sedangkan hasil penelitian dalam model kedua menunjukan adanya pengaruh
positif tidak signifikan antara sumber daya manusia, sedangkan pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan
pelaporan keuangan.
Penelitian dari Widyaningsih (2011) dengan judul penelitian hubungan
efektivitas sistem akuntansi keuangan daerah dan pengendalian intern dengan
kualitas akuntabilitas keuangan melalui kualitas informasi laporan keuangan
sebagai variabel intervening. Penelitian ini dilakukan pada laporan realisasi
anggaran di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Propinsi Jawa Barat.
Populasi penelitian ini adalah 26 daerah di Jawa Barat. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan menganalisis hubungan
efektivitas sistem akuntansi keuangan daerah dan pengendalian intern dengan
kualitas akuntabilitas keuangan, dan kualitas informasi laporan keuangan sebagai
variabel intervening, dan kualitas akuntabilitas keuangan sebagai variabel

Universitas Sumatera Utara

dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah
yang berjalan efektif ditunjang dengan sistem pengendalian intern yang baik dapat
menghasilkan informasi laporan keuangan yang berkualitas serta mendorong
meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan pemerintah daerah.
Penelitian Sukmaningrum (2012) berjudul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (studi
empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang). Pengumpulan Data
dengan memberikan kuesioner kepada pegawai yang bekerja di Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang, serta Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Semarang sebanyak 150 eksemplar.
Metode analisis data dengan analisis regresi linear berganda dengan program
SPSS. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah, sedangkan kompetensi sumber daya manusia tidak
berpengaruh. Faktor eksternal berperan sebagai variabel bebas dan tidak
berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
Wansyah, dkk. (2012), meneliti pengaruh kapasitas sumber daya manusia,
pemanfaatan teknologi informasi, dan kegiatan pengendalian terhadap nilai
informasi pelaporan keuangan SKPD pada Provinsi Aceh. Populasi dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 42 SKPD dan diwakili oleh 3 orang yaitu kepala
SKPD, Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK), serta staf pelaporan keuangan
sebagai responden. Pengumpulan data secara langsung dengan menggunakan
kuesioner yang berisi 31 pertanyaan. Alat analisis yang digunakan adalah regresi
berganda dengan program SPSS. Hasil penelitiannya menyatakan kapasitas

Universitas Sumatera Utara

sumber

daya

manusia,

pemanfaatan

teknologi

informasi

dan

kegiatan

pengendalian berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan SKPD
baik secara parsial maupun simultan.
Penelitian Armando (2013) tentang pengaruh sistem pengendalian intern
pemerintah dan pengawasan keuangan daerah terhadap nilai informasi laporan
keuangan pemerintah daerah (studi empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
di Bukittinggi). Teknik analisis data menggunakan analisis jalur dengan sistem
pengendalian intern pemerintah sebagai variabel eksogen dan pengawasan
keuangan daerah sebagai variabel intervening. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sistem pengendalian intern pemerintah, pengawasan keuangan daerah
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai informasi laporan keuangan
pemerintah.
Yosefrinaldi (2013) meneliti tentang pengaruh kapasitas sumber daya
manusia, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah dengan variabel intervening sistem pengendalian
intern pemerintah pada dinas pengelolaan keuangan dan aset daerah se-Sumatera
Barat. Populasi penelitian ini adalah DPKAD se-Sumatera Barat, dengan jumlah
responden sebanyak 75. Teknik pengumpulan data dengan membagikan kuesioner
kepada kepala dan staf bagian akuntansi pada setiap DPKAD. Metode analisis
data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan bantuan program
SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia,
pemanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian intern pemerintah
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian Darmayani, dkk. (2014) tentang pengaruh kualitas sumber daya
manusia, penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD),
dan pengendalian intern terhadap nilai laporan keuangan pada bagian keuangan
Setda Kabupaten Buleleng. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai
bagian keuangan Setda Kabupaten Buleleng, dengan membagikan kuesioner
kepada 40 orang. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear
berganda dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menyatakan
bahwa kualitas sumber daya manusia, penerapan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD),

dan pengendalian intern berpengaruh signifikan

terhadap nilai laporan keuangan.
Yuliani, dkk (2010) melakukan penelitian dengan judul pengaruh
pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah
dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
pada Pemerintah Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan variabel
independen yaitu pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi
keuangan daerah dan peran internal audit sedangkan variabel dependen kualitas
laporan keuangan. Hasil dari penelitian ini yaitu pemahaman akuntansi,
pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daeran dan peran internal audit
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan.
Penelitian Deni Herdianto (2015) dengan judul penelitian pengaruh faktor
teknis dan organisasional terhadap kualitas laporan keuangan (studi pada
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia), dengan hasil penelitiannya
kualitas sumber daya manusia, penerapan Sistem Informasi Pengelolaan

Universitas Sumatera Utara

Keuangan Daerah (SIPKD) dan pengendalian intern berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai laporan keuangan, dan variabel pemanfaatan teknologi
informasi dan reorganisasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Oktaviana (2010) berjudul pengelolaan aset daerah berkaitan opini disclaimer
BPK di Kabupaten Tojo Una Una di Sulawesi Tengah tahun 2007. Variabel
independen adalah perencanaan, penatausahaan, peningkatan produktivitas,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian, variabel dependen adalah pengelolaan
aset daerah. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial memberi
pengaruh kecil terhadap variabel dependen, namun secara simultan berpengaruh
sangat besar.
Pangkong, dkk (2013) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Biak
Numfor. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial kualitas sumber
daya manusia berpengaruh terhadap kemampuan penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah di Kabupaten Biak Numfor sedangkan pemahaman peraturan,
komitmen dan perangkat pendukung tidak berpengaruh terhadap kemampuan
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Biak Numfor.
Beest et al. (2009) meneliti tentang Quality of Financial Reporting: Measuring
Qualitative Characteristics dengan variabel independen adalah pengendalian
intern dan kualitas informasi laporan keuangan sebagai variabel dependen.
Penelitian ini menginformasikan bahwa pengendalian intern berpengaruh terhadap
kualitas informasi laporan keuangan. Rudianto Simamora dan Abdul Halim
(2012) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan aset

Universitas Sumatera Utara

pasca pemekaran wilayah dan pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah di Kabupaten Tapanuli Selatan, hasil penelitian ini menunjukan
sumber daya manusia, bukti kepemilikan, penilaian aset, komitmen pimpinan, dan
sikap mempengaruhi kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Selatan setelah pemekaran. Ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
N
o
1

Nama Peneliti
(Tahun)
M. Ali Fikri, dkk.
(2015)

2

Mahaputra,
(2014)

3

Choirunisah,
(2008)

4

Indriasari
Nahartyo,
(2008)

dan

Judul Penelitian
Pengaruh
Penerapan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan,
Kompetensi
Aparatur
dan Peran Audit Internal
Terhadap
Kualitas
Informasi
Laporan
Keuangan Dengan SPI
Sebagai
Variabel
Moderating
Analisis Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kualitas
Informasi
Pelaporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
(Studi
Pada
SKPD
Kabupaten Gianyar)

Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi Kualitas
Informasi
Laporan
Keuangan
Yang
Dihasilkan
Sistem
Akuntansi Instansi (Studi
Pada Satuan Kerja di
Wilayah Kerja KPPN
Malang Tahun 2008).
Pengaruh
Kapasitas
SDM,
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi,
Dan Pengendalian Intern
Akuntansi
Terhadap
Nilai
Informasi
Pelaporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
(Studi Pada Pemerintah
Kota Palembang Dan

Variabel yang
digunakan
Variabel Independen:
Penerapan SAP,
Kompetensi
Aparatur, Peran
Audit Internal
Variabel Dependen:
Kualitas Informasi
Laporan Keuangan
Variabel Moderating:
SPI
Variabel Dependen:
Kualitas
Informasi
Laporan Keuangan.
Variabel Independen:
Kapasitas SDM,
Pemanfaatan Sistem
Informasi Keuangan
Daerah, Sistem
Pengendalian Intern,
Implementasi SAP.
Variabel Dependen:
Kualitas
Informasi
Laporan Keuangan.
Variabel Independen:
Kemampuan SDM,
Dukungan Pimpinan
dan Alat, Fasilitas,
Organisasi
Tim,
Sistem Pengedalian.
Variabel Dependen:
Nilai
Informasi
Pelaporan Keuangan.
Variabel Independen:
Kapasitas
SDM,
Pemanfaatan
Teknologi Informasi,
dan
Pengendalian
Intern Akuntansi.

Hasil Penelitian
Penerapan
SAP,
Kompetensi
Aparatur,
Peran Audit Internal, dan
Sistem
Pengendalian
Intern Tidak Berpengaruh
Terhadap
Kualitas
Informasi
Laporan
Keuangan.

Kapasitas
SDM,
Pemanfaatan
Sistem
Informasi
Keuangan,
Sistem
Pengendalian
Intern, Implementasi SAP
Berpengaruh Positif dan
Signifikan
Terhadap
Kualitas
Informasi
Pelaporan
Keuangan
SKPD Kabupaten Gianyar.
Kemampuan
SDM,
Dukungan Pimpinan dan
Alat, Fasilitas, Organisasi
Tim,
dan
Sistem
Pengendalian Merupakan
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kualitas
Informasi
Laporan
Keuangan
Kapasitas
SDM,
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
dan
Pengendalian
Intern
Akuntansi
Berpengaruh
Positif dan Signifikan
Terhadap
Keterandalan
dan Ketepatwaktuan Nilai
Informasi
Pelaporan
Keuangan, Akan Tetapi

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Ogan Ilir).

5

Winidyaningrum,
(2009)

Pengaruh Sumber Daya
Manusia,
dan
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Terhadap
Keterandalan
Dan
Ketepatwaktuan
Pelaporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
Dengan
Variabel
Intervening Pengendalian
Intern Akuntansi. (Studi
Pemda
Empiris
di
Subosukawonosraten).

Variabel Dependen:
Keterandalan
Dan
Ketepatwaktuan
Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah.
Variabel Independen:
Sumber Daya
Manusia,
Pemanfaatan
Teknologi Informasi.
Variabel Intervening:
Pengendalian Intern
Akuntansi.

6

Widyaningsih,
dkk.
(2011)

Variabel Dependen:
Kualitas
Akuntabilitas
Keuangan.
Variabel Independen:
Sistem
Efektivitas
Akuntansi Keuangan
Sistem
Daerah,
Pengendalian Intern.
Variabel Intervening:
Kualitas
Informasi
Laporan Keuangan.

7

Sukmaningrum,
(2012)

Hubungan
Efektivitas
Sistem
Akuntansi
Keuangan Daerah dan
Pengendalian
Intern
Dengan
Kualitas
Akuntabilitas Keuangan
Melalui
Kualitas
Informasi
Laporan
Keuangan
Sebagai
Variabel
Intervening.
Penelitian Pada Laporan
Realisasi Anggaran di
Pemda Kabupaten/Kota
Wilayah Propinsi Jawa
Barat.
Analisis Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kualitas
Informasi
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
(Studi Empiris Pada
Pemerintah Kabupaten
Kota Semarang)

7

Wansyah, dkk.
(2012)

Pengaruh
Kapasitas
Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi
Informasi, dan Kegiatan
Pengendalian Terhadap
Nilai
Informasi
Pelaporan
Keuangan
SKPD Pada Provinsi
Aceh.

Variabel Dependen:
Kualitas
Informasi
Laporan Keuangan.
Variabel Independen:
Kopetensi Sumber
Daya manusia,
Sistem Pengendalian
Intern.
Variabel Moderating
Faktor Eksternal
Variabel Dependen:
Nilai
Informasi
Pelaporan Keuangan.
Variabel Independen:
Kapasitas
SDM,
Pemanfaatan
Teknologi Informasi,
dan
Kegiatan
Pengendalian.

Kapasitas SDM Tidak
Berpengaruh
Terhadap
Keterandalan
Nilai
Informasi
Pelaporan
Keuangan.
Model
Pertama
Menunjukan
Adanya
Pengaruh
Positif
Signifikan Antara SDM
dan
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Terhadap
Keterandalan
Pelaporan
Keuangan
Melalui
Pengendalian
Intern Akuntansi. Model
Kedua
Menunjukan
Adanya Pengaruh Positif
Tidak Signifikan Antara
SDM,
Sedangkan
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Berpengaruh
Positif
Signifikan
Terhadap Ketepatwaktuan
Pelaporan Keuangan.
Sistem
Akuntansi
Keuangan Daerah Yang
Berjalan Efektif Ditunjang
Sistem
dengan
Pengendalian Intern Yang
Baik Dapat Menghasilkan
Informasi
Laporan
Keuangan
Yang
Berkualitas
Serta
Mendorong Meningkatnya
Kualitas
Akuntabilitas
Keuangan
Pemerintah
Daerah.

SPI Berpengaruh Positif
Signifikan
Terhadap
Kualitas Informasi LKPD,
Sedangkan
Kopetensi
SDM Tidak Berpengaruh.
Faktor Eksternal Berperan
Sebagai Variabel Bebas
dan Tidak Berpengaruh
Terhadap
Kualitas
Informasi LKPD.
Kapasitas
SDM,
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi dan Kegiatan
Pengendalian Berpengaruh
Terhadap Nilai Informasi
Pelaporan
Keuangan
SKPD Baik Secara Parsial
Maupun Simultan.

Universitas Sumatera Utara

8

Armando,
(2013)

9

Yosefrinaldi,
(2013)

10

Darmayani, dkk.
(2014)

11

Yuliani, dkk.
(2010)

12

Deni Herdianto,
(2015)

13

Oktaviana,
(2010)

Pengaruh SPIP
dan
Pengawasan Keuangan
Daerah Terhadap Nilai
Informasi
Laporan
Keuangan Pemerintah.
(Studi Empiris Pada
Satuan Kerja Perangkat
Daerah di Kota Bukit
Tinggi).
Pengaruh
Kapasitas
SDM, dan Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Terhadap
Kualitas
LKPD Dengan Variabel
Intervening SPIP. (Studi
Empiris Pada Dinas
Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah SeSumatera Barat).
Pengaruh Kualitas SDM,
Penerapan
Sistem
Informasi Pengelolaan
Keuangan
Daerah
(SIPKD),
dan
Pengendalian
Intern
Terhadap Nilai Laporan
Keuangan Pada Bagian
Keuangan
Setda
Kabupaten Buleleng.
Pengaruh
Pemahaman
Akuntansi, Pemanfaatan
Sistem
Informasi
Akuntansi
Keuangan
Daerah
dan Peran
Internal Audit Terhadap
Kualitas LKPD (Studi
Pada Pemerintah Kota
Banda Aceh)
Pengaruh Faktor Teknis
dan
Organisasional
Terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan
(Studi Pada Kementerian
Ketenagakerjaan
Republik Indonesia)

Pengelolaan Aset Daerah
Berkaitan
Opini
Disclaimer
BPK
di
Kabupaten Tojo Una
Una di Sulawesi Tengah
Tahun 2007.

Variabel Dependen:
Nilai Informasi
laporan keuangan
pemerintah.
Variabel Independen:
SPIP, Pengawasan
Keuangan Daerah.

Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah,
Pengawasan
Keuangan
Daerah
Berpengaruh
Positif
Signifikan
Terhadap Nilai Informasi
Laporan
Keuangan
Pemerintah.

Variabel Dependen:
Kualitas LKPD.
Variabel Independen:
Kapasitas
Sumber
Daya
Manusia,
Pemanfaatan
Teknologi Informasi.
Variabel Intervening:
SPIP.

Kapasitas
SDM,
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi,
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah Berpengaruh
Positif
Signifikan
Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah.

Variabel Dependen:
Nilai
Laporan
Keuangan
Variabel Independen:
Pengaruh
Kualitas
SDM,
Penerapan
SIPKD, Pengendalian
intern

Kualitas SDM, Penerapan
Sistem
Informasi
Pengelolaan
Keuangan
Daerah (SIPKD),
dan
Pengendalian
Intern
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap Nilai Laporan
Keuangan.

Variabel Dependen:
Kualitas LKPD.
Variabel Independen:
Pemahaman
Akuntansi,
Pemanfaatan Sistem
Informasi Akuntansi
Keuangan Daerah,
Peran Internal Audit.
Variabel Dependen:
Kualitas LKPD.
Variabel independen:
Implementasi SAP,
Kompetensi
SDM,
Pemanfaatan
Teknologi Informasi,
Rekonsiliasi
dan
Reorganisasi
Variabel independen:
Perencanaan,
Penatausahaan,
Peningkatan
produktivitas,
Pembinaan,
pengawasan
dan
pengendalian.
Variabel dependen:
Pengelolaan
Aset
Daerah.

Secara
Simultan
Pemahaman
Akuntansi,
Pemanfaatan
Sistem
Informasi
dan
Peran
Internal Audit berpengaruh
Positif Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan.

Implementasi
SAP,
Kompetensi SDM dan
Rekonsiliasi Berpengaruh
Positif Terhadap Kualitas
LKPD
Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan
Reorganisasi
Tidak
Berpengaruh
Terhadap
Kualitas LKPD.
Variabel
Independen
Secara Parsial Memberi
Pengaruh Kecil Terhadap
Variabel
Dependen,
Namun Secara Simultan
Berpengaruh Sangat Besar

Universitas Sumatera Utara

14

Pangkong, dkk.
(2013)

Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kemampuan Penyusunan
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah di
Kabupaten Biak Numfor.

Variabel Independen:
Kualitas Sumber daya
Manusia, Pemahaman
Peraturan,
Komitmen, Perangkat
Pendukung
Variabel Dependen:
Kemampuan
Penyusunan Laporan
Keuangan

15

Beest, et.al
(2009)

Quality of Financial
Reporting:
Measuring
Qualitative
Characteristics

16

Rudianto
Simamora
dan
Abdul
Halim.
(2012)

Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pengelolaan Aset Pasca
Pemekaran Wilayah dan
Pengaruhnya Terhadap
Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah di
Kabupaten Tapanuli
Selatan

Variabel Independen:
Pengendalian Intern
Variabel Dependen:
Kualitas Informasi
Laporan Keuangan
Variabel Independen:
Sumber Daya
Manusia, Bukti
Kepemilikan,
Penilaian Aset,
Komitmen Pimpinan,
dan Sikap
Variabel Dependen:
Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah

Secara
simultan
Pemahaman
Peraturan,
Komitmen, Kualitas SDM
dan Perangkat Pendukung
berpengaruh
Terhadap
Kemampuan Penyusunan
Laporan
Keuangan
Pemerintah.
Secara Parsial Kualitas
SDM
Berpengaruh
Terhadap
Kemampuan
Penyusunan
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Sedangkan
Pemahaman
Peraturan, Komitmen dan
Perangkat
Pendukung
Tidak
Berpengaruh
Terhadap
Kemampuan
Penyusunan
Laporan
Keuangan Pemerintah.
Variabel
pengendalian
intern
berpengaruh
terhadap kualitas informasi
laporan keuangan.
Sumber Daya Manusia,
Bukti
Kepemilikan,
Penilaian Aset, Komitmen
Pimpinan,
dan
Sikap
Mempengaruhi
Kualitas
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Kabupaten
Tapanuli Selatan Setelah
Pemekaran

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 1 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

1 1 55

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

1 7 4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 0 25

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 14

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 14

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 20