Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model yang menerangkan bagaimana hubungan
suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah
tertentu. Kerangka konseptual dibuat untuk memperlihatkan pengaruh antara
masing-masing variabel. Kerangka konsep akan menghubungkan secara teoritis
antara variabel-variabel penelitian yaitu antara variabel independen dengan
variabel dependen, begitu juga bila ada variabel lain mengikutinya maka peran
variabel tersebut harus dijelaskan (Erlina, 2011).
Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti
mengidentifikasi lima variabel independen yaitu kapasitas sumber daya manusia
(X1), pemanfaatan teknologi informasi (X2), penerapan standar akuntansi
pemerintahan (X3), audit internal (X4) dan pengelolaan aset tetap milik daerah
(X5), satu variabel moderating yaitu sistem pengendalian intern pemerintah (Z)
dan satu variabel dependen yaitu kualitas informasi laporan keuangan pemerintah
daerah (Y), dimana diperkirakan variabel independen berpengaruh simultan
maupun parsial terhadap variabel dependen.
Kerangka konsep ini dibangun berdasarkan masalah penelitian dan
landasan teori yang ada. Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah

penelitian sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, kerangka konseptual
yang digunakan dalam penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Variabel Independen

Variabel Moderating

Variabel Dependen

KAPASITAS SUMBER DAYA
MANUSIA (X1)
PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI (X2)
KUALITAS INFORMASI
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH (Y)

PENERAPAN STANDAR

AKUNTANSI PEMERINTAHAN (X3)

AUDIT INTERNAL (X4)

GGH Q ASET TETAP
PENGELOLAAN
MILIK DAERAH (X5)
SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH (Z)

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan gambaran analisis pengaruh masingmasing variabel dalam suatu penelitian. Hubungan antar variabel diuraikan
sebagai berikut:
1.

Kapasitas sumber daya manusia dinilai dari kemampuan seseorang atau
pribadi dalam suatu organisasi maupun kelembagaan dalam suatu sistem
untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan tugas dan
fungsi penyusunan laporan keuangan diperlukan kapasitas sumber daya

manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang ilmu akuntansi, sehingga
semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia dalam penyusunan
laporan keuangan maka informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
akan lebih berkualitas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Indriasari dan

Universitas Sumatera Utara

Nahartyo (2008) yang menyebutkan kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatwaktuan nilai informasi
pelaporan keuangan.
2.

Pemanfaatan teknologi informasi terdiri dari bagian yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk dalam memproses data, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai hal untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas. Dalam artian informasi yang berkualitas adalah
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu dan dapat digunakan untuk
keperluan pribadi, bisnis maupun pemerintahan yang berguna dalam
pengambilan keputusan. Teknologi informasi yang berkualitas akan
membuat kualitas informasi laporan keuangan semakin berkualitas. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winidyaningrum (2010) yang
menyebutkan variabel pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

3.

Penerapan standar akuntansi pemerintahan harus diterapkan secara
konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk meningkatkan kualitas
informasi laporan keuangan daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam Pasal 6 Ayat 3
memuat bahwa pemerintah menyusun sistem akuntansi pemerintahaan
mengacu pada standar akuntansi dimana pemerintah pusat mengacu pada
peraturan menteri keuangan sedangkan pada pemerintah daerah diatur
dengan peraturan gubernur/bupati/walikota. Ini artinya semakin baik
penerapan standar akuntansi pemerintahan maka kualitas informasi laporan
keuangan yang dihasilkan akan semakin lebih baik. Hal ini sejalan dengan

Universitas Sumatera Utara

penelitian Mahaputra (2014) yang menyebutkan variabel implementasi

standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas informasi pelaporan keuangan SKPD.
4.

Audit

internal

merupakan

pengawasan

terhadap

penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
Tentang

Pedoman


Pembinaan

dan

Pengawasan

Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, dalam Pasal 1 Ayat 4 menyebutkan bahwa
pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan
secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Artinya semakin baik audit internal maka kualitas
informasi laporan keuangan yang dihasilkan akan menjamin semakin lebih
baik. Sejalan dengan penelitian Yuliani, dkk (2010) yang hasil penelitiannya
menyebutkan peran internal audit berpengaruh positif terhadap kualitas
laporan keuangan.
5.


Pengelolaan aset tetap milik daerah, barang milik daerah dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dalam Pasal 1 adalah segala barang yang dibeli atau
diperoleh dari beban APBD atau yang diperoleh dengan cara lainnya dengan
cara yang sah. Pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi kegiatan
perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan,
pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan
serta pengendalian. Aset tetap merupakan bagian yang sangat penting dalam

Universitas Sumatera Utara

laporan keuangan, sehingga semakin baik pengelolaan aset tetap maka
kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan akan semakin baik.
6.

Sistem pengendalian intern pemerintah yang diduga dapat memoderasi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen terhadap
kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dalam Pasal 1 sistem

pengendalian intern adalah proses yang menyeluruh pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan baik pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan agar tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. Menurut tujuannya, pengendalian intern dapat dibagi menjadi
dua yaitu pengendalian intern akuntansi dan pengendalian intern
administratif. Ini dapat diartikan sistem pengendalian intern pemerintah
dapat memoderasi hubungan antara kualitas informasi laporan keuangan
dengan kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi,
penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan
aset tetap milik daerah dimana semakin baik sistem pengendalian intern
pemerintah maka diharapkan semakin baik kualitas informasi laporan
keuangan pemerintah daerah.
Setiap variabel terdiri dari beberapa indikator masing-masing sehingga

dapat diukur dengan skala interval. Variabel kapasitas sumber daya manusia
memiliki indikator yang terdiri dari latar belakang pendidikan akuntansi, uraian
pekerjaan, pedoman kerja bidang akuntansi, pelaksanaan pekerjaan, pelatihan

Universitas Sumatera Utara


teknis akuntansi. Variabel pemanfaatan teknologi informasi memiliki indikator
yang terdiri dari pemanfaatan komputer dan jaringan internet, pengolahan data
yang terintegrasi, pemeliharaan komputer.
Variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan memiliki indikator
yang terdiri dari laporan keuangan disusun secara periodik, evaluasi atas laporan
keuangan, keterbukaan dan kejujuran dari laporan keuangan. Variabel audit
internal memiliki indikator yang terdiri dari pemeriksaan berkala, pemeriksaan
terpadu, pemeriksaan tindak lanjut, penilaian atas kinerja SKPD, monitoring atas
program kegiatan SKPD, evaluasi atas program dan kegiatan SKPD.
Variabel pengelolaan aset tetap milik daerah memiliki indikator yang
terdiri dari pengadaan aset daerah, pemanfaatan aset tetap daerah, penatausahaan
aset tetap daerah, pemeliharaan aset tetap daerah, pengawasan aset tetap daerah,
dan penghapusan aset tetap daerah. Variabel sistem pengendalian intern
pemerintah memiliki indikator yang terdiri dari pelaksanaan sistem akuntansi,
tersedia dan digunakannya daftar rekening, otorisasi atas setiap transaksi, bukti
transaksi yang valid dan sah, setiap transaksi dicatat dalam buku catatan
akuntansi. Catatan akuntansi yang up to date, laporan keuangan direview, sistem
akuntansi yang mudah diperiksa, dan pemisahan tugas. Variabel kualitas
informasi laporan keuangan pemerintah daerah memiliki indikator yang terdiri

dari relevan, andal, lengkap/sempurna, tepat pada waktunya, dapat dipahami,
dapat dibuktikan, mudah diakses dan dapat dibandingkan.
3.2. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2004) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian

Universitas Sumatera Utara

biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empirik. Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual,
maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1:

Kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi,
penerapan

standar


akuntansi

pemerintahan,

audit

internal,

dan

pengelolaan aset tetap milik daerah secara simultan dan parsial
berpengaruh positif terhadap kualitas informasi laporan keuangan
Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
H2:

Sistem pengendalian intern pemerintah mampu memoderasi hubungan
antara kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi,
penerapan

standar

akuntansi

pemerintahan,

audit

internal,

dan

pengelolaan aset tetap milik daerah dengan kualitas informasi laporan
keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bersifat kausal (Causal
Research) yang bertujuan untuk mengidentifikasi/menguji hubungan sebab akibat
antara variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan
penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antarvariabel
(Erlina, 2011). Hasil pengujian akan digunakan sebagai dasar untuk menarik
kesimpulan dalam penelitian, mendukung atau menolak hipotesis yang
dikembangkan dari telaah teoritis. Penelitian ini akan mengidentifikasi bagaimana
variabel independen mempengaruhi variabel dependen, serta variabel moderating
mampu memoderasi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Objek
penelitian adalah para kepala SKPD dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK).
Waktu penelitian dimulai pada bulan Februari 2016 sampai dengan Agustus 2016,
dengan jadwal penelitian yang tercantum pada lampiran 1.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah pegawai negeri sipil di Pemerintah Kota
Tebing Tinggi yang terlibat dalam pengelolaan keuangan pada 31 SKPD, yang
terdiri dari 1 sekretariat daerah, 1 sekretariat DPRD, 5 badan, 11 dinas, dan 13
kantor.

Universitas Sumatera Utara

Pada masing-masing SKPD akan diberikan 2 (dua) kuesioner yang akan
diisi oleh:
1. Kepala SKPD selaku pengguna anggaran/barang sebagai pelaksanaan tugas,
pokok dan fungsi SKPD;
2. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) adalah pejabat yang melakukan

fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
Oleh karena itu, total populasi yang akan diberikan kuesioner sebanyak 76 populasi.
Seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 76 sampel karena dilakukan
dengan menggunakan metode sensus. Lebih lengkap daftar populasi dan sampel

penelitian dapat dilihat pada lampiran 2.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data
dalam penelitian ini adalah data primer. Prosedur pengambilan data dalam
penelitian ini menggunakan metode sensus/survei di Pemerintah Kota Tebing
Tinggi. Untuk mendapatkan data dari responden digunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner (lampiran 3) yang akan diantar sendiri oleh penulis sebanyak 76
kuesioner dan ditunggu selama 5 hari kerja, setelah waktu yang ditentukan selesai
maka peneliti mulai melakukan pengolahan data.
4.5. Definisi Operasional Variabel dan Metode Pengukuran Variabel
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh
peneliti dalam mengoperasionalisasikan konstruk, sehingga memungkinkan bagi
peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama
atau mengembangkan cara pengukuran konstruk yang lebih baik. Pengukuran

Universitas Sumatera Utara

variabel dalam penelitian ini menggunakan skala interval. Menurut Erlina (2011)
skala interval adalah skala pengukuran terhadap variabel yang menyatakan
kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur dari masing-masing variabel,
variabel yang diukur dengan skala interval ini disebut dengan variabel metric.
Skala interval ini biasanya diukur dengan suatu metode pengukuran yang disebut
dengan metode likert.
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan
penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional atas variabel-variabel
yang akan diteliti. Definisi operasional atas setiap variabel dalam penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.5.1. Variabel Dependen
Kualitas informasi laporan keuangan (Y) yang merupakan variabel
dependen adalah kualitas informasi yang memiliki tingkat keterandalan dimana
informasi yang dihasilkan dapat memberi keyakinan bahwa informasi tersebut
benar atau valid, dan memiliki tingkat ketepatwaktuan dimana tersedianya
informasi pada saat dibutuhkan, dapat dibandingkan dengan laporan keuangan
periode sebelumnya, dan dapat dipahami oleh pengguna sebagai evaluasi bagi
pemerintah. Indikator variabel ini adalah pelaporan keuangan pemerintah daerah
yang relevan, andal, lengkap/sempurna, tepat pada waktunya, dapat dipahami,
dapat dibuktikan, mudah diakses dan dapat dibandingkan. Skala pengukuran yang
digunakan adalah metode likert dengan menghasilkan data skala interval dengan
skor 5 (SS = sangat setuju), skor 4 (S = setuju), skor 3 (N = ragu-ragu), skor 2 (TS
= tidak setuju) dan skor 1 (STS = sangat tidak setuju). Variabel dependen ini
diukur dengan 17 pertanyaan yang modifikasi dari Irawan (2011).

Universitas Sumatera Utara

4.5.2. Variabel Independen
1.

Kapasitas sumber daya manusia (X1) yang merupakan variabel independen
dinilai dari kemampuan seseorang atau pribadi suatu organisasi maupun
kelembagaan dalam suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien. Indikator variabel ini adalah latar belakang pendidikan akuntansi,
uraian pekerjaan, pedoman kerja bidang akuntansi, pelaksanaan pekerjaan,
pelatihan teknis akuntansiyang diadopsi dari kuesioner yang dibuat oleh
Indriasari (2008). Skala pengukuran yang digunakan adalah metode likert
dengan menghasilkan data skala interval dengan skor 5 (SS = sangat setuju),
skor 4 (S = setuju), skor 3 (N = ragu-ragu), skor 2 (TS = tidak setuju) dan
skor 1 (STS = sangat tidak setuju). Variabel ini diukur dengan 10
pertanyaan.

2.

Pemanfaatan teknologi informasi (X2) yang merupakan variabel independen
yang meliputi komputer, perangkat lunak, database, jaringan, electronic
commerce, dan jenis lainnya yang berhubungan dengan teknologi. Indikator
variabel ini adalah pemanfaatan komputer dan jaringan internet, pengolahan
data yang terintegrasi, pemeliharaan komputer yang diadopsi dari Indriasari
(2008). Skala pengukuran yang digunakan adalah metode likert dengan
menghasilkan data skala interval dengan skor 5 (SS = sangat setuju), skor 4
(S = setuju), skor 3 (N = ragu-ragu), skor 2 (TS = tidak setuju) dan skor 1
(STS = sangat tidak setuju). Variabel ini diukur dengan 8 pertanyaan.

3.

Penerapan standar akuntansi pemerintahan (X3) merupakan variabel
independen adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam

Universitas Sumatera Utara

menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Indikator variabel
ini adalah laporan keuangan disusun secara periodik, evaluasi atas laporan
keuangan, keterbukaan dan kejujuran dari laporan keuanganyang diadopsi
dari kuesioner yang dibuat oleh Aryani (2013). Skala pengukuran yang
digunakan adalah metode likert dengan menghasilkan data skala interval
dengan skor 5 (SS = sangat setuju), skor 4 (S = setuju), skor 3 (N = raguragu), skor 2 (TS = tidak setuju) dan skor 1 (STS = sangat tidak setuju).
Variabel ini diukur dengan tiga pertanyaan.
4.

Audit internal (X4) adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif
yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbedabeda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan
dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi
perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal
serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4)
kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah
digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah
dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan
dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan
tanggung jawabnya secara efektif. Indikator variabel ini adalah pemeriksaan
berkala, pemeriksaan terpadu, pemeriksaan tindak lanjut, penilaian atas
kinerja SKPD, monitoring atas program kegiatan SKPD, evaluasi atas
program dan kegiatan SKPD. Skala pengukuran yang digunakan adalah
metode likert dengan menghasilkan data skala interval dengan skor 5 (SS =
sangat setuju), skor 4 (S = setuju), skor 3 (N = ragu-ragu), skor 2 (TS =

Universitas Sumatera Utara

tidak setuju) dan skor 1 (STS = sangat tidak setuju). Variabel ini diukur
dengan menggunakan enam pertanyaan yang dikembangkan dari Peraturan
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005.
5.

Pengelolaan aset tetap milik daerah (X5) yang merupakan variabel
independen. Barang milik daerah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dalam Pasal
1 adalah segala barang yang dibeli atau diperoleh dari beban APBD atau
yang diperoleh dengan cara lainnya dengan cara yang sah. Pengelolaan
barang milik negara/daerah meliputi meliputi kegiatan perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan

dan

pemeliharaan,

penilaian,

pemindahtanganan,

pemusnahaan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan
serta pengendalian yang merupakan indikator dari variabel ini. Skala
pengukuran yang digunakan adalah metode likert dengan menghasilkan data
skala interval dengan skor 5 (SS = sangat setuju), skor 4 (S = setuju), skor 3
(N = ragu-ragu), skor 2 (TS = tidak setuju) dan skor 1 (STS = sangat tidak
setuju). Variabel ini diukur dengan menggunakan enam pertanyaan yang
dikembangkan dari Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014.
4.5.3. Variabel Moderating
Sistem pengendalian intern pemerintah (Z) yang merupakan variabel
moderating. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dalam
Pasal 1 sistem pengendalian intern adalah proses yang menyeluruh pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan baik pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan agar tercapainya tujuan organisasi melalui

Universitas Sumatera Utara

kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Indikator variabel
ini adalah pelaksanaan sistem akuntansi, tersedia dan digunakannya daftar
rekening, otorisasi atas setiap transaksi, bukti transaksi yang valid dan sah, setiap
transaksi dicatat dalam buku catatan akuntansi, catatan akuntansi yang up to date,
laporan keuangan direview, sistem akuntansi yang mudah diperiksa, dan
pemisahan tugas yang diadopsi dari Indriasari (2008). Skala pengukuran yang
digunakan adalah metode likert dengan menghasilkan data skala interval dengan
skor 5 (SS = sangat setuju), skor 4 (S = setuju), skor 3 (N = ragu-ragu), skor 2 (TS
= tidak setuju) dan skor 1 (STS = sangat tidak setuju). Variabel ini diukur dengan
sembilan pertanyaan.
Dalam penelitian ini terdapat 5 (lima) variabel independen, 1 (satu)
variabel moderating dan 1 (satu) variabel dependen. Ringkasan definisi
operasional dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Jenis Variabel
Penelitian
Kualitas Informasi
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Y)
Variabel Dependen

Kapasitas Sumber
Daya Manusia (X1)
Variabel Independen

Definisi Operasional
Variabel
Kualitas Informasi yang memiliki tingkat
keterandalan dimana informasi yang
dihasilkan dapat memberi keyakinan
bahwa informasi tersebut benar atau valid,
dan memiliki tingkat ketepatwaktuan
dimana tersedianya informasi pada saat
dibutuhkan. Dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya dan
dapat dipahami oleh pengguna sebagai
evaluasi dan dasar pengambilan keputusan
bagi pemerintah untuk perbaikan di masa
depan. (Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan).
Kemampuan baik secara individu,
organisasi/kelembagaan, maupun sistem
untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangannya
untuk
mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien.

Indikator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Relevan
Andal
Lengkap/sempurna
Tepat waktu
Dapat dipahami
Dapat dibuktikan
Mudah diakses
Dapat
dibandingkan

1. Latar belakang
pendidikan
akuntansi
2. Uraian pekerjaan
3. Pedoman kerja
bidang akuntansi

Skala
Interval

Interval

Universitas Sumatera Utara

Pemanfaatan Teknologi
Informasi (X2)
Variabel Independen

Teknologi informasi meliputi komputer,
perangkat lunak, database, jaringan,
electronic commerce, dan jenis lainnya
yang berhubungan dengan teknologi untuk
pelaksanaan tugas-tugas akuntansi.

Penerapan Standar
Akuntansi
Pemerintahan (X3)
Variabel Independen

Standar Akuntasi Pemerintahan adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan
pemerintah.
(Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
Tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintahan).

Audit Internal (X4)
Variabel Independen

Audit internal adalah sebuah penilaian
yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor internal terhadap operasi
dan kontrol yang berbeda-beda dalam
organisasi untuk menentukan apakah (1)
informasi keuangan dan operasi telah
akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko
yang
dihadapi
perusahaan
telah
diidentifikasi dan diminimalisasi; (3)
peraturan eksternal serta kebijakan dan
prosedur internal yang bisa diterima telah
diikuti; (4) kriteria operasi yang
memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber
daya telah digunakan secara efisien dan
ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah
dicapai secara efektif semua dilakukan
dengan tujuan untuk dikonsultasikan
dengan manajemen dan membantu
anggota organisasi dalam menjalankan
tanggung jawabnya secara efektif.
(Sawyer, 2005)
Pengelolaan Aset Tetap Milik Daerah
meliputi perencanaan kebutuhan dan
penganggaran, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan,
pengamanan
dan
pemeliharaan,
penilaian,
pemindahtanganan,
pemusnahaan,
penghapusan,
penatausahaan,
dan
pembinaan,
pengawasan
serta
pengendalian. (Peraturan Pemerintah No.
27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah).
Bagian dari pengendalian intern yang
meliputi rencana organisasi, prosedur, dan
catatan yang dirancang untuk menjaga
keterandalan data akuntansi.

Pengelolaan Aset Tetap
Milik Daerah
(X5)
Variabel Independen

Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (Z)
Variabel Moderating

4. Pelaksanaan
pekerjaan
5. Pelatihan teknis
akuntansi.
1. Pemanfaatan
komputer dan
jaringan internet
2. Pengolahan data
yang terintegrasi
3. Pemeliharaan
komputer.
1. Laporan keuangan
disusun secara
periodik
2. Evaluasi atas
laporan keuangan
3. Keterbukaan dan
kejujuran dari
laporan keuangan.
1. Pemeriksaan
berkala
2. Pemeriksaan
terpadu
3. Pemeriksaan tindak
lanjut
4. Penilaian atas
kinerja SKPD
5. Monitoring atas
program kegiatan
SKPD
6. Evaluasi atas
program dan
kegiatan SKPD.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengadaan
Pemanfaatan
Penatausahaan
Pemeliharaan
Pengawasan
Penghapusan

1. Pelaksanaan sistem
akuntansi
2. Tersedia
dan
digunakannya
daftar rekening
atas
3. Otorisasi
setiap transaksi

Interval

Interval

Interval

Interval

Interval

Universitas Sumatera Utara

4. Bukti
transaksi
yang valid dan sah
5. Transaksi dicatat
dalam buku catatan
akuntansi
6. Catatan akuntansi
yang up to date
7. Laporan keuangan
direview
8. Sistem akuntansi
yang
mudah
diperiksa
9. Pemisahan tugas.

4.6. Metode Analisis Data
Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi linear berganda (multiple regression analysis). Model penelitian yang
digunakan adalah dengan menggunakan model statistik yang berfungsi untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini. Analisis regresi linear berganda
bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila
dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen.
4.6.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari ratarata, standar deviasi, varian, nilai maksimum, nilai minimum, sum, puncak
distribusi data (kurtosis) dan homogenal distribusi (skewness). Data yang
terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis mendekati nol
(Ghozali, 2013:21).
4.6.2. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui kualitas dari konsistensi dan
akurasi data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian, pengujian dilakukan
dengan:

Universitas Sumatera Utara

1.

Uji validitas bertujuan untuk mendeteksi apakah ada pertanyaan-pertanyaan
pada kuesioner yang harus dibuang/ditukar karena dianggap tidak relevan
(Umar, 2008). Pengujian ini juga untuk mengetahui dan mengukur apakah
pertanyaan pada kuesioner sudah valid atau tidak, disusun dengan akurat
atau tidak, sehingga dapat mengukur apa yang seharusnya diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian dilakukan dengan membandingkan r hitung
untuk r tiap butir yang dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation (Korelasi Product Moment dari Karl Pearson) lebih besar dari r
tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut
dikatakan valid (Ghozali, 2013).

2.

Uji reliabilitas, bertujuan untuk mengukur seberapa jauh hasil pengukuran
tetap konsisten walaupun dilakukan berulang kali. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden atas pertanyaan akan
tetap konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally
dalam Ghozali, 2013).

4.6.3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis
regresi berganda, terlebih dahulu diuji ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsiasumsi klasik agar data dapat digunakan, sebaiknya tidak ada pelanggaran.
Pengujian ini terdiri dari:
1.

Uji Normalitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik seharusnya berdistribusi normal atau mendekati normal.

Universitas Sumatera Utara

Sebaiknya data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2013). Distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis
diagonal.

Jika

distribusi

data

adalah

normal,

maka

garis

yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya
(Ghozali, 2013). Cara untuk menguji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan
normalitas distribusi residual. Jika sig atau p-value > 0,05 maka data
berdistribusi normal (Ghozali, 2013).
1.

Bila nilai signifikan atau probabilitas < 0,05 maka distribusi data
adalah tidak normal.

2.

Bila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data
adalah normal.

2.

Uji Multikolinieritas, adalah kolerasi sempurna (100%) diantara variabel
yang digunakan dalam model. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi dikatakan baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Bila variabel independen saling berkolerasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol
(Ghozali, 2013). Salah satu untuk mendeteksi apakah model regresi yang
dipakai bebas dari permasalahan multikolinieritas dapat dilihat dari besaran
Variance Inflation Factor (VIF). Pedoman pengambilan keputusan pada
pengujian ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

1.

Jika Variance Inflation Faktor (VIF) > 10 maka artinya terdapat
persoalan multikolinieritas diantara variabel bebas.

2.

Jika Variance Inflation Faktor (VIF) F tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho ditolak
atau hipotesis yang diajukan diterima (berpengaruh).
Jika F hitung < F tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho diterima
atau hipotesis yang diajukan ditolak (tidak berpengaruh).
2.

Uji Statistik t
Dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh dari variabel independen

secara parsial terhadap variabel dependen atau untuk melihat variabel apa yang
memberikan pengaruh secara dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk
uji statistik t adalah sebagai berikut :
Ho : b = 0,

kapasitas sumber daya manusia (X1), pemanfaatan teknologi
informasi (X2), penerapan standar akuntansi pemerintahan (X3),
audit internal (X4), dan pengelolaan aset tetap milik daerah (X5)
secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah

daerah

(Y)

sebagai

variabel

independen.

Universitas Sumatera Utara

Ha : b ≠ 0,

kapasitas sumber daya manusia (X1), pemanfaatan teknologi
informasi (X2), penerapan standar akuntansi pemerintahan (X3),
audit internal (X4), dan pengelolaan aset tetap milik daerah (X5)
secara parsial berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan
keuangan pemerintah daerah (Y) sebagai variabel independen.

Kriteria pengambilan keputusan:
Jika t hitung > t tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho
ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima (berpengaruh).
Jika t hitung < t tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho
diterima atau hipotesis yang diajukan ditolak (tidak berpengaruh).
3.

Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 atau uji determinasi untuk mengukur seberapa jauh model dapat

menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2003:220). Nilai koefisien
determinasi berada diantara nol dan satu (0≤ R

2

≤ 1). Nilai R2 yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen, jika nilai R2
semakin kecil atau mendekati nol, artinya variabel-variabel independen hampir
tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Terdapat kelemahan dalam pemakaian koefisien determinasi
yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dipakai pada model.
Beberapa peneliti menyarankan untuk memakai nilai Adjusted R2 ketika
melakukan evaluasi model regresi terbaik. Berbeda dengan R2, nilai Adjusted R2
memiliki fluaktasi/naik atau turun jika satu variabel independen ditambahkan pada
model (Ghozali, 2013).

Universitas Sumatera Utara

4.

Model Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian

hipotesis

kedua

untuk

menganalisis

interaksi

sistem

pengendalian intern pemerintah terhadap variabel independen berbeda dalam
mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan. Pengujian ini untuk
membuktikan hipotesis bahwa sistem pengendalian intern pemerintah merupakan
variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan
variabel independen terhadap variabel dependen melalui uji residual. Agar
multikolinieritas tidak terjadi maka pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
metode uji residual (Ghozali, 2013). Seluruh variabel independen harus
diregresikan dengan variabel moderating. Agar diketahui pengaruhnya, dapat
dilakukan persamaan regresi dengan model berikut ini:
Z = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Setelah menghasilkan persamaan diatas, maka akan terbentuk nilai
residual, yang akan ditransformasikan untuk menghasilkan nilai absolut residual.
Nilai absolut tersebut akan diregresikan dengan variabel kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah, sehingga akan menghasilkan persamaan
dengan model berikut:
│e│ = a + b6Y
Dimana:
Z

= Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Y

= Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

a

= Koefisien Konstanta

b1 – b5 = Koefisien Regresi Variabel Independen
b6

= Koefisien Regresi Variabel Moderating

Universitas Sumatera Utara

Uji residual dapat memperlihatkan apakah suatu variabel dapat disebutkan
sebagai variabel moderating, apabila suatu variabel setelah dilakukan uji residual
diperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti signifikan dan
koefisien regresi bernilai negatif maka variabel tersebut merupakan variabel
moderating. Pada penelitian ini diharapkan variabel sistem pengendalian intern
pemerintah sebagai variabel moderating yang memperkuat hubungan antara
variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi,
penerapan standar akuntansi pemerinthan, audit internal dan pengelolaan aset
tetap milik daerah dengan kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah
di Kota Tebing Tinggi.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1

Statistik Deskriptif
Gambaran yang diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang kembali

mengenai variabel penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Kapasitas SDM (X1)
Pemanfaatan TI (X2)
Penerapan SAP (X3)
Audit Internal (X4)
Pengelolaan ATMD (X5)
Sistem PIP (Z)
Kualitas Informasi LKPD (Y)
Valid N (listwise)

76
76
76
76
76
76
76
76

3,40
2,60
3,70
2,20
3,50
3,00
3,90

5,00
5,00
5,00
4,70
5,00
5,00
5,00

Mean
4,1553
4,1250
4,4250
3,7092
4,3671
3,9789
4,3618

Std.
Deviation
,41518
,47837
,46993
,61670
,47760
,43706
,30549

Pada tabel di atas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden
untuk variabel kapasitas sumber daya manusia adalah 3,40 dan skor tertinggi dari
jawaban responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) jumlah skor jawaban
kapasitas sumber daya manusia adalah 4,155, hal ini menunjukkan bahwa ratarata kapasitas sumber daya manusia responden memiliki latar belakang
pendidikan, uraian pekerjaan, pedoman pekerjaan akuntansi, pelaksanaan
pekerjaan dan pelatihan teknis akuntansi sudah baik.
Skor terendah dari jawaban responden untuk variabel pemanfaatan
teknologi informasi adalah 2,60 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah
5,00, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban pemanfaatan teknologi
informasi adalah 4,125, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden sudah

Universitas Sumatera Utara

memanfaatkan komputer dan jaringan internet, pengelolaan data yang
terintegerasi, dan pemeliharaan komputer dengan baik di SKPD masing-masing.
Pada tabel di atas diketahui juga bahwa skor terendah dari jawaban
responden untuk variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan adalah 3,70
dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean)
total jumlah skor jawaban penerapan standar akuntansi pemerintahan adalah
4,425, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden telah melakukan
pencatatan laporan keuangan secara periodik, evaluasi atas laporan keuangan, dan
pencatatan secara jujur dan terbuka dari laporan keuangan di SKPD masingmasing.
Pelaksanaan audit internal diketahui memiliki skor terendah 2,20 dan skor
tertinggi dari jawaban responden 4,70, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor
jawaban audit internal adalah 3,709, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
responden telah cukup melakukan pemeriksaan berkala, pemeriksaan terpadu,
pemeriksaan tindak lanjut, penilaian atas kinerja SKPD, monitoring atas program
kegiatan SKPD, dan evaluasi atas program dan kegiatan SKPD masing-masing.
Variabel pengelolaan aset tetap milik daerah memiliki skor terendah dari
jawaban responden yaitu 3,50 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah
5,00, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban pengelolaan aset tetap
milik daerah adalah 4,367, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan aset
tetap milik daerah (pengadaan, pemanfaatan, penatausahaan, pemeliharaan,
pengawasan, dan penghapusan) terhadap aset tetap milik daerah telah dilakukan
dengan baik sesuai prosedur yang ada.

Universitas Sumatera Utara

Variabel sistem pengendalian intern pemerintah memiliki skor terendah
atas jawaban responden yaitu sebesar 3,00 dan skor tertinggi dari jawaban
responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban
sistem pengendalian intern pemerintah adalah 3,978, hal ini menunjukkan bahwa
variabel sistem pengendalian intern pemerintah telah dilakukan dengan baik
(meliputi kegiatan rencana organisasi, prosedur, dan catatan yang dirancang untuk
menjaga keterandalan data akuntansi) dan terkait dengan meningkatkan kualitas
informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
Sedangkan untuk variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah
daerah diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden adalah 3,90 dan
skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) total
jumlah skor jawaban kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah
adalah 4,361, hal ini menunjukkan bahwa karakteristik kualitas informasi laporan
keuangan pemerintah daerah berupa relevan, andal, lengkap/sempurna, tepat
waktu, dapat dipahami, dapat dibuktikan, mudah diakses, dan dapat dibandingkan
telah dilaksanakan dengan baik.
5.2

Deskripsi Data Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini telah dilakukan melalui beberapa

tahap, yakni dengan menyebarkan 76 kuesioner kepada responden yang berada
pada SKPD di Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebanyak 31 SKPD yang terdiri
dari 1 Sekretariat Daerah, 1 Sekretariat DPRD, 5 Badan, 11 Dinas dan 13 Kantor.
Setiap SKPD diberikan 2 (dua) kuesioner yaitu kepada kepala SKPD dan Pejabat
Penatausahaan Keuangan (PPK). Berdasarkan pada

batas waktu yang telah

Universitas Sumatera Utara

ditentukan, kuesioner dikutip kembali. Total 76 kuesioner yang dibagikan
seluruhnya kembali dengan baik, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Tingkat Pengembalian Kuesioner
No
1
2
3
4
5

Uraian

Instansi

Sebar

Kembali

Sekretariat Daerah Kota
Sekretariat DPRD
Badan
Dinas
Kantor
Jumlah

1
1
5
11
13
31

16
2
10
22
26
76

16
2
10
20
26
76

5.2.1 Deskripsi Lokasi
Lokasi pada penelitian ini adalah setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Kota Tebing Tinggi dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 DRT Tahun 1956 dengan luas wilayah
38.438 km2 dimana secara geografis sebelah utara berbatasan dengan PTPN III
Kebun Rambutan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah
selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang Kecamatan
Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah timur dengan PT. Socfindo
Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Serdang Bedagai dan sebelah barat dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai (BPS Tebing Tinggi,
2013).
5.2.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, dapat dilihat demografi
responden penelitian yang terdiri dari:
(1) Tingkat pendidikan, klasifikasinya: SLTA, D3, Strata 1, Strata 2 dan Strata 3.

Universitas Sumatera Utara

(2) Pangkat dan golongan, klasifikasinya: Golongan II, III, dan IV.
(3) Lama bekerja, klasifikasinya yaitu: 1 – 5 tahun, 6 – 10 tahun, 11 – 15 tahun,
16 – 20 tahun dan > 21 tahun;
(4) Kursus/diklat/bimbingan teknis di bidang akuntansi, pengelolaan keuangan
daerah dan penyusunan laporan keuangan yang diikuti, klasifikasinya: tidak
pernah, 1-2 kali (minim sekali), 3-5 kali (pernah), 6-10 kali (sering) dan 1120 kali (sangat sering).
(5) Jurusan pendidikan terakhir yang telah diikuti, klasifikasinya yaitu: Ekonomi
dan Non Ekonomi.
(6) Jabatan/tugas pokok di SKPD, klasifikasinya: Kepala SKPD dan Pejabat
Penatausahaan Keuangan (PPK).
Berikut gambaran mengenai demografi responden yang dapat dilihat pada
Tabel 5.3 Demografi Responden sebagai berikut:
Tabel 5.3 Demografi Responden
Nomor
1
1
2
2
1
2
3
4
2
5
3
1
4
1
2
3
5

Demografi Responden
Frekuensi
Persentase (%)
Pendidikan Terakhir
49
64,5%
S1
27
35,5%
S2
Pangkat/Golongan
40
52,6%
Golongan III
36
47,4%
Golongan IV
Lama Bekerja
7
9,2%
1-5 Tahun
11
14,5%
6-10 Tahun
7
9,2%
11-15 Tahun
16
21,1%
16-20 Tahun
35
46,1%
> 20 Tahun
Kursus/Diklat/Bimbingan Yang Pernah Diikuti
39
51,3%
Minim sekali(1-2 kali)
30
39,5%
Pernah (3-5 kali)
7
9,2%
Sering (6-10 kali)
Jurusan Pendidikan Terakhir

Universitas Sumatera Utara

6

5.3

1 Ekonomi
2 Non Ekonomi
Jabatan
1 Kepala SKPD
2 PPK

43
33

56,6%
43,4%

38
38

50%
50%

Uji Kualitas Data
Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian

maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis maka perlu
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data karena jenis data penelitian adalah
data primer. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan keakuratan
data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian yaitu kuesioner.
5.3.1. Uji Validitas
Pengujian validitas untuk setiap pertanyaan pada kuesioner dapat dilihat
dari nilai validitas pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika nilai
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada nilai kritis (r hitung > r tabel) maka
instrumen tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2013).
Dengan menggunakan responden yang diteliti sebanyak 76 orang, nilai rtabel dapat diperoleh dari df (degree of freedom) = n-2, n merupakan jumlah
responden. Maka df untuk penelitian ini adalah 74, dengan taraf signifikansi 5 %
maka nilai r tabelnya yaitu 0,226. Berdasarkan hasil uji validitas dapat
disimpulkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel independen, variabel
dependen dan variabel moderating adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai r
hitung lebih besar dari nilai r tabel yang tercantum dalam lampiran 4 penelitian
ini.

Universitas Sumatera Utara

5.3.2. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, tahap selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha, Apabila nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 maka kuesioner penelitian tersebut
dinyatakan reliabel (Ghozali, 2013).
Tabel 5.4 Uji Reliabilitas Variabel
Variabel
Kualitas Informasi LKPD (Y)
Kapasitas SDM (X1)
Pemanfaatan TI (X2)
Penerapan SAP (X3)
Audit Internal (X4)
Pengelolaan ATMD (X5)
SPIP (Z)

Cronbach
Alpha
0,799
0,735
0,797
0,863
0,758
0,919
0,829

Batas
Reliabilitas
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa
nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,7 maka dapat
dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
5.4. Uji Asumsi Klasik
Pada analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa
dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk
menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi
klasik terdiri dari pengujian normalitas, pengujian multikolonieritas dan pengujian
heteroskedastisitas. Data yang disajikan pada penelitian ini adalah data cross
section. Oleh karena itu, uji autokorelasi tidak perlu dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

5.4.1 Uji Normalitas
Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya data yang akan dianalisis.
Ada dua cara yang digunakan yaitu analisis grafik dan uji statistik.
1.

Analisis Grafik
pengujian analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan

grafik normal p-p plot. Grafik histogram di atas menggambarkan pola distribusi
yang seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukkan pada grafik normal p-p
plot, dimana terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mendekati garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa
model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. Ini dapat dilihat dari Lampiran
5 dalam penelitian ini.
2.

Analisis Statistik
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data
mempunyai distribusi normal. Jika nilai probabilitas asymp. sig (2-tailed) pada uji
Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data
berdistribusi normal, seb

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 1 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 0 21

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

1 7 4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating

0 0 25

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 14

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

0 0 14

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 1 51