Konflik Dalam Relokasi Pasar (Studi Kasus Di Pasar Sutomo,Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan) Chapter III VI

BAB III
PROSES RELOKASI PASAR SUTOMO MEDAN

3.1. Pasar Sutomo Sebelum Kebijakan Relokasi
Pasar Sutomo adalah adalah salah satu pasar tradisional yang berada ditengah
kota Medan, aktifitas pasar berlangsung mulai dari pagi sampai siang. Keadaaan
pasar Sutomo yang sifatntya masih tradisional cenderung menciptakan suasana yang
tidak baik.Para pedagang menaruh lapaknya sesuka hati sampai kebahu-bahu
jalan.Akibatnya kemacetan kerap terjadi disaat aktifitas pasar berlangsung, Suasana
semakin parah ditambah dengan perilaku-perilaku pedagang yang membuang sisasisa dagangannya sembarangan, sehingga lingkungan dari pasar tersebut terlihat
kotor.
Keberlangsungan aktifitas pasar Sutomo sepertinya tidak dikontrol baik oleh
pemerintah.Keberadaan dan aktifitas pasar itu sudah berlangsung sangat lama. Lokasi
pasar yang berada di pusat kota mengakibatkan masyarakat mudah menjangkaunya.
Selain itu barang-barang yang diperjual-belikan adalah barang-barang pokok,
sehingga aktifitas ekonomi di pasar ini berjalan lancar.Para pedagang kebanyakan
hanya memikirkan keuntungan hasil penjualan tanpa memperhatikan pengaruh
aktifitasnya terhadap lingkungan.
Pasar ini akan banjir dan sangat becek saat terjadi hujan, air dapat bertahan
sampai beberapa hari menggenang ditengah jalan, itu disebabkan tidak berfungsinya
irigasi atau parit yang ada disepanjang jalan, karena tidak adalagi lubang sebagai


Universitas Sumatera Utara

jalan masuknya air keparit disebabkan terhambat oleh lapak-lapak para pedagang.
Sehingga dengan keadaan jalan veteran, jalan Bintang dan jalan Bulan sangat
memprihatinkan, semua jalan dipenuhi oleh lubang-lubang besar yang memperlambat
laju kendaraan, ini jugalah yang menjadi biang kemacetan disekitar pasar Sutomo ini.

3.2. Kebijakan Pemerintah untuk Merelokasi Pasar Sutomo
Pemerintah sudah lama mengeluarkan kebijakan untuk merelokasi pasar
Sutomo ke daerah Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan.Namun sampai sekarang
perealisasiannya tidak jelas, karena sampai saat ini aktifitas di pasar Sutomo masih
saja berlangsung.Padahal tempat relokasi pasar ini sudah selesaikan dibangun oleh
pemerintah.Kebijakan ini di keluarkan Pemerintah karena pasar ini dianggap tidak
layak lagi untuk melakukan aktifitas jual-beli, karena pasar Sutomo ini menggunakan
bahu jalan sebagai tempat atau lapaknya sebagai tempatnya berjualan. Dengan posisi
tempat atau lapak pedagang yang seperti itu akan menimbulkan kemacetan
disejumlah jalan dan tumpukan sampah disekitaran pasar sehingga menganggu
pengguna jalan yang lain.
Kebijakan ini pada dasarnya sudah sangat baik jika dapat dilaksanakan

dengan tepat, karena pemerintah menggunakan kekuasaannya dengan baik,
Pemerintah melakukan relokasi karena pemerintah merasa kasihan kepada pedagang,
mereka melihat pedagang kepanasan disaat terik matahari dan kedinginan disaat
hujan, jadi pemerintah mengeluarkan kebijakan itu agar para pedagang itu lebih
nyaman saat berdagang.

Universitas Sumatera Utara

Kebijakan pemerintah ini juga bertujuan agar kembali menghidupkan rukoruko yang ada diseputaran pasar Sutomo ini.Semenjak pasar ramai oleh pedagang,
ruko-ruko yang ada disini tidak berjalan aktifitasnya dikarenakan toko-toko nya
tertutup oleh lapak dari pedagang yang tepat berada didepan toko tersebut sehingga
menutup jalan masuk kedalam toko.Inilah yang mengakibatkan banyak ruko atau
toko disepanjang jalan ini mati dan tutup.
Kebijakan ini juga dianggap tepat sasaran karena pemerintah ingin para
pedagang terdaftar sebagai pedagang resmi yang nantinya akan dipindahkan kepasar
Induk. Pasar ini berbentuk gedung dan terdapat kios-kios sebagai tempat berjualan,
jadi pasar ini tidak akan kena panas dan hujan. Ini diharapkan pemerintah sebagai
suatu pasar tradisonal yang bersih dan ramah terhadap pelanggan. Jadi jika tempatnya
seperti itu nanti diharapkan akan ramai pembeli yang datang dan tidak akan
menimbulkan kemacetan, tidak seperti yang ada sekarang di pasar Sutomo yang

sangat macet dijalan Sutomo, veteran, bulan dan bintang. Kebijakan relokasi ini juga
diharapkan agar jalan-jalan ini tidak lagi kotor, karena sering sekali terjadi tumpukan
dari sayur-sayur yang busuk akibat tidak laku dibiarkan dipinggir jalan sehingga
mengganggu mata karena kotor.
Dilihat dari fungsi infrastrukturnya, penulis sebagai mahasiswa dan calon
antropolog juga, menilai bahwa kebijakan ini sangat tepat meskipun banyak
penolakan dari pihak pedagang. Relokasi ini diharapkan menjadi faktor yang
mengembalikan infrastruktur jalan kembali kepada fungsinya masing-masing,
kemudian kebijakan ini diharapkan dapat mengurai kemacetan dan kesembrautan

Universitas Sumatera Utara

ditengah kota dan juga menata kembali kota kedalam fungsi masing-masing. Dan
memang sudah seharusnya Medan sebagai kota besar memiliki Pasar Induk seperti
kota-kota besar lainnya.

3.3. Tanggapan Pedagang Terhadap Kebijakan relokasi
Suatu

kebijakan


tentu

tidak

selamanya

berhasil

direalisasikan

dilapangan.Keberhasilan suatu kebijakan harus didukung oleh semua komponen yang
terkait.Kebijakan pada dasarnya dibuat agar memperbaiki keadaan yang ada untuk
memperoleh keadaan yang lebih baik. Namun terkadang arah suatu kebijakan yang
dibuat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kebanyakan kebijakan hanya berupa
iming-iming dan janji-janji saja.
Kebijakan relokasi pasar Sutomo menuai pro dan kontra baik antara pedagang
dengan pedagang maupun antara pedagang dengan pemerintah. Kebijakan relokasi
pasar Sutomo sampai saat ini tidak terealisasi dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.Kesepakatan diantara pedagang sulit diperoleh karena adanya perbedaan

modal yang dimiliki.Para pedagang yang mengikuti kebijakan dengan pindah lokasi
lapak pada dasarnya yang memiliki modal lebih.Pedagang-pedagang yang tinggal dan
tetap berlapak dipasar Sutomo adalah mereka yang memiliki modal yang
minim.Karena berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai wawancara
dengan pedagang bahwasanya harga untuk sewa lapak yang disediakan Pemerintah di
kawasan pasar Induk terlalu mahal.Akibatnya sebagian besar pedagang tidak sanggup
untuk membayarnya sehingga mereka memilih tetap berjualan di lokasi pasr Sutomo.

Universitas Sumatera Utara

3.3.1. Tanggapan Pedagang yang Memilih Bertahan
Kebijakan ini ditanggapi berbeda oleh setiap pedagang, dan kebanyakan
pedagang yang memilih bertahan. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan seorang
pedagang yang memilih tetap berjualan di lokasi pasar Sutomo yaitu Ibu Aginta
Sembiring

umur 42 tahun yang saya temui ketika beliau hendak membereskan

barang-barang jualannya.
Iya memang aku tau pasar ini telah lama diancangancangakan di pindahkan ke pasar Lau Cih, memang kalau

diliat cocoknya dipindahkan.
Cocoklah, pasar ini udah gak layak lagi ada ditengah kota,
apalagi memang kami dipinggir jalan kayak gini.
Yah gimanalah dek, udah lama aku jualan disini, pelanggan
udah banyak dan taunya disini aku jualan, kalau pindah nanti
belum tentu orang itu tau tempatku yang baru, lagian
pelangganku orang- orang disekitar sini juga, gak mungkin
orang itu dating nyari-nyari tempat saya yang baru ditempat
baru nanti.
Dari wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa pedagang yang
memilih tetap berjualan di pasar Sutomo takut kehilangan pelanggan apabila pindah
dari lokasi pasar Sutomo tersebut.Sebenarnya mereka menyadari bahwa keberadaan
pasar Sutomo tersebut tidak layak, namun mereka memikirkan keuntungan dan
keberadaan mereka yang sudah lama berjualan di daerah tersebut.Seolah-olah
keberadaan mereka yang sudah lama menjadi alasan untuk bertahan dan
menghiraukan pemerintah dalam merelokasi pasar Sutomo itu.

Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Tanggapan Pedagang yang memilih Pindah ke Pasar Induk

Meskipun banayak pedagang yang menolak pindah, tetapi ada juga pedagang
yang menuruti kebijakan dan aturan yang dibuat oleh Pemerintah. Seperti Ibu
Sihotang 40 tahun yang memilih pindah ke Pasar Induk:
Karena kami sudah diberikan himbauan dari pemerintah untuk
tidak lagi berjualan disana, jadi kami ikut peraturan ajalah,
kami gamau melawan peraturan.
Yahh kalau lapak memang yang dijanjikan pemerintahah
kayaknya kurang puas karena kios-kios disini cenderung
sempit dan kecil jadi kurang leluasa menyusun barang, tapi
ada juga enaknya disini karena kalau disini gak kena panas,
hujan teruspun kan gedung nya ini agak tinggi jadi gak banjir
waktu hujan.
Tapi kalau soal pendapatan dek kayaknya gak nentu yaah
waktu ada yaa ada tapi seringan sepi dek, enakan kayaknya
jualan diwaktu pasar Sutomo itulah.
Rugilah aku dek kalau kutinggalkan kiosku ini udah kubayar
mahal, lagian belum tentu tempat ku itu dulu masih ada,
mungkin pun kalau pindah kesana lagi aku disana.
Dari wawancara kepada pedagang yang berada di pasar Induk, dapat
disimpulkan bahwa para pedagang yang berada di pasar Induk kurang puas dengan

kios-kios yang disediakan padahal tarif yang dibuat oleh pemerintah sangat
mahal.Jadi para pedagang menganggap kurang seimbang antara harga kios dan
fasilitas yang didapatkan di pasar Induk tersebut. Sebenarya para pedagang yang
pindah ingin kembali lagi ke pasar Sutomo akan tetapi mereka enggan meninggalkan
pasar Induk karena telah mengeluarkan dana yang lumayan besar untuk menyewa
kios yang ada disana.

Universitas Sumatera Utara

3.4. Tanggapan Pemerintah Terhadap Pedagang yang Menolak Relokasi
Relokasi pasar sutomo ternyata belum berhasil seutuhnya, sebagian pedagang
memang telah menyanggupi kebijakan tersebut, namun sebagian lagi memilih
bertahan. Pemerintah awalnya tidak begitu serius untuk menindaklanjuti para
pedagang yang tidak pindah dan memilih tetap berjualan di pasar Sutomo tersebut.
Alasan para pedagang yang memilih tetap dengan keluhan pelanggan yang nanti
berkurang di tempat yang baru, lokasinya yang terlalu jauh dan modal yang kurang
untuk membeli kios-kios yang disediakan pemerintah sepertinya menjadi bahan
pertimbangan juga bagi pihak pemerintah.
Dengan alasan pedagang yang seperti itu pemerintah awalnya membiarkan
pedagang yang memilih bertahan, tetapi seiring desakan oleh Pemko Medan akhirnya

tetap bertindak untuk mensterilkan lokasi pasar Sutomo ini.Berikut ini adalah sebuah
artikel yang dimuat di media cetak/surat kabar yang berisikan tanggapan atau reaksi
pemerintah terhadap para pedangang yang memilih tetap bertahan di lokasi pasar
Sutomo itu.
Medan (SIB)-Maret 2017, pedagang di Jalan Bulan sekitarnya
akan dibersihkan dan dipindahkan ke Pasar Induk Lau Cih,
Medan Tuntungan. Ini merupakan program Pemko Medan
untuk mengurangi kemacetan di inti Kota Medan.
"Hingga saat ini hampir seluruhnya izin kios pedagang sudah
habis dan tidak diperpanjang lagi karena harus dikosongkan,
dan Maret akan dibersihkan dengan tim terpadu," ujar Dirut PD
Pasar Kota Medan Drs Rusdi Sinuraya kepada wartawan,
Jumat (17/2). Untuk pengosongan tempat, PD Pasar juga telah

Universitas Sumatera Utara

melakukan sosialisasi dengan menyurati

pedagang agar


membongkar kiosnya dan pindah ke pasar induk, sebab hingga
Maret

belum

dikosongkan

maka

akan

dilakukan

pembongkaran, sedangkan yang belum habis izinnya masih
diberi waktu. Permasalahan selama ini tambah Sinuraya, bila
ada penertiban di Jalan Sutomo, Jalan Seram, Jalan Veteran,
para pedagang bersembunyi ke Jalan Bulan yang merupakan
pedagang legal. "Sementara bila kita tertibkan di tempat yang
legal itu kan sulit, pasti ada persoalan karena pedagang itu
berlindung di PD Pasar Medan," katanya.

Memang diakuinya, bila ada pengosongan lapak pedagang
pasti ada persoalan baru, tetapi PD Pasar membuat solusi
dengan membuat tempat yang lebih baik."Kita membuat solusi,
sebab ini merupakan program Medan Metropolitan kita harus
tegas dan kuat sehingga program ini dapat berjalan dengan
baik," katanya.Sinuraya berharap kepada pedagang di Jalan
Sutomo agar mematuhi program Kota Medan. "Penggusuran
bukan mematikan aktivitas pedagang, tetapi untuk menumbuh
kembangkan pedagang dan menata lebih baik, sehingga dapat
lebih berkembang.Di Jalan Bulan tidak layak lagi. Tetapi di
tempat yang disediakan itu hanya perlu proses, tetapi
memberikan harapan yang pasti. Itu yang kita harapkan
kepastian berdagang untuk kehidupan keluarganya," ujarnya.
Karena itu kepada pedagang Jalan Bulan cepat mengambil
tempat di Pasar Induk karena sudah disediakan tempat yang
lebih layak karena di inti kota tidak layak lagi bahkan harus
dikosongkan karena merupakan salah satu jalan kota untuk
mengurangi kemacetan.

Universitas Sumatera Utara

"Di pasar induk kita maksimalkan seluruh pendukung seperti
akses jalan, yang akan ditembuskan ke Simpang Selayang,
Simalingkar dan saat ini proses pembangunannya sudah 50
persen, terminal juga akan difungsikan, pos pengamanan polisi,
pos ATM dan lainnya. Pasar Iduk merupakan ikon sehingga
semua fasilitas pendukung harus ada. Jadi nanti tidak ada lagi
alasan pedagang yang mengatakan pembeli sepi karena akses
jalan tidak ada semua pendukung akan disediakan, karena
pembeli nantinya bukan hanya di dalam kota tetapi juga dari
Aceh, Pekanbaru," jelasnya.(A14/ r)
Berdasarkan uraian yang dimuat dalam artikel tersebut, ternyata pemerintah
juga memiliki alasan yang cukup jelas untuk bertindak lebih tegas terhadap para
pedagang yang bertahan berjualan di lokasi pasar Sutomo. Izin kios yang dimiliki
para pedagang yang masih bertahan belum habis masa berlakunya, namun pada bulan
Maret sudah dipastikan bahwa semua aktifitas pasar Sutomo diberhentikan.
Adanyanya program pemerintah untuk menjadikan Medan sebagai kota Metropolitan
menjadi alasan yang paling mendasar bagi pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan
Relokasi pasar tersebut.
Kondisi

wilayah

pasar

Sutomo

memang

sangat

memprihatinkan

sekali.Kemacetan yang terjadi setiap hari membuat suasana yang kurang baik bagi
keadaan dan kenyamanan masyarakat sekitar dan para pengguna jalan.Keberadaan
pedagang yang menggunakan sebagian bahu jalan untuk menjajakan barang-barang
dagangannya juga menyebabkan kebersihan wilayah pasar Sutomo cukup
memprihatinkan. Para pedagang seperti inilah yang pada dasarnya menjadikan pasar

Universitas Sumatera Utara

Sutomo tidak lagi layak berada di jalan alternatif kota, apalagi pemerintah
menghendaki medan menjadi sebuah kota Metropolitan.
Keberadaan pedagang yang berada di pasar Sutomo ini sebenarnya tidaklah
pedagang yang resmi atau tidak terdaftar di PD Pasar, itu dijelaskan oleh pihak PD
Pasar yang mengatakan bahwa :
“Sebenarnya pedagang yang menempati jalan-jalan
Sutomo, veteran, bintang dan seram merupakan pedagangpedagang yang tidak terdaftar sebagai pedagang resmi,
mereka merupakan pedagang illegal yang membuka
lapaknya disitu, dan kami juga tidak mengutip uang atau
retribusi kepada mereka, tapi kalau yang dijalan bulan itu
memang pedagang kami dan terdaftar sama kami jadi kami
berhak untuk ngutip retribusi sama kami, tapi ini memang
juga pasti akan kami pindahkan”
Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua
pedagang yang terdaftar di PD Pasar dan cuman hanya yang dijalan Bulan kios atau
lapaknya diakui keberadaannya oleh PD Pasar. Akan tetapi para pedagang yang
disekitaran jalan Sutomo, Bintang, Veteran dan Seram merupakan pedagang ilegal
yang kenyataannya paling ramai dan yang paling menimbulkan masalah seperti
kemacetan. Inilah yang membuat pemerintah kesal dan ingin secepatnya
memindahkan para pedagang resmi dan sekalian melarang pedagang-pedagang yang
liar agar tidak lagi berjualan disekitaran jalan tersebut.
Kebijakan yang ditentukan pemerintah ini merupakan reaksi terhadap
persoalan relokasi yang hasilnya belum didapat ujungnya.Diharapkan ini merupakan
relokasi terakhir yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan ini, karena
sudah terlalu lama pemerintah membiarkan pasar ini terus beraktifitas meskipun pada

Universitas Sumatera Utara

relokasi

tahap

pertama

sudah

dilarang

untuk

berjualan.Pemerintah

juga

mengharapkan agar semua elemen yang ada di pasar ini dapat menerimanya dan
sesegera mungkin untuk mengosongkan lokasi dan menuruti kebijakan yang
dilakukan pemerintah untuk pindah ke pasar Induk Lau Cih.

3.5. Tanggapan Masyarakat terhadap Relokasi
Pola pemukiman masyarakat yang ada disekitar pasar ini merupakan tipe
pemukiman yang padat. Pola pemukiman yang seperti ini biasanya merupakan
masyarakat yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Seperti yang diutarakan pada
bab sebelumnya, tidak semua pekerjaan masyarakat disini pedagang, tetapi ada juga
pengusaha, pegawai dan lainnya.
Keberadaan pasar ini awalnya diterima oleh masyarakat dan terbukti dari
besarnya jumlah pekerjaan masyarakat di Kelurahan ini yang menjadi pedagang.
Tetapi seiring terus bertambahnya jumlah pedagang masyarakat yang lain yang tidak
bekerja sebagai pedagang mulai resah karena keberadaan pasar ini. Mereka mulai
tidak nyaman dengan banyak nya sampah yang tertinggal dipinggir-pinggir jalan, lain
lagi dengan bau yang ditimbulkan dari sisa-sisa jualan yang tidak laku dan dibiarkan
membusuk.
Masyarakat sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah ini terbukti dari hasil
wawancara dengan masyarakat, mereka mengatakan;
“Yang dilakukan pemerintah itu sudah tepat rasaku, karna kan
ini kota medan termasuk kota besar, masak masih ada pajak
dipinggir jalan, gak didalam gedung

Universitas Sumatera Utara

Lagian pemerintah itu udah buat tempatkan untuk ditempati
yauda ditempatilah
Kalau masih disininya orang itu jualan suahlah, banyak kali
masalahnya udah jalan macet dibuat orang itu tambah lagi
kalau udah hujan yaudalah pasti banjirlah jalan ini semua dan
udalah becek nanti semua jalan ini, karna kan tertutup tempat
pembuangan air keparit tertutup sama lapak-lapak orang itu”.
Dari kutipan wawancara ini ada juga masyarakat yang terganggu oleh
keberadaan pasar ini dan mengapresiasi tindakan pemerintah, mereka sudah tidak
nyaman dengan adanya pasar ini, karena pasar ini membuat permasalahan
permasalahan seperti kemacetan, banjir dan jalan akses keluar masuk rumah mereka
jadi lebih susah karena tertutup lapak para pedagang yang ada dipinggir jalan.
Ada tanggapan yang setuju dan ada juga yang tidak setuju, sebagian
masyarakat ada juga yang menolak atau tidak setuju dengan kebijakan relokasi ini,
mereka menganggap kebijakan ini terlalu terburu-buru dan tidaklah solusi yang tepat
untuk para pedagang, dan masyarakat yang menolak merupakan pedagang juga di
pasar ini, berikut kutipan masyarakat yang tidak setuju.
“Menurutku dek, terburu-buru kayaknya dibuat pemerintah itu,
gak ada orang itu nanyak apa kemauan kami, maunya orang
itu sosialisasi jugalah tentang itu sama kami, jadi kamikan
juga bisa ngasi masukan gimana kemauan kami kalaupun
memang dipindah, ini enggak orang itu langsung bilang gak
bisa jualan lagi dan kalaupun mau jualan katanya kami
dipindah ke pasar Induk, jauh kali itu macam dihutan-hutan,
manalah mau datang pembeli kesana, udah itu mahal sewa
lapak disana dek”.

Universitas Sumatera Utara

3.6. Tanggapan Konsumen Terhadap Relokasi
Berbagai macam tanggapan dari elemen-elemen masyarakat turut serta
mempengaruhi kebijakan dari relokasi pasar Sutomo, dan yang juga tidak ketinggalan
adalah

pengaruh

dari

konsumen

atau

pembeli.Karena

kita

tahu

dalam

keberlangsungan transaksi di pasar sangat dipengaruhi pembeli. Pembeli akan datang
atau ramai jika suatu pasar itu mudah dijangkau oleh mereka dan mudah
mendapatkan apa yang mereka perlu.
Banyak para pembeli mengeluh akan kebijakan relokasi pasar Sutomo,
mereka mengeluh akan jauhnya tempat yang baru nantinya, Seperti yang diutarakan
informan penulis ditempat mengatakan:
“Pasar Sutomo inikan udah lama ada dek, akupun udah lama
belanja barang untuk kudagangkan lagi dirumah, terus jauh kali
kalau mau kepajak Lau Cih sana aku kalau mau belanja belum
lagi disana daerah yang banyak begal sama perampokan,
makanya mending disini ajalah aku tetap belanja karna kuliatliat pun masih banyak nya yang jualan”
Dari penuturan informan ini dapat disimpulkan bahwa para pembeli lebih
suka berbelanja di pasar Sutomo karena lebih mudah dijangkau dari tempat-tempat
mereka tinggal dan infrastuktur seperti angkutan menuju pasar ini mudah
didapatkan.Karena seperti yang ulas sebelum-sebelumnya, Faktor sarana dan
infrastruktur merukan elemen penting dalam berlangsungnya aktifitas ekonomi di
pasar.
Faktor efisiensi waktu juga menjadi perttimbangan pembeli untuk berbelanja
kepasar Sutomo, selain mudah dijangkau para pembeli ternyata sudah mempunyai

Universitas Sumatera Utara

pedagang langganan yang setiap hari mereka beli dagangannya, mereka sepertinya
tidak perlu lagi tawar-menawar harga karena sudah memiliki harga yang telah mereka
sepakati, seperti kutipan wawancara ini:
“Kamipun dek udah senang belanja disini, udah ada langganan
kami masing-masing, jadi gaperlu lagi kami susah-susah nawar,
teruspun kalau kayak aku belum tentu dapat langganan lagi
kayak langganan ku disini kalau nanti belanja ditempat lain,
disini bisa aku cepat belanja karna selain dekat dari rumah,
pedagangnya itu udah tahu apa-apa aja yang kubelik, jadi
tinggal bilang aja kayak biasa kelangganann ku itu.
Meskipun agak lebih mahal baraang-barang disini semenjak
digusur keamrin yah gapapalah dari pada ke Lau Cih jauh habis
minyak kereta ku kesana”
Berdasarkan wawancara ini dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun harga
dipasar ini lebih mahal dari Lau cih, pembeli tetap belanja di pasar Sutomo, karena di
pembeli rata-rata sudah memiliki langganan masing-masing dan meskipun juga harga
yang dipassang pedagang sedikit lebih mahal. Jadi pembeli enggan untuk pindah
kepasar lain, terlebih kepasar induk yang ada di simpang Lau Cih yang jauh dan
banyak rintangan yang dilewati.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KONFLIK RELOKASI PASAR SUTOMO

4.1. Kebijakan Relokasi Sebagai Pemicu Konflik
Kebijakan relokasi pasar Sutomo yang dikeluarkan oleh pemerintah
merupakan sebagian wujud agar terciptanya Kota Medan yang bersih, sehat dan
tertata. Dengan itu pemerintah mulai melakukan kebijakan-kebijakan seperti penataan
ruang kota yang sudah tidak layak lagi berada ditengah kota seperti pasar Sutomo.
Sehingga pemerintah pun melakukan relokasi pasar tersebut ke Pasar Induk di
simpang Lau Cih.
Kebijakan relokasi pasar Sutomo pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan
suasana kota dan suaana pasar yang lebih baik dan tertata seperti yang dicanangkan
uuntuk menjadikan kota Medan menjadi salah satu kota Metropolitan. Namun
kebijakan tersebut kurang dipahami oleh kalangan para pedagang.Pemahaman
pedagang yang tidak memaknai kebijakan relokasi tersebut menimbulkan tindakantindakan yang bersifat menolak.
Keberadaan dan aktifitas pasar Sutomo memang sudah sangat lama sehingga
para pedagang merasa berat untuk memenuhi kebijakan relokasi.Kebijakan
pemerintah dalam perelokasian pasar tersebut juga tidak bersahabat bagi para
pedagang.Karena mereka tidak merasa nyaman dengan keadaan pasar induk Lau Cih
sebagai tempat atau sarana pasar yang disediakan pemerintah.Kios-kios yang
disediakan pemerintah di daerah pasar induk lebih banyak digunakan oleh masyarakat

Universitas Sumatera Utara

sekitar.Dengan itu para pedagang yang disarankan untuk pindah dari pasra Sutomo
mengalami kesulitan untuk mendapatkan kios di pasar induk.
Para pedagang yang hendak pindah dari pasar Sutomo juga mengalami
kesulitan dan terkendala oleh besarnya harga kios yang diberikan pemerintah kepada
mereka.Karena pada umumnya para pedagang tersebut merupakan kalangan
pedagang kecil yang kebanyakan mejual barang-barang sembako seperti sayursayuran dan ikan.Mereka merasa tidak sanggup untuk memperoleh kios di pasar
induk.
Suasana pasar sutomo yang senantiasa ramai dikunjungi oleh pembeli dan
mengakibatkan hasil penjualan para pedagang cukup maksimal.Hal ini juga menjadi
sebuah alasan para pedagang untuk menghiraukan kebijakan relokasi pemerintah.
Mereka khawatir hasil penjualan mereka apabila pindah ke pasar induk akan menurun
dan tidak seperti biasanya.

4.2.Aksi yang dilakukan Pedagang terhadap Kebijakan Relokasi
Tujuan relokasi yang dikeluarkan oleh pemerintah kurang dipahami oleh para
pedagang.Berbagai aksi dilakukan para pedagang untuk menunjukkan penolakan
kebijakan tersebut. Mereka melakukan aksi demonstrasi diberbagai kantor
pemerintahan seperti kantor Walikota, Gubernur, dan kantor PD Pasar
4.2.1. Melakukan Aksi Demonstrasi di Kantor Walikota
Dengan kebijakan Pemerintah yang dianggap tidak memihak pedagang,
maka pedagang bersatu untuk terus menuntut keadilan dan hak mereka untuk

Universitas Sumatera Utara

berdagang di pasar Sutomo dikembalikan. Sehingga pedagang melakukan aksi
demonstrasi dikantor-kantor Pemerintahan.
Tolak Relokasi, Pedagang Sutomo Demo Kantor Wali Kota
Medan
Jumat, 10 Juli 2015 10:59

TRIBUN MEDAN / ABUL MUAMAR
Para pedagang dari Pasar Sutomo berdemonstrasi di depan
Kantor Wali Kota Medan, Jumat (10/7/2015). Aksi ini
merupakan respons mereka terhadap rencana Pemko
Medan mensterilkan mereka dari Sutomo dan sekitarnya.
Laporan Wartawan Tribun Medan / Abul Muamar
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ratusan pedagang
dari Pasar Sutomo dan sekitarnya berdemonstrasi ke Kantor
Wali Kota Medan, Jumat (10/7/2015). Mereka menolak
relokasi yang hendak dilakukan Pemko Medan terhadap
mereka, agar mereka pindah ke Pasar Induk Lau Cih,
Medan Tuntungan.
Pantauan Tribun, para pedagang datang dengan sejumlah
kendaraan pick-up, dan parkir di sepanjang Jalan Maulana
Lubis. Dengan alat pengeras, mereka berteriak memakimaki Wali Kota Medan dan Satpol PP.

Universitas Sumatera Utara

"Bapak Wali Kota Medan, Anda benar-benar tidak
bijaksana. Anda dulu berjanji tidak akan mengutak-atik
Pusat Pasar (Sutomo). Sekarang Anda malah ingin
membunuh kami.Kami sudah puluhan tahun mencari
makan di sana," teriak orator dengan pengeras suara.
"Satpol PP, kalian tidak bermoral dan tidak manusiawi.
Kalian hantam pedagang dengan penuh kekerasan.Percuma
saja kalian disekolahkan!"
Dalam pernyataan sikap yang diakomodir oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), para pedagang menuntut agar
Pemko Medan menghentikan intimidasi dan kekerasan
yang selalu dilakukan Satpol PP setiap kali melakukan
penertiban.
Mereka juga meminta aparat hukum menangkap dan
mengadili Wali Kota Medan, Dirut PD Pasar Medan, dan
Kepala Satpol PP Medan.
Aksi para pedagang dari Sutomo ini merupakan balasan
dari aksi demonstrasi yang dilakukan pedagang dari Pasar
Induk Lau Cih beberapa waktu lalu, yang ingin agar
mereka turut direlokasi ke Pasar Lau Cih.Dimana, dari hasil
demonstrasi

tersebut,

Pemko

Medan

berencana

mensterilkan mereka dari kawasan Sutomo dan sekitarnya.
(amr/tribun-medan.com)
Penulis: Abul Muamar
Dengan kebijakan relokasi yang dilaksanan oleh Pemerintah, dengan ini
pedagang dengan jelas menolak, segala cara dilakukan agar mereka tidak direlokasi,
contohnya dengan melakukan aksi demonstrasi di kantor-kantor Pemerintahan.

Universitas Sumatera Utara

Seperti yang dimuat oleh surat kabar diatas yang memuat bahwa pedagang
melakukan demonstrsi di kantor Walikota dan DPRD. Pedagang berharap dengan
mereka melakukan aksi dan menyuarakan aspirasi mereka, Pemerintah dapat
membela dan menanggapi nasib semua pedagang pasar Sutomo.
4.2.2. Aksi Demonstrasi di Kantor DPRD Kota Medan
Beberapa hari setelah aksi yang dilakukan di Kantor Walikota tidak begitu
didengar oleh Walikota Medan, Pedagang juga menuntut haknya dengan cara
melakukan aksi juga di Kantor DPRD Kota Medan, mereka masih menuntut dan
mengadukan nasib masing-masing pedagang jika tidak berjualan lagi. Seperti yang
dimuat di surat kabar berikut ini.
Tolak Penggusuran, Pedagang Pasar Sutomo Datangi
DPRD Kota Medan
Budi Warsito, Senin, 28 Mar 2016 16:17 WIB

Universitas Sumatera Utara

Ratusan pedagang Pasar Sutomo Medan mendatangi
Kantor DPRD Kota Medan, Sumatera Utara, Senin 28
Maret 2016 (Foto: MTVN/Budi Warsito)
Metrotvnews.com, Medan: Ratusan pedagang Pasar
Sutomo Medan, Sumatera Utara, berunjuk rasa di depan
Kantor DPRD Kota Medan, Senin 28 Maret. Mereka
memprotes aksi penggusuran yang dilakukan Pemerintah
Kota Medan lantaran dinilai tak manusiawi. "Mereka
memperlakukan kami seperti itu.Kami ini bukan maling,
kami hanya mengais rezeki. Kami ini orang kecil," kata
perwakilan pedagang, Zulkifli Lubis, di depan Kantor
DPRD Kota Medan,

Jalan Maulana

Lubis,

Senin

(28/3/2016).
Para pedagang menilai penggusuran dengan alasan relokasi
itu bukan solusi tepat.Pedagang Pasar Sutomo menilai
relokasi ke Pasar Lau Chi tidak cocok dan kurang
menguntungkan.
"Kami bukan tidak taat

hukum, tapi kalau kami

dipindahkan ke sana, pedagang eceran ini tidak akan
bertahan

dan

kalah

bersaing,"

kata

dia.

Pedagang pun menawarkan solusi. Mereka siap untuk
menempati lokasi yang lebih tertata dan strategis asal tidak
di Pasar Lau Chi."Kami yang bertahan ini berharap ada
solusi lain.Kami siap ditata untuk tidak lagi berjualan di
Jalan Sutomo. Kami hanya akan di gang-gangnya saja. Asal
jangan di Lau Chi," imbuh dia.Sementara itu, Ketua Komisi
C DPRD Medan Godfried Lubis mengatakan, perlu
pendataan komprehensif terhadap para pedagang Pasar
Sutomo.Sebab, tidak ada jumlah dan klasifiikasi yang jelas

Universitas Sumatera Utara

terhadap para pedagang. Kondisi itu membuat proses
pembahasan solusi untuk para pedagang menjadisulit

.‎

“Selain itu kami melihat ada pihak-pihak yang menjadi
penumpang gelap dalam kasus ini. Ada yang mencari
keuntungan dan sengaja memprovokasi pedagang agar
mereka terus berada disana,” kata Godfried.‎"Sebenarnya
bukan tanpa solusi, Pemkot Medan sudah menawarkan agar
para pedagang dipindahkan ke empat pasar yang ada di
Medan.Tapi para pedagang ini mau dipisahkan.Pemerintah
Kota lalu mengambil kebijakan memindahkan mereka ke
Pasar Lau Chi, tapi bagi kalian ini bukan solusi juga,”
imbuh dia.Hal senada juga disampaikan Kepala Polresta
Medan Komisaris Besar Polisi Mardiaz Kusin Dwihananto.
Ia juga meminta agar para pedagang mengutus secara jelas
perwakilan mereka untuk berdialog dengan Pemerintah
Kota dan DPRD Kota Medan.“Saya sudah tegaskan kepada
Wali Kota Medan, kalau kami dari kepolisian tidak lagi
akan mem-backup Satpol PP dalam penertiban itu. Kalau
Pemkot Medan tidak segera memberikan solusi, kami ini
bukan polisi pasar. Terganggu prioritas kerja kami karena
persoalan ini,” kata Komisaris Besar Polisi Mardiaz Kusin
Dwihananto.Penggusuran terhadap pedagang buah dan
sayur Pasar Sutomo muncul setelah desakan pedagang eks
Pasar Sutomo yang pindah ke Pasar Induk Lau Chi. Mereka
mendesak Pemerintah Kota Medan untuk memindahkan
para pedagang yang masih bertahan dilahan Pasar
Sutomo.Masih adanya pedagang yang berjualan di Pasar
Sutomo membuat omzet pedagang yang pindah ke Pasar
Lau Chi menurun. Hal itu dikarenakan masyarakat lebih

Universitas Sumatera Utara

memilih berbelanja ke Pasar Sutomo

.‎

Dalam aksinya, para pedagang Pasar Sutomo sempat
memblokir Jalan di depan Kantor DPRD dan Kantor Wali
Kota Medan. Pemblokiran tersebut pun menimbulkan
kemacetan

panjang.Petugas

Dinas

Perhubungan

dan

Kepolisian pun harus melakukan rekayasa lalu lintas.
(TTD)
4.2.3. Pedagang Blokade Jalan
Setelah berbagai aksi demonstrasi di Kantor Pemerintahan dan kurang ditanggapinya
aspirasi pedagang, Pedagang melakukan blockade jalan Sutomo. Blokade ini
bertujuan agar hak Pedagang didengarkan, Pedagang membakar ban sambil terus
berteriak. Blokade ini terus dijaga oleh pihak Kepolisian dan apart lainnya. Seperti
yang diterbitkan oleh sutar kabar dibawah.
Protes relokasi, pedagang blokade Jalan Sutomo Medan
Senin, 6 April 2015 11:58
Reporter :Yan Muhardiansyah

Pedagang

blokade

Jalan

Sutomo

Medan.

©2015

merdeka.com/yan muhardiansyah
Merdeka.com - Ratusan pedagang di seputaran Jalan
Sutomo Medan terus menentang relokasi yang dilakukan
Pemkot

Medan.

Sebagai

bentuk

protes,

mereka

Universitas Sumatera Utara

memblokade persimpangan Jalan Sutomo-HM Yamin serta
Jalan Sutomo-Perintis Kemerdekaan, Senin (6/4).
Blokade itu dilakukan dengan cara membakar ban bekas
dan kayu-kayu dari bekas lapak-lapak pedagang. Mereka
juga melempari petugas Satpol PP yang melakukan
penertiban.
Sejumlah pemuda melarang kendaraan melintas di kawasan
itu.Beberapa di antaranya membawa balok kayu.Akibat
aksi ini, kemacetan tidak terhindarkan di Jalan Prof HM
Yamin, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Sutomo
sekitarnya.
Para pedagang menyatakan keberatan direlokasi ke Pasar
Induk khusus sayur dan buah di Jalan Bunga Turi,
Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan. Alasannya, lokasi
baru itu terlalu jauh dari keramaian, karena berada di
pinggir kota
"Seluruh pedagang di sini menolak. Kami semua menolak,
karena tidak bisa cari makan di sana. Kami menolak
direlokasi,"

ucap

Surliana,

seorang

pedagang.Usai

memblokade jalan, para pedagang konvoi. Menumpang
sepeda motor dan becak bermotor mereka dikabarkan
menuju gedung PTUN Medan di Medan Sunggal.
Aksi protes dilakukan pedagang sejak Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Medan menertibkan
lapak-lapak pedagang di sekitar Jalan Sutomo, Jalan
Bedagai dan Jalan Sei Kera mulai Sabtu (28/3) malam.
Kawasan di sekitar Jalan Sutomo Medan dan Jalan Bedagai
merupakan pusat perdagangan sayur di Kota Medan sejak
puluhan tahun lalu.Para pedagang biasanya beraktivitas

Universitas Sumatera Utara

pada dinihari hingga pagi.Mereka melayani pedagang
sayur, kelontong dan pemilik warung makan di Kota
Medan.[hhw]
4.2.4. Bentrok dengan Aparat Pemerintah
Dengan adanya penjagaan yang dilakukan oleh pihak-pihak aparat
Pemerintah, lokasi pasar yang biasanya ramai oleh pedagang menjadi sepi. Para
pedgang bergeser ketempat yang tidak dijaga oleh aparat, mereka membuat
dagangannya diatas kendaraan mereka baik itu mobil pick up ataupun becak
bermotor. Dengan keadaan yang seperti itu aparat juga terus bergeser untuk
mengangkut barang dagangan pedagang yang terus melawan dengan cara berdagang
ditempat lain. Dengan kejadian pedagang bentrok dengan aparat Satpol PP yang
mengambil dagangannya. Banyak jorban luka-luka yang berjatuhan baik dari pihak
pedagang dan pihak Satpol PP. Berikut ini artikel yang memuat aksi yang terjadi.

Bentrok Berdarah di Pasar Jalan Sutomo Petugas Satpol
PP dan Pedagang Jadi Korban
March 31, 2016

MEDAN|SUMUT24
Penertiban pedagang Pasar Sutomo yang dilakukan petugas

Universitas Sumatera Utara

gabungan dari TNI, Polri, Satpol-PP dan SKPD Kota
Medan kembali bentrok di Jalan Rakyat, Kecamatan Medan
Perjuangan, Rabu (30/3) sekira pukul 05.00 WIB.
Informasi yang diperoleh di lapangan, menerangkan dalam
bentrokan tersebut terdapat korban dari petugas Satpol-PP
dan pedagang mengalami luka-luka.
“Ada dua orang petugas Satpol-PP yang terluka dan
seorang pedagang juga ikut jadi korban,” terang salah
seorang warga sekitaran Jalan Rakyat.
Diungkapkan warga, bentrokan yang terjadi karena para
pedagang tetap bertahan berjualan di sekitaran Jalan Rakyat
semenjak Pasar Sutomo diduduki petugas gabungan.
“Mereka

(pedagang)

menolak

direlokasi

ke

Pasar

Induk.Makanya pedagang itu melakukan perlawanan
kepada

petugas

dihindari.Korban

dan

bentrok

pun

sudah

dibawa

ke

tidak
RS

dapat

Pirngadi,”

ungkapnya.
Kasatpol PP Kota Medan, M.Sofyan, saat dikonfirmasi
terkait bentrok tersebut belum memberikan keterangan.
Diketahui, waktu penertiban pedagang Pasar Sutomo yang
sebelumnya hanya selama 30 hari. Kini melihat para
pedagang yang masih tetap bersikeras berjualan petugas
gabungan akan menambah waktu penertiban selama dua
bulan ke depan.
Dalam penertiban yang dilakukan Pemerintah Kota Medan
menghabiskan dana sebesar Rp 3,1 miliar.
Anggota komisi C Dewan Perwakilan Rakyat kota Medan,
Hasyim meminta tim penertiban Pasar Sutomo tidak hanya
berkonsetrasi menjaga Jalan Sutomo. Akibatnya pedagang

Universitas Sumatera Utara

kembali membuka lapak di Jalan Perjuangan, Veteran,
Bedage dan lainnya.“Seharusnya dijaga di semua titik biar
seimbang,” katanya,Hasyim mengatakan akibat petugas
yang hanya berkonsentrasi penjagaan di Jalan Sutomo, para
pedagang dengan leluasa membuka lapak di jalan Veteran,
Perjuangan

dan

lainnya.

Padahal

awalnya

petugas

gabungan menjaga di titik tersebut.
Pantauan tribun, pedagang mulai menjamur di lokasi-lokasi
tersebut setelah penjagaan mengendur di sekitar jalan
Sutomo sekitar pukul 09.00 WIB.Para pedagang terlihat
leluasa menggelar dagangannya karena tanpa adanya
penjagaan.
Camat Medan Perjuangan, Dedi Jaminsyahputra Harahap
mengaku wilayahnya, terutama Jalan Perjuangan dan Jalan
Rakyat telah digunakan para pedagang eks Jalan Sutomo
dan sekitarnya untuk lokasi berjualan. Meski tim gabungan
telah berulang kali melakukan penertiban namun para
pedagang masih kucing-kucingan.
Begitu melihat tim gabungan datang, pedagang langsung
menyembunyikan barang dagangannya di rumah penduduk.
“Satu jam saja ada waktu, para pedagang langsung
memanfaatkannya untuk berjualan,” jelas Dedi (BS).
Dari artikel ini memang dapat diambil kesimpulan bahwa para pedagang
memang kecewa atas kebijakan dari pemerintah ini, maka dari itu para pedagang
menyuarakan aspirasi mereka untuk tidak dipindahkan ke Pasar Induk dan diberikan
lagi kesempatan untuk berjualan di pasar Sutomo. Dari artikel ini dapat disimpulkan

Universitas Sumatera Utara

bahwa para pedagang memiliki power untuk melawan kebijakan ini karena mereka
bersatu sesama pedagang untuk menentang.
Para pedagang dapat bersatu karena mereka menganggap diri mereka senasib
jadi tidak ada salahnya mereka bersatu untuk mendapatkan apa yang mereka
inginkan, seperti yang diutarakan informan berikut.
“Waktu udah ada kabar mau digusur kami, kami semua pedagang
ngumpullah ngomong gimana nasib kami, terus sepakat kami kalau
kami memang harus jualan disini, gamau mau kami digusur, yauda
beranilah kami sama-sama ngelawan waktu datang satpol PP itu,
kami hadang orang itu, bakar-bakar ban kami ditengah jalan itu.
Itu wujud kecewa kami sama pemerintah ini yang gak mau dengar
aspirasi kami”

4.3. Penggusuran Lapak Pedagang sebagai Bentuk Penegasan Kebijakan
Relokasi
Alih-alih mengkosongkan jalan-jalan di Pasar Sutomo, para pedagang justru
melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah ini.Dengan ini pemerintah
pada waktu yang lalu jelas-jelas bertindak dengan tegas kepada para pedagang.
Pemerintah bekerjasama kepada para aparat-aparat terkait seperti Pihak Kepolisian,
TNI, dan Satpol PP.
Pemerintah mengerahkan ribuan aparat gabungan untuk menggusur para
pedagang yang memilih tinggal dan berusaha melawan. Dengan ini pihak aparat
melakukan penggusuran lapak para pedagang, sebagian lapak yang terbuat dari kayukayu dan tenda dirubuhkan oleh aparat, dan yang terbuat dari terpal pelastik juga

Universitas Sumatera Utara

diambil dan diangkut oleh pihak Satpol PP. Berikut ini adalah artikel tentang
penggusuran yang dilakukan pemerintah.
Pedagang Pasar Sutomo Medan akan Disapu Bersih
Ratusan Aparat
Juli07/ 201520:50 WIB
Oleh : Newswire

Bisnis.com, MEDAN - Ratusan aparat keamanan akan
melakukan penertiban para pedagang yang masih berjualan
di Pasar Sutomo, Medan.
Sebanyak 700 personel gabungan dari Polresta Medan,
Kodim 0201/BS dan Satuan Pamong Praja Pemkot Medan
akan menertibkan pedagang dengan merelokasinya ke
Pasar Induk Lau Cih di Kawasan Tuntungan pada Jumat
(10/7).
"Kita akan membersihkan kawasan Pasar Central Sutomo
tersebut," kata Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz
Kusin Dwihananto di Medan, Selasa (7/7/2015).
Hal itu dikatakannya menanggapi aksi unjuk rasa ratusan
pedagang Pasar Induk Lau Cih ke Balai Kota Medan,
Selasa (7/7) yang meminta pemerintah agar serius dalam
menyelesaikan relokasi Pasar Sutomo.

Universitas Sumatera Utara

Keputusan penertiban Pasar Sutomo itu didapatkan setelah
Pemkot Medan, Polresta Medan, Kodim 0201/ BS, Kejari
Medan, dan DPRD Medan menggelar rapat bersama terkait
keluhan pedagang Pasar Induk Lauchi.
Seorang pedagang Noverianti Tarigan (34) dalam orasinya
mengatakan, pihaknya meminta ketegasan Pemkot Medan
untuk segera mengosongkan Pasar Sutomo.
Pihaknya menilai pihak Pemkot Medan kurang serius
menyelesaikan persoalan relokasi Pasar Sutomo ke Pasar
Induk yang berada di kawasan Tuntungan tersebut.
"Sudah sejak dulu berjanji akan mengosongkan Pasar
Sutomo, tapi sampai sekarang masih ada yang jualan
disana," katanya.
Menurut dia, dampak belum direlokasinya pasar itu,
pembeli yang ada menjadi terbagi dua, yakni ke Pasar
Sutomo dan Pasar Lauchi.
Usai mendapatkan penjelasan dari Pemkot Medan tentang
penertibab Pasar Sutomo, ratusan pedagang merasa
gembira dan membubarkan diri.
Unjuk rasa ratusan pedagang Pasar Induk tersebut
menyebabkan sejumlah ruas jalan di inti kota mengalami
kemacetan yang cukup parah.
Sumber : Antara
Dari artikel ini dapat disimpulkan kalau Pemerintah benar-benar akan membersihkan
lokasi pasar Sutomo ini dari pedagang, Pemerintah sudah menyiapkan pasukan aparat
untuk menjaga lokasi agar tidak ditempati oleh pedagang.
Suasana Penggusuran Lapak Pedagang di Pasar
Sutomo

Universitas Sumatera Utara

Kamis, 17 Maret 2016 11:01
Laporan Wartawan Tribun Medan / Joseph Ginting
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN –
Sebanyak 990 personil gabungan membersihkan lapaklapak yang ditinggalkan pedagang pasar Sutomo, Kamis
(17/3/2016) subuh.
Razia tersebut dilakukan untuk menghempang pedagang
sutomo kembali berjualan di lokasi itu.
Razia yang dilakukan sekitar pukul 01.OO-02.OO WIB
tersebut

berjalan

lancar

tidak

ada

pedagangyang

berjualan.Satuan Polisi Pamong Praja yang menjadi
eksekutor membuka lapak-lapak dari kayu dan membakar
keranjang yang ditinggal pemiliknya.
Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan Wakil Wali Kota
Medan, Akhyar Nasution menyempatkan diri meninjau
pengamanan kawasan Sutomo. Keduanya hadir untuk
memberikan support kepada petugas.
Kepada Wartawan, Eldin mengatakan akan terus memantau
melakukan kegiatan pengamanan kawasan Sutomo ini
sampai tuntas sehingga tidak ada lagi pedagang yang
berjualan di sini.
"Kita akan kerjakan sampai tuntas," katanya di Jalan
Sutomo.
Setelah kawasan Sutomo nantinya tidak lagi dijadikan
tempat

berdagang,

Eldin

mengaku

pihaknya

akan

melakukan perbaikan infrastruktur agar kawasan Sutomo
tertata rapi kembali.
"Kita akan percantik kawasan ini (Sutomo) biar tidak
kumuh," katanya.

Universitas Sumatera Utara

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan,
Muhammad Sofyan mengaku pihaknya akan melakukan
penjagaan kawasan Sutomo selama 30 hari ke depan.
Penjagaan dilakukan agar pedagang tidak berjualan lagi di
Jalan Sutomo.
"Sementara kita jaga 30 hari ke depan dengan jumlah
personil sebanyak 990 personil," katanya. Dana yang
sementara dimiliki untuk membiayai operasional sebesar
Rp 3.1 miliar.
(wes/tribun-medan.com)
Operasi

Penggusuran

Pedagang

Jalan

Sutomo

Ditingkatkan
Jumat, 1 Mei 2015 | 07:04:47
Pemko Medan meningkatkan operasi pembersihan para
pedagang di jalan Sutomo dan sekitarnya dengan
melakukan pemantapan pengamanan yang lebih tinggi lagi
kepada para personil.
Hal ini terungkap saat rapat pemantapan peningkatan
operasi pembersihan para pedagang di Jalan Sutomo dan
sekitarnya, Kamis (30/4) di balai Kota Medan, dipimpin
Asisten Pemerintahan Drs Musadad, dihadiri Kasatpol PP
M Sofyan S Sos, Wakasat Intel Polresta, Kodimtabes
0201/BS, Dirut PD Pasar Benny Sihotang, dan instansi
terkait lainnya.
Dikatakannya, operasi pembersihan para pedagang dari
Jalan Sutomo dan sekitarnya ditingkatkan agar agar semua
pedagang berjualan di tempat yang sudah disediakan di
Pasar

Induk

Medan

Tuntungan.

Selain

melakukan

Universitas Sumatera Utara

penertiban di lokasi Jalan Sutomo dan sekitarnya akan
dilakukan operasi teritorial yakni gotong royong massal
pada Minggu (3/5) yang melibatkan TNI, Polri dan Pemko
Medan, dengan sasaran membersihkan jalan dan drainase
dengan menurunkan alat berat dan cara manual
“Pemerintah kota telah membuat peraturan dan draftnya
telah dibuat tentang larangan masuk kenderaan pengangkut
sayur mayur dan sejenisnya ke Jalan Sutomo dan
sekitarnya, selain itu rencana pemasangan portal namun ini
perlu dibahas lebih lanjut lagi.Saya himbau kepada para
pedagang yang masih mangkal di Jalan Sutomo dan
sekitarnya agar mau pindah ke pasar Induk dan di Pasar
Induk masih ada lagi tempat” ujar Musadad.
Dirut PD Pasar Benny Sihotang SH mengatakan, pihaknya
telah melakukan pendataan terhadap para pedagang Jalan
Sutomo, jalan Martinus Lubis, jalan Veteran, Jalan Sei
Kera dan Terminal pada 2012 lalu, pendataan ini
sehubungan pemindahan ke Pasar Induk, jumlah pedagang
tersebut sebanyak 1.799 pedagang terdiri dari Grosir, Sub
Grosir dan Eceran.
Dikatakannya kondisi saat ini Pasar Induk menyiapkan 720
unit Grosir, 432 Sub Grosir, 56 wisata buah dan 1 kantin,
selain itu swadaya para pedagang telah membangun
sebanyak 142 Grosir, dan 466 eceran untuk menampung
para pedagang Jalan Sutomo dan sekitarnya yang
jumlahnya bertambah, dan di lokasi masih ada 3 kelompok
pedagang yang bertahan tidak mau dipindahkan padahal
mereka sudah memiliki kios di Pasar Induk.

Universitas Sumatera Utara

Benny mengatakan, pihaknya jauh sebelumnya telah
melakukan penyuluhan, pengumuman, melayangkan surat
pengosongan lokasi kepada para pedagang untuk segera
pindah ke lokasi yang baru yakni pasar induk, namun
sampai sekarang tiga kelompok yang bertahan tidak mau
dipindahkan dengan lasan tidak ada tempat lagi dan
dagangan mereka tidak laku padahal mereka sudah
memiliki kios di Pasar Induk.
“Dampak dari operasi pembersihan ini, Pasar Induk mulai
ramai dan hidup, kemaren telah masuk sebanyak 1000 lebih
pedagang ke pasar Induk, dan beberapa pedagang dari
Pasar Tradisional telah belanja di Pasar Induk, saya imbau
agar pedagang segera menempati kiosnya di pasar Induk,
apa bila ditunggu selama sepuluh hari tidak ditempati, kios
akan dialihkan kepada pedagang lain,“ tegas Benny. (red)
Dari beberapa artikel diatas dapat dilihat bahwa pemerintah tidak main-main
dengan pedagang, pemerintah jelas ingin secepatnya lokasi ini steril dari
pedagang.Pemerintah langsung mengerahkan aparat untuk menghancurkan kios atau
lapak pedagang. Setelah kios dihancurkan pemerintah juga langsung berkoordinasi
dengan dinas kebersihan kota Medan untuk membersihkan lokasi pasar agar dapat
menjadi lebih bersih.
Pemerintah juga langsung dengan tegas mengangkut barang dagangan
pedagang yang masih ada di pasar Sutomo.Para satpol PP disebarkan disekitaran
jalan-jalan menuju lokasi pasar. Jika ada kendaraan baik itu mobil pick up ataupun
becak yang ingin membawa sayur atau buah-buahan menuju pasar Sutomo akan

Universitas Sumatera Utara

diangkut ke Polresta Medan. Barang dagangan beberapa pedagang pernah diangkut
Satpol PP ke Polresta Medan, barang dagangan itu merupakan efek jera yang
dilakukan pemerintah agar tidak ada lagi pedagang yang ingin mencuri-curi
kesempatan berjualan dilokasi pasar tersebut.
4.4. Tuntutan dan Alasan Pedagang yang Bertahan di Sutomo dan Pedagang
yang Pindah Ke Pasar Induk
Berdasarkan penelitian penulis dilapangan, penulis melakukan atau membuat
kuisioner untuk 30 orang pedagang yang berisikan 4 pertanyaan, dan pertanyaan
pertama adalah: Apa alasan bapak tetap bertahan di pasar Sutomo?
Alasan Pedagang

Jumlah pedagang

Pembeli di pasar Sutomo ramai

9

Jarak pasar Induk Jauh

8

Harga lapak di Pasar Induk mahal

13

Dari table hasil kuisioner diatas menyatakan bahwa 13 dari 30 pedagang alasan
mereka bertahan adalah karena harag sewa lapak di pasar Induk mahal sehingga tidak
sanggup untuk menyewa lapak maka mereka tetap bertahan. 9 pedagang menyatakan
mereka enggan meninggalkan pasar Sutomo karena pasar Sutomo itu ramai pembeli,
sedangkan sisanya menyatakan mereka tidak mau pindah ke pasar Induk karena
jaraknya cukup jauh.

Universitas Sumatera Utara

Setelah mendapat hasil diatas maka pertanyaan kedua penulis adalah: berapa
harga lapak yang bapak/ ibu sanggup bayar?
Harga lapak yang disanggupi

Jumlah

Rp5.000.000-Rp10.000.000

1

Rp3.000.000-Rp4.900.000

5

-Rp3.000.000

24

Dari table diatas menyatakan bahwa 24 dari 30 pedagang yang penulis tanyakan
mengatakan bahwa mereka hanya sanggup jika sewa itu dibawah 3 juta, kemudian 5
orang pedagang sanggup membayar diatas 3 juta asalkan fasilitas bagus dan pembeli
ramai dan sisanya diatas harga tersebut. Artinya adalah alasan pedagang menolak
pindah bukanlah dari hati mereka, tetapi ada sebuah tekanan karena mereka tidak
sanggup untuk membayar harga yang ditetapkan pengelola sehingga mereka berani
melawan Pemerintah.
Pertanyaan selanjutnya adalah: Dimana lokasi yang bapak/ibu anggap sesuai
untuk berjualan?
Lokasi yang tepat

Jumlah

Pasar Sutomo/jalan-jalan kecil disekitar Sutomo

20

Pasar Induk

3

Tempat lain

7

Universitas Sumatera Utara

Dari table diatas menyatakan 20 dari 30 pedagang yang disurvei mengatakan lokasi
yang tepat bagi mereka berjualan yaitu di pasar Sutomo ini, dan jika direlokasi lagi
maka tempat yang tepat adalah MMTC dijalan Pancing. Ini berarti pedagang memang
sudah betah untuk berdagang di pasar Sutomo, karena terbukti dari hasil survey ini
mayoritas mengatakan tempat yang tepat untuk berjualan adalah pasar Sutomo.
Pertanyaan terakhir yaitu: Apa yang bapak/ibu lakukan jika kembali direlokasi
oleh Pemerintah?
Tindakan pedagang jika direlokasi

Jumlah pedagang

Pindah tempat berjualan kelokasi
yang tidak dijaga aparat

25

Tidak berjualan sementara

2

Melawan dan demonstrasi

3

Rencan Pemerintah yang akan terus membersihkan lokasi pasar dari pedagang
menimbulkan reaksi dari pedagang, saat penulis menanyakan memalui kuisioner
maka 25 dari 30 pedagang mengatakan jika pasar kembali dijaga aparat maka mereka
akan pindah ketempat lain yang tidak dijaga aparat, dalam artian pedagang pindah
lapak dari tempat biasa dan bisa juga pindah kelokasi pasar lain. Ada juga 3 pedagang
mengatakan akan tetap meminta hak mereka untuk berdagang dilokasi pasar melalui
demonstrasi.
Ada pedagang yang bertahan maka ada juga pedagang yang mengikuti arahan
Pemerintah untuk pindah, namun hanya dalam jumlah yang kecil, Pedagang yang

Universitas Sumatera Utara

pindah juga tidak mendapat apa yang seharusnya mereka dapat di pasar Induk seperti
janji Pemerintah, Ada juga tuntutan mereka terhadap Pemerintah berikut tuntutannya.

Nama Informan

Keterangan

Bapak Ginting

Pindah
ke Mengikuti aturan pemerintah,
kalau di Sutomo tetap jualan