Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) merupakan sebuah perusahaan swasta yang

bergerak di dalam bidang usaha produksi pembuatan kertas rokok. Pada awalnya,
perusahaan tersebut bernama

PT. Delitua Paper Mill, namun pada tahun 1983,

perusahaan ini mengalami likuidasi SPP Presiden No. 441/I/PMA/1983 yang
menyebabkan perusahaan ini mengalami pergantian nama menjadi PT. Kimsari Paper
Indonesia.
PT. Kimsari Paper Indonesia berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang didirikan pada tahun 1984 dan mulai
beroperasi pada tahun 1985. Perusahaan berdiri atas prakarsa tiga pemegang saham,
yaitu PT. Sarida Perkasa, PT. Duta Mendut, dan Kimberly Clark Corporation yang
membeli seluruh aset dari eks PT. Delitua Paper Mill.

Padatahun 2003, perusahaan ini kemudian diambil alih oleh SchweitzerMauduit dan kemudian berganti nama menjadi Papeteries De Mauduit. Pada tanggal
24 Oktober 2003, Schweitzer-Mauduit International Inc. mengumumkan di
Alpharetta bahwa PT. Kimsari Paper Indonesia yang merupakan anak perusahaannya
telah diambil alih saham kepemilikannya secara keseluruhan, kemudian perusahaan
ini berganti nama lagi menjadi Papeteries De Mauduit.
Pada Tahun 2013 tepatnya tanggal 18 April 2013, PT. PDM Indonesia
berubah nama menjadi PT. Pusaka Prima Mandiri yang disahkan di depan Notaris

Universitas Sumatera Utara

Wesley Tanudjaya, S.H., dalam Akta No. 2 Tahun 2013. Dengan dijualnya seluruh
saham asing milik Schweitzer Mauduit France SAS dan dibeli oleh pemegang saham
Indonesia, maka Status PMA kini telah berubah menjadi PMDN. PT. Pusaka Prima
Mandiri.PT. Pusaka Prima Mandiri merupakan salah satu perusahaan penghasil kertas
rokok terbesar di Indonesia yang terus mengalami perkembangan dan peningkatan
dalam beberapa tahun ini. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan kualitas produk
yang selalu dilakukan, dan bertambahnya jumlah produksi serta permintaan dari
pelanggan.

2.2.


Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) bergerak di bidang industri pembuatan

kertas rokok (cigarette paper) dalam bentuk bobbin dan ream. Spesifikasi ukuran
kedua bentuk tersebut tergantungdari permintaan setiap pelanggan.

2.3.

Lokasi Perusahaan
Lokasi PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) ini terletak di Jalan Brigjend Zein

Hamid Km. 6,9 Titi Kuning, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Luas area PT.PPM
ini sekitar 49.997 m2. Dengan luas lantai yang digunakan untuk kegiatan produksi
dan perkantoran seluas 12.291,2 m2. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan di
dalam pemilihan lokasi PT.PPM di daerah Titi Kuning adalah antara lain:
1. Strategis sehingga mudah dalam masalah transportasi.
2. Terdapat pengadaan fasilitas, misalnya listrik, telekomunikasi dan air.
3. Lingkungan kerja yang baik, salah satunya adalah untuk kebutuhan tenaga kerja.


Universitas Sumatera Utara

2.4.

Daerah Pemasaran
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM)

tersebut dipasarkan ke pabrik-pabrik rokok yang ada di Sumatera Utara dan Pulau
Jawa. Dengan persentase sekitar 75% dipasarkan di Pulau Jawa dan 25% ke daerah
Sumatera Utara. Daerah pemasaran PT. PPM tidak hanya terbatas pada pemasaran
didalam

negeri

saja,

akan

tetapi


sudah

menjangkau

pemasaran

diluar

negeri.Pemasaran ke luar negeri umumnya dilakukan di Malaysia. Beberapa pabrik
rokok yang menjadi konsumen tetap perusahaan antara lain:
1. PT. Aroma Tobacco International (Kudus)
2. PT. Amiseta (Malang)
3. PT. Bentoel Prima (Malang)
4. PT. Bintang Bola Dunia (Malang)
5. PT. Duta Mendut (Bekasi)
6. PT. Filtrona Indonesia (Sidoarjo)
7. PT. Gelora Djaja (Surabaya)
8. PT. Nojorono Tobacco International (Kudus)
9. PT. HM Sampoerna (Surabaya)
10. PT. Sumatera Tobacco Trading Company (Pematang Siantar)

11. PT. Suburaman (Malang)
12. PT. Perusahaan Dagang dan Industri (Malang)
13. PT. Wongso Pawiro (Pematang Siantar)
14. Tai Chong Tobacco Manufacturing (Malaysia)
15. Texas Tobacco Co. L (Kamboja)

Universitas Sumatera Utara

Kertas rokok yang telah dipesan oleh konsumen, akan dikirim oleh
perusahaan dengan menggunakan alat angkutan truk untuk pengiriman ke wilayah
Sumatera dan sekitarnya, sedangkan pengiriman ke wilayah pulau Jawa dan
sekitarnya dilakukan dengan menggunakan kapal (container), begitu juga untuk
pengiriman ke luar negeri.

2.5.

Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Organisasi dan manajemen merupakan faktor yang paling penting untuk

memperlancar aktivitas perusahaan sehingga tercapai sasaran dan target yang

diharapkan. Agar aktivitas perusahaan berjalan dengan lancar maka perusahaan harus
memiliki organisasi dan manajemen yang baik. Perusahaan yang terdiri dari beberapa
bagian aktivitas yang berbeda-beda harus terkoordinasi sedemikian rupa sehingga
dapat mencapai sasaran dan target perusahaan dengan efisien yang tinggi.

2.6.

Proses Produksi

2.6.1. Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan oleh PT Pusaka Prima Mandiri dalam
melaksanakan proses produksinya adalah sebagai berikut:
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk pada
proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan
lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah:
a. Pulp Serat Panjang (Needle Bleached Kraft Pulp) digunakan sebagai kerangka
dasar struktur, menjaga kekuatan kertas sewaktu masih dalam keadaan basah,

Universitas Sumatera Utara


dan mempertahankan kekuatan kertas agar tidak mudah putus pada proses
pembuatan maupun pada mesin pembuat kertas rokok.
b. Pulp Serat Pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp) digunakan sebagai pembentuk
perata susunan kertas dan pengisi (sheet uniformity).
c. Kertas Bekas (Broke) digunakan untuk membantu kerataan formasi kertas
serta kelengkungan.
2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk memperlancar proses
produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang
digunakan adalah:
1. Precipitated Calcium Carbonate digunakan sebagai filler (bahan pengisi)
kertas, pemerata pori-pori (porosity) dan memutihkan kertas (whiteness).
2. Cationic Retention Aid (CRA/Starch) digunakan sebagai pengikat partikel
buburan sehingga menghasilkan buburan pulp yang homogen dan menambah
kekuatan kertas pada waktu basah maupun kering dan mengurangi lose pada
wire.
3. Anti Foam (Defoamer) digunakan untuk mencegah buih-buih agar tidak
masuk ke dalam kertas.
4. Pencegah Bakteri (Biocide) digunakan sebagai pembunuh bakteri untuk

mencegah penggumpalan bakteri (slime pot).
5. Citric Acid, Anhydrous C6H8O7 Kering digunakan sebagai zat pembakar
dalam kertas yang harus dinetralkan dengan KOH.
6. Potassium Hydroxide KOH digunakan untuk menetralisir Citic Acid sebelum
diaplikasikan ke mesin distribusi.

Universitas Sumatera Utara

7. Bahan Penggumpal (Coagulant) digunakan untuk pengolahan air sungai
(water treatment).
8. Air digunakan sebagai media dan pelarut.
3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan
berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir.
Bahan tambahan yang digunakan adalah:
1. Kertas pembungkus digunakan untuk membungkus kertas rokok dalam
ukuran ream.
2. Core digunakan sebagai inti dari gulungan kertas selama proses penggulungan
baik di paper machine maupun di bagian finishing.
3. Kertas Koran digunakan untuk mengepak hasil produksi.

4. Label atau Etiket digunakan sebagai pengenal nama perusahaan yang ditempel
pada kertas pembungkus produk.

2.6.2. Uraian Proses Produksi
Proses produksi kertas rokokdi PT Pusaka Prima Mandiri terbagi atas tiga
tahapan utama, yaitu tahapan persiapan, tahapan proses pembuatan kertas di paper
machine, dan tahapan penyelesaian produk.

2.6.2.1. Tahapan Persiapan
Bahan yang digunakan ada tiga yaitu pulp NBKP, LBKP, dan CaCO3.
a. Pengolahan NBKP

Universitas Sumatera Utara

Bahan baku NBKP dimasukkan ke dalam hdyra pulperdengan mengunakan
konveyor. hdyra pulperini menggunakan tangki untuk menguraikan serat-serat
pulp yang dicampur dengan white watersebagai pengencer. Didalam hdyra
pulperterdapat pisau sebagai alat pemotong lembaran pulp sehinggan didapatkan
buburan dengan konsistensi 38-40 gr/ltr. Proses berlangsung secara batchsetiap
10-20 menit. Bahan baku ini digunakan sebanyak 1,5 bal untuk satu kali

pelarutan. Kemudian buburan NBKP ditransfer ke wood dump chestsebagai
tempat penampungan sementara yang didalamnya terdapat agiator (pengaduk)
untuk membuat konsistensi bubur tetap terjaga. Lalu buburan NBKP dipompakan
ke refiner. Refiner merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memotong dan
memecahkan serat sehingga serat-serat menjadi lebih halus. Kemudian buburan
yang telah halus ini ditampung di refiner chest, dan dijaga konsistensinya sama
dengan sebelum mixing.
b. Pengolahan LBKP
LBKP sekitar 1,5 bal dihancurkan selama 10-20 menit untuk mendapatkan
konsistensi 38-40 gr/ltr. Proses juga berlangsung secara batch. Pelarutan LBKP
dilakukan di hydra pulper bergantian dengan NBKP, setelah itu dipompa ke
dalam storage chest, sebagai tempat penampungan sementara. Larutan terus
diaduk agar tidak mengendap sehingga kosistensinya tetap.
c. Pengolahn Broke
Buburan brokeyang diproses di stock preparationini berasal dari dry broke dan
wet broke. Khusus untuk dry broke sebelum masuk ke mixing chest terlebih
dahulu dihancurkan di sydra pulperuntuk dibuat buburan dengan kosistensi
tertentu, selanjutnya buburan broke ditransfer ke super vibratoryang fungsinya

Universitas Sumatera Utara


hamper sama dengan refineryaitu memecah gumpalan serat. Sedangkan untuk wet
broke aliran prosesnya hamper sama dengan dry broke tetapi melalui super
vibrator karena wet broke tersebut berupa serat-serat yang sudah halus , maka
alirannya langsung menuju broke chest.
d. Pengolahan Kalsium Karbonat
Kalsium karbonat dilarutkan di dissolving tank sesuai dengan kebutuhan, tetapi
biasanya dilarutkan sebanyak 125 kg untuk dicampur dengan 2000 liter air.
Larutan diaduk selama 15 menit agar kosistensinya terjaga. Hasil larutan kalsium
karbonat disaring dengan vibrating screen dengan ukuran 100 mesh.

e. Pencampuran Bahan Baku
Bahan baku seperti NBKP, LBKP, broke dan kalsium karbonat yang sudah
dihaluskan kemudian dicampur di dalam mixing chestdengan komposisi yang
berlainan sesuai dengan gradekerts rokok yang diinginkan oleh pihak konsumen.
Selama proses pencampuran akan timbul buih karena adanya oksigen dan
ditambahkan deformeruntuk menghilangkan buih tersebut. Setelah dari mixing
chest campuran tersebut kemudian dipindahkan dan ditampung pada mchine chest
dan siap diolah di paper machine.

2.6.2.2. Tahapan Proses Pembuatan Kertas di Paper Machine
Tahapan proses pembuatan kertas di paper machine adalah:
a. Pembersihan bubur kertas
Larutan pulp dari machine chest dibersihkan kotorannya melalui centi cleaner
agar endapan di dalam buburan kertas seperti pasir dan juga benda-benda padatan

Universitas Sumatera Utara

lainnya, biji besi, batu kerikitl, dan lain-lain dapat disaring dan dikeluarkan.
Kemudian larutan digiling kembali dan dihaluskan melalui stock master refiner
sehingga kosistensinya tinggal 24 – 28 gr/ltr, dan kemudian buburan dimasukkan
melalui high pressure screen ke fourdinier.
b. Fourdinier
Buburan dari high pressure screen dimasukkan ke dalam head box untuk dibagi
rata atas wire yang berjalan. Buburan di atas wire tersebut diayak dan diatur
sedemikian rupa agar berat dasar (basis weight) kertas diperoleh. Berat dasar
kertas pada pembuatan kertas rokok merupakan elemen/parameter yang
terpenting sehingga proses ini sangat diperhatikan. Kemudian buburan digiling
lagi dengan dandy roll agar benar-benar homogeny. Dan setelah itu, buburan akan
dibentuk menjadi lembaran-lembaran.
c. Pressing
Lembaran (sheet) kemudian ditarik oleh pick-up press untuk mengeluarkan air
yang masih dikandungnya, walaupun masih basah kertas tersebut sudah cukup
kuat untuk ditarik. Kandungan air sesudah proses ini diharapkan menjadi sekitar
60-65%.
d. Embrossing
Setelah di pressmaka pada tahap ini dicetak garis-garis horizontal (verge
marking). Pencetakan ini dilakukan pada saat lembaran kertas melewati roll yang
sudah di set sesuai garis yang diinginkan.
e. Pengeringan I
Setelah dibentuk garis, kertas dikeringkan secara bertahap pada dryer I.
Pengeringan ini dilakukan pada roll dryer yang berjumlah sepuluh roll. Dimana

Universitas Sumatera Utara

lembaran tersebut secara bergantian melewati roll-roll dan panas dari roll tersebut
akan mengeringkan kertas.
f. Pemberian Zat Kimia
Kertas yang sudah dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam size press, yang
kemudian ditambahkan zat kimia pada kertas dengan menyentuhkan kertas pada
roll yang berputar.

g. Pengeringan II
Kertas yang ditambahkan zat kimia kembali basah sehinggan dilakukan
pengeringan kembali melalui dryer II dimana dryertersebut berbentuk roll
sebanyak lima buah.
h. Pencetakkan Logo
Kertas yang sudah kering kemudian diberi logo perusahaan (merek) dari
konsumen yang memesan. Apabila pada proses repping ini masih dijumpai kertas
yang tidak memenuhi standar maka bagian Filli Grainedharus membuangnya
(sebagai broke) setebal 1 cm.
i. Penggulungan Kertas
Kertas yang sudah diberi logo kemudian digulung dengan on rellsehingga
berbentuk gulungan besar atau disebut dengan jumbo roll.
j. Pemotongan Kertas
Roll yang lebih kecil dari jumbo rollkemudian dipotong kembali menjadi roll
dengan ukuran sesuai dengan permintaan konsumen pada roll slitter. Dari roll

Universitas Sumatera Utara

slitter selanjutnya dibawa ke mesin ream cutter ataupun bobbin slitter. Pada
proses ini juga dilakukan pemeriksaan kembali.

2.6.2.3. Tahapan Penyelesaian Produk
Pada tahap ini, rol-rol kertas rokok dibagi menurut bentuk kertas yang akan
diproduksi. Kegiatan-kegiatan yang ada antara lain:
1. Ream cutter
Rol-rol kecil dari roll sliter dipotong menjadi lembaran-lembaran (ream). tahap
ini, kertas masih diperiksa untuk terakhir kalinya, pemeriksaan yang dilakukan
adalah:
a. cutting, oleh dilakukan pemeriksaan pada hasil pemotongan mesin. Apabila
pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang menjadi broke.
b. penampilan fisik, dilakukan pemeriksaan pada kebersihan kertas. Jika kertas
kotor akan dibuang dan dijadikan broke.
c. rectangular, dilakukan pemeriksaan pada kertas berbentuk ream, kertas
dilipat dan diperiksa apakah simetris atau tidak.
2. Bobbin slitter
Rol-rol dari slitterdipotong lagi pada bagian ini menjadi beberapa bobbin. Pada
tahap ini, kertas yang berbentuk bobbin masih diperiksa lagi untuk terakhir
kalinya. Pemeriksaan yang dilakukan adalah:
a. cutting,dilakukan pemeriksaan pada hasil pemotongan mesin. Apabila
pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang menjadi broke.
b. penampilan fisik, dilakukan pemeriksaan pada kebersihan kertas. Jika kertas
kotor akan dibuang dan dijadikan broke.

Universitas Sumatera Utara

c. Hasil penggulungan, dilakukan pemeriksaan pada kertas berbentuk bobbin.
Bobbin yang sudah dipotong, diperiksa gulungannya apakah rapi atau tidak.

3. Packaging
Produk jadi dibungkus dengan pembungkus, kemudian dipindahkan ke gudang
barang jadi untuk selanjutnya dikirimkan ke konsumen atau pabrik rokok.
Blok diagram proses pembuatan kertas rokok diperlihatkan pada gambar 2.2.

Universitas Sumatera Utara

Penghancuran Bahan Baku

Pelarutan Bahan Baku

Penghalusan Bahan Baku

Tahap Persiapan
Bahan

Pencampuran Bahan Baku

Pembersihan Bubur Kertas

Fourdriner

Pressing
Tahap Pembuatan
Kertas
Embossing

Pengeringan I

Pemberian Zat Kimia

Pengeringan II

Pencetakan Logo

Penggulungan Kertas

Pemotongan Kertas

Bentuk Ream

Tahap Penyelesaian
Produk

Bentuk Bobbin

Packing

Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Kertas

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengembangan Sistem Pemeliharaan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Failure And Mode Effect Analysis (FMEA) Pada Pabrik Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri

11 150 124

Perancangan Preventive Maintenance dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan Mengaplikasikan Grey FMEA pada PT. Kharisma Abadi Sejati

26 189 143

Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) Untuk Merencanakan Kegiatan Perawatan Mesin Di PT. SMART, TBK

18 107 121

Perancangan Preventive Maintenance Berdasarkan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sinar Sosro

47 151 150

Perencanaan Perawatan Mesin Electric Motor dengan Menggunakan Metode RCM (Reliability Centered Maintenance) dan FTA (Fault Tree Analysis) di PT. RAPP

38 124 188

Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

4 9 20

Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

0 0 1

Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

0 0 7

Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

0 0 1

Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

6 8 21