Tanggung Jawab Operator Atas Kerugian Tidak Langsung dari Pelaksanaan Operasi pada Kontrak Operasi Bersama Perusahaan Minyak dan Gas Bumi

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang).
Bahan galian itu, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara,
dan lain-lain. 1 Bahan-bahan galian tersebut, khususnya minyak dan gas bumi,
memiliki peranan yang besar bagi pembangunan nasional karena hasil bahan
galian tersebut dapat memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan
ekonomi nasional yang meningkat dan berkelanjutan.
Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk
aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses
penambangan, tetapi tidak termasuk batu bara atau endapan hidrokarbon lain yang
berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan
kegiatan usaha minyak dan gas bumi. 2 Gas bumi adalah hasil proses alami berupa
hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperature atmosfer berupa fasa
gas yang diperoleh dari proses penambangan minyak dan gas bumi. 3
Minyak dan gas bumi umumnya ditemukan dan terdapat pada lokasi yang
oleh geologis disebut sebagai jebakan-jebakan struktural dan startigrafic

(structural and stratigraphic traps). Jebakan-jebakan tersebut merupakan
1

H. Halim. H.S., Hukum Pertambangan di Indonesia (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2007), hlm. 1.
2
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi Bab I, Pasal 1 Angka (1).
3
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi Bab I, Pasal 1 Angka (2).

1
Universitas Sumatera Utara

2

bentukan-bentukan batuan reservoir yang mampu mewadahi minyak dan fluida
gas terakumulasi. Minyak dan gas bumi bisa ditemukan di lapisan mana saja di
bawah permukaan tanah, namun pada umumnya kedua bahan galian tersebut

dapat ditemukan ribuan kaki di bawah permukaan tanah. 4
Letaknya yang jauh dari permukaan tanah, membuat minyak dan gas bumi
tidak bisa ditemukan dengan mudah sekalipun teknologi kini sudah berkembang
dengan sangat pesat.Analisa data yang dilakukan di permukaan tanah hanya dapat
memberikan informasi primer yang tidak memadai untuk digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan komersial.Hal ini karena data yang diperoleh dari analisa
pada permukaan tanah tidak akurat.Beberapa metode yang lebih canggih sudah
dikembangkan dan digunakan untuk menganalisa data-data komposisi di bawah
permukaan tanah di daratan termasuk core drilling (pengeboran untuk mengambil
barang contoh), seismic survey (survei seismic), magnetic survey (survei
magnetik) dan penginderaan jarak jauh dari satelit.Namun metode-metode ini
hanya mampu memberikan gambaran mengenai ada atau tidaknya minyak dan gas
bumi pada formasi tertentu wilayah yang dianalisa.Metode-metode ini tidak
mampu memberikan data mengenai karakteristik minyak dan gas bumi tertentu. 5
Mengenai berapa banyak dan bagaimana karakteristik minyak dan gas
bumi yang ditemukan di lokasi analisa tersebut hanya akan diketahui setelah
melakukan pengeboran. Oleh karena itu pengeboran merupakan suatu syarat
mutlak dalam mencari minyak dan gas bumi. Setelah pengeboran eksplorasi dan
analisa data selesai dan disimpulkan produksi komersial feasible, maka pekerjaan
4


Rudi M. Simamora, Hukum Minyak dan Gas Bumi (Jakarta: Djambatan, 2000), hlm. 1.
Ibid., hlm. 2.

5

2
Universitas Sumatera Utara

3

selanjutnya adalah menerjemahkan data-data yang ada menjadi suatu skenario
produksi yang terdiri dari rencana pengeboran produksi dan pembangunan serta
pengelolaan fasilitas produksi yang kemudian diikuti dengan fase pengembangan
produksi. 6
Fase produksi merupakan fase dimana perlu dibangun antara lain berupa
anjungan produksi, jaringan pipa, separator, tangki penyimpanan, fasilitas
pemuatan, pompa, gudang peralatan dan fasilitas perkantoran yang tentu sangat
diperlukan untuk mendukung operasi. 7
Kegiatan usaha minyak dan gas bumi terdiri atas: 8

1. Kegiatan usaha hulu yang mencakup :
a. eksplorasi;
b. eksploitasi;
2. Kegiatan usaha hilir yang mencakup :
a. pengolahan;
b. pengangkutan;
c. penyimpanan;
d. niaga;
Salah satu tujuan penyelenggaran kegiatan usaha minyak dan gas bumi
yaitu untuk meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang
sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan serta

6

Ibid., hlm. 4.
Ibid.
8
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi, Bab III Pasal 5.
7


Universitas Sumatera Utara

4

memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesia. 9 Untuk dapat mencapai
tujuan dari penyelenggaran kegiatan usaha minyak dan gas bumi tersebut, tentu
penyelenggaran kegiatan usaha minyak dan gas bumi harus dikerjakan dengan
seoptimal mungkin.
Kondisi ini menuntut pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Satuan
Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (selanjutnya
disebut SKK MIGAS) untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usaha
minyak dan gas bumi. Pemerintah harus selektif dalam memilih kontraktor yang
diajak untuk menyepakati kontrak kerja sama. Kontrak kerja sama adalah kontrak
bagi hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi yang lebih menguntungkan negara dan hasilnya dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 10
Industri perminyakan merupakan industri yang padat modal, berteknologi
dan beresiko tinggi.Oleh karena itu umumnya pelaksanaan operasi perminyakan
tidak dijalankan sendiri oleh satu perusahaan, karena tidak tepat dan tidak hatihati jika satu perusahaan bersedia menanggung seluruh tanggung jawab dan resiko

yang ada. Untuk itu perusahaan akan membentuk semacam konsorsium, membagi
resiko dan beban biaya untuk memperoleh suatu kontrak pertambangan minyak
dan gas bumi. Atau cara lain adalah perusahaan tersebut menawarkan kembali
kontrak yang ia dapat kepada pihak lain untuk berpartisipasi, yang sering disebut
dengan farmout. 11

9

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi, Bab III, Pasal 3 Angka (1).
10
H. Salim H.S., Op.Cit., hlm. 286.
11
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm. 112.

Universitas Sumatera Utara

5

Kerja sama antara para pihak dalam konsorsium tersebut salah satunya

dapat diwujudkan melalui suatu kontrak operasi bersama (joint operating
agreement). Perjanjian ini dilakukan antara badan usaha atau badan usaha tetap
yang memiliki partisipasi dalam usaha tersebut. Peraturan perundang-undangan
mengakomodir untuk dilibatkannya pihak lain dalam operasi perminyakan baik
melalui pengalihan, penyerahan, ataupun pemindahtanganan seluruh maupun
sebagian hak dan kewajiban kepada pihak lain setelah mendapatkan persetujuan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berdasarkan pertimbangan
dari SKK MIGAS. Namun perjanjian ini hanya akan mengatur mengenai hal-hal
antara para pihak yang terlibat dalam konsorsium tersebut, SKK MIGAS tidak
ikut campur dalam perjanjian ini, karena pada dasarnya SKK MIGAS tidak
terpengaruh dengan pihak yang tergabung dalam konsorsium tersebut. Pemerintah
akan melihat bagian dari kontraktor selaku rekan kerja sama dalam
penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi sebagai kepentingan yang
tidak terbagi-bagi (undevided interest).
Kontrak operasi bersama akan memberi batasan terhadap pelaksanaan
operasi yang dikerjakan bersama melalui kontrak operasi bersama. Selain itu
kontrak operasi bersama juga menetapkan dasar-dasar alokasi hak dan tanggung
jawab antara para pihak, bagaimana tata cara pelaksanaan operasi oleh operator
yang ditunjuk untuk itu dengan pengawasan dari komisi operasi (operating
committee) serta mengatur tentang prosedur akutansi, operasi tanpa partisipasi

semua pihak, konsekuensi gagal berpartisipisi, rencana kerja dan anggaran,

Universitas Sumatera Utara

6

pembagian hasil produksi, tata cara pengambilan keputusan, kerahasiaan data,
pengunduran diri, pengalihan saham pajak, dan lain-lain yang dianggap perlu. 12
Kontrak operasi bersama akan menunjuk pihak yang bertindak sebagai
operator. Pada umumnya pihak yang memiliki saham paling besar diantara para
pihak akan ditunjuk untuk bertindak sebagai operator. Secara umum tugas dan
tanggung jawab operator adalah mengelola dan menjalankan operasi bersama di
bawah pengawasan dari komisi operasi yang merupakan badan perwakilan dari
para pihak dan badan pengambil keputusan tertinggi.
Dalam mengelola dan menjalankan operasi, operator diwajibkan untuk
melakukannya dengan :
“a diligent, safe, efficient and workmanlike manner in accordance with
good and prudent oil field practices and conservation principles generally
accepted in international petroleum industry under similar circumtences.”
(terjemahan bebasanya adalah operator dalam menjalankan pelaksanaan

operasi harus bertindak sebagai operator yang bijaksana, dengan itikad
baik melakukan kewajiban kontraktualnya dan dalam melakukan hal
tersebut serta dalam keseluruhan pelaksanaannya dari tanggung jawabnya,
mengimplementasikan skala keahlian, ketelitian, kehati-hatian serta
pemikiran ke masa depan yang dapat diterima).
Mengingat industri minyak dan gas bumi merupakan industri yang
berteknologi dan beresiko tinggi maka tidak jarang terjadi kerugian pada
pelaksanaan operasi minyak dan gas bumi. Operator sebagai pihak yang diberikan

12

Ibid.,hlm. 114.

Universitas Sumatera Utara

7

wewenang

untuk


mengelola

dan

menjalankan

operasi

tentu

akan

bertanggungjawab atas kerugian yang terjadi pada pelaksanaan operasi. Dalam hal
kerugian yang terjadi pada pelaksanaan operasi bukan merupakan kerugiaan atau
kecelakaan yang terjadi sebagai akibat dari kecerobohan besar (gross negligence)
atau kesalahan disengaja (willful misconduct) oleh operator, apakah operator tetap
akan harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut mengingat operator telah
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai prinsip “a diligent, safe, efficient and
workmanlike manner in accordance with good and prudent oil field practices and

conservation principles generally accepted in international petroleum industry
under similar circumtences.”Bagaimana jika kerugian yang terjadi pada
pelaksanaan operasi merupakan hal diluar kendali operator atau sering disebut
sebagai kerugian tidak langsung (consequential damages) yang timbul pada
pelaksanaan operasi?Hal inilah yang kemudian menjadi dasar pengulasan dan
pembahasan pada skripsi ini.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas, dalam
skripsi

yang

berjudul

“TANGGUNG

JAWAB

OPERATOR

ATAS

KERUGIAN TIDAK LANGSUNG DARI PELAKSANAAN OPERASI
PADA KONTRAK OPERASI BERSAMA PERUSAHAAN MINYAK DAN
GAS BUMI”, maka rumusan masalah yang dapat ditarik oleh penulis yaitu:
1. Bagaimanakah pengaturan kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan
gas bumi?

Universitas Sumatera Utara

8

2. Bagaimanakah tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan operasi pada
kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi?
3. Bagaimanakah tanggung jawab operator atas kerugian tidak langsung dari
pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas
bumi?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penulisan
skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaturan kontrak operasi bersama perusahaan minyak
dan gas bumi.
2. Untuk mengetahui tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan operasi
pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi.
3. Untuk mengetahui tanggung jawab operator atas kerugian tidak langsung dari
pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas
bumi.
Sementara hal yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan
skripsi ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan memberikan
sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya,
perkembangan hukum ekonomi dan khususnya di bidang tanggung jawab operator

Universitas Sumatera Utara

9

atas kerugian yang terjadi pada pelaksanaan operasi kontrak operasi bersama
perusahaan minyak dan gas bumi.
2. Manfaat praktis
Uraian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
dan menambah wawasan dan pengetahuan secara khusus bagi penulis dan secara
umum bagi masyarakat tentang tanggung jawab operator atas kerugian tidak
langsung dari pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan
minyak dan gas bumi dan juga sebagai bahan kajian untuk para akademisi dan
peneliti lainnya yang ingin mengadakan penelitian yang lebih mendalam lagi
mengenai tanggung jawab operator atas kerugian tidak langsung dari pelaksanaan
operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi.

D. Keaslian Penulisan
Skripsi yang berjudul “TANGGUNG JAWAB OPERATOR ATAS
KERUGIAN TIDAK LANGSUNG DARI PELAKSANAAN OPERASI
PADA KONTRAK OPERASI BERSAMA PERUSAHAAN MINYAK DAN
GAS BUMI” merupakan hal yang belum dibahas dan diteliti sebelumya.Untuk
mengetahui keaslian penulisan, sebelum melakukan penulisan skripsi, terlebih
dahulu dilakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan surat yang
dikeluarkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum/Perpustakaan
Universitas Cabang Fakultas Hukum melalui surat tertanggal 10 Februari 2016
yang menyatakan bahwa “tidak ada judul yang sama”.

Universitas Sumatera Utara

10

Penelusuran juga diadakan ke berbagai judul karya ilmiah melalui media
internet, dan sepanjang penelusuran yang dilakukan belum ada penulis lain yang
pernah mengangkat topik tersebut. Maka berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil
penelitian yang ada, penelitian mengenai “Tanggung Jawab Operator atas
Kerugian Tidak Langsung dari Pelaksanaan Operasi pada Kontrak Operasi
Bersama Perusahaan Minyak dan Gas Bumi” belum pernah ada penelitian
dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama.
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran
pribadi yang didasarkan pada pengertian, teori-teori dan aturan hukum yang
berlaku dan diperoleh dari referensi buku, media elektronik dan bantuan dari
beberapa pihak, dalam rangka memenuhi tugas akhir dan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.

E. Tinjauan Kepustakaan
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan). 13
2. Operator adalah pihak yang diberikan kewenangan untuk menjalankan operasi
bersama di bawah pengawasan komisi operasi. 14
3. Consequential damages dalam bahasa indonesia disebut sebagai kerugian
tidak langsung, juga dikenal dengan istilah special damages yang artinya
13
14

http://kbbi.web.id/ (diakses pada tanggal 10 maret 2016)
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm. 115.

Universitas Sumatera Utara

11

adalah suatu kerugian yang timbul sebagai akibat dari ketentuan kontraktual
yang disepakati dalam sebuah kontrak. Kerugian ini harus dapat dibuktikan
terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan kewajiban pihak tertentu berdasarkan
kontrak. Kerugian tidak langsung juga diartikan sebagai kerugian yang dapat
diperkirakan akan terjadi pada saat pembuatan kontrak, misalnya tambahan
biaya akibat dari keterlambatan penyelesaian suatu kegiatan. 15
4. Kontrak operasi bersama merupakan kontrak jangka panjang. Perkembangan
kolaboratif yang akan dilakukan bersama antara para pihak dalam perusahaan
dan meliputi kepentingan pemerintah untuk berbagi biaya dan resiko tinggi
yang tak terelakkan dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi
akan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Para pihak dalam kontrak
operasi bersama sering dilatarbelakangi hukum, budaya, dan politik yang
berbeda-beda, oleh karena itu kontrak operasi bersama akan menentukan
standar operasional umum berdasarkan jurisdiksi yang disepakati bersama,
untuk diaplikasikan pada pelaksanaan kontrak operasi bersama. 16
5. Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk
aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses
penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain

15

https://en.wikipedia.org/wiki/Consequential_damages (diakses pada 12 Maret 2016)
Peter Roberts, Joint Operating Agreement, a Practical Guide (London: Globe Business
Publishing Ltd, 2010), hlm. 8.
16

Universitas Sumatera Utara

12

yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan
dengan kegiatan usaha minyak dan gas bumi; 17
6. Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses
penambangan minyak dan gas bumi 18
7. Operasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan usaha hulu minyak dan gas
bumi. Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi (selanjutnya disebut UU MIGAS), kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi meliputi 19:
a. Eksplorasi
Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi
mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan
cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan.
b. Eksploitasi
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan
Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri
atas

pengeboran

dan

penyelesaian

sumur,

pembangunan

sarana

pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan
pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang
mendukungnya

17

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi, Bab I, Pasal 1 Angka (1).
18
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi, Bab I, Pasal 1 Angka (2).
19
Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi, Bab I, Pasal 1 Angka (7), (8), (9).

Universitas Sumatera Utara

13

F. Metode Penulisan
Penelitian harus dilakukan secara sistematis dan teratur agar data yang
diperoleh valid dan akurat, sehingga metode yang dipakai sangatlah
menentukan.Metode penelitian yaitu urutan-urutan bagaimana penelitian itu
dilakukan. Dalam penulisan skripsi ini, metode yang dipakai adalah sebagai
berikut :
1. Spesifikasi penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan
sekunder. 20 Pada penelitian hukum jenis ini, hukum sering dikonsepkan sebagai
apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law on books) atau
hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan perilaku
manusia yang dianggap pantas. 21
Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang
keadaan yang menjadi objek penelitian sehingga akan mempertegas hipotesa dan
dapat membantu memperkuat teori lama atau membuat teori baru. 22
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian untuk penulisan skripsi
ini secara kualitatif, yakni memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang
mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam masyarakat untuk

20

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
Singkat (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 13.
21
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2006), hlm. 118.
22
Law Education, http://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/metode-penelitianhukum (diakses pada tanggal 28 februari 2016).

Universitas Sumatera Utara

14

memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat. 23
2. Data penelitian
Penelitian yuridis normatif menggunakan jenis data sekunder sebagai data
utamanya.Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan. Data
sekunder merupakan data primer yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk
yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat oleh pihak pengumpul data primer
atau pihak lain. 24 Data sekunder berfungsi untuk mencari data awal/informasi,
mendapatkan batasan/defenisi/arti suatu istilah. Data sekunder yang dipakai
adalah sebagai berikut :
a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif
artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari
perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan
perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.

25

Antara lain pada

skripsi ini :
1) Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi.
2) Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertambangan.
3) Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2002 Tentang Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi.

23

Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 20.
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2005), hlm. 41.
25
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2005), hlm. 141.
24

Universitas Sumatera Utara

15

4) Keputusan Presiden No. 42 Tahun 1989 Tentang Kerja Sama
Pertamina Dengan Badan Usaha Pemurnian Dan Pengolahan Minyak
Dan Gas Bumi.
b. Bahan hukum sekunder berupa karya ilmiah tentang hukum, yang
berkaitan dengan judul skripsi meliputi buku-buku teks, jurnal-jurnal
hukum, artikel-artikel ilmiah, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan,
makalah, skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya yang diperoleh melalui
media cetak maupun media elektronik.
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjukpetunjuk, dukungan maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer
maupun bahan hukum sekunder, antara lain: kamus hukum, ensiklopedia,
dan bahan-bahan lain yang relevan dan dapat dipergunakan untuk
melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
3. Teknik pengumpulan data
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif
dengan teknik pengumpulan data secara studi pustaka (library research) dan juga
melalui bantuan media elektronik, yaitu internet. Dengan tujuan supaya penelitian
lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan
Metode studi kepustakaan (library research) mempelajari sumber-sumber
atau bahan tertulis yang relevan dengan judul skripsi sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan hukum dalam penulisan skripsi ini, yaitu berupa buku-buku,
wacana yang dikemukakan oleh para sarjana hukum maupun ekonomi yang sudah
mempunyai keahlian dan nama besar dibidangnya, koran dan majalah.

Universitas Sumatera Utara

16

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan hukum
tersier dikumpulkan dengan melakukan penelitian kepustakaan (studi pustaka),
yaitu dengan cara mengumpulkan data yang terdapat pada berbagai literatur,
peraturan perundang-undangan, jurnal huku, hasil seminar, surat kabar, majalah
hukum, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas
dalam skripsi ini.
Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan, dipadukan, ditafsirkan dan
dibandingkan, yaitu buku-buku dan arti-arti yang berhubungan dengan judul
skripsi “Tanggung Jawab Operator Atas Kerugian Tidak Langsung Dari
Pelaksanaan Operasi Pada Kontrak Operasi Bersama Perusahaan Minyak Dan Gas
Bumi”
4. Analisis data
Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, pada umumnya
penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya, yaitu data-data sekunder
yang telah disusun secara sistematis dianalisa secara perspektif dengan metode
deduktif dan induktif, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
penelitian tang telah dirumuskan. Metode analisis data yang digunakan penulis
adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan :
a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tertier yang relevan
dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini.
b. Melalukan penelitian terhadap bahan-bahan hukum yang relevan tersebut
untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dibahas.

Universitas Sumatera Utara

17

c. Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapat kesimpulan dari
permasalahan.
d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif,
yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.

G. Sistematika Penulisan
Karya ilmiah yang baik adalah karya ilmiah yang diuraikan secara
sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya
sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling
berkaitan satu sama lain dengan permasalahan yang semakin mengerucut.
Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut :
Bab I tentang pendahuluan, bab ini mengemukakan apa yang
melatarbelakangi

penulisan

skripsi

ini,

rumusan

permasalahan

yang

menggambarkan topik yang akan dibahas secara mendalam, tujuan dan manfaat
penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan
serta sistematika penulisan skripsi.
Bab II tentang pengaturan kontrak operasi bersama perusahaan minyak
dan gas bumi, bab ini akan mebahas pengaturan mengenai kontrak operasi
bersama perusahaan minyak dan gas bumi, yaitu pengertian kontrak operasi
bersama, pengaturan kontrak operasi bersama di Indonesia, asas-asas, sahnya
kontrak operasi bersama dan para pihak dalam kontrak operasi bersama.

Universitas Sumatera Utara

18

Bab III tentang tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan operasi
pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi, bab ini akan
membahas operasi minyak dan gas bumi secara umum, meliputi sejarah, kegiatan,
maupun pihak yang dapat melakukan kegiatan tersebut. Bagaimana pelaksanaan
operasi minyak dan gas bumi, yaiutu pelaksanaan eksplorasi dan produksi,
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, dan pemasaran serta bagian akhir bab
ini akan membahas bagaimana tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan
operasi minyak dan gas bumi tersebut.
Bab IV tentang tanggung jawab operator atas kerugian tidak langsung dari
pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas
bumi, bab ini akan membahas tanggung jawab operator sebagai pihak yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan operasi, kerugian tidak langsung pada
pelaksanaan operasi dan tanggung jawab operator dalam hal terjadinya kerugian
tidak langsung pada pelaksanaan operasi tersebut.
Bab V tentang penutup, bab ini sebagai bab akhir dari skripsi ini akan
menyajikan kesimpulan dari tiap-tiap bab yang sebelumnya telah disajikan dan
saran-saran yang mungkin berguna bagi para pihak dalam kontrak operasi
bersama (joint operating agreement.

Universitas Sumatera Utara