Emosi Tokoh Utama dalam Film Sang Martir Karya Helfi Kardit: Analisis Psikologi Sastra

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kemunculan sastra dilatarbelakangi oleh adanya dorongan dasar manusia untuk

mengungkapkan eksistensi dirinya melalui karya sastra yang ia ciptakan. Kualitas dan
eksistensi karya sastra sering dijadikan salah satu tolak ukur eksistensi diri penciptanya.
Berangkat dari hal tersebut, pengkajian terhadap karya sastra tidak lagi sulit ditemukan.
Karya sastra dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, salah satunya dari sudut pandang
tokoh. Sebuah karya sastra tercipta akibat adanya hubungan antartokoh dalam cerita dan
situasi sosial pada zamankarya sastra itu diciptakan. Perilaku tokoh dalam setiap cerita sangat
berbeda-beda sehingga dari setiap cerita yang disampaikan dapat tergambar sifat-sifat tokoh
dalam cerita. Sifat-sifat tokoh dalam cerita disebut perwatakan tokoh. Perwatakan termasuk
salah satu unsur intrinsik dalam karya sastra dantidak jarang dijadikan oleh para peneliti
sebagai aspek kajiannya terhadap karya sastra.Sebuah karya sastra pada umumnya berisi
tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia.
Hakikat karya sastra adalah mempunyai misi tertentu yang menyangkut persoalan
hidup manusia. Demikian juga film menceritakan kehidupan yang terjadi dalam masyarakat
seperti masalah sosial yang tercakup di dalamnya masalah agama, adat istiadat, pendidikan,

ekonomi, politik, dan lain-lain.Kajian film dalam studi sastra dan bahasa mempunyai
hubungan satu sama lain. Dilihat dari definisinya, film merupakan media komunikasi yang
bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang
berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986:134). Transformasi dari karya sastra ke
bentuk film dikenal dengan istilah ekranisasi. Istilah ekranisasi ini berasal dari Bahasa
Perancis, écran yang berarti layar. Ekranisasi (Eneste, 1991:60) adalah pelayarputihan atau

Universitas Sumatera Utara

pemindahan sebuah novel ke dalam film. Ekranisasi ini dimunculkan untuk memberikan
berbagai perkembangan informasi dan pengetahuan edukatif yang terdapat dalam karya sastra
terhadap masyarakat yang bukan pembaca karya sastra. Film Sang Martir sendiri bukan
merupakan bentuk dari ekranasasi karena film Sang Martir tidak diangkat dari cerita
novel.Pengubahan wahana dari karya sastra ke wahana film berpengaruh pula pada
berubahnya hasil yang bermediumkan bahasa atau kata-kata ke dalam film yang
bermediumkan gambar audiovisual, jika ditinjau dari dalam ekranisasi. Jika di dalam novel
ilustrasi dan penggambaran atau pelukisan dilakukan dengan menggunakan media bahasa
atau kata-kata, dalam film semua itu diwujudkan melalui gambar-gambar bergerak atau
audiovisual yang menghadirkan suatu rangkaian peristiwa.
Perkembangan karya sastra semakin bervariasi kualitasnya, terutama di bidang

perfilman. Bila ditinjau berdasarkan aspek kepribadian tokohnya, banyak film dalam negeri
yang terancam kualitasnya akibat minimnya konsistensi terhadap perwatakan yang
dibawakan oleh tokohnya. Hal ini menjadi pandangan penting mengingat dewasa ini
perfilman Tanah Air tengah diminati dan menjadi rekomendasi tersendiri bagi pecintanya.
Aspek kepribadian tokoh dapat ditinjau dari segi emosi tokoh. Emosi adalah suatu
keadaan perasaan yang dialami seseorang pada situasi tertentu (Suprapti, dkk 1992:97).
Emosi bukan hanya mencakup perasaan marah, melainkan mewakili beragamnya perasaan
manusia. Emosi ini mempunyai bentuk yang berubah-ubah, kadang bersifat negatif dan juga
bersifat positif. Emosi sangat melekat pada manusia sehingga di dalam karya sastra emosi
tentu dimunculkan oleh pengarang melalui tokoh-tokohnya.Menurut Piaget, penyebab
terjadinya emosi dipengaruhi oleh tiga faktor, faktor kematangan atau Maturation, pengaruh
yang datang dari pengalaman dan transmisi sosial, dan aktivitas sosial yang berguna dalam
belajar menyesuaikan diri (adaptasi), asimilasi dan akomodasi. Sebuah karya sastra dikatakan
berhasil bila pesan yang disampaikan pengarang berhasil tersampaikan kepada pembaca.

Universitas Sumatera Utara

Pengarang dalam hal ini harus dapat mempengaruhi emosi pembaca melalui emosi yang
dimunculkan pada tokoh-tokoh dalam karya tersebut.
Kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan kesedihan kerap kali dianggap sebagai emosi

yang paling mendasar (primary emotions). Situasi yang membangkitkan perasaan-perasaan
tersebut sangat terkait dengan tindakan yang ditimbulkannya dan mengakibatkan meningkat
ketegangan. Misalnya, pada saat kita merasa bahagia, senang, terhibur, rasa terpesona,
kegirangan luar biasa, merasa puas, senang sekali misalnya, itu bukanlah emosi mendasar
manusia. Akan tetapi itu adalah emosi yang diakibatkan oleh salah satu dari emosi mendasar
manusia berupa kegembiraan. Maka dari emosi mendasar ini lahirlah berbagai turunan emosi
lainnya atau variasi emosi lainnya. Penulis menilai bahwa aspek emosi merupakan aspek
yang cukup mendukung dalam meninjau dan mengkaji kepribadian tokoh-tokoh dalam
sebuah karya sastra.
Sang Martir merupakan sebuah film karya Helfi Kardit yang menceritakan tentang
pejuangan seorang mahasiswa berusia 20 tahun, Rangga, dalam mempertahankan sebuah
panti asuhan di tengah perseteruan antara dua kelompok mafia. Banyak kejadian yang
dialami Rangga dalam usahanya mempertahankan panti asuan tersebut. Hingga ia harus
dipenjara selama tiga tahun akibat balas dendamnya terhadap salah seorang anggota
kelompok mafia yang telah memperkosa salah satu anak dari panti asuhan. Berdasarkan
kejadian-kejadian yang terjadi dalam film Sang Martir, muncul situasi-situasi yang
menyebabkan tokoh Rangga meluapkan berbagai emosi.
Penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana emosi tokoh utama dalam film Sang
Martir karya Helfi Kardit serta penyebab yang melatarbelakangi bagamana emosi tersebut
dapat dimunculkan oleh sang tokoh utama. Penulis tertarik menganalisis aspek kepribadian

tokoh Rangga, terutama dari segi emosi tokoh, disebabkan oleh penulis ingin meneliti dan
mengetahui lebih film ini berdasarkan tinjauan psikologi sastra. Film Sang Martir karya Helfi

Universitas Sumatera Utara

Kardit ini belum pernah dianalisis secara psikologi sastra. Penulis menganalisisnya terbatas
hanya pada tokoh utamanya saja, yaitu Rangga, sehingga penelitian ini akan membahas
tentang emosi tokoh utama dalam film Sang Martir karya Helfi Kardit.
1.2

Batasan Masalah
Batasan perlu dilakukan agar ruang lingkup penelitian masalah terarah dan jelas sesuai

dengan tujuan. Terdapat dua batasan masalah dalam penelitian ini. Pertama, menekankan
pada pengungkapan gambaran emosi yang paling mendasar, yaitu kegembiraan, kemarahan,
ketakutan, dan kesedihan pada tokoh utama dalam film Sang Martir karya Helfi Kardit.
Kedua, penelitian ini dibatasi oles satu tokoh utama protagonis, yaitu tokoh Rangga dalam
film Sang Martir karya Helfi Kardit.
1.3


Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari penelitian ini, masalah yang dapat dikemukakan antara

lain sebagai berikut.
1.

Bagaimanakah emosi tokoh utama dalam film Sang Martir karya Helfi Kardit?

2.

Bagaimanakahpenyebab emosi tokoh utama dalam film Sang Martir karya Helfi
Kardit?

1.4

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilandasi masalah penelitian diatas ialah sebagai berikut.
1.


Mendeskripsikan emosi tokoh utama dalam film Sang Martir karya Helfi Kardit.

2.

Mendeskripsikanpenyebab emosi tokoh utama dalam film Sang Martir karya Helfi
Kardit.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Diharapkan penelitian ini memberi manfaat:
1.4.2.1Manfaat Teoretis
a.

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai teori emosi sebagai sisi
lain aspek kepribadian tokoh dalam mengkaji karya sastra, yaitu pada film Sang Martir
karya Helfi Kardit.


b.

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bahwa aspek emosi dapat dijadikan
sebagai tolak ukur konsistensi perwatakan antartokoh dalam setiap karya sastra.

1.4.2.2 Manfaat Praktis
a.

Hasil penelitian ini dapat membantu penonton dalam memahami film Sang Martir
karya Helfi Kardit.

b.

Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan terhadap perkembangan atau penelitian
terhadap bidang perfilman di masa yang akan mendatang.

Universitas Sumatera Utara