Implementasi Kebijakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar) Chapter III VI

BAB III
DESKRIPSI LOKASI
3.1 GAMBARAN UMUM KOTA PEMATANGSIANTAR
Kota Pematangsiantar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi
Sumatera Utara. Secara administratif kota Pematangsiantar dibagi atas delapan
kecamatan. Tabel dibawah ini akan menggambarkan nama-nama Kecamatan,
jumlah kelurahan, luas areal dan jumlah penduduk Kota Pematangsiantar.
Tabel 3.1. Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar

NO

KECAMATAN

JLH LUAS
KEL AREAL
(KM2)

JUMLAH PENDUDUK

LAKIPEREM JUMLAH
LAKI

PUAN
1.
Siantar Marihat
7
7,825
9.691
10.006
19.697
2.
Siantar Marimbun
6
18.006
6.506
6.887
13.393
3.
Siantar Selatan
6
2,020
10.807

11.113
21.920
Siantar Barat
3,205
23.948
24.863
4.
8
48.811
3,650
25.486
26.146
Siantar Utara
5.
7
51.632
4,520
21.710
22.383
Siantar Timur

6.
7
44.093
18,022
13.731
14.519
Siantar Martoba
7.
7
28.250
22,723
Siantar Sitalasari
11.602
11.599
8.
5
23.201
JUMLAH
53
79,971 123.481 127.516

250.997
Sumber: Kota Pematangsiantar Dalam Angka, diolah
3.1.1 Visi Kota Pematangsiantar
Adapun visi dari Kota Pematangsiantar yaitu “Pematangsiantar Mantap,
Maju dan Jaya”. Makna dari visi tersebut adalah :

47

Universitas Sumatera Utara

Mantap

: dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia dalam keadaan stabil sehingga mampu
memberikan andil dalam pembangunan daerah.

Maju

: dalam arti kinerja pembangunan daerah ditandai oleh adanya laju
pertumbuhan dan


peningkatan grafik di sektor-sektor prioritas yang

secara langsung berdampak positif bagi peningkatan kualitas kehidupan
serta penguatan posisi daya saing ekonomi, sosial dan budaya
masyarakat kota Pematangsiantar secara berkelanjutan.
Jaya

: dalam arti hasil pembangunan daerah yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah kota dan masyarakat Pematangsiantar berhasil dengan
sukses sesuai dengan target.
3.1.2 Misi Kota Pematangsiantar
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Untuk

yang akan

mewujudkan visi kota


“Pematangsiantar Mantap, Maju dan Jaya”, ditetapkan tujuh misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih
Pemerintahan yang bersih mempunyai makna bahwa proses penyusunan
kebijakan dan perencanaan pembangunanmelalui proses yang demokratis dan
transparan dengan mengikutsertakan masyarakat sehingga kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah memenuhi azas keadilan. Pemerintahan yang
akuntabel menggambarkan kemampuan untuk menjawab harapan masyarakat
berupa pemerintahan yang bersih, profesional, dan mampu memberikan pelayanan

48

Universitas Sumatera Utara

yang terbaik bagi warga kota serta pertanggungjawaban secara konstruktif dan
proporsional.
Untuk itu, tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian
perjalanan misi ke-1 ini pada akhir nantinya adalah meningkatkan kualitas tata
kelola pemerintah yang baik. Berdasarkan tujuan yang diwujudkan sebagai bentuk
akhir dalam menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang dicitacitakan maka sasaran pembangunan yang ditetapkan adalah :
a. Meningkatnya kinerja PNS/THL di lingkungan Pemerintahan Kota

Pematangsiantar
b. Terwujudnya pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel
2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Pendidikan yang ingin diwujudkan oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar
adalah pendidikan yang terjangkau bagi warga kota serta pendidikan mampu
menyiapkan generasi penerus yang cerdas, terampil, mandiri dan berwawasan
global sehingga mampu menghadapi perubahan serta tantangan perkembangan
kemajuan zaman.
Untuk itu, tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian
perjalanan misi ke-2 ini pada akhir nantinya, adalah :
a. Meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi
b. Meningkatnya kualitas keterampilan generasi muda
3. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan Pematangsiantar sehat melalui
upaya prefentif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk itu, tujuan yang akan

49

Universitas Sumatera Utara


diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-3 ini pada akhir
nantinya adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
4. Memperkuat Sistem Ekonomi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan
Koperasi
UMKM merupakan penyangga ekonomi masyarakat kota yang cukup
signifikan sehingga kemampuan UMKM dari segi penataan, pengelolaan
manajemen, teknologi, dan permodalan perlu mendapat perhatian. Pertumbuhan
dunia usaha diharapkan bersama-sama antara pengusaha besar dengan UMKM
melalui kerjasama yang saling menguntungkan dalam konteks kemitrasejajaran
yang didukung oleh iklim yang kondusif bagi berkembangnya dunia usaha dan
investasi. Untuk itu, tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari
penyelesaian perjalanan misi ke-4 ini adalah meningkatnya kesejahteraan
masyarakat dari usaha UMKM, koperasi, perdagangan dan pariwisata.
5. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur
Misi

ini

bertujuan


melakukan

percepatan

pembangunan

dan

pengembangan infrastruktur kota berbasis lingkungan hidup (green city) dan
estetika (keindahan) kota. Upaya ini dilakukan melalui penataan lingkungan kota
dan peningkatan fungsi maupun kapasitas prasarana, sarana dan utilitas
lingkungan kota melalui kerjasama dan peran serta masyarakat.
6. Menata Sistem Pelayanan Publik Yang Lebih Baik dan Profesional
Misi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah.
Berdasarkan tujuan yang akan diwujudkan sebagai bentuk akhir dalam
menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang dicita-citakan maka
sasaran pembangunan yang ditetapkan adalah :

50


Universitas Sumatera Utara

a.

Terciptanya sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi
pemerintah yang efektif dan efisien berbasis e-government guna
mewujudkan pelayanan prima

b. Tersosialisasinya PERDA serta diikuti dengan penegakan yang
transparan
c. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman,
keindahan) efektif dan efisien di Kota Pematangsiantar
d. Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK) yang memadai
e. Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan kelurahan
yang baik
f. Tersedianya

Sistem


Informasi

Manajemen

Pemda

Kota

Pematangsiantar
7. Menata sistem alokasi dana penggunaan anggaran yang efisien dan pro
rakyat
Misi ini bertujuan untuk mewujudkan kemandirian keuangan daerah,
efisiensi, penggunaan anggaran, pengentasan kemiskinan, pengangguran dan
perbaikan iklim kerja. Berdasarkan tujuan yang akan diwujudkan sebagai bentuk
akhir dalam menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang dicitacitakan maka sasaran pembangunan yang ditetapkan adalah :
a. Meningkatnya tatanan sistem pengeolaan anggaran yang efisien dan
terpadu dengan perencanaan
b. Menurunnya

angka

kemiskinan

menjadi

6,9%

dan

tingkat

pengangguran terbuka menjadi 9,4%

51

Universitas Sumatera Utara

3.1.3 Aspek Geografis
Wilayah administratif Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2053’20’’3001’00’’ Lintang Utara dan 9901’00’’-9906’35” Bujur Timur, berada di Provinsi
Sumatera Utara dengan jarak ke ibukota Provinsi yaitu Kota Medan sejauh ±128
km, terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan 53 (lima puluh tiga) kelurahan. Seluruh
wilayah administratif Kota Pematangsiantarberbatasan langsung dan dikelilingi
oleh wilayah administratif Kabupaten Simalungun.
Kota Pematangsiantar terletak pada ketimggian 400-500 diatas permukaan
laut, memiliki luas wilayah sebesar 79,97 km2 atau 0,11% dari luas wilayah
Provinsi Sumatera Utara. Kondisi Kota Pematanagsiantar sebagian besar datar dan
berbukit-bukit.

Sebagaimana

daerah-daerah

lain

di

Indonesia,

Kota

Pematangsiantar mengalami dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan.
Selama tahun 2009, kelembaban udara rata-rata berkisar 84% sedangkan curah
hujan rata-rata 257 mm. Suhu maksimum rata-rata 30,00C dan suhu minimum
rata-rata 21.00C.
Struktur daerah di Kota Pematangsiantar berwujud daerah perkotaan
dengan pertanian berupa sawah dan ladang yang berada di pinggiran kota. Secara
geografis Kota Pematangsiantar diapit oleh Kabupaten Simalungun yang memiliki
kekayaan perkebunan karet, sawit, teh dan pertanian. Letak geografis kota
Pematangsiantar sangat straegis sebagai “jembatan” yang menghubungkan
wilayah timur (pantai) dan wilayah barat (pegunungan) Provinsi Sumatera Utara,
sehingga keberadaan kawasan-kawasan ini merupakan wilayah hinterland kota
Pematangsiantar.

52

Universitas Sumatera Utara

3.1.4 Aspek Demografis
Jumlah penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2009 sebesar 250.997
jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata sebesar 3.146 jiwa/Km2, namun sebagai
catatan kepadatan penduduk tidak tersebar merata, di pusat kota (Kecamatan
Siantar Barat) kepadatan penduduk mencapai 15.230 jiwa/ Km2 sedangkan
dipinggiran kota (Kecamatan Siantar Marimbun) kepadatan penduduk hanya
mencapai 744 jiwa/Km2.
Laju

pertumbuhan

penduduk

10

(sepuluh)

tahunan

di

Kota

Pematangsiantar berdasarkan sensus penduduk yang dilaksanakan setiap 10
(sepuluh) tahun sekali yakni pada tahun 1961, 1971, 1980, dan pada tahun 2000
diperoleh rata-rata pertumbuhan penduduk sebagai berikut : pertumbuhan
penduduk pada tahun 1961-1971 sebesar 1,18% per tahun, tahun 1971-1980
sebesar 1,70% per tahun, tahun 1980-1990 sebesar 3,85% per tahun, tahun 19902000 sebesar 0,97% per tahun, dan laju pertumbuhan pada tahun 2000-2003
sebesar 0,91% per tahun. Sedangkan rata-rata laju pertumbuhan pada tahun 20042009 adalah sebesar 0,43%.
Apabila dibandingkan dengan angka pertumbuhan regional dan nasional
maka kondisi ini dapat menunjukkan salah satu indikator keberhasilan pemerintah
kota Pematangsiantar dalam pengendalian pertumbuhan penduduk.

53

Universitas Sumatera Utara

3.2 PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
3.2.1 Visi
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan
cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah, dengan
ditetapkannya visi yang kuat maka suatu instansi akan menjadi lembaga yang
mampu mengatur irama kegiatan operasional, mengatur pengelolaan sumberdaya,
mampu mengembangkan indikator kinerja dan cara pengukurannya. Disamping
itu agar terselenggaranya good government (pemerintahan yang baik) tentunya
diperlukan rencana yang baik pula dan itu merupakan prasyarat bagi setiap
instansi pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai
tujuan serta cita-cita masyarakat. Menurut Undang-Undang nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, pendayagunaan aparatur pemerintah dengan tuntutan
untuk mewujudkan administrasi daerah yang mampu mendukung kelancaran dan
keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggara pemerintahan dan
pembangunan

dapat

diartikan

bahwa

daerah

tersebut

mempraktekkan

pemerintahan yang baik. Dalam fenomena kehidupan masyarakat yang tergambar
dalam berbagai tuntutannya menghendaki agar pelaksanaan pemerintah bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar adalah
“Terselenggaranya

Sistem

dan

Prosedur

Administrasi

Pengelolaan

Keuangan dan Operasional Pemungutan Seluruh Sumber Pendapatan,
Pengelola Aset Daerah yang Mampu Mendukung Pelaksanaan Otonomi
Daerah”.

54

Universitas Sumatera Utara

Adapun maksud dari defenisi visi tersebut diatas adalah :
1. Terwujudnya Tertib Administrasi dan Operasional pemungutan sumber-

sumber pendapatan daerah yang memberikan pelayanan yang maksimal dan
prima kepada masyarakat dan wajib pajak.
2. Pemungutan seluruh sumber pendapatan daerah yang mampu mendukung

otonomi daerah, dengan tercapainya pemungutan sumber-sumber pendapatan
yang maksimal.
3. Terselenggaranya sistem dan prosedur administrasi pengelolaan keuangan

dengan konsep yang ditetapkan oleh pemerintah yang mencakup pendapatan,
penerimaan, pengeluaran dan pembiayaan daerah.
4. Tercapainya peningkatan dan pengelolaan aset daerah berdasarkan peraturan

perundang-undangan.
3.2.2 Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Badan PengelolaKeuangan Daerah Kota
Pematangsiantar menjabarkannya kedalam Misi sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugas berdasarkan ketentuan Peraturan Undang-Undang
yang berlaku.
2. Melaksanakan Pemungutan Pajak-pajak Daerah, dan koordinasi pada Unit
Kerja Pengelola Sumber Pendapatan lainnya.
3. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Aparatur serta pemanfaatan Sarana
dan Prasarana Tugas.
4. Meningkatkan Potensi Sumber Pendapatan Asli Daerah.

55

Universitas Sumatera Utara

5. Meningkatkan
Pengelolaan

Pengembangan
Keuangan

Sistem

yang

dan

mencakup

Prosedur

Administrasi

Pendapatan,

Penerimaan,

Pengeluaran serta Pembiayaan Daerah.
6. Melaksanakan Pengawasan dan Penggunaan / Pemanfaatan, Pemeliharaan
/Perawatan Aset Daerah.
3.2.3 Susunan Kepegawaian
1. Kepala DinasBadan Pengelola Keuangan
2. Sekretaris
1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Kepala Sub Bagian Data dan Program
3) Kepala Sub Bagian Keuangan
3. Kepala Bidang Pendapatan
1) Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan
2) Kepala Seksi Penetapan dan Penagihan
3) Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan
4. Kepala Bidang Anggaran
1) Kepala Seksi Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan
2) Kepala Seksi Anggaran Belanja Tidak Langsung
3) Kepala Seksi Anggaran Belanja Langsung
5. Kepala Bidang Perbendaharaan
1) Kepala Seksi Belanja Pegawai
2) Kepala Seksi Belanja Non Pegawai
3) Kepala Seksi Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Daerah

56

Universitas Sumatera Utara

6. Kepala Bidang Akuntansi
1) Kepala Seksi Verifikasi
2) Kepala Seksi Pencatatan dan Pelaporan APBD
3) Kepala Seksi Pencatatan dan Pelaporan Non APBD
7. Kepala Bidang Pengelolaan Kekayaan Daerah
1) Kepala Seksi Pendataan dan Aset Dearah
2) Kepala Seksi Pemeliharaan, Perawatan,dan Optimalisasi Aset
3) Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi
8. Kepala UPTD PAJAK 2 (PBB dan BPHTB)
Susunan

Kepegawaian

berdasarkan

Jabatan

Struktural

dan

Pangkat/Golongan dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 3.2 Susunan Kepegawaian berdasarkan Jabatan Struktural
No. JABATAN
JUMLAH/ORANG
1.
Kepala Dinas
1
2.
Sekretaris
1
3.
Kepala Bidang
5
4.
Kasi/Kasubag
18
5.
Staf
110
JUMLAH
135

57

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.3. Susunan Kepegawaian berdasarkan Pangkat/Golongan
No. PANGKAT
GOLONGAN
JUMLAH
1.
Pembina Utama Muda
IV/C
2
2.
Pembina Tk.1
IV/B
1
3.
Pembina
IV/A
2
4.
Penata Tk. 1
III/D
15
5.
Penata
III/C
16
6.
Penata Muda Tk.1
III/B
10
7.
Penata Muda
III/A
20
8.
Pengatur Tk.1
II/D
6
9.
Pengatur
II/C
5
10. Pengatur Muda Tk.I
II/B
15
11. Pengatur Muda
II/A
2
12. Juru Tk.I
I/D
2
13. Tenaga Harian Lepas
39
JUMLAH
135

58

Universitas Sumatera Utara

3.2.4 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar
KEPALA BADAN

Kel. Jabatan Fungsi

Sekretaris

Bidang
Pendapatan

Bidang Anggaran

Seksi Evaluasi
& Pelaporan

Seksi Anggaran
Pendapatan &
Pembiayaan

Seksi
Pendaftaran &
Pendataan

Seksi Anggaran
Belanja Tidak
Langsung

Seksi Penetapan
& Penagihan

Seksi Anggaran
Bel. Langsung

U
P
T
D

Subbag. Umum &
Kepegawaian

Subbag. Data &
Program

Subbag. Keuangan

Bidang
Perbendaharaan

Bidang Akuntansi

Bid. Pengelolaan
Kekayaan Daerah

Seksi Bel.
Pegawai

Seksi Verifikasi

Seksi Pendataan
& Aset Daerah

Seksi Fasil.
Penge. Keu.

Seksi Pencat.
Pelaporan APBD

Seksi Pemel.
Peraw. &

Seksi Fasil.
Penge. Keu.

Seksi Pencat.
Pelaporan Non

Seksi Monitoring
& Evaluasi

59

Universitas Sumatera Utara

3.2.5 Tugas Pokok dan Fungsi
1. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar
(BPKD)
Badan

Pengelola

Keuangan

daerah

mempunyai

tugas

melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang pendapatan
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
Penjabaran tugas adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan
mencakup

fungsi

kegiatan

pengelolaan

perencanaan,

keuangan

pelaksanaan,

daerah

yang

penatausahaan,

pengendalian, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan lingkup
APBD yang mencakup pendapatan dan/atau penerimaan, pengeluaran
serta pembiayaan daerah;
b. Menyelenggarakan fungsi pengelolaan kas non anggaran yang
mencakup penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi
anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah daerah yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan/atau
perjanjian dengan pihak ketiga menjadi tugas/tanggung jawab dinas
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;
c. Menyelenggarakan fungsi pengelolaan aset daerah maupun kekayaan
pihak lain dan atau investasi yang
yang

mencakup

kegiatan

dikuasakan

perencanaan,

kepada

daerah

pelaksanaan/pengadaan,

optimalisasi, pelaporan dan pertanggung jawaban;

60

Universitas Sumatera Utara

d. Menyelenggarakan fungsi manajemen internal dinas pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah yangmencakup kegiatan
penggalian dan pemungutan sumber-sumber pendapatan;
e. Menyelenggarakan fungsi pembinaan dan pengendalian terhadap
UPTD di bidang pendapatan;
f. Menyelenggarakan fungsi asistensi terhadap kepala daerah dalam
rangka pembuatan kebijakan dan/atau peraturan perundang-undangan
ditingkat daerah di bidang keuangan dan aset;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris BPKD
Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris mempunyai tugas
membantu kepala badan dalam menjalankan fungsi manajemen internal
Badan Pengelola Keuangan daerah dalam rangka mengoptimalkan kinerja
organisasi dinas.Untuk menyelenggarakan tugas sekretariat mempunyai
fungsi :
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi surat-menyurat, ketatausahaan,
arsip dan perlengkapan;
b. pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan dan inventaris
kantor;
c. pelaksanaan urusan rumah tangga kantor serta perawatan dan
pemeliharaan aset dinas;
d. perumusan anggaran operasional dan anggaran pembangunan dinas;

61

Universitas Sumatera Utara

e. pembinaan pegawai dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
Penjabaran tugas pada sekretariat adalah sebagai berikut :
a. Sub bagian umum dan kepegawaian :
1. menyiapkan bahan-bahan dan tempat rapat;
2. mengarsipkan surat masuk dan keluar;
3. melaksanakan pengadaan, pemeliharaan alat-alat/barang-barang
inventaris kantor;
4. melaksanakan rencana dan program hubungan masyarakat;
5. mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk
pelaksanaan tata usaha, administrasi umum barang, perlengkapan
dan pelayanan perjalanan dinas;
6. menyusun kelengkapan dan administrasi kepegawaian;
7. menyiapkan absensi kehadiran aparatur, penegakan disiplin dan
pembinaan aparatur;
8. melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris dinas sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
b. Sub bagian data dan program :
1. menyusun rencana dan program kerja dinas;
2. menyajikan data pelaksanaan di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah;
3. menyiapkan

bahan

penyusunan

dan

menelaah

peraturan

perundang-undangan daerah di bidang pendapatan daerah;

62

Universitas Sumatera Utara

4. melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris dinas sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
c. Sub bagian keuangan :
1. menyusun rencana anggaran operasional dinas;
2. melaksanakan pengurusan gaji pegawai;
3. mengkoordinir segala pungutan dan setoran pajak sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
4. mengkoordinir penyelesaian dan pertanggungjawaban administrasi
keuangan;
5. melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap aparatur
pengelola keuangan;
6. melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris dinas sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
3. Bidang Pendapatan
Bidang pendapatan merupakan unsur pelaksana yang dipimpin
seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan;Bidang pendapatan
yang dipimpin oleh kepala bidang pendapatan mempunyai tugas
membantu kepala dinas di bidang pendapatan daerah yang berkaitan
dengan pendataan, pendaftaran/penetapan, penelitian dan pengembangan
serta legalisasi surat-surat berharga, pajak dan retribusi daerah, dana
perimbangan/bagi hasil, penerimaan lainnya serta menangani keberatan
pajak dan retribusi. Penyelenggaraan tugas meliputi :

63

Universitas Sumatera Utara

a. menyelenggarakan fungsi koordinasi dalam perumusan kebijakan
teknis

dalam

bidang

perencanaan,

pembinaan,

pemantauan,

pengendalian dan pengembangan pendapatan daerah;
b. melaksanakan segala urusan dan kegiatan pemungutan, pengumpulan
dan pemasukan pendapatan ke kas daerah secara maksimal, baik
terhadap sumber pendapatan daerah yang baru berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan kepala daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku;
c. melaksanakan penelitian dan evaluasi tata cara pemungutan pajak,
retribusi dan pemungutan-pemungutan lainnya yang telah ada;
d. mengkoordinasikan seluruh usaha di bidang pemungutan dan
pendapatan daerah berdasarkan ketentuan yang telah digariskan
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah;
e. melaksanakan koordinasi kepada instansi pengelola pendapatan asli
daerah;
f. merencanakan, menertibkan, menyelenggarakan dan mengelolapajak
daerah dan retribusi daerah;
g. merencanakan

dan menyusun jadwal kegiatan/program 1 (satu)

tahun anggaran dalam hal pendataan, pemuktahiran data dan
berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah sebagai pengelola
pendapatan;
h. melaksanakan perencanaan pencapaian target pendapatan 1 (satu)
tahun anggaran pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan lainnya

64

Universitas Sumatera Utara

yang ada dan berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah
sebagai pengelola pendapatan daerah;
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
Penjabaran tugas pada bidangpendapatan adalah sebagai berikut:
a. Seksi pendaftaran dan pendataan mempunyai tugas :
1. menyusun program dan melaksanakan pengendalian sistem
pendaftaran dan pendataan subjek pajak daerah;
2. melaksanakan perhitungan untuk penetapan pajak daerah, retribusi
daerah yang terhutang;
3. menghitung penetapan pajak daerah, retribusi daerah;
4. melaksanakan penertiban dan pendistribusian Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD);
5. mengkoordinir pembuatan SPTPD Pajak;
6. melaksanakan perhitungan penetapan tambahan pajak daerah,
retribusi daerah dengan menggunakan hasil dari pemeriksaan
lokasi/lapangan;
7. menyiapkan

surat

pemungutan/pembayaran/penyetoran

penolakan
bagi

surat

angsuran
permohonan

angsuran yang disetujui;
8. mempersiapkan Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar;
9. mempersiapkan Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD),
Surat Perjanjian Angsuran pemungutan/pembayaran/penyetoran;

65

Universitas Sumatera Utara

10. mempersiapkan

Penerbitan

Surat

Ketetapan

Pajak/Retribusi

Daerah (SKP/RD) Angsuran dan Tambahan;
11. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang pendapatan
sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Seksi penetapan dan penagihan mempunyai tugas :
1. menyusun program dan melaksanakan pengendalian sistem dan
prosedur penetapan dan penagihan pajak daerah dan retribusi
daerah;
2. mengkoordinir pelaksanaan penagihan berdasarkan SSPD dan
SSRD;
3. mengkoordinir

pembuatan

laporan

rekapitulasi

penagihan

berdasarkan SSPD dan SSRD yang tidak tertagih;
4. melaksanakan penagihan kepada Wajib Pajak Daerah yang telah
menerima SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan belum melunasi
pemungutan/pembayaran/penyetorannya hingga waktu yang belum
ditentukan;
5. Melaksanakan monitoring pelaksanaan pengelolaan retribusi
daerah pada SKPD pengelola retribusi daerah;
6. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang timbul dalam
pengelolaan retribusi daerah oleh SKPD pengelola;
7. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang pendapatan
sesuai dengan bidang tugasnya.

66

Universitas Sumatera Utara

c. Seksi evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas :
1. melakukan evaluasi dan pelaporan realisasi pajak daerah, dan
Retribusi Daerah dan Pendapatan lain yang sah;
2. membukukan

dan

melaporkan

tunggakan

pajak

daerah,

menfasilitasi dan memonitor tunggakan retribusi daerah;
3. melaporkan benda berharga serta membukukan dan melaporkan
realisasi penerimaan;
4. menerima dan mencatat semua SKPD, SKPDKB, SKPDKBT,
SKPD Angsuran, SKRD, SKRDKB, SKRDKBT, SKRD Angsuran
beserta daftarnya kekolom yang tersedia pada kartu jenis Pajak
Daerah, Retribusi Daerah dan Kartu Wajib Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan mencatat semua Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT) yang tercantum dalam DHKP
kedalam kartu Wajib Pajak PBB;
5. menerima dan mencatat semua SKPD, SKPDKB, SKPDKBT,
SKPD Angsuran, SKRD, SKRDKB, SKRD Angsuran yang telah
dibayar lunas kedalam Buku Penerimaan sejenis, ke kolom kredit
dalam Kartu Jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Kartu Wajib
Pajak Daerah;
6. menghitung tunggakan dengan jalan menjumlahkan isi kolom
penetapan dan isi kolom pembayaran/pemungutan/ penyetoran
pada Kartu Jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Kartu Wajib
Pajak PBB;

67

Universitas Sumatera Utara

7. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang pendapatan
sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Bidang Anggaran
Bidang anggaran merupakan unsur pelaksana yang dipimpin
seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan;Bidang anggaran yang
dipimpin oleh kepala bidang anggaran mempunyai tugas membantu kepala
badan

dalam

melaksanakan

pengelolaan

keuangan

daerah.

Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud meliputi :
a. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan daerah
tentang APBD dan perubahan APBD beserta dokumen lampirannya;
b. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan daerah
penjabaran APBD dan penjabaran perubahan APBD beserta dokumen
lampirannya;
c. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan perundangundangan di tingkat daerah lainnya yang menyangkut penyusunan
anggaran;
d. menyelenggarakan fungsi asistensi dan sinkronisasi dalam proses
penyusunan rencana kerja anggaran dan pengesahan dokumen
pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah.
Penjabaran tugas pada bidanganggaran adalah sebagai berikut :
a. Seksi anggaran pendapatan dan pembiayaan mempunyai tugas:

68

Universitas Sumatera Utara

1. menyelenggarakan fungsi perencanaan anggaran yang menyangkut
pendapatan

daerah

dan

pembiayaan

daerah

serta

fungsi

pengendalian pelaksanaan anggaran dalam hal ketersediaan
anggaran secara periodik;
2. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
anggaran sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Seksi anggaran belanja tidak langsung mempunyai tugas :
1. menyelenggarakan fungsi perencanaan anggaran yang menyangkut
belanja tidak langsung serta fungsi asistensi dan pengendalian
dalam penyusunan rencana kerja perangkat daerah;
2. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
anggaran sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Seksi anggaran belanja langsung mempunyai tugas :
1. menyelenggarakan fungsi perencanaan anggaran yang menyangkut
belanja langsung serta fungsi asistensi dan pengendalian dalam
penyusunan rencana kerja perangkat daerah;
2. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
anggaran sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Bidang Perbendaharaan
Bidang perbendaharaan merupakan unsur pelaksana yang dipimpin
seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah

dan

bertanggung

jawab

kepada

kepala

badan.

Bidang

perbendaharaan yang dipimpin oleh kepala bidang perbendaharaan

69

Universitas Sumatera Utara

mempunyai tugas membantu kepala badan yang berkaitan dengan
penetapan dan penerbitan SP2D, menguji kebenaran tagihan, membina
ketatausahaan keuangan, penyelesaian masalah perbendaharaan dan ganti
rugi serta membina bendaharawan. Penyelenggaraan tugas dimaksud
meliputi :
a.

menyelenggarakan fungsi
anggaran

pengelolaan kas baik yang bersifat

maupun

non

anggaran

yang

menjadi

tanggungjawab/kewenangan dinas;
b.

mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan untuk menyusun
pedoman

teknis

dalam

pengembangan

pembinaan

kegiatan

perbendaharaan dan kas daerah;
c.

menyusun pedoman dan pengendalian perbendaharaan dan kas;

d.

menyusun pedoman dan petunjuk teknis di bidang pengelolaan gaji;

e.

menyelenggarakan kegiatan pelayanan teknis administratif keuangan

f.

menyelenggarakan

fungsi

penyusunan

rancangan

peraturan

perundang-undangan di tingkat daerah yang menyangkut kegiatan
pengelolaan kas dan penatausahaan keuangan;
g.

menyelenggarakan fungsi pengendalian dalam proses pengelolaan kas
dan penatausahaan keuangan daerah;

h.

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
bidang tugas dan fungsinya.

Penjabaran tugas pada bidangperbendaharaan adalah sebagai berikut :
a.

Seksi belanja pegawai mempunyai tugas :

70

Universitas Sumatera Utara

1.

menyelenggarakan

fungsi

pelaksanaan

dan

pengendalian

pengelolaan kas dan penatausahaan keuangan untuk jenis belanja
pegawai yang termasuk dalam kelompok belanja tidak langsung;
2.

melaksanakan

tugas

lain

yang diberikan

kepala bidang

perbendaharaan sesuai dengan bidang tugasnya.
b.

Seksi belanja non pegawai mempunyai tugas :
1.

menyelenggarakan

fungsi

pelaksanaan

dan

pengendalian

pengelolaan kas dan penatausahaan keuangan untuk kelompok
belanja langsung serta jenis belanja non pegawai dalam
kelompok belanja tidak langsung;
2.

melaksanakan

tugas

lain

yang diberikan

kepala bidang

perbendaharaan sesuai dengan bidang tugasnya.
c.

Seksi fasilitas pengelolaan keuangan daerah mempunyai tugas:
1.

menyelenggarakan penyusunan perancangan dan sosialisasi
sistem, prosedur dan/atau peraturan perundang-undangan dalam
rangka proses pengelolaan kas dan penatausahaan keuangan
daerah;

2.

melaksanakan

tugas

lain

yang diberikan

kepala bidang

perbendaharaan sesuai dengan bidang tugasnya.

6. Bidang Akuntansi
Bidang akuntansi merupakan unsur pelaksana yang dipimpin seorang
kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala badan;Bidang akuntansi yang dipimpin

71

Universitas Sumatera Utara

oleh kepala bidang akuntansi mempunyai tugas membantu kepala dinas
dalam melaksanakan pencatatan akuntasi pendapatan dan belanja daerah,
membuat laporan keuangan daerah dan meneliti laporan keuangan yang
disampaikan

oleh

bendahara

Satuan

Kerja

Perangkat

Daerah.

Penyelenggaraan tugas tersebut meliputi :
a. menyelenggarakan fungsi pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah
daerah yang meliputi prosedur akuntansi penerimaaan dan pengeluaran
kas serta prosedur selain kas diluar prosedur akuntansi asset
tetap/barang milik daerah;
b. menyelenggarakan

fungsi

pengendalian

atas

pelaksanaan

kebijakan akuntansi pemerintah daerah;
c. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan perundangundangan di tingkat daerah yang menyangkut kegiatan akuntansi
pemerintahan daerah;
d. melaksanakan pengkoordinasian penyusunan laporan pendapatan dan
belanja serta pembiayaan pada setiap bulan, triwulan dan semester;
e. melaksanakan pengkoordinasian pelaksanaan pengujian, investigasi
komfirmasi, rekonsiliasi atas aset fisik maupun non fisik untuk
penyusunan laporan keuangan;
f. melaksanakan pengkoordinasian penelitian terhadap SPJ dan tata cara
pembukuannya terhadap pelaksanaan APBD yang dikelola oleh
bendahara SKPD;
g. mengkoordinasikan tata cara pembuatan Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan terhadap Bendahara SKPD;

72

Universitas Sumatera Utara

h. melaksanakan pencatatan transaksi pada buku jurnal, buku besar, buku
pembantu serta register lainnya;
i. membina dan melaksanakan akuntansi pada unit SKPD sebagai
penggunaan anggaran;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
dengan bidang tugasnya,
Penjabaran tugas pada bidangakuntansi adalah sebagai berikut :
a. Seksi verifikasi mempunyai tugas :
1. menyelenggarakan fungsi pengendalian pelaksanaan prosedur
akuntansi pengeluaran kas dalam kerangka penyusunan laporan
realisasi anggaran dan arus kas;
2. memeriksa dan meneliti Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran
dari SKPD;
3. mengkoordinir dan melaksanakan sistem akuntasi dan pelaporan
keuangan daerah;
4. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang akuntansi.
b. Seksi pencatatan dan pelaporan APBD mempunyai tugas :
1. menyelenggarakan fungsi penyusunan laporan keuangan APBD;
2. membuat laporan penerimaan kas daerah perbulan, triwulan,
semester dan tahunan;
3. menyiapkan bahan untuk penyusunan laporan keuangan dan
laporan pertanggungjawaban APBD;
4. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang akuntansi.

73

Universitas Sumatera Utara

c. Seksi pencatatan dan pelaporan non APBD mempunyai tugas:
1. menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pelaporan arus kas aktivitas
non APBD;
2. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang akuntansi.

7. Bidang Pengelolaan Kekayaan Daerah
Bidang pengelolaan kekayaan daerah merupakan unsur pelaksana
yang dipimpin seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan;Bidang
pengelolaan kekayaan daerah yang dipimpin oleh kepala
pengelolaan

kekayaan

bidang

daerah mempunyai tugas membantu kepala

badan dalam melaksanakan analisa rencana kebutuhan pemeliharaan
barang

milik

daerah,

penggunaan,

penatausahaan,

pemanfaatan,

pengamanan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian barang milik daerah. Penyelenggaraan
tugas meliputi :
a. mengkoordinasikan

penyiapan

konsep

penyempurnaan

dan

penyusunan kebijakan, ketentuan dan standar analisa rencana
kebutuhan barang milik daerah dan rencana kebutuhan pemeliharaan
barang milik daerah, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan,
pengamanan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian barang milik daerah;

74

Universitas Sumatera Utara

b. menyelenggarakan analisa rencana kebutuhan barang milik daerah dan
rencana kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah, penggunaan,
penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan penilaian, penghapusan,
pemidahtanganan pembinaan, pengawasan dan pengendalian barang
milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
c. menyelenggarakan fungsi pengelolaan kekayaan daerah baik yang
dikelola sendiri atau pihak ketiga;
d. menyelenggarakan fungsi pelaksanaan prosedur penatausahaan dan
penilaian asset tetap;
e. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan perundangundangan dan kebijakan di tingkat daerah yang menyangkut
pengelolaan barang milik negara dan/atau akuntansi asset tetap;
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai bidang
tugas dan fungsinya.
Penjabaran tugas pada bidangpengelolaan kekayaan daerah adalah sebagai
berikut :
a. Seksi pendataan dan aset daerah :
1. melaksanakan tugas penatausahaan barang milik daerah yang
meliputi

pembukuan,

inventarisasi,

pelaporan,

pemanfaatan,

pengamanan dan penilaian;
2. melaksanakan koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran barang
milik daerah untuk menghimpun ke dalam Daftar Barang Milik
Daerah (DBMD)sesuai dengan standar yang ditetapkan;

75

Universitas Sumatera Utara

3. menghimpun

seluruh

hasil

perhitungan,

pengurusan,

penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan
barang milik daerah dari seluruh SKPD dan disusun menjadi Buku
Inventaris;
4. menghimpun seluruh laporan penggunaan barang semesteran,
tahunan dan 5 (lima) tahunan dari masing-masing SKPD dan
membuat rekapitulasinya untuk disampaikan kepada kepala daerah
melalui pengelola;
5. membuat konsep Keputusan Walikota tentang kode lokasi SKPD di
lingkungan Pemerintah Kota Pematangsiantar;
6. membuat

konsep

Keputusan

Walikota

tentang

penyimpanan barang dan pengurusan barang satuan kerja perangkat
daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pematangsiantar;
7. menyimpan dan memelihara Dokumen Aset Daerah;
8. melaksanakan Sertifikasi Aset Tanah Milik Daerah;
9. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
pengelolaan kekayaan daerah sesuai bidang tugasnya.
b.

Seksi pemeliharaan, perawatan dan optimalisasi aset :
1. menyelenggarakan fungsi pemeliharaan, perawatan dan optimal
aset dan/atau kekayaan daerah;
2. menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang
pemanfaatan barang milik daerah yang meliputi pinjam pakai,
kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah
guna;

76

Universitas Sumatera Utara

3. menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang
pembentukan panitia penghapusan barang milik negara;
4. menghimpun daftar usulan penghapusan barang dari SKPD dan
menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang
persetujuan atas barang yang akan dihapus dan selanjutnya
membuat konsep penetapan pengelolaan atas nama kepala daerah
tentang penghapusan barang milik daerah;
5. menyiapkan

konsep

Keputusan

Walikota

tentang

pemindahtanganan barang milik daerah meliputi penjualan, tukarmenukar, hibah dan penyertaan modal pemerintah daerah;
6. membantu majelis pertimbangan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
dalam pelaksanaan penyelesaian tuntutan ganti rugi;
7. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
pengelolaan kekayaan daerah sesuai dengan tugasnya.
c. Seksi monitoring dan evaluasi mempunyai tugas:
1. menyelenggarakan fungsi pengawasan Barang Milik Daerah secara
administrasi fisik dan hukum;
2. melaksanakan penyiapan/penyusunan dan menghimpun Daftar
Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Daftar
Rencana

Kebutuhan

Pemeliharaan

Barang

Milik

Daerah

(RKPBMD) untuk satu tahun anggaran yang diperlukan oleh setiap
SKPD berdasarkan standarisasi sarana dan prasarana kerja
pemerintah daerah dan standarisasi harga;

77

Universitas Sumatera Utara

3. menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang
Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD)
berdasarkan Rencana Tahunan Barang dan Rencana Tahunan
Pemeliharaan Barang dari semua SKPD;
4. menghimpun daftar hasil pengadaan barang milik daerah dari
semua SKPD setiap 6 (enam) bulan dan disusun menjadi Daftar
Hasil Pemeliharaan Barang Milik Daerah;
5. menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang
Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah pada masingmasing SKPD;
6. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
pengelolaan kekayaan daerah sesuai dengan tugasnya.

8. UPTD PAJAK 2 (PBB dan BPHTB)

UPTD mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas badan di
bidang pemungutan dan pelayan Pajak Daerah.
Penjabaran tugas pada UPTD adalah sebagai berikut :
1. pelaksanaan penyusunan program kegiatan pemungutan dan
pelayanan pajak.
2. pelaksanaan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan objek
pajak.
3. pelaksanaan penilaian, verifikasi dan penghitungan usulan besarnya
ketepatan pajak.

78

Universitas Sumatera Utara

4. pelaksanaan penyampaian SPOP dan SPTPD kepada Wajib Pajak
serta menghimpun dan mengolah kembali hasil SPOP dan SPTPD.
5. pelaksanaan penyampaian SPPT dan SKPD kepada Wajib Pajak.
6. pelaksanaan Penagihan Pajak Daerah sesuai kewenangannya.
7. pelaksanaan penerimaan dan penyetoran pajak ke Rekening Kas
Umum Daerah.
8. pelaksanaan pemrosesan permohonan keringanan, keberatan,
pembetulan, pembatalan, angsuran dan penundaan pembayaran,
banding, pembebasan, restitusi, mutasi dan pengurangan sanksi
administrasi pajak serta penghapusan piutang pajak.
9. pelaksanaan analisa data dan uji kelayakan atas surat permohonan
yang diajukan Wajib Pajak.
10. pelaksanaan pengawasan objek pajak.
11. pelaksanaan pembukuan, pelaporan, dan pengendalian atas
pungutan dan penyetoran pajak.
12. pelaksanaan ketatausahaan UPTD.
13. melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan pajak.

79

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENYAJIAN DATA
Pada bab ini Penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama
penelitian dilapangan yaitu pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota
Pematangsiantar yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Bentuk penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam bab ini penulis akan
menyajikan data dari hasil pengamatan dan penelitian yang didapat melalui proses
wawancara terkait Implementasi Kebijakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Menjadi Pajak Daerah di Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar.
Dalam melakukan pengumpulan data penelitian ada beberapa tahapan
yang harus peneliti lakukan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan
penelitian, yaitu dimulai dari

pengumpulan berbagai jenis dokumen serta

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kebijakan peralihan pajak bumi dan
bangunan

perdesaan

dan

perkotaan

menjadi

pajak

daerah

di

Kota

Pematangsiantar. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara kepada informan
untuk mengetahui lebih mendalam lagi tentang Implementasi Kebijakan Peralihan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan Menjadi Pajak Daerah di Kota
Pematangsiantar yang menjadi pembahasan di penelitian ini.
Tipe wawancara yang dipilih penulis adalah tipe wawancara terstruktur,
dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar
pertanyaan yang akan di ajukan. Pertanyaan yang disusun jelas berhubungan
dengan

Proses Implementasi kebijakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan

80

Universitas Sumatera Utara

Perdesaan Perkotaan Menjadi Pajak Daerah. Namun didalam proses wawancara
penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru
yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan kunci maupun
informan tambahan sehingga seluruh permasalahan yang diangkat penelitian ini
dapat terjawab.
4.1 Deskripsi Hasil Wawancara
Setelah peneliti melakukan penelitian dan melakukan wawancara dengan
beberapa informan, maka dapat diperoleh beberapa informasi terkait Implementasi
kebijakan peralihan pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan PBB-P2
menjadi pajak daerah studi pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota
Pematangsiantar, antara lain :
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi oleh si pemberi
pesan melalui media tertentu kepada si penerima pesan dengan tujuan tertentu.
Salah satu cara untuk menyampaikan informasi adalah melalui komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu variabel penting yang mempengaruhi
implementasi kebijakan publik, komunikasi sangat menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik. Implementasi yang efektif
akan terlaksana, jika para pembuat keputusan mengetahui mengenai apa yang
akan mereka kerjakan. Informasi yang diketahui para pengambil keputusan hanya
bisa didapat melalui komunikasi yang baik.
a. Transmisi

81

Universitas Sumatera Utara

Transmisi merupakan tahap awal penyaluran komunikasi. Dalam tahap
awal ini merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan oleh para penyampai
pesan. Penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu
implementasi yang baik pula. Seringkali terjadi masalah dalam penyaluran
komunikasi yaitu adanya salah

pengertian yang disebabkan banyaknya

tingkatan birokrasi yang harus dilalui dalam proses komunikasi, sehingga apa
yang diharapkan tidak dapat berjalan dengan baik.
Dalam pelaksanaan kebijakan peralihan pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan menjadi pajak daerah di Kota pematangsiantar dapat
terlaksana apabila penyampaian informasi yang dilakukan itu baik, dimulai dari
implementor hingga masyarakat sebagai objek yang terkena kebijakan.
Kasi penetapan dan penagihan:
“Sudah dilakukan sosialisasi ke masyarakat dan dilakukan sejak tahun
peralihan PBB P2 yaitu pada tahun 2013 melalui kelurahan-kelurahan di Kota
Pematangsiantar”.
Namun pernyataan diatas bertolak belakang dengan apa yang dikatakan
oleh Bapak Ronny Sinaga sebagai Kabid Pendapatan, beliau menyatakan bahwa
belum ada melakukan sosialisasi. Sosialisasi masih berdasarkan media spanduk.
Berikut pernyataan beliau :
“kita masih miskin sosialisasi, Sosialisasi yang dilakukan ke masyarakat
masih menggunakan spanduk, namun sudah di sebarkan di setiap kelurahan.”

82

Universitas Sumatera Utara

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu wajib pajak PBB Kota
Pematangsiantar Ibu Kamsia Simbolon warga Kecamatan Siantar Martoba yang
belum mengetahui adanya kebijakan peralihan PBB-P2, berikut pernyataan
beliau:
“setau saya tidak ada sosialisasi, saya hanya dengar dari orang-orang
saja kalau sekarang bayar PBB di BPKD saja”.
Metode sosialisasi yang digunakan tak berhenti sampai disitu saja, BPKD
Kota Pematangsiantar berencana akan melakukan berbagai metode sosialisasi
yang lain. Seperti pernyataan yang disampaikan oleh informan kepada peneliti
melalui wawancara berikut ini :
“Kami juga berencana untuk melakukan metode sosialisasi yang lain
yaitu melalui mobil keliling, melalui radio dan juga melalui koran.”
Upaya yang telah dilakukan oleh BPKD Kota Pematangsiantar dalam hal
memberikan sosialisasi terkait kebijakan peralihan PBB-P2 dari pusat ke daerah
nampaknya masih belum maksimal dilakukan.
b. Kejelasan Komunikasi
Jika kebijakan ingin diimplementasikan dengan sebagaimana mestinya,
maka petunjuk dari pelaksanaan tersebut tidak hanya harus dipahami, melainkan
juga petunjuk itu harus jelas. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti terhadap informan terkait kejelasan dan pemahaman akan kebijakan
peralihan PBB-P2 menjadi pajak daerah sudah sangat jelas. Seperti yang
disampaikan oleh Bapak Hamdani Lubis selaku kasi penetapan dan penagihan
terkait pemahaman kebijakan peralihan PBB-P2 menjadi pajak daerah:

83

Universitas Sumatera Utara

“Karena memang sudah amanat undang-undang peralihan tersebut mau
tidak mau harus diterima daerah.jadi untuk dasar-dasar hukum dan peraturan
terkait kebijakan tersebut ya kita mengadopsi dari peraturan kementrian
keuangan, serta undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah selanjutnya kita sesuaikan dengan kondisi daerah dengan
mengeluarkan peraturan daerah kota Pematangsiantar nomor 6 tahun 2011
tentang pajak daerah. Perda tersebut juga menjadi acuan petugas dalam
melaksanakan tugasnya dilapangan.”
Dalam pelaksanaan kebijakan peralihan pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan komunikasi merupakan hal yang penting, para pelaksana
kebijakan harus mengetahui apa yang mereka kerjakan dan apa yang harus
dilakukan. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tugas mereka, maka
keputusan-keputusan maupun dasar hukum lainnya harus jelas.
Pada kebijakan peralihan PBB-P2 menjadi pajak daerah, secara internal
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar yang mengelola PBBP2 adalah bidang pendapatan berikut dengan seksi pendaftaran dan pendataan,
seksi penetapan dan penagihan, serta seksi evaluasi dan pelaporan. Berikut
pernyataan dari Bapak Ronny Sinaga sebagai Kepala bidang pendapatan :
“Kita di BPKD yang mengelola PBB-P2 mulai dari pendaftaran,
pendataan hingga pelaporan yaa bidang pendapatan”.
c. Konsistensi
Segala aturan dari kebijakan peralihan PBB-P2 menjadi pajak daerah telah
tertulis dengan jelas, dimana kesemua peraturan tersebut sudah jelas dan tidak ada

84

Universitas Sumatera Utara

yang diubah-ubah dimulai dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Tahapan Persiapan dan
Pelaksanaan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Sebagai Pajak Daerah hingga Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 6
tahun 2011 Tentang Pajak daerah.

2. Sumber Daya
Sumber daya merupakan unsur terpenting dalam keberhasilan suatu
implementasi kebijakan. Karena sumber daya merupakan syarat berjalannya suatu
organisasi. Sebuah implementasi akan sulit dilaksanakan apabila sumber daya
yang ada di dalam organisasi tersebut tidak memadai dari segi kuantitas maupun
kualitas. Sama halnya dengan keberhasilan kebijakan peralihan PBB-P2 menjadi
pajak daerah tidak terlepas dari sumber daya yang ada. Sumber daya memiliki
empat indikator dalam mempengaruhi implementasi kebijakan yaitu staf,
informasi, wewenang dan fasilitas. Pada bagian berikut akan dibahas mengenai
empat indikator sumber daya tersebut.
a. Staf
Staf merupakan sumber daya paling penting yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan dalam suatu implementasi kebijakan. Jumlah
SDM/staf harus memadai secara jumlah sesuai kapasitas yang dibutuhkan serta
memiliki kemampuan atau skill yang mumpuni di bidangnya.
Dalam pelaksanaan kebijakan peralihan pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan menjadi pajak daerah tentunya membutuhkan sumber

85

Universitas Sumatera Utara

daya manusia yang cukup memadai untuk mencapai keberhasilan peralihan PBBP2.
Berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap

informan. Pemenuhan sumber daya manusia merupakan salah satu kendala yang
dihadapi BPKD Kota Pematang siantar dalam proses peralihan PBB-P2. Karena
untuk saat ini jumlah sumber daya manusia yang ada di BPKD Kota
Pematangsiantar belum cukup, baik itu secara kualitas maupun kuantitas. Seperti
yang disampaikan oleh Bapak Ronny Sinaga selaku Kepala Bidang Pendapatan
BPKD Kota Pematangsiantar
“Kendala yang dihadapi dalam proses peralihan PBB P2 ini yaitu
kebutuhan

Sumber

Daya

Manusia

yang

belum

cukup.

BPKD

Kota

Pematangsiantar masih membutuhkan beberapa tenaga seperti di bagian
penilaian dan programmer untuk mengolah data PBB-P2”.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan ataupun skill pegawai,
BPKD akan mengirimkan pegawainya untuk melakukan pelatihan dalam
pengelolaan PBB-P2 sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Ronny Sinaga
sebagai berikut :
“Terkait SDM dalam kebijakan peralihan ini pastinya kami mengirimkan
minimal dua orang untuk pelatihan dan itu tergantung dengan pelatihan yang
kita butuhkan . biasanya yang kita butuhkan yaitu menambahi kualifikasi penilai
dan memperdalam kemampuan admin komputer sampai dia kepada kemampuan
programmer. Sehingga kita tidak perlu lagi mencari orang pihak ketiga. Karena
pada saat ini kami masih menggunakan pihak ketiga sebagai programmer”.

86

Universitas Sumatera Utara

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Leonard Oloan selaku staf
bidang pendapatan :
“kita juga mempersiapkan SDM melalui kursus kursus yang dibuka oleh
kementrian keuangan untuk pengelolaan PBB dan juga sedang kita per

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DARI PAJAK PUSAT KE PAJAK DAERAH DAN KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA.

0 0 16

DAMPAK PERALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) MENJADI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

Peralihan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) Sebagai Pajak Daerah Di Kota Surakarta bab1

0 0 25

Implementasi Kebijakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar)

0 0 11

Implementasi Kebijakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar)

0 0 1

Implementasi Kebijakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar)

0 0 41

Implementasi Kebijakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar)

0 0 5

Implementasi Kebijakan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar)

0 0 2

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Chapter III V

0 0 21

KINERJA PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (UPT PBB-P2) KECAMATAN SERANG KOTA SERANG

0 0 197