The Reborn of Indo-oriental Stories

BAB II
SEARCH OF RESEMBLANCE

Jika tema dan fungsi hotel telah ditetapkan untuk dirancang, maka perlu
dilakukan pencarian proyek sejenis (search of resemblance) untuk dikaji sebagai
acuan dalam merancang. Hotel merupakan salah satu fasilitas yang telah
berkembang sejak lama, berfungsi untuk mengakomodasi penginapan tamu dan
kebutuhan tamu. Demi mendukung berjalannya aktifitas pariwisata dan
perekonomian di Labuhan Heritage Town , hotel tentu saja diperlukan untuk
menampung wisatawan, dikarenakan pada kawasan Labuhan Heritage Town ini
akan sering diselenggarakan banyak acara-acara festival budaya dan kuliner,
dimana acara-acara tersebut biasanya berlangsung lebih dari satu hari, dimulai
pada pagi buta, atau baru selesai pada tengah malam.
Konsep Labuhan Heritage Town adalah satu kompleks dengan beberapa
situs-situs pariwisata, sehingga tentu saja para wisatawan interlokal butuh
penginapan, maka dari itulah diusulkan fungsi Hotel (penginapan). Fasilitas
penginapan di kawasan ini bisa saja berupa guest house yang menyatu dengan
ruko-ruko di area komersil, namun hal itu tidak dilakukan mengingat beberapa
aspek. Pertama, ruko di area komersil tersebut tetap digunakan sebagai tempat
tinggal sederhana bagi pemilik toko. Kedua, konsep guest house, mungkin dapat
menarik perhatian wisatawan mancanegara, namun tidak untuk wisatawan lokal

dari kawasan Medan dan sekitarnya, belum lagi berdasarkan survey perancang,

13
Universitas Sumatera Utara

guest house seringkali disalahgunakan penduduk setempat untuk perbuatan tidak

baik, dan akhirnya meninggalkan citra yang buruk.
Konsep kompleks Labuhan Heritage Town adalah rekreasi. Disini,
perancang memahami konsep rekreasi adalah mencari ketenangan dari kesibukan
yang selama ini dihadapi. Aktifitas rekreasi yang paling sering dilakukan biasanya
pergi ke tempat-tempat yang dekat dengan alam, paling minimal bagi masyarakat
kecil adalah pergi ke taman kota. Di kompleks Labuhan Heritage Town, taman
kota telah tersedia dengan beberapa fasilitas-fasilitas standard taman kota yang
tidak berbayar. Namun, berdasarkan survey kecil dan wawancara perancang,
kebanyakan masyarakat tetap menginginkan fasilitas rekreasi khas resort dengan
kelas yang lebih tinggi dari sekedar taman kota. Tidak bisa dipungkiri, perilaku
masyarakat di Indonesia adalah menginginkan sesuatu yang „mahal‟ yang
terkadang kepentingannya bukan untuk mendapat manfaat dari sesuatu tersebut
namun juga kepentingan „status‟ dan gengsi. Maka dari itu, sesuatu yang

„berkelas‟ dan terkesan „mahal‟ merupakan sesuatu yang diinginkan masyarakat di
Indonesia. Untuk memenuhi keperluan tersebut dan keperluan rekreasi, maka dari
itu Hotel dibuat di kawasan pinggiran sungai demi terciptanya suasana yang dekat
dengan alam. Peletakan Hotel pada masterplan juga tidak dekat dengan area padat
dan sibuk.
Mayoritas tempat wisata, khususnya wisata alam, dilengkapi oleh hotelhotel leisure atau resort, beragam dari mulai bintang 2 (dua) hingga bintang 5
(lima). Hotel jenis leisure atau resort yang selalu dilengkapi dengan taman-taman
yang luas sering diaplikasikan untuk memaksimalkan pemandangan sekitar dan

14
Universitas Sumatera Utara

memberi atmosfir yang tenang dan nyaman. Namun pada kawasan kajian kali ini
yang relatif kecil, maka penerapan jenis hotel resort maupun leisure tidak bisa
dilaksanakan.
Berdasarkan data-data analisa tapak dan analisa sosial ekonomi, ada
beberapa jenis hotel yang cocok dibangun, diantaranya adalah; Hotel Butik, Hotel
Budget, Hotel Budget-Butik, Hotel Resort dan Hotel Resort Butik.
Hotel Butik cocok direncanakan karena konsep hotel butik selaras dengan
suasana heritage di kawasan ini yang dapat diterapkan, namun luas lahan untuk

Hotel terlalu besar untuk sekedar Hotel butik, dimana karakteristik Hotel Butik
adalah tidak lebih dari 110 kamar. Hotel budget mungkin cocok mengingat
konteks masyarakat setempat yang menengah kebawah namun tidak sesuai target
yang telah disebutkan sebelumnya, belum lagi perbandingan antara harga tanah
yang dibeli dengan tarif hotel yang murah tidak akan memberi keuntungan
finansial yang baik bagi pihak pengembang. Hotel butik bisa saja digabungkan
dengan hotel budget dan menjadi Hotel tipe Budget-butik, namun tetap tidak
sesuai dengan konsep rekreasi yang dekat dengan alam. Hotel resort
membutuhkan lahan yang sangat luas dengan standard kamar yang berjumlah
banyak. Hotel jenis resort sangat cocok dibangun di kawasan riverfront, namun
panjang dari luas lahan yang mengikuti sungai kurang memadai. Maka dari itu,
Hotel yang direncanakan adalah Boutique Resort, Hotel Butik Resort. Jenis hotel
ini cocok, dimana fasilitas yang ditawarkan memiliki khas hotel resort, namun
tetap dengan karakteristik hotel butik yang jumlah kamarnya tidak lebih dari 110.
Dapat dikatakan jenis hotel ini adalah versi kecil dari Hotel Resort pada

15
Universitas Sumatera Utara

umumnya, namun dengan tambahan di segi Hotel Butik yang memiliki daya tarik

tersendiri. Ditambah lagi, posisi hotel ini yang terbilang masih dekat dengan kota,
maka perancangan kali ini dapat dikatakan “Urban Resort”.
Sementara, sekolah yang sekarang berdiri diatas tanah bekas berdirinya
Istana Kesultanan Deli, akan direlokasi dan kemudian pada lahan tersebut akan
dibangun replika Istana Deli yang dibuat menyerupai Istana sebelumnya, namun
dengan fungsi yang berbeda, yaitu museum dan galeri. Tepat di sebelah area ini
terdapat sebuah Vihara. Dan diantara Vihara dan Replika Istana Deli, terdapat satu
area yang cukup luas dengan fungsi openspace / public space. Perencanaan
tersebut dilakukan agar karakteristik budaya pada Labuhan Deli dapat kembali
hidup, dan menunjukkan bagaimana budaya etnis Tionghoa dapat hidup selaras
dengan budaya Melayu di Labuhan Deli.
Sedangkan pada kawasan kompleks ruko Cina, dipugar kembali menjadi
area pusat kuliner dan belanja. Pada kawasan ini, tema yang diterapkan
menyerupai konsep Chinatown yang biasanya ada di negara-negara besar lainnya.
Sepanjang deretan ruko Cina ini dilengkapi dengan jalan yang lebar untuk pejalan
kaki, sehingga memungkinkan untuk diadakan kegiatan-kegiatan seperti festival
dan bazaar kuliner.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan publik maka akan tercipta aspek
kontinuitas yang membentuk kembali dan mempertahankan identitas tempat,
misalnya; kehadiran sebuah bangunan lama yang keberadaannya dapat membantu


16
Universitas Sumatera Utara

kita mengingat atau memutar kembali memori (Lalli, 1992 dalam Ginting dan
Wahid, 2015).
Terdapat beberapa hotel yang dijadikan studi literatur proyek sejenis, yang
pertama adalah Noosa Pacific Boutique Resort (gambar 2.1).

Gambar 2.1: Noosa Pacific Boutique Resort
Sumber: www.noosapacific.com.au

Noosa Pacific adalah hotel butik resort yang terletak di pinggir sungai
Noosa. Sungai Noosa ini sangat indah dan luas karena merupakan muara (gambar
2.2).

17
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2: Muara Sungai Noosa

Sumber: www.noosapacific.com.au

Hotel Butik ini menawarkan fasilitas-fasilitas lengkap layaknya hotel
bintang 4, namun demi mendukung suasana resort, cottage pun disediakan dan
perancangan tapak dirancang dengan sangat baik, termasuk dermaga, area
barbekyu, gazebo, kolam renang dan lain-lain (gambar 2.3). Gaya arsitektur yang
diambil adalah aborigin style yang dimodernisasi dan diadaptasikan dengan
desain arsitektur tropis. Jumlah kamar di hotel ini tidak lebih dari 100 kamar,
maka dari itu hotel ini termasuk dalam Hotel Butik.

18
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3: Suasana Amenitas Noosa Pacific
Sumber: www.noosapacific.com.au

Hal positif yang dapat diambil dari hotel ini adalah bagaimana posisi
bangunan benar-benar dirancang berorientasi pada pesisir, ditambah lagi unsurunsur budaya setempat yang diimplementasikan ke dalam bangunan.
Selanjutnya adalah Safira Riverfront Resort, Goa, India (gambar 2.4).
Berbeda dari Noosa Pacific yang terlihat mewah, penginapan ini justru

menawarkan kesederhanaan.

19
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4: Safira Riverfront Resort
Sumber: www.safiragoa.com

Safira Riverfront Resort terletak persis di samping sungai yang dapat
diandalkan sebagai pemandangan. Safira Riverfront Resort adalah gabungan dari
Hotel butik dan budget, dikemas layaknya hotel resort, menghasilkan hotel
dengan bangunan yang kecil layaknya hotel budget, jumlah kamar yang sedikit
layaknya hotel butik, dan perancangan tapak yang indah layaknya hotel resort.
Luas lahan pada hotel ini relatif kecil, dan cukup dilengkapi dengan satu area
terbuka yang diisi oleh kolam renang, bar (gambar 2.5), dan restoran (gambar
2.6). Gaya Arsitektur yang digunakan adalah budaya India, tepatnya budaya di
Goa, India. Tema ini juga diterapkan pada setiap kamar (gambar 2.7). Meskipun
hotel ini terlihat sederhana, namun seperti yang dilansir dari tripadvisor.com,
penginapan ini laris manis di Goa.


20
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5: Safira Poolside Bar
Sumber: www.safiragoa.com

Gambar 2.6: Safira Poolside Restaurant
Sumber: www.safiragoa.com

Gambar 2.7: Interior Kamar Hotel
Sumber: www.safiragoa.com

21
Universitas Sumatera Utara

Hal yang dapat dipelajari dari hotel ini adalah bagaimana mereka dapat
mengandalkan suasana sungai untuk menggaet tamu meskipun bentuk hotel dan
fasilitas yang disediakan sangat sederhana.
Selanjutnya adalah Pho Hoi Riverside Resort, Vietnam (gambar 2.8). Pho
Hoi Riverside Resort terletak di tepi Sungai Hoi An yang romantis, mendekati

pusat kota kuno dan Pulau Cam Nam, sebuah desa wisata dengan jembatan cantik
bernama Cam Nam. Ada banyak villa khusus dan bungalow di resor. Semua
kamar memiliki koridor pribadi dan balkon di mana pengunjung dapat memiliki
pandangan yang luar biasa dari seluruh desa dengan kehidupan aktifitas
trasportasi air di Hoi An Market.

Gambar 2.8: Pho Hoi Riverside Resort
Sumber: www.phohoiresort.com

Di resor ini terletak sebuah taman penuh bunga dan tanaman hias yang
menawarkan pengunjung pemandangan pastoral dalam kedamaian ekologi

22
Universitas Sumatera Utara

lingkungan. Untuk ruang terbuka, ada lapangan luas dan kolam renang yang
dirancang dalam gaya arsitektur oriental (gambar 2.8). Gaya arsitektur pada
interior bangunan juga merupakan perpaduan antara elemen oriental dan elemen
budaya setempat, yang diterapkan pada lobby (gambar 2.9) dan kamar tidur
(gambar 2.10).


Gambar 2.9: Lobby Pho Hoi
Sumber: www.phohoiresort.com

Gambar 2.10: Interior Kamar Pho Hoi
Sumber: www.phohoiresort.com

23
Universitas Sumatera Utara

Selain itu, di resor ini pengunjung dapat memiliki kesempatan yang indah
untuk menikmati pemandangan saat matahari terbit dan terbenam setiap hari.
Dengan lokasi tersebut, pengunjung selalu memberikan udara murni dan segar.
Dari resor ini, pengunjung dapat berjalan-jalan singkat melalui jembatan Cam
Nam, dan melanjutkan perjalanan ke pusat kota. Resor ini benar-benar sebuah
resor yang ideal bagi pengunjung untuk relax. Hotel ini dapat dikatakan hotel
butik karena gaya arsitekturnya yang kontekstual dan unik, dan jumlah kamar
yang tidak lebih dari 100.
Sama seperti sebelumnya, hal yang patut dipelajari dari hotel ini adalah
bagaimana hotel ini dirancang kontekstual terhadap sekitarnya, saling

bersimbiosa, baik dari segi fungsi dan penerapan nilai-nilai budaya.
Untuk studi literatur area komersil pada kompleks deretan ruko Cina yang
akan dikembangkan menjadi area jajanan kuliner dan belanja, adalah Jalan
petaling atau lebih dikenal sebagai Petaling Street Chinatown, Kuala Lumpur,
Malaysia.
Petaling street terletak di kawasan pecinan kota Kuala Lumpur, meskipun
terbilang kawasan pecinan, namun pada kawasan tersebut tetap terdapat banyak
masyarakat Melayu asli. Maka dari itu, banyak dijumpai bangunan-bangunan
bergaya peranakan di kawasan tersebut. Petaling Street, layaknya chinatown
lainnya, dilengkapi dengan gapura / gerbang bergaya khas oriental (gambar 2.11).
Gapura ini selalu dibuat karena memliki makna-makna tertentu dalam budaya
Taoisme.

24
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.11: Gerbang Petaling Street
Sumber: www.malaysiasite.nl

Kawasan komersil Petaling Street merupakan satu jalan yang berisi
deretan ruko Cina, yang difungsikan sebagai tempat berjualan makanan dan
suvenir. Hampir keseluruhan bangunan ruko yang ada masih merupakan tempat
tinggal pemilik toko dan gaya arsitektur peranakan tetap dipertahankan (gambar
2.12). Sampai saat ini kawasan Pecinan Petaling Street masih ramai dikunjungi
para wisatawan lokal maupun mancanegara, pagi, siang, sore hingga malam
(gambar 2.13).

25
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.12: Ruko di Petaling Street
Sumber: www.malaysiasite.nl

Gambar 2.13: Suasana Petaling Street
Sumber: www.malaysiasite.nl

Membandingkan Petaling Street dengan kompleks deretan ruko Cina di
Labuhan Deli, terdapat banyak kemiripan. Contoh paling serupa adalah bangunanbangunan bergaya peranakan dan layout area yang berbentuk lorong mengikuti
satu jalan. Konsep penataan dan pengembangan Petaling Street sangat cocok
untuk diadaptasikan ke dalam pengembangan area komersil di Labuhan Heritage
Town.

26
Universitas Sumatera Utara

Pada Urban design Guideline Labuhan Heritage Town , hotel dan cottage
dirancang mengahadap ke Sungai Deli. Untuk cottage yang tidak menghadap
langsung ke sungai, orientasinya menghadap ke kolam renang. Pada kasus ini
kolam renang di buat di sepanjang cottage sebagai analogi aliran sungai sekaligus
memberikan pemandangan untuk tamu penginapan.
Deretan ruko Cina yang difungsikan sebagai area komersil terletak di
sebelah utara area Hotel, meskipun tidak langung terhubung dengan jalan di depan
hotel, namun letaknya yang cukup berdekatan akan tetap mudah diakses oleh
pejalan kaki, ditambah adanya lahan parkir diantara hotel dan area komersil, juga
mempermudah bagi pengguna kendaraan.
Sementara itu, replika istana letaknya bersebelahan dengan Vihara dan
dibatasi dengan pagar pembatas sederhana, menyesuaikan tipologi istana. Di
antara Vihara dan Replika Istana terdapat ruang terbuka publik / plaza yang dapat
digunakan untuk acara-acara di Labuhan Heritage Town. Pada gambar 2.14
ditampilkan detail blockpan untuk kawasan kajian pada kesempatan ini

27
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.14: Detail Blockplan Kawasan Kajian
Sumber: Urban Design Guidelines Heritage Town

Setelah

melakukan analisa tapak dan studi literatur proyek sejenis,

selanjutnya adalah menentukan zona-zona pada kawasan secara keseluruhan dan
zona khusus pada kawasan perancangan.

28
Universitas Sumatera Utara

Pada kawasan blockplan keseluruhan, zoning dibuat berdasarkan fungsi
(gambar 2.15). Fungsi-fungsi tersebut antara lain adalah fungsi komersil pada
ruko yang terbagi atas area kuliner dan area komersil (pertokoan), area openspace,
dan hotel.

Gambar 2.15 Zoning Berdasarkan Fungsi pada Blockplan

Berhubung pada kesempatan ini, perancangan difokuskan pada fungsi
Hotel, maka zoning lebih detail dibuat khusus untuk kawasan Hotel (gambar
2.16). Untuk hotel, zoning dibuat berdasarkan fungsi dan keintiman.

29
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.16 Zoning Berdasarkan Keintiman pada Area Hotel

Zoning berdasarkan keintiman, dirancang berdasarkan pengaruh fungsifungsi lain yang ada di sekitarnya. Pada blockplan kawasan, jika dilihat dari utara
ke selatan, dari mulai fungsi ruko, openspace dan hotel, semakin ke utara sifatnya
semakin publik, dan semakin ke selatan, maka sifatnya semakin intim (private).
Maka, pada kawasan hotel pun dibuat dengan sequence yang sama.
Zoning berdasarkan fungsi kemudian dirancang setelah menentukan
zoning berdasarkan keintiman (gambar 2.17). Adapun fungsi-fungsi yang
direncanakan pada hotel yaitu hotel itu sendiri, cottage, area terbuka, area
riverside, area sirkulasi kendaraan, restoran dan fasilitas hotel (amenities).

30
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.17 Zoning Berdasarkan Fungsi pada Area Hotel

Pada perancangan zoning berdasarkan fungsi, tetap mengacu pada zoning
berdasarkan keintiman. Restoran dan area sirkulasi kendaraan diletakkan di zona
publik, kemudian area riverside diletakkan tepat di sisi sungai, yang dapat diakses
dari zona publik, kemudian hotel dan fasilitas hotel diletakkan di zona servis, dan
terakhir, area cottage diletakkan di zona private dan dilengkapi dengan area
terbuka.
Setelah melakukan studi literatur dan merancang zona-zona pada kawasan,
selanjutnya adalah menjabarkan kebutuhan ruang tiap-tiap fungsi dan melakukan
programming untuk hotel itu sendiri.

31
Universitas Sumatera Utara