S JKR 1100624 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Oprasional Penelitian
Tujuan operasional pada penelitian ini pada awalnya adalah untuk mengidentifikasi
masalah-masalah dan upaya meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran aktivitas
atletik nomor lari jarak pendek di MTs. Al-Hidayah Cykangkawung, terutama untuk
kelas VII, tetapi setelah proses observasi terdapat beberapa pemokusan masalah dalam
pembelajaran pendidikan jasmani atletik nomor lari jarak pendek (sprint). Maka tujuan
operasional pada penelitian ini adalah untuk lebih mengidentifikasi masalah dan upaya
meningkatkan motivasi siswa dengan menggunakan penerapan bermain permainan
untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari
jarak pendek kelas VII di MTs. Al-Hidayah Cukangkawung.

B. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada awal tahun 2016 dibulan Maret. Di dalam
penelitian ini peneliti berencana untuk menggunakan dua siklus penelitian tindakan
kelas (PTK) dikarenakan berbagai pertimbangan yang dihadapi peneliti.
1.

Tempat Penelitian
tempat yang dijadikan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah di MTs. Al-


Hidayah Cukangkawung yang berlokasi di Jl. Anggacandra Ds. Cukangkawung Kec.
Sodonghilir Kab. Tasikmalaya. Untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) materi atletik nomor lari jarak pendek.
2.

Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilaksanakan oleh penulis pada tahun

ajaran 2015/2016, yaitu pada bulan Maret 2016.
3.

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan menggunakan sekurang-

kurangnya dua siklus untuk melihat peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran
M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


57

58

aktivitas atletik nomor lari jarak pendek dengan menggunakan penerapan pendekatan
bermain. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dimulai dengan melaksanakan
siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi untuk mengetahui hasil belajar siswa serta melihat kekurangan
dan hambatan yang terjadi selama pembelajaran siklus satu.
Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang
dilakukan pada siklus pertama tersebut, maka peneliti menentukan rencana kegiatan
untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua tidak jauh berbeda dengan kegiatan
disiklus pertama, akan tetapi pada kegiatan disiklus dua diberikan bebrapa tambahan
perbaikan dari tingkat terdahulu yang bertujuan untuk memperbaiki berbagai hambatan
atau kesulitan yang ditemukan pada siklus pertama. Jika pada siklus kedua masih
terdapat permasalahan, maka dilanjutkan ke siklus tiga, agar peningkatan motivasi
siswa dapat dilihat apakah siswa telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam
proses dan hasil pembelajaran.


C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas VII MTs. AlHidayah Cukangkawung yang berlokasi di Jl. Anggacandra Ds. Cukangkawung Kec.
Sodonghilir Kab. Tasikmalaya. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII Sekolah
Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah yang berjumlah 38 siswa, yang diantaranya
18 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki.

D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari beberapa
sumber, yakni siswa, guru, dan teman sejawat serta kolabolator.
1.

Siswa
Faktor

siswa,

kurangnya

motivasi


siswa

kelas

VII

MTs.

Al-Hidayah

Cukangkawung dalam melakuka pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.
2.

Guru (Peneliti yang mengajar)
Faktor pembelajaran, dengan melihat kemampuan siswa kelas VII MTs. Al-

Hidayah dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek dengan

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS

BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

menggunakan penerapan pendekatan bermain, maka siswa tersebut akan mengalami
perubahan terencana, terbimbing dan terarah sesuai dengan pemahaman dan
kemampuan siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.
Data yang diperoleh dari guru (peneliti) disini adalah dalam bentuk catatan
lapangan selama proses pembelajaran aktivitas lari jarak pendek.
3.

Observer / Guru Penjas
Teman sejawat dan kolabolator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat

implementasi penelitian tindakan kelas (PTK) secara menyeluruh, baik dari sisi siswa
maupun guru.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1.


Teknik
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK)

ini tidak hanya satu, dalam penelitian tindakan kelas (PTK) pada umumnya
dikumpulkan dua jenis data, yaitu kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut
digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, baik perubahan kinerja siswa,
guru, dan perubahan suasana kelas. Hal tersebut sepaham dengan Kunandar (2012, hlm.
123) yaitu, “data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa sedangkan data kualitatif
adalah kalimat-kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat
pemahamannya.”
a. Data Kualitatif
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Catatan lapangan
3) Dokumentasi
b. Data Kuantitatif
1) Lembar penghitungan angket
2.

Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi angket atau kuesioner, yang

merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung. Dengan instrumen

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

atau alat ini untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang
disebut instrument.
Moeliono (1991, hlm. 334) yang dikutip oleh Ansori (2006) mengemukakan bahwa
“instrumen penelitian adalah sarana penelitian (berupa tes dan non tes) untuk
memperoleh data dalam kegiatan pengumpulan, pengolahan. Analisis dan penyajian
data.” Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang penerapan pendekatan
bermain untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik
nomor lari jarak pendek. Untuk memperoleh data tersebut secara objektif, diperlukan
instrument yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.

Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti: lembar
observasi, catatan lapangan, alat evaluasi, dan kamera foto. Untuk lebih jelasnya berikut
dipaparkan fungsi dan instrument yang digunakan.
a.

Lembar observasi

b.

Catatan lapangan

c.

Alat evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh tentang gambaran

motivasi siswa terhadap materi pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek
setelah dilakukan tindakan. Alat evaluasi berupa angket yang harus diisi pada tindakan
terakhir disetiap siklusnya. Dari hasil evaluasi ini diperoleh data tentang motivasi siswa
dan tingkat keberhasilan terhadap materi pendekatan bermain yang diberikan.

Dalam penelitian ini penulis atau peneliti menggunakan angket sebagai alat
pengumpulan data. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2002, hlm. 124)
bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
yang ia ketahui.” Angket dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yang dijabarkan
melalui variabel, sub variabel, dan indikator-indikator butir-butir pernyataan yang
dibuat menyerupai gambaran tentang motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
atletik nomor lari jarak pendek.
Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002, hlm. 28) bahwa “Angket tertutup yaitu
kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga pengisi

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.” Adapun beberapa alasan yang

menyebabkan penulis menggunakan angket tertutup yaitu sebagai berikut.
1) Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban.
2) Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data.
Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan
memudahkan untuk mengolahnya, angket dalam penelitian yang diberikan untuk
peserta didik berisi pernyataan dan peserta didik diminta menanggapi pernyataan yang
diberikan dengan cara memberi checklist (√) pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS).
Tabel 3.1
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Skala Likert
Skor Alternatif
Alternatif Jawaban

3.

Positif

Negatif


Sangat Setuju

5

1

Setuju

4

2

Ragu-ragu

3

3

Tidak Setuju

2

4

Sangat tidak Setuju

1

5

Definisi Operasional Variabel Motivasi Belajar
Agar memudahkan penulis dalam menyusun setiap butir pernayataan dalam

kuesioner atau angket, penulis membuat kisi-kisi instrument terlebih dahulu.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiono (2011, hlm. 113) bahwa “... maka sebelum
instrument disusun menjadi item-item instrument, maka perlu dibuat kisi-kisi
instrument ...,” kisi-kisi instrument dalam penelitian ini mengacu pada pendapat
beberapa ahli yaitu sebagai berikut, Mc Clelland et al., (1976) dalam Hidayat (2010,
hlm. 72) berpendapat bahwa: a motive is the redintegration by a cue of a change in an
affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan
yang telah dipelajari dengan ditandai melalui suatu perubahan pada situasi afektif.
Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek, yaitu dorongan dari dalam dan
M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

dari luar individu untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan yang diharapkan
dan usaha untuk mencapai tujuan. Senada dengan yang dikemukakan oleh Gunarsa
(2004, hlm. 103-104) yang dikutip oleh Zaenal Arifin (2012, hlm. 17-18) kondisi dan
faktor yang mempengaruhi motivasi dalam pendidikan jasmani adalah sehat fisik dan
mental, lingkungan yang sehat dan menyenangkan, fasilitas lapangan dan alat yang baik
untuk latihan, olahraga yang disesuaikan dengan bakat dan naluri permainan, program
jasmani yang menuntut aktivitas, dan metode mengajar.
Mc. Donald (Oemar Hamalik, 1992, hlm. 173) mengatakan bahwa, motivation is a
energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory
goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Belajar
menurut Cronbach (Djamarah, 2002, hlm. 13) berpendapat bahwa learning is shown by
change in behavior as a result of experiences. Belajar sebagai aktivitas yang ditunjukan
oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Motivasi Belajar merupakan daya penggerak atau suatu kekuatan yang memberikan
arah dalam melakukan aktivitas belajar. motivasi belajar timbul karena faktor dari diri
sendiri dan dari luar. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada
peserta didik-peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku (Uno, 2011, hlm. 23).
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya gerak di dalam diri peserta didik yang
menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar (Winkel, 2009, hlm.
207).
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik
yang menimbulkan kegiatan belajar yang dapat menjamin kelangsungan kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai (Sardiman,
2005, hlm. 75).
Motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena
didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun
dari luar dirinya.
Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang menetukan tinggi atau rendahnya motivasi yang dimiliki oleh peserta didik.

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

Adapaun beberapa faktor yang dapat mempengauhi motivasi belajar peserta didik
adalah (1) faktor internal yang disebabkan oleh kondisi fisik, cita-cita yang memiliki
dan kondisi psikologis peserta didik; (2) faktor lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat; dan (3) faktor lingkungan keluarga yang dipengaruhi keharmonisan di
dalam keluarga dan harapan orang tua.
Mc Clelland et al., (1976, hlm. 28) berpendapat bahwa: a motive is the
redintegration by a cue of a change in an affective situation, yang berarti motif
merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari dengan ditandai
melalui suatu perubahan pada situasi afektif. Motivasi dalam pengertian tersebut
memiliki dua aspek, yaitu dorongan dari dalam dan dari luar individu untuk
mengadakan perubahan dari suatu keadaan yang diharapkan dan usaha untuk mencapai
tujuan.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang dipelajari oleh peneliti sehingga diperoleh informasi dari hal tersebut. Dengan
demikian, jika kesimpulan diatas dihubungkan dengan variabel motivasi pembelajaran
maka variabel dan indikator-indikator ini merujuk pada teori Mc. Clelland (1976)
(dalam Hidayat, 2010, hlm. 72) yaitu:
1. Pendorong
a. Semangat
b. Berani
c. Yakin
2. Penggerak
a. Tanggung Jawab
b. Percaya Diri
c. Tekun
d. Ulet
3. Pengarah
a. Kreatif
b. Mandiri
c. Unggul

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dalam penelitian ini yang akan
dijadikan acuan pembuatan pernyataan pada kisi-kisi mengenai motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek diadopsi berdasarkan
pendapat diatas, antara lain; pendorong, penggerak dan pengarah. Adapun langkahlangkah penyusunan angket sebagai berikut:
a) Melakukan spesifikasi data, maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup masalah
yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan
spesifikasi data tersebut, dibuat dalam bentuk kisi-kisi.
b) Penyusunan angket, indikator-indikator yang telah dirumuskan kedalam bentuk
kisi-kisi tersebut diatas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir
pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat
dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia.
Mengenai alternatif jawaban dalam angket, menggunakan Skala Likert. Mengenai
Skala Likert sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim dan Sudjana (2004, hlm. 107)
sebagai berikut:
“Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau dinilai oleh responden,
apakah pertanyaan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tersebut. Oleh
sebab itu pertanyaan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif, dan
pernyataan negatif. Skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan
adalah Skala Likert.”
Perlu penulis jelaskan bahwa dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan adalah
responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pertanyaanpertanyaan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan (Surakmad, 1998, hlm.
184) sebagai berikut:
1) Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya
2) Mengajukan pertnyaan-pertanyaan yang memang dapat dijawab oleh responden,
pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif
3) Sifat pernyataan harus netral dan objektif
4) Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber
lain

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65

5) Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan
jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Dari uraian tersebut maka dalam penyususnan angket ini sifatnya jelas, ringkas, dan
tegas.

Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket
Pengungkap Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Meningkatkan Pembelajaran
Atletik Nomor Lari Jarak Pendek
di MTs Al-Hidayah kelas 7
Variabel

Sub Variabel

Pendorong

Motivasi

Penggerak

Pengarah

Indikator

Nomor Pernyataan
Positif (+)

Negatif (-)

Semangat

1,3

2,4,5

Berani

7,8

6

Yakin

10

9

Tanggung Jawab

12,14

11,13,15,16

Percaya Diri

17,19,20

18

Tekun

21,23,25

22,24,26

Ulet

27,29,31

28,30

Kreatif

33,35,37,39

32,34,36,38

Mandiri

41,43,45

40,42,44,46

Unggul

47,49

48,50

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket
Pengungkap Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Meningkatkan Pembelajaran Atletik Nomor Lari Jarak Pendek
di MTs Al-Hidayah kelas 7
Variabel

Sub Variabel

Indikator
Semangat

Pernyataan
1. Saya selalu mencari informasi yang berhubungan dengan pembelajaran olahraga
atletik. (+)
2. Rangkaian pembelajaran olahraga atletik kurang menarik sehingga membuat saya
kurang antusias mengikuti pembelajaran. (-)
3. Saya selalu sudah siap dan datang lebih awal sebelum proses pembelajaran
dimulai. (+)
4. Pembelajaran olahraga atletik yang diberikan tidak memberikan manfaat bagi

Motivasi

saya. (-)

Pendorong

5. Saya kurang senang mengikuti olahraga atletik karena gurunya mudah marah. (-)
Berani

6. Saya merasa malas jika berhadapan dengan pembelajaran olahraga atletik. (-)
7. Saya senang bila guru memberikan pertanyaan kepada saya. (+)
8. Saya merasa senang ketika ketika mendapat kritik atau saran dari guru atau teman.
(+)

Yakin

9. Saya ragu dengan kemampuan yang dimiliki dalam memahami pembelajaran

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

67

olahraga atletik. (-)
10. Saya yakin bahwa saya akan berhasil dan unggul dibanding teman yang lain dalam
pembelajaran olahraga atletik. (+)
Tanggung

11. Saya selalu datang terlambat ke lapangan saat pembelajaran olahraga atletik. (-)

Jawab

12. Saya membantu guru dalam menyiapkan dan menyimpan alat untuk proses
pembelajaran. (+)
13. Saya tidak begitu senang dengan pembelajaran olahraga atletik, sehingga saya
tidak mengikuti pembelajaran berikutnya. (-)
14. Saya melakukan pembelajaran olahraga atletik dengan dungguh-sungguh. (+)
15. Saya merasa malas jika berhadapan dengan pelajaran ini. (-)
16. Saya terpaksa mengikuti pembelajaran olahraga atletik hanya untuk mengisi

Penggerak

kehadiran. (-)
Percaya Diri

17. Saya percaya dapat menguasai semua materi jika saya selalu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. (+)
18. Saya selalu diam dalam beberapa materi pembelajaran. (-)
19. Saya selalu siap memberikan contoh apabila guru memberikan tugas. (+)
20. Berhasil atau tidaknya dalam pembelajaran ini, sepenuhnya tergantung pada usaha
saya. (+)

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

68

Tekun

21. Saya rasa tugas yang diberikan oleh guru merupakan tantangan yang harus saya
selesaikan. (+)
22. Saya kurang memperhatikan jika guru sedang menjelaskan karena saya merasa
sudah mengerti. (-)
23. Apabila ada tugas dari guru saya langsung mengerjakannya. (+)
24. Saya kurang bersemangat untuk menyelesaikan tugas dari guru. (-)
25. Saya yakin jika pembelajaran olahraga atletik diikuti dengan sungguh-sungguh,
maka saya dapat berprestasi dalam olahraga ini. (+)
26. Materi pembelajaran olahraga atletik sulit untuk saya pahami. (-)

Ulet

27. Dengan menggunakan fasilitas olahraga yang ada saya berusaha melakukan setiap
tugas yang diberikan oleh guru baik mudah maupun sulit. (+)
28. Saya enggan untuk mengikuti pembelajaran olahraga atletik jika itu terlalu sulit
bagi saya. (-)
29. Saya akan berusaha dan memberanikan diri mengikuti pembelajaran yang
diberikan guru walaupun sulit. (+)
30. Saya melaksanakan tugas-tugas pembelajaran olahraga atletik yang diberikan oleh
guru dengan asal-asalan. (-)
31. Satu hari sebelum jadwal pelajaran pendidikan jasmani saya mencoba mempelajari
materi yang akan diajarkan. (+)

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69

Kreatif

32. Saya menunggu pendapat dari teman ketika ada materi yang belum saya mengerti.
(-)
33. Dalam setiap pembelajaran olahraga atletik saya senang meberikan ide-ide yang
baru. (+)
34. Saya memberikan pendapat jika diminta oleh guru. (-)
35. Saya menanyakan tugas kepada teman ketika tidak masuk sekolah. (+)
36. Saya malu untuk bertanya ketika ada hal-hal yang baru dalam pembelajaran. (-)
37. Saya bisa bergerak aktif jika dalam pembelajaran olahraga atletik. (+)
38. Saya merasa bingung ketika menemukan hal yang baru dalam pembelajaran
olahraga atletik. (-)

Pengarah

39. Saya menawarkan diri untuk dapat membantu guru dalam menyiapkan fasilitas
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. (+)
Mandiri

40. Saya tidak dapat melakukan pembelajaran olahraga atletik jika sendiri. (-)
41. Saya mampu melaksanakan pembelajaran olahraga atletik yang sulit tanpa
meminta bantuan dari teman. (+)
42. Saya hanya bisa melakukan tugas-tugas pembelajaran olahraga atletik jika
berkelompok. (-)
43. Dalam mengerjakan tugas saya tidak pernah meminta bantuan orang lain. (+)
44. Saya tidak mempelajari kembali materi yang diajarkan oleh guru sebelumnya. (-)

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

45. Ketika pembelajaran olahraga atletik saya mempersiapkan diri tanpa harus
diperintah oleh guru. (+)
46. Saya belajar jika hanya ada tugas dari guru. (-)
Unggul

47. Saya berusaha mengikuti jam tambahan untuk belajar olahraga atletik supaya
memperoleh hasil yang memuaskan. (+)
48. Saya selalu merasa puas dengan nilai yang saya peroleh. (-)
49. Saya berusaha menjadi yang terbaik dengan kemampuan yang dimiliki dalam
melakukan aktivitas pembelajaran atletik nomor lari jarak pendek (sprint).(+)
50. Saya belajar jika akan menghadapi tes karena saya ingin mendapatkan nilai
yang bagus di kelas. (-)

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum angket disebarkan keseluruh sampel untuk mendapatkan data, angket yang

telah disusun akan diuji cobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir soal item pertanyaan.
Angket ini akan diuji cobakan kepada peserta didik yang bukan termasuk sampel
uji coba angket, yaitu siswa kelas VII MTs. Al-Hidayah Cukangkawung
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas
Keterangan

No Item

Jumlah

1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 19,
Valid

21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 33, 35, 36, 39,

33

40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 49
Tidak Valid

4, 9, 11, 17, 18, 20, 22, 24, 30, 31, 32, 34,
37, 38, 46, 48, 50

17

Dari hasil pengujian validitas di atas terdapat 33 item yang valid dan 17 butir item
yang tidak valid, selanjutnya butir soal yang valid akan dijadikan instrument
pengumpulan dalam penelitian ini sedangkan yang tidak valid tidak akan digunakan
sebagai soal.
1. Uji Reliabilitas Instrument
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi
hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur
menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dipercaya dan dapat diandalkan untuk
membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Untuk mengetahui tingkat
reliabilitas, penulis melakukan melalui model koefisien alpha crobach yang ada dalam
program computer IBM SPSS versi 19.0. Adapun untuk menentukan koefisiennya,
digunakan kriteria interpretasi nilai r atau reliabilitas yang dapat dilihat pada tabel :

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

71

72

Tabel 3.5
Interpretasi Reliabilitas (Arikunto, 2010, hlm 319)
Besarnya nilai r

Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000

Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Cukup Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Agak Rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Sangat Rendah (Tidak Berkolerasi)

Pengujian reliabilitas dengan melakukan perhitungan koefisien reliabilitas
menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil-hasil dari perhitungan dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini.
Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam pengujian reliabilitas yaitu
berdasarkan prosedur SPSS reliabilitas sebagaimana yang dikemukakan oleh Hermanto
dan Nurjamil (2010, hlm. 112) sebagai berikut :
1) Masukin data atau skor dari butir pernyataan kedalam kolom data editor yang ada
dalam program SPSS.
2) Dari menu Analyze, pilih menu Scale, klik menu Relibility Analysis.
3) Masukan variabel jawaban koesioner dalam kolom items. Klik List item lebels.
4) Klik menu Statistics, klik Scales, dan Scale item deleted. Klik Continue.
5) Pada pillihan Model, klik Alpha.
6) Klik OK, maka akan diperoleh hasil analisis reliabilitasnya.
Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 19.0 untuk mencari nilai
reliabilitas angket dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Angket
Reliability Statistics
Cronbach's
N of
Alpha
Items
,734

50

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

73

Hasil uji reliabilitas menunjukan nilai reliabilitas instrument sebesar 0,734 artinya
instrument dinyatakan memiliki tingkat konsistensi yang sangat tinggi dan dapat
digunakan kembali atau instrument dinyatakan reliabel.

G. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk
melihat kecenderungan peningkatan motivasi siswa yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek. Analisis data dilakukan pada
tahap akhir penelitian sebagai tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun
demikian untuk kepentingan tertentu analisis datapun dapat dilaksanakan bersamaan
dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara
umum kegiatan pengolahan data dalam proses penelitian ini adalah:
1.

Mengumpulkan hasil wawancara dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap
siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

2.

Membandingkan hasil angket sebelum dan sesudah diberikan instrumen.

3.

Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dari catatan
guru setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.
Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang

harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil
keterampilan dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data
mentah. Dalam pengolahan data ini penerapan permainan dalam pembeljaran
pendidikan jasmani aktivitas gerak dasar atletik nomor lari jarak pendek dilaksanakan
dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa
yaitu motivasi, partisipasi siswa dan kerja sama dalam melakukan berbagai macam
penguasaan gerak dasar atletik nomor lari jarak pendek.

H. Prosedur Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, tentunya kita harus melakukannya sesuai
dengan prosedur, pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, dimana,

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

74

dan bagaimana melakukannya. Sekenario tindakan yang telah direncanakan,
dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga
disertai dengan kegiatan observasi dengan interpretasi serta diikuti dangan kegiatan
refleksi.
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk mempermudah alur
penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah
melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik
kemampuan siswa dalam materi pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek
melalui pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan bermain. Sebagai
mana dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 131) mengemukakan konsep pokok
penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkahlangkah sebagai berikut, “(1) Perencanaan atau Planning; (2) Tindakan atau Acting; (3)
Pengamatan atau Observing; (4) Refleksi atau Reflection. Dan supaya lebih jelas dapat
dilihat dari bagan berikut:
Bagan 3.1
Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK (Arikunto, 2006, hlm. 16)

Perencanaan
Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Observasi

?
M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

75

Gambar diatas menjelaskan beberapa tahapan yang dilakukan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu:
1.

Siklus 1
Siklus pertama dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari pelaksanaan,

dan refleksi
a.

Tahap Perencanaan (planning)
Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun dan harus

memiliki pandangan jauh kedepan, yakni untuk memperbaiki dan meningkatkan
kwalitas pembelajaran serta hasil belajar peserta didik. Dalam tahap persiapan
perencanaan dan tindakan, kegiatan pertama yang akan dilakukan peneliti adalah
menentukan lokasi dan subyek penelitian yang sesuai dengan hakikat dan masalah
penelitian tindakan kelas. Selanjutnya melaksanakan pendekatan dan pembicaraan
dengan kepala sekolah dan beberapa guru untuk membuat satu tim kegiatan sebagai
observer.
Kegiatan selanjutnya pada tahap ini adalah merencanakan tindakan yang akan
dilakukan peneliti bersama observer, langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti
adalah membuat skenario pembelajaran yang mencakup langkah-langkah yang akan
dilaksanakan oleh guru (peneliti) dan yang akan dilakukan oleh siswa, dengan
menganalisis terlebih dahulu kurikulum atau bahan pembelajaran pendidikan jasmani
kelas VII di MTs Al-Hidayah Cukangkawung. Hal terpenting dalam tahap ini adalah
merancang model pembelajaran yang akan digunakan untuk sebagai bahan penelitian,
serta mempersiapkan sarana dan fasilitas, juga sumber belajar yang diperlukan dan
mempersiapkan langkah-langkah observer dan alat untuk observernya itu sendiri.
1) Menentukan pokok bahasan mata pelajaran atletik nomor lari jarak pendek.
2) Menentukan kelas yang akan digunakan untuk penelitian
3) Menentukan kesepakatan waktu atau jadwal penelitian dengan guru.
4) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) atau tindakan sebagai
pedoman untuk melakukan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya membuat
sekenario pembelajaran.

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

76

5) Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang kita perlukan di lapangan.
Membuat lembar pengamatan untuk siswa dan pendamping mulai dari tahap
pendahuluan sampai penutup. Setiap bagian demi bagian kita observasi, agar
mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa dan guru.
6) Mempersiapkan instrumen, instrumen ini digunakan untuk merekam dan
menganalisis data selama proses penelitian berlangsung.
a) Perencanaan Tindakan I Siklus I
Langkah pertama dalam siklus I tindakan I adalah perencanaan, dasar penggunaan
perencanaan pada siklus I ini adalah hasil dari observasi awal. Hal-hal yang
dipersiapkan dalam perencanaan tindakan I adalah sebagai berikut.
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang lari jarak pendek
dengan metode/pendekatan bermain.
2) Menyiapkan prasarana dan alat pendukung pembelajaran seperti cones, stopwatch,
dan peluit.
3) Mempersiapkan dan menyusun alat pengumpul data berupa lembar catatan
lapangan, lembar catatn observer, format penilaian siswa, dan alat untuk
mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
4) Memilih dan menetapkan observer, dalam hal ini berdasarkan dengan
kesepahaman observer. Observer dalam penelitian ini adalah guru Penjas di
tempat peneliti melakukan penelitian yaitu Hedi, S.Pd.
5) Menjalin kesepahaman dengan observer mengenai RPP lari jarak pendek.
Dalam pembuatan RPP, peneliti mempelajari Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014
tentang KD dan struktur kurikulu SMP-MTs. Hal ini dipelajari untuk penyusunan RPP.
Adapun pedoman pelaksanaan pembelajaran pada Permendikbud Nomor 103 tahun
2014, sebagai berikut.
1) Kompetensi Inti
2) Kompetensi Dasar
a) KD pada KI 1
b) KD pada KI 2
c) KD pada KI 3
d) KD pada KI 3

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

77

3) Indikator Pencapaian Kompetensi
a) Indikator KD pada KI 1
b) Indikator KD pada KI 2
c) Indikator KD pada KI 3
d) Indikator KD pada KI 3
4) Materi Pembelajaran
5) Kegiatan
6) Penilaian
7) Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar.
Pada tahap pembuatan RPP ini, peneliti mendiskusikannya dengan observer. Ketika
mendiskusikan RPP dengan observer, observer menyarankan untuk memperjelas materi
yang akan disampaikan.
Dalam menyiapkan prasarana pendukung pembelajaran, peneliti menyiapkannya
dengan memakai prasarana pendukung pembelajaran yang peneliti miliki. Disini
peneliti menyiapkan 10 cones, 1 buah stopwstch, dan 1 buah peluit.
Dalam mempersiapkan dan menyusun alat pengumpul data dengan subtansi sebagai
berikut.
1) Catatan lapangan
a) Hari/tanggal: (dilaksanakannya penelitian)
b) Waktu : (dilaksanakannya penelitian)
c) Kelas

: (kelas yang diteliti)

d) Tempat :(sekolah yang jadi tempat dilaksanakannya penelitian)
e) Deskripsi kegiatan : (terkait dengan tindakan yang dilakukan peneliti selama
melaksanakan pembelajaran).
2) Lembar catatn observer
a) Hari/tanggal: (dilaksanakannya observasi)
b) Waktu : (dilaksanakannya observasi)
c) Tempat :(sekolah yang jadi tempat dilaksanakannya observasi)
d) Observer

: (nama observer)

e) Observer ke : (keterangan untuk kegiatan observasi ke berapa yang telah
dilaksanakan peneliti)

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

78

f) Deskripsi kegiatan : (terkait dengan tindakan yang dilakukan peneliti selama
melaksanakan pembelajaran).
3) Alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran
Untuk alat mendokumentasikan setiap kegiatan ini, peneliti menggunakan
handphone yang peneliti miliki sebagai alat dokumentasi dalam bentk foto.
b) Perencanaan Tindakan II Siklus I
Perencanaan tindakan II merupakan perencanaan perbaikan dari tindakan
sebelumnya. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada tindakan awal yang selanjutnya direfleksi. Hasil refleksi tindakan
didiskusikan dan dibuat tindak lanjutnya untuk memperbaiki tindakan II. Hasil tindak
lanjut dituangkan dalam RPP. Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan pada
tindakan II sebagai berikut.
1) Membuat

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP)

tentang

aktivitas

prmbrlajaran lari jarak pendek dengan pendektaan bermain hitam hijau dan kupukupu

hinggap.

Peneliti

menyiapkan

sarana

dan

prasarana

pendukung

pembelajaran seperti peluit, stopwatch, dan cones.
2) Mempersiapkan dan menyusun alat pengumpul data berupa lembar catatan
lapangan, lembar catatan observer, dan alat untuk mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran.
3) Menjalin kesepahaman dengan observer mengenai RPP lari jarak pendek dengan
pendekatan bermain dengan jenis permainan yang berbeda.
b. Tahap Tindakan (acting)
Dalam tahap kedua ini adalah tahap tindakan, pengertian tindakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah tindakan guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan
terkendali dan yang merupakan variasi praktik yang cermat dan sesuai dengan normanorma. Pada hakikatnya tahap ini adalah pelaksanaan rencana tindakan yang
dikembangkan pada tahap perencanaan. Akan tetapi peneliti merasa bahwa rencana tadi
telah matang, pada pelaksanaannya tindakan sudah seperti yang direncanakan, karena
biasanya rencana itu belum dapat memberikan gambaran dan pikiran yang mengungkap
semua keadaan tempat pelaksanaan rencana, mungkin saja perkembangannya akan
berbeda dengan apa yang terdapat dalam rencana yang telah dibuat.

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

79

Untuk membantu peneliti dan observer dalam melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan guru (peneliti) di dalam kelas, telah disiapkan alat pengumpulan
data sebagai alat bantu dalam pengamatan pelaksanaan tindakan. Setiap temuan hasil
pengamatan akan didokumentasikan dan juga dicatat sesuai dengan butir-butir yang ada
dalam pengumpulan data.
c.

Tahap Pengamatan (observing)
Observer atau pengamat dilakukan oleh guru sebagai peneliti memperoleh

gambaran secara cermat tentang tindakan yang sedang dilakukan dan kemudian
mendokumentasikan, pengaruh atau dampak dari tindakan tersebut. Tahap obserasi
dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Observer secara lebih
oprasional bertugas mengamati semua kegiatan, merekam, dan mendokumentasikan
semua hal dari proses dan hasil yang telah dicapai dalam tindakan yang direncanakan.
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti dan observer adalah menghimpun
data melalui pedoman yang telah disiapkan untuk dapat menghasilkan temuan dan
masukan yang didapat selama kegiatan tindakan berlangsung, dalam upaya
memodifikasi dan merencanakan kembali tindakan yang akan dilakuka untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Tahap observasi yang akan dilakukan pada penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1) Melaksanakan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran yang diteliti
2) Mengamati aktivitas dan juga antusiasme siswa pada saat pembelajaran aktivitas
atletik nomor lari jarak pendek.
3) Mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung.
4) Melakukan pengamatan terhadp hubungan minat siswa yang timbul pada saat
pendekatan bermain diterapkan dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari
jarak pendek.

d. Tahap Analisis atau Tahap Refleksi (reflection)
Refleksi adalah mengingat, merenungkan, menermati dan menganalisis kembali
suatu kegiatan atau tindakan yang telah dilakukan sebagaimana yang telah dicatatkan
dalam observasi. Refleksi dalam penelitian tindakan kelas berusaha memahami proses,
masalah, dan juga kendala yang timbul di dalam tindakan yang akan dilakukan.

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

80

Pada setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, untuk
melihat kemampuan awal, siswa diberikan tes awal berupa angket atau kuisioner yang
berkaitan dengan motivasi siswa ketika ingin melakukan kegiatan aktivitas atletik
nomor lari jarak pendek, setelah itu, peneliti melakukan analisis refleksi pembelajaran.
Untuk itu diperlukan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang hal apa saja
yang ditemukan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil kegiatan
guru dan siswa. Dari hasil tersebut maka dijadikan rekomendasi untuk melakukan
perbaikan atau perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah
dilakukan kurang memuaskan.
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan diatas maka untuk mempermudah
alur penelitian maka dibuatlah skema prosedurnya. Kesemua tahapa itu dilakukan
setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai minat siswa
dalam melakukan aktivitas atletik nomor lari jarak pendek denga menggunakan
penerapan pendekatan bermain.
Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan
dengan beberapa tindakan yaitu:
1.

Pengamatan (observing) yaitu guru sekaligus peneliti mengamati (mencatat) proses
pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di MTs. Al-Hidayah
Cukangkawung. Ini bertujuan untuk mengetahui motivasi dan kendala pada saat
mempelajari atletik nomor lari jarak pendek serta pemahaman dan kemampuan
awal melakukan gerakan atletik nomor lari jarak pendek.

2.

Menetapkan sekenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian (planning),
yaitu peneliti membuat sekenario pembelajaran dengan menggunakan penerapan
permaianan sebagai upaya meningkatkan moivasi siswa.

3.

Menerapkan sekenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan
sekenario pembelajaran yang telah direncanakan.

4.

Refleksi, meksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah
dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta
perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat menguasai
keterampilan aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

81

2.

Siklus II
Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh

observer (mitra guru) untuk melakukan rancangan tindakan. Adapun beberapa hal yang
dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya sebagai berikut:
a.

Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan hipotesis, selain itu tim peneliti juga

membuat rencana pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jaral pendek lebih baik lagi,
dikarenakan sudah melihat gejala yang timbul dan juga refleksi yang terjadi pada siklus
yang pertama. Perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil dari
proses pembelajaran, selain itu faktor pendukung dan penghambat dapat diungkap. Pada
tahapan ini peneliti dan observer menentukan suatu perencanaan tindakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Peneliti membuat sekenario pembelajaran yang berdasarkan hasil refleksi pada
siklus yang pertama, dengan menggunakan penerapan pendekatan bermain
sebagai upaya meningkatkan motivasi siswa dalam aktivitas atletik nomor lari
jarak pendek.
a) Perencanaan Tindakan I Siklus II
Perencanaan pada siklus II merupakan perencanaan perbaikan dari hasil refleksi
dan tindak lanjut siklus I. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi
dan tindak lanjut hasil I. Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus II
adalah sebagai berikut:
1) Membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang aktivitas lari
jarak pendek. Dengan topik pembelajaran lari jarak pendek dengan pendekatan
bermain.
2) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran seperti peluit,
cones, stopwatch, ban, dan kardus.
3) Mempersiapkan dan menyusun alat pengumpul data berupa lembar catatan
lapangan,

lembar

observer,

dan

alat

mendokumentasikan

kegiatan

pembelajaran.
4) Menjalin kesepahaman dengan observer mengenai RPP lari jarak pendek
dengan pendekatan bermain.

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

82

Perencanaan pada siklus kedua ini berdasarkan rencana yang sudah disusun pada
siklus pertama yaitu :
a.

Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi didalam proses
pembelajaran aktivitias atletik nomor lari jarak pendek dan pendekatan bermain
yang diberikan.

b.

Lebih intensif lagi dalam membimbing siswa dan kelompok yang masih mengalami
kesulitan didalam melakukan tugas gerak yang diberikan.

c.

Memberikan pengakuan atau penghargaan kepada siswa dan juga kelompok yang
sangat antusias didalam kegiatan permainan yang diberikan.

d.

Meningkatkan tindakan proses pembelajaran yaitu:
1) Ketepatan dalam proedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru atau
peneliti
2) Aspek keaktifan siswa dengan cara membangun pengetahuan anak melalui
pembelajaran dengan pendekatan bermain.
3) Perhatian siswa harus lebih ditingkatkan lagi dengan permainan yang
bervariasi pada proses pengajaran.
4) Aspek partisipasi siswa dengan cara memberikan kepercayaan penuh kepada
siswa dalam penguasaan materi pengajaran.

b) Perencanaan Tindakan II Siklus II
Perencanaan tindakan II merupakan perencanaan perbaikan dari tindakan
sebelumnya. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada tindakan awal yang selanjutnya direfleksi. Hasil refleksi tindakan
didiskusikan dan dibuat tindak lanjutnya untuk memperbaiki tindakan II. Hasil tindak
lanjut dituangkan dalam RPP. Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan pada
tindakan II sebagai berikut.
1) Membuat

Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

tentang aktivitas

prmbrlajaran lari jarak pendek dengan pendektaan bermain hitam hijau dan lari
dengan rintangan ban kardus. Peneliti menyiapkan sarana dan prasarana
pendukung pembelajaran seperti peluit, ban, kardus dan stopwatch.

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

83

2) Mempersiapkan dan menyusun alat pengumpul data berupa lembar catatan
lapangan, lembar catatan observer, dan alat untuk mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran.
3) Menjalin kesepahaman dengan observer mengenai RPP lari jarak pendek dengan
pendekatan bermain dengan jenis permainan yang berbeda.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rencana, mengenai
tindakan kelas dan diperbolehkan menggunakan modifikasi, selama tidak merubah
prinsip sebagai mana dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 139) bahwa “pelaksanaan
tindakan dalam situasi secara sadar dan terkendali setelah perencanaan selesai
dilakukan.” Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru atau
pengajar yang terjun langsung untuk melaksankan pembelajaran dengan pendekatan
bermain. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu tahapan
yang pertama peneliti melakukan studi pustaka mengenai pembelajaran dengan
menggunakan permaianan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperjelas permasalahan
beserta solusi pemecahan masalah yang dihubungkan dengan teori bermain itu sendiri.
Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan dua tindakan pada setiap siklusnya.
Tindakan dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran
pendidika jasmani dengan pendekatan bermain. Dalam tindakan juga peneliti
melakukan pengamatan dan evaluasi agar keberhasilan pembelajaran dapat terlihat.
Berdasarkan pengamatan dan observasi awal, maka ditentukan bahwa tindakan
yang akan dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran aktivitas
atletik nomor lari jarak pendek di kelas VII MTs. Al-Hidaya Cukangkawung dengan
menerapkan permainan dalam setiap siklusnya.
Rencana kegiatan dalam setiap siklusnya dapat digambarkan sebagai berikut:
 Siklus I
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Setelah melakukan observasi awal dalam pembelajaran pendidika jasmani,
peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan tema bermain.

M. Farhan Maulana R, 2016
PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
BERLARI SPRINT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

84

2) Melaksanaka siklus I dalam bentuk tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan
proses pembelajaran untuk mendapatkan gambaran hasil dari penelitian pada
siklus I.
3) Melakukan pengamatan kepada siswa ketika proses pembelajaran denga
menggunakan pendektan bermain.
4) Melakukan pengamatan pada aktivitas permainan yang diberikan guru pada saat
dilakukan siswa. Pada tahap ini siswa melakukan permaianan yang diberikan
guru yang dikaitkan dengan pemebeljaran pendidikan jasmani yang dibimbing
guru.
5) Melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran dan melihat ketercapaian
tujuan yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
6) Refleksi yakni menganalisis hasil-hasil yang kurang yang ada pada siklus I dan
dijadikan acuan untuk siklus II.
 Siklus II
Kegiatan yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut:
1) Membuat rencana pembelajaran masih bertema bermain berdasarkan siklus
yang dilakukan pada