STRATEGI PENYEIMBANGAN PERAN GANDA PEREMPUAN (STUDI KASUS PADA PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEREMPUAN BEKERJA DI DUSUN KAPLINGAN, KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTA) | Aini | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9379 19948 1 SM

STRATEGI PENYEIMBANGAN PERAN GANDA PEREMPUAN
(STUDI KASUS PADA PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEREMPUAN BEKERJA DI DUSUN KAPLINGAN, KECAMATAN JEBRES,
KOTA SURAKARTA)
Dania Nurul Aini
ABSTRAK
Dania Nurul Aini. K8412014. STRATEGI PENYEIMBANGAN PERAN
GANDA PEREMPUAN (STUDI KASUS PADA PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PEREMPUAN BEKERJA DI DUSUN KAPLINGAN,
KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTA). Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, November
2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan
perempuan bekerja dan strategi penyeimbangan peran ganda. Penelitian ini
dilaksanakan di Dusun Kaplingan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta dengan subyek
penelitian perempuan yang bekerja sekaligus memiliki peran ganda sebagai ibu
rumah tangga.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus. Sumber data berasal dari wawancara mendalam, observasi
dan dokumentasi. Wawancara mendalam dilakukan dengan informan kunci yaitu
perempuan yang bekerja sekaligus memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga,

dan suami dari perempuan yang bekerja tersebut. Observasi berkaitan dengan
perilaku, situasi dan suasana dalam penyeimbangan peran yang dilakukan perempuan
setelah bekerja ketika berada di rumah. Dokumentasi yang digunakan berupa foto
ketika wawancara sedang berlangsung dengan informan dan interaksi serta kedekatan
informan dengan keluarganya. Teknik pengambilan informan yaitu menggunakan
teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai
alasan yang mendasari dalam proses pengambilan keputusan perempuan bekerja yaitu
sebagai ajang untuk aktualisasi diri, sarana ibadah, membantu perekonomian
keluarga, keinginan dari diri sendiri, bosan di rumah, serta adanya kesempatan
bekerja yang dirasa sayang jika dilewatkan begitu saja.
Berbagai alasan tersebut masing-masing tidak selalu memiliki fungsi laten
(fungsi yang diharapkan) tetapi juga terdapat fungsi manifest (fungsi yang tidak
diharapkan). Sehingga, dalam mengatasinya, terdapat strategi penyeimbangan peran
yang diterapkan oleh perempuan bekerja di Dusun Kaplingan yaitu dengan
menitipkan anak pada orang terdekat, menghabiskan waktu bersama keluarga saat
hari libur kerja, tetap memantau perkembangan dan pendidikan anak, memberikan
pengertian kepada anak tentang pekerjaan yang dilakukan, dan membagi waktu sesuai


pada ruangnya. Strategi yang dilakukan adalah sebagai mekanisme alternatif
fungsional yang digunakan untuk menjaga keseimbangan peran sehingga keteraturan
sistem tetap dapat tercapai.
Kata Kunci : Strategi, Peran Ganda, Proses Pengambilan Keputusan, Perempuan.
semakin terlihat. Perempuan mulai

A. Pendahuluan
Di era zaman modern ini telah
membawa

perubahan

sosial

yang

masuk ke ruang publik untuk berbagai
macam

alasan,


entah

sebagai

begitu pesat, baik dalam bidang ilmu

keinginan dari dalam diri sendiri

pengetahuan

ataupun untuk sebuah keharusan yang

ketersediaan
tuntutan

dan
pasar

teknologi,

kerja

penyesuaian

kewajiban

bagi

maupun

hak

setiap

dan
warga

membuatnya

meninggalkan


ruang

domestik yang pada akhirnya disebut
sebagai kemajuan perempuan.
Ada

masyarakat dunia termasuk negara

beberapa

hal

yang

Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut,

mendasari perkembangan kemajuan

Indonesia sebagai salah satu negara


perempuan seperti yang disebutkan

berkembang

oleh

peningkatan

juga

ikut

merasakan

terhadap

tingkat

Abdullah


pergeseran

(2001:104)

dalam

diri

yaitu

perempuan

sendiri dan pergeseran nilai, norma

partisipasi angkatan kerjanya.
Tingkat partisipasi angkatan

yang menyangkut perubahan peran


kerja yang semakin meningkat, tidak

kelembagaan. Pembagian peran secara

hanya berpengaruh pada angkatan

seksual antara laki-laki dan perempuan

kerja laki-laki saja, namun juga pada

merupakan

perempuan. Apalagi dengan seiringnya

kemasyarakatan

kemajuan modernisasi dan globalisasi

terkuat serta telah terkontruksi sejak


dimana hal tersebut juga menjadikan

lama.

perubahan

pada

menempatkan perempuan berada di

perempuan. Perubahan tuntutan ini

sekitar rumah tangga, dengan tugas

akhirnya membuat kesetaraan gender

utama melahirkan dan membesarkan

tuntutan


peran

sebuah
yang

Pembagian

lembaga
tertua

peran

dan

tersebut

anak-anaknya, melayani suami dan

mendominasi, namun dengan selisih


anak-anaknya

yang

supaya

rumah

sedikit

dapat

tangganya tenteram. Namun kini, sejak

bahwa

munculnya

perempuan juga mencerminkan angka

perempuan,

masa

transformasi

khususnya

dalam

jumlah

tergambarkan

partisipasi

kaum perempuan akhirnya dituntut

publik.

untuk belajar dan memiliki sikap
untuk

bekerja

yang lebih dari cukup menjelaskan

mengenyam pendidikan yang tinggi,

mandiri

angka

perempuan

bekerja

di

Sebagai perempuan bekerja,

mengembangkan

maka tingkat partisipasinya di publik

dirinya sebagai manusia yang sesuai

tidaklah mudah begitu saja. Selain

dengan bakat yang dimilikinya.

karena didasari oleh berbagai alasan

Pendidikan

merupakan

yang melatarbelakangi dirinya bekerja,

strategi yang tepat karena pendidikan

juga dipengaruhi oleh suatu proses

merupakan

pengambilan

strategis

bidang
dalam

yang

paling

keputusan

dan

memperjuangkan

pertimbangan untuk memasuki dunia

kesetaraan gender. Pendidikan juga

kerjanya tersebut. Daulay (2015:280)

merupakan salah satu faktor yang akan

mengemukakan

bisa mengubah sistem nilai budaya

harus mendapatkan izin dan ridha dari

dalam masyarakat serta akan bisa

suami

memberikan kesempatan yang lebih

domestiknya ke publik. Perempuan

bagi

juga

perempuan

untuk

mengaktulisasikan diri.

untuk

harus

kembali

akan

bahwa

perempuan

meninggalkan

mempertimbangkan
pengasuhan

anak-

Surakarta, sebagai salah satu

anaknya apabila dirinya yang berstatus

kota di Provinsi Jawa Tengah juga

sebagai ibu juga sebagai perempuan

mulai mengadopsi kesetaraan gender

bekerja di luar rumah. Inilah yang

perempuan

kemudian

dan

laki-laki

melalui

memunculkan

fenomena

tingkat pendidikan. Meski memang

rasa dilema bagi perempuan untuk

tidak memungkiri bahwa jumlah angka

tetap bekerja dengan berbagai alasan

bekerja pada laki-lakinya tetaplah yang

yang mendasarinya ataukah hanya

dirumah saja memegang peranannya

ruang domestik untuk menjadi ibu

sebagai ibu rumah tangga disertai

rumah tangga dan saat berada diruang

tugas

publik untuk bekerja. Seperti yang

keseharian

untuk

mengurus

pekerjaan domestik atau bahkan pada

dikemukakan

akhirnya

(2006:103):

harus

memegang

kedua

perannya tersebut sebagai peran ganda.
B. Kerangka Teori
Pendefinisian bagi perempuan
yang berhasil ke publik untuk bekerja
dalam masyarakat tertentu ditetapkan
oleh kelas, gender dan suku. Tetapi
sebagian besar perempuan juga hidup
dalam keluarga dan hubungan gender
didalam keluarga itu mewakili aspek
penting

tentang

perempuan

cara

bagaimana

mengalami

dunia.

Pembuatan keputusan, akses terhadap
sumber daya, pembagian kerja, dan
hubungan diluar keluarga bisa jadi

Endah

Susilantini

Banyak
alasan
mengapa
akhirnya wanita bekerja, selain
karena tuntutan akan kebutuhan
kehidupan juga karena peningkatan
taraf pendidikan kaum wanita.
Perjalanan peran ganda perempuan
di Indonesia telah berjalan puluhan
tahun dan para wanita, terutama
yang berpendidikan, tidak pernah
merasakan adanya suatu tekanan
atau paksaan agar mereka bekerja
sekaligus berperan sebagai ibu
rumah tangga. Akan tetapi bagi
wanita yang belum berpendidikan,
apakah sedikit demi sedikit wanita
telah
meninggalkan
tugasnya
sebagai ibu rumah tangga? Perlu
diketahui,
peran-peran
yang
dimiliki wanita merupakan dampak
dari kemajuan atau perubahan
kultur.

semuanya diputuskan oleh hubungan
gender didalam unit keluarga itu

Pandangan

seperti

sendiri (Mosse, 1996:9). Hal tersebut

menjelaskan

akhirnya

khususnya yang memiliki peran ganda

melahirkan

peran

ganda

bahwa

itu

mereka

keluar

perempuan

perempuan di era industri ini. Apalagi

ketika

ditambah dengan perubahan sosial

domestiknya ke publik, disebabkan

budaya yang terjadi, dari sinilah

oleh banyak alasan seperti tuntutan

dimulai suatu pemisahan secara tajam

kebutuhan

antara peran perempuan saat berada di

peningkatan taraf pendidikan yang

kehidupan,

dari

ranah

ataupun

mana alasan-alasan tersebut tidaklah

menjadi suatu momok dan tekanan

dapat

bagi mereka untuk memainkan peran

perempuan bekerja, kini mereka sudah

ganda

peran

mendapatkan peran ganda sekaligus,

perempuan

saat dirumah dan diluar rumah dimana

setelah menikah hanya fokus dalam

peran diluar rumah tidak lagi identik

rumah tangga mengurus suami dan

dengan peran laki-laki.

tersebut.

tersebut

anak,

yang

Perubahan
tadinya

membersihkan

apapun

motivasi

dan

Peran ganda yang dilakukan

sebagainya, kini karena perubahan

perempuan tidak lepas dari proses

sosial

maupun

membuat

rumah

dilihat,

budaya

akhirnya

pengambilan

juga

menuntut

didalamnya

mereka

keputusan

yang

menggambarkan

kesetaraan untuk bisa sama dengan

bagaimana

laki-laki merasakan memiliki peran di

kekuasaannya bisa diambil dengan

luar

sebaik-baiknya yang merupakan suatu

ranah

domestiknya,

menjadi

perempuan yang bekerja di publik.

perempuan

bekerja

dan

pola

kesepakatan bersama. Weber (1978)

Seperti yang telah disinggung
diatas,

struktur

diluar

dalam (Farihah, 2009:147) bahwa
suatu pengambilan keputusan dalam

rumah sudah lazim ditemui diberbagai

keluarga

kelompok

selalu

dikaitkan

dengan

masyarakat.

Perempuan

struktur kuasa dalam keluarga. Kuasa

pada strata menengah

ke bawah

disini

didefiniskan

sebagai

bekerja disektor publik kebanyakan

kemungkinan didalam suatu hubungan

atas dasar ekonomi, sedangkan bagi

sosial

perempuan menengah ke atas, bekerja

merealisasikan

bagi

sekalipun itu terdapat tantangan.

mereka

adalah

bagian

dari

seseorang

mampu

untuk

kehendaknya,

aktualisasi diri. Hal ini semakin terkait

Perempuan yang berhasil ke

dengan semakin terbukanya peluang

publik dengan cara melepaskan diri

bagi

dari

perempuan

sektor-sektor

untuk

yang

pada

memasuki

kekuasaan

patriarkal

apabila

awalnya

berperan secara ekonomi mendapatkan

diperuntukkan hanya untuk laki-laki

suatu kebenaran. Artinya, peranan

(Sastriyani, 2008:236-237). Sehingga

perempuan dalam ekonomi keluarga

jauh lebih berarti dibandingkan suami

menawar diantara orang-orang yang

maka

akan

saling berinteraksi yaitu antara suami

pengaruh,

dan anggota keluarga lainnya untuk

disini

mempunyai

perempuan

kekuasaan,

kekuatan, posisi tawar menawar yang

bersama-sama

baik serta kebebasan

yang sama

yang lebih matang menentukan suatu

dengan suaminya tersebut. (Handayani

keputusan terakhir yang harus diambil.

dan Novianto, 2008:13). Meski tidak

Dengan begini, akan terlihat pola

dipungkiri tetaplah ada perbedaan

struktur pengambilan keputusan atau

yaitu seperti yang dijelaskan oleh

struktur kuasa dalam keluarga tersebut.

Koentjoroningrat

(2007:187)

fokus

mengambil

Perempuan

yang

langkah

memiliki

peranan perempuan sebagai istri dalam

peran ganda, tetap di tuntut untuk terus

manajemen anggaran pendapatan dan

berada pada keseimbangan perannya.

belanja rumah tangga. Mereka tidak

Dalam mengatasi hal ini, terdapat

bisa dipisahkan dari sistem nilai yang

strategi

mengikatnya selama ini yaitu norma-

keseharian

norma

strategi adaptasi. Strategi ini secara

yang

merupakan

ciri-ciri

yang

diterapkan

mereka

yaitu

dalam
dengan

kepribadian perempuan.

kodrati sebagai sebuah kecenderungan

Ide-ide dan gagasan-gagasan
manusia banyak yang hidup bersama
dalam suatu masyarakat, memberi jiwa
kepada masyarakat itu. Gagasangagasan itu tidak bisa lepas dari yang
lain, melainkan selalu berkaitan,
menjadi suatu sistem. Dalam bahasa
Indonesia, terdapat juga istilah lain
yang sangat tepat untuk menyebutkan
wujud ideal dari kebudayaan ini yaitu
adat-istiadat.
Memandang
hal
tersebut,

untuk hidup dalam kebersamaan yang

penjabaran mengenai sebuah tantangan
dalam pengambilan keputusan adalah
suatu refleksi antara proses tawar-

tak bisa dilepaskan dari makhluk sosial
lainnya.
Manusia

sebagai

makhluk

sosial sebisa mungkin harus mampu
menyesuaikan

dirinya

terhadap

lingkungan disekitarnya, hal ini dapat
dilakukan dengan kemampuan yang
dimiliki setiap masing-masing individu
satu dengan individu lainnya yaitu
dengan interaksi sosial. Interaksi sosial
adalah bagian dari adaptasi yang dapat

dimaknai sebagai hubungan sosial

Individu

dinamis yang menyangkut hubungan

kemampuan

antara perorangan, kelompok maupun

hambatan dalam lingkungan alam

perorangan dengan kelompok.

sebagai

Strategi

adaptasi

yang

lebih

untuk

alat

sedangkan

mengarah

mengatasi

pemuas

pada

pada

kebutuhan,

kelompok

lebih

dikemukakan Bennet terbagi menjadi

mengarah pada kemampuan dalam

tiga bagian yaitu adaptasi perilaku

mengatasi

(adaptive behavior), adaptasi siasat

mempertahankan hidup. Setiap indvidu

(adaptive

yang hidup bersama dalam suatu

strategy),
(adaptive

proses

dan

adaptasi

processes).

1.)

hambatan

lingkungan

sosial,

pada

dasarnya

Adaptasi perilaku adalah perilaku yang

mencoba

muncul biasanya digunakan sebagai

mempertahankan

alat untuk dapat mempertahankan diri

mengatasi permasalahan yang ada

terhadap lingkungan yang berubah dan

dengan cara membutuhkan keberadaan

mencoba mengikuti alur yang ada

orang lain. Oleh sebab itu, didalam

didalam

2.)

strategi Bennet ini, penting sekali

Adaptasi siasat adalah perilaku yang

adanya interaksi dan proses sosial

dilakukan untuk menyiasati perubahan

yang menjadi bagian utama untuk

yang

terus menjadi bagian yang tak dapat

ada

perubahan

di

tersebut.

lingkungan

sekitar.

berusaha

untuk

hidup

Meskipun memang perubahan tersebut

terpisahkan dari adaptasi.

tidak selalu menimbulkan suatu hal

Dilihat

dari

untuk
dengan

teori

yang sifatnya negatif namun adaptasi

strukturalisme fungsionalisme yang

ini tetap perlu dilakukan agar dalam

diungkapkan oleh Robert K Merton

menyesuaikan diri didalam perubahan

memusatkan

bisa berada pada posisi yang tepat

kelompok, organisasi, masyarakat, dan

sehingga

mempertahankan

kultur. Setiap objek yang dijadikan

hidup. 3.) Adaptasi proses adalah

sasaran dalam konsepnya ini adalah

adaptasi yang terbagi menjadi dua

terpola

level yaitu individu dan kelompok.

1949/1968:104-105).

dapat

dan

perhatiannya

berulang.
Lebih

pada

(Merton,
lanjut

Merton

menjelaskan

didalam

sedangkan fungsi tersembunyi adalah

sasarannya antara lain mengenai peran

fungsi yang tak tampak, atau bisa

sosial, pola institusional, proses sosial,

dikatakan sebagai konsekuensi (akibat)

pola kultur, emosi yang terpola secara

yang

kultural,

1949/1968:105).

norma

kelompok,

sosial,

struktur

perlengkapan

organisasi

sosial,

untuk

dan

pengendalian

tidak

diharapkan”.

Setiap

fungsi

(Merton,
yang

tak

diharapkan tersebut, terdapat upaya

sosial. Perhatiannya terpusat pada

untuk

fungsi

dalam

dengan sebuah elemen fungsional.

sebagai

Elemen ini juga untuk menghindari

sosial

pendefinisian

dimana
fungsi

mengintergrasikannya

konsekuensi-konsekuensi yang dapat

terjadinya

diamati

(integrasi) didalam diri individu yang

sehingga

menimbulkan

adaptasi atau penyesuaian diri dari
sistem tertentu.

ketidakstabilan

yaitu

potensial

memiliki banyak peran.
C. Metode Penelitian

Adaptasi yang dikemukakan

Penelitian dilakukan di Dusun

Merton tidak selalu mempunyai akibat

Kaplingan, Kecamatan Jebres, Kota

positif, sehingga dalam studinya ini, Ia

Surakarta dikarenakan di daerah ini

juga mengemukakan mengenai akibat

ditemukan banyak perempuan yang

negatifnya terhadap fakta sosial lain.

bekerja dengan berbagai alasan dan

Hal

suatu

telah

yang

keputusan yang juga melalui izin serta

ini

akhirnya

pengembangan

menjadi
gagasan

disebutnya sebagai disfungsi.

melalui

proses

pengambilan

ridha dari suami. Sebagai perempuan

Merton juga memperkenalkan

bekerja, mereka juga berperan sebagai

fungsi nyata (manifest) dan fungsi

ibu rumah tangga sehingga akhirnya

tersembunyi (latent). Fungsi nyata

peran dimiliki adalah peran ganda.

disini adalah fungsi yang tampak, atau
bisa didefinisikan sebagai konsekuensi
(akibat) yang diharapkan dari suatu
tindakan

maupun

situasi

sosial,

D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini
terdiri atas data primer dan data

sekunder.

Menurut

Sugiyono

Teknik

pengumpulan

data

(2012:225) sumber data primer adalah

yang akan digunakan dalam penelitian

sumber

ini adalah wawancara mendalam (in-

data

yang

langsung

memberikan data kepada pengumpul

depth

data. Data primer dalam penelitian ini

dokumentasi.

diperoleh

dan

Stewart dan Cash dalam Herdiansyah

wawancara dengan sejumlah informan.

(2010:118) adalah sebuah interaksi

Dalam menentukan informan, peneliti

yang didalamnya terdapat pertukaran

melakukan pertimbangan tertentu yang

atau berbagi aturan, tanggung jawab,

mana dianggap dapat memberikan data

perasaan,

sesuai dengan yang dibutuhkan.

informasi.

melalui

Data

observasi

sekunder

merupakan

data yang diperoleh bukan dari sumber
pertama

sebagai

sarana

untuk

memperoleh data atau informasi untuk
menjawab

masalah

yang

diteliti,

melainkan melalui data yang bersifat
dokumentasi atau studi kepustakaan
yang

berkaitan

dalam

dengan

penelitian.

informasi

Sumber

data

sekunder dalam penelitian ini adalah
data

statistik

perempuan
diperoleh
Jebres,

mengenai

yang
dari

situs

bekerja

Kantor
resmi

jumlah

interviews),

peneliti

observasi

Wawancara

kepercayaan,
Dalam
mencoba

dan

menurut

motif

dan

wawancara

ini,

menggali

dan

mencari alasan informan terkait proses
pengambilan

keputusannya

untuk

bekerja sehingga dirinya memegang
peran ganda di domestik dan publik.
Selain itu, peneliti juga mencoba
memancing apakah terdapat konflik
mengenai hasil keputusannya sehingga
dirasa perlu memiliki strategi-strategi
apa saja untuk tetap menyeimbangkan
peran gandanya tersebut.

yang

Observasi adalah suatu proses

Kelurahan

melihat, mengamati, dan mencermati

Badan

Pusat

serta

merekam

perilaku

secara

Statistik, dan beberapa hasil penelitian

sistematis untuk suatu tujuan tertentu.

yang terkait dengan jenis penelitian

Perilaku

ini.

pengamatan

yang

muncul

langsung

dalam

(observasi)

dapat berupa perilaku yang langsung

data menurut Miles dan Huberman

dilihat oleh mata, dapat didengar,

(1992)

dapat dihitung dan dapat diukur.

adalah proses analisa dengan tiga

(Herdiansyah, 2010:132). Pelaksanaan

tahap

observasi

(pengumpulan data), penyajian data

dalam

penelitian

ini

dalam

yaitu

menggunakan observasi berperan pasif

dan

dimana peneliti hanya mendatangi

verifikasi.

lokasi penelitian sebagai pengamat

Kaplingan.

data

kesimpulan

atau

Deskripsi

Lokasi

Penelitian

namun tetap benar-benar hadir dalam

peran perempuan ganda di Dusun

kodifikasi

penarikan

1.

tertentu dalam situasi yang diamati

situasi dan suasana penyeimbangan

(2014:178)

D. Pembahasan

pasif dan tidak mengambil peran

konteksnya. Peneliti perlu mengamati

Afrizal

Jumlah

penduduk

Dusun

Kaplingan tercatat 2292 jiwa dengan
659 kepala keluarga. Jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 1143, sedangkan
penduduk perempuan 1149 (Bank data

Dokumentasi

digunakan

Dusun Kaplingan (RW 20) Kelurahan

untuk melengkapi dan memperjelas

Jebres,

hasil informasi dari wawancara dan

Surakarta Bulan April Tahun 2016).

observasi. Menurut Sutopo (2006:61),

Mayoritas penduduk Dusun Kaplingan

dokumentasi merupakan bahan tertulis

di

yang

sedangkan minoritasnya adalah agama

berhubungan

dengan

suatu

peristiwa atau aktivitas tertentu, dapat

Kecamatan

dominasi

oleh

Jebres,

agama

Kota

Islam,

Hindu dan Budha.

berupa rekaman tertulis, gambar atau

Dalam hal segi pendidikan,

benda peninggalan yang berkaitan

penduduk Dusun Kaplingan masih

dengan

tergolong kategori rendah. Hal ini

aktivitas

atau

peristiwa

terbukti dengan lulusan pendidikan

tertentu.
Tahap analisa data dalam
penelitian ini menggunakan analisa

mereka

adalah SLTP/

sederajat

sebanyak 394 dan SLTA/ sederajat

untuk

mendasari

hal

tersebut,

Diploma dan tingkat Sarjananya masih

ragamnya

dan

tidak

minoritas yaitu 154 (DIII sebanyak 56

interpretasikan oleh satu alasan saja.

sebanyak

484.

Sedangkan

banyak
bisa

di

siswa, DIV sebanyak 98) dan 14 (S2

Perempuan yang berhasil ke

sebanyak 11, S3 sebanyak 3). Selain

ruang publik, dimaknai dengan alasan

itu, ada juga penduduk yang tidak/

dasar

belum sekolah sebanyak 256, belum

kebutuhan ekonomi, namun juga untuk

tamat SD sebanyak 106, tidak tamat

aktualisasi ilmu pengetahuan yang

SD sebanyak 163, dan Tamat SD

telah

sebanyak 544.

mengenyam pendidikan tinggi, sarana

Untuk soal pekerjaan, mereka

yang

bukan

hanya

didapatkannya

ibadah

terkait

semasa

semata-mata
bakat

untuk

sudah mendapatkan pekerjaan yang

menyalurkan

dan

minatnya

lumayan seperti karyawan dan buruh.

didalam bidang pekerjaannya, serta

Sedangkan untuk bidang pekerjaan

keinginan dalam dirinya sendiri.

lainnya di Dusun Kaplingan, mereka

Pola pemikiran perempuan di

bekerja sebagai guru/ dosen, PNS,

Dusun Kaplingan, Jebres, Surakarta

TNI, Polri dan Wiraswasta. Sisanya

sudah semakin maju dan mengalami

adalah ibu rumah tangga dan pelajar/

internalisasi perubahan sosial masa

mahasiswa.

kini mengenai persamaan hak dan

2. Proses

Pengambilan

Keputusan

Perempuan

Membahas mengenai proses

laki-laki

dalam

yang

sama

dalam

keseteraan gender, meskipun memang

seorang

tidak sepenuhnya berada pada posisi

perempuan bekerja, erat kaitannya

atau jabatan yang tinggi seperti laki-

dengan

laki,

alasan

keputusan

seperti

ruang publik. Mereka mempunyai
kesempatan

Bekerja

pengambilan

kewajiban

yang

mendasari

namun

mereka

mengapa akhirnya perempuan memilih

memperjuangan

untuk keluar dari ruang domestik ke

pekerjaannya di publik seperti menjadi

ruang

guru, perawat, pegawai pns, pedagang

publik.

Alasan-alasan

yang

dan

tetap

menikmati

dan juga buruh. Keputusan untuk

untuk anak-anaknya. Alasan bekerja

bekerja, tidaklah begitu saja mengalir

yang dijelaskan oleh setiap perempuan

dengan

di

mudahnya,

namun

harus

Dusun

melalui beberapa proses yaitu izin dari

dimaknai

suami

makna

serta

pemberian pengertian

Kaplingan,
dengan

juga

harus

beberapa

lapis

berdasarkan

pengalaman-

kepada anak bahwa mereka akan

pengalaman hidup mereka.

bekerja. Perannya sebagai ibu dan istri,

Sebagai

suami

yang

mengharuskan mereka untuk tetap bisa

memperbolehkan dan juga ikut serta

memegang keseimbangan peran saat

memberikan keputusan kepada istrinya

mereka sudah berada di publik dan

untuk bekerja, bukanlah suatu hal yang

sepulangnya atau bahkan sebelum

asing

berangkat bekerja, untuk memegang

keputusan

perannya di domestik.

menggambarkan bagaimana struktur

Sejak

dahulu,

perempuan

lagi.

Pola

dalam

pengambilan
suatu

keluarga

dan pola kekuasaannya bisa diambil

sudah dikontruksikan untuk menjadi

dengan

perempuan yang perannya terbatas

merupakan

pada

bersama. Lebih lanjut dijelaskan oleh

ruang

dirumah

domestik.

untuk

Perannya

merawat

anak,

Weber

sebaik-baiknya
suatu

(1978)

yang

kesepakatan

dalam

(Farihah,

mencuci, memasak serta mengurusi

2009:147) bahwa suatu pengambilan

segala urusan rumah tangga menjadi

keputusan

peran yang sudah menjelma dalam

dikaitkan dengan struktur kuasa dalam

sebuah kebudayaan dan menjadi suatu

keluarga. Kuasa disini didefiniskan

sistem yang telah lama melekat di

sebagai kemungkinan didalam suatu

masyarakat. Hal ini mempengaruhi

hubungan sosial seseorang mampu

keputusan perempuan untuk bekerja,

untuk merealisasikan kehendaknya,

sehingga ketika mereka sudah berhasil

sekalipun

di publik, mereka dituntut untuk tidak

Tantangan

mengabaikan perannya di domestik

kesiapan peran perempuan memikul

baik sebagai menjadi istri dan ibu

peran ganda. Selain itu juga sebagai

dalam

itu

keluarga

terdapat

dihadapi

selalu

tantangan.

bisa

berupa

sebuah konsekuensi dalam pembagian

yang

kerja

atau

1949/1968:105). Jika dikaitkan dengan

Suami

hal tersebut, fungsi manifest untuk

mengambil alih peran sementara istri

perempuan yang bekerja dengan alasan

ketika istri pulang larut karena lembur

utama ekonomi adalah agar bisa

sehingga mengharuskan suami untuk

mensejahterakan

merawat, mengawasi dan memasak

keluarganya

untuk anak.

sehingga

meski

tidak

direncanakan

disadari

sebelumnya.

Penghargaan

mengenai

untuk

tidak

diharapkan”.

(Merton,

kehidupan
yang

segala

kekurangan,

kebutuhan

sehari-harinya

bisa

hidup
selalu

keputusan perempuan untuk bekerja

tercukupi. Meskipun juga tak dapat

tidak seharusnya di kungkung begitu

dipungkiri jika disisi lainnya akan

saja, melainkan harus di dukung.

muncul fungsi laten yaitu perempuan

Perempuan

yang bekerja bisa saja mengabaikan

alasan

yang

utama

bekerja
untuk

dengan

membantu

perannya

dirumah

karena

sudah

perekonomian rumah tangga, justru

merasakan lelah dan ingin segera

memiliki fungsi manifest seperti yang

beristirahat untuk keesokan harinya

di kemukakan oleh Robert K Merton.

sehingga

Dalam

terbengkalai, kemudian muncul lah

teori

strukturalisme

fungsionalismenya,
memperkenalkan

Merton

gandanya

bisa

disfungsional dalam keluarga.

nyata

Untuk membahasnya lebih

(manifest) dan fungsi tersembunyi

dalam lagi, Merton mengembangkan

(latent). Fungsi nyata disini adalah

konsep “keseimbangan bersih”yang

fungsi

bisa

menyatakanantara fungsi positif dan

konsekuensi

disfungsi tak akan pernah mampu

(akibat) yang diharapkan dari suatu

menentukan mana yang lebih banyak

tindakan

karena

yang

didefinisikan

fungsi

peran

tampak,
sebagai

maupun

atau

situasi

sosial,

masalahnya
dan

sedemikian

sedangkan fungsi tersembunyi adalah

kompleks

fungsi yang tak tampak, atau bisa

subjektif yang melandasinya sehingga

dikatakan sebagai konsekuensi (akibat)

tak

mudah

banyak

dihitung

penilaian

dan

ditimbang.Seperti

telah

Perempuan disana banyak yang mulai

pembahasan

meninggalkan budaya patriarki dan

sebelumnya, perempuan yang bekerja

keluar dari domestiknya ke publik

didasari oleh berbagai alasan dengan

dengan berbagai alasan.

dikemukakan

lapis

yang
pada

makna

dan

tidak

dapat

Statusnya sebagai perempuan

diinterpretasikan dalam satu makna

domestik

saja.

perempuan

Sehingga

perempuan

dalam

bisa

memahami

dilakukan

mulai
yang

bergeser

menjadi

bekerja

dengan

dari

memegang banyak peranan yang bisa

berbagai sisi, yaitu sisi kultural dan

disebut role-set. (Raho, 2007:67).

strukturalnya

mengabaikan

Status berarti suatu posisi di dalam

pandangan dari dalam tentang alasan

struktur sosial yang disertai dengan

yang mendasari suatu praktik sosial

hak dan kewajibannya, sedangkan

yang diwujudkan oleh perempuan

peran berarti pola tingkah laku yang

yaitu untuk bekerja dan memegang

diharapkan masyarakat dari orang

peran ganda.

yang menduduki status tertentu. Jika di

tanpa

kaji lebih dalam, status perempuan di
3. Strategi

Menyeimbangkan

Dusun Kaplingan memiliki banyak hak
dan

Peran Ganda

kewajiban.

Haknya

sebagai

Konsep yang dikemukakan

perempuan apalagi di era perubahan

oleh Robert K Merton mengenai

sosial ini, membuat mereka bukan

strukturalisme

hanya sekedar perempuan yang berada

dan

fungsionalisme

dapat dirasakan keberadaannya di

pada

Dusun Kaplingan, Jebres, Surakarta.

menuntut

Perhatian utamanya yang terpusat pada

halnya

fungsi

publik.

sosial

dimana

dalam

ruang
hak

domestik.
kesetaraan

Mereka
seperti

laki-laki untuk berada di

sebagai

Ketika berhasil memainkan

konsekuensi-konsekuensi yang dapat

peran ganda maka kesuksesan sebagai

diamati menimbulkan adaptasi atau

perempuan bukan lagi dipandang dari

penyesuaian diri dari sistem tertentu.

salah satu ruang saja melainkan dari

pendefinisian

fungsi

keduanya yaitu domestik dan publik.

konflik. Pusat perhatian analisanya

Di rumah, selain mengerjakan urusan

pada

rumah tangga, merawat dan mengurus

fungsional serta disfungsional. Elemen

anak, mereka juga dituntut untuk

fungsional

menjadi Ibu yang baik serta sosok istri

menghindari terjadinya ketidakstabilan

yang taat dan patuh kepada suami.

potensial

Selain

sebagai

individu yang memiliki banyak peran.

juga

Elemen disfungsional adalah elemen

menyediakan

yang secara tidak sadar menciptakan

banyak waktu untuk anak-anaknya

ketidakstablilan (konflik) dalam diri

dirumah serta memenuhi keinginan

invidu yang memiliki banyak peran.

untuk

(Raho, 2007:69)

itu,

perempuan

statusnya
bekerja

juga

mengharuskannya

selalu

bisa

dekat

dengan

struktur

sosial

adalah

dan

elemen

elemen

(integrasi)

yang

didalam

diri

perasaan anak-anaknya. Aspirasinya

Ketika salah satu perannya

pada kehidupan keluarga merupakan

tidak seimbang dan menimbulkan

cara perempuan menyikapi dirinya

konflik, maka ada usaha integrasi yang

sebagai pribadi, istri dan ibu. (Sadli,

dilakukan yaitu berupa strategi-strategi

2010:195).

penyeimbangan

Sedangkan

di

publik,

peran.

Strategi

mereka tetap menjalankan aktivitas

adaptasi yang dilakukan diatas, sesuai

pekerjaannya sesuai profesionalitas.

pula dengan konsep Merton yang juga

Perempuan
berusaha
strategi

memiliki
untuk

yang

bekerja

cara-cara
tetap

atau
dapat

menyeimbangkan kedua perannya. Hal

memberikan empat mekanisme yang
bisa

dilakukan

untuk

mengurangi

terjadinya konflik peranan, yaitu:
1.)

Intensitas

keterlibatan

ini sesuai dengan konsep Merton yang

dalam peran yang berbeda-

mengkaitkan

beda.

perangkat

peran

perempuan dengan hubungan struktur

Perempuan

yang

terlibat

sosialnya. Ia mengkhususkan untuk

dalam banyak peran haruslah pandai

mengintegrasikan peran-peran yang

mengatur intensitasnya sesuai dengan

banyak itu sehingga tidak terjadi

prioritasnya sejauh mana. Jika sudah

menjalani peran di publik, maka sebisa

semakin

mungkin intensitas peran di domestik

peran gandanya.

harus lebih di porsikan lebih banyak

berusaha

3.)

meyeimbangkan

Peran

yang

sedang

guna mengingat perempuan sebagai

dijalankannya tersebut cukup terisolir

ratu rumah tangga dengan segala

sehingga terkadang sulit diamati oleh

urusannya

anak,

orang-orang yang berada dalam role-

memanajemen anggaran pendapatan,

set itu. Dengan memaknai alasan

melayani kebutuhan yang diperlukan

dilihat

suami, membersihkan rumah dan yang

subjektivitas, maka setiap orang bisa

lainnya. Bukan hanya itu, keterlibatan

saling memahami dan menciptakan

dalam kegiatan sosial di masyarakat

keadaan nyaman untuk setiap ruang

seperti PKK juga perlu dilibatkan

perempuan

untuk membuat perempuan semakin

Motivasi dan dukungan sosial yang

terbuka dengan segala peran yang

tinggi

terbatas dan sudah terkontruksi sejak

terhadap

sumber

lama.

perempuan

diruang

untuk

2.)

mengurus

dari

juga

sudut

dengan

sangat

pandang

peran

ganda.

berpengaruh
keberhasilan
publik

dan

Individu yang terlibat

domestik. Sehingga keadaan yang

dalam role-set bisa bersaing satu sama

tadinya terisolir, bisa menjadi alat

lain untuk memperoleh kekuasaan.

untuk mengendalikan ketidakstabilan

Dalam situasi ini, keterlibatan individu

peran yang dijalani setiap perempuan.

tersebut

dalam

konflik

bisa

saja

4.)

Tingkat konflik yang

memberikan lebih banyak otonomi

dialami oleh anggota-anggota yang

kepada orang yang mempunyai peran

berada dalam role-set bisa diamati.

tertentu itu. Situasi dimana perempuan

Misal memang jelas ada konflik, maka

yang

dengan

adalah tugas dari anggota-anggota

lingkungan

role-set untuk menyelesaikan konflik

pekerjaan ataupun di rumah akan

itu. Pembagian peran kepada suami

memberikan

baik

terlibat

peranannya

konflik

baik

banyak

di

otonomi

dan

pembelajaran kepada perempuan untuk

direncanakan

direncanakan

karena

maupun

tidak

situasi

yang

mendesak disebabkan istrinya masih

macam profesi, serta tujuh informan

harus

urusan

laki-laki yang merupakan suami dari

pekerjaan, bisa menjadi salah satu

para perempuan yang bekerja tersebut

upaya untuk mengatasi ketidakstabilan

untuk

peran

andilnya

disibukkan

dengan

Dari beberapa ketidakstabilan

Kaplingan

menyebabkan

dan

akhirnya

ketidakseimbangan

dalam

seberapa
proses

besar

keputusan

perempuan bekerja tersebut.

peran yang dialami oleh perempuan
Dusun

mengetahui

Suatu

proses

pengambilan

keputusan perempuan bekerja didasari
oleh

macam-macam

alasan

yang

peran gandanya, tetap akan ada usaha

dimaknai dengan berbagai lapis makna

dan

diantaranya

untuk

memenuhi

mengendalikan dan mengembalikan

kebutuhan

ekonomi

keluarga,

keteraturan sosial. Dengan begitu,

menambah pendapatan suami, terdapat

peran gandanya sebagai perempuan

kesempatan kerja yang tak ingin disia-

yang bekerja dan mengurus rumah

siakan, aktulialisasi diri sesuai bidang

tangga bisa diatasi dengan strategi-

pendidikan,

stratagi keseimbangan peran yang bisa

pengabdian kepada Allah atas ilmu

disebut sebagai alternatif fungsional.

yang sudah diraih. Didalam proses

alternatif

lain

untuk

dan

sarana

ibadah

pengambilan keputusan bekerja, tidak

E. Kesimpulan
Pada catatan akhir yang juga

hanya berdasarkan pada keputusan

sebagai penutup pada bagian ini adalah

pribadi

didapatkannya hasil penelitian dari

melibatkan izin pihak keluarga seperti

strategi penyeimbangan peran ganda

suami dan anak. Hal ini mengingat

dalam studi kasus proses pengambilan

bahwa

keputusan perempuan bekerja tepatnya

perempuan dengan peran sebagai istri

di

Kecamatan

dan ibu yang tidak boleh melupakan

Jebres, Kota Surakarta. Penelitian ini

tanggung jawab dan perannya saat di

mengambil tujuh orang perempuan

domestik.

Dusun

Kaplingan,

sebagai informan dengan berbagai

semata,

dirinya

melainkan

adalah

juga

seorang

Menjadi perempuan dengan

memberikan lebih banyak otonomi

peran ganda tidak sepenuhnya dapat

kepada orang yang mempunyai peran

berjalan sebagaimana mestinya, oleh

tertentu itu. Situasi dimana perempuan

sebab itu biasanya mereka memiliki

yang

strategi penyeimbangan peran ganda

peranannya

untuk

pekerjaan ataupun di rumah akan

mengatasinya

terjadinya

disfungsi

konflik
yaitu

serta
dengan

terlibat

memberikan

konflik

baik

di

banyak

dengan
lingkungan

otonomi

dan

elemen fungsional yang terdiri dari

pembelajaran kepada perempuan untuk

empat

semakin

mekanisme:

keterlibatan

1.)

dalam

Intensitas

meyeimbangkan

yang

peran gandanya. 3.) Peran yang sedang

ini,

dijalankannya tersebut cukup terisolir

perempuan yang terlibat dalam banyak

sehingga terkadang sulit diamati oleh

peran

mengatur

orang-orang yang berada dalam role-

dengan

set itu. Dengan memaknai alasan

berbeda-beda.

peran

berusaha

Dalam

haruslah

intensitasnya

pandai

hal

sesuai

prioritasnya sejauh mana. Jika sudah

dilihat

menjalani peran di publik, maka sebisa

subjektivitas, maka setiap orang bisa

mungkin intensitas peran di domestik

saling memahami dan menciptakan

harus lebih di porsikan lebih banyak

keadaan nyaman untuk setiap ruang

guna mengingat perempuan sebagai

perempuan dengan peran ganda. 4.)

ratu rumah tangga dengan segala

Tingkat konflik yang dialami oleh

urusannya

anak,

anggota-anggota yang berada dalam

memanajemen anggaran pendapatan,

role-set bisa diamati. Berkaitan dengan

melayani kebutuhan yang diperlukan

hal tersebut, maka pembagian peran

suami, membersihkan rumah dan yang

kepada

lainnya. 2.) Individu yang terlibat

maupun tidak direncanakan karena

dalam role-set bisa bersaing satu sama

situasi yang mendesak disebabkan

lain untuk memperoleh kekuasaan.

istrinya

Dalam situasi ini, keterlibatan individu

dengan urusan pekerjaan, bisa menjadi

tersebut

untuk

dalam

mengurus

konflik

bisa

saja

dari

suami

masih

sudut

baik

harus

pandang

direncanakan

disibukkan

salah satu upaya untuk mengatasi

memberikan pengertian kepada anak

ketidakstabilan peran.

tentang pekerjaan yang dilakukan, 2.)

Selain

strategi

strategi siasat yaitu perilaku yang

penyeimbangan peran ganda pun juga

dilakukan untuk menyiasati perubahan

didukung pula oleh strategi adaptasi

yang ada di

Bannet yang terbagi menjadi tiga

tindakan

bagian:

menyeimbangkan

menitipkan anak pada orang terdekat

peran ganda dapat dilakukan dengan

seperti ibu, mertua, pengasuh anak,

stategi adaptasi yang terdiri dari: 1.)

dan pembantu, 3.) strategi proses yaitu

strategi perilaku yaitu perilaku yang

perilaku

muncul biasanya digunakan sebagai

mempertahankan

alat untuk dapat mempertahankan diri

mengatasi permasalahan yang ada

terhadap lingkungan yang berubah dan

dengan cara membutuhkan keberadaan

mencoba mengikuti alur yang ada

orang lain. Bentuk tindakan dalam

didalam perubahan tersebut. Bentuk

strategi

tindakan yang dapat dilakukan adalah

memantau

dengan menghabiskan waktu bersama

pendidikan anak.

Strategi

itu,

lingkungan. Bentuk

yang

yang

ini

dilakukan

dilakukan
hidup

adalah

dengan

perkembangan

berupa

untuk
dengan

tetap
dan

keluarga saat hari libur kerja dan
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan. 2001. Seks, Gender dan Reproduksi Kekuasaan. Yogyakarta:
Tarawang Press.
Bennet, W. John. 2005. The Ecological Transition Cultural Antrhopology And
Human Adaption. USA: Washington University at st Louis.
Farihah, Irzum. 2009. Perempuan, Etos Kerja dan Pengambilan Keputusan Dalam
Keluarga Nelayan. Jurnal Studi Gender. 2 (2): 143-160
Goodman, Douglas J dan Ritzer, George. Teori Sosiologi Modern. 2005. Jakarta:
Prenada Media.

Handayani, Christina S dan Novianto, Ardhian. 2008. Kuasa Wanita Jawa.
Yogyakarta: PT Lkis Pelangi Yogyakarta.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Koentjaraningrat. 2007. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Merton, Robert K. 1949/1968. Manifest dan Latent Functions in R.K Merton, Social
Theory and Social Structure. New York: Free Press: 73-138
Mosse, Julia Cleves. Gender dan Pembangunan. 1996. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sadli, Saparinah. 2010. Berbeda Tapi Setara (Pemikiran Tentang Kajian
Perempuan). Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Sastriyani, Siti Hariti. 2008. Perempuan Di Sektor Publik. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Susilantini, Endah. 2006. Peran Ganda Wanita Indonesia. Jurnal Jantra (Sejarah
dan Budaya). 2 (1): 99-105.

Dokumen yang terkait

Strategi Penyeimbangan Peran Ganda Perempuan (Proses Pengambilan Keputusan Pada Perempuan Bekerja di Dusun Kaplingan, Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta).

0 1 18

STRATEGI ADAPTASI MENJADI SINGLE MOTHER (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PEREMPUAN SINGLE MOTHER DI DESA CEPOKOSAWIT KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI | Rahayu | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9027 19120 1 SM

0 0 18

FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA (Studi Kasus TPA Jaya Kartika Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar) | Kusumastuti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2741 6153 1 SM

0 0 12

Partisipasi Perempuan Dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Di Desa Keyongan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali | Meita | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2443 5541 1 SM

0 0 7

TAMAN CERDAS SEBAGAI SIMBOLISASI KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA (Studi Kasus di Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta) | Utami | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4032 8976 1 SM

1 2 14

PERAN PEREMPUAN PENGRAJIN BATIK DALAM PENINGKATAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA (Studi Kasus di Desa Pungsari, Plupuh, Sragen). | Nawangsih | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3640 8027 1 SM

0 2 9

PERAN SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL (STUDI KASUS DI BALEKAMBANG KOTA SURAKARTA) | Sani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10111 21509 1 SM

0 0 18

PERKELAHIAN ANTAR PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA SURAKARTA | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9252 19678 1 SM

0 0 11

EKSISTENSI TOKOH ADAT PEREMPUAN (Studi Fenomenologi Tradisi Mitoni Di Desa Palur, Mojolaban, Sukoharjo) | Prihananti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8520 17969 1 SM

0 0 1

HIPERREALITAS PORNOGRAFI BAGI MAHASISWA KOS DI KELURAHAN JEBRES, SURAKARTA | Anindhita | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 11385 23848 1 SM

0 1 15