PERAN PEREMPUAN PENGRAJIN BATIK DALAM PENINGKATAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA (Studi Kasus di Desa Pungsari, Plupuh, Sragen). | Nawangsih | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3640 8027 1 SM

ABSTRAK
Tinuk Nawangsih. K8410057. PERAN PEREMPUAN PENGRAJIN BATIK
DALAM
PENINGKATAN
KEHIDUPAN
SOSIAL
EKONOMI
KELUARGA (Studi Kasus di Desa Pungsari, Plupuh, Sragen). Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. April 2014.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui faktor pendorong atau
alasan perempuan menjadi pengrajin batik (2) mengetahui strategi perempuan
pengrajin batik dalam peningkatan kehidupan sosial ekonomi keluarga.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode
studi kasus tunggal. Sumber data utama diperoleh dari perempuan pengrajin batik
yang sudah menikah di desa Pungsari, Plupuh, Sragen. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Uji
validitas data menggunakan triangulasi sumber. Untuk menganalisis data
menggunakan analisis model interaktif yaitu dari pengumpulan data kemudian
reduksi data, sajian data, terakhir penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Faktor

pendorong atau latar belakang perempuan menjadi pengrajin batik adalah faktor
ekonomi, sehingga perempuan tidak lagi dikonstruksikan hanya berperan di sektor
domestik. Akan tetapi, perempuan juga memiliki peran publik. Oleh karena itu,
perempuan memiliki beban ganda dalam pencarian nafkah tambahan dan sebagai
ibu rumah tangga. Faktor lain perempuan menjadi pengrajin batik adalah tidak
memiliki keterampilan yang lain, waktu kerja membatik yang sifatnya fleksibel,
serta lingkungan sekitar aktivitas ekonominya mayoritas adalah membatik. (2)
Strategi perempuan pengrajin batik dalam sosial ekonomi adalah dengan
menggunakan pendapatannya untuk kebutuhan sehari-hari, membelanjakan uang
dengan sederhana untuk makan setiap hari, dan ikut serta dalam arisan sebagai
cara menabung. Strategi tersebut dilakukan agar kebutuhan ekonomi keluarga
tercukupi dan keadaan sosial ekonomi keluarga dapat meningkat.
Kata Kunci: Perempuan pengrajin batik, gender, sosial ekonomi keluarga
industri / usaha kecil menengah

PENDAHULUAN
Keberadaan industri di suatu

menjadi


sangat

penting

negara memiliki pengaruh besar

keberadaannya,

terhadap kondisi perekonomian di

dengan

negara tersebut. Industri merupakan

kemiskinan khususnya di wilayah

lahan

pedesaan.


luas

lapangan

untuk

pekerjaan.

menyediakan
Keberadaan

jika

pengangguran

struktur

dikaitkan
ataupun


perekonomian

wilayah pedesaan didominasi oleh

sektor pertanian, secara bertahap

menunjukkan peningkatan dari bulan

peran

dalam

Agustus 2011 hingga bulan Februari

rumah

2012. Jumlah tersebut menunjukkan

tangga dan digeser oleh sumbangan


bahwa jumlah perempuan di usia

pendapatan

kerja yang sedang bekerja, sementara

pertanian

menyumbang

menurun

pendapatan

dari

luar

sektor


pertanian.

tidak bekerja, atau sedang mencari

Kontribusi industri batik di

pekerjaan mengalami peningkatan

Indonesia dalam menunjang ekonomi

dari 45.118.964 menjadi 46.509.689

kerakyatan sangat besar karena bisa

jiwa. Dalam industri batik di Sragen

menggerakkan

mampu menyerap sedikitnya 15.000


Penyerapan
industri

kegiatan

tenaga

kerajinan

mampu

ekonomi.

kerja
batik

meringankan

pemerintah


dalam

kemiskinan.

Demikian

untuk

tenaga kerja. Dari pekerja dalam

tersebut

industri batik, tidak terlepas dari

beban

pengentasan
pula

di


Sragen, salah satu kabupaten di

pekerja

perempuan.

Semenjak

munculnya industri batik, perempuan
ikut terjun sebagai perajin batik atau
membuat batik di industri tersebut.

wilayah Surakarta, merupakan satu

Dalam masyarakat seringkali

dari daerah yang terkenal dengan

dikonstruksikan


industri batiknya. Dari situs resmi

adalah

kabupaten Sragen, di Sragen terdapat

perempuan mengurus rumah dan

sekitar

anak,

4.557

industri

yang

bahwa


pencari

seperti

laki-laki

nafkah

yang

dan

diungkapkan

memproduksi batik. Industri tersebut

Millet dalam Wardani (2009) bahwa

tersebar

perempuan

di

kecamatan

kecamatan

Masaran,

Kalijambe,

dan

kecamatan Plupuh.
Semakin
industri,

pada

dikonstruksikan

hanya

masyarakat
sebagai

pengurus rumah tangga dan laki-laki
berkembangnya

mendorong

sebagai pencari pendapatan. Akan

masuknya

tetapi, sekarang ini banyak ditemui

sektor

perempuan yang ikut bekerja sebagai

perindustrian. Sebelumnya, dari data

bentuk partisipasi langsung dalam

BPS

kegiatan

perempuan

mengenai

dalam

angkatan

kerja,

jumlah angkatan kerja perempuan

ekonomi.

Masuknya

perempuan dalam mencari nafkah,

dijelaskan Suratiyah dalam Abdullah

pengeluarana.

(2006:226)

bekerja pada suatu industri rumahan,

perempuan

bahwa

alasan

bekerja

utama

dikarenakan

Perempuan

dijelaskan

dalam

yang

Abdullah

pertama Tekanan Ekonomi, kedua

(2006:230) bahwa, penghasilan yang

Lingkungan keluarga yang sangat

diperoleh

wanita,

mendukung dalam bekerja.

tunai,

dipergunakan

Perempuan masuk ke dalam ranah

mencukupi kebutuhan dapur sehari-

publik untuk mencari pendapatan

hari. Permasalahan ekonomi menjadi

tidak lantas meninggalkan peran

suatu

perempuan sebagai pengurus rumah

keluarga.

tangga. Oleh sebab itu, dikatakan

ekonomi menjadi hal penting yang

oleh

(2012:21),

harus dilakukan anggota keluarga

bahwa perempuan terlebih lagi pada

agar kesejahteraan keluarga dapat

keluarga miskin mengalami beban

tercapai.

ganda, yaitu ikut mencari nafkah dan

berkembangnya industri batik di desa

mengurus rumah tangga. Masuknya

Pungsari sebagai sentra industri batik

perempuan dalam industri terutama

di

industri rumah tangga atau industri

ditemui

kecil/menengah

oleh

berkecimpung di industri batik, ada

Abdullah

yang melakukan kegiatan membatik

Mansour

Suratiyah
(2006:224)

Fakih

dijelaskan
dalam

bahwa

mendasar

untuk

dari

Pemenuhan

suatu
fungsi

Sejalan

kecamatan

bentuk

dengan

Plupuh.

Banyak

perempuan

yang

tidak

di rumahnya masing-masing, ada

membutuhkan skill yang tinggi, bisa

pula yang membatik langsung di

dikerjakan di rumah, menghasilkan

rumah juragan batik. Merujuk dari

uang secara singkat, tidak adanya

pengamatan

teknologi

tidak

menunjukkan banyak perempuan di

membutuhkan modal yang besar.

desa Pungsari menjadikan aktivitas

Perempuan dengan perannya sebagai

membatik sebagai kegiatan rutin

pengelola keuangan rumah tangga,

mereka di tengah tangggung jawab

juga

mereka sebagai ibu rumah tangga.

canggih,

memiliki

karena

hal

dalam

serta

kewajiban

untuk

mengatur agar pendapatan keluarga

Dengan

dapat

ikut

seimbang

dengan

yang

membatik,

sertanya

dilakukan,

menunjukkan

perempuan

dalam

keberlangsungan ekonomi keluarga

ekonomi keluarga. Oleh karena itu,

sebagai penghasil pendapatan. Dari

dalam penelitian ini mengangkat

fakta di desa Pungsari, menunjukkan

permasalahan

ada faktor yang melatarbelakangi

faktor yang mendorong perempuan

perempuan

menjadi pengrajin batik dan strategi

ikut

serta

dalam

berkaitan

pembuatan kerajinan batik secara

perempuan

langsung, dan cara yang dilakukan

kehidupan sosial ekonomi keluarga.

perempuan

tersebut

dalam

peningkatan

kehidupan

sosial

dalam

dengan

meningkatkan

METODE PENELITIAN

yang dilaksanakan mengarah pada

Metode penelitian menurut Sugiyono

satu karakteristik yang sama yaitu

(2010 : 3) merupakan “Cara ilmiah

pengrajin batik perempuan, sudah

untuk mendapatkan data dengan

berkeluarga, dan berada di wilayah

tujuan

industri batik di desa Pungsari,

dan

Penelitian

kegunaan
ini

tertentu”.

merupakan

jenis

Plupuh,

Sragen.

Pengambilan

penelitian deskriptif kualitatif dengan

sampling dilakukan dengan teknik

metode studi kasus tunggal karena

purposive sampling atau sampling

penelitian yang dilaksanakan sifatnya

yang

terarah pada satu karakterististik,

sampling. Proses pengumpulan data

yakni

dilakukan dengan cara wawancara

tentang

makna

kehadiran

bertujuan

snowball

serta

perempuan yang bekerja sebagai

mendalam

pengrajin batik dalam kehidupan

pengrajin

keluarganya,

dalam

berkeluarga serta salah satu dari

kehidupan sosial ekonomi. Studi

angota keluarga(suami) sebagai data

kasus tunggal yang digunakan dalam

pendukung. Selain itu juga dilakukan

penelitian ini yaitu studi kasus

observasi

tunggal

perempuan pengrajin batik. Untuk uji

terutama

terpancang

dikarenakan

kepada
batik

perempuan
yang

terhadap

telah

aktivitas

peneliti telah memilih perempuan

analisis

pengrajin

batik

triangulasi sumber, yaitu meng cross

utamanya

sebelum

sebagai

fokus

pelaksanaan

pengumpulan data dan penelitian

chek

kan

data

antara

mengguanakan

informan

satu

dengan informan yang lain. Untuk

menganalisis

data,

menggunakan

peneliti

kabupaten Sragen. Desa ini menjadi

analisismodel

desa batik yang kedua di kabupaten

interaktif dari pengumpulan data,

Sragen

reduksi

kecamatan

data,

sajian

data,

serta

setelah

desa

Kliwonan,

Masaran,

Sragen,

penarikan kesimpulan dan verifikasi.

sehingga terdapat industri kerajinan

HASIL PENELITIAN

batik

Desa Pungsari merupakan
bagian

dari

kecamatan

Plupuh

Berdasarkan hasil data monografi

tengah perannya sebagai ibu rumah

desa

tangga

tahun

pencaharian

2012

tentang

menunjukkan

mata
bahwa

yaitu

untuk

memperoleh

pendapatan(faktor

ekonomi).

mayoritas laki-laki di desa Pungsari

Berdasarkan

berprofesi sebagai petani dengan

masyarakat,

angka sebanyak 304 orang atau

menunjukkan

sebesar

mayoritas

tidak lagi hanya berperan sebagai ibu

perempuan sebagai pengrajin industri

rumah tangga akan tetapi telah

rumah tangga, yaitu sebanyak 642

memasuki area publik dengan ikut

orang

serta bekerja. Hal tersebut tidak lagi

33,8%,

atau

dan

74%

dari

jumlah

keseluruhan 867 perempuan yang

sesuai

bekerja.

tersebut

pembagian

mayoritas

meletakkan

Dari

menunjukkan

data
jika

konstruki

sosial

hal
bahwa

dengan
kerja

tersebut
perempuan

ideologi
seksual

perempuan

tentang
yang
hanya

perempuan bekerja sebagai pengrajin

sebagai pekerja domestik dan laki-

industri salah satunya yaitu industri

laki pekerja publik atau mencari

batik.

nafkah, seperti yang dijelaskan oleh

Faktor

Pendorong

Perempuan

Menjadi Pengrajin Batik

Millet dalam Wardani (2009), bahwa
secara konvensial laki-laki sebagi

Dari penelitian yang telah

sumber utama pendapatan dalam

dilaksanakan diketahui faktor utama

keluarga dan perempuan sebagai

yang melatarbelakangi perempuan-

pengurus rumah tangga. Berdasar

perempuan di desa Pungsari yang

fakta

memilih menjadi pengrajin batik di

keluarga perempuan pengrajin batik

hasil

penelitan,

di

dalam

tidak lagi terdapat anggapan bahwa

perempuan

perempuan

adalah

hanya

bekerja

itu

tugas

dengan

utamanya

pekerjaan

rumah

menyelesaikan pekerjaan rumah dan

tangga. Faktor lain yang mendorong

mengurus anak serta perempuan

perempuan menjadi pengrajin batik

tidak lagi menjadi kanca wingking

adalah tidak adanya ketrampilan

yang hanya mengatur perekonomian

yang

keluarga, akan tetapi perempuan

memilih membatik, karena membatik

telah dapat berpartisipasi ikut serta

tidak

mencari pedapatan bagi keluarga.

khusus. Selain itu, membatik adalah

Oleh karena itu, kepemilikan peran

pekerjaan yang fleksibel sehingga

perempuan di sektor publik dengan

tidak

menjadi

batik

disesuaikan dengan waktu luang

perubahan

mereka dan kondisi badan mereka,

pengrajin

menunjukkan
suatu

adanya

konstruksi

sosial

khusus

membuat

membutuhkan

ada

jam

mereka

ketrampilan

kerja

khusus,

dalam

serta keuangan mereka. Membatik

masyarakat tentang pembagian kerja.

dapat dikerjakan di rumah, hal

Dari kondisi perekonomian yang

tersebut yang dialami perempuan

hanya berkecukupan atau sederhana

pengrajin batik di desa Pungsari

maka perempuan-perempuan tersebut

karena

memutuskan untuk membatik, karena

borongan

dengan bekerja sebagai pembatik

diselesaikan di rumah. Membatik

dapat digunakan untuk membantu

juga bisa menghasilkan upah dalam

perekonomian

waktu singkat yaitu ketika kain

sehari-hari.

Keikutsertaan

perempuan

dalam

selesai

sifatnya

pekerjaannya

sehingga

dibatik

dapat

ataupun

setiap

mencari nafkah, secara sadar ataupun

seminggu sekali.

tidak sadar, perempuan pengrajin

Strategi Perempuan Pengrajin
Batik Dalam Peningkatan
Kehidupan Sosial-Ekonomi
Keluarga
Berkaitan dengan peran

batik berada pada peran ganda. Peran
utama

yang

masyarakat

dilekatkan

sebagai

ibu

oleh
rumah

tangga. Dalam hal ini, seolah telah

perempuan

sebagai

pengelola

menjadi kesepakatan yang dibentuk

kebutuhan

ekonomi,

perempuan

oleh masyarakat bahwa memang

pengrajin batik di desa Pungsari,

secara umum berdasarkan hasil dari

Berhubung adanya hutang di bank,

pengumpulan

ataupun koperasi, maka penghasilan

data

menunjukkan

mayoritas penggunaan uang hasil

utama dari suami-suami

membatik untuk kebutuhan sehari-

diutamakan

hari, untuk kebutuhan makan sehari-

membayar setoran, apabila sisa baru

hari. Uang dari hasil membatiknya

disimpan. Dari informan yang telah

mereka

belanja

diwawancarai, tabungan bagi mereka

keperluan dapur, lauk pauk, sayuran

adalah arisan yang mereka ikuti.

untuk menu makanan sehari-hari.

Sehingga ketika mereka ikut arisan,

Selain itu, juga untuk uang saku

maka akan ada jagan (tabungan)

anaknya, kebutuhan dana ataupun

khusunya untuk mempersiapkan hari

pajak listrik. Untuk meminimalisir

raya

pengeluaran

tabungan

gunakan

untuk

para

menyediakan

perempuan

menu

makan

sederhana, seperti tahu tempe dan

untuk

lebaran,

mereka

mencukupi

mengingat

di

arisan

uang

dibagikan

sebelum hari lebaran tiba.
KESIMPULAN

sayuran. Untuk makan daging atau

Berdasarkan

hasil

ikan, perempuan pengrajin batik

penelitian,

menyesuaikan dengan uang yang

Alasan utama perempuan membatik

ada,

adalah

sehingga

makanan

tersebut

menunjukkan

untuk

bahwa

membantu

bukan menjadi menu harian yang

perekonomian keluarga, membantu

setiap saat bisa tersedia, tetapi jika

suami

ada uang, maka akan ada menu-menu

menambah

tersebut.

kebutuhan

Secara

implisit,

dari

mencari

nafkah,

penghasilan
hidup

dan
untuk

keluarga.

informan juga menunjukkan bahwa

Bekerjanya perempuan menunjukkan

ketika mereka berada dalam keadaan

perubahan

sangat butuh uang maka yang harus

masyarakat tentang pembagian kerja

mereka

adalah

secara seksual. Sekalipun perempuan

untuk

menjadi pembatik, tidak melepaskan

lakukan

memaksimalkan
membatik,

waktu

sehingga

dengan

pekerjaan

konstruksi

perempuan

sosial

dalam

terselesainya batikan, maka mereka

pekerjaan rumah tangga sehingga

akan

perempuan tetap memiliki peran

segera

memperoleh

uang.

sebagai ibu rumah tangga dengan

pendidikan

tugas

membelanjakan

mengurus

rumah

tangga,

anak.

Selain

uang

itu,

secukupnya

mengurus anak, pengelola keuangan

serta Para perempuan juga mengikuti

dan

arisan

perannya

sebagai

pembatik

sebagai

bentuk

tabungan,

untuk memperoleh pendapatan bagi

terutama sebagai persiapan di hari

keluarga.

pendukung

raya lebaran. Usaha-usaha tersebut

perempuan menjadi pengrajin batik

sebagai strategi perempuan pengrajin

adalah keterbataan ketrampilan yang

batik agar kesejahteraan ekonomi

dimiliki para perempuan pembatik,

keluarga dapat tercukupi dan dapat

sistem

meningkatkan

Alasan

kerja

borongan,

membatik

sehingga

waktu

adalah
kerja

kehidupan

sosial

ekonomi, sehingga mereka harus

membatik lebih fleksibel serta adanya

mengupayakan

lingkungan yang mendukung yaitu

pendapatan minimal dapat seimbang.

banyaknya

kesempatan

pengeluaran

membatik

mengingat Pungsari adalah sentra

DAFTAR PUSTAKA

industri

Abdullah,

batik

dan

sehingga

banyak

Irwan.(2006).

Sangkan

juragan yang menawarkan kerja

Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka

sebagai pembatik.

Pelajar

Bentuk strategi oleh para
perempuan pengrajin batik dalam
ekonomi

keluarga

dengan

memanfaatkan penghasilan utama
untuk memenuhi kebutuhan seharihari,

terutama

untuk

keperluan

belanja kebutuhan makan setiap hari,
pajak listrik ataupun untuk arisan dan
uang

saku

penghasilan
untuk

anak,
suami

membayar

sedangkan
diprioritaskan

setoran

wajib

sebagai bentuk cicilan membayar
hutang

ataupun

untuk

biaya

Mansour Fakih. (2012). Analisis
Gender dan transformasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono.(2011). Metode Penelitian
Pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Supriyadi, Slamet dan Sariyatun.
(2011). Pemberdayaan Perempuan
Pengrajin Batik “Girli” Untuk
Meningkatkan
Perekonomian
Keluarga Dan Mengembangkan
Desa Wisata Di Kabupaten Sragen.
Laporan Penelitian Hasil Hibah.
Surakarta:
Universitas
Sebelas
Maret.

Wardani, EH. (2009). BelengguBelenggu
Patriarki:Sebuah
Pemikiran Feminisme Psikoanalisis
Toni Morrison Dalam The Bluest Eye
diunduh pada 29 januari 2014 pukul
07.40
WIB
pada:

http://eprints.undip.ac.id/6769/1/BEL
ENGGU_BELENGGU_PATRIARK
I_SEBUAH_PEMIKIRAN_FEMINI
SME_PSIKOANALISIS_TONI_MO
RRISON_DALAM_THE_BLUEST_
EYE.pdf