PERAN SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL (STUDI KASUS DI BALEKAMBANG KOTA SURAKARTA) | Sani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10111 21509 1 SM

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN
TRADISIONAL
( Studi Kasus di Balekambang Kota Surakarta)

SKRIPSI

Oleh :
ISTAFAD SANI
K8413041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
April 2017

0

PERAN SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN

KEBUDAYAAN TRADISIONAL (STUDI KASUS DI BALEKAMBANG
KOTA SURAKARTA)
THE ROLE OF RAMAYANA DANCE IN THE PRESERVATION OF
TRADITIONAL CULTURAL (CASE STUDY IN THE BALEKAMBANG
SURAKARTA CITY).
Istafad Sani, Siti Rochani, Slamet Subagya
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Jl. Ir Sutarmi No.36A, Jebres Kota Surakarta, E-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui motif Sendratari Ramayana
masih bertahan di era modern saat ini; (2) Untuk mengetahui strategi bertahan
Sendratari Ramayana di era modernisasi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Metode ini dipilih karena penelitian kualitatif merupakan suatu bentuk
kajian terhadap suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang
dideskripsikan secara detail dengan menggunakan metode tertentu guna
menghasilkan sebuah jawaban dari pertanyaan yang sedang dikaji dalam
penelitian tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi kasus tunggal, karena
penelitian ini terarah pada satu karakteristik hanya dilakukan pada satu sasaran
lokasi dan berfokus pada satu objek yaitu kesenian Sendratari Ramayana

Balekambang. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, dokumen dan arsip,
informan yaitu pemerintah kota, ketua paguyuban, sutradara/pelatih, pemain,
penonton. Teknik pengambilan cuplikan menggunakan purposive sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi serta
dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Untuk
menganalisis data menggunakan analisis model interaktif yaitu dari pengumpulan
data kemudian reduksi data, sajian data, terakhir penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan (1) motif bertahan dimiliki oleh
semua pihak pengelola sendratari ramayana, motif intrinsik antara lain adanya
bakat dalam diri para pemain yang mampu menumbuhkan panggilan jiwa
sehingga memiliki kesadaran untuk bertahan melestarikan sendratari ramayana di
era modern, dan motif “nguri-uri budaya Jawa” yaitu rasa memiliki kesenian ini
sebagai masyarakat Jawa sehingga mampu membuat kesenian ini bertahan.
Sedangkan motif ekstrinsik datang karena adanya simbiosis mutualisme atas
terselenggaranya pertunjukan Sendratari Ramayana membawa keuntungan bagi
setiap pihak. (2) beragam strategi bertahan untuk melestarikan Sendratari
Ramayana dilakukan oleh seluruh elemen yang dibagi dalam dua sektor
pemerintah kota memiliki strategi dalam hal perbaikan fasilitas dengan
memperlebar open stage, meningkatkan dana stimulan bagi sanggar, dan juga
promosi dengan mengundang wartawan. Sanggar memiliki strategi dalam hal


1

perbaikan sajian pementasan seperti memasukkan unsur modern dalam
pementasan. Strategi bertahan yang dimiliki oleh setiap elemen telah
menunjukkan keseimbangan antara hambatan dan upaya penanganannya, akan
tetapi dalam sektor pemasaran perlu ditingkatkan agar Sendratari Ramayana
Balekambang tetap lestari.
Kata kunci : Kesenian, Pelestarian, Sendratari Ramayana
ABSTRACT
This study objectives were (1) determined the motive of Ramayana dance
still survive in the current modern era; (2) determined the survival strategies of
Ramayana dance in the modern era. This study was used a qualitative method.
This method was chosen because qualitative research is a study form on
phenomenon that occurs in the community described in detail used specific
methods in order produced answers to the question that is being studied in the
research. This is a single case study, because the study focused on one
characteristic is only done on one target location and focus on an object that is
Ramayana Dance in Balekambang. Data sources were obtained from the
literature, archives and documents, informants including of Surakarta city

government, association chairman, directors/coaches, players, audiences. The
sampling technique was used purposive sampling. The data collecting techniques
were used interviews, observation and documentation. Data validity test was used
triangulation. Data analyzing was used interactive model analysis including of
data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions, and
verification. From the research result can be concluded (1) survive motive owned
by all of the Ramayana manager, intrinsic motive including of the player’s talent
that can foster a calling so has the awareness to survive preserve Ramayana Dance
in the modern era, and the motive “preserve the Javanese culture” i.e. ownership
of this art as the Java community part is capable making this art survive. Extrinsic
motives are the existence of symbiotic mutualism for the implementation of
Ramayana dance performances that bring benefits for every party. (2) a variety of
survival strategies to preserve the Ramayana dance was done by all the elements
that are divided in two sectors of the city government have a strategy in terms of
facility improvements by expanding open stage, enhancing stimulant funds for the
art studio, and also the promotion by inviting reporters. Art studio has a strategy
in terms of staging refinement by incorporate modern elements in the staging.
Survival strategies of every element have demonstrated a balance between the
barriers and handling effort, but in the marketing sector needs to be improved.
Keywords: Art, Preservation, Ramayana Dance


2

hari biasa, penurunan itu yang
pada hari biasa sekitar 3.000
orang per hari, kini turun menjadi
sekitar 1.500 orang per hari.
Sedangkan pada akhir pekan yang
biasanya mencapai 5.000 orang,
kini menjadi 2.500 orang.”Dua
pekan pertama ramadan memang
sepi. Selain pengunjung yang
jumlahnya menurun, kegiatan dari
pihak ketiga juga kosong.

PENDAHULUAN
Taman
dikatakan

Balekambang


sebagai

unit

dapat

pelestari

kebudayaan di Surakarta karena di
dalamnya kerap menyelenggarakan
berbagai kesenian budaya tradisional
yang

dipertontonkan

kepada

masyarakat luas seperti Sendratari
Ramayana.

adalah

“Kesenian

suatu

bersumber

bentuk
dan

Penurunan pengunjung yang

tradisional
seni

yang

berakar


dari

diikuti oleh kegiatan budaya yang
kosong ini mengindikasikan kondisi
yang memprihatinkan atau adanya

masyarakat, lingkungan serta telah

krisis budaya. Hasil pengamatan

dirasakan sebagai miliknya sendiri”

peneliti

(Irwan Abdullah dkk, 2009: 29).

menunjukkan

Sendratari Ramayana adalah salat
satu


kesenian

tradisional

surut

pengunjung mencapai 460 orang

Sendratari

(Observasi
Pada

pasang surut seperti dikutip dari

Peneliti

bulan


mencapai

koran online (okezone.com edisi

500

19/08/2016).

Oktober
orang

penonton
(Observasi

Peneliti 24/10/2016). Pada bulan

Rabu, 15 Juni 2016) mengenai
jumlah

pasang


pada pementasan bulan Agustus

Ramayana Balekambang mengalami

“penurunan

juga

disetiap pementasan yang terlihat

tetap bertahan di era modern. Akan
bertahannya

lapangan

pengunjung yang justru menurun

yang

terselenggara hingga saat ini yang

tetapi

di

pengunjung

hingga mencapai 50%” berikut:

Desember

penoton mencapai 140

orang

(Observasi

Peneliti

16/12/2016). Sedangkan pada bulan

Kepala UPTD Kawasan Wisata
Taman Balekambang Disbudpar
Solo, Endang Sri Murniyati,
mengatakan selama dua pekan
ramadan, jumlah pengunjung
Kawasan
Wisata
Taman
Balekambang turun 50 persen dari

Januari yang juga digelar di gedung
kesenian penonton mencapai 110
orang. Dimana pertunjukan pada
bulan Desember dan Januari digelar

3

bukan di open stage melainkan
digelar

di

gedung

kesenian

Balekambang

dengan

kapasitas

menangani benda, situs, dan cagar
budaya yang ada di Surakarta.
Cakupan organisasi seni pada
tahun 2010 sebesar 33% naik
menjadi 67% di tahun 2011.
Namun
pada
tahun
2012
mengalami
penurunan
lagi
menjadi 33%. Hal ini disebabkan
belum optimalnya pewarisan
nilai-nilai tradisi budaya kepada
generasi muda dalam lembaga
pendidikan di kota Surakarta.

penonton hanya 350 kursi penonton
namun yang tampak penuh hanya
sekitar sepertiga dari jumlah kursi
seluruhnya

antara 100 penonton

sampai 200 penonton saja. Sehingga
lebih banyak kursi yang kosong
daripada

kursi

penonton.

yang

diduduki

(Observasi

Peneliti

Penurunan Organisasi Seni di
Surakarta dan juga penurunan jumlah
penonton Sendratari Ramayana di

20/01/2017).
Data

tersebut

penurunan

jumlah

penonton

pergelaran

Sendratari

Ramayana

yang

mengindikasikan

perhatian

dalam

Balekambang akan berpengaruh pada

menunjukkan

kelestarian

perlunya

melestarikannya.

perhatian.

Terlebih

kesenian

tradisional

seperti

Sendratari

Ramayana merupakan aset potensial
bagi

tertarik untuk meneliti lebih lanjut

pengembangan

pariwisata

budaya di Surakarta.

kasus ini terlebih terdapat penurunan

Balekambang sebagai wadah

organisasi seni di Surakarta.
dari

Sendratari

Ramayana sehingga perlu mendapat

Sehingga disini peneliti semakin

Dikutip

Kesenian

terselenggaranya kesenian-kesenian

situs

Jawa khususnya budaya orang Solo

bappeda.surakarta.go.id diakses pada

yang masih diberdayakan di era

02 Januari 2017 menyatakan,

modern saat ini. Pada jaman dahulu

Kinerja urusan kebudayaan di
Kota Surakarta bisa dilihat dari
beberapa indikator, jika dilihat
dari capaian indikator Benda,
Situs dan Kawasan cagar budaya
yang dilestarikan pada tahun 2012
100% menurun di tahun 2013
menjadi
38,9%.
Hal
ini
disebabkan karena kurangnya
tenaga profesional yang khusus

seni pertunjukan tradisional seperti
Sendratari

banyak

diminati

masyarakat dan memiliki tempat
tersendiri dihati para masyarakat
sebab pertunjukan tradisional ini
memberikan manfaat secara lahir

1

maupun

batin

bagi

menggunakan

para

televisi

,

penikmatnya. Hal ini sama seperti

internet,

HP,

fungsi kesenian yang terdapat dalam

budaya

asing

Sedyawati

memberikan pengaruh dan juga dapat

(2010:366)

yakni

“kegiatan bersenang dan berhibur”.
Era
sekarang

modernisasi
membuat

menjadi tanpa

dunia

DVD.

laptop,

Masuknya

tersebut

jelas

mengubah pola pikir masyarakat

seperti

Indonesia termasuk pola hiburan,

seolah

seperti saat ini dapat dijumpai bahwa
peminat

batas dan dapat

Sendratari

Ramayana

dengan mudahnya budaya luarpun

Balekambang

masuk ke negara kita sehingga

seiring

mampu memberikan pengaruh bagi

Terlebih terdapat kurangnya peran

masyarakat.

pemerintah dalam memberikan dana

“Modernisasi

semakin

berkurang

perkembangan

merupakan perubahan sosial yang

seprti

membawa kemajuan dalam bidang

(www.solopos.com edisi Rabu, 26

ekonomi

November 2014) menyatakan,

dan

(Basrowi,

bidang

2005:

politik.”

170).

total kearah pola-pola ekonomis
masyarakat

saat

ini

disibukkan

dengan

berbagai

pekerjaannya

sehingga

membuat

masyarakat tak punya waktu untuk
memenuhi
seperti

kebutuhan

rohaninya

menonton

Sendratari

Ramayana yang sebenarnya dapat
memberikan

pesan

moral

koran

online

Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Dispudpar) Kota Solo
Eny Tyasni Susana, Dia mengakui
ada sejumlah event baru salah
satunya
Festival
Payung
Indonesia, Solo Geer Seri, Solo
Great Sale, Sendratari Ramayana,
dan Solo Investment, Trade, And
Tourism Expo (SITTEX) adalah
salah satu event yang tahun lalu
sempat
batal
diagendakan.
Menurut dia, DPRD telah
mengalokasikan
sejumlah
anggaran untuk 59 event tersebut.
Tapi, alokasi anggaran untuk,
masing-masing
event
tidak
banyak. Karena sifatnya hanya
stimulan saja.

Karena

modernisasi merupakan perubahan

membuat

dalam

jaman.

bagi

masyarakat itu sendiri. Tantangan
IPTEK yang semakin maju karena

Pasang surut ini menunjukkan

masyarakat akan lebih mudah untuk

perlunya

memenuhi kebutuhan mereka akan
hiburan

yang

bisa

perhatian

lebih

dan

kurangnya dana, yang menunjukkan

diakses

2

kurangnya peran dari berbagai pihak

merupakan

terkait terutama pemerintah dalam

terhadap suatu fenomena yang terjadi

mendukung

dalam

kelestarian

kesenian

suatu

bentuk

kajian

masyarakat

yang

tradisional bangsa. Untuk itu di era

dideskripsikan secara detail dengan

modernisasi saat ini para penggagas

menggunakan metode tertentu guna

kesenian

seperti

menghasilkan sebuah jawaban dari

Sendratari Ramayana bekerja lebih

pertanyaan yang sedang dikaji dalam

keras dan mengambil peran lebih

penelitian tersebut. Jenis penelitian

besar untuk tetap bisa melestarikan

ini adalah studi kasus tunggal, “Studi

budaya

Hal

kasus terbagi menjadi studi kasus

demikian cukup memberatkan para

tunggal dan studi kasus ganda, studi

penggiat

Sendratari

Ramayana.

penelitian disebut studi kasus tunggal

Tentunya

ini

hal

yang

bilamana penelitian tersebut terarah

menarik ketika di era modern dengan

pada satu karakteristik” (Sutopo,

pasang surut yang dialami Sendratari

2002: 112-113). Penelitian ini terarah

Ramayana

pada

tradisional

tradisional

tersebut.

sebuah

Balekambang

tetapi

satu

karakteristik

hanya

bertahan

dilakukan pada satu sasaran lokasi

sehingga, untuk lebih memahami

dan berfokus pada satu objek yaitu

kesenian ini yang merupakan salah

kesenian

satu bentuk aktivitas masyarakat,

Balekambang. Sumber data dalam

berdasarkan uraian di atas, peneliti

penelitian ini meliputi: (1) Informan,

ingin mengetahui apa motif yang

(2)

melatarbelakang

Sendratari

Dokumen dan Arsip, (4) Studi

Ramayana bertahan di era modern

Pustaka. Teknik pengambilan data

dan bagaimana strategi bertahannya

menggunakan purposive sampling

di era modern ini.

dengan informan pemerintah kota,

Sendratari

ini

masih

Sendratari

Peristiwa

dan

Ramayana

Tempat,

(3)

ketua paguyuban, sutradara/pelatih,
pemain,

METODE PENELITIAN

pengumpulan

Jenis penelitian dalam penelitian
ini adalah kualitatif. Metode ini

wawancara,

dipilih karena penelitian kualitatif

dokumentasi.

3

penonton.
data

Teknik

menggunakan

observasi
Uji

validitas

serta
data

menggunakan

triangulasi

sumber

Ramayana semakin memperihatinkan

dengan membandingkan data hasil

karena proses regenerasi seniman

pengamatan

yang

dengan

data

hasil

semakin

buruk.

Sehingga

wawancara dengan informan. Untuk

kondisi

menganalisis

menggunakan

adanya perubahan bagi kesenian ini

analisis model interaktif dari Miles

yang diharapkan akan menarik minat

dan Huberman (1994: 16) dengan

masyarakat lagi. Namun perubahan

tiga alur kegiatan secara bersamaan,

yang

yaitu

disesuaikan

data

dari

pengumpulan

data

kemudian reduksi data, sajian data,

saat

ini

dilakukan

mengharuskan

harus

dengan

tetap

pakem/aturan

yang ada.

terakhir penarikan kesimpulan dan
verifikasi.

Faktor

Penghambat

dalam

Kesenian Sendratari Ramayana
Berdasarkan

HASIL PENELITIAN

paparan

hasil

wawancara peneliti dapat mengambil
Sejarah Perjalanan Sendratari

kesimpulan bahwa banyak faktor

Ramayana Balekambang

yang

menghambat

perkembangan

dan kemajuan Sendratari Ramayana

Berdasarkan hasil wawancara,
peneliti dapat mengambil kesimpulan

Balekambang

bahwa

Sendratari

kurangnya fasilitas pementasan baik

Ramayana hingga saat ini mengalami

dari segi tempat pementasan yang

pasang

adanya

terbatas, lighting yang kurang baik,

perkembangan

sound yang kurang jelas, fasilitas

teknologi di era modern ini membuat

pendingin ruangan yang tidak ada,

kesenian ini semakin terpinggirkan

dan fasilitas yang kotor dimana

yang

perjalanan

surut

pengaruh

dengan

dari

dilihat

diantaranya

adalah

dari

berkurangnya

semua itu dapat mengganggu pemain

penonton.

Masyarakat

maupun masyarakat yang menonton

khususnya generasi muda cenderung

fasilitas seperti kostum, gamelan

memilih

juga kurang.

jumlah

teknologi

televisi

yang

Faktor

alam

juga

dalam penyajiannya lebih bagus dan

menjadi

menarik.

Sendratari Ramayana yakni hujan

Kondisi

Sendratari

4

penghambat

dalam

selain akan merubah tempat pentas

promosi sehingga untuk masyarakat

hujan juga menybabkan penonton

yang

yang hadir menjadi sedikit. Selain itu

Sendratari Ramayana ini tidak tahu

hal yang paling berpengaruh dalam

ada

menghambat

Ramayana di Balekambang.

perkembangan

dan

tidak

konsisten

pertunjukan

dengan

Sendratari

kemajuan kesenian ini adalah faktor
dana

yang

bersifat

kurang

yang

stimulan

hanya

Motif Bertahan Sendratari

sehingga

Ramayana
Berdasarkan hasil wawancara,

menyebabkan segala biaya yang
kurang dibebankan kepada pemain

dapat

sehingga sering kali beragam hal

banyak hal yang mendorong pihak-

tidak

pihak

dapat

maksimal

karena

peneliti

simpulkan

pengelola

bahwa

Sendratari

terbatasnya dana. Manajemen yang

Ramayana dalam bertahan di era

lemah yang dimiliki para seniman

modern ini. Motif tersebut dapat

juga merupakan penghambat karena

berasal dari luar (ekstrinsik) maupun

Sendratari Ramayana Balekambang

dari dalam (intrinsik). Motif-motif

ini

untuk

muncul dari berbagai pihak dari

memanage semua urusannya kalau

Pemerintah sendiri memiliki motif

tidak memiliki manajemen yang baik

ingin

maka rancangan pementasan akan

sanggar-sanggar di Surakarta yang

kurang maksimal. Siswa yang kurang

hampir

berbakat juga menjadi penghambat.

membawa

Selain itu sikap Pemerintah yang

kembali ke Solo, Selain itu juga

memegang teguh pakem Sendratari

memiliki motif adanya simbiosis

Ramayana

mutualisme (saling menguntungkan

menuntut

senimannya

sehingga

menghambat

menumbuhkembangkan

mati/punah
Sendratari

dan

ingin

Ramayana

dalam

untuk kepentingan masing-masing).

memodernkan kesenian ini, dan juga

Dari pihak Pemain dan Pelatih

sikap

yang

memiliki motif nguri-uri budaya

mengandalkan kebiasaan masyarakat

Jawa (rasa memiliki suatu budaya),

sehingga menyebabkan kurangnya

adanya panggilan dari jiwa (memiliki

perhatian dalam hal publikasi dan

jiwa seniman), adanya bakat dalam

kreativitas

ketua

seniman

paguyuban

5

diri

untuk

berkesenian,

mengembangkan
proses

belajar,

bakat
ingin

ingin

Strategi

melalui

Bertahan

Sendratari

Ramayana di Era Modern

menambah

Berdasarkan hasil wawancara,

jiwa

peneliti dapat mengambil kesimpulan

seniman keluarga. Motif dari ketua

bahwa berbagai cara atau strategi

paguyuban yaitu ingin memberikan

ternyata telah

kesempatan mahasiswa / murid agar

untuk

bisa pentas. Dari penonton memiliki

Sendratari

motif support kebudayaan, ingin

lestari dalam kehidupan masyarakat.

memotret

moment

Strategi itupun juga dimiliki di

pementasan, ingin mengembangkan

masing-masing pihak yang terkait

dan membangun chemistry dalam

dalam

dunia seni, ingin lebih mengenal

Sendratari

kesenian Sendratari Ramayana dan

menghasilkan beragam strategi yang

ingin

berbeda-beda

wawasan,

dan

meneruskan

mengabadikan

menghantar

teman

dekat

banyak ditempuh

mempertahankan
Ramayana

pengelolaan

kesenian

agar

tetep

pementasan

Ramayana

karena

dan

memang

strategi yang dilakukan disesuaikan

maupun sanak saudara.

dengan

Berbagai motif yang datang

kedudukan

dari pihak-pihak yang terkait dalam

wewenangnya

penyelenggaraan

Sendratari

Sendratari

dalam

Ramayana

dan
mengelola
sehingga

Ramayana ini sangat penting adanya

menjadikan setiap strategi dari pihak

karena dengan motif tersebut mampu

tertentu itu merupakan peran dari

mendorong

dalam

pihak itu juga. Beragam strategi

bergabung dan ikut melestarikan

bertahan tersebut antara lain dari

kesenian

Ramayana.

Pemerintah ialah pemasangan baliho,

memunculkan

memberikan tiket gratis menonton

kesadaran untuk menjaga kesenian

Sendratari Ramayana, meningkatkan

ini sehingga mampu bertahan hingga

jumlah event Sendratari Ramayana,

sekarang.

mengundang wartawan agar meliput

Motif

semua

Sendratari
mampu

pihak

sebagai strategi pemasaran, berusaha
menaikkan

dana

stimulan

bagi

sanggar, memperlebar open stage.

6

Kemudian dari para pemain sendiri

membantu

memiliki

pementasan melalui media sosial.

strategi

antara

lain

mempromosikan

membangun sikap loyal dan terus
memiliki kemauan menjadi seniman

Analisis

Sendratari Ramayana, Berlatih setiap

Struktural

hari dan menjaga stamina agar tetap

Teori

Teori

Fungsionalisme

Fungsionalisme

bugar, melakukan promosi melalui

Struktural

broadcast

menganalisa strategi yang dilakukan

ataupun

memanfaatkan

berguna

media sosial yang dimiliki. Pihak

seluruh

pelatih sekaligus sutradara sendiri

Ramayana. Terdapat empat fungsi

memiliki strategi memperbaiki dari

penting

segi

dalam

sistem agar tetap bertahan Talcott

penyajian Sendratari Ramayana), dan

Parsons dalam Ritzer (2011: 121)

berusaha

berpendapat,

garap

(perbaikan

membawa

kesenian

yang lebih modern. Ketua paguyuban
Sendratari Ramayanapun memiliki
strategi dengan memasukkan unsur
modern dalam pementasan Sendratri
merombak

Sendratari

Ramayana

melalui

kreativitas

seniman

yang

lebih

mencetak

seniman

modern,

baru

melalui

penanaman pendidikan karakter agar
siswa memiliki jiwa seniman, selain
itu juga berusaha memaksimalkan
agar

pertunjukan tetap memiliki

pesan estetika yang tinggi. Selain itu
pihak masyarakat sebagai penikmat
senipun juga ada diantaranya dengan
terus

datang

menonton,

Sendratari

yang diperlukan semua

Agar tetap bertahan (survive),
suatu sistem harus memiliki
empat fungsi ini:
1.Adaptation (Adaptasi): sebuah
sistem harus
menanggulangi
situasi eksternal yang gawat.
Sistem harus menyesuaikan diri
dengan
lingkungan
dan
menyesuaikan lingkungan itu
dengan kebutuhannya.
2.Goal attainment (Pencapaian
Tujuan): sebuah sistem harus
mendefinisikan dan mencapai
tujuan utamanya.
3.Integration (Integrasi): sebuah
sistem
harus
mengatur
antarhubungan
bagian-bagian
yang
menjadi
komponenya.
Sistem juga harus mengelola antar
hubungan ketiga fungsi penting
lainnya (A, G, L)
4.Latency
(latensi
atau
pemeliharaan pola): sebuah sistem
harus
memperlengkapi,
memelihara dan memperbaiki,

Sendratari Ramayana dengan nuansa

Ramayana,

elemen

untuk

dan

7

dalam

baik motivasi individual maupun
pola-pola
kultural
yang
menciptakan
dan
menopang
motivasi.
Tahap

yang

Adaptation.

pertama

Dalam

karena itu diharapkan kerjasama
yang bagus antar seluruh elemen
dalam masyarakat untuk kemajuan

ini

dan kelestarian Sendratari Ramayana

Sendratari Ramayana diharapakan

Balekambang.

mampu untuk beradaptasi dengan

Tahap

keadaan sosial masyarakat. Kesenian
Sendratari

Ramayana

mampu

dengan

strategi serta usaha-usaha yang perlu

baik

dilakukan

masyarakat
menyukai

selera

menjadi
hal-hal

bagi semua pihak adalah kelestarian

hiburan

Sendratari Ramayana. Berdasarkan

berubah

yang

hasil penelitian strategi ini sudah

berbau

diupayakan sesuai dengan masalah

modern. Sehingga dalam hal ini
Sendratari
merupakan
harus

Ramayana
kesenian

mampu

munculnya

kesenian

dan hambatan yang dihadapi. Seperti

yang

saat

tradisional

bersaing
baru

yang

yang

adanya

Ramayana

memiliki

paling

masalah

mendasar

yaitu

pengaruh

perkembangan

jaman disini Sendratari Ramayana

pada umumnya. Untuk tetap lestari

telah berupaya melakukan perbaikan

Sendratari Ramayana harus mampu

dari segi garapan untuk menarik

mempertahankan
jangan

Sendratari

penurunan jumlah penonton karena

sedang digemari oleh masyarakat

keberadaannya

ini

Balekambang

dengan

tentunya tidak kalah menarik dan

untuk

tetap

era modern ini karena tujuan utama

diketahui bahwa di era modern
ini

untuk

mempertahankan kelestariannya di

yang modern saat ini yang mana

saat

Goal

yaitu

Ramayana mencoba untuk menyusun

ditengah-tengah kondisi masyarakat

seperti

kedua

Attainment. Pada tahap ini Sendratari

diharapkan

menempatkan

keberadaannya

Ramayana

Balekambang telah diupayakan. Oleh

yaitu

tahap

Sendratari

minat masyarakat lagi, terlebih masih

sampai

ada masyarakat yang mau berupaya

tergeser oleh kesenian modern atau

untuk

tontonan modern yang baru muncul.

konsisten

menonton

jadi

keadaan ini masih menunjukkan

Namun dalam kasus ini Adaptation
8

keseimbangan namun disini peneliti

perbaikan dari pihak Pemerintah

menemukan peluang yang dapat

selaku fasilitator meskipun belum

dilakukan

terrealisasi

jumlah

untuk

meningkatkan

penonton

akan

segera

adanya

dilakukan ditahun 2017 ini karena

pengunjung

sudah ada alokasi dananya sehingga

yaitu

peningkatan

namun

Balekambang yang banyak datang di

kemungkinan

siang

cepat hal ini juga menunjukkan

hari

sehingga

peneliti

terealisasinya

memberikan saran untuk menggelar

keseimbangan.

pementasan Sendratari Ramayana

dalam sulitnya proses regenerasi

tidak hanya dimalam hari mungkin

Pemain

dapat juga dilakukan di siang hari

terpecahkan

dengan

atau

ASGA

(Akademi

dijam

umum

operasional

Adanya

akan

juga

masalah

sudah

sedikit

didirikannya
Seni

Balekambang hal ini akan memberi

Mangkunegaraan)

peluang

dilihat

mencetak seniman baru dan mampu

masyarakat, terutama bagi anak-anak

menanamkan jiwa seniman pada

karena jika digelar dimalam hari

siswa-siswanya.

lebih

banyak

yang

mampu

itu

Kemudian dari segi pemasaran

kemalaman bagi anak-anak untuk

juga telah ada strategi tersendiri dari

menonton dan itu juga merupakan

Pemerintah bahkan dibantu oleh para

waktu jam wajib belajar. Sehingga

Pemain dan Penonton setia namun

usaha ini diharapkan akan memberi

dalam hal ini perlu ditinggkatkan

peluang

mengingat promosi salah satu hal

pukul

20.30

menjadi

lebih
lebih

WIB

besar

jelas

masyarakat

banyak

penting dalam memecahkan masalah

yang

mengetahui kalau di Balekambang

utama

ada

Sendratari

pengunjung dan selain itu terdapat

Ramayana terlebih hujan yang kerap

sikap salah satu elemen yaitu Ketua

mengganggu jalannya pementasan

Paguyuban

juga kerap turun dimalam hari.

kebiasaan

pertunjukan

yaitu

yang

berkurangnya

mengandalkan

masyarakat

menghafal

pementasan

yang

terkait dengan fasilitas yang kurang

kurangnya

perhatian

memadai

Paguyuban dalam hal pemasaran

Kemudian berbagai hambatan

juga telah ada upaya

9

menyebabkan
dari

Ketua

karena salah satu fungsi yang tidak

(intrinsik).

Pemerintah

sendiri

dijalankan secara maksimal ini juga

memiliki

motif

ingin

memberi pengaruh sehingga perlu

menumbuhkembangkan

sanggar-

ditingkatkan.

sanggar di Surakarta yang hampir

Tahap ketiga yaitu Integration.

mati/punah dan ingin membawa

Pada tahap ini diperlukan adanya

Sendratari Ramayana kembali ke

harmonisasi

Solo, Selain itu juga memiliki motif

keseluruhan

anggota
ini

adanya simbiosis mutualisme (saling

diharapkan adanya kerukunan dalam

menguntungkan untuk kepentingan

sebuah hubungan kerjasama yang

masing-masing). Dari pihak Pemain

harmonis

dalam

sistem.

Pada

tahap

seluruh

elemen.

dan Pelatih memiliki motif nguri-uri

disini

memiliki

budaya Jawa (rasa memiliki suatu

mekanisme untuk mengintegrasikan

budaya), adanya panggilan dari jiwa

dirinya, yaitu mekanisme yang dapat

(memiliki jiwa seniman), adanya

merekatkannya menjadi satu. Salah

bakat dalam diri untuk berkesenian,

satu bagian penting dari mekanisme

ingin mengembangkan bakat melalui

ini adalah komitmen pihak terkait

proses

kepada serangkaian kepercayaan dan

wawasan,

nilai yang sama untuk melestarikan

seniman keluarga. Motif dari ketua

Sendratari

Nilai-nilai

paguyuban yaitu ingin memberikan

yang terkandung dalam Sendratari

kesempatan mahasiswa / murid agar

Ramayana yang telah peneliti bahas

bisa pentas. Dari penonton memiliki

sebelumnya

juga

motif support kebudayaan, ingin

pembangun

integrasi.

Semua

antar
elemen

Ramayana.

menjadi
Selain

belajar,

memotret

itu

dan

ingin

menambah

meneruskan

mengabadikan

jiwa

moment

motif juga menjadi penguat pihak

pementasan, ingin mengembangkan

terkait dalam berkomitmen.

dan membangun chemistry dalam
dunia seni, ingin lebih mengenal

Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan

beragam

motif

kesenian Sendratari Ramayana dan

yang

dimiliki oleh masing-masing elemen.

ingin

Motif tersebut dapat berasal dari luar

maupun sanak saudara.

(ekstrinsik)

maupun

dari

dalam

10

menghantar

teman

dekat

Penonton

. Motif mampu memunculkan

ingin

membangun

kesadaran untuk menjaga kesenian

chemistry di dunia seni karena ia

ini sehingga mampu bertahan hingga

juga memiliki pekerjaan di dunia

sekarang.

seni

Parsons

dalam

Ritzer

dorongan

ini

merupakan

(2011: 125) berpendapat,

dorongan

Parson
tertarik
pada
cara
mengalihkan norma norma dan nilai
sistem sosial kepada aktor di dalam
sistem sosial itu. Dalam proses
sosialisasi yang berhasil, norma dan
nilai
itu
diinternalisasikan
(internalized), artinya, norma dan
nilai itu menjadi bagian dari
“kesadaran” aktor. Akibatnya dalam
mengejar kepentingan mereka sendiri
itu, aktor sebenarnya mengabdi
kepada kepentingan sistem sebagai
satu kesatuan.

kepentingannya sendiri. Akan tetapi

fungsi

yaitu

elemen sehingga memiliki kesadaran
untuk

bagi

motif

mempertahankan

Dalam tahap ini sudah ada
harmonisasi terhadap kesepakatan
bersama

dalam

Sendratari

Ramayana.

yang

bakatnya

ini

setidaknya

untuk mencari usaha pemecahan
masalah dan hambatan yang mucul
dalam

perkembangan

Ksenian

Sendratari Ramayana Balekambang.
Tahap

contoh Pemain memiliki motif ingin
mengembangkan

dan

mau untuk bersama-sama berusaha

dikemukakan oleh masing-masing

Sebagai

peran

masing-masing elemen saling bersatu

atas, jika kita cermati motif yang

sendiri.

Integration

tahap

Sesuai dengan pendapat Parson di

kepentingannya

melakukan

kedua yaitu Goal Attainment. Dalam

sehingga

mengejar

Masing-masing

yang sudah ditetapkan pada tahap

melestarikan

untuk

upaya

fungsinya dengan baik sesuai dengan

sebuah

yang penting dalam sistem ini.

adalah

muncul.

mampu

fungsi motifpun menjadi sesuatu

elemen

dalam

penanggulangan berbagai masalah

terselenggaranya

kesadaran

Sendratari

Ramayana.

sebagai

memunculkan

Sendratari

mengabdi dalam sistem tersebut guna

Sendratari Ramayana di era modern
ini,

melestarikan

Ramayana sehingga mereka mau

penguat dasar sekaligus penggerak
dasar

mengejar

dapat mempengaruhi masing-masing

Disini motif dari para pihak terkait
memiliki

dalam

Latency.

lalu
11

yang

terakhir

yaitu

Dalam

tahap

ini

diharapakan
dilakukan

usaha-usaha
untuk

yang

yang

dalam

menarik

menanggulangi

penyajiannya

lebih

terkini.

Selain

dan

berbagai masalah dalam Sendratari

berkurangnya penonton hambatan

Ramayana

secara

mucul dari segi fasilitas yang kurang

arti

memadai, ada juga faktor intern yaitu

usaha-usaha yang dilakukan tersebut

regerasi seniman yang sulit, faktor

bersifat

alam juga menjadi hambatan dalam

dilakukan

berkesinambungan.

Dalam

memelihara.

Jadi

usaha

tersebut akan menunjukkan hasil

pelaksanaan

yang

dalam proses latihan.

maksimal

ketika

usaha

pementasan

Dalam

perbaikan tersebut dilakukan secara

keadaan

maupun

krisis

ini

terus menerus, secara kontinyu dan

Sendratari Ramayana tetap bertahan,

berkesinambungan.

dibalik

Bahkan

ada

bertahannya
motif

terdapat

kalanya dirumuskan usaha baru guna

beragam

dari

pihak-pihak

memperbaiki sistem yang sudah ada

pengelola

Sendratari

Ramayana.

untuk kemudian dikembangkan lagi

Motif dapat diklasifikasikan kedalam

kearah yang lebih baik dan maju

motif intrinsik dan motif ekstrinsik.

dibanding sebelumnya.

Motif intrinsik dimiliki oleh para
pemain dan pelatih motif tersebut
adalah

KESIMPULAN

adanya

panggilan

jiwa

Kesenian Sendratari Ramayana

(memiliki jiwa seniman) dan adanya

Balekambang Surakarta merupakan

bakat pada diri seniman. Motif

salah satu kesenian yang masih

intrinsik dimiliki oleh semua pihak

bertahan dalam era modern namun

pengelola Sendratari Balekambang

dalam

mengalami

ialah sebagai masyarakat Jawa yaitu

pasang surut. Di era modernisasi

harus “nguri-uri budaya Jawa”.

seperti

sekarang

Sendratari

Sedangkan motif ekstrinsik dimiliki

Ramayana

Balekambang

semakin

oleh semua pihak yang didasari

masyarakat

adanya simbiosis mutualisme (saling

semakin berubah kearah modern

menguntungkan untuk kepentingan

perkembangan

masing-masing).

perjalanannya

terpinggirkan.

Selera

teknologi

seperti

televisi menjadi pilihan masyarakat

memunculkan

12

Motif
kesadaran

mampu
untuk

menjaga

kesenian

ini

dimiliki oleh semua pihak pengelola

sehingga

yang sesuai dengan kebutuhan hanya

mampu bertahan hingga sekarang.

perlu

Dalam kondisi yang semakin
memprihatinkan

selain

segera

direalisasikan

dan

melakukan peningkatan di sektor

memiliki

motif bertahan pihak pengelola juga

pemasaran

memiliki beragam strategi bertahan.

Ramayana tetap mampu bertahan dan

Sesuai

lestari di era modern.

dengan

kedudukan

dan

sehingga

Sendratari

wewenangnya Pemerintah memiliki
strategi dari segi perbaikan fasilitas

DAFTAR PUSTAKA

terutama

Arianti Dewi. (2013, 13 Desember).
Kethoprak Ikon Berharga Kota
Solo. Joglosemar. Diperoleh
pada 23 Oktober 2016, dari
http://joglosemar.co/2013/12/k
ethoprak-ikon-berharga -kotasolo.html

peningkatan

dana

sedangkan pihak sanggar memiliki
strategi dalam hal perbaikan garapan
dengan

berusaha

membawa

Sendratari Ramayana dalam nuansa
modern. Selain itu pihak masyarakat

Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah. (2014). Gambaran
Umum
Kondisi
Daerah.
Bappeda Surakarta. Diperoleh
pada 18 Pebruari 2017, dari
bappeda.surakarta.go.id/sites/d
efault/2.%20Bab%2011.pdf.

sebagai penikmat senipun juga ada
diantaranya dengan terus datang
menonton,

dan

membantu

mempromosikan pementasan melalui
media sosial.
Kajian

ini

Basrowi.
(2005).
Pengantar
Sosiologi. Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia.

memberikan

pandangan pada masyarakat bahwa
kesenian

Sendratari

Ramayana

Dispendukcapil Surakarta. (2015).
Jumlah
dan
Persebaran
Penduduk. Diperoleh pada 20
Desmber
2017,
dari
http://dispendukcapil.surakarta.
go.id/20XIV/index.php/en/201
4-05-21-04-43-06/2015-03-1302-12-24/kuantits-penduduk.

adalah pertunjukan yang indah dan
banyak sekali manfaat atau nilai
yang

terkandung

Adanya

era

di

modern

dalamnya.
menjadi

tantangan bagi pihak-pihak pengelola
untuk

memperbaiki

tampilan

Sendratari Ramayana agar

lebih

menarik.

telah

Upaya

bertahan

Hijriyah Al. (2014, 26 November).
Kalender Event Solo 2015 Ada
59 Kegiatan, Dana Stimulan
hingga Rp150 Jutap. Solopos.
13

Diperoleh pada 1 Oktober
2016,
dari
m.solopos.com/2014/11/26/age
nda-wisata-solo-kalenderevent-solo-2015-ada-59kegiatan-dana-stimulanhingga-rp150-jutap-555098
Irwan Abdullah. (2009). Kontruksi
dan Reproduksi Kebudayaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Miles, B. Mettew dan Huberman,
Michael. A. (1992). Analisis
Data Kualitatif. Jakart: UI
Press
Okezone. (2016, 15 Juni). Jumlah
Pengunjung
Taman
Balekambang Solo Turun 50%.
Okezone. Diperoleh pada 3
Oktober
2016,
dari
https://www.google.com/amp/l
ifestyle.okezone.com/amp/201
6/06/15/406/1415677/jumlahpengunjung-tamanbalekambang-solo-turun-50.
Ritzer, George and Douglas J.
Godman.
(2011).
Teori
Sosiologi Modern. Jakarta:
Prenada Media.
Sedyawati.
(2010).
Budaya
Indonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Surakarta:
Sebelas
Maret
University Press.

14