PERAN SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL (STUDI KASUS DI BALEKAMBANG KOTA SURAKARTA) | Sani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10111 21509 1 SM
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN
TRADISIONAL
( Studi Kasus di Balekambang Kota Surakarta)
SKRIPSI
Oleh :
ISTAFAD SANI
K8413041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
April 2017
0
PERAN SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN
KEBUDAYAAN TRADISIONAL (STUDI KASUS DI BALEKAMBANG
KOTA SURAKARTA)
THE ROLE OF RAMAYANA DANCE IN THE PRESERVATION OF
TRADITIONAL CULTURAL (CASE STUDY IN THE BALEKAMBANG
SURAKARTA CITY).
Istafad Sani, Siti Rochani, Slamet Subagya
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Jl. Ir Sutarmi No.36A, Jebres Kota Surakarta, E-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui motif Sendratari Ramayana
masih bertahan di era modern saat ini; (2) Untuk mengetahui strategi bertahan
Sendratari Ramayana di era modernisasi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Metode ini dipilih karena penelitian kualitatif merupakan suatu bentuk
kajian terhadap suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang
dideskripsikan secara detail dengan menggunakan metode tertentu guna
menghasilkan sebuah jawaban dari pertanyaan yang sedang dikaji dalam
penelitian tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi kasus tunggal, karena
penelitian ini terarah pada satu karakteristik hanya dilakukan pada satu sasaran
lokasi dan berfokus pada satu objek yaitu kesenian Sendratari Ramayana
Balekambang. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, dokumen dan arsip,
informan yaitu pemerintah kota, ketua paguyuban, sutradara/pelatih, pemain,
penonton. Teknik pengambilan cuplikan menggunakan purposive sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi serta
dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Untuk
menganalisis data menggunakan analisis model interaktif yaitu dari pengumpulan
data kemudian reduksi data, sajian data, terakhir penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan (1) motif bertahan dimiliki oleh
semua pihak pengelola sendratari ramayana, motif intrinsik antara lain adanya
bakat dalam diri para pemain yang mampu menumbuhkan panggilan jiwa
sehingga memiliki kesadaran untuk bertahan melestarikan sendratari ramayana di
era modern, dan motif “nguri-uri budaya Jawa” yaitu rasa memiliki kesenian ini
sebagai masyarakat Jawa sehingga mampu membuat kesenian ini bertahan.
Sedangkan motif ekstrinsik datang karena adanya simbiosis mutualisme atas
terselenggaranya pertunjukan Sendratari Ramayana membawa keuntungan bagi
setiap pihak. (2) beragam strategi bertahan untuk melestarikan Sendratari
Ramayana dilakukan oleh seluruh elemen yang dibagi dalam dua sektor
pemerintah kota memiliki strategi dalam hal perbaikan fasilitas dengan
memperlebar open stage, meningkatkan dana stimulan bagi sanggar, dan juga
promosi dengan mengundang wartawan. Sanggar memiliki strategi dalam hal
1
perbaikan sajian pementasan seperti memasukkan unsur modern dalam
pementasan. Strategi bertahan yang dimiliki oleh setiap elemen telah
menunjukkan keseimbangan antara hambatan dan upaya penanganannya, akan
tetapi dalam sektor pemasaran perlu ditingkatkan agar Sendratari Ramayana
Balekambang tetap lestari.
Kata kunci : Kesenian, Pelestarian, Sendratari Ramayana
ABSTRACT
This study objectives were (1) determined the motive of Ramayana dance
still survive in the current modern era; (2) determined the survival strategies of
Ramayana dance in the modern era. This study was used a qualitative method.
This method was chosen because qualitative research is a study form on
phenomenon that occurs in the community described in detail used specific
methods in order produced answers to the question that is being studied in the
research. This is a single case study, because the study focused on one
characteristic is only done on one target location and focus on an object that is
Ramayana Dance in Balekambang. Data sources were obtained from the
literature, archives and documents, informants including of Surakarta city
government, association chairman, directors/coaches, players, audiences. The
sampling technique was used purposive sampling. The data collecting techniques
were used interviews, observation and documentation. Data validity test was used
triangulation. Data analyzing was used interactive model analysis including of
data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions, and
verification. From the research result can be concluded (1) survive motive owned
by all of the Ramayana manager, intrinsic motive including of the player’s talent
that can foster a calling so has the awareness to survive preserve Ramayana Dance
in the modern era, and the motive “preserve the Javanese culture” i.e. ownership
of this art as the Java community part is capable making this art survive. Extrinsic
motives are the existence of symbiotic mutualism for the implementation of
Ramayana dance performances that bring benefits for every party. (2) a variety of
survival strategies to preserve the Ramayana dance was done by all the elements
that are divided in two sectors of the city government have a strategy in terms of
facility improvements by expanding open stage, enhancing stimulant funds for the
art studio, and also the promotion by inviting reporters. Art studio has a strategy
in terms of staging refinement by incorporate modern elements in the staging.
Survival strategies of every element have demonstrated a balance between the
barriers and handling effort, but in the marketing sector needs to be improved.
Keywords: Art, Preservation, Ramayana Dance
2
hari biasa, penurunan itu yang
pada hari biasa sekitar 3.000
orang per hari, kini turun menjadi
sekitar 1.500 orang per hari.
Sedangkan pada akhir pekan yang
biasanya mencapai 5.000 orang,
kini menjadi 2.500 orang.”Dua
pekan pertama ramadan memang
sepi. Selain pengunjung yang
jumlahnya menurun, kegiatan dari
pihak ketiga juga kosong.
PENDAHULUAN
Taman
dikatakan
Balekambang
sebagai
unit
dapat
pelestari
kebudayaan di Surakarta karena di
dalamnya kerap menyelenggarakan
berbagai kesenian budaya tradisional
yang
dipertontonkan
kepada
masyarakat luas seperti Sendratari
Ramayana.
adalah
“Kesenian
suatu
bersumber
bentuk
dan
Penurunan pengunjung yang
tradisional
seni
yang
berakar
dari
diikuti oleh kegiatan budaya yang
kosong ini mengindikasikan kondisi
yang memprihatinkan atau adanya
masyarakat, lingkungan serta telah
krisis budaya. Hasil pengamatan
dirasakan sebagai miliknya sendiri”
peneliti
(Irwan Abdullah dkk, 2009: 29).
menunjukkan
Sendratari Ramayana adalah salat
satu
kesenian
tradisional
surut
pengunjung mencapai 460 orang
Sendratari
(Observasi
Pada
pasang surut seperti dikutip dari
Peneliti
bulan
mencapai
koran online (okezone.com edisi
500
19/08/2016).
Oktober
orang
penonton
(Observasi
Peneliti 24/10/2016). Pada bulan
Rabu, 15 Juni 2016) mengenai
jumlah
pasang
pada pementasan bulan Agustus
Ramayana Balekambang mengalami
“penurunan
juga
disetiap pementasan yang terlihat
tetap bertahan di era modern. Akan
bertahannya
lapangan
pengunjung yang justru menurun
yang
terselenggara hingga saat ini yang
tetapi
di
pengunjung
hingga mencapai 50%” berikut:
Desember
penoton mencapai 140
orang
(Observasi
Peneliti
16/12/2016). Sedangkan pada bulan
Kepala UPTD Kawasan Wisata
Taman Balekambang Disbudpar
Solo, Endang Sri Murniyati,
mengatakan selama dua pekan
ramadan, jumlah pengunjung
Kawasan
Wisata
Taman
Balekambang turun 50 persen dari
Januari yang juga digelar di gedung
kesenian penonton mencapai 110
orang. Dimana pertunjukan pada
bulan Desember dan Januari digelar
3
bukan di open stage melainkan
digelar
di
gedung
kesenian
Balekambang
dengan
kapasitas
menangani benda, situs, dan cagar
budaya yang ada di Surakarta.
Cakupan organisasi seni pada
tahun 2010 sebesar 33% naik
menjadi 67% di tahun 2011.
Namun
pada
tahun
2012
mengalami
penurunan
lagi
menjadi 33%. Hal ini disebabkan
belum optimalnya pewarisan
nilai-nilai tradisi budaya kepada
generasi muda dalam lembaga
pendidikan di kota Surakarta.
penonton hanya 350 kursi penonton
namun yang tampak penuh hanya
sekitar sepertiga dari jumlah kursi
seluruhnya
antara 100 penonton
sampai 200 penonton saja. Sehingga
lebih banyak kursi yang kosong
daripada
kursi
penonton.
yang
diduduki
(Observasi
Peneliti
Penurunan Organisasi Seni di
Surakarta dan juga penurunan jumlah
penonton Sendratari Ramayana di
20/01/2017).
Data
tersebut
penurunan
jumlah
penonton
pergelaran
Sendratari
Ramayana
yang
mengindikasikan
perhatian
dalam
Balekambang akan berpengaruh pada
menunjukkan
kelestarian
perlunya
melestarikannya.
perhatian.
Terlebih
kesenian
tradisional
seperti
Sendratari
Ramayana merupakan aset potensial
bagi
tertarik untuk meneliti lebih lanjut
pengembangan
pariwisata
budaya di Surakarta.
kasus ini terlebih terdapat penurunan
Balekambang sebagai wadah
organisasi seni di Surakarta.
dari
Sendratari
Ramayana sehingga perlu mendapat
Sehingga disini peneliti semakin
Dikutip
Kesenian
terselenggaranya kesenian-kesenian
situs
Jawa khususnya budaya orang Solo
bappeda.surakarta.go.id diakses pada
yang masih diberdayakan di era
02 Januari 2017 menyatakan,
modern saat ini. Pada jaman dahulu
Kinerja urusan kebudayaan di
Kota Surakarta bisa dilihat dari
beberapa indikator, jika dilihat
dari capaian indikator Benda,
Situs dan Kawasan cagar budaya
yang dilestarikan pada tahun 2012
100% menurun di tahun 2013
menjadi
38,9%.
Hal
ini
disebabkan karena kurangnya
tenaga profesional yang khusus
seni pertunjukan tradisional seperti
Sendratari
banyak
diminati
masyarakat dan memiliki tempat
tersendiri dihati para masyarakat
sebab pertunjukan tradisional ini
memberikan manfaat secara lahir
1
maupun
batin
bagi
menggunakan
para
televisi
,
penikmatnya. Hal ini sama seperti
internet,
HP,
fungsi kesenian yang terdapat dalam
budaya
asing
Sedyawati
memberikan pengaruh dan juga dapat
(2010:366)
yakni
“kegiatan bersenang dan berhibur”.
Era
sekarang
modernisasi
membuat
menjadi tanpa
dunia
DVD.
laptop,
Masuknya
tersebut
jelas
mengubah pola pikir masyarakat
seperti
Indonesia termasuk pola hiburan,
seolah
seperti saat ini dapat dijumpai bahwa
peminat
batas dan dapat
Sendratari
Ramayana
dengan mudahnya budaya luarpun
Balekambang
masuk ke negara kita sehingga
seiring
mampu memberikan pengaruh bagi
Terlebih terdapat kurangnya peran
masyarakat.
pemerintah dalam memberikan dana
“Modernisasi
semakin
berkurang
perkembangan
merupakan perubahan sosial yang
seprti
membawa kemajuan dalam bidang
(www.solopos.com edisi Rabu, 26
ekonomi
November 2014) menyatakan,
dan
(Basrowi,
bidang
2005:
politik.”
170).
total kearah pola-pola ekonomis
masyarakat
saat
ini
disibukkan
dengan
berbagai
pekerjaannya
sehingga
membuat
masyarakat tak punya waktu untuk
memenuhi
seperti
kebutuhan
rohaninya
menonton
Sendratari
Ramayana yang sebenarnya dapat
memberikan
pesan
moral
koran
online
Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Dispudpar) Kota Solo
Eny Tyasni Susana, Dia mengakui
ada sejumlah event baru salah
satunya
Festival
Payung
Indonesia, Solo Geer Seri, Solo
Great Sale, Sendratari Ramayana,
dan Solo Investment, Trade, And
Tourism Expo (SITTEX) adalah
salah satu event yang tahun lalu
sempat
batal
diagendakan.
Menurut dia, DPRD telah
mengalokasikan
sejumlah
anggaran untuk 59 event tersebut.
Tapi, alokasi anggaran untuk,
masing-masing
event
tidak
banyak. Karena sifatnya hanya
stimulan saja.
Karena
modernisasi merupakan perubahan
membuat
dalam
jaman.
bagi
masyarakat itu sendiri. Tantangan
IPTEK yang semakin maju karena
Pasang surut ini menunjukkan
masyarakat akan lebih mudah untuk
perlunya
memenuhi kebutuhan mereka akan
hiburan
yang
bisa
perhatian
lebih
dan
kurangnya dana, yang menunjukkan
diakses
2
kurangnya peran dari berbagai pihak
merupakan
terkait terutama pemerintah dalam
terhadap suatu fenomena yang terjadi
mendukung
dalam
kelestarian
kesenian
suatu
bentuk
kajian
masyarakat
yang
tradisional bangsa. Untuk itu di era
dideskripsikan secara detail dengan
modernisasi saat ini para penggagas
menggunakan metode tertentu guna
kesenian
seperti
menghasilkan sebuah jawaban dari
Sendratari Ramayana bekerja lebih
pertanyaan yang sedang dikaji dalam
keras dan mengambil peran lebih
penelitian tersebut. Jenis penelitian
besar untuk tetap bisa melestarikan
ini adalah studi kasus tunggal, “Studi
budaya
Hal
kasus terbagi menjadi studi kasus
demikian cukup memberatkan para
tunggal dan studi kasus ganda, studi
penggiat
Sendratari
Ramayana.
penelitian disebut studi kasus tunggal
Tentunya
ini
hal
yang
bilamana penelitian tersebut terarah
menarik ketika di era modern dengan
pada satu karakteristik” (Sutopo,
pasang surut yang dialami Sendratari
2002: 112-113). Penelitian ini terarah
Ramayana
pada
tradisional
tradisional
tersebut.
sebuah
Balekambang
tetapi
satu
karakteristik
hanya
bertahan
dilakukan pada satu sasaran lokasi
sehingga, untuk lebih memahami
dan berfokus pada satu objek yaitu
kesenian ini yang merupakan salah
kesenian
satu bentuk aktivitas masyarakat,
Balekambang. Sumber data dalam
berdasarkan uraian di atas, peneliti
penelitian ini meliputi: (1) Informan,
ingin mengetahui apa motif yang
(2)
melatarbelakang
Sendratari
Dokumen dan Arsip, (4) Studi
Ramayana bertahan di era modern
Pustaka. Teknik pengambilan data
dan bagaimana strategi bertahannya
menggunakan purposive sampling
di era modern ini.
dengan informan pemerintah kota,
Sendratari
ini
masih
Sendratari
Peristiwa
dan
Ramayana
Tempat,
(3)
ketua paguyuban, sutradara/pelatih,
pemain,
METODE PENELITIAN
pengumpulan
Jenis penelitian dalam penelitian
ini adalah kualitatif. Metode ini
wawancara,
dipilih karena penelitian kualitatif
dokumentasi.
3
penonton.
data
Teknik
menggunakan
observasi
Uji
validitas
serta
data
menggunakan
triangulasi
sumber
Ramayana semakin memperihatinkan
dengan membandingkan data hasil
karena proses regenerasi seniman
pengamatan
yang
dengan
data
hasil
semakin
buruk.
Sehingga
wawancara dengan informan. Untuk
kondisi
menganalisis
menggunakan
adanya perubahan bagi kesenian ini
analisis model interaktif dari Miles
yang diharapkan akan menarik minat
dan Huberman (1994: 16) dengan
masyarakat lagi. Namun perubahan
tiga alur kegiatan secara bersamaan,
yang
yaitu
disesuaikan
data
dari
pengumpulan
data
kemudian reduksi data, sajian data,
saat
ini
dilakukan
mengharuskan
harus
dengan
tetap
pakem/aturan
yang ada.
terakhir penarikan kesimpulan dan
verifikasi.
Faktor
Penghambat
dalam
Kesenian Sendratari Ramayana
Berdasarkan
HASIL PENELITIAN
paparan
hasil
wawancara peneliti dapat mengambil
Sejarah Perjalanan Sendratari
kesimpulan bahwa banyak faktor
Ramayana Balekambang
yang
menghambat
perkembangan
dan kemajuan Sendratari Ramayana
Berdasarkan hasil wawancara,
peneliti dapat mengambil kesimpulan
Balekambang
bahwa
Sendratari
kurangnya fasilitas pementasan baik
Ramayana hingga saat ini mengalami
dari segi tempat pementasan yang
pasang
adanya
terbatas, lighting yang kurang baik,
perkembangan
sound yang kurang jelas, fasilitas
teknologi di era modern ini membuat
pendingin ruangan yang tidak ada,
kesenian ini semakin terpinggirkan
dan fasilitas yang kotor dimana
yang
perjalanan
surut
pengaruh
dengan
dari
dilihat
diantaranya
adalah
dari
berkurangnya
semua itu dapat mengganggu pemain
penonton.
Masyarakat
maupun masyarakat yang menonton
khususnya generasi muda cenderung
fasilitas seperti kostum, gamelan
memilih
juga kurang.
jumlah
teknologi
televisi
yang
Faktor
alam
juga
dalam penyajiannya lebih bagus dan
menjadi
menarik.
Sendratari Ramayana yakni hujan
Kondisi
Sendratari
4
penghambat
dalam
selain akan merubah tempat pentas
promosi sehingga untuk masyarakat
hujan juga menybabkan penonton
yang
yang hadir menjadi sedikit. Selain itu
Sendratari Ramayana ini tidak tahu
hal yang paling berpengaruh dalam
ada
menghambat
Ramayana di Balekambang.
perkembangan
dan
tidak
konsisten
pertunjukan
dengan
Sendratari
kemajuan kesenian ini adalah faktor
dana
yang
bersifat
kurang
yang
stimulan
hanya
Motif Bertahan Sendratari
sehingga
Ramayana
Berdasarkan hasil wawancara,
menyebabkan segala biaya yang
kurang dibebankan kepada pemain
dapat
sehingga sering kali beragam hal
banyak hal yang mendorong pihak-
tidak
pihak
dapat
maksimal
karena
peneliti
simpulkan
pengelola
bahwa
Sendratari
terbatasnya dana. Manajemen yang
Ramayana dalam bertahan di era
lemah yang dimiliki para seniman
modern ini. Motif tersebut dapat
juga merupakan penghambat karena
berasal dari luar (ekstrinsik) maupun
Sendratari Ramayana Balekambang
dari dalam (intrinsik). Motif-motif
ini
untuk
muncul dari berbagai pihak dari
memanage semua urusannya kalau
Pemerintah sendiri memiliki motif
tidak memiliki manajemen yang baik
ingin
maka rancangan pementasan akan
sanggar-sanggar di Surakarta yang
kurang maksimal. Siswa yang kurang
hampir
berbakat juga menjadi penghambat.
membawa
Selain itu sikap Pemerintah yang
kembali ke Solo, Selain itu juga
memegang teguh pakem Sendratari
memiliki motif adanya simbiosis
Ramayana
mutualisme (saling menguntungkan
menuntut
senimannya
sehingga
menghambat
menumbuhkembangkan
mati/punah
Sendratari
dan
ingin
Ramayana
dalam
untuk kepentingan masing-masing).
memodernkan kesenian ini, dan juga
Dari pihak Pemain dan Pelatih
sikap
yang
memiliki motif nguri-uri budaya
mengandalkan kebiasaan masyarakat
Jawa (rasa memiliki suatu budaya),
sehingga menyebabkan kurangnya
adanya panggilan dari jiwa (memiliki
perhatian dalam hal publikasi dan
jiwa seniman), adanya bakat dalam
kreativitas
ketua
seniman
paguyuban
5
diri
untuk
berkesenian,
mengembangkan
proses
belajar,
bakat
ingin
ingin
Strategi
melalui
Bertahan
Sendratari
Ramayana di Era Modern
menambah
Berdasarkan hasil wawancara,
jiwa
peneliti dapat mengambil kesimpulan
seniman keluarga. Motif dari ketua
bahwa berbagai cara atau strategi
paguyuban yaitu ingin memberikan
ternyata telah
kesempatan mahasiswa / murid agar
untuk
bisa pentas. Dari penonton memiliki
Sendratari
motif support kebudayaan, ingin
lestari dalam kehidupan masyarakat.
memotret
moment
Strategi itupun juga dimiliki di
pementasan, ingin mengembangkan
masing-masing pihak yang terkait
dan membangun chemistry dalam
dalam
dunia seni, ingin lebih mengenal
Sendratari
kesenian Sendratari Ramayana dan
menghasilkan beragam strategi yang
ingin
berbeda-beda
wawasan,
dan
meneruskan
mengabadikan
menghantar
teman
dekat
banyak ditempuh
mempertahankan
Ramayana
pengelolaan
kesenian
agar
tetep
pementasan
Ramayana
karena
dan
memang
strategi yang dilakukan disesuaikan
maupun sanak saudara.
dengan
Berbagai motif yang datang
kedudukan
dari pihak-pihak yang terkait dalam
wewenangnya
penyelenggaraan
Sendratari
Sendratari
dalam
Ramayana
dan
mengelola
sehingga
Ramayana ini sangat penting adanya
menjadikan setiap strategi dari pihak
karena dengan motif tersebut mampu
tertentu itu merupakan peran dari
mendorong
dalam
pihak itu juga. Beragam strategi
bergabung dan ikut melestarikan
bertahan tersebut antara lain dari
kesenian
Ramayana.
Pemerintah ialah pemasangan baliho,
memunculkan
memberikan tiket gratis menonton
kesadaran untuk menjaga kesenian
Sendratari Ramayana, meningkatkan
ini sehingga mampu bertahan hingga
jumlah event Sendratari Ramayana,
sekarang.
mengundang wartawan agar meliput
Motif
semua
Sendratari
mampu
pihak
sebagai strategi pemasaran, berusaha
menaikkan
dana
stimulan
bagi
sanggar, memperlebar open stage.
6
Kemudian dari para pemain sendiri
membantu
memiliki
pementasan melalui media sosial.
strategi
antara
lain
mempromosikan
membangun sikap loyal dan terus
memiliki kemauan menjadi seniman
Analisis
Sendratari Ramayana, Berlatih setiap
Struktural
hari dan menjaga stamina agar tetap
Teori
Teori
Fungsionalisme
Fungsionalisme
bugar, melakukan promosi melalui
Struktural
broadcast
menganalisa strategi yang dilakukan
ataupun
memanfaatkan
berguna
media sosial yang dimiliki. Pihak
seluruh
pelatih sekaligus sutradara sendiri
Ramayana. Terdapat empat fungsi
memiliki strategi memperbaiki dari
penting
segi
dalam
sistem agar tetap bertahan Talcott
penyajian Sendratari Ramayana), dan
Parsons dalam Ritzer (2011: 121)
berusaha
berpendapat,
garap
(perbaikan
membawa
kesenian
yang lebih modern. Ketua paguyuban
Sendratari Ramayanapun memiliki
strategi dengan memasukkan unsur
modern dalam pementasan Sendratri
merombak
Sendratari
Ramayana
melalui
kreativitas
seniman
yang
lebih
mencetak
seniman
modern,
baru
melalui
penanaman pendidikan karakter agar
siswa memiliki jiwa seniman, selain
itu juga berusaha memaksimalkan
agar
pertunjukan tetap memiliki
pesan estetika yang tinggi. Selain itu
pihak masyarakat sebagai penikmat
senipun juga ada diantaranya dengan
terus
datang
menonton,
Sendratari
yang diperlukan semua
Agar tetap bertahan (survive),
suatu sistem harus memiliki
empat fungsi ini:
1.Adaptation (Adaptasi): sebuah
sistem harus
menanggulangi
situasi eksternal yang gawat.
Sistem harus menyesuaikan diri
dengan
lingkungan
dan
menyesuaikan lingkungan itu
dengan kebutuhannya.
2.Goal attainment (Pencapaian
Tujuan): sebuah sistem harus
mendefinisikan dan mencapai
tujuan utamanya.
3.Integration (Integrasi): sebuah
sistem
harus
mengatur
antarhubungan
bagian-bagian
yang
menjadi
komponenya.
Sistem juga harus mengelola antar
hubungan ketiga fungsi penting
lainnya (A, G, L)
4.Latency
(latensi
atau
pemeliharaan pola): sebuah sistem
harus
memperlengkapi,
memelihara dan memperbaiki,
Sendratari Ramayana dengan nuansa
Ramayana,
elemen
untuk
dan
7
dalam
baik motivasi individual maupun
pola-pola
kultural
yang
menciptakan
dan
menopang
motivasi.
Tahap
yang
Adaptation.
pertama
Dalam
karena itu diharapkan kerjasama
yang bagus antar seluruh elemen
dalam masyarakat untuk kemajuan
ini
dan kelestarian Sendratari Ramayana
Sendratari Ramayana diharapakan
Balekambang.
mampu untuk beradaptasi dengan
Tahap
keadaan sosial masyarakat. Kesenian
Sendratari
Ramayana
mampu
dengan
strategi serta usaha-usaha yang perlu
baik
dilakukan
masyarakat
menyukai
selera
menjadi
hal-hal
bagi semua pihak adalah kelestarian
hiburan
Sendratari Ramayana. Berdasarkan
berubah
yang
hasil penelitian strategi ini sudah
berbau
diupayakan sesuai dengan masalah
modern. Sehingga dalam hal ini
Sendratari
merupakan
harus
Ramayana
kesenian
mampu
munculnya
kesenian
dan hambatan yang dihadapi. Seperti
yang
saat
tradisional
bersaing
baru
yang
yang
adanya
Ramayana
memiliki
paling
masalah
mendasar
yaitu
pengaruh
perkembangan
jaman disini Sendratari Ramayana
pada umumnya. Untuk tetap lestari
telah berupaya melakukan perbaikan
Sendratari Ramayana harus mampu
dari segi garapan untuk menarik
mempertahankan
jangan
Sendratari
penurunan jumlah penonton karena
sedang digemari oleh masyarakat
keberadaannya
ini
Balekambang
dengan
tentunya tidak kalah menarik dan
untuk
tetap
era modern ini karena tujuan utama
diketahui bahwa di era modern
ini
untuk
mempertahankan kelestariannya di
yang modern saat ini yang mana
saat
Goal
yaitu
Ramayana mencoba untuk menyusun
ditengah-tengah kondisi masyarakat
seperti
kedua
Attainment. Pada tahap ini Sendratari
diharapkan
menempatkan
keberadaannya
Ramayana
Balekambang telah diupayakan. Oleh
yaitu
tahap
Sendratari
minat masyarakat lagi, terlebih masih
sampai
ada masyarakat yang mau berupaya
tergeser oleh kesenian modern atau
untuk
tontonan modern yang baru muncul.
konsisten
menonton
jadi
keadaan ini masih menunjukkan
Namun dalam kasus ini Adaptation
8
keseimbangan namun disini peneliti
perbaikan dari pihak Pemerintah
menemukan peluang yang dapat
selaku fasilitator meskipun belum
dilakukan
terrealisasi
jumlah
untuk
meningkatkan
penonton
akan
segera
adanya
dilakukan ditahun 2017 ini karena
pengunjung
sudah ada alokasi dananya sehingga
yaitu
peningkatan
namun
Balekambang yang banyak datang di
kemungkinan
siang
cepat hal ini juga menunjukkan
hari
sehingga
peneliti
terealisasinya
memberikan saran untuk menggelar
keseimbangan.
pementasan Sendratari Ramayana
dalam sulitnya proses regenerasi
tidak hanya dimalam hari mungkin
Pemain
dapat juga dilakukan di siang hari
terpecahkan
dengan
atau
ASGA
(Akademi
dijam
umum
operasional
Adanya
akan
juga
masalah
sudah
sedikit
didirikannya
Seni
Balekambang hal ini akan memberi
Mangkunegaraan)
peluang
dilihat
mencetak seniman baru dan mampu
masyarakat, terutama bagi anak-anak
menanamkan jiwa seniman pada
karena jika digelar dimalam hari
siswa-siswanya.
lebih
banyak
yang
mampu
itu
Kemudian dari segi pemasaran
kemalaman bagi anak-anak untuk
juga telah ada strategi tersendiri dari
menonton dan itu juga merupakan
Pemerintah bahkan dibantu oleh para
waktu jam wajib belajar. Sehingga
Pemain dan Penonton setia namun
usaha ini diharapkan akan memberi
dalam hal ini perlu ditinggkatkan
peluang
mengingat promosi salah satu hal
pukul
20.30
menjadi
lebih
lebih
WIB
besar
jelas
masyarakat
banyak
penting dalam memecahkan masalah
yang
mengetahui kalau di Balekambang
utama
ada
Sendratari
pengunjung dan selain itu terdapat
Ramayana terlebih hujan yang kerap
sikap salah satu elemen yaitu Ketua
mengganggu jalannya pementasan
Paguyuban
juga kerap turun dimalam hari.
kebiasaan
pertunjukan
yaitu
yang
berkurangnya
mengandalkan
masyarakat
menghafal
pementasan
yang
terkait dengan fasilitas yang kurang
kurangnya
perhatian
memadai
Paguyuban dalam hal pemasaran
Kemudian berbagai hambatan
juga telah ada upaya
9
menyebabkan
dari
Ketua
karena salah satu fungsi yang tidak
(intrinsik).
Pemerintah
sendiri
dijalankan secara maksimal ini juga
memiliki
motif
ingin
memberi pengaruh sehingga perlu
menumbuhkembangkan
sanggar-
ditingkatkan.
sanggar di Surakarta yang hampir
Tahap ketiga yaitu Integration.
mati/punah dan ingin membawa
Pada tahap ini diperlukan adanya
Sendratari Ramayana kembali ke
harmonisasi
Solo, Selain itu juga memiliki motif
keseluruhan
anggota
ini
adanya simbiosis mutualisme (saling
diharapkan adanya kerukunan dalam
menguntungkan untuk kepentingan
sebuah hubungan kerjasama yang
masing-masing). Dari pihak Pemain
harmonis
dalam
sistem.
Pada
tahap
seluruh
elemen.
dan Pelatih memiliki motif nguri-uri
disini
memiliki
budaya Jawa (rasa memiliki suatu
mekanisme untuk mengintegrasikan
budaya), adanya panggilan dari jiwa
dirinya, yaitu mekanisme yang dapat
(memiliki jiwa seniman), adanya
merekatkannya menjadi satu. Salah
bakat dalam diri untuk berkesenian,
satu bagian penting dari mekanisme
ingin mengembangkan bakat melalui
ini adalah komitmen pihak terkait
proses
kepada serangkaian kepercayaan dan
wawasan,
nilai yang sama untuk melestarikan
seniman keluarga. Motif dari ketua
Sendratari
Nilai-nilai
paguyuban yaitu ingin memberikan
yang terkandung dalam Sendratari
kesempatan mahasiswa / murid agar
Ramayana yang telah peneliti bahas
bisa pentas. Dari penonton memiliki
sebelumnya
juga
motif support kebudayaan, ingin
pembangun
integrasi.
Semua
antar
elemen
Ramayana.
menjadi
Selain
belajar,
memotret
itu
dan
ingin
menambah
meneruskan
mengabadikan
jiwa
moment
motif juga menjadi penguat pihak
pementasan, ingin mengembangkan
terkait dalam berkomitmen.
dan membangun chemistry dalam
dunia seni, ingin lebih mengenal
Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan
beragam
motif
kesenian Sendratari Ramayana dan
yang
dimiliki oleh masing-masing elemen.
ingin
Motif tersebut dapat berasal dari luar
maupun sanak saudara.
(ekstrinsik)
maupun
dari
dalam
10
menghantar
teman
dekat
Penonton
. Motif mampu memunculkan
ingin
membangun
kesadaran untuk menjaga kesenian
chemistry di dunia seni karena ia
ini sehingga mampu bertahan hingga
juga memiliki pekerjaan di dunia
sekarang.
seni
Parsons
dalam
Ritzer
dorongan
ini
merupakan
(2011: 125) berpendapat,
dorongan
Parson
tertarik
pada
cara
mengalihkan norma norma dan nilai
sistem sosial kepada aktor di dalam
sistem sosial itu. Dalam proses
sosialisasi yang berhasil, norma dan
nilai
itu
diinternalisasikan
(internalized), artinya, norma dan
nilai itu menjadi bagian dari
“kesadaran” aktor. Akibatnya dalam
mengejar kepentingan mereka sendiri
itu, aktor sebenarnya mengabdi
kepada kepentingan sistem sebagai
satu kesatuan.
kepentingannya sendiri. Akan tetapi
fungsi
yaitu
elemen sehingga memiliki kesadaran
untuk
bagi
motif
mempertahankan
Dalam tahap ini sudah ada
harmonisasi terhadap kesepakatan
bersama
dalam
Sendratari
Ramayana.
yang
bakatnya
ini
setidaknya
untuk mencari usaha pemecahan
masalah dan hambatan yang mucul
dalam
perkembangan
Ksenian
Sendratari Ramayana Balekambang.
Tahap
contoh Pemain memiliki motif ingin
mengembangkan
dan
mau untuk bersama-sama berusaha
dikemukakan oleh masing-masing
Sebagai
peran
masing-masing elemen saling bersatu
atas, jika kita cermati motif yang
sendiri.
Integration
tahap
Sesuai dengan pendapat Parson di
kepentingannya
melakukan
kedua yaitu Goal Attainment. Dalam
sehingga
mengejar
Masing-masing
yang sudah ditetapkan pada tahap
melestarikan
untuk
upaya
fungsinya dengan baik sesuai dengan
sebuah
yang penting dalam sistem ini.
adalah
muncul.
mampu
fungsi motifpun menjadi sesuatu
elemen
dalam
penanggulangan berbagai masalah
terselenggaranya
kesadaran
Sendratari
Ramayana.
sebagai
memunculkan
Sendratari
mengabdi dalam sistem tersebut guna
Sendratari Ramayana di era modern
ini,
melestarikan
Ramayana sehingga mereka mau
penguat dasar sekaligus penggerak
dasar
mengejar
dapat mempengaruhi masing-masing
Disini motif dari para pihak terkait
memiliki
dalam
Latency.
lalu
11
yang
terakhir
yaitu
Dalam
tahap
ini
diharapakan
dilakukan
usaha-usaha
untuk
yang
yang
dalam
menarik
menanggulangi
penyajiannya
lebih
terkini.
Selain
dan
berbagai masalah dalam Sendratari
berkurangnya penonton hambatan
Ramayana
secara
mucul dari segi fasilitas yang kurang
arti
memadai, ada juga faktor intern yaitu
usaha-usaha yang dilakukan tersebut
regerasi seniman yang sulit, faktor
bersifat
alam juga menjadi hambatan dalam
dilakukan
berkesinambungan.
Dalam
memelihara.
Jadi
usaha
tersebut akan menunjukkan hasil
pelaksanaan
yang
dalam proses latihan.
maksimal
ketika
usaha
pementasan
Dalam
perbaikan tersebut dilakukan secara
keadaan
maupun
krisis
ini
terus menerus, secara kontinyu dan
Sendratari Ramayana tetap bertahan,
berkesinambungan.
dibalik
Bahkan
ada
bertahannya
motif
terdapat
kalanya dirumuskan usaha baru guna
beragam
dari
pihak-pihak
memperbaiki sistem yang sudah ada
pengelola
Sendratari
Ramayana.
untuk kemudian dikembangkan lagi
Motif dapat diklasifikasikan kedalam
kearah yang lebih baik dan maju
motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
dibanding sebelumnya.
Motif intrinsik dimiliki oleh para
pemain dan pelatih motif tersebut
adalah
KESIMPULAN
adanya
panggilan
jiwa
Kesenian Sendratari Ramayana
(memiliki jiwa seniman) dan adanya
Balekambang Surakarta merupakan
bakat pada diri seniman. Motif
salah satu kesenian yang masih
intrinsik dimiliki oleh semua pihak
bertahan dalam era modern namun
pengelola Sendratari Balekambang
dalam
mengalami
ialah sebagai masyarakat Jawa yaitu
pasang surut. Di era modernisasi
harus “nguri-uri budaya Jawa”.
seperti
sekarang
Sendratari
Sedangkan motif ekstrinsik dimiliki
Ramayana
Balekambang
semakin
oleh semua pihak yang didasari
masyarakat
adanya simbiosis mutualisme (saling
semakin berubah kearah modern
menguntungkan untuk kepentingan
perkembangan
masing-masing).
perjalanannya
terpinggirkan.
Selera
teknologi
seperti
televisi menjadi pilihan masyarakat
memunculkan
12
Motif
kesadaran
mampu
untuk
menjaga
kesenian
ini
dimiliki oleh semua pihak pengelola
sehingga
yang sesuai dengan kebutuhan hanya
mampu bertahan hingga sekarang.
perlu
Dalam kondisi yang semakin
memprihatinkan
selain
segera
direalisasikan
dan
melakukan peningkatan di sektor
memiliki
motif bertahan pihak pengelola juga
pemasaran
memiliki beragam strategi bertahan.
Ramayana tetap mampu bertahan dan
Sesuai
lestari di era modern.
dengan
kedudukan
dan
sehingga
Sendratari
wewenangnya Pemerintah memiliki
strategi dari segi perbaikan fasilitas
DAFTAR PUSTAKA
terutama
Arianti Dewi. (2013, 13 Desember).
Kethoprak Ikon Berharga Kota
Solo. Joglosemar. Diperoleh
pada 23 Oktober 2016, dari
http://joglosemar.co/2013/12/k
ethoprak-ikon-berharga -kotasolo.html
peningkatan
dana
sedangkan pihak sanggar memiliki
strategi dalam hal perbaikan garapan
dengan
berusaha
membawa
Sendratari Ramayana dalam nuansa
modern. Selain itu pihak masyarakat
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah. (2014). Gambaran
Umum
Kondisi
Daerah.
Bappeda Surakarta. Diperoleh
pada 18 Pebruari 2017, dari
bappeda.surakarta.go.id/sites/d
efault/2.%20Bab%2011.pdf.
sebagai penikmat senipun juga ada
diantaranya dengan terus datang
menonton,
dan
membantu
mempromosikan pementasan melalui
media sosial.
Kajian
ini
Basrowi.
(2005).
Pengantar
Sosiologi. Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia.
memberikan
pandangan pada masyarakat bahwa
kesenian
Sendratari
Ramayana
Dispendukcapil Surakarta. (2015).
Jumlah
dan
Persebaran
Penduduk. Diperoleh pada 20
Desmber
2017,
dari
http://dispendukcapil.surakarta.
go.id/20XIV/index.php/en/201
4-05-21-04-43-06/2015-03-1302-12-24/kuantits-penduduk.
adalah pertunjukan yang indah dan
banyak sekali manfaat atau nilai
yang
terkandung
Adanya
era
di
modern
dalamnya.
menjadi
tantangan bagi pihak-pihak pengelola
untuk
memperbaiki
tampilan
Sendratari Ramayana agar
lebih
menarik.
telah
Upaya
bertahan
Hijriyah Al. (2014, 26 November).
Kalender Event Solo 2015 Ada
59 Kegiatan, Dana Stimulan
hingga Rp150 Jutap. Solopos.
13
Diperoleh pada 1 Oktober
2016,
dari
m.solopos.com/2014/11/26/age
nda-wisata-solo-kalenderevent-solo-2015-ada-59kegiatan-dana-stimulanhingga-rp150-jutap-555098
Irwan Abdullah. (2009). Kontruksi
dan Reproduksi Kebudayaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Miles, B. Mettew dan Huberman,
Michael. A. (1992). Analisis
Data Kualitatif. Jakart: UI
Press
Okezone. (2016, 15 Juni). Jumlah
Pengunjung
Taman
Balekambang Solo Turun 50%.
Okezone. Diperoleh pada 3
Oktober
2016,
dari
https://www.google.com/amp/l
ifestyle.okezone.com/amp/201
6/06/15/406/1415677/jumlahpengunjung-tamanbalekambang-solo-turun-50.
Ritzer, George and Douglas J.
Godman.
(2011).
Teori
Sosiologi Modern. Jakarta:
Prenada Media.
Sedyawati.
(2010).
Budaya
Indonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Surakarta:
Sebelas
Maret
University Press.
14
SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN
TRADISIONAL
( Studi Kasus di Balekambang Kota Surakarta)
SKRIPSI
Oleh :
ISTAFAD SANI
K8413041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
April 2017
0
PERAN SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN
KEBUDAYAAN TRADISIONAL (STUDI KASUS DI BALEKAMBANG
KOTA SURAKARTA)
THE ROLE OF RAMAYANA DANCE IN THE PRESERVATION OF
TRADITIONAL CULTURAL (CASE STUDY IN THE BALEKAMBANG
SURAKARTA CITY).
Istafad Sani, Siti Rochani, Slamet Subagya
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Jl. Ir Sutarmi No.36A, Jebres Kota Surakarta, E-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui motif Sendratari Ramayana
masih bertahan di era modern saat ini; (2) Untuk mengetahui strategi bertahan
Sendratari Ramayana di era modernisasi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Metode ini dipilih karena penelitian kualitatif merupakan suatu bentuk
kajian terhadap suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang
dideskripsikan secara detail dengan menggunakan metode tertentu guna
menghasilkan sebuah jawaban dari pertanyaan yang sedang dikaji dalam
penelitian tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi kasus tunggal, karena
penelitian ini terarah pada satu karakteristik hanya dilakukan pada satu sasaran
lokasi dan berfokus pada satu objek yaitu kesenian Sendratari Ramayana
Balekambang. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, dokumen dan arsip,
informan yaitu pemerintah kota, ketua paguyuban, sutradara/pelatih, pemain,
penonton. Teknik pengambilan cuplikan menggunakan purposive sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi serta
dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Untuk
menganalisis data menggunakan analisis model interaktif yaitu dari pengumpulan
data kemudian reduksi data, sajian data, terakhir penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan (1) motif bertahan dimiliki oleh
semua pihak pengelola sendratari ramayana, motif intrinsik antara lain adanya
bakat dalam diri para pemain yang mampu menumbuhkan panggilan jiwa
sehingga memiliki kesadaran untuk bertahan melestarikan sendratari ramayana di
era modern, dan motif “nguri-uri budaya Jawa” yaitu rasa memiliki kesenian ini
sebagai masyarakat Jawa sehingga mampu membuat kesenian ini bertahan.
Sedangkan motif ekstrinsik datang karena adanya simbiosis mutualisme atas
terselenggaranya pertunjukan Sendratari Ramayana membawa keuntungan bagi
setiap pihak. (2) beragam strategi bertahan untuk melestarikan Sendratari
Ramayana dilakukan oleh seluruh elemen yang dibagi dalam dua sektor
pemerintah kota memiliki strategi dalam hal perbaikan fasilitas dengan
memperlebar open stage, meningkatkan dana stimulan bagi sanggar, dan juga
promosi dengan mengundang wartawan. Sanggar memiliki strategi dalam hal
1
perbaikan sajian pementasan seperti memasukkan unsur modern dalam
pementasan. Strategi bertahan yang dimiliki oleh setiap elemen telah
menunjukkan keseimbangan antara hambatan dan upaya penanganannya, akan
tetapi dalam sektor pemasaran perlu ditingkatkan agar Sendratari Ramayana
Balekambang tetap lestari.
Kata kunci : Kesenian, Pelestarian, Sendratari Ramayana
ABSTRACT
This study objectives were (1) determined the motive of Ramayana dance
still survive in the current modern era; (2) determined the survival strategies of
Ramayana dance in the modern era. This study was used a qualitative method.
This method was chosen because qualitative research is a study form on
phenomenon that occurs in the community described in detail used specific
methods in order produced answers to the question that is being studied in the
research. This is a single case study, because the study focused on one
characteristic is only done on one target location and focus on an object that is
Ramayana Dance in Balekambang. Data sources were obtained from the
literature, archives and documents, informants including of Surakarta city
government, association chairman, directors/coaches, players, audiences. The
sampling technique was used purposive sampling. The data collecting techniques
were used interviews, observation and documentation. Data validity test was used
triangulation. Data analyzing was used interactive model analysis including of
data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions, and
verification. From the research result can be concluded (1) survive motive owned
by all of the Ramayana manager, intrinsic motive including of the player’s talent
that can foster a calling so has the awareness to survive preserve Ramayana Dance
in the modern era, and the motive “preserve the Javanese culture” i.e. ownership
of this art as the Java community part is capable making this art survive. Extrinsic
motives are the existence of symbiotic mutualism for the implementation of
Ramayana dance performances that bring benefits for every party. (2) a variety of
survival strategies to preserve the Ramayana dance was done by all the elements
that are divided in two sectors of the city government have a strategy in terms of
facility improvements by expanding open stage, enhancing stimulant funds for the
art studio, and also the promotion by inviting reporters. Art studio has a strategy
in terms of staging refinement by incorporate modern elements in the staging.
Survival strategies of every element have demonstrated a balance between the
barriers and handling effort, but in the marketing sector needs to be improved.
Keywords: Art, Preservation, Ramayana Dance
2
hari biasa, penurunan itu yang
pada hari biasa sekitar 3.000
orang per hari, kini turun menjadi
sekitar 1.500 orang per hari.
Sedangkan pada akhir pekan yang
biasanya mencapai 5.000 orang,
kini menjadi 2.500 orang.”Dua
pekan pertama ramadan memang
sepi. Selain pengunjung yang
jumlahnya menurun, kegiatan dari
pihak ketiga juga kosong.
PENDAHULUAN
Taman
dikatakan
Balekambang
sebagai
unit
dapat
pelestari
kebudayaan di Surakarta karena di
dalamnya kerap menyelenggarakan
berbagai kesenian budaya tradisional
yang
dipertontonkan
kepada
masyarakat luas seperti Sendratari
Ramayana.
adalah
“Kesenian
suatu
bersumber
bentuk
dan
Penurunan pengunjung yang
tradisional
seni
yang
berakar
dari
diikuti oleh kegiatan budaya yang
kosong ini mengindikasikan kondisi
yang memprihatinkan atau adanya
masyarakat, lingkungan serta telah
krisis budaya. Hasil pengamatan
dirasakan sebagai miliknya sendiri”
peneliti
(Irwan Abdullah dkk, 2009: 29).
menunjukkan
Sendratari Ramayana adalah salat
satu
kesenian
tradisional
surut
pengunjung mencapai 460 orang
Sendratari
(Observasi
Pada
pasang surut seperti dikutip dari
Peneliti
bulan
mencapai
koran online (okezone.com edisi
500
19/08/2016).
Oktober
orang
penonton
(Observasi
Peneliti 24/10/2016). Pada bulan
Rabu, 15 Juni 2016) mengenai
jumlah
pasang
pada pementasan bulan Agustus
Ramayana Balekambang mengalami
“penurunan
juga
disetiap pementasan yang terlihat
tetap bertahan di era modern. Akan
bertahannya
lapangan
pengunjung yang justru menurun
yang
terselenggara hingga saat ini yang
tetapi
di
pengunjung
hingga mencapai 50%” berikut:
Desember
penoton mencapai 140
orang
(Observasi
Peneliti
16/12/2016). Sedangkan pada bulan
Kepala UPTD Kawasan Wisata
Taman Balekambang Disbudpar
Solo, Endang Sri Murniyati,
mengatakan selama dua pekan
ramadan, jumlah pengunjung
Kawasan
Wisata
Taman
Balekambang turun 50 persen dari
Januari yang juga digelar di gedung
kesenian penonton mencapai 110
orang. Dimana pertunjukan pada
bulan Desember dan Januari digelar
3
bukan di open stage melainkan
digelar
di
gedung
kesenian
Balekambang
dengan
kapasitas
menangani benda, situs, dan cagar
budaya yang ada di Surakarta.
Cakupan organisasi seni pada
tahun 2010 sebesar 33% naik
menjadi 67% di tahun 2011.
Namun
pada
tahun
2012
mengalami
penurunan
lagi
menjadi 33%. Hal ini disebabkan
belum optimalnya pewarisan
nilai-nilai tradisi budaya kepada
generasi muda dalam lembaga
pendidikan di kota Surakarta.
penonton hanya 350 kursi penonton
namun yang tampak penuh hanya
sekitar sepertiga dari jumlah kursi
seluruhnya
antara 100 penonton
sampai 200 penonton saja. Sehingga
lebih banyak kursi yang kosong
daripada
kursi
penonton.
yang
diduduki
(Observasi
Peneliti
Penurunan Organisasi Seni di
Surakarta dan juga penurunan jumlah
penonton Sendratari Ramayana di
20/01/2017).
Data
tersebut
penurunan
jumlah
penonton
pergelaran
Sendratari
Ramayana
yang
mengindikasikan
perhatian
dalam
Balekambang akan berpengaruh pada
menunjukkan
kelestarian
perlunya
melestarikannya.
perhatian.
Terlebih
kesenian
tradisional
seperti
Sendratari
Ramayana merupakan aset potensial
bagi
tertarik untuk meneliti lebih lanjut
pengembangan
pariwisata
budaya di Surakarta.
kasus ini terlebih terdapat penurunan
Balekambang sebagai wadah
organisasi seni di Surakarta.
dari
Sendratari
Ramayana sehingga perlu mendapat
Sehingga disini peneliti semakin
Dikutip
Kesenian
terselenggaranya kesenian-kesenian
situs
Jawa khususnya budaya orang Solo
bappeda.surakarta.go.id diakses pada
yang masih diberdayakan di era
02 Januari 2017 menyatakan,
modern saat ini. Pada jaman dahulu
Kinerja urusan kebudayaan di
Kota Surakarta bisa dilihat dari
beberapa indikator, jika dilihat
dari capaian indikator Benda,
Situs dan Kawasan cagar budaya
yang dilestarikan pada tahun 2012
100% menurun di tahun 2013
menjadi
38,9%.
Hal
ini
disebabkan karena kurangnya
tenaga profesional yang khusus
seni pertunjukan tradisional seperti
Sendratari
banyak
diminati
masyarakat dan memiliki tempat
tersendiri dihati para masyarakat
sebab pertunjukan tradisional ini
memberikan manfaat secara lahir
1
maupun
batin
bagi
menggunakan
para
televisi
,
penikmatnya. Hal ini sama seperti
internet,
HP,
fungsi kesenian yang terdapat dalam
budaya
asing
Sedyawati
memberikan pengaruh dan juga dapat
(2010:366)
yakni
“kegiatan bersenang dan berhibur”.
Era
sekarang
modernisasi
membuat
menjadi tanpa
dunia
DVD.
laptop,
Masuknya
tersebut
jelas
mengubah pola pikir masyarakat
seperti
Indonesia termasuk pola hiburan,
seolah
seperti saat ini dapat dijumpai bahwa
peminat
batas dan dapat
Sendratari
Ramayana
dengan mudahnya budaya luarpun
Balekambang
masuk ke negara kita sehingga
seiring
mampu memberikan pengaruh bagi
Terlebih terdapat kurangnya peran
masyarakat.
pemerintah dalam memberikan dana
“Modernisasi
semakin
berkurang
perkembangan
merupakan perubahan sosial yang
seprti
membawa kemajuan dalam bidang
(www.solopos.com edisi Rabu, 26
ekonomi
November 2014) menyatakan,
dan
(Basrowi,
bidang
2005:
politik.”
170).
total kearah pola-pola ekonomis
masyarakat
saat
ini
disibukkan
dengan
berbagai
pekerjaannya
sehingga
membuat
masyarakat tak punya waktu untuk
memenuhi
seperti
kebutuhan
rohaninya
menonton
Sendratari
Ramayana yang sebenarnya dapat
memberikan
pesan
moral
koran
online
Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Dispudpar) Kota Solo
Eny Tyasni Susana, Dia mengakui
ada sejumlah event baru salah
satunya
Festival
Payung
Indonesia, Solo Geer Seri, Solo
Great Sale, Sendratari Ramayana,
dan Solo Investment, Trade, And
Tourism Expo (SITTEX) adalah
salah satu event yang tahun lalu
sempat
batal
diagendakan.
Menurut dia, DPRD telah
mengalokasikan
sejumlah
anggaran untuk 59 event tersebut.
Tapi, alokasi anggaran untuk,
masing-masing
event
tidak
banyak. Karena sifatnya hanya
stimulan saja.
Karena
modernisasi merupakan perubahan
membuat
dalam
jaman.
bagi
masyarakat itu sendiri. Tantangan
IPTEK yang semakin maju karena
Pasang surut ini menunjukkan
masyarakat akan lebih mudah untuk
perlunya
memenuhi kebutuhan mereka akan
hiburan
yang
bisa
perhatian
lebih
dan
kurangnya dana, yang menunjukkan
diakses
2
kurangnya peran dari berbagai pihak
merupakan
terkait terutama pemerintah dalam
terhadap suatu fenomena yang terjadi
mendukung
dalam
kelestarian
kesenian
suatu
bentuk
kajian
masyarakat
yang
tradisional bangsa. Untuk itu di era
dideskripsikan secara detail dengan
modernisasi saat ini para penggagas
menggunakan metode tertentu guna
kesenian
seperti
menghasilkan sebuah jawaban dari
Sendratari Ramayana bekerja lebih
pertanyaan yang sedang dikaji dalam
keras dan mengambil peran lebih
penelitian tersebut. Jenis penelitian
besar untuk tetap bisa melestarikan
ini adalah studi kasus tunggal, “Studi
budaya
Hal
kasus terbagi menjadi studi kasus
demikian cukup memberatkan para
tunggal dan studi kasus ganda, studi
penggiat
Sendratari
Ramayana.
penelitian disebut studi kasus tunggal
Tentunya
ini
hal
yang
bilamana penelitian tersebut terarah
menarik ketika di era modern dengan
pada satu karakteristik” (Sutopo,
pasang surut yang dialami Sendratari
2002: 112-113). Penelitian ini terarah
Ramayana
pada
tradisional
tradisional
tersebut.
sebuah
Balekambang
tetapi
satu
karakteristik
hanya
bertahan
dilakukan pada satu sasaran lokasi
sehingga, untuk lebih memahami
dan berfokus pada satu objek yaitu
kesenian ini yang merupakan salah
kesenian
satu bentuk aktivitas masyarakat,
Balekambang. Sumber data dalam
berdasarkan uraian di atas, peneliti
penelitian ini meliputi: (1) Informan,
ingin mengetahui apa motif yang
(2)
melatarbelakang
Sendratari
Dokumen dan Arsip, (4) Studi
Ramayana bertahan di era modern
Pustaka. Teknik pengambilan data
dan bagaimana strategi bertahannya
menggunakan purposive sampling
di era modern ini.
dengan informan pemerintah kota,
Sendratari
ini
masih
Sendratari
Peristiwa
dan
Ramayana
Tempat,
(3)
ketua paguyuban, sutradara/pelatih,
pemain,
METODE PENELITIAN
pengumpulan
Jenis penelitian dalam penelitian
ini adalah kualitatif. Metode ini
wawancara,
dipilih karena penelitian kualitatif
dokumentasi.
3
penonton.
data
Teknik
menggunakan
observasi
Uji
validitas
serta
data
menggunakan
triangulasi
sumber
Ramayana semakin memperihatinkan
dengan membandingkan data hasil
karena proses regenerasi seniman
pengamatan
yang
dengan
data
hasil
semakin
buruk.
Sehingga
wawancara dengan informan. Untuk
kondisi
menganalisis
menggunakan
adanya perubahan bagi kesenian ini
analisis model interaktif dari Miles
yang diharapkan akan menarik minat
dan Huberman (1994: 16) dengan
masyarakat lagi. Namun perubahan
tiga alur kegiatan secara bersamaan,
yang
yaitu
disesuaikan
data
dari
pengumpulan
data
kemudian reduksi data, sajian data,
saat
ini
dilakukan
mengharuskan
harus
dengan
tetap
pakem/aturan
yang ada.
terakhir penarikan kesimpulan dan
verifikasi.
Faktor
Penghambat
dalam
Kesenian Sendratari Ramayana
Berdasarkan
HASIL PENELITIAN
paparan
hasil
wawancara peneliti dapat mengambil
Sejarah Perjalanan Sendratari
kesimpulan bahwa banyak faktor
Ramayana Balekambang
yang
menghambat
perkembangan
dan kemajuan Sendratari Ramayana
Berdasarkan hasil wawancara,
peneliti dapat mengambil kesimpulan
Balekambang
bahwa
Sendratari
kurangnya fasilitas pementasan baik
Ramayana hingga saat ini mengalami
dari segi tempat pementasan yang
pasang
adanya
terbatas, lighting yang kurang baik,
perkembangan
sound yang kurang jelas, fasilitas
teknologi di era modern ini membuat
pendingin ruangan yang tidak ada,
kesenian ini semakin terpinggirkan
dan fasilitas yang kotor dimana
yang
perjalanan
surut
pengaruh
dengan
dari
dilihat
diantaranya
adalah
dari
berkurangnya
semua itu dapat mengganggu pemain
penonton.
Masyarakat
maupun masyarakat yang menonton
khususnya generasi muda cenderung
fasilitas seperti kostum, gamelan
memilih
juga kurang.
jumlah
teknologi
televisi
yang
Faktor
alam
juga
dalam penyajiannya lebih bagus dan
menjadi
menarik.
Sendratari Ramayana yakni hujan
Kondisi
Sendratari
4
penghambat
dalam
selain akan merubah tempat pentas
promosi sehingga untuk masyarakat
hujan juga menybabkan penonton
yang
yang hadir menjadi sedikit. Selain itu
Sendratari Ramayana ini tidak tahu
hal yang paling berpengaruh dalam
ada
menghambat
Ramayana di Balekambang.
perkembangan
dan
tidak
konsisten
pertunjukan
dengan
Sendratari
kemajuan kesenian ini adalah faktor
dana
yang
bersifat
kurang
yang
stimulan
hanya
Motif Bertahan Sendratari
sehingga
Ramayana
Berdasarkan hasil wawancara,
menyebabkan segala biaya yang
kurang dibebankan kepada pemain
dapat
sehingga sering kali beragam hal
banyak hal yang mendorong pihak-
tidak
pihak
dapat
maksimal
karena
peneliti
simpulkan
pengelola
bahwa
Sendratari
terbatasnya dana. Manajemen yang
Ramayana dalam bertahan di era
lemah yang dimiliki para seniman
modern ini. Motif tersebut dapat
juga merupakan penghambat karena
berasal dari luar (ekstrinsik) maupun
Sendratari Ramayana Balekambang
dari dalam (intrinsik). Motif-motif
ini
untuk
muncul dari berbagai pihak dari
memanage semua urusannya kalau
Pemerintah sendiri memiliki motif
tidak memiliki manajemen yang baik
ingin
maka rancangan pementasan akan
sanggar-sanggar di Surakarta yang
kurang maksimal. Siswa yang kurang
hampir
berbakat juga menjadi penghambat.
membawa
Selain itu sikap Pemerintah yang
kembali ke Solo, Selain itu juga
memegang teguh pakem Sendratari
memiliki motif adanya simbiosis
Ramayana
mutualisme (saling menguntungkan
menuntut
senimannya
sehingga
menghambat
menumbuhkembangkan
mati/punah
Sendratari
dan
ingin
Ramayana
dalam
untuk kepentingan masing-masing).
memodernkan kesenian ini, dan juga
Dari pihak Pemain dan Pelatih
sikap
yang
memiliki motif nguri-uri budaya
mengandalkan kebiasaan masyarakat
Jawa (rasa memiliki suatu budaya),
sehingga menyebabkan kurangnya
adanya panggilan dari jiwa (memiliki
perhatian dalam hal publikasi dan
jiwa seniman), adanya bakat dalam
kreativitas
ketua
seniman
paguyuban
5
diri
untuk
berkesenian,
mengembangkan
proses
belajar,
bakat
ingin
ingin
Strategi
melalui
Bertahan
Sendratari
Ramayana di Era Modern
menambah
Berdasarkan hasil wawancara,
jiwa
peneliti dapat mengambil kesimpulan
seniman keluarga. Motif dari ketua
bahwa berbagai cara atau strategi
paguyuban yaitu ingin memberikan
ternyata telah
kesempatan mahasiswa / murid agar
untuk
bisa pentas. Dari penonton memiliki
Sendratari
motif support kebudayaan, ingin
lestari dalam kehidupan masyarakat.
memotret
moment
Strategi itupun juga dimiliki di
pementasan, ingin mengembangkan
masing-masing pihak yang terkait
dan membangun chemistry dalam
dalam
dunia seni, ingin lebih mengenal
Sendratari
kesenian Sendratari Ramayana dan
menghasilkan beragam strategi yang
ingin
berbeda-beda
wawasan,
dan
meneruskan
mengabadikan
menghantar
teman
dekat
banyak ditempuh
mempertahankan
Ramayana
pengelolaan
kesenian
agar
tetep
pementasan
Ramayana
karena
dan
memang
strategi yang dilakukan disesuaikan
maupun sanak saudara.
dengan
Berbagai motif yang datang
kedudukan
dari pihak-pihak yang terkait dalam
wewenangnya
penyelenggaraan
Sendratari
Sendratari
dalam
Ramayana
dan
mengelola
sehingga
Ramayana ini sangat penting adanya
menjadikan setiap strategi dari pihak
karena dengan motif tersebut mampu
tertentu itu merupakan peran dari
mendorong
dalam
pihak itu juga. Beragam strategi
bergabung dan ikut melestarikan
bertahan tersebut antara lain dari
kesenian
Ramayana.
Pemerintah ialah pemasangan baliho,
memunculkan
memberikan tiket gratis menonton
kesadaran untuk menjaga kesenian
Sendratari Ramayana, meningkatkan
ini sehingga mampu bertahan hingga
jumlah event Sendratari Ramayana,
sekarang.
mengundang wartawan agar meliput
Motif
semua
Sendratari
mampu
pihak
sebagai strategi pemasaran, berusaha
menaikkan
dana
stimulan
bagi
sanggar, memperlebar open stage.
6
Kemudian dari para pemain sendiri
membantu
memiliki
pementasan melalui media sosial.
strategi
antara
lain
mempromosikan
membangun sikap loyal dan terus
memiliki kemauan menjadi seniman
Analisis
Sendratari Ramayana, Berlatih setiap
Struktural
hari dan menjaga stamina agar tetap
Teori
Teori
Fungsionalisme
Fungsionalisme
bugar, melakukan promosi melalui
Struktural
broadcast
menganalisa strategi yang dilakukan
ataupun
memanfaatkan
berguna
media sosial yang dimiliki. Pihak
seluruh
pelatih sekaligus sutradara sendiri
Ramayana. Terdapat empat fungsi
memiliki strategi memperbaiki dari
penting
segi
dalam
sistem agar tetap bertahan Talcott
penyajian Sendratari Ramayana), dan
Parsons dalam Ritzer (2011: 121)
berusaha
berpendapat,
garap
(perbaikan
membawa
kesenian
yang lebih modern. Ketua paguyuban
Sendratari Ramayanapun memiliki
strategi dengan memasukkan unsur
modern dalam pementasan Sendratri
merombak
Sendratari
Ramayana
melalui
kreativitas
seniman
yang
lebih
mencetak
seniman
modern,
baru
melalui
penanaman pendidikan karakter agar
siswa memiliki jiwa seniman, selain
itu juga berusaha memaksimalkan
agar
pertunjukan tetap memiliki
pesan estetika yang tinggi. Selain itu
pihak masyarakat sebagai penikmat
senipun juga ada diantaranya dengan
terus
datang
menonton,
Sendratari
yang diperlukan semua
Agar tetap bertahan (survive),
suatu sistem harus memiliki
empat fungsi ini:
1.Adaptation (Adaptasi): sebuah
sistem harus
menanggulangi
situasi eksternal yang gawat.
Sistem harus menyesuaikan diri
dengan
lingkungan
dan
menyesuaikan lingkungan itu
dengan kebutuhannya.
2.Goal attainment (Pencapaian
Tujuan): sebuah sistem harus
mendefinisikan dan mencapai
tujuan utamanya.
3.Integration (Integrasi): sebuah
sistem
harus
mengatur
antarhubungan
bagian-bagian
yang
menjadi
komponenya.
Sistem juga harus mengelola antar
hubungan ketiga fungsi penting
lainnya (A, G, L)
4.Latency
(latensi
atau
pemeliharaan pola): sebuah sistem
harus
memperlengkapi,
memelihara dan memperbaiki,
Sendratari Ramayana dengan nuansa
Ramayana,
elemen
untuk
dan
7
dalam
baik motivasi individual maupun
pola-pola
kultural
yang
menciptakan
dan
menopang
motivasi.
Tahap
yang
Adaptation.
pertama
Dalam
karena itu diharapkan kerjasama
yang bagus antar seluruh elemen
dalam masyarakat untuk kemajuan
ini
dan kelestarian Sendratari Ramayana
Sendratari Ramayana diharapakan
Balekambang.
mampu untuk beradaptasi dengan
Tahap
keadaan sosial masyarakat. Kesenian
Sendratari
Ramayana
mampu
dengan
strategi serta usaha-usaha yang perlu
baik
dilakukan
masyarakat
menyukai
selera
menjadi
hal-hal
bagi semua pihak adalah kelestarian
hiburan
Sendratari Ramayana. Berdasarkan
berubah
yang
hasil penelitian strategi ini sudah
berbau
diupayakan sesuai dengan masalah
modern. Sehingga dalam hal ini
Sendratari
merupakan
harus
Ramayana
kesenian
mampu
munculnya
kesenian
dan hambatan yang dihadapi. Seperti
yang
saat
tradisional
bersaing
baru
yang
yang
adanya
Ramayana
memiliki
paling
masalah
mendasar
yaitu
pengaruh
perkembangan
jaman disini Sendratari Ramayana
pada umumnya. Untuk tetap lestari
telah berupaya melakukan perbaikan
Sendratari Ramayana harus mampu
dari segi garapan untuk menarik
mempertahankan
jangan
Sendratari
penurunan jumlah penonton karena
sedang digemari oleh masyarakat
keberadaannya
ini
Balekambang
dengan
tentunya tidak kalah menarik dan
untuk
tetap
era modern ini karena tujuan utama
diketahui bahwa di era modern
ini
untuk
mempertahankan kelestariannya di
yang modern saat ini yang mana
saat
Goal
yaitu
Ramayana mencoba untuk menyusun
ditengah-tengah kondisi masyarakat
seperti
kedua
Attainment. Pada tahap ini Sendratari
diharapkan
menempatkan
keberadaannya
Ramayana
Balekambang telah diupayakan. Oleh
yaitu
tahap
Sendratari
minat masyarakat lagi, terlebih masih
sampai
ada masyarakat yang mau berupaya
tergeser oleh kesenian modern atau
untuk
tontonan modern yang baru muncul.
konsisten
menonton
jadi
keadaan ini masih menunjukkan
Namun dalam kasus ini Adaptation
8
keseimbangan namun disini peneliti
perbaikan dari pihak Pemerintah
menemukan peluang yang dapat
selaku fasilitator meskipun belum
dilakukan
terrealisasi
jumlah
untuk
meningkatkan
penonton
akan
segera
adanya
dilakukan ditahun 2017 ini karena
pengunjung
sudah ada alokasi dananya sehingga
yaitu
peningkatan
namun
Balekambang yang banyak datang di
kemungkinan
siang
cepat hal ini juga menunjukkan
hari
sehingga
peneliti
terealisasinya
memberikan saran untuk menggelar
keseimbangan.
pementasan Sendratari Ramayana
dalam sulitnya proses regenerasi
tidak hanya dimalam hari mungkin
Pemain
dapat juga dilakukan di siang hari
terpecahkan
dengan
atau
ASGA
(Akademi
dijam
umum
operasional
Adanya
akan
juga
masalah
sudah
sedikit
didirikannya
Seni
Balekambang hal ini akan memberi
Mangkunegaraan)
peluang
dilihat
mencetak seniman baru dan mampu
masyarakat, terutama bagi anak-anak
menanamkan jiwa seniman pada
karena jika digelar dimalam hari
siswa-siswanya.
lebih
banyak
yang
mampu
itu
Kemudian dari segi pemasaran
kemalaman bagi anak-anak untuk
juga telah ada strategi tersendiri dari
menonton dan itu juga merupakan
Pemerintah bahkan dibantu oleh para
waktu jam wajib belajar. Sehingga
Pemain dan Penonton setia namun
usaha ini diharapkan akan memberi
dalam hal ini perlu ditinggkatkan
peluang
mengingat promosi salah satu hal
pukul
20.30
menjadi
lebih
lebih
WIB
besar
jelas
masyarakat
banyak
penting dalam memecahkan masalah
yang
mengetahui kalau di Balekambang
utama
ada
Sendratari
pengunjung dan selain itu terdapat
Ramayana terlebih hujan yang kerap
sikap salah satu elemen yaitu Ketua
mengganggu jalannya pementasan
Paguyuban
juga kerap turun dimalam hari.
kebiasaan
pertunjukan
yaitu
yang
berkurangnya
mengandalkan
masyarakat
menghafal
pementasan
yang
terkait dengan fasilitas yang kurang
kurangnya
perhatian
memadai
Paguyuban dalam hal pemasaran
Kemudian berbagai hambatan
juga telah ada upaya
9
menyebabkan
dari
Ketua
karena salah satu fungsi yang tidak
(intrinsik).
Pemerintah
sendiri
dijalankan secara maksimal ini juga
memiliki
motif
ingin
memberi pengaruh sehingga perlu
menumbuhkembangkan
sanggar-
ditingkatkan.
sanggar di Surakarta yang hampir
Tahap ketiga yaitu Integration.
mati/punah dan ingin membawa
Pada tahap ini diperlukan adanya
Sendratari Ramayana kembali ke
harmonisasi
Solo, Selain itu juga memiliki motif
keseluruhan
anggota
ini
adanya simbiosis mutualisme (saling
diharapkan adanya kerukunan dalam
menguntungkan untuk kepentingan
sebuah hubungan kerjasama yang
masing-masing). Dari pihak Pemain
harmonis
dalam
sistem.
Pada
tahap
seluruh
elemen.
dan Pelatih memiliki motif nguri-uri
disini
memiliki
budaya Jawa (rasa memiliki suatu
mekanisme untuk mengintegrasikan
budaya), adanya panggilan dari jiwa
dirinya, yaitu mekanisme yang dapat
(memiliki jiwa seniman), adanya
merekatkannya menjadi satu. Salah
bakat dalam diri untuk berkesenian,
satu bagian penting dari mekanisme
ingin mengembangkan bakat melalui
ini adalah komitmen pihak terkait
proses
kepada serangkaian kepercayaan dan
wawasan,
nilai yang sama untuk melestarikan
seniman keluarga. Motif dari ketua
Sendratari
Nilai-nilai
paguyuban yaitu ingin memberikan
yang terkandung dalam Sendratari
kesempatan mahasiswa / murid agar
Ramayana yang telah peneliti bahas
bisa pentas. Dari penonton memiliki
sebelumnya
juga
motif support kebudayaan, ingin
pembangun
integrasi.
Semua
antar
elemen
Ramayana.
menjadi
Selain
belajar,
memotret
itu
dan
ingin
menambah
meneruskan
mengabadikan
jiwa
moment
motif juga menjadi penguat pihak
pementasan, ingin mengembangkan
terkait dalam berkomitmen.
dan membangun chemistry dalam
dunia seni, ingin lebih mengenal
Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan
beragam
motif
kesenian Sendratari Ramayana dan
yang
dimiliki oleh masing-masing elemen.
ingin
Motif tersebut dapat berasal dari luar
maupun sanak saudara.
(ekstrinsik)
maupun
dari
dalam
10
menghantar
teman
dekat
Penonton
. Motif mampu memunculkan
ingin
membangun
kesadaran untuk menjaga kesenian
chemistry di dunia seni karena ia
ini sehingga mampu bertahan hingga
juga memiliki pekerjaan di dunia
sekarang.
seni
Parsons
dalam
Ritzer
dorongan
ini
merupakan
(2011: 125) berpendapat,
dorongan
Parson
tertarik
pada
cara
mengalihkan norma norma dan nilai
sistem sosial kepada aktor di dalam
sistem sosial itu. Dalam proses
sosialisasi yang berhasil, norma dan
nilai
itu
diinternalisasikan
(internalized), artinya, norma dan
nilai itu menjadi bagian dari
“kesadaran” aktor. Akibatnya dalam
mengejar kepentingan mereka sendiri
itu, aktor sebenarnya mengabdi
kepada kepentingan sistem sebagai
satu kesatuan.
kepentingannya sendiri. Akan tetapi
fungsi
yaitu
elemen sehingga memiliki kesadaran
untuk
bagi
motif
mempertahankan
Dalam tahap ini sudah ada
harmonisasi terhadap kesepakatan
bersama
dalam
Sendratari
Ramayana.
yang
bakatnya
ini
setidaknya
untuk mencari usaha pemecahan
masalah dan hambatan yang mucul
dalam
perkembangan
Ksenian
Sendratari Ramayana Balekambang.
Tahap
contoh Pemain memiliki motif ingin
mengembangkan
dan
mau untuk bersama-sama berusaha
dikemukakan oleh masing-masing
Sebagai
peran
masing-masing elemen saling bersatu
atas, jika kita cermati motif yang
sendiri.
Integration
tahap
Sesuai dengan pendapat Parson di
kepentingannya
melakukan
kedua yaitu Goal Attainment. Dalam
sehingga
mengejar
Masing-masing
yang sudah ditetapkan pada tahap
melestarikan
untuk
upaya
fungsinya dengan baik sesuai dengan
sebuah
yang penting dalam sistem ini.
adalah
muncul.
mampu
fungsi motifpun menjadi sesuatu
elemen
dalam
penanggulangan berbagai masalah
terselenggaranya
kesadaran
Sendratari
Ramayana.
sebagai
memunculkan
Sendratari
mengabdi dalam sistem tersebut guna
Sendratari Ramayana di era modern
ini,
melestarikan
Ramayana sehingga mereka mau
penguat dasar sekaligus penggerak
dasar
mengejar
dapat mempengaruhi masing-masing
Disini motif dari para pihak terkait
memiliki
dalam
Latency.
lalu
11
yang
terakhir
yaitu
Dalam
tahap
ini
diharapakan
dilakukan
usaha-usaha
untuk
yang
yang
dalam
menarik
menanggulangi
penyajiannya
lebih
terkini.
Selain
dan
berbagai masalah dalam Sendratari
berkurangnya penonton hambatan
Ramayana
secara
mucul dari segi fasilitas yang kurang
arti
memadai, ada juga faktor intern yaitu
usaha-usaha yang dilakukan tersebut
regerasi seniman yang sulit, faktor
bersifat
alam juga menjadi hambatan dalam
dilakukan
berkesinambungan.
Dalam
memelihara.
Jadi
usaha
tersebut akan menunjukkan hasil
pelaksanaan
yang
dalam proses latihan.
maksimal
ketika
usaha
pementasan
Dalam
perbaikan tersebut dilakukan secara
keadaan
maupun
krisis
ini
terus menerus, secara kontinyu dan
Sendratari Ramayana tetap bertahan,
berkesinambungan.
dibalik
Bahkan
ada
bertahannya
motif
terdapat
kalanya dirumuskan usaha baru guna
beragam
dari
pihak-pihak
memperbaiki sistem yang sudah ada
pengelola
Sendratari
Ramayana.
untuk kemudian dikembangkan lagi
Motif dapat diklasifikasikan kedalam
kearah yang lebih baik dan maju
motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
dibanding sebelumnya.
Motif intrinsik dimiliki oleh para
pemain dan pelatih motif tersebut
adalah
KESIMPULAN
adanya
panggilan
jiwa
Kesenian Sendratari Ramayana
(memiliki jiwa seniman) dan adanya
Balekambang Surakarta merupakan
bakat pada diri seniman. Motif
salah satu kesenian yang masih
intrinsik dimiliki oleh semua pihak
bertahan dalam era modern namun
pengelola Sendratari Balekambang
dalam
mengalami
ialah sebagai masyarakat Jawa yaitu
pasang surut. Di era modernisasi
harus “nguri-uri budaya Jawa”.
seperti
sekarang
Sendratari
Sedangkan motif ekstrinsik dimiliki
Ramayana
Balekambang
semakin
oleh semua pihak yang didasari
masyarakat
adanya simbiosis mutualisme (saling
semakin berubah kearah modern
menguntungkan untuk kepentingan
perkembangan
masing-masing).
perjalanannya
terpinggirkan.
Selera
teknologi
seperti
televisi menjadi pilihan masyarakat
memunculkan
12
Motif
kesadaran
mampu
untuk
menjaga
kesenian
ini
dimiliki oleh semua pihak pengelola
sehingga
yang sesuai dengan kebutuhan hanya
mampu bertahan hingga sekarang.
perlu
Dalam kondisi yang semakin
memprihatinkan
selain
segera
direalisasikan
dan
melakukan peningkatan di sektor
memiliki
motif bertahan pihak pengelola juga
pemasaran
memiliki beragam strategi bertahan.
Ramayana tetap mampu bertahan dan
Sesuai
lestari di era modern.
dengan
kedudukan
dan
sehingga
Sendratari
wewenangnya Pemerintah memiliki
strategi dari segi perbaikan fasilitas
DAFTAR PUSTAKA
terutama
Arianti Dewi. (2013, 13 Desember).
Kethoprak Ikon Berharga Kota
Solo. Joglosemar. Diperoleh
pada 23 Oktober 2016, dari
http://joglosemar.co/2013/12/k
ethoprak-ikon-berharga -kotasolo.html
peningkatan
dana
sedangkan pihak sanggar memiliki
strategi dalam hal perbaikan garapan
dengan
berusaha
membawa
Sendratari Ramayana dalam nuansa
modern. Selain itu pihak masyarakat
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah. (2014). Gambaran
Umum
Kondisi
Daerah.
Bappeda Surakarta. Diperoleh
pada 18 Pebruari 2017, dari
bappeda.surakarta.go.id/sites/d
efault/2.%20Bab%2011.pdf.
sebagai penikmat senipun juga ada
diantaranya dengan terus datang
menonton,
dan
membantu
mempromosikan pementasan melalui
media sosial.
Kajian
ini
Basrowi.
(2005).
Pengantar
Sosiologi. Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia.
memberikan
pandangan pada masyarakat bahwa
kesenian
Sendratari
Ramayana
Dispendukcapil Surakarta. (2015).
Jumlah
dan
Persebaran
Penduduk. Diperoleh pada 20
Desmber
2017,
dari
http://dispendukcapil.surakarta.
go.id/20XIV/index.php/en/201
4-05-21-04-43-06/2015-03-1302-12-24/kuantits-penduduk.
adalah pertunjukan yang indah dan
banyak sekali manfaat atau nilai
yang
terkandung
Adanya
era
di
modern
dalamnya.
menjadi
tantangan bagi pihak-pihak pengelola
untuk
memperbaiki
tampilan
Sendratari Ramayana agar
lebih
menarik.
telah
Upaya
bertahan
Hijriyah Al. (2014, 26 November).
Kalender Event Solo 2015 Ada
59 Kegiatan, Dana Stimulan
hingga Rp150 Jutap. Solopos.
13
Diperoleh pada 1 Oktober
2016,
dari
m.solopos.com/2014/11/26/age
nda-wisata-solo-kalenderevent-solo-2015-ada-59kegiatan-dana-stimulanhingga-rp150-jutap-555098
Irwan Abdullah. (2009). Kontruksi
dan Reproduksi Kebudayaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Miles, B. Mettew dan Huberman,
Michael. A. (1992). Analisis
Data Kualitatif. Jakart: UI
Press
Okezone. (2016, 15 Juni). Jumlah
Pengunjung
Taman
Balekambang Solo Turun 50%.
Okezone. Diperoleh pada 3
Oktober
2016,
dari
https://www.google.com/amp/l
ifestyle.okezone.com/amp/201
6/06/15/406/1415677/jumlahpengunjung-tamanbalekambang-solo-turun-50.
Ritzer, George and Douglas J.
Godman.
(2011).
Teori
Sosiologi Modern. Jakarta:
Prenada Media.
Sedyawati.
(2010).
Budaya
Indonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Surakarta:
Sebelas
Maret
University Press.
14