Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ga (2)
Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Gangguan
Kebutuhan Oksigen Akibat
Patologis Sistem Pernapasan
Pada Kasus COPD
Dosen Pembimbing :
Ibu Mamah Sumartini, S.Pd,M.Kes
Disusun oleh :
Kelompok 3
Afifa Maulana Yasirin
Iiswanti Efis Darwis
Rizkina Ananda Junaeni
Vitria Eka Purnama
Apa itu pernapasan?
CO
PD
Pernapasan
merupakan proses
menghirup udara dari
luar yang
mengandung oksigen
serta
menghembuskan
udara yang banyak
mengandung karbon
dioksida sebagai sisa
dari oksidasi keluar
dari tubuh.
Chronic obstructive
pulmonary disease
(COPD) mengacu
pada kelompok
penyakit paru-paru
yang menyumbat
jalan napas dan
meningkatkan
kesulitan untuk
bernapas.
asthmatic
bronchitis.
Penyebab Gangguan Pada Sistem Pernapasan
COPD
1. Kebiasaan Merokok
2.Kurang Berolahraga
3.Kurang Tidur
4.Stres
5.Kekurangan Nabati
6.Kurang Minum Air
Patofisiologi COPD
Akibat infeksi dan iritasi yang menahun pada lumen bronkus, sebagian
bronkus tertutup oleh secret yang berlebihan, hal ini menimbulkan dinding
bronkus menebal, akibatnya otot-otot polos pada bronkus dan bronkielus
berkontraksi, sehingga menyebabkan hipertrofi dari kelenjar-kelenjar mucus
dan akhirnya terjadi edema dan inflamasi. Penyempitan saluran pernapasan
terutama disebabkan elastisitas paru-paru yang berkurang. Bila sudah timbul
gejala sesak, biasanya sudah dapat dibuktikan adanya tanda-tanda obstruksi.
Gangguan ventilasi yang berhubungan dengan obstruksi jalan napas
mengakibatkan hiperventilasi (napas lambat dan dangkal) sehingga terjadai
retensi CO2 (CO2 tertahan) dan menyebabkan hiperkapnia (CO2 di dalam
darah/cairan tubuh lainnya meningkat).Pada orang noirmal sewaktu terjadi
ekspirasi maksimal, tekanan yang menarik jaringan paru akan berkurang,
Lanjutan..
Pada penderita COPD saluran saluran pernapasan tersebut akan lebih cepat dan lebih
banyak yang tertutup. Akibat cepatnya saluran pernapasan menutup serta dinding alveoli
yang rusak, akan menyebabkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang. Tergantung dari
kerusakannya dapat terjadi alveoli dengan ventilasi kurang/tidak ada, tetapi perfusi baik,
sehingga penyebaran pernapasan udara maupun aliran darah ke alveoli, antara alveoli dan
perfusi di alveoli (V/Q rasio yang tidak sama).
Timbul hipoksia dan sesak napas, lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah paru dan polisitemia.Akibat cepatnya saluran pernapasan
menutup serta dinding alveoli yang rusak, akan menyebabkan ventilasi dan perfusi yang
tidak seimbang. Tergantung dari kerusakannya dapat terjadi alveoli dengan ventilasi
kurang/tidak ada, tetapi perfusi baik, sehingga penyebaran pernapasan udara maupun aliran
darah ke alveoli, antara alveoli dan perfusi di alveoli (V/Q rasio yang tidak sama). Timbul
hipoksia dan sesak napas, lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan vasokonstriksi
Manifestasi Klinik
COPD merupakan penyakit obstruksi saluran napas, terjadai sedikit
demi sedikit, bertahun tahun.biasanya dimulai pada seorang penderita
perokok berumur 15-25 tahun produktivitasnya menurun dan timbul
perubahan pada saluran pernapasan kecil dan fungsi paru mulai pula
berubah. Umur 35-45 tahun timbul batuk produktif. Umur 45-55 tahun
timbul sesak napas, hiposemia dan perubahannya pada pemeriksaan
spirometri. Sering berulang-ulang mendapat infeksi saluran pernapasan
bagian atas sehingga sering kali tidak dapat berkerja. Umur 55-65 tahun
sudah ada kor pulmonal yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan
dan meinggal dunia.
Komplikasi COPD
1. Kegagalan respirasi yang ditandai dengan
sesak napas dengan manifestasi asidosis
respirasi.
2. Retensi co2
3. Menurunnya saturasi O2
4. Hematologik : polisitemia
5. Ukkus peptikum, terjadinya sukar diketahui.
Pemeriksaan Diagnostik
.1 Metode Morfologis
Metode morfologis terdiri
dari :
Radiologi
Bronkoskopi
Pemeriksaan Biopsi
Pemeriksaan Sputum
2. Metode Fisiologis
Tes fungsi paru-paru yang
menggunakan spirometer
akan menghasilkan
gambaran fungsi paru-paru.
Penatalaksanaan Medik
▪ Pemberian bronkodilator
▪ Teoillin
Golongan teofilin biasanya diberikan dengan dosis
10-15 mg/kg berat badan per oral.
▪ Agonis B2
Sebaiknya diberikan scara aerosol atau nebulizer.
Dapat juga diberikan kombinasi obat secara aerosol
maupun oral,sehingga diharapkan mempunyai efek
bronkodilator lebih kuat.
Lanjutan...
▪ Pemberian kortikosteroid
Pada beberapa penderita pemberian kortikosteroid akan mengurangi
saluran pernapasan.
obstruksi
▪ Mengurangi retraksi usus
Usaha untuk mengeluarkan dn mengurangi mukus, merupakan pengobatan yang
utama dan penting pada pengelalaan COPD. Untuk itu dapat dilakukan :
▪ Minum air putih yang cukup agar tuidak dehidrasi.
▪ Ekspektoran.
▪ Nebulizasi dan humidifikasi dengan uap air menurunkan viskositas dan mengencer
sputum.
▪ Mukolitik.
▪ Dapat digunakan asetil sistein atau bromheksin.
Lanjutan...
▪ Fisioterafi dan rehabilitasi.
▪ Berguna untuk
▪ Mengeluarkan mukus dari saluran
pernapasan
▪ Memperbaiki efisiensi ventilasi
▪ Memperbaiki dan meningkatkan kekiatan
fisis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KASUS COPD
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama
: Tuan J
Umur
: usia 45-65 thn
Kelamin
: laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
: Wirausaha
Alamat
: Sunter, Jakarta Utara
Penanggung : Istri
2. Keluhan Utama : Batuk
3. Riwayat Penyakit Sekarang : batuk disertai dengan
produksi
sputum, sering terjadi pada pagi hari dan
dalam jangka waktu yang lama
4. Riwayat Penyakit Dahulu :pada pengkajian riwayat
penyakit dahulu ditemukan adanya batuk yang berlangsung
lama (3 bulan atau lebih)
5. Riwayat Penyakit Keluarga : klien yang tidak merokok
tetapi tinggal dengan perokok (perokok pasif) mengalami
peningkatan kadar karbon monoksida darah. Dari
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan
Umum :
lemah,
sianosis
Kesadaran :
composmetis
TD : 90/60
mmHg
ND : 100 x/mnt
RR : 22 x/mnt
TB : 170 cm
BB : 50 kg
2. Sistem
Kardiovaskuler Irama
Jantunng :
regular
Nyeri Dada : tidak ada
peningkatan frekuensi
jantung/takikardia
berat.
Bunyi jantung redup
Lanjutan ....
3. Sistem Pernafasan
▪ Pola Napas : tidak teratur
▪ Jenis : Dispnea
▪ Batuk (+)
▪ Suara Nafas tambahan : Ronchi,
Wheezing ( akibat obstruksi bronkus)
▪ Haemaptoe
▪ Sputum (+)
▪ Sianosis
▪ Terdapat penggunaan otot bantu
pernapasan
▪ Barrel chest
4. Sistem
Muskuloskeletal dan
Intergumen
▪ Kelemahan
umum/kehilangan
massa otot.
▪ Edema.
▪ Akral hangat
Lanjutan ....
5. Sistem Genetourinaria
a. Urine output :
700cc/hr
b. BAK : 4x/hari
c. Warna : kuning
7. Sistem
Neurosensori :
Gelisah, insomnia
6. Sistem Pencernaan
a. Mual/muntah.
b. Nafsu makan
buruk/anoreksia
c. Ketidakmampuan untuk
makan
d. Penurunan berat badan
8. Sistem Pengindraan
a. Panciuman terganggu
akibat adanya secret
b. Pada system pengindraan
yang lainya tidak ada
gangguan
ANALISA DATA
Pengelompokan data
Etiologi
Masalah keperawatan
Ds : pasien mengatakan sesak
napas
Pencetus serangan
Alergen,emosi/stress
Reaksi alergen dan anti bodi
Obstruksi saluran nafas
Gangguan Pertukaran Gas
Pertukaran gas
Do : - Pola Napas tidak teratur
- Dispnea
-Edema
-Terdapat penggunaan otot
bantu
pernapasan
- Sianosis
- Pa O2 : rendah (normal 80 – 100
mmHg)
- Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44
mmHg).
- Saturasi hemoglobin menurun.
- Eritropoesis bertambah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
▪ Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusiventilasi
INTERVEN
SIDiagnosa
NO
Tujuan dan kriteria
1
keperawatan
hasil
Gangguan
pertukaran gas
behubungan
dengan
ketidakseimbang
an perfusiventilas
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
gangguan pertukaran gas
teratasi
Kriteria Hasil :
- pCO3 (3)
- pO2 (3)
- sianosis (3)
- Hemoglobin (3
intervensi
Rasional
Pengkajian
1. Kaji frekuensi, kedalaman
pernafasan.
2. Auskultasi bunyi nafas
3. Awasi tanda vital dan irama
jantung dan Awasi GDA
HE
4. Ajarkan pasien pernafasan
diafragmatik dan pernafasan
bibir
5. Berikan O2 tambahan sesuai
dengan indikasi hasil GDA
6. Berikan obat yang
diresepkan(misalnya:natrium
bikaronat)
Aktivitas Lain
7 Jelaskan kepada pasien
sebelum memulai pelaksanaan
prosedur,untuk menurunkan
ansietas dan meningkatkan
rasa kendali.
1. Berguna dalam evaluasi
derajat distress pernafasan dan
kronisnya proses penyakit.
2. Bunyi nafas makin redup
karena penurunan aliran udara
atau area konsolidasi
3. Takikardia, disritmia dan
perubahan tekanan darah dapat
menunjukkan efek hipoksemia
sistemik pada fungsi jantung
serta PaCO2 biasanya
meningkat, dan PaO2 menurun
sehingga hipoksia terjadi
derajat lebih besar/kecil.
4. Membantu pasien
memperpanjang waktu
ekspirasi. Dengan teknik ini
pasien akan bernafas lebih
efisien dan efektif.
5. Dapat
memperbaiki/mencegah
buruknya hipoksia.
6. Untuk mempertahankan
asam basah.
IMPLEMENTASI
Tanggal / jam No
diagnosa
implementasi
09.20
Mengkaji frekuensi, kedalaman pernafasan.
1
09.30
mengawasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi GDA
09.45
Mengauskultasi bunyi nafas
10.00
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga alasan pemberian
oksigen dan tindakan lainnya.
10.10
Memberikan obat yang diresepkan(misalnya:natrium bikaronat)
10.20
Melakuka hygiene mulut secara teratur.
10.35
Mengajar pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
10.40
Memberikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA
11.10
Menjelaskan kepada pasien sebelum memulai pelaksanaan
prosedur,untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan rasa
kendali.
paraf
EVALUA
SI
Masalah keperawatan
yang timbul
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusiventilasi
Tgl/jam
Catatan perkembangan
07.30
S: pasien masih merasakan sesak napas
08.00
O: pCO3 46 mmHg
pO2 : 75 mmHg
Sianosis (+)
12.00
A: Gangguan pertukaran gas
P:Intervensi 2,3,6 dilanjutkan
I : 1. Auskultasi bunyi nafas : wheezing
2. Awasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi
GDA
3. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi
hasil GDA
E : Suara Napas : Wheezing
pCO3 : 45 mmHg
pO2 : 76 mmHg
Sianosis (+)
para
f
Terima
kasih
Pasien Dengan Gangguan
Kebutuhan Oksigen Akibat
Patologis Sistem Pernapasan
Pada Kasus COPD
Dosen Pembimbing :
Ibu Mamah Sumartini, S.Pd,M.Kes
Disusun oleh :
Kelompok 3
Afifa Maulana Yasirin
Iiswanti Efis Darwis
Rizkina Ananda Junaeni
Vitria Eka Purnama
Apa itu pernapasan?
CO
PD
Pernapasan
merupakan proses
menghirup udara dari
luar yang
mengandung oksigen
serta
menghembuskan
udara yang banyak
mengandung karbon
dioksida sebagai sisa
dari oksidasi keluar
dari tubuh.
Chronic obstructive
pulmonary disease
(COPD) mengacu
pada kelompok
penyakit paru-paru
yang menyumbat
jalan napas dan
meningkatkan
kesulitan untuk
bernapas.
asthmatic
bronchitis.
Penyebab Gangguan Pada Sistem Pernapasan
COPD
1. Kebiasaan Merokok
2.Kurang Berolahraga
3.Kurang Tidur
4.Stres
5.Kekurangan Nabati
6.Kurang Minum Air
Patofisiologi COPD
Akibat infeksi dan iritasi yang menahun pada lumen bronkus, sebagian
bronkus tertutup oleh secret yang berlebihan, hal ini menimbulkan dinding
bronkus menebal, akibatnya otot-otot polos pada bronkus dan bronkielus
berkontraksi, sehingga menyebabkan hipertrofi dari kelenjar-kelenjar mucus
dan akhirnya terjadi edema dan inflamasi. Penyempitan saluran pernapasan
terutama disebabkan elastisitas paru-paru yang berkurang. Bila sudah timbul
gejala sesak, biasanya sudah dapat dibuktikan adanya tanda-tanda obstruksi.
Gangguan ventilasi yang berhubungan dengan obstruksi jalan napas
mengakibatkan hiperventilasi (napas lambat dan dangkal) sehingga terjadai
retensi CO2 (CO2 tertahan) dan menyebabkan hiperkapnia (CO2 di dalam
darah/cairan tubuh lainnya meningkat).Pada orang noirmal sewaktu terjadi
ekspirasi maksimal, tekanan yang menarik jaringan paru akan berkurang,
Lanjutan..
Pada penderita COPD saluran saluran pernapasan tersebut akan lebih cepat dan lebih
banyak yang tertutup. Akibat cepatnya saluran pernapasan menutup serta dinding alveoli
yang rusak, akan menyebabkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang. Tergantung dari
kerusakannya dapat terjadi alveoli dengan ventilasi kurang/tidak ada, tetapi perfusi baik,
sehingga penyebaran pernapasan udara maupun aliran darah ke alveoli, antara alveoli dan
perfusi di alveoli (V/Q rasio yang tidak sama).
Timbul hipoksia dan sesak napas, lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah paru dan polisitemia.Akibat cepatnya saluran pernapasan
menutup serta dinding alveoli yang rusak, akan menyebabkan ventilasi dan perfusi yang
tidak seimbang. Tergantung dari kerusakannya dapat terjadi alveoli dengan ventilasi
kurang/tidak ada, tetapi perfusi baik, sehingga penyebaran pernapasan udara maupun aliran
darah ke alveoli, antara alveoli dan perfusi di alveoli (V/Q rasio yang tidak sama). Timbul
hipoksia dan sesak napas, lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan vasokonstriksi
Manifestasi Klinik
COPD merupakan penyakit obstruksi saluran napas, terjadai sedikit
demi sedikit, bertahun tahun.biasanya dimulai pada seorang penderita
perokok berumur 15-25 tahun produktivitasnya menurun dan timbul
perubahan pada saluran pernapasan kecil dan fungsi paru mulai pula
berubah. Umur 35-45 tahun timbul batuk produktif. Umur 45-55 tahun
timbul sesak napas, hiposemia dan perubahannya pada pemeriksaan
spirometri. Sering berulang-ulang mendapat infeksi saluran pernapasan
bagian atas sehingga sering kali tidak dapat berkerja. Umur 55-65 tahun
sudah ada kor pulmonal yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan
dan meinggal dunia.
Komplikasi COPD
1. Kegagalan respirasi yang ditandai dengan
sesak napas dengan manifestasi asidosis
respirasi.
2. Retensi co2
3. Menurunnya saturasi O2
4. Hematologik : polisitemia
5. Ukkus peptikum, terjadinya sukar diketahui.
Pemeriksaan Diagnostik
.1 Metode Morfologis
Metode morfologis terdiri
dari :
Radiologi
Bronkoskopi
Pemeriksaan Biopsi
Pemeriksaan Sputum
2. Metode Fisiologis
Tes fungsi paru-paru yang
menggunakan spirometer
akan menghasilkan
gambaran fungsi paru-paru.
Penatalaksanaan Medik
▪ Pemberian bronkodilator
▪ Teoillin
Golongan teofilin biasanya diberikan dengan dosis
10-15 mg/kg berat badan per oral.
▪ Agonis B2
Sebaiknya diberikan scara aerosol atau nebulizer.
Dapat juga diberikan kombinasi obat secara aerosol
maupun oral,sehingga diharapkan mempunyai efek
bronkodilator lebih kuat.
Lanjutan...
▪ Pemberian kortikosteroid
Pada beberapa penderita pemberian kortikosteroid akan mengurangi
saluran pernapasan.
obstruksi
▪ Mengurangi retraksi usus
Usaha untuk mengeluarkan dn mengurangi mukus, merupakan pengobatan yang
utama dan penting pada pengelalaan COPD. Untuk itu dapat dilakukan :
▪ Minum air putih yang cukup agar tuidak dehidrasi.
▪ Ekspektoran.
▪ Nebulizasi dan humidifikasi dengan uap air menurunkan viskositas dan mengencer
sputum.
▪ Mukolitik.
▪ Dapat digunakan asetil sistein atau bromheksin.
Lanjutan...
▪ Fisioterafi dan rehabilitasi.
▪ Berguna untuk
▪ Mengeluarkan mukus dari saluran
pernapasan
▪ Memperbaiki efisiensi ventilasi
▪ Memperbaiki dan meningkatkan kekiatan
fisis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KASUS COPD
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama
: Tuan J
Umur
: usia 45-65 thn
Kelamin
: laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
: Wirausaha
Alamat
: Sunter, Jakarta Utara
Penanggung : Istri
2. Keluhan Utama : Batuk
3. Riwayat Penyakit Sekarang : batuk disertai dengan
produksi
sputum, sering terjadi pada pagi hari dan
dalam jangka waktu yang lama
4. Riwayat Penyakit Dahulu :pada pengkajian riwayat
penyakit dahulu ditemukan adanya batuk yang berlangsung
lama (3 bulan atau lebih)
5. Riwayat Penyakit Keluarga : klien yang tidak merokok
tetapi tinggal dengan perokok (perokok pasif) mengalami
peningkatan kadar karbon monoksida darah. Dari
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan
Umum :
lemah,
sianosis
Kesadaran :
composmetis
TD : 90/60
mmHg
ND : 100 x/mnt
RR : 22 x/mnt
TB : 170 cm
BB : 50 kg
2. Sistem
Kardiovaskuler Irama
Jantunng :
regular
Nyeri Dada : tidak ada
peningkatan frekuensi
jantung/takikardia
berat.
Bunyi jantung redup
Lanjutan ....
3. Sistem Pernafasan
▪ Pola Napas : tidak teratur
▪ Jenis : Dispnea
▪ Batuk (+)
▪ Suara Nafas tambahan : Ronchi,
Wheezing ( akibat obstruksi bronkus)
▪ Haemaptoe
▪ Sputum (+)
▪ Sianosis
▪ Terdapat penggunaan otot bantu
pernapasan
▪ Barrel chest
4. Sistem
Muskuloskeletal dan
Intergumen
▪ Kelemahan
umum/kehilangan
massa otot.
▪ Edema.
▪ Akral hangat
Lanjutan ....
5. Sistem Genetourinaria
a. Urine output :
700cc/hr
b. BAK : 4x/hari
c. Warna : kuning
7. Sistem
Neurosensori :
Gelisah, insomnia
6. Sistem Pencernaan
a. Mual/muntah.
b. Nafsu makan
buruk/anoreksia
c. Ketidakmampuan untuk
makan
d. Penurunan berat badan
8. Sistem Pengindraan
a. Panciuman terganggu
akibat adanya secret
b. Pada system pengindraan
yang lainya tidak ada
gangguan
ANALISA DATA
Pengelompokan data
Etiologi
Masalah keperawatan
Ds : pasien mengatakan sesak
napas
Pencetus serangan
Alergen,emosi/stress
Reaksi alergen dan anti bodi
Obstruksi saluran nafas
Gangguan Pertukaran Gas
Pertukaran gas
Do : - Pola Napas tidak teratur
- Dispnea
-Edema
-Terdapat penggunaan otot
bantu
pernapasan
- Sianosis
- Pa O2 : rendah (normal 80 – 100
mmHg)
- Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44
mmHg).
- Saturasi hemoglobin menurun.
- Eritropoesis bertambah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
▪ Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusiventilasi
INTERVEN
SIDiagnosa
NO
Tujuan dan kriteria
1
keperawatan
hasil
Gangguan
pertukaran gas
behubungan
dengan
ketidakseimbang
an perfusiventilas
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
gangguan pertukaran gas
teratasi
Kriteria Hasil :
- pCO3 (3)
- pO2 (3)
- sianosis (3)
- Hemoglobin (3
intervensi
Rasional
Pengkajian
1. Kaji frekuensi, kedalaman
pernafasan.
2. Auskultasi bunyi nafas
3. Awasi tanda vital dan irama
jantung dan Awasi GDA
HE
4. Ajarkan pasien pernafasan
diafragmatik dan pernafasan
bibir
5. Berikan O2 tambahan sesuai
dengan indikasi hasil GDA
6. Berikan obat yang
diresepkan(misalnya:natrium
bikaronat)
Aktivitas Lain
7 Jelaskan kepada pasien
sebelum memulai pelaksanaan
prosedur,untuk menurunkan
ansietas dan meningkatkan
rasa kendali.
1. Berguna dalam evaluasi
derajat distress pernafasan dan
kronisnya proses penyakit.
2. Bunyi nafas makin redup
karena penurunan aliran udara
atau area konsolidasi
3. Takikardia, disritmia dan
perubahan tekanan darah dapat
menunjukkan efek hipoksemia
sistemik pada fungsi jantung
serta PaCO2 biasanya
meningkat, dan PaO2 menurun
sehingga hipoksia terjadi
derajat lebih besar/kecil.
4. Membantu pasien
memperpanjang waktu
ekspirasi. Dengan teknik ini
pasien akan bernafas lebih
efisien dan efektif.
5. Dapat
memperbaiki/mencegah
buruknya hipoksia.
6. Untuk mempertahankan
asam basah.
IMPLEMENTASI
Tanggal / jam No
diagnosa
implementasi
09.20
Mengkaji frekuensi, kedalaman pernafasan.
1
09.30
mengawasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi GDA
09.45
Mengauskultasi bunyi nafas
10.00
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga alasan pemberian
oksigen dan tindakan lainnya.
10.10
Memberikan obat yang diresepkan(misalnya:natrium bikaronat)
10.20
Melakuka hygiene mulut secara teratur.
10.35
Mengajar pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
10.40
Memberikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA
11.10
Menjelaskan kepada pasien sebelum memulai pelaksanaan
prosedur,untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan rasa
kendali.
paraf
EVALUA
SI
Masalah keperawatan
yang timbul
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusiventilasi
Tgl/jam
Catatan perkembangan
07.30
S: pasien masih merasakan sesak napas
08.00
O: pCO3 46 mmHg
pO2 : 75 mmHg
Sianosis (+)
12.00
A: Gangguan pertukaran gas
P:Intervensi 2,3,6 dilanjutkan
I : 1. Auskultasi bunyi nafas : wheezing
2. Awasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi
GDA
3. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi
hasil GDA
E : Suara Napas : Wheezing
pCO3 : 45 mmHg
pO2 : 76 mmHg
Sianosis (+)
para
f
Terima
kasih