Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 3
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 3: Laporan Keuangan Interim
A. Sejarah
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 3 tentang Laporan Keuangan Interim
(selanjutnya disebut PSAK 3) pertama kali disahkan Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 7 September 1994
menggantikan PAI 1984 Bab II Pasal 8. PSAK 3 (1994) berlaku efektif pada tanggal 1
Januari 1995.
Pada tanggal 22 Oktober 2010 DSAK IAI mengesahkan revisi PSAK 3 dengan
mengadopsi International Accounting Standards 34 Interim Financial Reporting (IAS
34) per 1 Januari 2009.
Pada tanggal 27 Agustus 2014 DSAK IAI menerbitkan penyesuaian PSAK 3 yang
merupakan adopsi dari IAS 34 efektif per 1 Januari 2014. PSAK 3 (Penyesuaian
2014) berlaku efektif 1 Januari 2015.
Pada tanggal 28 Oktober 2015 DSAK IAI mengesahkan amandemen terhadap PSAK
3 yang merupakan amandemen konsekuensial dari Amandemen PSAK 1 tentang
Prakarsa Pengungkapan. Amandemen ini mengamandemen paragraf 05 dan berlaku
efektif per 1 Januari 2017.
Pada tanggal 28 September 2016 DSAK IAI mengesahkan penyesuaian terhadap
PSAK 3 yang merupakan adopsi dari Annual Improvements to IFRSs 2012–2014
Cycle efektif per 1 Januari 2016. Penyesuaian tersebut merubah paragraf 16A terkait
pengungkapan lain dan berlaku efektif per 1 Januari 2017.
PSAK 3 yang berlaku efektif 1 Januari 2017 merupakan wujud komitmen DSAK IAI
dalam menjaga perbedaan 1 tahun efektif dengan International Financial Reporting
Standards. Sehingga PSAK 3 yang berlaku efektif 1 Januari 2017 telah konvergen
dengan IAS 34 efektif per 1 Januari 2016.
B. Perbedaan dengan IFRSs
PSAK 3: Laporan Keuangan Interim mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 34:
Interim Financial Reporting efektif 1 Januari 2016, kecuali:
1. IAS 34 paragraf 1 tentang ruang lingkup dengan menghilangkan anjuran untuk
entitas yang menjual efeknya ke publik untuk menyajikan laporan keuangan
interim. Hal ini sudah diatur oleh peraturan yang berlaku.
2. IAS 34 paragraf 5 tentang komponen lengkap laporan keuangan dengan
menghilangkan kalimat yang memperkenankan entitas menggunakan judul
lain untuk komponen laporan keuangan, supaya menciptakan keseragaman
untuk judul komponen laporan keuangan.
3. IAS 34 paragraf 14 tentang interaksi antara laporan keuangan interim dengan
laporan keuangan konsolidasian interim. Hal ini disesuaikan dengan
pengaturan laporan keuangan konsolidasian dalam PSAK 65: Laporan
Keuangan Konsolidasian.
4. Catatan kaki pada IAS 34 bagian tujuan tentang Kerangka Konseptual
Pelaporan keuangan (KKPK) tidak diadopsi karena KKPK telah mengadopsi
The Conceptual Framework For Financial Reporting per 1 Januari 2016.
5. IAS 34 paragraf 46 tentang tanggal efektif. Opsi penerapan dini dihilangkan
karena penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh
pengaturan dalam IFRS terkait diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.
6. IAS 34 paragraf 47 dan 48 tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak
relevan.
7. IAS 34 paragraf 49-54 tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak
relevan. Adopsi IAS 34 menjadi PSAK 3 telah menggunakan IAS 34 yang
telah mengakamodir amandemen tersebut.
8. PSAK 3 paragraf 46a mengenai tanggal efektif penyesuaian
9. PSAK 3 paragraf 54a tentang penarikan PSAK 3 (2000): Laporan Keuangan
Interim
10. IAS 34 paragraf B23 tentang perubahan kontraktual atau antisipasi perubahan
harga yang mengacu pada conceptual framework tidak diadopsi karena
KDPPLK belum direvisi
C. Tujuan
Menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip pengakuan dan
pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim.
Pelaporan keuangan interim yang tepat waktu dan andal meningkatkan kemampuan
investor, kreditur, dan pihak lain untuk memahami kapasitas entitas menghasilkan
laba dan arus kas serta keadaan dan likuiditas keuangannya.
D. Ruang Lingkup
1. Tidak mengatur entitas mana yang disyaratkan untuk menerbitkan Laporan
Keuangan Interim tetapi dari pihak pemerintah, regulator pasar modal, dan bursa
efek mensyaratkan entitas yang efek ekuitasnya/utang diperdagangkan di bursa
efek untuk menerbitkan Laporan Keuangan Interim.
2. Laporan keuangan baik tahunan maupun interim dievaluasi kepatuhannya
terhadap SAK.
3. Jika laporan interim sesuai dengan SAK, maka harus sesuai dengan PSAK ini.
E. Definisi
1. Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi baik laporan
keuangan lengkap (seperti yang dijelaskan di PSAK 1) atau laporan keuangan
ringkas (seperti yang dijelaskan di Pernyataan ini) untuk suatu periode interim.
2. Periode interim adalah suatu periode laporan keuangan yang lebih pendek dari
satu tahun buku penuh.
F. Isi Laporan Keuangan Interim
5
Penyaijian Laporan Keuangan menetapkan laporan keuangan lengkap (PSAK 1)
meliputi :
(a).
laporan posisi keuangan pada akhir periode;
(b).
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
(c).
laporan perubahan ekuitas selama periode;
(d).
laporan arus kas selama periode;
(e). catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lain; dan
(ea). intormasi
komparatif
mengenai
periode
terdekat
sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam PSAK I paragraf 38 dan 38A; dan
(f)
laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan PSAK 1
paragraf 40A-40D.
6
Terkait dengan masalah ketepatan waktu dan pertimbangan biaya serta untuk
menghindari pengulangan informasi yang telah dilaporkan sebelumnya, entitas
disyaratkan atau memilih untuk menyediakan informasi yang lebih sedikit pada
tanggal interim dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan. Pernyataan ini
menetapkan isi minimum laporan keuangan interim yaitu meliputi laporan
keuangan ringkas dan catatan penjelasan tertentu. Laporan keuangan interim
memiliki intensi untuk menyediakan pernutakhiran laporan keuangan tahunan
lengkap yang terakhir. Sejalan dengan hal tersebut, laporan keuangan interim
berfokus pada aktivitas, peristiwa, dan keadaan baru serta tidak mengulang
informasi yang telah dilaporkan sebelumnya.
7
Tidak satu pun dalam Pernyataan ini yang dimaksudkan untuk melarang atau
menghalangi entitas dalam menerbitkan laporan keuangan lengkap (sebagaimana
dideskripsikan di PSAK l: Penyajian Laporan Keuangan) dalam laporan keuangan
interimnya daripada menyediakan laporan keuangan ringkas dan catatan
penjelasan tertentu. Pernyataan ini juga tidak melarang atau menghalangi entitas
untuk memasukkan pos dalam laporan keuangan ringkas atau catatan penjelasan
tertentu yang lebih banyak daripada jumlah pos minimum yang telah dijelaskan
dalam Pernyataan ini. Panduan pengakuan dan pengukuran dalam Pernyataan ini
juga diterapkan pada laporan keuangan lengkap untuk suatu periode interim dan
laporan keuangan tersebut akan meliputi seluruh pengungkapan yang disyaratkan
oleh Pernyataan ini (terutama pengungkapan tertentu di paragraf 16A)
sebagaimana disyaratkan oleh SAK lain.
Komponen Minimum Laporan Keuangan Interim
8
Laporan keuangan interim minimum mencakup komponen berikut:
(a). laporan posisi keuangan ringkas;
(b). laporan laba rugi dan penghasilan komprehensiflain ringkas baik digabung
maupun dipisah;
(c). laporan perubahan ekuitas ringkas;
(d). laporan arus kas ringkas; dan
(e). catatan penjelasan tertentu.
08a Jika entitas menyajikan pos-pos laba rugi dalam laporan laba rugi terpisah
sebagaimana dideskripsikan dalam PSAK l: Penyajian Laporan Keuangan
paragraf 10A' maka entitas menyajikan informasi interim ringkas dari laporan
laba rugi terpisah tersebut.
Format dan isi laporan keuangan
9
Jika entitas menerbitkan laporan keuangan lengkap dalam laporan keuangan maka
format dan isi laporan keuangan interim tersebut sesuai dengan persyaratan PSAK
1: Penyajian Laporan Keuangan
10 Jika entitas menerbitkan laporan keuangan ringkas dalam laporan keuangan
interimnya, maka laporan keuangan ringkas tersebut mencakup, minimum, setiap
judul dan subjumlah yang termasuk dalam laporan keuangan tahunan terkini dan
catatan penjelasan sebagaimana disyaratkan oleh Pernyataan ini. Pos atau catatan
tambahan termasuk dalam laporan keuangan tersebut jika kelalaian untuk
mencantumkannya akan menyebabkan laporan keuangan ringkas menjadi
menyesatkan.
11 Dalam laporan keuangan yang menyajikan komponen laba rugi untuk periode
interim, entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian untuk periode
interim tersebut jika entitas termasuk dalam lingkup PSAK 56: Laba per Saham.
11a Jika entitas menyajikan pos-pos laba rugi dalam laporan laba rugi terpisah
sebagaimana dideskripsikan di PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf
10A, maka entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian dalam laporan
laba rugi terpisah tersebut.
12 PSAK l: Penyajian Laporan Keuangan memberikan panduan tentang struktur
laporan keuangan. Pedoman Implementasi PSAK 1 mengilustrasikan cara
penyajian laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan laporan
perubahan ekuitas.
13 Dikosongkan.
14 Dikosongkan.
Peristiwa Dan Transaksi Signifikan
15 Entitas mencakup dalam laporan keuangan interim penjelasan tentang peristiwa
dan transaksi yang signifikan untuk memahami perubahan posisi keuangan dan
kinerja entitas sejak akhir periode pelaporan tahunan terakhir. Informasi yang
diungkapkan terkait dengan peristiwa dan transaksi tersebut memutakhirkan
informasi relevan yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan terkini.
15a Pengguna laporan keuangan interim entitas akan memiliki akses terhadap laporan
keuangan tahunan terkini entitas. Oleh karena itu, tidak diperlukan catatan atas
laporan keuangan interim yang memberikan pemutakhiran yang tidak signifikan
terhadap informasi yang telah dilaporkan dalam catatan atas laporan keuangan
dalam laporan keuangan tahunan terkini.
15b Berikut adalah daftar peristiwa dan transaksi yang perlu diungkapkan jika
signifikan: daftar ini tidak terbatas pada.
(a) penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto dan pembalikan
penurunan tersebut;
(b) pengakuan rugi penurunan nilai atas aset keuangan, aset tetap, aset
takberwujud, atau aset lain, dan pembalikan rugi penurunan nilai tersebut;
(c) pembalikan provisi biaya restrukturisasi;
(d) akuisisi dan pelepasan aset tetap;
(e) komitmen pembelian aset tetap;
(f) penyelesaian litigasi;
(g) koreksi kesalahan periode sebelumnya;
(h) perubahan keadaan bisnis atau ekonomik yang mempengaruhi nilai wajar dari
keuangan dan liabilitas keuangan entitas, baik aset atau liabilitas diakui
(i) setiap wanprestasi atau pelanggaran perjanjian pinjaman yang belum diatasi
pada atau
(j) transaksi pihak berelasi;
(k) pengalihan antar tingkat hirarki nilai wajar yang digunakan dalam mengukur
nilai wajar instrumen keuangan;
(l) perubahan klasifikasi aset keuangan akibat perubahan dalam tujuan atau
Penggunaan
(m) perubahan liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi.
15c SAK memberikan panduan mengenai persyaratan pengungkapan untuk pos-pos yang
tercantum dalam paragraf 15B. Ketika suatu peristiwa atau transaksi adalah
signifikan untuk pemahaman atas perubahan posisi keuangan atau kinerja suatu
entitas sejak periode pelaporan tahunan terakhir, laporan keuangan interim harus
memberikan penjelasan dan pemutakhiran informasi relevan yang termasuk dalam
laporan keuangan dari periode pelaporan tahunan terakhir.
16 Dikosongkan.
Pengungkapan Lain
16a Sebagai tambahan atas pengungkapan peristiwa dan transaksi yang signifikan sesuai
dengan paragraf 15-15C, entitas mengikutsertakan informasi berikut, dalam catatan
atas laporan keuangan interim, jika tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam
laporan keuangan interim. Informasi tersebut umumnya dilaporkan secara kumulatif
dari awal tahun buku sampai tanggal pelaporan:
a) Pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metodeperhitungan yang sama
digunakan dalam laporan keuangan interim sebagaimana digunakan dalam
laporan keuangan tahunan terkini atau, jika kebijakan atau metode tersebut telah
diubah, penjelasan tentang sifat dan dampak perubahan tersebut;
b) penjelasan tentang sifat musiman dan siklusan operasi interim;
c) sifat dan jumlah pos-pos yang mempengaruhi aset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan neto, atau arus kas yang tidak biasa dikarenakan sifat, ukuran atau
keterjadiannya;
d) sifat dan jumlah perubahan dalam estimasi jumlah yang dilaporkan pada
periode-periode interim sebelumnya dalam tahun buku berjalan atau perubahan
estimasi jumlah yang dilaporkan pada tahun-tahun buku sebelumnya;
e) Penerbitan, pembelian kembali, dan pembayaran kembali efek utang dan efek
ekuitas;
f) dividen yang dibayarkan (gabungan atau per saham) secara terpisah untuk
saham biasa dan saham lain;
g) informasi segmen berikut (pengungkapan informasi segmen disyaratkan dalam
laporan keuangan interim hanya jika PSAK 5: Segmen Operasi mensyaratkan
entitas untuk mengungkapkan informasi segmen dalam laporan keuangan
tahunannya):
i.
pendapatan dari pelanggan eksternal jika termasuk dalam pengukuran
laba rugi segmen yang ditelaah oleh pengambil keputusan operasional
atau yang disediakan secara reguler kepada pengambil keputusan
operasional;
ii.
pendapatan antar segmen jika termasuk dalam pengukuran laba rugi
segmen yang direviu oleh organ pengambil keputusan atau yang
disediakan secara reguler kepada pengambil keputusan operasional;
iii.
pengukuran laba rugi segmen;
iv.
pengukuran total aset dan liabilitas untuk segmen tertentu yang
dilaporkan jika jumlah tersebut disediakan secara reguler kepada
pengambil keputusan operasional dan juga jika jumlah tersebut
mengalami perubahan material atas jumlah yang diungkapkan dalam
laporan keuangan tahunan terakhir untuk segmen yang dilaporkan
tersebut;
v.
deskripsi atas perbedaan dengan laporan keuangan tahunan terakhir
dalarn basis segmentasi ataupun basis pengukuran laba rugi segmen;
vi.
rekonsiliasi jumlah laba rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi
entilas sebelum beban pajak (penghasilan pajak) dan operasi yang
dihentikan. Akan tetapi, jika entitas mengalokasikan pos seperti beban
pajak (penghasilan pajak) pada segmen dilaporkan, maka entitas
diperbolehkan merekonsiliasi jumlah laba rugi segmen tersebut terhadap
laba rugi setelah pos-pos tersebut dialokasikan. Pos-pos rekonsiliasi
yang material diidentifikasi secara terpisah dan dideskripsikan dalam
rekonsiliasi tersebut;
h) peristiwa setelah akhir periode interim yang belum tercermin dalam laporan
keuangan untuk periode interim tersebut;
i) dampak perubahan komposisi entitas selama periode interim termasuk
kombinasi bisnis, perolehan atau hilangnya pengendalian atas entitas anak
dan investasi jangka panjang, restrukturisasi, dan operasi yang dihentikan.
Dalam hal kombinasi bisnis, entitas mengungkapkan informasi yang
disyaratkan oleh PSAK 22: Kombinasi Bisnis;
j) untuk instrumen keuangan, pengungkapan tentang nilai wajar yang
disyaratkan oleh PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar paragraf 91-93(h), 9496, 98 dan 99 dan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan paragraf
25, 26 dan 28-30.
k) untuk entitas yang menjadi, atau berhenti menjadi, entitas investasi,
sebagaimana
Konsolidasian,
didefinisikan
maka
dalam
PSAK
pengungkapannya
65:
diatur
Laporan
dalam
Keuangan
PSAK
67:
Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain paragraf 9B.
17 Dikosongkan.
18 Dikosongkan.
Pengungkapan Kepatuhan Terhadap SAK
19 Jika laporan keuangan interim mernatuhi Pernyataan ini, maka fakta tersebut
diungkapkan. Laporan keuangan interim tidak dapat dinyatakan mematuhi SAK
kecuali laporan keuangan mematuhi seluruh persyaratan SAK.
Periode Laporan Keuangan Interim yang Disyaratkan untuk Disajikan
20 Laporan keuangan interim mencakup laporan keuangan (ringkas atau lengkap) untuk
periode-periode sebagai berikut:
(a) laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi
keuangan komparatifper akhir tahun buku terdekat sebelumnya.
(b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode interim
berjalan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim,
dengan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain komparatif untuk
periode interim yang dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku
sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku terdekat sebelumnya. Sebagaimana
diizinkan oleh PSAK I: Penyajian Laporan Keuangan, laporan interim dapat
menyajikan untuk setiap periode laporan laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain baik digabung maupun dipisah.
(c) laporan perubahan ekuitas secara kumulatifuntuk tahun buku berjalan sampai
dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk
periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku
terdekat sebelumnya.
(d) laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan
interim, dengan laporan arus kas komparatif untuk periode awai tahun buku
tanggal pelaporan interim dari tahun buku terdekat sebelumuya.
21 Untuk entitas yang bisnisnya bersifat sangat musiman, informasi keuangan untuk
dua belas bulan sampai dengan akhir periode interim dan informasi komparatif
untuk periode dua belas bulan sebelumnya dapat digunakan. sejalan dengan hal
tersebut, yang bisnisnya bersifat musiman dianjurkan untuk mempertimbangkan
pelaporan inform asi tersebut sebagai tambahan informasi yang disyaratkan dalam
paragraf terdekat sebelumnya.
22 Bagian A dari Contoh Ilustratif yang terlampir dalam Pernyataan ini
mengilustrasikan periode yang disyaratkan untuk disajikan oleh entitas yang
melaporkan dalam periode semesteran dan entitas yang melaporkan dalam periode
triwulan.
Materialitas
23 Dalam memutuskan bagaimana mengakui, mengukur, mengklasifikasi, atau
mengungkapkan suatu pos untuk tujuan pelaporan keuangan interim, maka
materialitas dinilai terkait dengan data keuangan periode interim. Dalam menilai
materialitas, harus dipahami bahwa ketergantungan pengukuran interim pada
estimasi akan lebih tinggi dibandingkan pengukuran data keuangan tahunan.
24 PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan mendefinisikan bahwa suatu pos
adalah material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatatnya dapat mempengaruhi keputusan ekonomik pengguna laporan keuangan.
PSAK 1 mensyaratkan pengungkapan terpisah pos-pos yang material, termasuk
sebagai contoh operasi yang dihentikan, serta PSAK 25 mensyaratkan
pengungkapan atas perubahan estimasi akuntansi, kesalahan, dan perubahan
kebijakan akuntansi. Kedua PSAK tersebut tidak memberikan panduan kuantitatif
atas materialitas.
25 Meskipun pertimbangan selalu diperlukan dalam menilai materialitas, dalam
Pernyataan ini, keputusan pengakuan dan pengungkapan didasarkan pada data untuk
periode interim itu sendiri dengan alasan pemahaman atas angka-angka interim.
Dengan demikian, sebagai contoh, pos yang tidak biasa, perubahan kebijakan
akuntansi atau estimasi akuntansi, dan kesalahan diakui dan diungkapkan atas dasar
materialitas yang terkait dengan data periode interim untuk menghindari penyesatan
kesimpulan yang mungkin diakibatkan karena tidak diungkapkan. Tujuan
sampingannya adalah untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan interim mencakup
seluruh informasi yang relevan untuk memahami posisi dan kinerja keuangan entitas
selama periode interim.
G. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Tahunan
26 Jika estimasi atas jumlah yang dilaporkan dalam periode interim berubah secara
signifikan selama periode interim terakhir dari tahun buku tetapi laporan keuangan
terpisah tidak diterbitkan untuk periode interim terakhir tersebut, maka sifat dan
jumlah dariperubahan estimasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
tahunan untuk tahun buku tersebut.
27 PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
mensyaratkan pengungkapan sifat dan (jika praktis) jumlah perubahan estimasi yang
memiliki dampak material pada periode berjalan maupun diperkirakan memiliki
dampak material pada periode selanjutnya. Paragraf 16A(d) mensyaratkan
pengungkapan serupa dalam laporan keuangan interim. Contohnya termasuk
perubahan estimasi pada periode interim terakhir yang berkaitan dengan penurunan
persediaan, restrukturisasi, atau rugi penurunan nilai yang dilaporkan pada periode
interim yang lebih awal dalam tahun buku tersebut. Pengungkapan yang disyaratkan
oleh paragraf terdekat sebelumnya konsisten dengan persyaratan PSAK 25 dan
memiliki intensi untk mempersempit ruang lingkup terbatas pada yang terkait
dengan perubahan estimasi. Entitas tidak disyaratkan untuk memasukan tambahan
informasi keuangan periode interim dalam laporan keuangan tahunan.
H. Pengakuan Dan pengukuran
Kebijakan Akuntansi Yang Sama Dengan Leporan Keuangan Tahunan
28 Entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interim
sebagaimana yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunan, kecuali untuk
perubahan krbijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan
tahunan terkini yang akan tercermin dalam laporan keuangan tahunan berikutnya.
Akan tetapi, frekuensi pelaporan entitas (tahunan, semesteran atau triwulanan) tidak
mempegaruhi pengukuran hasil tahunannya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pengukuran untuk tujuan pelaporan interim dinbuat atas dasar awal tahun buku
sampai tanggal pelaporan.
29 Ketentuan bahwa entitas menerapkan kebijakan akuntasni yang sama dalam laporan
keuagan interim sebagaimana dalam laporan keuangan tahunannya mungkin dapat
dianggap sama dengan mengharuskan pengukuran periode interim dilakukan seolaholah setiap periode interim berdiri sendiri sebagai suatu periode pelaporan
independen. Akan tetapi, dengan menyediakan laporan tersebut, frekuensi pelaporan
entitas tidak mempengaruhi pengukuran hasil tahunannya, paragraf 28 menyatakan
bahwa periode interim merupakan bagian dari tahun buku yang lebih luas.
Pengukuran awal tahun buku sampai tanggal pelaporan dapat meliputi perubahan
dalam estimasi jumlah yang dilaporkan pada periode interim sebelumnya dalam
tahun buku berjalan. Tetapi prinsip untuk mengakui aset, liabilitas, penghasilan, dan
beban untuk periode interim sama dengan laporan keuangan tahunan.
30 Sebagai ilustrasi:
(a) prinsip untuk mengakui dan mengukur kerugian dari penurunan pesedian,
restrukturisasi, atau penuruan nilai pada periode interim adalah sama dengan
prinsip yang digunakan entitas jika entitas hanya menyusun laporan keuangan
tahunan. Namun, jika pos-pos tersebut diakui dan diukur pada satu periode
interim dan estimasi berubah pada periode interim berikutnya dalam tahu buku
tersebut, maka estimasi awal yang diubah pada periode interim berikutnya
menggunakan akrual dari jumlah kerugian tambahan atau dengan membalikkan
jumlah yang telah diakui sebelumnya;
(b) biaya yang tidak memenuhi definisi aset pada akhir periode interim tidak
ditangguhkan dalam laporan posisi keuangan untuk menunggu informasi masa
depan apakah biaya tersebut telah memenuhi definisi aset atau unntuk pemerataan
laba selama periode interim dalam suatu tahun buku; dan
(c) beban pajak penghasian diakui pada setiap periode interim berdasarkan pada
estimasi terbaik dari rata-rata tertimbang yang diperkirakan tarif pajak yang
diperkirakan untuk tahun buku penuh. Jumlah yang diakui untuk beban pajak
penghasilan dalam satu periode innterim harus disesuaikan dalam periode interim
berikutnya dari tahun buku jika estimasi tarif pajak penghasilan tahunan berubah.
31 Dalam kerangka dasar penusunan dan penyajian laporan keuangan (KDPPLK),
pengakuan merupakan ‘proses pembetukan suatu pos yang memenuhii definisi unsr
serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi’. Definisi aset,
liabilitas, penghasilan, dan beban merupakan dasar untuk pengakuan dasar untuk
pengakuan pada akhir periode pelaporan keuangan tahunan dan interim.
32 Untuk aset, pengujian yang sama alas manfaat ekonomik masa depan pada tahun
buku. Biaya yang berdasarkan sifatnya pada akhir tahun buku tahunan, tidak akan
memenuhi sebagai aset pada tanggal interim. Hal yang serupa, liabilitas pada akhir
periode harus yang ada pada tanggal tersebut, sebagaimana yang seharusnya pada
akhic periode pelaporan tahunan.
33 Kattikteristik rnendasar dari penghasilan (pendapatan) dan beban adalah arus masuk
dan avus keluar dari aset dan liabilitas yang terkait telah terjadi. Jika arus masuk
atau arus keluar tersebut tclali tecjadi, jnaka pendapatan dan beban yang terkait
diakui; jika tidak terjadi maka tidak diakui. KDPPLK menyatakan bahwa 'ibeban
diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan tnanfaat ekonomik masa depan yang
berkaitan dengan Penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah tcrjadi dan dapat
diukur dengan andal; kerangka dasar tidak tnetnperkenankan pengakuan pos dalam
neraca yang tidak memenuhi definisi aset atau liabilitasti.
34 Dalam mengukur aset, liabilitas, penghasilan, beban, dan arus kas yang dilaporkan
dalam laporan keuangan, entitas yang hanya melaporkan secara tahunan mampu
mernpertanggungjawabkan informasi yang akan tersedia sepanjang tahun buku.
Dampaknya, pengukuran tersebut menggunakan dasar awal tahun buku sampai
tanggal pelaporan.
35 Entitas yang melaporkan secara semesteran menggunakan informasi yang tersedia
pada pertengahan tahun atau tidak lama setelahnya dalam melakukan pengukuran
dalam laporan keuangan untuk periode semester pertama, serta informasi yang
tersedia pada akhir tahun atau tidak lama setelahnya untuk periode dua belas bulan.
Pengukuran periode dua belas bulan akan mencerminkan kemungkinan perubahan
estimasi jumlah yang dilaporkan untuk periode enam bulan pertama. Jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan interim untuk periode semester pertama tidak
disesuaikan secara retrospektif. Akan tetapi, paragraf 16A(d) dan 26 mensyaratkan
pengungkapan sifat dan jumlah dari perubahan yang signifikan dalam estimasi,
36 Entitas yang melaporkan lebih sering daripada secara semesteran men penghasilan
dan beban dengan dasar awal tahun buku sampai tanggal pelaporan untuk setiap
periode interim dengan menggunakan informasi yang tersedia ketika penyusunan
setiap laporan keuangan. Jumlah penghasilan dan beban yang dilaporkan dalam
periode interim berjalan akan mencerminkan setiap perubahan estimasi jumlah yang
dilaporkan dalam periode interim sebelumnya dari tahun buku. Jumlah yang
dilaporkan dalam periode interim sebelumnya tidak disesuaikan secara retrospektif.
Akan tetapi, paragraf 16A(d) dan 26 mensyaratkan bahwa sifat dan jumlah
perubahan signifikan dalam estimasi untuk diungkapkan.
Pendapatan yang Diterima Secara Musiman, Siklusan, atau Tidak Teratur
37 Pendapatan yang diterima secara musiman, siklusan, atau tidak teratur dalant suatu
tahun buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal interim, jika antisipasi
atau penangguhan tidak akan sesuai pada akhir tahun buku.
38 Contohnya pendapatan dividen, royalti, dan hibah pemerintah. Disamping itu,
beberapa entitas secara konsisten memperoleh pendapatan yang lebih pada periode
interim tertentu dalam tahun buku dibandingkan periode interim lain, sebagai
contoh, pendapatan musiman pengecer. Pendapatan tersebut diakui pada saat
terjadinya.
Biaya yang Terjadi Secara Tidak Beraturan Selama Tahun Buku
39 Biaya yang terjadi secara tidak beraturan selama tahun buku diantisipasi atau
ditangguhkan untuk tujuan pelaporan interim jika, dan hanya jika, hal juga tepat
untuk mengantisipasi atau menangguhkan jenis biaya tersebut pada akhir tahun
buku.
Penerapan Prinsip Pengakuan dan Pengukuran
40 Bagian B dari Contoh Ilustratif yang melengkapi Pernyataan ini memberikan contoh
penerapan prinsip pengakuan dan pengukuran umum yang dijelaskan di paragraf 2839.
Penggunaan Estimasi
41 penetapanprosedurpengukuranyangdigunakan dalam laporan keuangan interim
untuk "Jenjatnin bahwa informasi yang dihasilkan adalah andal, serta pengungkapan
yang sesuai untuk seluruh informasi keuangan material yang relevan untuk
memahami posisi atau kitterja keuangan entitas. Jika pengukuran dalam laporan
keuangan tahunan dan interim berdasarkan pada estimasi yang wajar, maka
penyusunan laporan keuangan interim umumnya akan membutuhkan penggunaan
metode estimasi yang lebih banyak dari pada laporan keuangan tahunan.
42 Bagian C dari Contoh Ilustratif yang melengkapi Pernyataan ini memberikan contoh
penggunaan estimasi dalam periode interim.
I. Penyajian Kembali Periode Interim Yang Telah Dilaporkan Sebelumnya
43 Perubahan kebijakan akuntansi, selain yang diatur dalam ketentuan transisi suatu
PSAK baru, dicerminkan dengan:
(a) penyajian kembali laporan keuangan interim periode-periode sebelumnya dalam
tahun buku berjalan dan periode interim komparatif dalam setiap tahun buku
sebelumnya yang akan disajikan kembali dalam laporan keuangan tahunan
sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan; atau
(b) jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif pada awal tahun buku
dari penerapan kebijakan akuntansi baru untuk seluruh periode sebelumnya,
maka dilakukan penyesuaian laporan keuangan periode interim sebelumnya
dalam tahun buku berjalan, dan periode interim komparatifnya dalam tahun
buku sebelumnya untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif
sejak tanggal praktis paling awal.
44 Salah satu tujuan prinsip dari paragraf terdekat sebelumnya adalah untuk
memastikan bahwa kebijakan akuntansi yang sama diterapkan untuk suatu jenis
transaksi tertentu selama satu tahun buku secara keseluruhan. Berdasarkan PSAK
25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, perubahan
kebijakan akuntansi dicerminkan dalam penerapan retrospektif, dengan penyajian
kembali data keuangan periode sejauh hal ini praktis. Akan tetapi, jika tidak praktis
untuk menentukan jumlah penyesuaian kumulatif yang terkait dengan tahun buku
sebelumnya, maka berdasarkan PSAK 25 kebijakan akuntansi baru tersebut
diterapkan secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal. Dampak dari prinsip
di paragraf 43 mensyaratkan bahwa dalam suatu tahun buku setiap perubahan
kebijakan akuntansi yang diterapkan secara retrospektif atau (jika tidak praktis)
secara prospektif, sejak tanggal yang tidak lebih awal dari awal tahun buku.
45 Jika perubahan akuntansi boleh dicerminkan per tanggal interim dalam tahun buku,
berarti bisa terdapat dua kebijakan akuntansi berbeda yang diterapkan suatu jenis
transaksi tertentu dalam tahun buku tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kesuh.tan
alokasi interim, hasil operasi yang sulit untuk dipahami, serta analisis dan
pemahaman yang rumit atas informasi periode interim.
J. Tanggal Efektif
46 Pernyataan ini berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal I Januari 2011.
46a. Entitas menerapkan penyesuaian atas paragraf 05, 08, 08A, llA,15, 15A-C 16-18,
16A, 20, 27, 35 dan 36 secara retrospektif dan paragraf 16A(j) secara prospektif
untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal I Januari 2015.
47-54. Dikosongkan.
K. PENARIKAN
54a. Pernyataan ini menggantikan PSAK 3 (2000): Laporan Keuangan Interim.
A. Sejarah
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 3 tentang Laporan Keuangan Interim
(selanjutnya disebut PSAK 3) pertama kali disahkan Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 7 September 1994
menggantikan PAI 1984 Bab II Pasal 8. PSAK 3 (1994) berlaku efektif pada tanggal 1
Januari 1995.
Pada tanggal 22 Oktober 2010 DSAK IAI mengesahkan revisi PSAK 3 dengan
mengadopsi International Accounting Standards 34 Interim Financial Reporting (IAS
34) per 1 Januari 2009.
Pada tanggal 27 Agustus 2014 DSAK IAI menerbitkan penyesuaian PSAK 3 yang
merupakan adopsi dari IAS 34 efektif per 1 Januari 2014. PSAK 3 (Penyesuaian
2014) berlaku efektif 1 Januari 2015.
Pada tanggal 28 Oktober 2015 DSAK IAI mengesahkan amandemen terhadap PSAK
3 yang merupakan amandemen konsekuensial dari Amandemen PSAK 1 tentang
Prakarsa Pengungkapan. Amandemen ini mengamandemen paragraf 05 dan berlaku
efektif per 1 Januari 2017.
Pada tanggal 28 September 2016 DSAK IAI mengesahkan penyesuaian terhadap
PSAK 3 yang merupakan adopsi dari Annual Improvements to IFRSs 2012–2014
Cycle efektif per 1 Januari 2016. Penyesuaian tersebut merubah paragraf 16A terkait
pengungkapan lain dan berlaku efektif per 1 Januari 2017.
PSAK 3 yang berlaku efektif 1 Januari 2017 merupakan wujud komitmen DSAK IAI
dalam menjaga perbedaan 1 tahun efektif dengan International Financial Reporting
Standards. Sehingga PSAK 3 yang berlaku efektif 1 Januari 2017 telah konvergen
dengan IAS 34 efektif per 1 Januari 2016.
B. Perbedaan dengan IFRSs
PSAK 3: Laporan Keuangan Interim mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 34:
Interim Financial Reporting efektif 1 Januari 2016, kecuali:
1. IAS 34 paragraf 1 tentang ruang lingkup dengan menghilangkan anjuran untuk
entitas yang menjual efeknya ke publik untuk menyajikan laporan keuangan
interim. Hal ini sudah diatur oleh peraturan yang berlaku.
2. IAS 34 paragraf 5 tentang komponen lengkap laporan keuangan dengan
menghilangkan kalimat yang memperkenankan entitas menggunakan judul
lain untuk komponen laporan keuangan, supaya menciptakan keseragaman
untuk judul komponen laporan keuangan.
3. IAS 34 paragraf 14 tentang interaksi antara laporan keuangan interim dengan
laporan keuangan konsolidasian interim. Hal ini disesuaikan dengan
pengaturan laporan keuangan konsolidasian dalam PSAK 65: Laporan
Keuangan Konsolidasian.
4. Catatan kaki pada IAS 34 bagian tujuan tentang Kerangka Konseptual
Pelaporan keuangan (KKPK) tidak diadopsi karena KKPK telah mengadopsi
The Conceptual Framework For Financial Reporting per 1 Januari 2016.
5. IAS 34 paragraf 46 tentang tanggal efektif. Opsi penerapan dini dihilangkan
karena penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh
pengaturan dalam IFRS terkait diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.
6. IAS 34 paragraf 47 dan 48 tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak
relevan.
7. IAS 34 paragraf 49-54 tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak
relevan. Adopsi IAS 34 menjadi PSAK 3 telah menggunakan IAS 34 yang
telah mengakamodir amandemen tersebut.
8. PSAK 3 paragraf 46a mengenai tanggal efektif penyesuaian
9. PSAK 3 paragraf 54a tentang penarikan PSAK 3 (2000): Laporan Keuangan
Interim
10. IAS 34 paragraf B23 tentang perubahan kontraktual atau antisipasi perubahan
harga yang mengacu pada conceptual framework tidak diadopsi karena
KDPPLK belum direvisi
C. Tujuan
Menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip pengakuan dan
pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim.
Pelaporan keuangan interim yang tepat waktu dan andal meningkatkan kemampuan
investor, kreditur, dan pihak lain untuk memahami kapasitas entitas menghasilkan
laba dan arus kas serta keadaan dan likuiditas keuangannya.
D. Ruang Lingkup
1. Tidak mengatur entitas mana yang disyaratkan untuk menerbitkan Laporan
Keuangan Interim tetapi dari pihak pemerintah, regulator pasar modal, dan bursa
efek mensyaratkan entitas yang efek ekuitasnya/utang diperdagangkan di bursa
efek untuk menerbitkan Laporan Keuangan Interim.
2. Laporan keuangan baik tahunan maupun interim dievaluasi kepatuhannya
terhadap SAK.
3. Jika laporan interim sesuai dengan SAK, maka harus sesuai dengan PSAK ini.
E. Definisi
1. Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi baik laporan
keuangan lengkap (seperti yang dijelaskan di PSAK 1) atau laporan keuangan
ringkas (seperti yang dijelaskan di Pernyataan ini) untuk suatu periode interim.
2. Periode interim adalah suatu periode laporan keuangan yang lebih pendek dari
satu tahun buku penuh.
F. Isi Laporan Keuangan Interim
5
Penyaijian Laporan Keuangan menetapkan laporan keuangan lengkap (PSAK 1)
meliputi :
(a).
laporan posisi keuangan pada akhir periode;
(b).
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
(c).
laporan perubahan ekuitas selama periode;
(d).
laporan arus kas selama periode;
(e). catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lain; dan
(ea). intormasi
komparatif
mengenai
periode
terdekat
sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam PSAK I paragraf 38 dan 38A; dan
(f)
laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan PSAK 1
paragraf 40A-40D.
6
Terkait dengan masalah ketepatan waktu dan pertimbangan biaya serta untuk
menghindari pengulangan informasi yang telah dilaporkan sebelumnya, entitas
disyaratkan atau memilih untuk menyediakan informasi yang lebih sedikit pada
tanggal interim dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan. Pernyataan ini
menetapkan isi minimum laporan keuangan interim yaitu meliputi laporan
keuangan ringkas dan catatan penjelasan tertentu. Laporan keuangan interim
memiliki intensi untuk menyediakan pernutakhiran laporan keuangan tahunan
lengkap yang terakhir. Sejalan dengan hal tersebut, laporan keuangan interim
berfokus pada aktivitas, peristiwa, dan keadaan baru serta tidak mengulang
informasi yang telah dilaporkan sebelumnya.
7
Tidak satu pun dalam Pernyataan ini yang dimaksudkan untuk melarang atau
menghalangi entitas dalam menerbitkan laporan keuangan lengkap (sebagaimana
dideskripsikan di PSAK l: Penyajian Laporan Keuangan) dalam laporan keuangan
interimnya daripada menyediakan laporan keuangan ringkas dan catatan
penjelasan tertentu. Pernyataan ini juga tidak melarang atau menghalangi entitas
untuk memasukkan pos dalam laporan keuangan ringkas atau catatan penjelasan
tertentu yang lebih banyak daripada jumlah pos minimum yang telah dijelaskan
dalam Pernyataan ini. Panduan pengakuan dan pengukuran dalam Pernyataan ini
juga diterapkan pada laporan keuangan lengkap untuk suatu periode interim dan
laporan keuangan tersebut akan meliputi seluruh pengungkapan yang disyaratkan
oleh Pernyataan ini (terutama pengungkapan tertentu di paragraf 16A)
sebagaimana disyaratkan oleh SAK lain.
Komponen Minimum Laporan Keuangan Interim
8
Laporan keuangan interim minimum mencakup komponen berikut:
(a). laporan posisi keuangan ringkas;
(b). laporan laba rugi dan penghasilan komprehensiflain ringkas baik digabung
maupun dipisah;
(c). laporan perubahan ekuitas ringkas;
(d). laporan arus kas ringkas; dan
(e). catatan penjelasan tertentu.
08a Jika entitas menyajikan pos-pos laba rugi dalam laporan laba rugi terpisah
sebagaimana dideskripsikan dalam PSAK l: Penyajian Laporan Keuangan
paragraf 10A' maka entitas menyajikan informasi interim ringkas dari laporan
laba rugi terpisah tersebut.
Format dan isi laporan keuangan
9
Jika entitas menerbitkan laporan keuangan lengkap dalam laporan keuangan maka
format dan isi laporan keuangan interim tersebut sesuai dengan persyaratan PSAK
1: Penyajian Laporan Keuangan
10 Jika entitas menerbitkan laporan keuangan ringkas dalam laporan keuangan
interimnya, maka laporan keuangan ringkas tersebut mencakup, minimum, setiap
judul dan subjumlah yang termasuk dalam laporan keuangan tahunan terkini dan
catatan penjelasan sebagaimana disyaratkan oleh Pernyataan ini. Pos atau catatan
tambahan termasuk dalam laporan keuangan tersebut jika kelalaian untuk
mencantumkannya akan menyebabkan laporan keuangan ringkas menjadi
menyesatkan.
11 Dalam laporan keuangan yang menyajikan komponen laba rugi untuk periode
interim, entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian untuk periode
interim tersebut jika entitas termasuk dalam lingkup PSAK 56: Laba per Saham.
11a Jika entitas menyajikan pos-pos laba rugi dalam laporan laba rugi terpisah
sebagaimana dideskripsikan di PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf
10A, maka entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian dalam laporan
laba rugi terpisah tersebut.
12 PSAK l: Penyajian Laporan Keuangan memberikan panduan tentang struktur
laporan keuangan. Pedoman Implementasi PSAK 1 mengilustrasikan cara
penyajian laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan laporan
perubahan ekuitas.
13 Dikosongkan.
14 Dikosongkan.
Peristiwa Dan Transaksi Signifikan
15 Entitas mencakup dalam laporan keuangan interim penjelasan tentang peristiwa
dan transaksi yang signifikan untuk memahami perubahan posisi keuangan dan
kinerja entitas sejak akhir periode pelaporan tahunan terakhir. Informasi yang
diungkapkan terkait dengan peristiwa dan transaksi tersebut memutakhirkan
informasi relevan yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan terkini.
15a Pengguna laporan keuangan interim entitas akan memiliki akses terhadap laporan
keuangan tahunan terkini entitas. Oleh karena itu, tidak diperlukan catatan atas
laporan keuangan interim yang memberikan pemutakhiran yang tidak signifikan
terhadap informasi yang telah dilaporkan dalam catatan atas laporan keuangan
dalam laporan keuangan tahunan terkini.
15b Berikut adalah daftar peristiwa dan transaksi yang perlu diungkapkan jika
signifikan: daftar ini tidak terbatas pada.
(a) penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto dan pembalikan
penurunan tersebut;
(b) pengakuan rugi penurunan nilai atas aset keuangan, aset tetap, aset
takberwujud, atau aset lain, dan pembalikan rugi penurunan nilai tersebut;
(c) pembalikan provisi biaya restrukturisasi;
(d) akuisisi dan pelepasan aset tetap;
(e) komitmen pembelian aset tetap;
(f) penyelesaian litigasi;
(g) koreksi kesalahan periode sebelumnya;
(h) perubahan keadaan bisnis atau ekonomik yang mempengaruhi nilai wajar dari
keuangan dan liabilitas keuangan entitas, baik aset atau liabilitas diakui
(i) setiap wanprestasi atau pelanggaran perjanjian pinjaman yang belum diatasi
pada atau
(j) transaksi pihak berelasi;
(k) pengalihan antar tingkat hirarki nilai wajar yang digunakan dalam mengukur
nilai wajar instrumen keuangan;
(l) perubahan klasifikasi aset keuangan akibat perubahan dalam tujuan atau
Penggunaan
(m) perubahan liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi.
15c SAK memberikan panduan mengenai persyaratan pengungkapan untuk pos-pos yang
tercantum dalam paragraf 15B. Ketika suatu peristiwa atau transaksi adalah
signifikan untuk pemahaman atas perubahan posisi keuangan atau kinerja suatu
entitas sejak periode pelaporan tahunan terakhir, laporan keuangan interim harus
memberikan penjelasan dan pemutakhiran informasi relevan yang termasuk dalam
laporan keuangan dari periode pelaporan tahunan terakhir.
16 Dikosongkan.
Pengungkapan Lain
16a Sebagai tambahan atas pengungkapan peristiwa dan transaksi yang signifikan sesuai
dengan paragraf 15-15C, entitas mengikutsertakan informasi berikut, dalam catatan
atas laporan keuangan interim, jika tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam
laporan keuangan interim. Informasi tersebut umumnya dilaporkan secara kumulatif
dari awal tahun buku sampai tanggal pelaporan:
a) Pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metodeperhitungan yang sama
digunakan dalam laporan keuangan interim sebagaimana digunakan dalam
laporan keuangan tahunan terkini atau, jika kebijakan atau metode tersebut telah
diubah, penjelasan tentang sifat dan dampak perubahan tersebut;
b) penjelasan tentang sifat musiman dan siklusan operasi interim;
c) sifat dan jumlah pos-pos yang mempengaruhi aset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan neto, atau arus kas yang tidak biasa dikarenakan sifat, ukuran atau
keterjadiannya;
d) sifat dan jumlah perubahan dalam estimasi jumlah yang dilaporkan pada
periode-periode interim sebelumnya dalam tahun buku berjalan atau perubahan
estimasi jumlah yang dilaporkan pada tahun-tahun buku sebelumnya;
e) Penerbitan, pembelian kembali, dan pembayaran kembali efek utang dan efek
ekuitas;
f) dividen yang dibayarkan (gabungan atau per saham) secara terpisah untuk
saham biasa dan saham lain;
g) informasi segmen berikut (pengungkapan informasi segmen disyaratkan dalam
laporan keuangan interim hanya jika PSAK 5: Segmen Operasi mensyaratkan
entitas untuk mengungkapkan informasi segmen dalam laporan keuangan
tahunannya):
i.
pendapatan dari pelanggan eksternal jika termasuk dalam pengukuran
laba rugi segmen yang ditelaah oleh pengambil keputusan operasional
atau yang disediakan secara reguler kepada pengambil keputusan
operasional;
ii.
pendapatan antar segmen jika termasuk dalam pengukuran laba rugi
segmen yang direviu oleh organ pengambil keputusan atau yang
disediakan secara reguler kepada pengambil keputusan operasional;
iii.
pengukuran laba rugi segmen;
iv.
pengukuran total aset dan liabilitas untuk segmen tertentu yang
dilaporkan jika jumlah tersebut disediakan secara reguler kepada
pengambil keputusan operasional dan juga jika jumlah tersebut
mengalami perubahan material atas jumlah yang diungkapkan dalam
laporan keuangan tahunan terakhir untuk segmen yang dilaporkan
tersebut;
v.
deskripsi atas perbedaan dengan laporan keuangan tahunan terakhir
dalarn basis segmentasi ataupun basis pengukuran laba rugi segmen;
vi.
rekonsiliasi jumlah laba rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi
entilas sebelum beban pajak (penghasilan pajak) dan operasi yang
dihentikan. Akan tetapi, jika entitas mengalokasikan pos seperti beban
pajak (penghasilan pajak) pada segmen dilaporkan, maka entitas
diperbolehkan merekonsiliasi jumlah laba rugi segmen tersebut terhadap
laba rugi setelah pos-pos tersebut dialokasikan. Pos-pos rekonsiliasi
yang material diidentifikasi secara terpisah dan dideskripsikan dalam
rekonsiliasi tersebut;
h) peristiwa setelah akhir periode interim yang belum tercermin dalam laporan
keuangan untuk periode interim tersebut;
i) dampak perubahan komposisi entitas selama periode interim termasuk
kombinasi bisnis, perolehan atau hilangnya pengendalian atas entitas anak
dan investasi jangka panjang, restrukturisasi, dan operasi yang dihentikan.
Dalam hal kombinasi bisnis, entitas mengungkapkan informasi yang
disyaratkan oleh PSAK 22: Kombinasi Bisnis;
j) untuk instrumen keuangan, pengungkapan tentang nilai wajar yang
disyaratkan oleh PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar paragraf 91-93(h), 9496, 98 dan 99 dan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan paragraf
25, 26 dan 28-30.
k) untuk entitas yang menjadi, atau berhenti menjadi, entitas investasi,
sebagaimana
Konsolidasian,
didefinisikan
maka
dalam
PSAK
pengungkapannya
65:
diatur
Laporan
dalam
Keuangan
PSAK
67:
Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain paragraf 9B.
17 Dikosongkan.
18 Dikosongkan.
Pengungkapan Kepatuhan Terhadap SAK
19 Jika laporan keuangan interim mernatuhi Pernyataan ini, maka fakta tersebut
diungkapkan. Laporan keuangan interim tidak dapat dinyatakan mematuhi SAK
kecuali laporan keuangan mematuhi seluruh persyaratan SAK.
Periode Laporan Keuangan Interim yang Disyaratkan untuk Disajikan
20 Laporan keuangan interim mencakup laporan keuangan (ringkas atau lengkap) untuk
periode-periode sebagai berikut:
(a) laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi
keuangan komparatifper akhir tahun buku terdekat sebelumnya.
(b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode interim
berjalan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim,
dengan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain komparatif untuk
periode interim yang dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku
sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku terdekat sebelumnya. Sebagaimana
diizinkan oleh PSAK I: Penyajian Laporan Keuangan, laporan interim dapat
menyajikan untuk setiap periode laporan laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain baik digabung maupun dipisah.
(c) laporan perubahan ekuitas secara kumulatifuntuk tahun buku berjalan sampai
dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk
periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku
terdekat sebelumnya.
(d) laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan
interim, dengan laporan arus kas komparatif untuk periode awai tahun buku
tanggal pelaporan interim dari tahun buku terdekat sebelumuya.
21 Untuk entitas yang bisnisnya bersifat sangat musiman, informasi keuangan untuk
dua belas bulan sampai dengan akhir periode interim dan informasi komparatif
untuk periode dua belas bulan sebelumnya dapat digunakan. sejalan dengan hal
tersebut, yang bisnisnya bersifat musiman dianjurkan untuk mempertimbangkan
pelaporan inform asi tersebut sebagai tambahan informasi yang disyaratkan dalam
paragraf terdekat sebelumnya.
22 Bagian A dari Contoh Ilustratif yang terlampir dalam Pernyataan ini
mengilustrasikan periode yang disyaratkan untuk disajikan oleh entitas yang
melaporkan dalam periode semesteran dan entitas yang melaporkan dalam periode
triwulan.
Materialitas
23 Dalam memutuskan bagaimana mengakui, mengukur, mengklasifikasi, atau
mengungkapkan suatu pos untuk tujuan pelaporan keuangan interim, maka
materialitas dinilai terkait dengan data keuangan periode interim. Dalam menilai
materialitas, harus dipahami bahwa ketergantungan pengukuran interim pada
estimasi akan lebih tinggi dibandingkan pengukuran data keuangan tahunan.
24 PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan mendefinisikan bahwa suatu pos
adalah material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatatnya dapat mempengaruhi keputusan ekonomik pengguna laporan keuangan.
PSAK 1 mensyaratkan pengungkapan terpisah pos-pos yang material, termasuk
sebagai contoh operasi yang dihentikan, serta PSAK 25 mensyaratkan
pengungkapan atas perubahan estimasi akuntansi, kesalahan, dan perubahan
kebijakan akuntansi. Kedua PSAK tersebut tidak memberikan panduan kuantitatif
atas materialitas.
25 Meskipun pertimbangan selalu diperlukan dalam menilai materialitas, dalam
Pernyataan ini, keputusan pengakuan dan pengungkapan didasarkan pada data untuk
periode interim itu sendiri dengan alasan pemahaman atas angka-angka interim.
Dengan demikian, sebagai contoh, pos yang tidak biasa, perubahan kebijakan
akuntansi atau estimasi akuntansi, dan kesalahan diakui dan diungkapkan atas dasar
materialitas yang terkait dengan data periode interim untuk menghindari penyesatan
kesimpulan yang mungkin diakibatkan karena tidak diungkapkan. Tujuan
sampingannya adalah untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan interim mencakup
seluruh informasi yang relevan untuk memahami posisi dan kinerja keuangan entitas
selama periode interim.
G. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Tahunan
26 Jika estimasi atas jumlah yang dilaporkan dalam periode interim berubah secara
signifikan selama periode interim terakhir dari tahun buku tetapi laporan keuangan
terpisah tidak diterbitkan untuk periode interim terakhir tersebut, maka sifat dan
jumlah dariperubahan estimasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
tahunan untuk tahun buku tersebut.
27 PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
mensyaratkan pengungkapan sifat dan (jika praktis) jumlah perubahan estimasi yang
memiliki dampak material pada periode berjalan maupun diperkirakan memiliki
dampak material pada periode selanjutnya. Paragraf 16A(d) mensyaratkan
pengungkapan serupa dalam laporan keuangan interim. Contohnya termasuk
perubahan estimasi pada periode interim terakhir yang berkaitan dengan penurunan
persediaan, restrukturisasi, atau rugi penurunan nilai yang dilaporkan pada periode
interim yang lebih awal dalam tahun buku tersebut. Pengungkapan yang disyaratkan
oleh paragraf terdekat sebelumnya konsisten dengan persyaratan PSAK 25 dan
memiliki intensi untk mempersempit ruang lingkup terbatas pada yang terkait
dengan perubahan estimasi. Entitas tidak disyaratkan untuk memasukan tambahan
informasi keuangan periode interim dalam laporan keuangan tahunan.
H. Pengakuan Dan pengukuran
Kebijakan Akuntansi Yang Sama Dengan Leporan Keuangan Tahunan
28 Entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interim
sebagaimana yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunan, kecuali untuk
perubahan krbijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan
tahunan terkini yang akan tercermin dalam laporan keuangan tahunan berikutnya.
Akan tetapi, frekuensi pelaporan entitas (tahunan, semesteran atau triwulanan) tidak
mempegaruhi pengukuran hasil tahunannya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pengukuran untuk tujuan pelaporan interim dinbuat atas dasar awal tahun buku
sampai tanggal pelaporan.
29 Ketentuan bahwa entitas menerapkan kebijakan akuntasni yang sama dalam laporan
keuagan interim sebagaimana dalam laporan keuangan tahunannya mungkin dapat
dianggap sama dengan mengharuskan pengukuran periode interim dilakukan seolaholah setiap periode interim berdiri sendiri sebagai suatu periode pelaporan
independen. Akan tetapi, dengan menyediakan laporan tersebut, frekuensi pelaporan
entitas tidak mempengaruhi pengukuran hasil tahunannya, paragraf 28 menyatakan
bahwa periode interim merupakan bagian dari tahun buku yang lebih luas.
Pengukuran awal tahun buku sampai tanggal pelaporan dapat meliputi perubahan
dalam estimasi jumlah yang dilaporkan pada periode interim sebelumnya dalam
tahun buku berjalan. Tetapi prinsip untuk mengakui aset, liabilitas, penghasilan, dan
beban untuk periode interim sama dengan laporan keuangan tahunan.
30 Sebagai ilustrasi:
(a) prinsip untuk mengakui dan mengukur kerugian dari penurunan pesedian,
restrukturisasi, atau penuruan nilai pada periode interim adalah sama dengan
prinsip yang digunakan entitas jika entitas hanya menyusun laporan keuangan
tahunan. Namun, jika pos-pos tersebut diakui dan diukur pada satu periode
interim dan estimasi berubah pada periode interim berikutnya dalam tahu buku
tersebut, maka estimasi awal yang diubah pada periode interim berikutnya
menggunakan akrual dari jumlah kerugian tambahan atau dengan membalikkan
jumlah yang telah diakui sebelumnya;
(b) biaya yang tidak memenuhi definisi aset pada akhir periode interim tidak
ditangguhkan dalam laporan posisi keuangan untuk menunggu informasi masa
depan apakah biaya tersebut telah memenuhi definisi aset atau unntuk pemerataan
laba selama periode interim dalam suatu tahun buku; dan
(c) beban pajak penghasian diakui pada setiap periode interim berdasarkan pada
estimasi terbaik dari rata-rata tertimbang yang diperkirakan tarif pajak yang
diperkirakan untuk tahun buku penuh. Jumlah yang diakui untuk beban pajak
penghasilan dalam satu periode innterim harus disesuaikan dalam periode interim
berikutnya dari tahun buku jika estimasi tarif pajak penghasilan tahunan berubah.
31 Dalam kerangka dasar penusunan dan penyajian laporan keuangan (KDPPLK),
pengakuan merupakan ‘proses pembetukan suatu pos yang memenuhii definisi unsr
serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi’. Definisi aset,
liabilitas, penghasilan, dan beban merupakan dasar untuk pengakuan dasar untuk
pengakuan pada akhir periode pelaporan keuangan tahunan dan interim.
32 Untuk aset, pengujian yang sama alas manfaat ekonomik masa depan pada tahun
buku. Biaya yang berdasarkan sifatnya pada akhir tahun buku tahunan, tidak akan
memenuhi sebagai aset pada tanggal interim. Hal yang serupa, liabilitas pada akhir
periode harus yang ada pada tanggal tersebut, sebagaimana yang seharusnya pada
akhic periode pelaporan tahunan.
33 Kattikteristik rnendasar dari penghasilan (pendapatan) dan beban adalah arus masuk
dan avus keluar dari aset dan liabilitas yang terkait telah terjadi. Jika arus masuk
atau arus keluar tersebut tclali tecjadi, jnaka pendapatan dan beban yang terkait
diakui; jika tidak terjadi maka tidak diakui. KDPPLK menyatakan bahwa 'ibeban
diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan tnanfaat ekonomik masa depan yang
berkaitan dengan Penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah tcrjadi dan dapat
diukur dengan andal; kerangka dasar tidak tnetnperkenankan pengakuan pos dalam
neraca yang tidak memenuhi definisi aset atau liabilitasti.
34 Dalam mengukur aset, liabilitas, penghasilan, beban, dan arus kas yang dilaporkan
dalam laporan keuangan, entitas yang hanya melaporkan secara tahunan mampu
mernpertanggungjawabkan informasi yang akan tersedia sepanjang tahun buku.
Dampaknya, pengukuran tersebut menggunakan dasar awal tahun buku sampai
tanggal pelaporan.
35 Entitas yang melaporkan secara semesteran menggunakan informasi yang tersedia
pada pertengahan tahun atau tidak lama setelahnya dalam melakukan pengukuran
dalam laporan keuangan untuk periode semester pertama, serta informasi yang
tersedia pada akhir tahun atau tidak lama setelahnya untuk periode dua belas bulan.
Pengukuran periode dua belas bulan akan mencerminkan kemungkinan perubahan
estimasi jumlah yang dilaporkan untuk periode enam bulan pertama. Jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan interim untuk periode semester pertama tidak
disesuaikan secara retrospektif. Akan tetapi, paragraf 16A(d) dan 26 mensyaratkan
pengungkapan sifat dan jumlah dari perubahan yang signifikan dalam estimasi,
36 Entitas yang melaporkan lebih sering daripada secara semesteran men penghasilan
dan beban dengan dasar awal tahun buku sampai tanggal pelaporan untuk setiap
periode interim dengan menggunakan informasi yang tersedia ketika penyusunan
setiap laporan keuangan. Jumlah penghasilan dan beban yang dilaporkan dalam
periode interim berjalan akan mencerminkan setiap perubahan estimasi jumlah yang
dilaporkan dalam periode interim sebelumnya dari tahun buku. Jumlah yang
dilaporkan dalam periode interim sebelumnya tidak disesuaikan secara retrospektif.
Akan tetapi, paragraf 16A(d) dan 26 mensyaratkan bahwa sifat dan jumlah
perubahan signifikan dalam estimasi untuk diungkapkan.
Pendapatan yang Diterima Secara Musiman, Siklusan, atau Tidak Teratur
37 Pendapatan yang diterima secara musiman, siklusan, atau tidak teratur dalant suatu
tahun buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal interim, jika antisipasi
atau penangguhan tidak akan sesuai pada akhir tahun buku.
38 Contohnya pendapatan dividen, royalti, dan hibah pemerintah. Disamping itu,
beberapa entitas secara konsisten memperoleh pendapatan yang lebih pada periode
interim tertentu dalam tahun buku dibandingkan periode interim lain, sebagai
contoh, pendapatan musiman pengecer. Pendapatan tersebut diakui pada saat
terjadinya.
Biaya yang Terjadi Secara Tidak Beraturan Selama Tahun Buku
39 Biaya yang terjadi secara tidak beraturan selama tahun buku diantisipasi atau
ditangguhkan untuk tujuan pelaporan interim jika, dan hanya jika, hal juga tepat
untuk mengantisipasi atau menangguhkan jenis biaya tersebut pada akhir tahun
buku.
Penerapan Prinsip Pengakuan dan Pengukuran
40 Bagian B dari Contoh Ilustratif yang melengkapi Pernyataan ini memberikan contoh
penerapan prinsip pengakuan dan pengukuran umum yang dijelaskan di paragraf 2839.
Penggunaan Estimasi
41 penetapanprosedurpengukuranyangdigunakan dalam laporan keuangan interim
untuk "Jenjatnin bahwa informasi yang dihasilkan adalah andal, serta pengungkapan
yang sesuai untuk seluruh informasi keuangan material yang relevan untuk
memahami posisi atau kitterja keuangan entitas. Jika pengukuran dalam laporan
keuangan tahunan dan interim berdasarkan pada estimasi yang wajar, maka
penyusunan laporan keuangan interim umumnya akan membutuhkan penggunaan
metode estimasi yang lebih banyak dari pada laporan keuangan tahunan.
42 Bagian C dari Contoh Ilustratif yang melengkapi Pernyataan ini memberikan contoh
penggunaan estimasi dalam periode interim.
I. Penyajian Kembali Periode Interim Yang Telah Dilaporkan Sebelumnya
43 Perubahan kebijakan akuntansi, selain yang diatur dalam ketentuan transisi suatu
PSAK baru, dicerminkan dengan:
(a) penyajian kembali laporan keuangan interim periode-periode sebelumnya dalam
tahun buku berjalan dan periode interim komparatif dalam setiap tahun buku
sebelumnya yang akan disajikan kembali dalam laporan keuangan tahunan
sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan; atau
(b) jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif pada awal tahun buku
dari penerapan kebijakan akuntansi baru untuk seluruh periode sebelumnya,
maka dilakukan penyesuaian laporan keuangan periode interim sebelumnya
dalam tahun buku berjalan, dan periode interim komparatifnya dalam tahun
buku sebelumnya untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif
sejak tanggal praktis paling awal.
44 Salah satu tujuan prinsip dari paragraf terdekat sebelumnya adalah untuk
memastikan bahwa kebijakan akuntansi yang sama diterapkan untuk suatu jenis
transaksi tertentu selama satu tahun buku secara keseluruhan. Berdasarkan PSAK
25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, perubahan
kebijakan akuntansi dicerminkan dalam penerapan retrospektif, dengan penyajian
kembali data keuangan periode sejauh hal ini praktis. Akan tetapi, jika tidak praktis
untuk menentukan jumlah penyesuaian kumulatif yang terkait dengan tahun buku
sebelumnya, maka berdasarkan PSAK 25 kebijakan akuntansi baru tersebut
diterapkan secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal. Dampak dari prinsip
di paragraf 43 mensyaratkan bahwa dalam suatu tahun buku setiap perubahan
kebijakan akuntansi yang diterapkan secara retrospektif atau (jika tidak praktis)
secara prospektif, sejak tanggal yang tidak lebih awal dari awal tahun buku.
45 Jika perubahan akuntansi boleh dicerminkan per tanggal interim dalam tahun buku,
berarti bisa terdapat dua kebijakan akuntansi berbeda yang diterapkan suatu jenis
transaksi tertentu dalam tahun buku tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kesuh.tan
alokasi interim, hasil operasi yang sulit untuk dipahami, serta analisis dan
pemahaman yang rumit atas informasi periode interim.
J. Tanggal Efektif
46 Pernyataan ini berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal I Januari 2011.
46a. Entitas menerapkan penyesuaian atas paragraf 05, 08, 08A, llA,15, 15A-C 16-18,
16A, 20, 27, 35 dan 36 secara retrospektif dan paragraf 16A(j) secara prospektif
untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal I Januari 2015.
47-54. Dikosongkan.
K. PENARIKAN
54a. Pernyataan ini menggantikan PSAK 3 (2000): Laporan Keuangan Interim.