Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi Kulit Buah Sawo Manila (Manilkara Zapota (L.) P. Royen) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
45
Lampiran 2. Gambar tumbuhan sawo manila
46
Lampiran 3. Gambar buah dan kulit buah sawo manila
Buah sawo manila
Kulit buah sawo manila
47
Lampiran 4. Gambar simplisia kulit buah sawo manila
48
Lampiran 5. Gambar serbuk simplisia kulit buah sawo manila
49
Lampiran 6. Gambar mikroskopik serbuk simplisia kulit buah sawo manila
perbesaran 10 x 40
Parenkim berisi sel minyak
Berkas pembuluh berbentuk spiral
Serabut sklerenkim
50
Lampiran 7. Bagan metode penelitian
Kulit buah sawo manila
ditimbang
dikeringkan di lemari pengering
Simplisia
ditimbang
dilakukan makroskopik
dihaluskan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia
Skrining fitokimia
Meliputi pemeriksaan :
1. Makroskopik
2. Mikroskopik
Meliputi pemeriksaan :
1. Alkaloid
2. Flavonoid
3. Glikosida
4. Saponin
5. Tanin
6. Steroid/triterpenoid
Meliputi penetapan :
1. Kadar air
2. Kadar sari larut air
3. Kadar sari larut etanol
4. Kadar abu
5. Kadar abu tidak larut asam
51
Lampiran 7. (Lanjutan) Pembuatan ekstrak etanol kulit buah sawo manila
300 g serbuk simplisia
direndam dengan pelarut etanol 96%
selama 3 jam dalam bejana tertutup
dipindahkan massa ke dalam
perkolator
didiamkan selam 24 jam
dibuka kran dan dibiarkan ekstrak
menetes dari perkolator dengan
kecepatan 1 ml per menit
dihentikan perkolasi apabila 500 mg
perkolat yang keluar terakhir
diuapkan tidak meninggalkan sisa
Perkolat
dipekatkan dengan rotary evaporator
Ekstrak kental etanol 85 g
Uji antibakteri
52
Lampiran 7. (Lanjutan) Pembuatan fraksi n-heksana, etilasetat dan air dari
ekstrak etanol kulit buah sawo manila
30 g ekstrak kental etanol
dilarutkan dalam 60 ml etanol
dimasukkan ke dalam corong pisah
ditambahkan 150 ml akuades dan 150 ml n-heksana
dikocok
didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
Lapisan bawah
dimasukkan ke dalam corong pisah
dipekatkan
dengan rotary
evaportor
ditambahkan 150 ml etilasetat
dikocok
didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
Fraksi nheksana 0,78 g
Lapisan atas
Lapisan bawah
Uji antibakteri
dipekatkan
dengan rotary
evaportor
dipekatkan
dengan rotary
evaportor
Fraksi etilasetat 0,92 g
Fraksi air 24,4 g
Uji antibakteri
Uji antibakteri
53
Lampiran 7. (Lanjutan) Pengujian aktivitas ntibakteri
Biakan murni bakteri
diambil dengan jarum ose steril
diinokulasi pada media nutrient agar miring dengan cara
menggores
diinkubasi pada suhu 35 ± 2ºC selama 18-24 jam
Stok kultur bakteri
diambil 1 ose
disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth
diukur kekeruhan suspense bakteri menggunakan
spektrofotometer UV pada panjang gelombang 580 nm
sampai diperoleh nilai transmitan 25%
Inokulum bakteri
dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan petri
dituang 15 ml media NA steril ke dalam cawan petri
dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Media padat
diletakkan cakram kertas yang telah direndam dengan
ekstrak/fraksi dengan berbagai konsentrasi dan pelarut
DMSO sebagai blanko ke atas media padat
diinkubasi pada suhu 35 ± 2ºC selama 18-24 jam
diukur diameter daerah hambat di sekitar larutan penguji
Hasil
54
Lampiran 8. Perhitungan penetapan kadar air simplisia kulit buah sawo manila
℅ Kadar air =
Volume air (ml)
Berat sampel (g)
× 100℅
1. Berat sampel
= 5,012 g
Volume air = 0,15 ml
℅ Kadar air
=
0,15 ml
5,012 g
× 100℅ = 2,99℅
2. Berat sampel
= 5,045 g
Volume air = 0,10 ml
℅ Kadar air
=
0,10 ml
5,045 g
× 100℅ = 1,98℅
3. Berat sampel
= 5,033 g
Volume air = 0,10 ml
℅ Kadar air
=
0,10 ml
5,033 g
℅ Kadar air rata-rata =
× 100℅ = 1,98℅
2,99 ℅ + 1,98℅ + 1,98℅
3
55
= 2,31℅
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air simplisia kulit
buah sawo manila
℅ Kadar sari larut air =
1. Berat sampel
= 5,025 g
Berat sari
= 0,657 g
℅ Kadar sari =
0,657 g
5,025 g
×
100
20
= 5,022 g
Berat sari
= 0,677 g
0,677 g
5,022 g
×
100
20
= 5,028 g
Berat sari
= 0,608 g
0,608 g
5,028 g
℅ Kadar sari rata-rata =
×
100
20
100
20
× 100℅ = 67,40℅
3. Berat sampel
℅ Kadar sari =
Berat sampel (g)
×
× 100℅ = 65,37℅
2. Berat sampel
℅ Kadar sari =
Berat sari (g)
× 100℅ = 60,46℅
65,37℅ + 67,40℅ + 60,46℅
3
56
= 64,41℅
× 100℅
Lampiran 10. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol simplisia kulit
buah sawo manila
℅ Kadar sari larut etanol =
1. Berat sampel
= 5,030 g
Berat sari
= 0,573 g
℅ Kadar sari =
0,573 g
5,030 g
×
100
20
= 5,029 g
Berat sari
= 0,648 g
0,648 g
5,029 g
×
100
20
= 5,033 g
Berat sari
= 0,576 g
0,576 g
5,033 g
×
100
20
100
20
× 100℅
× 100℅ = 64,42℅
3. Berat sampel
℅ Kadar sari =
Berat sampel (g)
×
× 100℅ = 56,95℅
2. Berat sampel
℅ Kadar sari =
Berat sari (g)
× 100℅ = 57,22℅
℅ Kadar sari larut air rata-rata =
56,95℅ + 64,42℅ + 57,22℅
3
57
= 59,53℅
Lampiran 11. Perhitungan penetapan kadar abu total simplisia kulit buah sawo
manila
℅ Kadar abu total =
1. Berat sampel
Berat abu
= 2,0303 g
= 0,1295 g
℅ Kadar abu total
=
2. Berat sampel
Berat abu
= 2,0482 g
= 0,1288 g
℅ Kadar abu total
=
3. Berat sampel
Berat abu
= 2,0350 g
= 0,1290 g
℅ Kadar abu total
=
0,1295 g
2,0303 g
0.1288 g
2,0482 g
0.1290 g
2,0350 g
℅ Kadar abu total rata-rata =
Berat abu (g)
Berat sampel (g)
× 100℅
× 100℅ = 6,37℅
× 100℅ = 6,28℅
× 100℅ = 6,33℅
6,37℅ + 6,28℅+ 6,33℅
3
58
= 6,32℅
Lampiran 12. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam simplisia
kulit buah sawo manila
℅ Kadar abu tidak larut asam =
1. Berat sampel
Berat abu
× 100℅
0,0092 g
2,0303 g
× 100℅ = 0,45℅
= 2,0482 g
= 0,0112 g
℅ Kadar abu tidak larut asam =
3. Berat sampel
Berat abu
Berat sampel (g)
= 2,0303 g
= 0,0092 g
℅ Kadar abu tidak larut asam =
2. Berat sampel
Berat abu
Berat abu (g)
0,0112 g
2,0482 g
× 100℅ = 0,54℅
= 2,0350 g
= 0,0098 g
℅ Kadar abu tidak larut asam =
0,0098 g
2,0350 g
℅ Kadar abu tidak larut asam rata-rata =
× 100℅ = 0,48℅
0,45 ℅ + 0,54℅+ 0,48℅
59
3
= 0,49℅
Lampiran 13. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada ekstrak etanol
kulit buah sawo manila
Konsentrasi
(mg/ml)
Daerah diameter hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Eschericia coli
D1
20,8
19,9
18,2
17,2
16,6
14,8
-
D2
20,5
19,8
19,0
17,0
16,55
14,6
-
D3
20,3
19,5
18,7
17,7
15,6
13,85
-
D*
20,53
19,73
18,63
17,3
16,25
14,41
-
500
400
300
200
100
50
Blanko
Keterangan:
D
: Diameter daerah hambatan
*
: Rata-rata diameter daerah hambatan
: Tidak terdapat daerah hambatan
Blanko : DMSO
60
D1
19,15
18,3
16,25
15,0
14,0
13,0
-
D2
19,6
18,65
17,55
16,5
14,25
13,55
-
D3
21,6
18,1
18,0
15,0
14,5
13,75
-
D*
20,11
18,35
17,26
15,5
14,25
13,43
-
Lampiran 14. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada fraksi n-heksana
kulit buah sawo manila
Konsentrasi
(mg/ml)
Daerah diameter hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Eschericia coli
D1
17,8
15,1
11,7
7,7
7,6
7,0
-
D2
16,3
15,0
10,1
7,95
7,15
7,0
-
D3
15,3
14,2
11,0
7,7
7,2
7,15
-
D*
16,46
14,76
10,93
7,78
7,31
7,05
-
500
400
300
200
100
50
Blanko
Keterangan:
D
: Diameter daerah hambatan
*
: Rata-rata diameter daerah hambatan
: Tidak terdapat daerah hambatan
Blanko : DMSO
61
D1
9,0
8,3
7,85
7,75
7,6
7,35
-
D2
8,95
8,1
7,7
7,6
7,5
7,2
-
D3
9,15
8,0
7,7
7,65
7,4
7,1
-
D*
9,03
8,13
7,75
7,66
7,5
7,21
-
Lampiran 15. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada fraksi etilasetat
kulit buah sawo manila
Konsentrasi
(mg/ml)
Daerah diameter hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Eschericia coli
D1
20,0
19,65
17,6
15,0
15,2
13,0
-
D2
21,0
19,3
17,9
18,1
15,5
13,6
-
D3
20,4
19,8
18,0
16,5
15,75
13,7
-
D*
20,46
19,58
18,83
16,53
15,48
13,43
-
500
400
300
200
100
50
Blanko
Keterangan:
D
: Diameter daerah hambatan
*
: Rata-rata diameter daerah hambatan
: Tidak terdapat daerah hambatan
Blanko : DMSO
62
D1
18,4
16,95
15,9
15,6
15,4
12,2
-
D2
19,0
17,0
16,0
15,5
15,0
12,0
-
D3
18,8
17,0
15,8
15,0
14,95
12,3
-
D*
18,73
16,98
15,9
15,36
15,11
12,16
-
Lampiran 16. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada fraksi air kulit
buah sawo manila
Konsentrasi
(mg/ml)
Daerah diameter hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Eschericia coli
D1
19,95
17,95
16,55
15,0
13,65
12,8
-
D2
19,8
18,4
16,9
15,1
13,9
12,9
-
D3
19,9
18,2
16,8
14,95
13,85
12,2
-
D*
19,88
18,18
16,75
15,01
13,8
12,63
-
500
400
300
200
100
50
Blanko
Keterangan:
D
: Diameter daerah hambatan
*
: Rata-rata diameter daerah hambatan
: Tidak terdapat daerah hambatan
Blanko : DMSO
63
D1
10,0
8,55
8,35
8,0
7,2
6,6
-
D2
10,2
9,25
8,25
8,15
7,45
7,1
-
D3
9,9
8,6
8,5
8,1
7,95
7,0
-
D*
10,03
8,8
8,36
8,08
7,53
6,9
-
Lampiran 17. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
64
Lampiran 18. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Escherichia coli
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
65
Lampiran 19. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
66
Lampiran 20. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Escherichia coli
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
67
Lampiran 21. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
68
Lampiran 22. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Escherichia coli
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
69
Lampiran 23. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah sawo
manila terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
70
Lampiran 24. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah sawo
manila terhadap bakteri Escherichia coli
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
71
45
Lampiran 2. Gambar tumbuhan sawo manila
46
Lampiran 3. Gambar buah dan kulit buah sawo manila
Buah sawo manila
Kulit buah sawo manila
47
Lampiran 4. Gambar simplisia kulit buah sawo manila
48
Lampiran 5. Gambar serbuk simplisia kulit buah sawo manila
49
Lampiran 6. Gambar mikroskopik serbuk simplisia kulit buah sawo manila
perbesaran 10 x 40
Parenkim berisi sel minyak
Berkas pembuluh berbentuk spiral
Serabut sklerenkim
50
Lampiran 7. Bagan metode penelitian
Kulit buah sawo manila
ditimbang
dikeringkan di lemari pengering
Simplisia
ditimbang
dilakukan makroskopik
dihaluskan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia
Skrining fitokimia
Meliputi pemeriksaan :
1. Makroskopik
2. Mikroskopik
Meliputi pemeriksaan :
1. Alkaloid
2. Flavonoid
3. Glikosida
4. Saponin
5. Tanin
6. Steroid/triterpenoid
Meliputi penetapan :
1. Kadar air
2. Kadar sari larut air
3. Kadar sari larut etanol
4. Kadar abu
5. Kadar abu tidak larut asam
51
Lampiran 7. (Lanjutan) Pembuatan ekstrak etanol kulit buah sawo manila
300 g serbuk simplisia
direndam dengan pelarut etanol 96%
selama 3 jam dalam bejana tertutup
dipindahkan massa ke dalam
perkolator
didiamkan selam 24 jam
dibuka kran dan dibiarkan ekstrak
menetes dari perkolator dengan
kecepatan 1 ml per menit
dihentikan perkolasi apabila 500 mg
perkolat yang keluar terakhir
diuapkan tidak meninggalkan sisa
Perkolat
dipekatkan dengan rotary evaporator
Ekstrak kental etanol 85 g
Uji antibakteri
52
Lampiran 7. (Lanjutan) Pembuatan fraksi n-heksana, etilasetat dan air dari
ekstrak etanol kulit buah sawo manila
30 g ekstrak kental etanol
dilarutkan dalam 60 ml etanol
dimasukkan ke dalam corong pisah
ditambahkan 150 ml akuades dan 150 ml n-heksana
dikocok
didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas
Lapisan bawah
dimasukkan ke dalam corong pisah
dipekatkan
dengan rotary
evaportor
ditambahkan 150 ml etilasetat
dikocok
didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
Fraksi nheksana 0,78 g
Lapisan atas
Lapisan bawah
Uji antibakteri
dipekatkan
dengan rotary
evaportor
dipekatkan
dengan rotary
evaportor
Fraksi etilasetat 0,92 g
Fraksi air 24,4 g
Uji antibakteri
Uji antibakteri
53
Lampiran 7. (Lanjutan) Pengujian aktivitas ntibakteri
Biakan murni bakteri
diambil dengan jarum ose steril
diinokulasi pada media nutrient agar miring dengan cara
menggores
diinkubasi pada suhu 35 ± 2ºC selama 18-24 jam
Stok kultur bakteri
diambil 1 ose
disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth
diukur kekeruhan suspense bakteri menggunakan
spektrofotometer UV pada panjang gelombang 580 nm
sampai diperoleh nilai transmitan 25%
Inokulum bakteri
dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan petri
dituang 15 ml media NA steril ke dalam cawan petri
dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Media padat
diletakkan cakram kertas yang telah direndam dengan
ekstrak/fraksi dengan berbagai konsentrasi dan pelarut
DMSO sebagai blanko ke atas media padat
diinkubasi pada suhu 35 ± 2ºC selama 18-24 jam
diukur diameter daerah hambat di sekitar larutan penguji
Hasil
54
Lampiran 8. Perhitungan penetapan kadar air simplisia kulit buah sawo manila
℅ Kadar air =
Volume air (ml)
Berat sampel (g)
× 100℅
1. Berat sampel
= 5,012 g
Volume air = 0,15 ml
℅ Kadar air
=
0,15 ml
5,012 g
× 100℅ = 2,99℅
2. Berat sampel
= 5,045 g
Volume air = 0,10 ml
℅ Kadar air
=
0,10 ml
5,045 g
× 100℅ = 1,98℅
3. Berat sampel
= 5,033 g
Volume air = 0,10 ml
℅ Kadar air
=
0,10 ml
5,033 g
℅ Kadar air rata-rata =
× 100℅ = 1,98℅
2,99 ℅ + 1,98℅ + 1,98℅
3
55
= 2,31℅
Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air simplisia kulit
buah sawo manila
℅ Kadar sari larut air =
1. Berat sampel
= 5,025 g
Berat sari
= 0,657 g
℅ Kadar sari =
0,657 g
5,025 g
×
100
20
= 5,022 g
Berat sari
= 0,677 g
0,677 g
5,022 g
×
100
20
= 5,028 g
Berat sari
= 0,608 g
0,608 g
5,028 g
℅ Kadar sari rata-rata =
×
100
20
100
20
× 100℅ = 67,40℅
3. Berat sampel
℅ Kadar sari =
Berat sampel (g)
×
× 100℅ = 65,37℅
2. Berat sampel
℅ Kadar sari =
Berat sari (g)
× 100℅ = 60,46℅
65,37℅ + 67,40℅ + 60,46℅
3
56
= 64,41℅
× 100℅
Lampiran 10. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol simplisia kulit
buah sawo manila
℅ Kadar sari larut etanol =
1. Berat sampel
= 5,030 g
Berat sari
= 0,573 g
℅ Kadar sari =
0,573 g
5,030 g
×
100
20
= 5,029 g
Berat sari
= 0,648 g
0,648 g
5,029 g
×
100
20
= 5,033 g
Berat sari
= 0,576 g
0,576 g
5,033 g
×
100
20
100
20
× 100℅
× 100℅ = 64,42℅
3. Berat sampel
℅ Kadar sari =
Berat sampel (g)
×
× 100℅ = 56,95℅
2. Berat sampel
℅ Kadar sari =
Berat sari (g)
× 100℅ = 57,22℅
℅ Kadar sari larut air rata-rata =
56,95℅ + 64,42℅ + 57,22℅
3
57
= 59,53℅
Lampiran 11. Perhitungan penetapan kadar abu total simplisia kulit buah sawo
manila
℅ Kadar abu total =
1. Berat sampel
Berat abu
= 2,0303 g
= 0,1295 g
℅ Kadar abu total
=
2. Berat sampel
Berat abu
= 2,0482 g
= 0,1288 g
℅ Kadar abu total
=
3. Berat sampel
Berat abu
= 2,0350 g
= 0,1290 g
℅ Kadar abu total
=
0,1295 g
2,0303 g
0.1288 g
2,0482 g
0.1290 g
2,0350 g
℅ Kadar abu total rata-rata =
Berat abu (g)
Berat sampel (g)
× 100℅
× 100℅ = 6,37℅
× 100℅ = 6,28℅
× 100℅ = 6,33℅
6,37℅ + 6,28℅+ 6,33℅
3
58
= 6,32℅
Lampiran 12. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam simplisia
kulit buah sawo manila
℅ Kadar abu tidak larut asam =
1. Berat sampel
Berat abu
× 100℅
0,0092 g
2,0303 g
× 100℅ = 0,45℅
= 2,0482 g
= 0,0112 g
℅ Kadar abu tidak larut asam =
3. Berat sampel
Berat abu
Berat sampel (g)
= 2,0303 g
= 0,0092 g
℅ Kadar abu tidak larut asam =
2. Berat sampel
Berat abu
Berat abu (g)
0,0112 g
2,0482 g
× 100℅ = 0,54℅
= 2,0350 g
= 0,0098 g
℅ Kadar abu tidak larut asam =
0,0098 g
2,0350 g
℅ Kadar abu tidak larut asam rata-rata =
× 100℅ = 0,48℅
0,45 ℅ + 0,54℅+ 0,48℅
59
3
= 0,49℅
Lampiran 13. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada ekstrak etanol
kulit buah sawo manila
Konsentrasi
(mg/ml)
Daerah diameter hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Eschericia coli
D1
20,8
19,9
18,2
17,2
16,6
14,8
-
D2
20,5
19,8
19,0
17,0
16,55
14,6
-
D3
20,3
19,5
18,7
17,7
15,6
13,85
-
D*
20,53
19,73
18,63
17,3
16,25
14,41
-
500
400
300
200
100
50
Blanko
Keterangan:
D
: Diameter daerah hambatan
*
: Rata-rata diameter daerah hambatan
: Tidak terdapat daerah hambatan
Blanko : DMSO
60
D1
19,15
18,3
16,25
15,0
14,0
13,0
-
D2
19,6
18,65
17,55
16,5
14,25
13,55
-
D3
21,6
18,1
18,0
15,0
14,5
13,75
-
D*
20,11
18,35
17,26
15,5
14,25
13,43
-
Lampiran 14. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada fraksi n-heksana
kulit buah sawo manila
Konsentrasi
(mg/ml)
Daerah diameter hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Eschericia coli
D1
17,8
15,1
11,7
7,7
7,6
7,0
-
D2
16,3
15,0
10,1
7,95
7,15
7,0
-
D3
15,3
14,2
11,0
7,7
7,2
7,15
-
D*
16,46
14,76
10,93
7,78
7,31
7,05
-
500
400
300
200
100
50
Blanko
Keterangan:
D
: Diameter daerah hambatan
*
: Rata-rata diameter daerah hambatan
: Tidak terdapat daerah hambatan
Blanko : DMSO
61
D1
9,0
8,3
7,85
7,75
7,6
7,35
-
D2
8,95
8,1
7,7
7,6
7,5
7,2
-
D3
9,15
8,0
7,7
7,65
7,4
7,1
-
D*
9,03
8,13
7,75
7,66
7,5
7,21
-
Lampiran 15. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada fraksi etilasetat
kulit buah sawo manila
Konsentrasi
(mg/ml)
Daerah diameter hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Eschericia coli
D1
20,0
19,65
17,6
15,0
15,2
13,0
-
D2
21,0
19,3
17,9
18,1
15,5
13,6
-
D3
20,4
19,8
18,0
16,5
15,75
13,7
-
D*
20,46
19,58
18,83
16,53
15,48
13,43
-
500
400
300
200
100
50
Blanko
Keterangan:
D
: Diameter daerah hambatan
*
: Rata-rata diameter daerah hambatan
: Tidak terdapat daerah hambatan
Blanko : DMSO
62
D1
18,4
16,95
15,9
15,6
15,4
12,2
-
D2
19,0
17,0
16,0
15,5
15,0
12,0
-
D3
18,8
17,0
15,8
15,0
14,95
12,3
-
D*
18,73
16,98
15,9
15,36
15,11
12,16
-
Lampiran 16. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada fraksi air kulit
buah sawo manila
Konsentrasi
(mg/ml)
Daerah diameter hambatan (mm)
Staphylococcus aureus
Eschericia coli
D1
19,95
17,95
16,55
15,0
13,65
12,8
-
D2
19,8
18,4
16,9
15,1
13,9
12,9
-
D3
19,9
18,2
16,8
14,95
13,85
12,2
-
D*
19,88
18,18
16,75
15,01
13,8
12,63
-
500
400
300
200
100
50
Blanko
Keterangan:
D
: Diameter daerah hambatan
*
: Rata-rata diameter daerah hambatan
: Tidak terdapat daerah hambatan
Blanko : DMSO
63
D1
10,0
8,55
8,35
8,0
7,2
6,6
-
D2
10,2
9,25
8,25
8,15
7,45
7,1
-
D3
9,9
8,6
8,5
8,1
7,95
7,0
-
D*
10,03
8,8
8,36
8,08
7,53
6,9
-
Lampiran 17. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
64
Lampiran 18. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Escherichia coli
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
65
Lampiran 19. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
66
Lampiran 20. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Escherichia coli
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
67
Lampiran 21. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
68
Lampiran 22. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat kulit buah
sawo manila terhadap bakteri Escherichia coli
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
69
Lampiran 23. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah sawo
manila terhadap bakteri Staphylococcus aureus
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
70
Lampiran 24. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air kulit buah sawo
manila terhadap bakteri Escherichia coli
500
400
300
Blanko
200
100
50
Keterangan : Konsentrasi ekstrak dalam satuan mg/ml
71