Tindak Pidana Aborsi yang Dilakukan oleh Dukun Beranak Dalam Putusan Mahkamah Agung No.2189 K Pid 2010

2

ABSTRAK
Jan Morado Sirait 1
Prof. Dr. Suwarto, SH, M.Hum 
Dr. Marlina, SH, MH
Aborsi atau lebih sering disebut dengan istilah “pengguguran
janin” merupakan fenomena sosial yang semakin hari semakin
memprihatinkan. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah
dalam penulisan skripsi ini yaitu Bagaimana Pengaturan tindak pidana
aborsi di Indonesia, Bagaimana Pertanggung jawaban pidana bagi
seorang Dukun Beranak yang melakukan aborsi dalam putusan
Mahkamah Agung Nomor 2189 K/Pid/2010, Bagaimana Pertimbangan
Hakim bagi seorang dukun beranak yang melakukan aborsi sesuai
dengan putusan Mahkamah Agung Nomor 2189 K/Pid/2010.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
yuridis normatif, dilakukan penelitian terhadap peraturan perundangundangan, putusan pengadilan dan berbagai literatur yang berkaitan
dengan masalah skripsi ini. Bersifat normatif maksudnya adalah
penelitian hukum yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
normatif tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan
lainnya dan penerapannya dalam praktik (studi putusan).

Kajian dalam skripsi ini dituangkan dengan membahas
pertanggungjawaban pidana dan pertimbangan hakim terhadap tindak
pidana aborsi yang dilakukan oleh dukun beranak dalam putusan MA
No. 2189/K/Pid/2010. Tindak Pidana Aborsi yang terjadi diakibatkan
karena adanya unsur kesengajaan sehingga mengakibatkan gugurnya
seorang janin. Selanjutnya ketentuan pidana terhadap pelaku tindak
pidana aborsi oleh seorang dukun beranak, dimana diancam penjara 5
(lima) tahun dan 6 (enam) bulan penjara dan dipertegas dalam pasal 194
UU No. 36 tahun 2009 dengan 10 (sepuluh) tahun penjara dan denda
paling banyak sebesar Rp 1.000.000.000,00 (Satu miliar rupiah).
Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Aborsi yang
dilakukan oleh Dukun Beranak berdasarkan Putusan Mahkamah Agung
No.2189/K/Pid/2010 adalah menolak permohonan kasasi dan
membebani Termohon Kasasi/Terdakwa tersebut untuk membayar
biaya perkara dalam tingkat kasasi sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima
ratus rupiah).

1






Mahasiswa Fakultas Hukum USU
Dosen Pembimbing I Staf Pengajar Fakultas Hukum USU
Dosen Pembimbing II Staf Pengajar Fakultas Hukum USU

Universitas Sumatera Utara