Studi Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Produksi Dengan Metode Lean Six Sigma (Studi Kasus: PT. Bina Karya Logam Mandiri)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT. Bina Karya Logam Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang produksi mesin yang akan digunakan untuk mesin Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) dan juga menghasilkan spare part mesin untuk perusahaan lainnya. PT.
Bina Karya Logam Mandiri berdiri sekitar tahun 1987 dan berlokasi di di jalan
Tanjung Morawa Km 13,2 Gang. Madirsan No. 142 Deli Serdang-Sumatera
Utara. Adapun pendiri sekaligus pemilik perusahaan ini adalah Kurniawan Halim.
PT. Bina Karya Logam Mandiri menggunakan sistem make to order
dimana permintaan produk sangat bervariasi dari segi jumlah dan spesifikasi
sesuai dengan permintaan pelanggan. Dalam menjalankan proses produksinya,
teknologi produksi yang digunakan PT. Bina Karya Logam Mandiri bersifat semi
otomatis, dimana sebagian proses produksi masih menggunakan mekanisme
manual dalam bekerja.
2.2.
Organisasi dan Manajemen
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-
orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai struktur pembagian kerja dan struktur
tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang digunakan PT. Bina Karya Logam Mandiri
adalah struktur organisasi fungsional. Hal ini terlihat dari pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab berdasarkan fungsi-fungsi tertentu. Pembagian
tanggungjawab dan wewenang setiap perangkat pada struktur organisasi PT.
BKLM dapat dilihat pada Lampiran 1.
Struktur organisasi PT. Bina Karya Logam Mandiri dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Direktur
Manager
Perbengkelan
Bag
pembubutan
Bag
Pengeboran
Bag
Pemotongan
Bag
pengelesan
Bag Miling
Manager
Pengecoran
Bag PON
Bag Bending
Bag Tab
Sekretaris
Sekretaris
Bag
Peleburan
Bag Mal/
Cetakan
Bag
Penuangan
Bagian
Personalia
Bag
Bag
Pembongkara Pembersihan
Satpam
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bina Karya Logam Mandiri
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan didasari atas kebutuhan
setiap bagian pekerjaan. Tenaga kerja pada PT. Bina Karya Logam Mandiri
terbagi kepada dua bagian, yaitu:
1. Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak berhubungan
langsung
terhadap
berjalannya produksi,
tetapi
berdampak
terhadap
berjalannya produksi, baik dalam bidang manajemen ataupun administratif.
Tenaga kerja tidak langsung PT. Bina Karya Logam Mandiri berjumlah 5
orang. Bagian-bagian tenaga kerja tidak langsung adalah supir, sekretaris,
bagian personalia dan satpam.
2. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang berhubungan langsung
terhadap pembuatan produk. PT. Bina Karya Logam Mandiri memiliki 33
tenaga kerja langsung dimana 32 orang karyawan tetap dan 1 orang karyawan
harian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Pembagian Jabatan di PT. BKLM
No
Jabatan
Jumlah (Orang)
1
Direktur
1
2
Manager Perbengkelan
1
3
Manager Pengecoran
1
4
Personalia
1
5
Sekretaris Perbengkelan
1
6
Sekretaris Pengecoran
1
7
Bagian Pembubutan
6
8
Bagian Pengeboran
2
9
Bagian Pemotongan
1
10
Bagian Pengelasan
2
11
Bagian Remer
1
12
Bagian Scrap
1
13
Bagian Gerinding
1
14
Bagian Tab
2
15
Bagian Peleburan
1
16
Bagian Mal/ Cetakan
6
17
Bagian Penuangan
2
18
Bagian Pembongkaran
4
19
Bagian Pembersihan
2
20
Resepsionis
1
21
Supir
2
22
Satpam
1
Total Jumlah
41
Pembagian shift kerja yang diterapkan di PT. Bina Karya Logam Mandiri
hanyalah satu shift kerja dengan lama jam kerja 7 jam/hari kecuali hari sabtu dan
jumlah hari kerja 6 hari/minggu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Pengaturan Jam Kerja Karyawan
No
1
2
Hari
Senin-Jumat
Sabtu
Jam Kerja
08.00 - 12.00 WIB
Keterangan
Kerja
12.00 - 13.00 WIB
Istrahat
13.00 - 16.00 WIB
Kerja
16.00 – 17.00 WIB
Overtime
08.00 - 13.00 WIB
Kerja
2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Bina Karya Logam Mandiri diatur
berdasarkan status karyawan, dimana pemberian upah pada dasarnya ditetapkan
berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja, dan sebagainya dari
karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi tanggung jawab masingmasing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas :
a. Upah pokok
b. Insentif Kerajinan/Bulan
Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan
yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur. Selain upah pokok yang diterima
oleh karyawan, perusahaan memberikan jaminan sosial dan tunjangan kepada
karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan antara lain :
a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru
b. Tanggungan kecelakaan kerja (JAMSOSTEK)
Universitas Sumatera Utara
2.3.
Proses Produksi
Proses produksi merupakan urutan pengerjaan suatu produk mulai dari
bahan mentah sampai menjadi sebuah produk jadi. Pada PT. Bina Karya Logam
Mandiri, pekerjaan yang dilakukan adalah berdasarkan pesanan (Job order), jenis
produk yang dikerjakan cukup banyak, sehingga proses produksinya juga banyak.
Masing-masing produk memiliki urutan proses yang berbeda-beda. Produk PT.
BKLM yang diamati pada penelitian ini adalah sprocket belah dan garbox atau
mainshaft. Adapun diagram aliran prosesnya dapat diamati pada Gambar 2.2 dan
Gambar 2.3.
2.3.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan
produk yang memiliki persentase yang paling besar dibandingkan bahan-bahan
lainnya dan akan mengalami perubahan fisik maupun kimia hingga menjadi
produk.
PT. Bina Karya Logam Mandiri menggunakan bahan baku berupa
potongan besi. Sumber bahan baku diperoleh dari pengecoran logam/ peleburan
dan hasil impor dari luar negeri (Jepang).
2.3.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi
dalam rangka meningkatkan mutu produk dimana bahan ini merupakan bagian
Universitas Sumatera Utara
dari produk. Bahan tambahan yang digunakan adalah cat tahan panas/galvinis
yang digunakan untuk memberikan warna pada produk.
2.3.3. Bahan Penolong
Bahan
penolong
adalah
bahan
yang
digunakan
dalam
rangka
memperlancar proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir.
Bahan penolong yang digunakan pada PT. Bina Karya Logam Mandiri adalah
LPG dan oksigen yang digunakan untuk proses pemotongan plat baik yang tipis
maupun yang tebal dari berbagai macam ukuran yang diperlukan dalam proses
produksi.
Universitas Sumatera Utara
Sprocket Bulat
S-1
T-1
Cairan
Pendingin
O-1
I-1
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut duduk
Diangkut ke mesin bubut
duduk dengan crane hoist
Dibubut bagian atasnya
T-1
Cairan
Pendingin
O-2
I-2
Dibubut bagian
bawahnya
T-1
D-1
T-2
D-2
T-3
Cairan
Pendingin
O-3
I-3
Cairan
Pendingin
O-4
I-4
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut
duduk
S-2
S-2
Diangkut gips
ke drum
penumpukan
Ditumpuk di drum
Ditumpuk di drum
Diangkut ke daerah mesin
potong dengan hoist crane
Ditumpuk sementara
didaerah mesin potong
Diangkut ke mesin potong
dengan hoist crane
Dibelah menjadi dua
bagian yang sama
Dipotong sisi pertama 5
cm dari ujung belahan
T-1
Cairan
Pendingin
O-5
I-5
Dipotong sisi kedua 5 cm
dari ujung belahan
T-1
D-3
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk sementara
didaerah mesin potong
Diangkut sisa
potongan ke
drum
penumpukan
Diangkut sisa
potongan ke drum
penumpukan
S-2
Ditumpuk di drum
S-2
Ditumpuk di drum
T-4
D-5
T-5
Cairan
Pendingin
O-6
I-6
Diangkut ke daerah mesin
drill dengan hoist crane
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut biasa
Diangkut ke mesin drill
secara manual
Dipotong sudut tepi
T-1
Cairan
Pendingin
O-7
I-7
Diulir pada bagian tengah
T-1
T-6
O-8
Diangkut ke daerah
mesin drill secara
manual
Diangkut sisa
uliran ke drum
penumpukan
Diangkut sisa
potongan ke drum
penumpukan
S-2
Ditumpuk di drum
S-2
Ditumpuk di drum
Dikaitkan sisi sprocket
dengan mur
S-2
Ditumpuk sementara
Gambar 2.2. Flow Process Chart Produk Sprocket Belah
Universitas Sumatera Utara
Besi Bulat Stainless
S-1
T-1
Cairan
Pendingin
O-1
I-1
Ditumpuk sementara di
penumpukan bahan baku
Diangkut ke mesin potong
dengan hoist crane
Dipotong sesuai panjang
orderan
T-2
I-2
D-1
T-3
D-1
T-4
Cairan
Pendingin
O-2
I-3
Diperiksa hasil potongan
S-2
Ditumpuk sementara
didaerah mesin potong
Diangkut ke daerah mesin
bubut biasa dengan hoist
crane
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut
Diangkut ke mesin bubut
dengan hoist crane
Dibubut besi sepanjang 18
cm dengan diameter 11 cm
T-5
Cairan
Pendingin
O-3
I-4
Dibubut besi sepanjang
16 cm dari pembubutan
dengan diameter 13 cm
S-2
T-5
Cairan
Pendingin
O-4
I-5
Dibubut besi sepanjang
22,5 cm dari pembubutan
dengan diameter 11 cm
S-2
T-5
Cairan
Pendingin
O-5
I-6
Dibubut besi sepanjang
68,5 cm dari pembubutan
dengan diameter 9,95 cm
S-2
T-5
I-7
D-3
T-4
Cairan
Pendingin
O-6
I-8
Diperiksa hasil bubutan
S-2
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk di
drum
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk di
drum
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk di
drum
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk di
drum
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut
Diangkut kembali ke mesin
bubut dengan hoist crane
Dibubut pada bagian tengah
untuk pembuatan ulir
T-5
T-5
Diangkut sisa
potongan ke drum
penumpukan
Ditumpuk di
drum
Diangkut ke daerah mesin
bubut dengan hoist crane
O-7
Dibungkus dengan kertas
koran bekas
O-8
Dibungkus dengan plastik
tipis sebagai pembungkus
kedua
S-2
Diangkut sisa
uliran ke drum
penumpukan
Ditumpuk di
drum
Ditumpuk sementara
S-2
Gambar 2.3. Flow Process Chart Produk Garbox (Mainshaft)
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Standar Mutu Bahan Baku
Standar mutu sangat perlu untuk ditingkatkan dan dipertahankan guna
menjaga standar kualitas produk akhir. Standar yang diterapkan ini sangat
mempengaruhi kualitas produk yang ingin dipasarkan dan berani bersaing dengan
perusahaan sejenis. PT. Bina Karya Logam Mandiri selalu menempatkan kualitas
terhadap produk sebagai hal yang terpenting. Perusahaan selalu meyakinkan
kualitas pasokan dari para pemasoknya karena perusahaan mengawasi secara
penuh kualitas dan proses produksinya.
Untuk standard material harus dipastikan bebas dari korosi yang
berlebihan, kerusakan seperti cacat permukaan, perubahan bentuk seperti tekuk
dan puntir. Selain itu material harus dikontrol untuk disimpan dalam kondisi yang
bagus. Perusahaan tetap berhubungan erat dengan pelanggan utama.
2.3.5. Standar Mutu Produk
Produk yang dihasilkan haruslah memiliki standar mutu produk. Beberapa
produk yang dihasilkan berupa spare part antara lain: roda roli, kaki pompa, plat
cutter (2 x 12,5) cm, plat cutter (2 x 26,5) cm dan ring. Standar kualitas hanya
berupa dimensi dan keadaan visual produk yang dihasilkan, karena keterbatasan
informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan. Adapun standar mutu produk
spare part yaitu:
1. Standar mutu roda roli
Standar mutu produk spare part roda roli dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Standar Mutu Roda Roli
Model
Diameter Dalam
Diameter Luar
Tebal
Dimensi
10 cm
55 cm
2 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
2. Standar mutu Kaki Pompa
Standar mutu produk spare part kaki pompa dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Standar Mutu Kaki Pompa
Model
Diameter Luar
Diameter Dalam
Diameter Kaki Luar
Diameter Kaki Dalam
Tinggi
Tebal
Dimensi
28 cm
26 cm
16 cm
5 cm
42 cm
12 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
3. Standar mutu Plat Cutter ( 2 x 12,5) Cm
Standar mutu produk spare part Plat Cutter (2 x 12,5) Cm dapat dilihat pada
Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Standar Mutu Plat Cutter (2 x 12,5) Cm
Model
Tebal
Lebar
Panjang
Dimensi
2 cm
12,5 cm
78 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
4. Standar mutu Plat Cutter (2 x 26,5) Cm
Standar mutu produk spare part PClat Cutter (2 x 26,5) Cm dapat dilihat pada
Tabel 2.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Standar Mutu Plat Cutter (2 x 26,5) Cm
Model
Tebal
Lebar
Panjang
Dimensi
2 cm
26,5 cm
78 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
5. Standar mutu Ring
Standar mutu produk spare part Ring dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Standar Mutu Ring
Model
Diameter Luar
Daimeter Dalam
Tebal
Dimensi
54 cm
49 cm
6 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
6. Standar mutu Garbox
Standar mutu produk Garbox dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.7. Standar Mutu Garbox
Model
Panjang
Diameter
Side
I
II
III
IV
I
II
III
IV
Dimensi
18 cm
16 cm
22.5 cm
68.5 cm
11 cm
13 cm
11 cm
9.95 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
Universitas Sumatera Utara
7. Standar mutu Sprocket Belah
Standar mutu produk Sprocket Belah dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Standar Mutu Sprocket Belah
Model
Tebal
Diameter Dalam
Diameter Luar
Jumlah Gear
Dimensi
10 cm
30 cm
40 cm
10 T
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
Adapun produk-produk spare part yang menjadi objek penelitian adalah
produk Garbox (Mainshaft) dan Sprocket Belah.
Gambar 2.4. Sprocket Belah
`
Gambar 2.5. Garbox atau Mainshaft
Universitas Sumatera Utara
2.3.6. Mesin dan Peralatan
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah
diubah menjadi sebuah keluaran dan melakukan tugas yang telah disetel.
Adapun jenis dari mesin-mesin produksi yang digunakan oleh PT Bina
Karya Logam Mandiri dapat dilihat pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Mesin dan Spesifikasi Mesin yang Digunakan
Nama
Mesin
Bor
Bubut
Bubut
Duduk
Potong
Las
Miling
Tab
Pon
Bending
Merk/ Type
Daya
Jumlah
Asal
Putaran (rpm)
I Keda
Brod Bent
Okuma
380 V
25 HP
-
5
7
2
Jepang
England
Jepang
250
1455
250
Safex M340
OKK
Roku-Roku
AIDA
Inone Press
2 KW
0.9 KW
240V
3.7 KW
2
8
1
1
1
1
China
Taiwan
Jepang
Jepang
Jepang
Jepang
1420
250
-
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
Peralatan yang digunakan oleh PT. Bina Karya Logam Mandiri dalam
proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11. Peralatan yang Digunakan PT. Bina Karya Logam
Mandiri
No
Nama Alat
1
Kereta sorong
Fungsi
Alat angkut untuk memindahkan
material yang digerakkan dengan cara
Jumlah
(Unit)
5
Universitas Sumatera Utara
manual
Alat untuk memindahkan beban yang
berat yang dilengkapi katrol
3
Jangka Sorong
Mengukur diameter dan ukuran dari
pembentukan lubang dan Profil yang
digunakan pada pembubutan
4
Meteran
Untuk mengukur dimensi spare part yang
akan dan sudah dihasilkan
5
Spatula
Alat untuk membersihkan sisa hasil
pembubutan
6
Timbangan Duduk
Alat untuk mengukur berat bahan/spare
part
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
2
Hoist
6
12
9
5
2
2.3.7. Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas pendukung yang digunakan untuk kelancaran
dalam melakukan proses produksi pada lantai produksi. Adapun fasilitas
pendukung yang digunakan pada PT. Bina Karya Logam Mandiri adalah arus
listrik. PT. Bina Karya Logam Mandiri menggunakan arus listrik yang bersumber
dari PLN dan generator pembangkit listrik tenaga diesel.
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT. Bina Karya Logam Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang produksi mesin yang akan digunakan untuk mesin Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) dan juga menghasilkan spare part mesin untuk perusahaan lainnya. PT.
Bina Karya Logam Mandiri berdiri sekitar tahun 1987 dan berlokasi di di jalan
Tanjung Morawa Km 13,2 Gang. Madirsan No. 142 Deli Serdang-Sumatera
Utara. Adapun pendiri sekaligus pemilik perusahaan ini adalah Kurniawan Halim.
PT. Bina Karya Logam Mandiri menggunakan sistem make to order
dimana permintaan produk sangat bervariasi dari segi jumlah dan spesifikasi
sesuai dengan permintaan pelanggan. Dalam menjalankan proses produksinya,
teknologi produksi yang digunakan PT. Bina Karya Logam Mandiri bersifat semi
otomatis, dimana sebagian proses produksi masih menggunakan mekanisme
manual dalam bekerja.
2.2.
Organisasi dan Manajemen
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-
orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai struktur pembagian kerja dan struktur
tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang digunakan PT. Bina Karya Logam Mandiri
adalah struktur organisasi fungsional. Hal ini terlihat dari pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab berdasarkan fungsi-fungsi tertentu. Pembagian
tanggungjawab dan wewenang setiap perangkat pada struktur organisasi PT.
BKLM dapat dilihat pada Lampiran 1.
Struktur organisasi PT. Bina Karya Logam Mandiri dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Direktur
Manager
Perbengkelan
Bag
pembubutan
Bag
Pengeboran
Bag
Pemotongan
Bag
pengelesan
Bag Miling
Manager
Pengecoran
Bag PON
Bag Bending
Bag Tab
Sekretaris
Sekretaris
Bag
Peleburan
Bag Mal/
Cetakan
Bag
Penuangan
Bagian
Personalia
Bag
Bag
Pembongkara Pembersihan
Satpam
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bina Karya Logam Mandiri
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan didasari atas kebutuhan
setiap bagian pekerjaan. Tenaga kerja pada PT. Bina Karya Logam Mandiri
terbagi kepada dua bagian, yaitu:
1. Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak berhubungan
langsung
terhadap
berjalannya produksi,
tetapi
berdampak
terhadap
berjalannya produksi, baik dalam bidang manajemen ataupun administratif.
Tenaga kerja tidak langsung PT. Bina Karya Logam Mandiri berjumlah 5
orang. Bagian-bagian tenaga kerja tidak langsung adalah supir, sekretaris,
bagian personalia dan satpam.
2. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang berhubungan langsung
terhadap pembuatan produk. PT. Bina Karya Logam Mandiri memiliki 33
tenaga kerja langsung dimana 32 orang karyawan tetap dan 1 orang karyawan
harian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Pembagian Jabatan di PT. BKLM
No
Jabatan
Jumlah (Orang)
1
Direktur
1
2
Manager Perbengkelan
1
3
Manager Pengecoran
1
4
Personalia
1
5
Sekretaris Perbengkelan
1
6
Sekretaris Pengecoran
1
7
Bagian Pembubutan
6
8
Bagian Pengeboran
2
9
Bagian Pemotongan
1
10
Bagian Pengelasan
2
11
Bagian Remer
1
12
Bagian Scrap
1
13
Bagian Gerinding
1
14
Bagian Tab
2
15
Bagian Peleburan
1
16
Bagian Mal/ Cetakan
6
17
Bagian Penuangan
2
18
Bagian Pembongkaran
4
19
Bagian Pembersihan
2
20
Resepsionis
1
21
Supir
2
22
Satpam
1
Total Jumlah
41
Pembagian shift kerja yang diterapkan di PT. Bina Karya Logam Mandiri
hanyalah satu shift kerja dengan lama jam kerja 7 jam/hari kecuali hari sabtu dan
jumlah hari kerja 6 hari/minggu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Pengaturan Jam Kerja Karyawan
No
1
2
Hari
Senin-Jumat
Sabtu
Jam Kerja
08.00 - 12.00 WIB
Keterangan
Kerja
12.00 - 13.00 WIB
Istrahat
13.00 - 16.00 WIB
Kerja
16.00 – 17.00 WIB
Overtime
08.00 - 13.00 WIB
Kerja
2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Bina Karya Logam Mandiri diatur
berdasarkan status karyawan, dimana pemberian upah pada dasarnya ditetapkan
berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja, dan sebagainya dari
karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi tanggung jawab masingmasing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas :
a. Upah pokok
b. Insentif Kerajinan/Bulan
Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan
yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur. Selain upah pokok yang diterima
oleh karyawan, perusahaan memberikan jaminan sosial dan tunjangan kepada
karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan antara lain :
a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru
b. Tanggungan kecelakaan kerja (JAMSOSTEK)
Universitas Sumatera Utara
2.3.
Proses Produksi
Proses produksi merupakan urutan pengerjaan suatu produk mulai dari
bahan mentah sampai menjadi sebuah produk jadi. Pada PT. Bina Karya Logam
Mandiri, pekerjaan yang dilakukan adalah berdasarkan pesanan (Job order), jenis
produk yang dikerjakan cukup banyak, sehingga proses produksinya juga banyak.
Masing-masing produk memiliki urutan proses yang berbeda-beda. Produk PT.
BKLM yang diamati pada penelitian ini adalah sprocket belah dan garbox atau
mainshaft. Adapun diagram aliran prosesnya dapat diamati pada Gambar 2.2 dan
Gambar 2.3.
2.3.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan
produk yang memiliki persentase yang paling besar dibandingkan bahan-bahan
lainnya dan akan mengalami perubahan fisik maupun kimia hingga menjadi
produk.
PT. Bina Karya Logam Mandiri menggunakan bahan baku berupa
potongan besi. Sumber bahan baku diperoleh dari pengecoran logam/ peleburan
dan hasil impor dari luar negeri (Jepang).
2.3.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi
dalam rangka meningkatkan mutu produk dimana bahan ini merupakan bagian
Universitas Sumatera Utara
dari produk. Bahan tambahan yang digunakan adalah cat tahan panas/galvinis
yang digunakan untuk memberikan warna pada produk.
2.3.3. Bahan Penolong
Bahan
penolong
adalah
bahan
yang
digunakan
dalam
rangka
memperlancar proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir.
Bahan penolong yang digunakan pada PT. Bina Karya Logam Mandiri adalah
LPG dan oksigen yang digunakan untuk proses pemotongan plat baik yang tipis
maupun yang tebal dari berbagai macam ukuran yang diperlukan dalam proses
produksi.
Universitas Sumatera Utara
Sprocket Bulat
S-1
T-1
Cairan
Pendingin
O-1
I-1
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut duduk
Diangkut ke mesin bubut
duduk dengan crane hoist
Dibubut bagian atasnya
T-1
Cairan
Pendingin
O-2
I-2
Dibubut bagian
bawahnya
T-1
D-1
T-2
D-2
T-3
Cairan
Pendingin
O-3
I-3
Cairan
Pendingin
O-4
I-4
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut
duduk
S-2
S-2
Diangkut gips
ke drum
penumpukan
Ditumpuk di drum
Ditumpuk di drum
Diangkut ke daerah mesin
potong dengan hoist crane
Ditumpuk sementara
didaerah mesin potong
Diangkut ke mesin potong
dengan hoist crane
Dibelah menjadi dua
bagian yang sama
Dipotong sisi pertama 5
cm dari ujung belahan
T-1
Cairan
Pendingin
O-5
I-5
Dipotong sisi kedua 5 cm
dari ujung belahan
T-1
D-3
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk sementara
didaerah mesin potong
Diangkut sisa
potongan ke
drum
penumpukan
Diangkut sisa
potongan ke drum
penumpukan
S-2
Ditumpuk di drum
S-2
Ditumpuk di drum
T-4
D-5
T-5
Cairan
Pendingin
O-6
I-6
Diangkut ke daerah mesin
drill dengan hoist crane
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut biasa
Diangkut ke mesin drill
secara manual
Dipotong sudut tepi
T-1
Cairan
Pendingin
O-7
I-7
Diulir pada bagian tengah
T-1
T-6
O-8
Diangkut ke daerah
mesin drill secara
manual
Diangkut sisa
uliran ke drum
penumpukan
Diangkut sisa
potongan ke drum
penumpukan
S-2
Ditumpuk di drum
S-2
Ditumpuk di drum
Dikaitkan sisi sprocket
dengan mur
S-2
Ditumpuk sementara
Gambar 2.2. Flow Process Chart Produk Sprocket Belah
Universitas Sumatera Utara
Besi Bulat Stainless
S-1
T-1
Cairan
Pendingin
O-1
I-1
Ditumpuk sementara di
penumpukan bahan baku
Diangkut ke mesin potong
dengan hoist crane
Dipotong sesuai panjang
orderan
T-2
I-2
D-1
T-3
D-1
T-4
Cairan
Pendingin
O-2
I-3
Diperiksa hasil potongan
S-2
Ditumpuk sementara
didaerah mesin potong
Diangkut ke daerah mesin
bubut biasa dengan hoist
crane
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut
Diangkut ke mesin bubut
dengan hoist crane
Dibubut besi sepanjang 18
cm dengan diameter 11 cm
T-5
Cairan
Pendingin
O-3
I-4
Dibubut besi sepanjang
16 cm dari pembubutan
dengan diameter 13 cm
S-2
T-5
Cairan
Pendingin
O-4
I-5
Dibubut besi sepanjang
22,5 cm dari pembubutan
dengan diameter 11 cm
S-2
T-5
Cairan
Pendingin
O-5
I-6
Dibubut besi sepanjang
68,5 cm dari pembubutan
dengan diameter 9,95 cm
S-2
T-5
I-7
D-3
T-4
Cairan
Pendingin
O-6
I-8
Diperiksa hasil bubutan
S-2
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk di
drum
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk di
drum
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk di
drum
Diangkut gips ke
drum penumpukan
Ditumpuk di
drum
Ditumpuk sementara
didaerah mesin bubut
Diangkut kembali ke mesin
bubut dengan hoist crane
Dibubut pada bagian tengah
untuk pembuatan ulir
T-5
T-5
Diangkut sisa
potongan ke drum
penumpukan
Ditumpuk di
drum
Diangkut ke daerah mesin
bubut dengan hoist crane
O-7
Dibungkus dengan kertas
koran bekas
O-8
Dibungkus dengan plastik
tipis sebagai pembungkus
kedua
S-2
Diangkut sisa
uliran ke drum
penumpukan
Ditumpuk di
drum
Ditumpuk sementara
S-2
Gambar 2.3. Flow Process Chart Produk Garbox (Mainshaft)
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Standar Mutu Bahan Baku
Standar mutu sangat perlu untuk ditingkatkan dan dipertahankan guna
menjaga standar kualitas produk akhir. Standar yang diterapkan ini sangat
mempengaruhi kualitas produk yang ingin dipasarkan dan berani bersaing dengan
perusahaan sejenis. PT. Bina Karya Logam Mandiri selalu menempatkan kualitas
terhadap produk sebagai hal yang terpenting. Perusahaan selalu meyakinkan
kualitas pasokan dari para pemasoknya karena perusahaan mengawasi secara
penuh kualitas dan proses produksinya.
Untuk standard material harus dipastikan bebas dari korosi yang
berlebihan, kerusakan seperti cacat permukaan, perubahan bentuk seperti tekuk
dan puntir. Selain itu material harus dikontrol untuk disimpan dalam kondisi yang
bagus. Perusahaan tetap berhubungan erat dengan pelanggan utama.
2.3.5. Standar Mutu Produk
Produk yang dihasilkan haruslah memiliki standar mutu produk. Beberapa
produk yang dihasilkan berupa spare part antara lain: roda roli, kaki pompa, plat
cutter (2 x 12,5) cm, plat cutter (2 x 26,5) cm dan ring. Standar kualitas hanya
berupa dimensi dan keadaan visual produk yang dihasilkan, karena keterbatasan
informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan. Adapun standar mutu produk
spare part yaitu:
1. Standar mutu roda roli
Standar mutu produk spare part roda roli dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Standar Mutu Roda Roli
Model
Diameter Dalam
Diameter Luar
Tebal
Dimensi
10 cm
55 cm
2 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
2. Standar mutu Kaki Pompa
Standar mutu produk spare part kaki pompa dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Standar Mutu Kaki Pompa
Model
Diameter Luar
Diameter Dalam
Diameter Kaki Luar
Diameter Kaki Dalam
Tinggi
Tebal
Dimensi
28 cm
26 cm
16 cm
5 cm
42 cm
12 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
3. Standar mutu Plat Cutter ( 2 x 12,5) Cm
Standar mutu produk spare part Plat Cutter (2 x 12,5) Cm dapat dilihat pada
Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Standar Mutu Plat Cutter (2 x 12,5) Cm
Model
Tebal
Lebar
Panjang
Dimensi
2 cm
12,5 cm
78 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
4. Standar mutu Plat Cutter (2 x 26,5) Cm
Standar mutu produk spare part PClat Cutter (2 x 26,5) Cm dapat dilihat pada
Tabel 2.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Standar Mutu Plat Cutter (2 x 26,5) Cm
Model
Tebal
Lebar
Panjang
Dimensi
2 cm
26,5 cm
78 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
5. Standar mutu Ring
Standar mutu produk spare part Ring dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Standar Mutu Ring
Model
Diameter Luar
Daimeter Dalam
Tebal
Dimensi
54 cm
49 cm
6 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
6. Standar mutu Garbox
Standar mutu produk Garbox dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.7. Standar Mutu Garbox
Model
Panjang
Diameter
Side
I
II
III
IV
I
II
III
IV
Dimensi
18 cm
16 cm
22.5 cm
68.5 cm
11 cm
13 cm
11 cm
9.95 cm
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
Universitas Sumatera Utara
7. Standar mutu Sprocket Belah
Standar mutu produk Sprocket Belah dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Standar Mutu Sprocket Belah
Model
Tebal
Diameter Dalam
Diameter Luar
Jumlah Gear
Dimensi
10 cm
30 cm
40 cm
10 T
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
Adapun produk-produk spare part yang menjadi objek penelitian adalah
produk Garbox (Mainshaft) dan Sprocket Belah.
Gambar 2.4. Sprocket Belah
`
Gambar 2.5. Garbox atau Mainshaft
Universitas Sumatera Utara
2.3.6. Mesin dan Peralatan
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah
diubah menjadi sebuah keluaran dan melakukan tugas yang telah disetel.
Adapun jenis dari mesin-mesin produksi yang digunakan oleh PT Bina
Karya Logam Mandiri dapat dilihat pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Mesin dan Spesifikasi Mesin yang Digunakan
Nama
Mesin
Bor
Bubut
Bubut
Duduk
Potong
Las
Miling
Tab
Pon
Bending
Merk/ Type
Daya
Jumlah
Asal
Putaran (rpm)
I Keda
Brod Bent
Okuma
380 V
25 HP
-
5
7
2
Jepang
England
Jepang
250
1455
250
Safex M340
OKK
Roku-Roku
AIDA
Inone Press
2 KW
0.9 KW
240V
3.7 KW
2
8
1
1
1
1
China
Taiwan
Jepang
Jepang
Jepang
Jepang
1420
250
-
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
Peralatan yang digunakan oleh PT. Bina Karya Logam Mandiri dalam
proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11. Peralatan yang Digunakan PT. Bina Karya Logam
Mandiri
No
Nama Alat
1
Kereta sorong
Fungsi
Alat angkut untuk memindahkan
material yang digerakkan dengan cara
Jumlah
(Unit)
5
Universitas Sumatera Utara
manual
Alat untuk memindahkan beban yang
berat yang dilengkapi katrol
3
Jangka Sorong
Mengukur diameter dan ukuran dari
pembentukan lubang dan Profil yang
digunakan pada pembubutan
4
Meteran
Untuk mengukur dimensi spare part yang
akan dan sudah dihasilkan
5
Spatula
Alat untuk membersihkan sisa hasil
pembubutan
6
Timbangan Duduk
Alat untuk mengukur berat bahan/spare
part
Sumber : PT. Bina Karya Logam Mandiri
2
Hoist
6
12
9
5
2
2.3.7. Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas pendukung yang digunakan untuk kelancaran
dalam melakukan proses produksi pada lantai produksi. Adapun fasilitas
pendukung yang digunakan pada PT. Bina Karya Logam Mandiri adalah arus
listrik. PT. Bina Karya Logam Mandiri menggunakan arus listrik yang bersumber
dari PLN dan generator pembangkit listrik tenaga diesel.
Universitas Sumatera Utara