Eksplorasi Umum Endapan Felspar Donggala

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN TAHUN 2008 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN FELSPAR
DI KABUPATEN DONGGALA,
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Abdul Fatah Yusuf, Irwan Muksin, A. Sanusi Halim, Supomo
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Secara administratif, lokasi eksplorasi umum felspar terletak di daerah Kecamatan Damplas/Sojol
(Damsol) dan Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis
daerah eksplorasi terletak di antara koordinat 119o 52’ 6,90” - 119o 55’ 53,53” Bujur Timur dan 0o 7’
15,03” Lintang Utara - 0o 0’ 50,59” Lintang Selatan.
Formasi batuan yang terdapat di wilayah ini dari yang berumur tua hingga muda adalah batuan
terobosan (gr) terdiri dari granit, sienit, diorite dan sedikit amelin, berumur Miosen, komplek
metamorfosis (km), Molasa Celebes Sarasin (Qtms) berumur Miosen – Pliosen, batugamping koral (Ql)
berumur Pliosen, aluvium dan endapan pantai (Qal) terdiri dari kerikil, pasir dan lumpur.
Model endapan felspar di daerah penyelidikan terdapat dua jenis, yaitu endapan felspar berupa lapukan
setempat (insitu) dari batuan granit (sabastone), membentuk perbukitan rendah bergelombang yang tidak
beraturan. Umumnya areal sebaran ini berupa perkebunan kelapa, coklat, cengkeh dan lada penduduk
setempat, sebagian kecil berupa hutan dan semak belukar dan endapan felspar berupa pasir diendapkan
sebagai endapan aluvial, baik endapan sungai maupun endapan pantai, bentuk endapan berupa lensa –

lensa pada satuan pasir aluvial. Umumnya lahan ini sudah menjadi areal pemukiman dan perkebunan
kelapa penduduk setempat.
Sebaran felspar dengan kandungan K2O tertinggi (7,5%) terdapat di daerah Sibayu seluas 10 ha dan di
daerah Malawa seluas 78 ha, di bagian paling utara sebaran kandungan K2O=3,5% seluas 429 ha dan di
bagian paling selatan K2O=4,0% seluas 138 ha. Daerah lainnya bervariasi mulai 3,5 – 7,0 %. Sebaran
felspar dengan kandungan Na2O tertinggi (3,0%) terdapat di daerah Budimukti seluas 351 ha dan di
daerah Sibulaong seluas 105 ha, di bagian paling utara sebaran kandungan Na2O =3,0% seluas 351 ha dan
di bagian paling selatan Na2O =2,6% seluas 966 ha. Daerah lainnya bervariasi mulai 1,6 – 2,8 %. Sebaran
felspar dengan kandungan K2O+Na2O tertinggi (11,5%) terdapat di daerah Malawa seluas 5 ha, di bagian
paling utara dan selatan sebaran kandungan K2O+Na2O=6,5% masing – masing seluas 125 ha dan 218 ha.
Daerah lainnya bervariasi mulai 6,5 – 11,0 %.
Kegunaan felspar terutama dalam industry keramik dan gelas, dalam jumlah yang sedikit digunakan
sebagai filler (pengisi) pada industry cat, plastic, karet dan bahan perekat.
Sumberdaya tertunjuk bahan galian felspar di daerah penyelidikan sebesar 78 juta meter kubik atau
sekitar 215 juta ton, jumlah tanah penutup sekitar 45 juta meter kubik atau setara 72 juta ton, rasio bahan
galian terhadap overburden hampir 3, secara ekonomis dapat dipertimbangkan. Perlu peningkatan mutu
felspar di daerah penyelidikan untuk dapat digunakan sebagai bahan baku keramik, dengan cara flotasi
felspar.
PENDAHULUAN
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran
2008, Pusat Sumber Daya Geologi telah
melaksanakan kegiatan eksplorasi umum felspar

di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi
Tengah.
Eksplorasi umum ini dilaksanakan berdasarkan
hasil penyelidikan terdahulu, yaitu eksplorasi
mineral industri di daerah Kabupaten Donggala,
Provinsi Sulawesi Tengah, pada tahun 1999,

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN TAHUN 2008 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

melalui kegiatan eksplorasi umum ini
diharapkan potensi felspar yang terdapat di
daerah tersebut dapat dievaluasi, baik kualitas
maupun kuantitasnya sehingga dapat digunakan
sebagai dasar pengembangan lebih lanjut dari
potensi felspar tersebut.
Kegiatan eksplorasi umum felspar di Kabupaten

Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data yang
lebih akurat dan aktual guna mengetahui lebih
jauh sebaran dan kualitas felspar di Kabupaten
Donggala yang mempunyai prospek cukup baik
untuk dapat dikembangkan.
Lokasi eksplorasi umum terletak di daerah
Kecamatan Damplas/Sojol (Damsol) dan
Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala,
Provinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis
daerah eksplorasi terletak di antara koordinat
119o 52’ 6,90” - 119o 55’ 53,53” Bujur Timur
dan 0o 7’ 15,03” Lintang Utara - 0o 0’ 50,59”
Lintang Selatan, seluas 15.500 ha.
Metoda penyelidikan yang digunakan berkaitan
dengan kegiatan Eksplorasi Umum Felspar
antara lain sebagai berikut :
1. Pengumpulan data sekunder
2. Pengumpulan data primer
3. Analisis Laboratorium

4. Pengolahan data
GEOLOGI UMUM
Geologi daerah Kabupaten Donggala, Provinsi
Sulawesi Tengah berdasarkan Peta Geologi
Lembar Tolitoli, Sulawesi Utara, Skala 1 :
250.000 yang dipublikasikan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (Nana
Ratman dkk., 1976) dan Peta Geologi Lembar
Palu, Sulawesi, Skala 1 : 250.000 yang
dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi (Rab Sukamto dkk.,
1973). (Gambar 2)
Urutan formasi batuan tersebut dari yang
berumur tua hingga muda dapat diperikan
sebagai berikut :
Batuan terobosan (gr), terdiri dari granit (gr),
sienit (sy), diorite (di) dan sedikit adamelit (am).
Adamelitnya tercirikan oleh fenokris felspar
kalium, yang sebagian panjangnya lebih dari 8
cm dan bertekstur pofir kasar. Berumur Miosen.

Komplek metamorfosis (km); batuannya
terutama sekis hijau (kmg), terdiri dari sekis

biotit-kwarsa, sekis biotit-felspar kwarsa, sekis
granit-epidot, sekis klorit, sekis talkum, genes
mika, genes mika-granit, genes mika-felspar dan
genes muskovit dengan sisipan kwarsit.
Setempat terdapat urat kwarsa, yang kadangkadang mengandung sekelompok kecil pirit.
Bagian teratas satuan batuan ini terutama terdiri
dari sekis mika yang terubah secara berangsur
jadi sekis hijau; setempat berselingan dengan
sekis hijau. Sekis hijau (kmg) terdiri dari sekis
amfibol, sekis amfibol-epidot dan sekis
hornblende-biotit; umumnya berselingan dengan
kwarsit putih dan filit.
Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (Qtms),
terdiri dari konglomerat, batupasir kwarsa,
batulumpur, batugamping koral dan napal,
sebagian
mengeras

lemah
(terutama
batugamping). Berumur Akhir Miosen sampai
Pliosen.
Batugamping koral (Ql), terdiri dari
batugamping koral, breksi koral dengan
cangkang moluska dan napal, sebagian pejal;
terbentuk di lingkungan neritik dan litoral.
Berumur Pliosen.
Aluvium dan endapan pantai (Qal), terdiri dari
kerikil, pasir dan lumpur. Terbentuk dalam
lingkungan sungai, delta dan pantai.
Struktur daerah ini didominasi oleh lajur sesar
Palu yang berarah utara baratlaut. Bentuknya
yang sekarang ialah menyerupai terban yang
dibatasi oleh sesar-sesar hidup. Sesar-sesar dan
kelurusan lainnya yang setengah sejajar dengan
arah lajur Palu terdapat di pematang timur.
Banyak sesar dan kelurusan lainnya yang kurang
lebih kurang tegak lurus. Sesar naik

berkemiringan ke timur dalam kompleks batuan
metamorf dan dalam Formasi Tinombo
menunjukkan akan sifat pemampatan pada
beberapa diantaranya sesar yang lebih tua. Sesar
termuda yang tercatat terjadi pada tahun 1968
didekat Tambo, timbul setelah ada gempa bumi,
berupa sesar normal berarah baratlaut yang
permukaan tanahnya turun 5 meter. Pada bagian
yang menurun, daerah pantai seluas kira-kira 5
kilometer persegi masuk kedalam laut.
Indikasi Bahan Galian
Pada batuan Komplek metamorfosis (km)
dimana terdapat sekis biotit-felspar kwarsa dan
genes mika-felspar batuan tersebut merupakan
salah satu sumber bahan galian felspar. Pada
Batuan terobosan (gr), yang telah mengalami

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN TAHUN 2008 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

pelapukan mengandung mineral felspar yang

konsentrasinya relatif tinggi (sabastone) juga
pada pasir hasil rombakan lapukan granit
tersebut yang diendapkan sebagi aluvial sungai
maupun pantai juga mengandung mineral
felspar.

GEOLOGI DAN POTENSI FELSPAR
Morfologi
Satuan morfologi daerah penyelidikan terdiri
dari 3 satuan morfologi :
-

Morfologi perbukitan terjal, didominasi oleh
satuan batuan metamorf dan batuan
terobosan granit yang masih segar, satuan
ini menempati bagian utara dan timur daerah
penyelidikan.
- Morfologi perbukitan bergelombang,
didominasi oleh satuan batuan molase
(Qtms) dan lapukan batuan granit yang

kaya akan felspar (sabastone). Satuan
ini menempati bagian tengah daerah
penyelidikan, memanjang hamper utaraselatan.
- Morfologi
pedataran,
terutama
didominasi oleh satuan alluvium dan
sedikit batugamping koral, terdapat
dibagian barat daerah penyelidikan di
sepanjang pantai, di daerah Sibayu dan
sekitarnya melebar kearah timur,
sepanjang aliran S. Sibayu.

Stratigrafi
Batuan terobosan (gr), terdiri dari granit (gr),
setempat mengandung fenokris felspar kalium,
yang sebagian panjangnya lebih dari 8 cm dan
bertekstur pofir kasar. Batuan ini hampir
menutupi sebagian besar daerah penyelidikan.
Berumur Miosen. Berdasarkan hasil petrografi

komposisi mineralnya terdiri dari : plagioklas
15%, orthoklas 50%, kuarsa 22%, biotit 5%,
serisit 4%, klorit 2% dan mineral opak 2%.
Komplek metamorfosis (km); terdiri dari sekis
biotit-kwarsa, sekis biotit-felspar kwarsa, sekis
granit-epidot, sekis klorit, genes mika, genes
mika-granit, genes mika-felspar dan genes
muskovit dengan sisipan kwarsit. Batuanini
meneutupi bagian selatan dan timur daerah
penyelidikan. Sekis hijau (kmg) terdiri dari sekis
amfibol, sekis amfibol-epidot dan sekis
hornblende-biotit; umumnya berselingan dengan
kwarsit putih dan filit. Satuan batuan ini
menempati bagian utara daerah penyelidikan.

Molasa Celebes Sarasin dan Sarasin (Qtms),
terdiri dari konglomerat, batupasir kwarsa,
batulumpur, batugamping koral dan napal,
sebagian
mengeras

lemah
(terutama
batugamping). Satuan batuan ini menempati
bagian selatan daerah penyelidikan. Berumur
Akhir Miosen sampai Pliosen..
Batugamping koral (Ql)), terdiri dari
batugamping koral, breksi koral dengan
cangkang moluska dan napal, sebagian pejal;
terbentuk di lingkungan neritik dan litoral.
Satuan batuan ini menempati sedikit wilayah
daerah penyelidikan di sudut utara barat.
Berumur Pliosen,
Aluvium dan endapan pantai (Qal), terdiri dari
kerikil, pasir dan lumpur. Terbentuk dalam
lingkungan sungai, delta dan pantai. Satuan
batuan ini menempati bagian barat daerah
penyelidikan terutama di daerah aliran sungai
besar. Sebaran satuan batuan ini melebar di
bagian utara di sekitar daerah aliran S. Sibayu.
Felspar adalah nama kelompok mineral yang
mempunyai komposisi potasium, sodium, dan
kalsium alumina silikat. Pada umumnya
kelompok mineral ini terbentuk oleh proses
pneumatolistis
dan
hydrothermal
yang
membentuk urat pegmatite. Felspar ditemukan
pada batuan beku, batuan erupsi, metamorfosa
dan lapukan, baik yang bersifat asam maupun
basa. Batuan granit mengandung 60% felspar
yang berasosiasi dengan kuarsa, mika, klorit,
beril, dan rutil, sedangkan pada batuan pegmatit
berasosiasi dengan kuarsa, mika, dan topaz.
Berdasarkan keterdapatannya, endapan felspar
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
(Andi Mangga dkk, 1993; Puslitbang Geologi,
200l):
- Felspar primer, terdapat dalam batuan
granitis,
- Felspar diagenetik, terdapat dalam
batuan sedimen piroklastik,
- Felspar sabastone, terdapat pada
lapukan granit secara insitu (ditempat)
- Felspar aluvial, terdapat dalam batuan
yang telah mengalami pelapukan dan
transportasi
Model endapan felspar di daerah penyelidikan
terdapat dua jenis :
- Endapan felspar berupa lapukan
setempat (insitu) dari batuan granit
(sabastone), membentuk perbukitan
rendah bergelombang yang tidak

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN TAHUN 2008 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

-

beraturan. Umumnya areal sebaran ini
berupa perkebunan kelapa, coklat,
cengkeh dan lada penduduk setempat,
sebagian kecil berupa hutan dan semak
belukar.
Endapan
felspar
berupa
pasir
diendapkan sebagai endapan aluvial,
baik endapan sungai maupun endapan
pantai, bentuk endapan berupa lensa –
lensa pada satuan pasir aluvial.
Umumnya lahan ini sudah menjadi areal
pemukiman dan perkebunan kelapa
penduduk setempat.

Sabastone (lapukan setempat batuan granit),
terdiri dari soil (tanah), lempung, butiran kuarsa
dan butiran felspar, butiran kuarsa dan felspar
terdiri dari pasir sampai kerikil, secara
megaskopis
butiran
felspar
mempunyai
konsentrasi antara 20 – 40 %, bentuk endapan
sangat tidak beraturan membentuk perbukitan
rendah
bergelombang,
ketebalan
sangat
bervariasi bergantung kepada bentuk topografi
awal (semula) dan intensitas pelapukan,
setempat singkapan yang dijumpai sampai
mencapai ketebalan 6 m.
Sebaran sabastone memanjang utara – selatan,
di wilayah Kecamatan Damsol dan Balaesang,
meliputi wilayah Desa Muktiagung, Budimukti,
Sibayu, Sibualong dan Siweli. Ketebalan tanah
penutup sangat bervariasi mulai dari 0,5 m
sampai 2 m.
Pasir felspar aluvial, berupa endapan aluvial
sungai dan pantai, sebarannya memanjang utara
– selatan mulai dari Desa Sibayu, Sibualong,
Siweli dan Tambu. Areal sebaran menempati
dataran rendah pada ketinggian 0 – 20 m (dpl),
lahan
sebaran
sudah
menjadi
daerah
pemukiman, perkebunan dan pesawahan
penduduk setempat. Mengingat lahan sebaran
sudah mempunyai fungsi tetap dan ketinggian
tidak lebih dari 20 m, maka sebaran bahan galian
felspar dalam bentuk aluvial tidak dipetakan,
karena
tidak
memungkinkan
untuk
dikembangkan lebih lanjut.
Sebaran felspar dengan kandungan K2O tertinggi
(7,5%) terdapat di daerah Sibayu seluas 10 ha
dan di daerah Malawa seluas 78 ha, di bagian
paling utara sebaran kandungan K2O=3,5%
seluas 429 ha dan di bagian paling selatan

K2O=4,0% seluas 138 ha. Daerah lainnya
bervariasi mulai 3,5 – 7,0 %.
Sebaran felspar dengan kandungan Na2O
tertinggi (3,0%) terdapat di daerah Budimukti
seluas 351 ha dan di daerah Sibulaong seluas
105 ha, di bagian paling utara sebaran
kandungan Na2O =3,0% seluas 351 ha dan di
bagian paling selatan Na2O =2,6% seluas 966
ha. Daerah lainnya bervariasi mulai 1,6 – 2,8 %.
Sebaran felspar dengan kandungan K2O+Na2O
tertinggi (11,5%) terdapat di daerah Malawa
seluas 5 ha, di bagian paling utara dan selatan
sebaran kandungan K2O+Na2O=6,5% masing –
masing seluas 125 ha dan 218 ha. Daerah
lainnya bervariasi mulai 6,5 – 11,0 %.

Bahan galian felspar yang dihitung potensinya
adalah endapan dalam bentuk sabastone. Luas
sebaran memanjang utara – selatan, membentuk
perbukitan rendah bergelombang yang tidak
beraturan. Luas sebaran sekitar 3.000 ha,
ketebalan tanah penutup bervariasi mulai dari
0,5 m hingga 2 m, tebal tanah penutup rata – rata
1,5 m. Ketebalan sangat bervariasi mulai dari 1
m hingga 6 m, ketebalan rata – rata 3 m.
Konsentrasi mineral felspar rata-rata dalam
sabastone 87,09 % berat jenis rata – rata 2,75.
Sumberdaya
felspar
dihitung
dengan
menentukan volume dan tonasenya.
Sumberdaya tertunjuk bahan galian felspar di
daerah penyelidikan, yaitu :
Tebal rata-rata
=3m
Konsentrasi mineral felspar
= 87,09 %
Volume = 30.000.000 x 3 x 87,09 %
= 78.381.000 m³
BJ rata-rata = 2,75
Tonase
= 78.381.000 x 2,75
= 215.547.750 ton
Volume tanah penutup : 30.000.000 x 1,5
= 45.000.000 m³
Berat jenis rata – rata tanah penutup = 1,6
Tonase tanah penutup = 45.000.000 x 1,6
= 72.000.000 ton
Untuk mendapatkan semua bahan galian felspar
di daerah penyelidikan diperlukan menggali
tanah penutup sebesar 72 juta ton, rasio
overburden dan bahan galian sekitar 1 : 3. Untuk
mendapatkan 1 ton bahan galian perlu menggali
(memindahklan) 0,33 ton tanah penutup, secara
ekonomis masih dapat dipertimbangkan.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN TAHUN 2008 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PROSPEK PEMANFAATAN DAN
PENGEMBANGAN FELSPAR
Kegunaan felspar terutama dalam industry
keramik dan gelas, dalam jumlah yang sedikit
digunakan sebagai filler (pengisi) pada industry
cat, plastic, karet dan bahan perekat.
Indusri Gelas: Felspar digunakan sebagai
bahan baku gelas yang berfungsi menurunkan
temperatur lelehan kuarsa dan mengontrol
kekentalan gelas. Kandungan alkali dalam
felpspar membantu menurunkan titik leleh gelas
sehingga dapat mengurangi ongkos produksi.
Bahan galian felspar di daerah penyelidikan
dapat digunakan sebagai bahan baku industri
gelas yaitu yang berlokasi di daerah Lemo, Desa
Sibulaong, Kecamatan Balaesang (Fl 76) dan di
daerah Budimukti, Kecamatan Damsol (Fl 30).
Industri Keramik : Dalam industi ini felspar
merupakan bahan baku kedua setelah lempung,
felspar meleleh pada kisaran temperatur tertentu,
campuran bahan baku keramik yang terdiri dari
lempung, felspar dan kuarsa, campuran tersebut
akan mengalami penggelasan pada temperatur
rendah akibat adanya felspar. Felspar
berpengaruh pada kekuatan dan ketahanan dari
keramik yang terbentuk.
Dengan melakukan proses pencucian dan
magnetoseparator, sehingga kandungan besi,
titan, dan oksida besi lainnya, dapat dipisahkan,
maka semua bahan galian felspar dari daerah
penyelidikan dapat digunakan sebagai bodi
keramik gerabah halus padat, saniter dan
porselen. Sebelum dilakukan prosessing hasil
bakaran akan berwarna/tidak putih, karena
adanya oksida besi.
Industri Fillers : Felspar digunakan sebagai
pengisi (filler) dan pengembang (extender) pada
industri cat, plastic dan karet. Fungsi felspar
dalam industri ini adalah berdasarkan sifat
felspar mudah bercampur dengan bahan lain,
ketahanan terhadap asam, pH yang stabil,
ketahanan akan aberasi, kekentalan yang rendah
sehingga memudahkan dalam proses pengisian
(filler) dan tahan terhadap temperatur dingin.
Felspar yang digunakan dalam industri ini dalam
bentuk bubuk halus hasil milling.
Enamel dan glasur : Felspar membantu
komposisi enamel yang dapat mengurangi cacat
pada enamel, dan sebagai glasur pada
permukaan keramik, seperti : enamel frits,
ceramic
glazes,
ceramic
tile
glazes,
sanitaryware, tableware, electrical porcelain
and giftware.

Sebanyak 86,67% bahan galian felspar dari
daerah penyelidikan dapat digunakan sebagai
bahan glasir dengan Kelas 1 – 2 (kandungan
Na2O = 2,06 – 3,43%). Bila dilakukan
prossesing dengan menggunakan cara flotasi,
maka kelas glasir dari bahan galian tersebut akan
meningkat sampai Kelas 4.
Upaya Peningkatan Mutu Felspar Untuk
Bahan Baku Keramik
Felspar di daerah penyelidikan supaya bisa
digunakan dalam industri keramik harus
ditingkatkan mutunya, minimal kandungan
felparnya 80 %. Untuk itu perlu dilakukan
proses pengolahan felspar.
Secara
umum
langkah-langkah
proses
peningkatan kadar felspar adalah sebagai berikut
(Ngurah Ardha, 1997) :
a) Pengecilan ukuran dengan cara penggerusan
dan pengayakan (unit milling).
b) Pengurangan partikel ultra halus (unit
desliming).
c) Pengurangan kadar besi oksida dengan cara
flotasi mika atau flotasi besi oksida (unit
flotasi mika).
d) Peningkatan kadar felspar dengan cara
flotasi felspar (unit flotasi felspar).
Berdasarkan hasil analisa petrografi kandungan
felspar di daerah penyelidikan terdiri dari :
felspar 73%, kuarsa 14%, mika 5%, klorit 1%,
ampibol 4%, oksida besi 2%. Kandungan felspar
+ kuarsa 87%. Berdasarkan analisa kimia
kandungan Na2O = 1,54 - 3,43%, kandungan
K2O = 3,11 - 10,18%, kandungan Na2O + K2O =
5,96 - 12,69%. Berdasarkan hasil analisa butir
kandungan felspar + kuarsa = 82,98 - 92,51%.
Berdasarkan hasil analisa tersebut bahan galian
felspar di daerah penyelidikan termasuk bahan
galian felspar bagus (tinggi).
Secara teoritis kandungan felspar dapat
ditingkatkan dari 73% hingga mencapai kadar
94%, peningkatan sekitar 21%, cukup memadai
untuk dilakukan proses pengolahan felspar
dengan cara flotasi, yang akan menghasilkan
kadar felspar kemungkinan sekitar 90% (setara
felspar kualitas impor).

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN TAHUN 2008 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

KESIMPULAN DAN SARAN

PUSTAKA

Berdasarkan eksplorasi umum felspar di
Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi
Tengah, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Batuan yang terdapat di wilayah
penyelidikan terdiri dari sekis, granit,
konglomerat, batugamping dan endapan
alluvium.
b. Bahan galian felspar di daerah penyelidikan
dapat digunakan dalam industri gelas,
keramik halus dan glasir (kelas 1 – 2), bila
dilakukan
proses
pengayaan
dapat
mencapai kelas 4.
c. Model endapan felspar di daerah
penyelidikan terdapat dua jenis :
- Endapan felspar berupa lapukan setempat
(insitu) dari batuan granit (sabastone),
membentuk
perbukitan
rendah
bergelombang yang tidak beraturan.
Umumnya areal sebaran ini berupa
perkebunan kelapa, coklat, cengkeh dan
lada penduduk setempat, sebagian kecil
berupa hutan dan semak belukar.
- Endapan felspar berupa pasir diendapkan
sebagai endapan aluvial, baik endapan
sungai maupun endapan pantai, bentuk
endapan berupa lensa – lensa pada satuan
pasir aluvial. Umumnya lahan ini sudah
menjadi areal pemukiman dan perkebunan
kelapa penduduk setempat.
d. Luas sebaran felspar 3.000 ha. Sumberdaya
tertunjuk bahan galian felspar di daerah
penyelidikan, yaitu : 78 juta meter kubik
atau sekitar 215 juta ton.
e. Jumlah tanah penutup sekitar 45 juta meter
kubik atau setara 72 juta ton.
f. Rasio bahan galian terhadap overburden
hampir 3, secara ekonomis dapat
dipertimbangkan
g. Perlu peningkatan mutu felspar di daerah
penyelidikan untuk dapat digunakan
sebagai bahan baku keramik, dengan cara
flotasi felspar.

Craig R. Glenn, …, Sedimentary Rocks and
Sedimentary Structures: How to 'Read'
Sedimentary Rocks, Department of Geology and
Geophysics, University of Hawaii, Honolulu

Saran
Lahan sebaran felspar di daerah penyelidikan
merupakan lahan produktif pertanian baik
berupa felspar sabastone maupun felspar
alluvial, perlu dilakukan studi komparatif antara
nilai ekonomis pertanian dan bahan galian,
sebelum bahan galian tersebut dikembangkan
menjadi industri tambang.

Diding S, dkk., 1985, Hasil Penyelidikan
Pendahuluan Terhadap Endapan Felspar Di
Pantai Barat Kabupaten Donggala, Provinsi
Sulawesi Tengah, Direktorat Sumber Daya
Mineral Bandung.
Enrique Sánchez, Javier García, Vincente Sanz
and Juan Carlos Jarque, 1998, Influence of body
composition and PSD, Instituto de Tecnología
Cerámica (ITC) Asociación de Investigación de
las Industrias Cerámicas (AICE) Universitat
Jaume I, Castellón, Spain
Nana Ratman, dkk, 1976, Peta Geologi Lembar
Tolitoli, Sulawesi Utara, Skala 1 : 250.000,
Direktorat Geologi, Bandung
Nur A. Latif, dkk, 1999, Eksplorasi Mineral
Industri Di Daerah Kabupaten Donggala dan
sekitarnya, Sulawesi Tengah, Skala 1 : 100.00,
Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung
Rab Sukamto, dkk, 1973, Peta Geologi Tinjau
Lembar Palu, Sulawesi, Skala 1 : 250.000,
Direktorat Geologi, Bandung
Rahmat dan S. H. Sukotjo, 1985, Penyelidikan
Pendahuluan Endapan Bahan Galian Bukan
Logam Di Kabupaten Donggala, Provinsi
Sulawesi tengah, Direktorat Sumberdaya
Mineral, Bandung
Rochman Saefudin, Edwin A. Daranin, Ngurah
Ardha, dan Dadang Sutisna, ......., Nilai manfaat
investasi pengolahan bahan galian felspar
Lampung Tengah, Puslitbang Teknologi Mineral
dan Batubara, Bandung
Subdit Eksplorasi Mineral Bukan Logam Dan
Batubara, 1981, Ikhtisar Hasil Penyelidikan
Bahan Galian Industri Di Daerah Kabupaten
Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, Direktorat
Sumber Daya Mineral Bandung.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN TAHUN 2008 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

……………….., 2007, Kabupaten Donggala
dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten
Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah
………………, 1909, Soils, Weathering, and
Nutrients "Soil is indestructible", First National
Soil Survey, U.S. Bureau of Soils

Gambar 1. Gambaran tiga Dimensi daerah penyelidikan

Gambar 2. Model sebaran endapan feldspar berupa sabastone (lapukan batuan granit) membentuk
perbukitan rendah bergelombang yang tidak beraturan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN TAHUN 2008 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 3. Peta Sebaran Felspar Dengan Kandungan Na2O+K2O, Kabupaten Donggala, Provinsi
Sulawesi Tengah