Eksplorasi Umum Endapan Batumulia Di Daerah Sungaipinang, Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

Buku 2 : Bidang Mineral

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BATUMULIA
DI DAERAH SUNGAIPINANG, KABUPATEN BANJAR
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Zulfikar, Djadja Turdjaja
Kelompok Program Penelitian Mineral

SARI
Daerah penyelidikan secara administratif termasuk ke dalam wilayah desa Kahelaan dan
sekitarnya, Kecamatan Sungaipinang, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Secara
geografis daerah ini terletak dibatasi oleh koordinat 115o 13’ 30” - 115o 25’ 00” Bujur Timur dan
3o 15’ 00” - 3o 24’ 00” Lintang Selatan.

Wilayah ini termasuk ke dalam liputan Peta Geologi Bersistem Indonesia dari Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Skala 1 : 250.000 Lembar Banjarmasin (N. Sikumbang, dkk.,
1994). Berdasarkan peta geologi lembar tersebut, daerah ini terdapat beberapa formasi batuan
sedimen, batuan gunungapi, batuan terobosan dan batuan malihan yang berumur dari Jura
hingga Miosen.

Jenis endapan batumulia yang terdapat di daerah ini adalah mineral prehnit, jasper dan variasi

mineral kuarsa mikrokristalin lainnya serta intan. Selain batumulia, bahan galian non logam lain
yang dijumpai di daerah ini yakni lempung berupa hasil pelapukan kuat dari batuan andesit
porfiritik.

Batumulia prehnit di daerah ini dijumpai berupa urat-urat berwarna hijau muda yang
menerobos satuan batuan andesit di sekitar hulu Sungai Pinang. Urat prehnit dengan
ketebalan dari beberapa sentimeter hingga mencapai 20 sentimeter tersebar pada daerah
seluas sekitar 890 hektar dengan sumber daya tertunjuk sebesar 4.200 ton.

Jasper dan beberapa variasi mineral kuarsa kriptokristalin ditemukan berupa endapan letakan
atau rombakan bongkah dan kerakal yang berbentuk membundar hingga menyudut tanggung

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

199

Buku 2 : Bidang Mineral

dan berukuran dari beberapa sentimeter hingga mencapai 15 sentimeter pada aluvium Sungai
Pinang sekitar Desa Hakim Makmur. Endapan ini tersebar seluas sekitar 250 Hektar dengan

sumber daya tertunjuk sekitar 650.000 ton.

Sedangkan indikasi intan ditemukan berupa butiran-butiran halus kristal berwarna bening yang
berkilauan di dalam konsentrat dulang yang diambil dari endapan aluvial Sungai Pinang di
sekitar Desa Hakim Makmur.

200

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

jalan

PENDAHULUAN

perkerasan

sejauh


sekitar

30

kilometer ke arah tenggara.
Endapan batumulia, khususnya prehnit di
daerah Sungaipinang, Kabupaten Banjar ini

Desa Kahelaan dengan luas daerah sekitar

telah diketahui cukup lama dan beberapa

102,5 kilometer persegi merupakan satu

lokasi

dari

di


ditambang

antaranya
untuk

sudah

memenuhi

pernah

kebutuhan

bahan baku batu hias di dalam negeri.

sebelas

Kecamatan

desa


yang

terdapat

di

Desa

ini

Sungaipinang.

mempunyai jumlah keluarga sebanyak 846
KK dengan penduduk sebanyak 2.868 jiwa,

Secara administratif, bahasan terletak di
dalam

wilayah


sekitarnya,

Desa

Kecamatan

Kahelaan

yang tersebar di lima dusun.

dan

Sungaipinang,

Kecamatan Sungaipinang merupakan salah

Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan

satu dari 19 kecamatan di Kabupaten


Selatan. Wilayah Kecamatan Sungaipinang

Banjar dengan luas wilayah 458,65 km2

ini di sebelah utara berbatasan dengan

atau

Kabupaten Tapin, di sebelah timur ber-

Kabupaten Banjar. Pada tahun 2008 jumlah

batasan dengan Kabupaten Tanahbumbu,

penduduk

di sebelah selatan dengan Kecamatan

tercatat sebesar 13.648 jiwa, terdiri dari


Aranio, dan di sebelah barat dengan

6.760 jiwa penduduk laki-laki dan 6.888

Kecamatan Pengaron. Secara geografis

jiwa

wilayah ini dibatasi oleh koordinat 115o 13’

kerapatan penduduk sebesar 30 jiwa per

o

o

30” - 115 25’ 00” Bujur Timur dan 3 15’
o


sekitar

9,82

%

dari

Kecamatan

penduduk

luas

total

Sungaipinang

perempuan


dengan

kilometer persegi. Kabupaten Banjar sendiri

00” - 3 24’ 00” Lintang Selatan. (Gambar

dengan luas wilayah 4.668,5 kilometer

1).

persegi

mempunyai

jumlah

penduduk

sebesar 489.056 jiwa.
Kota Martapura sebagai ibukota Kabupaten

Banjar dapat dicapai dari kota Banjarmasin

Kabupaten Banjar beriklim tropis dengan

(ibukota

kelembaban

Provinsi

Kalimantan

Selatan)

relatif

tinggi

antara

40%

dengan menggunakan transportasi darat

hingga 100%. Suhu udara rata-rata pada

sejauh sekitar 50 kilometer ke arah timur

tahun 2008 tercatat sebesar antara 22,8 –

melalui jalan raya beraspal dengan kualitas

32,8

cukup baik. Dari kota Martapura ke kota

siang hari mencapai 32,8o C pada bulan

kecamatan Sungaipinang dapat dicapai

Mei dan suhu minimum sebesar 22,8 oC

menggunakan kendaraan bermotor beroda

terjadi pada bulan September. Curah hujan

empat sejauh lebih kurang 60 kilometer ke

rata-rata tercatat sebesar 210,2 mm per

arah timurlaut melalui jalan raya beraspal

bulan atau 2.522 mm per tahun dengan

dengan kondisi sedang. Selanjutnya dari

jumlah terendah terjadi pada bulan Mei

kota Sungaipinang ke desa Kahelaan dan

(54,4 mm) dan tertinggi pada bulan Maret

sekitarnya dapat dicapai menggunakan

(554,3 mm). Hari hujan sebanyak 264 hari

kendaraan bermotor beroda dua melalui

atau rata-rata sekitar 22 hari per bulan.

o

C, dengan suhu maksimum pada

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

201

Buku 2 : Bidang Mineral

Mata pencaharian penduduk umumnya
berladang

dan

berkebun

GEOLOGI UMUM

musiman,

sebagian mempunyai mata pencaharian

Geologi daerah Kecamatan Sungai-pinang,

berdagang.

Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan

Bruto

Produk

(PDRB)

Domestik

pada

Regional
2006

Selatan berdasarkan Peta Geologi Lembar

berdasarkan harga konstan tahun 2000

Banjarmasin, Kalimantan, Skala 1 : 250.000

adalah sebesar Rp. 2.643.216.242.000,-

yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian

dan

dan

meningkat

3.011.411.050.000,-

tahun

menjadi
pada

Rp.

tahun

2008.

Pengembangan

Geologi

(N.

Sikumbang, dkk., 1994) terdiri dari batuan

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan

sedimen

dan

kontribusi

berbagai formasi, batuan terobosan, dan

tertinggi terhadap PDRB, disusul sektor

batuan malihan. Urut-urutan formasi batuan

perdagangan, hotel dan restoran serta

tersebut dari yang berumur tua hingga

sektor pertambangan dan penggalian.

muda dapat diperikan sebagai berikut

perikanan

memberikan

dan

batuan

gunungapi

dari

(Gambar 2) :
Ada

berbagai

pihak

telah

melakukan

-

Batuan Ultramafik (Mub), berumur

penyelidikan di daerah Kecamatan Sungai

Jura Akhir, terdiri dari harzburgit,

Pinang,

wehrlit, piroksenit dan serpentinit.

Kabupaten

Kalimantan

Selatan

Banjar,

Provinsi

dengan

berbagai

Tersebar

di

sepanjang

tujuan, baik untuk penelitian umum seperti

Pegunungan Bobaris, Pegunungan

pemetaan geologi maupun untuk tujuan

Manjam dan Pegunungan Kusan

khusus seperti eksplorasi sumber daya

yang berhubungan dengan batuan

mineral, seperti :

sekitarnya

-

N. Sikumbang dan R. Heryanto, dari

secara

sentuhan

tektonik.

Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung, pada tahun 1994

-

Batuan Malihan (Mm), berumur

melakukan pemetaan geologi Lembar

Jura

Banjarmasin, Kalimantan, Skala 1 :

hornblende, sekis muskofit, filit,

250.000.

sekis klorit dan kuarsit muskovit.

Akhir,

terdiri

dari

sekis

Batuan malihan ini sebagian besar
-

HRW. Simandjuntak, dan kawan-

menempati

kawan dari Direktorat Sumberdaya

lembar. Hubungan dengan batuan

Mineral, pada tahun 1988 melakukan

sekitarnya

Penyelidikan Batumulia dan Bahan

tektonik.

bagian

adalah

baratdaya

sentuhan

Galian Industri Di Daerah Sungai
Pinang dan Sungai Paau, Kabupaten
Banjar.

-

Diorit (Mdi), berumur Kapur Awal,
terdiri dari batuan diorit berwarna
kelabu,
hipidiomorfik

berhablur
berbutir

penuh,
seragam

dengan besar butir 1-2,5 mm,

202

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

mineral

penyusun

plagioklas

terdiri

dengan

dari

sedang hingga kasar, tersusun dari

mineral

kepingan

tambahan biotit, hornblende dan

batuan

dan

feldspar

dalam masa dasar lempungan..

bijih, menerobos Batuan Ultramafik
dan Batuan Malihan.

-

Formasi

Paau

(Kvp),

berumur

Kapur Akhir, terdiri dari breksi
-

Formasi Manunggul (Km), berumur

gunungapi

Kapur

dari

kehitaman, berkomponen batuan

bahan,

andesit basalt dengan masa dasar

Akhir,

konglomerat

terdiri
aneka

berwarna

kelabu

kemerahan,

batupasir

berwarna

tuf,

kemas

terbuka,

dengan komponen batuan mafik,

terpilah

ultramafik, rijang, kuarsit, sekis dan

menyudut – membulat tanggung,

batuan sedimen, berukuran 2-10

setempat porfiritik dengan fenokris

cm, dengan masa dasar batupasir,

plagioklas, berongga.

tebal

perlapisan

1-5

kecoklatan,

buruk,

bentuk

butir

meter,

bersisipan dengan batupasir kelabu
pejal,

-

dan

Formasi Pitanak (Kvpi), berumur
Kapur Akhir, terdiri dari lava andesit

batulempung.

berwarna kelabu, coklat bila lapuk,
porfiritik

-

kelabu

dengan

fenokris

Formasi Keramaian (Kak), berumur

plagioklas,

Kapur Akhir, terdiri dari perselingan

bantal, berasosiasi dengan breksi-

batupasir

konglomerat

berwarna

kelabu

setempat

volkanik,

kehitaman sangat padat dengan

lapuk

batulanau

dan

batulempung,

berkomponen

setempat

sisipan

batugamping

porfiri

konglomeratan,

tebal

perlapisan

berkisar

2-50

cm,

berasosiasi

dengan

rijang.

Formasi

berstruktur

umumnya

berwarna
andesit

dengan

batupasir

coklat,


masa

basal
dasar

gunungapi,

terpilah

buruk, bentuk butir menyudut –

ini

menyudut tanggung.

merupakan endapan flysch dan
berstruktur turbidit.

-

Formasi Tanjung (Tet), berumur
Eosen, terdiri dari batupasir kuarsa

-

Formasi Paniungan (Kpn), berumur

berbutir

Kapur

berstruktur sedimen perarian halus

Akhir,

batulempung

terdiri

berwarna

gampingan

dan

bersisipan

dengan

dari
kelabu,

agak

dan

halus

sampai

perlapisan

kasar,

silang-siur,

rapuh,

bersisipan batulempung berwarna

batulanau

kelabu setempat menyerpih dan

berwarna kelabu, pejal, setempat

batubara

gampingan

berstruktur

kerucut,

mengkilat, pejal, setempat dijumpai

sebagai

selingan

dijumpai

lensa

berwarna

batugamping

hitam,

berwarna

batupasir berwarna kelabu, berbutir

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

203

Buku 2 : Bidang Mineral

kelabu kecoklatan, terendapkan di

dan melipat kuat batuan Tersier dan pra-

lingkungan paralas-neritik.

Tersier.

Sejalan

dengan

itu

terjadi

pensesaran naik dan penyesaran geser
-

Formasi Berai (Tomb), berumur
Oligo-Miosen,

yang diikuti sesar turun.

terdiri

dari

berwarna

kelabu,

Endapan batumulia berupa mineral prehnit

berlapis baik, setempat kaya akan

pernah ditemukan di sekitar hulu Sungai

koral, foraminifera dan ganggang,

Pinang, dan diperkirakan urat-urat mineral

bersisipan napal berwarna kelabu

prehnit tersebar di beberapa lokasi di

muda padat berlapis baik, dan

daerah

batulempung

terutama pada daerah penyebaran batuan

batugamping

berwarna

kelabu

Kecamatan

Sungaipinang

ini,

setempat terserpihkan, diendapkan

gunungapi

dalam lingkungan neritik.

berumur Kapur yang tersebar cukup luas di
bagian

Struktur

geologi

berdasarkan

yang

Peta

berkembang

barat

Formasi

dan

Paau

tenggara

(Kvp)

wilayah

Kecamatan Sungaipinang. Jenis batumulia

Lembar

lainnya yang dapat dijumpai di daerah ini

Banjarmasin (N. Sikumbang, dkk., 1994)

adalah jasper dan beberapa variasi mineral

adalah berupa perlipatan (antiklin dan

kuarsa mikrokristalin lainnya, yang terdapat

sinklin) serta sesar (sesar naik, sesar

berupa kerakal lepas pada aluvium Sungai

geser/mendatar dan sesar normal/turun).

Pinang, terutama di sekitar Desa Hakim

Sumbu

turun

Makmur. Endapan jasper ini diperkirakan

umumnya berarah timurlaut – baratdaya,

berasal dari komponen pada satuan batuan

sedangkan sesar mendatar dan sesar naik

konglomerat yang merupakan bagian dari

berarah baratlaur – tenggara dan barat –

batuan sedimen dari Formasi Manunggul

timur.

(Km)

perlipatan

Geologi

dari

dan

sesar

berumur

Kapur.

Berdasarkan

informasi dari penduduk sekitar, pernah
Kegiatan

tektonik

berlangsung

sejak

daerah

ini

telah

ditemukan

Jaman

Jura

yang

endapan plaser Sungai Pinang di daerah

menyebabkan

bercampurnya

ultramafik

batuan

dan

malihan.

batuan

beberapa

butir

intan

pada

Desa Hakim Makmur.

Pada

zaman Kapur Awal terjadi penerobosan

GEOLOGI LOKAL

granit dan diorit yang menerobos batuan
ultramafik dan batuan malihan. Pada Kapur

Secara

Akhir

menyebabkan

wilayah pedataran dan perbukitan. Sungai

tersesarnya batuan ultramafik dan malihan.

utama yang mengalir di daerah ini adalah

Pada Kala Paleosen kegiatan tektonik

Sungai Pinang yang mengalir dengan arah

menyebabkan

batuan

timur - barat di bagian tengahnya yaitu

yang

sekitar Desa Kahelaan dan Desa Hakim

terakhir terjadi pada Kala Akhir Miosen,

Makmur dan arah selatan – utara di sekitar

menyebabkan batuan yang tua terangkat

hulu serta hilirnya hingga muaranya ke

kegiatan

Mesozoikum.

204

tektonik

terangkatnya
Gerakan

tektonik

umum

daerah

ini

merupakan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Sungai Riam Kiwa di Desa Sungaipinang.

hubungan

Sungai

anak-anak

batuan andesit porfiritik dan satuan batuan

sungainya mempunyai pola aliran dendritik.

andesit. Satuan batuan ini merupakan

Pinang

ini

dan

menjemari

dengan

satuan

bagian dari batuan gunungapi Formasi
Berdasarkan

gambaran

model

elevasi

Paau (Kvp) yang berumur Kapur Akhir.

digital (DEM), daerah ini dapat dibagi
dalam tiga satuan morfologi yang berbeda,

4).

yaitu : satuan morfologi pedataran, satuan

tersebar di bagian timurlaut daerah. Satuan

morfologi perbukitan bergelombang, dan

ini

satuan morfologi perbukitan curam.

dengan satuan batuan breksi gunungapi

Satuan

Batuan

mempunyai

Andesit

hubungan

Porfiritik,
menjemari

dan satuan batuan andesit dan merupakan
Secara

regional

formasi

batuan

yang

bagian dari batuan gunungapi Formasi

menutupi daerah penyelidikan terdiri dari

Paau (Kvp) yang berumur Kapur Akhir.

batuan sedimen dari Formasi Manunggul

5). Satuan Batuan Andesit, terdapat di

(Km) dan batuan gunungapi dari Formasi

bagian

Paau (Kvp) yang keduanya berumur Kapur

Mempunyai hubungan menjemari dengan

Akhir dan berhubungan secara menjemari.

satuan breksi gunungapi dan satuan batuan
andesit

barat

dan

porfiritik.

tenggara

Satuan

daerah.

batuan

ini

Secara lokal di lapangan dapat dijumpai

merupakan bagian dari batuan gunungapi

beberapa satuan litologi yang berbeda,

Formasi Paau (Kvp) yang berumur Kapur

yaitu sebagai berikut :

Akhir.

1). Satuan Batupasir, tersebar cukup luas di
bagian baratdaya. Umumnya terdiri dari

Secara lokal daerah ini terutama di daerah

endapan batupasir dan sebagian endapan

sebaran

konglomerat.

ini

dijumpai struktur minor berupa retakan dan

menjemari

rekahan yang mempunyai arah umum

dengan satuan batulanau dan merupakan

baratlaut – tenggara dan barat - timur.

bagian

Formasi

Sebagian rekahan diisi oleh urat mineral

Manunggul (Km) yang berumur Kapur

prehnit seperti di daerah Sungai Kandis,

Akhir.

dan sebagian diisi oleh mineral kuarsa susu

Satuan

memperlihatkan

dari

batupasir

hubungan

batuan

sedimen

endapan

batuan

gunungapi

seperti di daerah Sungai Terantang.
2). Satuan Batulanau, tersebar di bagian
baratlaut

daerah.

Satuan

batuan

ini

Sedangkan secara regional struktur geologi

mempunyai hubungan menjemari dengan

yang terdapat umumnya berupa perlipatan

satuan batupasir dan merupakan bagian

(antiklin dan sinklin) dan pensesaran (sesar

dari endapan sedimen Formasi Manunggul

normal, sesar naik dan sesar mendatar).

yang berumur Kapur Akhir.

Struktur

ini

mempunyai

arah

umum

timurlaut – baratdaya.
3). Satuan Breksi Gunungapi, tersebar di
bagian

selatan

daerah.

Mempunyai

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

205

Buku 2 : Bidang Mineral

endapan primer ataupun berupa endapan

POTENSI ENDAPAN BATUMULIA

sekunder. Sebagai endapan primer prehnit
Berdasarkan pengumpulan data primer

dijumpai berupa urat-urat mengisi rekahan

hasil pengamatan langsung di lapangan,

pada batuan andesit di sepanjang Sungai

jenis-jenis

Kandis.

batumulia

yang

terdapat

di

Ketebalan

urat

beragam

dari

daerah ini adalah prehnit berupa urat-urat

beberapa sentimeter hingga mencapai 20

di Sungai Kandis, beberapa jenis mineral

sentimeter

(di

kuarsa mikrokristalin yakni jasper, rijang,

Kerapatan

atau

kalsedon dan agat yang dijumpai di dalam

urat/rekahan berkisar antara 100 hingga

endapan plaser Sungai Pinang sekitar

1.000 meter. Arah umum urat sekitar

Desa Hakim Makmur serta indikasi intan

N160ºE (baratlaut – tenggara), tegak lurus

pada conto konsentrat dulang di Sungai

dengan arah umum struktur regional yang

Pinang

berarah timurlaut – baratdaya. Hal ini

sekitar

Desa

Hakim

Makmur.

(Gambar 3).

lokasi

KL-02,

jarak

Foto

rata-rata

4).

antar

mengindikasikan pembentukan urat atau
rekahan berhubungan dengan gaya yang

a). Prehnit

membentuk struktur regional di daerah ini.

Prehnit merupakan sejenis mineral silikat
dari

kelompok

mineral

epidot

dengan

Sedangkan sebagai endapan sekunder

komposisi kimia kalsium alumunium silikat

prehnit dijumpai berupa float atau endapan

hidroksida,

mempunyai

kristal

rombakan berukuran diameter beberapa

orthorombik

dengan

stalaktitik,

sentimeter di sekitar hulu Sungai Pinang

reniform atau berupa sekumpulan kristal-

dan anak-anak sungainya, antara lain S.

kristal tabular yang membundar. Prehnit

Kandis, S. Ambuling, S. Kalahindaan, dan

berwarna hijau muda sampai putih, berkilap

S. Banuangin. Berdasarkan sebaran urat

kaca, dan bersifat sub-transparan hingga

dan bongkah rombakannya, urat prehnit

translusen (dapat meneruskan sebagian

diperkirakan tersebar pada daerah seluas

cahaya yang melaluinya). Kekerasan 6 –

sekitar 890 Hektar, yaitu sepanjang 7,5

6,5 pada skala Moh’s dan berat jenis antara

kilometer dengan lebar antara 1 – 1,5

2,8 – 2,95. Terdapat sebagai mineral

kilometer di kiri dan kanan aliran Sungai

sekunder yang mengisi rekahan dalam

Pinang

batuan gunungapi, terutama andesit atau

sungainya, mulai dari Sungai Ambuling di

basalt. Mineral prehnit dapat berasosiasi

bagian utara hingga Sungai Kandis di

dengan

datolit,

bagian selatan. Sumber daya tertunjuk

pektolit, atau kalsit. Nama prehnit berasal

prehnit sebesar 1.500 m3 atau 4.200 ton

dari nama Kolonel Hendrik von Prehn yang

(berat jenis prehnit sekitar 2,8).

sistem

bentuk

mineral-mineral

zeolit,

bagian

hulu

dan

anak-anak

pertama sekali menemukan mineral ini
Berdasarkan berat atom masing-masing

pada abad ke 18.

unsur

penyusun

mineral

prehnit

yang

Di daerah ini prehnit dijumpai tersebar di

mempunyai rumus kimia Ca2Al2Si3O10(OH)2

daerah hulu Sungai Pinang, baik berupa

maka secara teoritis mineral prehnit murni

206

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

akan mempunyai komposisi CaO 27,1 %,

berwarna

Al2O3 24,8 %, SiO2 43,7 %, dan H2O 4,4 %.

kemerahan, sedangkan chert berwarna

Hasil analisis kimia terhadap conto prehnit

kelabu kehijauan dan kehitaman.

abu-abu

kecoklatan

dan

dengan kode conto KL-02A menunjukkan
komposisi CaO 26,23 %, Al2O3 21,59 %,

Bongkah dan kerakal jasper serta variasi

SiO2 41,64 %, H2O 4,48 %, dan Fe2O3 4,73

mineral

%.

terlihat

berasal dari hasil rombakan satuan batuan

bahwa unsur besi (Fe) telah menggantikan

konglomerat yang bersama-sama dengan

sebagian unsur aluminium (Al).

satuan batupasir merupakan bagian dari

Dari

perbedaan

komposisi

kuarsa

tersebut

diperkirakan

batuan sedimen dari Formasi Manunggul
berumur Kapur Akhir.
b). Jasper
Jasper merupakan sejenis mineral kuarsa

c). Intan

kriptokristalin

merah,

Intan merupakan sejenis mineral yang

bersifat translusen hingga opak. Jasper

mempunyai komposisi kimia terdiri dari

ditemukan berupa endapan letakan atau

unsur C (karbon), dengan sistem kristal

rombakan

isometrik, kekerasan 10 pada skala Moh’s

yang

bongkah

berwarna

dan

kerakal

yang

berbentuk membundar hingga menyudut

dan indeks refraksi sangat tinggi (2,42).

tanggung dan berukuran dari beberapa
sentimeter hingga mencapai 15 sentimeter

Dari

di Sungai Pinang sekitar Desa Hakim

loupe, indikasi yang diduga intan di daerah

Makmur (lokasi KL-24, Foto 9 dan 10).

ini dijumpai berupa butiran-butiran halus

Endapan letakan ini tersebar pada daerah

kristal berwarna bening yang berkilauan di

seluas sekitar 250 Hektar, yaitu sepanjang

dalam konsentrat dulang yang diambil dari

sekitar 7,5 kilometer dengan lebar sekitar

endapan aluvial Sungai Pinang di sekitar

250 – 500 meter di dasar sungai dan

Desa Hakim Makmur. Butiran-butiran intan

dataran banjir di kiri dan kanan Sungai

tersebut diperkirakan berasal dari hasil

Pinang. Kandungan kerakal atau bongkah

rombakan satuan batuan konglomerat di

jasper berkisar antara 1 – 2 % dari seluruh

bagian hulu (sekitar muara Sungai Riaman)

jumlah kerakal yang ada. Sumber daya

yang diperkirakan sebagai endapan plaser

tertunjuk endapan jasper dapat dihitung,

purba yang mengandung intan. Satuan

3

yaitu sebesar 250.000 m

atau sekitar

650.000 ton (berat jenis jasper sekitar 2,6).

hasil

pengamatan

menggunakan

batuan konglomerat ini merupakan bagian
dari

batuan

sedimen

dari

Formasi

Manunggul berumur Kapur Akhir.
Endapan jasper di lokasi ini dijumpai secara
bersama-sama dengan kristal kuarsa dan

Berdasarkan

beberapa

variasi

kriptokristalin.
bening
berwarna

hingga

Kristal
putih

abu-abu

keterangan

lisan

dari

mineral

kuarsa

penduduk setempat, di daerah ini pernah

kuarsa

berwarna

ditemukan beberapa butir intan berukuran

susu,

kalsedon

hingga beberapa karat yang diperoleh

kecoklatan,

agat

dengan cara pendulangan hasil penggalian

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

207

Buku 2 : Bidang Mineral

endapan pasir sungai pada kedalaman

permata (precious stone) ataupun sebagai

antara 1 hingga 3 meter. Pada tahun 1987

batu

di sekitar muara Sungai Riaman pernah

stone) dan batu hias (ornament stone)

ditemukan intan seberat 12 karat hasil

karena sifat-sifat fisik batumulia tersebut

pendulangan

yang mendukung dan memenuhi syarat.

dan

penggalian

endapan

setengah

permata

(semi-precious

sungai sedalam dua meter. Daerah-daerah
penemuan intan lainnya antara lain di

Mineral prehnit mempunyai warna hijau

Sungai Maihi, Desa Sumberharapan dan

muda dan bersifat semi transparan hingga

Sungai

Sumberbaru.

translusen serta mempunyai kekerasan

Sungai Pinang bermuara ke Sungai Riam

cukup tinggi sehingga memenuhi syarat

Kiwa

Sungaipinang.

untuk dijadikan sebagai bahan baku untuk

Beberapa penemuan intan dilaporkan juga

pembuatan batu setengah permata ataupun

dari aliran Sungai Riam Kiwa yaitu di

sebagai

sekitar Desa Sungaipinang pada tahun

literatur untuk pemanfaatan prehnit sebagai

2007 pernah ditemukan intan sebesar 21

bahan baku dalam industri lainnya selain

karat dan di Desa Anteraku, Kecamatan

daripada industri perhiasan.

Pinang

di

di

sekitar

Desa

desa

batu

hias.

Belum

ditemukan

Pengaron yang berbatasan dengan daerah
penyelidikan
ditemukan

pada
intan

awal

berukuran

tahun

2008

Jasper dan beberapa variasi mineral kuarsa

199

karat

masing-masingnya juga berwarna cukup

(penemuan intan terbesar dalam sejarah di

menarik,

Indonesia).

sebagai mineral silikat akan mengkilat bila
dipoles

kekerasan

pada

cukup

bagian

tinggi

dan

permukaannya.

Melihat distribusi sebaran daerah-daerah

Pemanfaatan jasper dan beberapa variasi

penemuan

mineral kuarsa ini juga sebagai batu

intan

tersebut,

diperkirakan

daerah aliran Sungai Pinang terutama di

setengah permata atau batu hias.

sekitar desa Hakim Makmur ke arah hulu
merupakan salah satu lokasi sumber intan

Intan telah diketahui mempunyai sifat fisik

primer di Kalimantan Selatan.

antara lain kekerasan yang tinggi (angka 10
pada skala Moh’s, tertinggi dari seluruh
jenis mineral) serta indeks refraksi yang

PEMBAHASAN

tinggi sehingga memenuhi syarat untuk
Dari pengungkapan potensi bahan galian

dijadikan sebagai bahan baku pembuatan

non

dikemukakan

berlian atau batu permata. Selain sebagai

sebelum ini, telah dapat diidentifikasikan

batu permata, intan juga dapat dijadikan

jenis - jenis bahan galian batumulia yang

bahan baku dalam industri abrasif.

logam

yang

telah

terdapat di daerah ini yaitu : prehnit, jasper,
dan intan.

Kota Martapura sebagai ibukota Kabupaten
Banjar telah lama diketahui sebagai salah

Pemanfaatan jenis-jenis batumulia tersebut

satu sentra perajin dan penjualan batumulia

sebagai bahan baku untuk pembuatan

di Indonesia, tempat transaksi aneka jenis

208

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

batumulia. Di kota Martapura ini terdapat

variasi mineral kuarsa kriptokristalin

beberapa

seperti chert, kalsedon dan agat.

kumpulan

perajin

batumulia,

pasar khusus batumulia, serta lembaga
pengembangan dan sertifikasi batumulia.

Indikasi

intan

Kondisi ini sangat mendukung untuk usaha

butiran

halus

pengembangan

jenis

konsentrat dulang yang diambil dari

daerah

Sungai Pinang di sekitar Desa

batumulia

potensi

yang

aneka

terdapat

di

-

Sungaipinang dan daerah-daerah sekitar

Hakim

pada umumnya.

eksplorasi

dijumpai
intan

di

Makmur.
dan

berupa
dalam

Diperlukan

pemetaan

yang

lebih rinci di daerah sekitar muara
Sungai Riaman untuk mengetahui

KESIMPULAN

keberadaan
Dari

potensi

penyebaran

endapan

satuan batuan konglomerat dari

batumulia di daerah Sungaipinang ini,

Formasi Manunggul yang diduga

beberapa kesimpulan dapat dikemukakan

merupakan endapan plaser purba

sebagai berikut :

yang

-

pengungkapan

dan

mengandung

intan,

serta

Jenis-jenis batumulia yang terdapat

kemungkinan keberadaan batuan

di daerah Sungaipinang antara lain

sumber intan primer.

adalah prehnit, jasper, dan intan.
DAFTAR PUSTAKA
-

Mineral prehnit dijumpai berupa
urat-urat

selebar

beberapa

1. Badan

Pusat

Statistik

Kabupaten

sentimeter hingga 20 sentimeter,

Banjar, 2009,

tersebar

dalam Angka 2008”, Martapura.

sekitar

pada
890

daerah

Hektar

seluas

di

”Kabupaten Banjar

Sungai

Pinang bagian hulu serta anak-

2. Krol, L.H., 1920, “Geology of Meratoes

anak sungainya dengan sumber

Mountains,

daya tertunjuk sebesar 4.200 ton.

Tisitutyosazyo, Bandung.

Southeast

Kalimantan”,

Diperkirakan urat-urat ini menerus
ke bagian bawahnya.

3. Rustandi, E., dkk., 1995, ”Peta Geologi
Lembar Kotabaru, Kalimantan, Skala 1

-

Jasper dijumpai berupa endapan

:

rombakan di Sungai Pinang sekitar

Pengembangan Geologi, Bandung.

Desa

Hakim

Makmur,

tertunjuk
Jasper

dengan
sebesar
terdapat

Pusat

Penelitian

dan

tersebar

pada daerah seluas sekitar 250
Hektar,

250.000”,

sumber

4. Sikumbang N. dan R. Heryanto, 1994,

daya

”Peta Geologi Lembar Banjarmasin,

ton.

Kalimantan, Skala 1 : 250.000”, Pusat

bersama-sama

Penelitian dan Pengembangan Geologi,

650.000

dengan kristal kuarsa dan aneka

Bandung.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

209

Buku 2 : Bidang Mineral

5. Simandjuntak,

HRW.,

dkk,

1988,

”Penyelidikan Batumulia dan Bahan
Galian

Industri

di

Daerah

Sungai

Pinang dan Sungai Paau, Kabupaten
Banjar”,

Direktorat

Sumber

Daya

Mineral, Bandung.

6. Supriatna

Suhala

(Penyunting),

1997,

dan

M.

”Bahan

Arifin
Galian

Industri”, Puslitbang Teknologi Mineral,
Bandung.

210

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 1. Peta lokasi daerah bahasan di daerah Sungaipinang, Kabupaten
Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

211

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 2. Peta geologi regional daerah Sungaipinang.

212

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 3. Peta sebaran batumulia di daerah Sungaipinang.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

213