JUDUL : ANALISI NUTRISI MP-ASI PADA BUBUR TEPUNG KACANG HIJAU DAN BUBUR TEPUNG BERAS PUTIH DENGAN VARIASI SUSU. | Karya Tulis Ilmiah

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

JUDUL : ANALISI NUTRISI MP-ASI PADA BUBUR TEPUNG KACANG
HIJAU DAN BUBUR TEPUNG BERAS PUTIH DENGAN VARIASI SUSU.
LINK DOWNLOAD [258.81 KB]
JUDUL : ANALISI NUTRISI MP-ASI PADA BUBUR TEPUNG KACANG HIJAU DAN BUBUR TEPUNG BERAS PUTIH
DENGAN VARIASI SUSU.
NAMA : MIFTAHUL JANNAH
NPM : 10060308023
PENDAHULUAN
Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/ anak umur 0-24 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian
makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Kebutuhan gizi bayi akan
bertambah seiring pertambahan usia. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein
dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu WHO/UNICEF
merekomendasikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) kepada bayi sejak usia 6 bulan agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi
dan dapat mencapai tumbuh kambang optimal.( Depkes,2000)
Disampaikan pada Seminar Makalah Tugas Akhir Program Studi Farmasi FMIPA Unisba, pada:
Tanggal : ..........................??????????...............................
Jam : ?????????????????................................
Tempat : ??????????????...........................................

Pembimbing utama : Bertha Rusdi, M.Si., Apt. (..............................)
Pembimbing serta : Diar Herawati, S.Si., Apt. (..????...??.)
MP-ASI merupakan makanan berbasis susu berbentuk semi padat. Pemberian MP-ASI selain untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi
juga untuk melatih keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan
makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang
(Depkes,2000)
Hasil survei di beberapa posyandu di wilayah sekitar lingkungan kampus UNISBA (Jl.Taman Sari) dan kelurahan Sadang Serang,
MP-ASI yang diberikan adalah berupa bubur lemu, bubur kacang hijau, susu formula, susu kedelai, telur rebus, dan biskuit. Ibu-ibu
biasanya memberikan bubur dengan tambahan susu, pilihan susu yang digunakan adalah ASI dan susu formula, atau dapat
menggunakan jenis susu nabati, misalnya susu kedelai. Dengan demikian perlu dilakukan juga penelitian kandungan nutrisi pada
bubur susu yang divariasikan sumber susunya. Dari data tersebut dipilih bubur lemu dan bubur kacang hijau dengan variasi susu
kedelai dan susu formula untuk dianalisis kandungan nutrisinya (Karbohidrat, Lemak, dan Protein).
Tujuan dari penilitian ini adalah untuk membandingkan kadar Nutrisi (Karbohidrat, Lemak, dan Protein) yang terkandung di dalam
bubur lemu dan bubur kacang hijau dengan variasi susu.
Dengan adanya hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan Nutrisi
(Karbohidrat, Lemak, dan Protein) yang terkandung pada bubur lemu dan bubur kacang hijau dengan variasi susu.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi berusia enam

bulan keatas atau berdasarkan indikasi medis, sampai anak berusia dua puluh empat bulan untuk mencapai kecukupan gizi (Depkes,
2000).
Makanan tambahan berarti memberi makanan lain selain ASI. Pemberian makanan tambahan merupakan proses transisi dari asupan
yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan keterampilan motorik oral.
Keterampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan
memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang (Depkes, 2000).
Beberapa jenis MP-ASI yang sering diberikan adalah :
Buah, terutama pisang yang mengandung cukup kalori. Buah jenis lain yang sering diberikan pada bayi adalah : pepaya, jeruk,
dantomat sebagai sumber vitamin A dan C.
Makanan bayi tradisional :
a) Bubur susu buatan sendiri dari satu sampai dua sendok makan tepung beras sebagai sumber kalori dan satu gelas susu sapi sebagai

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

sumber protein.

b). Nasi tim saring, yang merupakan campuran dari beberapa bahan makanan, satu sampai dua sendok beras, sepotong daging, ikan
atau hati, sepotong tempe atau tahu dan sayuran seperti wortel dan bayam, serta buah tomat dan air kaldu.
3) Makanan bayi dalam kemasan, yang diperdagangkan dan dikemas dalam kaleng, karton, karton kantong (sachet) atau botol untuk
jenis makanan seperti ini perlu dibaca dengan teliti komposisinya yang tertera dalam labelnya.
Makanan tambahan yang baik adalah makanan yang mengandung sejumlah kalori atau energi (karbohidrat, protein dan lemak),
vitamin, mineral dan serat untuk pertumbuhan dan energi bayi, disukai oleh bayi, mudah disiapkan dan harga yang terjangkau.
Makanan harus bersih dan aman, terhindar dari pencemaran mikroorganisme dan logam, serta tidak kadaluarsa (Kepmenkes RI,
2007).
Disamping ASI eksklusif yang diberikan kepada bayi hingga umur 6 bulan, pemberian ASI kepada bayi di Indonesia dianjurkan
sampai sekitar umur 2 tahun. Selanjutnya, diberikan makanan tambahan yang diberikan secara bertahap agar alat pencernaan bayi
dapat beradaptasi (Sediaoetama, 2004). Jumlah kalori yang berasal dari makanan tambahan bertahap secara meningkat sedangkan
jumlah kalori dari ASI akan menurun dengan mengurangi ASI secara bertahap sedangkan pemberian makanan tambahan secara
bertambah bertingkat diberikan.(Irawati,A, 2005)
1.1.2 Resiko /Dampak Pemberian MP-ASI Dini
Menurut WHO pemberian MP ASI harus disesuai dengan waktu pemberian yang tepat, memadai, aman dan dikonsumsi dengan
selayaknya. Bayi yang diberikan MP-ASI dalam waktu yang semakin awal memiliki kecenderungan mempunyai status gizi yang
kurang dibandingkan dengan bayi yang diberikan MP-ASI tepat pada waktunya yaitu mulai usia 6 bulan (Depkes,2000).
Resiko pemberian makanan tambahan pada bayi usia kurang dari enam bulan berbahaya karena kenaikkan berat badan yang terlalu
cepat dapat menyebabkan obesitas, alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan yang diberikan pada bayi. Bayi
yang mendapat zat-zat tambahan seperti garam dan nitrat yang dapat merugikan pada ginjal bayi yang belum matang, dalam

makanan padat yang dipasarkan terdapat zat pewarna atau zat pengawet yang membahayakan dalam penyediaan dan penyimpanan
makanan (Pudjiadi, 2000).
Susu Kedelai
Susu kedelai adalah hasil ekstraksi dari kedelai (Glycine max). Protein susu kedelai memiliki susunanasam amino yang hampir sama
dengan susu sapi sehingga susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi orang yang alergi terhadap protein
hewani. Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi karena kandungan proteinnya tinggi. Selain itu susu kedelai juga
mengandung lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali B12), dan air. (Radiyati,
1992)
1.2.1 Kandungan Susu Kedelai
Kelebihan susu kedelai adalah tidak mengandung laktosa sehingga susu ini cocok dikonsumsi penderita intoleransi laktosa, yaitu
seseorang yang tidak mempunyai enzim laktase dalam tubuhnya (Cahyadi, 2007).
1.2.2 Komposisi Kedelai
Kacang kedelai mengandung sekitar 9% air, 40 g /100 gr protein, 18 g/100 gr lemak, 3,5 g/100 g serat, 7 g/100 g gula dan sekitar
18% zat lainnya. Minyak kedelai banyak mengandung asam lemak tidak jenuh (86%) terdiri dari asam linoleat sekitar 52%, asam
oleat sekitar 30%, asam linoleat sekitar 2% dan asam jenuh hanya sekitar sekitar 14% yaitu 10% asam palmitat, 2% asam stearat dan
2% asam arachidonat. Dibandingkan dengan kacang tanah dan kacang hijau maka kacang kedelai mengandung asam amino
essensial yang lebih lengkap (Syarief dan Irawati, 1988).
Mutu protein dalam susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu sapi. Protein efisiensi rasio (PER) susu kedelai adalah 2,3
sedangkan PER susu sapi 2,5. PER 2,3 artinya setiap gram protein yang dimakan akan menghasilkan pertambahan berat badan pada
hewa percobaan (tikus putih) sebanyak 2,3 g pada kondisi percobaan baku (Cahyadi, 2007). Susu kedelai tidak mengandung vitamin

B12 dan kandungan mineralnya terutama kalsium lebihsedikit daripada susu sapi. Oleh karena itu dianjurkan penambahan atau
fortifikasi mineraldan vitamin pada susu kedelai yang diproduksi oleh industri besar. (Anonim, 2008)
1.2.1 Manfaat Susu Kedelai
Selain mengandung asam amino dan vitamin, biji kedelai juga mengandung Flafonoid. Flavonoid adalah sejenis pigmen seperti zat
hijau daun yang terdapat pada tanaman yang berwarna hijau. Bau langu yang terdapat pada biji kedelai adalah salah satu tanda
bahwa biji kedelai mengandung flavonoid. Senyawa flavonoid diduga sangat bermanfaat dalam makanan karena berupa senyawa
fenolik, senyawa ini yang bersifat antioksidan kuat. Banyak kondisi penyakit yang diketahui bertambah parah oleh adanya radikal
bebas seperti superoksida dan hidroksil. Oleh karena itu makanan yang kaya kandungan flavoniod dianggap penting untuk
mengobati penyakit-penyakit seperti kanker dan penyakit jantung (Heinrich, M, 2009).

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

Secara ilmiah flavonoid sudah dibuktikan mampu mencegah dan mengobati berbagai penyakit.Salah satu jenis flavonoid yang
sangat banyak terdapat pada biji kedelai dan sangat bermanfaat bagi kesehatan adalah isoflavon..(Waji RA, Sugrani A. 2009).
Protein kedelai dan isoflavon dapat melindungi tubuh dari kerusakan radikal, meningkatkan sistem kekebalan, menurunkan resiko

pengerasan arteri, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Kedelai mengandung antioksidan yang dapat memperbaiki tekanan
darah dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah (Ferlina, 2009).
1.3 Kacang hijau
Kacang Hijau (Phaseolus rhadiatus L) banyak tumbuh hampir disemua tempat di Indonesia. Berbagai jenis makanan (olahan) asal
kacang hijau seperti bubur, minuman, bakpia, gandasturi dan lain-lain.
Karbohidrat merupakan bagian terbesar dibandingkan dengan komponen-komponen lain yang terdapat dalam kacang hijau. Kadar
protein kacang hijau cukup tinggi yaitu 20% sampai 25%, sedangkan kadar lemak 1,0% sampai 2,0% (Prabhavat, 1987).
Kekurangan energi dan protein yang menyebabkan gizi kurang dapat menghambat pertumbuhan badan.Vitamin B1 bermanfaat
untuk pertumbuhan dan anti beri-beri. Kekurangan Vitamin B1 dapat mengganggu proses pencernaan makanan dan menghambat
pertumbuhan. Vitamin B1 dapat meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki saluran pencernaan. Vitamin B1 adalah bagian dari
koenzim yang berperan penting dalam oksidasi karbohidrat untuk diubah menjadi energi. Tanpa adanya Vitamin B1 tubuh akan
mengalami kesulitan dalam memecah karbohidrat. Vitamin B1 dapat menambah kegiatan syaraf sehingga menjadi bersemangat.
Kekurangannya dalam jangka panjang menyebabkan mudah capai, kurang nafsu makan, berat badan turun, sulit buang air besar dan
nyeri syaraf (Saufa, 2010).
Kebutuhan Vitamin B1 terutama untuk mereka yang bekerja lebih banyakmenggunakan tenaga (energi) antara lain : olahragawan,
anak-anak dalam masa pertumbuhan, juga ibu hamil dan menyusui sangat membutuhkan Kacang Hijau karena kandungan Vitamin
B1 dalam ASI sangat bergantung pada ada tidaknya Vitamin B1 dalam makanan yang dikonsumsi ibu.
Kandungan Vitamin B2 sangat bermanfaat bagi kesehatan karena dapat membantu penyerapan protein dalam tubuh. Selain itu juga
berfungsi untuk membantu pertumbuhan badan sebagaimana Vitamin B1 (Saufa, 2010).
Beras

Beras adalah butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekamnya) yang menjadi dedak kasar (Sediotama, 1989). Sekam dibuang
dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat penyosoh (Astawan, 2004).
Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Beras sebagai bahan makanan mengandung nilai gizi
cukup tinggi yaitu kandungan karbohidrat sebesar 360 kalori, protein sebesar 6,8 g, dan kandungan mineral seperti kalsium dan zat
besi masing-masing 6 dan 0,8 mg (Astawan, 2004).
Komposisi kimia beras berbeda-beda bergantung pada varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein,
beras juga mengandung berbagai unsur mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati (85-90 %) dan sebagian
kecil adalah pentosa, selulosa, hemiselulosa, dan gula. Dengan demikian, sifat fisikokimia beras ditentukan oleh sifat sifat
fisikokimia patinya (Astawan, 2004).
Nutrisi
Nutrisi adalah senyawa kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Tujuan dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik ? baiknya kepada bayi dan anak :
1. Memberikan nutrisi yang cukup untuk kebutuhan dalam memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit, melaksanakan
berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.
2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan (FKUI (Edisi 1), 1985).
Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata ? mata untukmemenuhi kebutuhan fisik atau fisiologi anak, tetapi juga berdampak
pada aspek psikodinamika, perkembangan psikososial, dan maturasi organik (Yupi Supartini, 2000).
Kebutuhan nutrisi pada bayi (0 sampai 24 bulan) memerlukan jenis makanan air susu ibu(ASI), susu formula, dan makanan padat.
Kebutuhan kalori bayi antara 100?200 kkal/kgBB. Pada 6 bulan pertama, bayi lebih baik hanya mendapatkan ASI saja (ASI

eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia lebih dari 6 bulan baru dapat diberikan makanan pendamping ASI ataususu formula,
kecuali pada beberapa kasus tertentu ketika anak tidak biasa mendapatkan ASI, seperti ibu dengan komplikasi postnatal, wanita
hamil, menderita penyaki menular dan sedang dalam terapi steroid atau morfin. (Yupi Supartini, 2004)
Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur: C, H dan O, terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuhan yaitu
kira-kira 75%. Dinamakan karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari karbon dalam senyawa tersebut
perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air. Jadi C6H1206 dapatditulis C6(H2O)6, C12H22O11 sebagai

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

C12(H2O)11 dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai CnH2nOn atau Cn(H2O)n (Sastrohamidjojo, H., 2005).
Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian utama kalori total yang dikonsumsi manusia dan bagi banyak
kehidupan hewan, seperti juga bagi berbagai mikroorganisme. Karbohidrat juga merupakan hasil metabolisme tanaman hijau dan
organisme fotosintesik lainnya yang menggunakan energi solar untuk melakukan sintesa karbohidrat dari CO2 dan H2O. Sejumlah
pati dan karbohidrat lain yang dibuat oleh fotosintesis menjadi enegi pokok dan sumber karbon bagi sel non-fotosintetik pada

hewan, tanaman dan dunia mikrobial. (Thenawijaya, 1982)
Senyawa karbohidrat dikelompokkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida (Winarno, 1992; Hal 18).
Monosakarida
Gambar 1.1 Struktur kimia Glukosa
Disakarida
Gambar 1.2 Struktur Kimia Laktosa
Polisakarida
Gambar 1.3 Struktur Kimia Selulosa
1.6.1. Klasifikasi Karbohidrat dan Penamaan
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa kelas atau golongan sesuai dengan sifat-sifatnyaterhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat
atau gula dibagi menjadi empat klas pokok:
Gula yang sederhana atau monosakarida, kebanyakan adalah senyawa-senyawa yang mengandung lima dan enam atom karbon.
Karbohidrat yang mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang mengandung 5 karbon disebut pentosa. Kebanyakan gula
sederhana adalah merupakan polihidroksi aldehida yang disebut aldosa dan polihidroksi keton disebut ketosa.
2. Oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida
dan gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh trisakarida dan
seterusnya ikatan penggabungan bersama-sama gula ini disebut ikatan glikosida.
3. Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang dihubungkan dalam ikatan glikosida.Polisakarida
meliputi pati, selulosa dandekstrin.
4. Glikosida, dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan bahwa mereka mengandung molekul bukan gula yang

dihubungkan dengan gula oleh ikatan glikosida (Sastrohamidjojo, H., 2005)
1.6.2 Analisis Karbohidrat
Penentuan kadar glukosa dilakukan dengan cara menganalisis sampel melalui pendekatan proksimat. Terdapat beberapa jenis
metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kadar gula dalam suatu sampel. Salah satu metode yang paling mudah
pelaksanaannya dan tidak memerlukan biaya mahal adalah metode Luff Schoorl. Metode Luff Schoorl merupakan metode yang
digunakan untuk menentukan kandungan gula dalam sampel. Metode ini didasarkan pada pengurangan ion tembaga (II) di media
basa oleh gula dan kemudian kembali menjadi sisa tembaga. Ion tembaga (II) yang diperoleh dari tembaga (II) sulfat dengan natrium
karbonat di sisa basa pH 9,3-9,4 dapat ditetapkan dengan metode ini. Hasilnya, ion tembaga (II) akanlarut menjadi tembaga (I)
iodida berkurang dan juga oksidasi iod menjadi yodium. Hasil akhirnya didapatkan yodium dari hasil titrasi dengan natrium
hidroksida (Anonim 2010).
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart
dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan
sebesar 10%.
Persamaan reaksinya:
R-COH + 2 CuO ? Cu2O (s) + R-COOH (aq)???????????. (1)
H2SO4 (aq) + CuO ? CuSO4 (aq) + H2O (l) ???????????? (2)
CuSO4 (aq) + 2 KI (aq) ? CuI2 (aq) + K2SO4 (aq)?????????.. (3)
2 CuI2 ? Cu2I2 + I2 ????????????????????...... (4)
I2 + Na2S2O3 ? Na2S4O6 + NaI?????????????????. (5)
I2 + Amilum ? Biru????????????????????.......(6)

Penetapan sebelum inversi dilakukan untuk mengetahui jumlah gula pereduksi yang terdapat dalam sampel. Penetapan inversi lemah
dilakukan untuk mengetahui jumlah disakarida yang tidak bersifat reduksi seperti sukrosa. Penetapan sesudah inversi kuat biasanya
dilakukan untuk menentukan kadar karbohidrat pada poliskarida.
Rumus Perhitungan Kadar Karbohidrat
Kadar Gula Sebelum Inversi = (mg glukosa x Fp)/(Ws x 1000) x 100%

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

Kadar Gula Sebelum Inversi = (mg glukosa x Fp)/(Ws x 1000) x 100%
Kadar Sukrosa = (Kadar gula setelah inversi ? Kadar gula sebelum inversi) x 0,95
1.7 Lemak
Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon.
Jadi setiap kabon mempunyai gugus ?OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam
bentuk ester yang disebut monogliserida atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam
lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. (Poedjiadi, 2006)
R1 ?COOH, R2 ?COOH, dan R3 ?COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Asam lemak yang terdapat dialam
ialah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat (Poedjiadi, 2006).
Gambar 1.2 Struktur lemak
1.7.1 Sifat-Sifat Lemak
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair.
Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak
mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Seperti
halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang
tidak larut. Semua gliserida larut dalam ester kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.
Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses
hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Disamping itu dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh
yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan
selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembaban
udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan. Gliserol yang
diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang manis
(Poedjiadi, 2006).
Asam-Asam lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam
ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum:
O
??
R ? C ? OH
Gambar.1.3 Struktur Asam Lemak
Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau tidak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon yang
jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon
tidak jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap (Poedjiadi, 2006).
Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur lebih rendah. Disamping itu makin
banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Hal ini tampak pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik
lebur asam oleat. Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai
karbon.Asam kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, asam stearat, oleat dan linoleat tidak larut dalam air.
Umumnya asam lemak larut dalam ester atau alkohol panas (Poedjiadi, 2006).
Asam lemak dibedakan menurut jumlah karbon yang di kandungnya yaitu asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid =
SCFA,) memiliki 6 atom karbon atau kurang, rantai sedang (medium chain fatty acid = MCFA) memiliki 8 hingga 18 karbon, rantai
panjang (long chain fatty acid = LCFA) mempunyai 14-18 karbon, dan rantai sangat panjang (20 atom karbon atau lebih)
(Almatsier, 2004). Semakin banyak rantai C yang dimiliki asam lemak, maka titik lelehnya semakin tinggi. (Silalahi dan Nurbaya,
2011; Silalahi dan Tampubolon, 2002)
Berdasarkan tingkat kejenuhan asam lemak dibagi atas asam lemak jenuh karena tidak mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak
jenuh tunggal hanya memiliki satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh jamak memiliki lebih dari satu ikatan rangkap. Semakin
banyak ikatan rangkap yang dimiliki asam lemak, maka semakin rendah titik lelehnya(Silalahi, 2000; Silalahi dan Tampubolon,
2002)
Berdasarkan bentuk isomer geometrisnya asam lemak dibagi atas asam lemak tak jenuh bentuk cis dan trans. Pada isomer geometris,
rantai karbon melengkung ke arah tertentu pada setiap ikatan rangkap akan saling mendekat atau saling menjauh. Jika saling
mendekat disebut isomer cis (berdampingan), dan apabila saling menjauh disebut trans (berseberangan). Asam lemak alami biasanya

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 5/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

dalam bentuk cis. Isomer trans biasanya terbentuk selama reaksi kimia seperti hidrogenasi atau oksidasi. Titik leleh dari asam lemak
tak jenuh bentuk trans lebih tinggi dibanding asam lemak tak jenuh bentuk cis karena orientasi antar molekul dengan bentuk cis yang
membengkok tidak sempurna sedangkan asam lemak tak jenuh trans lurus sama seperti bentuk asam lemak jenuh (Silalahi, 2000;
Silalahi dan Tampubolon, 2002).
Analisis Lemak
Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara murni. Hal itu disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan
pelarut lemak, seperti phospholipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh karena itu, hasil analisis lemak
ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua metode dalam penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode ekstraksi kering
(menggunakan Soxhlet) dan metode ekstraksi basah. Selain itu, metode yang digunakan dalam analisis kadar lemak dapat
menggunakan metode Weibull. (Harper et.al, 1979)
Prinsip Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan
jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. (Darmasih, 1997).
Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga
memperbaiki kelarutan ekstrak. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih
tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi (Whitaker 1915)
1). Diagram Alat
Gambar 1.4 Ekstraktor Soxhlet
Nama-nama instrumen dan fungsinya :
Kondensor berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
Timbal berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
Pipa F berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini
dinamakan 1 siklus.
Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
Hot plate berfungsi sebagai pemanas larutan.
2). Rumus Perhitungan Kadar Lemak
Kadar lemak % = (beratlemak (gram))/(beratsampel (gram)) x 100%
Protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan penting dalam pembentukan biomolekul daripada
sumber energi. Namun demikian apabila organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini dapat juga dipakai sebagai sumber
energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang selain mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe
(Sudarmadji, 1989). Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi
sebagai zat pembangun dan pengatur, Protein adalah sumber asam- asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak
dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula posfor, belerang dan ada jenis protein yang mengandung
unsur logam seperti besi dan tembaga (Budianto, A.K, 2009).
Molekul protein merupakan rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam-asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam
amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang
lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida.Ikatan pepetida ini merupakan ikatan tingkat primer. Dua molekul asam
amino yang saling diikatkan dengan cara demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam amino, disebut tripeptida dan
bila lebih banyak lagi disebut polipeptida. Polipeptida yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam amino disebut
oligopeptida. Molekul protein adalah suatu polipeptida, dimana sejumlah besar asam-asam aminonya saling dipertautkan dengan
ikatan peptida tersebut (Gaman, P.M, 1992).
Struktur protein mengandung N, disamping C, H, O dan S serta kadang-kadang P, Fe, dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan
protein). Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik adalah dengan cara menentukan jumlah atau
kandungan N yang ada dalam bahan makanan (Sudarmadji, dkk, 1996).
Gambar 1.5 Sruktur kimia Asam Amino
Sifat-sifat protein adalah kelarutan dalam air tiap jenis protein sangat berbeda, muatan bersih molekul-molekul protein tergantung
dari pH pelarutnya dan dari susunan molekulnya, berat molekul protein sangat besar, protein tidak dapat meleleh, jika dipanaskan
akan teruruai ada satu nilai pH yakni titik isoelektrik (Ip) dimana muatan bersih sama dangan nol, dengan demikian jumlah muatan
positif dan negatif pada molekul protein adalah sama, secara kimiawi protein dapat dihidrolisa menjadi asam-asam amino

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 6/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

diantaranya lebih kurang 20 macam asam-asam amino yang sudah dikenal dan 8 sebagian asam amino esensial(deMan 1997).
Analisi protein
Analisis protein menggunakan metode Kjeldahl, dimana metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen
total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein
kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung karena senyawa yang dianalisisnya adalah kadar nitrogennya. Dengan
mengalikan hasil analisis tersebut dengan faktor konversi 6,25 diperoleh nilai protein dalam bahan makanan tersebut. Penentuan
kadar protein dengan metode ini mengandung kelemahan karena adanya senyawa lain yang bukan protein yang mengandung N akan
tertentukan sehingga kadar protein yang diperoleh langsung dengan cara Kjeldahl ini sering disebut dengan kadar protein
kasar/crude protein (Sudarmadji, 1989).
Gambar 1.6 Diagram Alat Kjedahl
Rumus perhitungan kadar protein berdasarkan jumlah Nitrogen adalah sebagai berikut ;
% Total Nitrogen (N)=(mltitranxNHClx 14 x 100)/beratsampel
Kadar protein (%) = % N x faktor konversi (6,25)
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini diawali dengan penyiapan bahan untuk pembuatan MP-ASI yaitu meliputi pemilihan kacang kedelai, tepung beras,
susu formula dan kacang hijau, dimana kacang hijau diolah menjadi tepung melalui proses pencucian, tiriskan, sangrai sampai
kering, tumbuk sebentar, buang kulitnya. Blender/tumbuk hingga halus (penepungan), ayak. Sedangkan kacang kedelai di olah
menjadi susu dengan melalui proses pencucian kedelai dari segala kotoran, rebus kedelai, rendam dalam air bersih,perebusan
dilakukan kira-kira selama 15 menit dan perendaman kira-kira selama 12 jam, cuci sampai kulit arinya terkelupas, penghancuran.
Campur kedelai yang sudah halus dengan air panas, aduk-aduk rata, saring.
Selanjutnya bahan-bahan tersebut diolah menjadi bubur, setelah dibuat menjadi bubur tepung kacang hijau dan bubur tepung beras
putih dengan kombinasi susu kedelai dan susu formula kemudian dilakukan analisis penentuan kadar nutrisi dari bubur tepung
kacang hijau dan bubur tepung beras putih dengan variasi susu menggunakan metode Soxhlet (Penentuan kadar lemak), Kjeldahl
(Penentuan kadar protein) dan metode Luff Schrool (Penentuan kadar karbohidrat).
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Ayakan 60 mesh,kompor, blender, pembakar bunsen, neraca, kertas saring, labu lemak, alat Soxhlet, oven, neraca analitik, desikator,
krustang, labu Kjedahl, penangas, Erlenmeyer, klem, pipet, kertas lakmus, dan alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium.
3.2 Bahan
Kacang hijau, kacang kedelai, tepung beras, susu formula, akuades, larutan Luff School, larutan H2¬¬SO4 6 N, Kl padat, larutan
Na2S2O3, amilum, HCl 0,5 N, indikator Fenoftalin (PP), larutan NaOH3, larutan Na2SO4 anhidrat (MerckR), batu didih, larutan
NaOH 30%, larutan Na2S2O3 5 %, larutan HCl 0,1 N, larutan NaOH 0,1 N baku. N-heksan (p.a., MerckR).
BAB IV
PROSEDUR
4.1 Penyiapan Sampel
Penyiapan sampel penelitian ini yaitu kacang hijau, kedelai, tepung beras dan susu formula, dilakukan dengan cara memilih secara
acak kacang hijau dengan tanda-tanda warna buah hijau, bentuk bulat, lekuk buah penuh, keras. Kacang kedelai dengan tanda-tanda
warna buah kuning, bentuk bulat, lekuk buah penuh, keras. Tepung beras putih dengan warna putih bersih, terbebas dari kutu, bersih,
tidak menggumpal, kering. Susu formula yang dipilih secara acak untuk bayi usia 6-12 bulan.
4.2 Pembuatan Tepung Kacang Hijau
Cuci bersih kacang hijau sebnyak 250 g, tiriskan, sangrai hingga kering dan angkat. Kemudian setelah kering haluskan
menggunakan blender bumbu kering, atau tumbuk hingga halus. Selanjutnya saring dengan ayakan, jika kurang halus blender
kembali hingga halus.
4.3 Pembuatan Susu Kedelai
Pilihlah biji kedelai yang bagus kualitasnya (pisahkan jika ada kerikil atau kotoran lain ) kemudian cuci kedelai hingga bersih.
Selanjutnya kedelai direndam selama ± 8 - 10 jam dengan air yang dimasak hingga mendidih, tujuannya untuk menghilangkan rasa
langu.Setelah kedelai direndam 10 jam, selanjutnya dicuci sambil diremas-remas agar kulit ari-nya terkelupas, (pastikan kulit ari
kedelai 99,99% terkelupas agar nantinya tidak terdapat rasa pahit). Kedelai ditiriskan kemudian digiling / blander dengan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 7/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

ditambahkan air mendidih secukupnya sampai halus. Kedelai yang sudah selesai digiling / blander lalu dimasukkan ke dalam panci
dan campurkan air matang (perbandingan 1 : 10). Kedelai yang telah diberi air matang kemudian disaring dengan kain kasa,
usahakan pilih kain kassa yang paling lembut, agar ampas kedelai tidak lolos dari saringan tersebut). Setelah selesai disaring sari
kedelai tersebut siap untuk direbus dengan api kecil sambil diaduk hingga mendidih, (sebelumnya masukan daun pandan agar
aromanya wangi).
Pembuatan Bubur Tepung Kacang Hijau
Ambil sebanyak 1 sendok makan tepung kacang hijau, 300 ml air 20 ml susu, kemudian campur tepung kacang hijau dan air ke
dalam panci , aduk hingga rata. Tepung kacang hijau yang sudah di campur dengan air kemudian masak di atas kompor sambil terus
diaduk sampai matang. Setelah matang tambahkan susu.
Pembuatan Bubur Tepung Beras Putih
Ambil sebanyak 1 sendok makan tepung beras putih, 300 ml air, 20 ml susu, kemudian campur tepung beras dan air, aduk hingga
rata, jerang di atas api kecil, kemudian aduk sampai mendidih, setelah matang lalu angkat. Masukkan susu sampai kekentalan yang
dikehendaki, aduk hinggarata.
Metode Penelitian Kadar Karbohidrat
Timbang 2,5gr contoh dengan teliti, masukan kedalam erlenmayer 300mL, tambahkan beberapa butir batu didih
Tambahkan 100mL HCL 3%, didihkan di bawah pendingin (refluks selama 3jam) hitung dari mulai saat mendidih
Seteha dingin netralkan dengan NaOH 30% menggunakan indikator phenolphtelein sebagai petunjuknya (kalau larutan berwarna
gunakan kertas indikator pH)
Saring larutan refluks melalui kertas saring Whatman 40 atau 41 filtratnya ditampung dalam labu takar 250mL, kemudian encerkan
dengan aquadest sampai tanda batas
Pipet 25mL larutan Luff Schoorl, masukan kedalam erlenmayer joint300mL. Ambil 10-25 mL larutan filtrat contoh tadi, masukan
kedalam erlenmayer yang sudah ada Luff Schoorl, tambah air hingga volume menjadi 50mL dan beberapa butir batu didih
Refluks selama 10 menit, dihitung dari mulai saat larutan mendidih
Dinginkan, tambah 25mL H2SO4 6N sedikit demi sedikit (pelan-pelan). Tambahkan pula kedalamnya 15mL larutan KI 20%
Titrasi dengan larutan thio sulfat 0,1N sampai warna larutan kuning muda. Tambahkan 5mL larutan amilum 0,2% dan teruskan
titrasi dengan larutan thio sulfat sampai warna biru tepat hilang. Catat pemakaian larutan thio sulfat.
Lakukan titrasi blanko:
25mL air + 25mL Luff Schoorl + batu didih, refluks selama 10 manit, dinginkan dan selanjutny lakukan seperti perlakuan contoh
(butir 7s/d 8)
Hitung banyakanya mg karbohidrat (tepung) dengan mempergunakan tabel dibawah ini. Pengerjaan analisis contoh dilakukan
duoplo
Tabel konversi mililiter terhadap miligram tepung
mL 0,1 N
Thio Sulfat Mg Tepung mL 0,1N
Thio Sulfat Mg Tepung
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
10,0
11,0
12,0
13,0 2,9
5,7
8,5

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 8/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

11,4
14,3
17,3
20,2
23,0
26,0
29,1
32,1
35,1
38,2 14,0
15,0
16,0
17,0
18,0
19,0
20,0
21,0
22,0
23,0
24,0
25,0 41,2
44,4
47,5
50,7
53,8
57,0
60,2
63,6
67,0
70,6
74,3
77,9
Perhitungan:
Selisih antara mL thio sulfat blanko dan mL thi sulfat untuk titrasi contoh setara dengan banyaknya tepung. Misal dari hasil
pembacaan pada tabel didapat a mg tepung, maka
jumlah karbohidrat \ tepung (%)=259/b x a/c x d x100%
Metode penelitian analisis karbohidrat menggunakan metode Luff School adalah pertama-tama dimasukan sempel sebanyak 2 ml
dimasukan ke dalam labu takar 100 ml, lalu diencerkan dengan akuadeshingga tanda batas , dan dihomogenkan.Labu takar ini diberi
lebel sempel A.
Metode analisis sebelum inverse adalah sempel A dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukan kedalam Erlenmeyer 250 ml, kedalamnya
ditambahkan 30 ml akuades dan 10 ml larutan Luff School lalu dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit. Setelah itu
didinginkan dengan air mengalir, kemudian 10 ml H2¬¬SO4 6 N dan 1,5 gram KI padat dimasukan kedalam Erlenmeyer terseebut.
Campuran larutan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N beku yang sebelumnya telah dimasukan ke dalam buret, hingga
warna kuning jernih. Kemudian ditambahkan 1 ml amilum, dan dititrasi kembali hingga titik akhir titrasi yang ditunjukan dengan
hilangnya warna biru. Volume larutan Na2S2O3 0.1 N beku dapat diketahui dengan membaca skala pada buret.
Metode analisis setelah inversi adalah sempel A dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, ke dalamnya
ditambahkan pula 50 ml akuades dan 10 ml HCl 0,5 N dan HCl 9,5 N, lalu dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit, setelah itu
didinginkan dengan air mengalir, kemudian ditambahkan 1-2 tetes indikator Fenoftalin dan NaOH 30% hingga warna merah muda,
jika kelebihan NaOH maka ditambahkan HCl 9,5 N ke dalamnya sampai netral. Larutan yang telah netral dimasukan ke dalam labu
takar 100 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. Labu takar ini diberi lebel sempel B. Sampel B dipipet sebanyak

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 9/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

10ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, ke dalamnya ditambahkan pula 50 ml akuades dan 10ml larutan Luff Schoorl,
lalu dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit.
Metode Penelitian Kadar Lemak
Ditmbang dengan teliti 5gr contoh (yang mengandung kira-kira 1gr lemak) dan masukan kedalam erlenmayer 300mL.
Kedalam erlenmayer tersebut ditambahkan 45 aquadest panas (mendidih) sambil diaduk.
Tambah 55 mL HCL 25% dan masukan batu didih kedalamnya
Tutup erlenmayer dengan kondensor/pendingin
Larutan tersbut didihkan secara perlahan-lahan selama 30manit dan usahakan volume tetap (konstan) dengan cara menambakan air
bila berkurang.
Kondensor dibilas dengan 100mL aquadest
Larutan tersebut disaring menggunakan kertas saring bebas lemak yang telah dibasahkan
Erlenmayer tersebut dicuci dengan aquadest sebanyak 3 kali
Pemcucian endapan dikertas saringdilanjutkan hingga sampai air saringan tidak mengandung Cl, dengan cara mereaksikan air
saringan tersebut dengan larutab AgNO3 0,1 M harus tidak terbentuk endapan
Masukan kertas saring kedalam timble dan tutup permukaan dengan glasswool
Ebdapan tersebut dikeringkan selama 6-12 jam pada suhu 100-101oC
Setelah endapan kering, masukan timble kedalam alat Soxhlet dengan manggunakan labu penampung yang telah diisi batu didih dan
beratnya konstan
Lemak diekstraksi dengan petroleum eter selama 4jam
Setelah ekstrasi selesai, larutan petroelum eter dievaporasi (dipisahkan pelarutnya)
Lemak yang diperoleh dikeringkan selama 1 jam pada suhu 100-101oC
Setelah 1 jam, lemak dikeluarkan dari oven biarkan 5 menit diluar dan masukan kedalam eksikator selama 15 menit
Lemak kering tersebut ditimbang
Ulangi pengeringan lemak selama 1 jam dan Setelah 1 jam, lemak dikeluarkan dari oven biarkan 5 menit diluar dan masukan
kedalam eksikator selama 15 menit lemak kering tersebut ditimbang hingga mencapai berat konstan
Pengerjaan analisis contoh dilakukan duoplo
Perhitungan :
kadar lemak=(berat lemak)/(berat contoh) x100%
Metode percobaan ekstrasi Sokhlet adalah kantung sampel diisi dengan 5 gr sempel halus (bubur tepung kacang hijau dan bubur
tepung beras putih) lalu diikat dengan benang kasur. Dipasang alat ekstraksi Sokhlet, diisi penuh dengan larutan n-heksan, dibiarkan
mengalir ke dalam labu dasar bundar, ditambahkan lagi n-heksan sampai dengan volume ½ dari labu Sokhlet (timbel terendam).
Dilakukan pemanasan sampai 16 kali sirkulasi selama 3-4 jam. Setelah 16 kali sirkulasi, n-heksan dikeluarkan dan dipanaskan
kembali sampai dengan n-heksan dalam labu dasar bundar habis atau n-kheksan tidak lagi menetes dan yang tertinggal hanya lemak.
Kemudian labu dasar disimpan di luar selama 5 menit, dimasukan ke dalam eksikstor selama 10 menit lalu ditimbang dan dilakukan
berulang-ulang agar didapat berat konstan.
Metode Penelitian Kadar Protein
Timbang 0,5 -1 gr sampel, masukan kedalam labu kjedahl
Tambahkan 5gr garam kjeldhl sebagai katalis yang berupa campuran CuSO4. 5H2O dan K2SO4 (1:3)
Tambahkan 10mL H2SO4 pekat
Destruksi sampai larutan bewarna jernih pakai pemanas/alat digestion system
Angkat dan dinginkan
Pindahkan larutan contoh dari labu kjedhal kedalam labu takar 50mL dengan hati-hati secara kuantutatif dan encerkan dengan
aquadest sampai tanda batas
Pipi 5mL contoh masukan kedalam alat destilasi, lalu tambahkan 10mL NaOH 30%
Destilasi campuran diatas dan eulatnya tampung dalam 10mL H3BO3 3% dan 2 tetes indicator tashiro. Destilasi dilakukan sampai
tertampung 75mL destilat
Titrasi destilat dengan HCL 0,1 N sampai warna hijau berubah menjadi ungu
Kemudian ulangi destilasi campuran diatas.
Pengerjaan analisis contoh dilakukan duoplo
Perhitungan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 10/11 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:07:19 2017 / +0000 GMT

% N dalam contoh=(50 x mL HCL x N HCL x 14 )/(5 x mg berat contoh) x100%
Dimana:
Faktor 50 = larutan contoh yang telah didestruksi diencerkan sampai 50mL dalam labu takar
Faktor 5 = banyaknya laritan contoh yang di destilasi
mL HCL = banyaknya HCL yang dipakai untuk mentitrasi filtrat
N HCL = Normalitas HCL
14 = BM nitrogen
Tabel Faktor Protein
Nama makanan Faktor
Susu
Telur
Daging
Gelatin
Terigu
Terigu (embrio)
Beras
Jagung
Biji kapas
Kelapa
Kacang tanah
Kacang kedelai
Umum dipakai 6,38
6,25
6,25
5,55
5,70
5,80
5,95
5,26
5,30
5,30
5,46
5,71
6,25
Kadar protein = % N x faktor protein
Sebanyak 5 g sampel yang telah dihaluskan ditimbang dan dimasukkan dalam labu Kjeldahl, tambahkan Na2SO4 dan H2SO4 pekat.
Selanjutnya dilakukan destruksi di atas pemanas listrik dalam lemari asam, mula-mula dengan api kecil, setelah asap hilang api
dibesarkan, pemanasan diakhiri setelah cairan menjadi jernih tak berwarna lagi. Kemudian blanko disiapkan.
Setelah dingin ditambahkan 200 ml aquades serta larutan NaOH 45% sampai cairan bersifat basis, kemudian labu Kjeldahl dipasang
dengan segera pada alat destilasi. Labu Kjeldahl dipanaskan sampai amonia menguap semua, destilat ditampung dalam Erlenmeyer
yang berisi 100 ml HCl 0,1 N yang sudah diberi indikator fenoftalein 1% beberapa tetes. Detilasi diakhiri setelah destilat yang
tertampung sebanyak 150 ml atau setelah destilat yang keluar tak bersifat basis. Kelebihan HCl 0,1 N dalam destilat dititrasi dengan
larutan basa standar (larutan NaOH 0,1 N) hingga titik akhir titrasi merah muda.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 11/11 |