PENERAPAN RECIPROCAL TEACHNG MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI | Rosary | Tata Arta 10065 21414 1 SM

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 135-146
Dyas Erfira Rosary, Wahyu Adi, dan Dini Octoria.
Penerapan Reciprocal
Teaching Model dan Strategi Pembelajaran Index Card Match untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Akuntansi. Agustus, 2015.
PENERAPAN RECIPROCAL TEACHNG MODEL
DAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

*Dyas Erfira Rosary, Wahyu Adi, dan Dini Octoria*
Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan
penerapan Reciprocal Teaching Model dan Strategi Pembelajaran Index Card Match
pada siswa kelas X AK 2 di SMK Negeri 1 Karanganyar. (2) untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dengan penerapan Reciprocal Teaching Model dan Strategi
Pembelajaran Index Card Match pada siswa kelas X AK 2 di SMK Negeri 1
Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan

sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilalui dengan empat tahapan, yaitu: (1)
perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Subjek
penelitian adalah seluruh siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2014/2015 sebenyak 36 siswa dengan komposisi 1 laki-laki dan 35
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti dan guru mata
pelajaran akuntansi perusahaan jasa. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, tes hasil belajar, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penerapan Reciprocal Teaching Model
dan Strategi Pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan belajar
Siswa Kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Karanganyar. Hal ini ditunjukan dengan adanya
peningkatan keaktifan belajar siswa pada kelima indikator keaktifan belajar siswa yakni
Visual Activities, Oral Activities, Listening Activities, Mental Activities, dan Emotional
Activities pada siklus I sebesar 68,36% dan siklus II sebesar 81,69%. (2) penerapan
Reciprocal Teaching Model dan Strategi Pembelajaran Index Card Match dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif akuntansi Siswa Kelas X AK 2 SMK Negeri 1
Karanganyar pada tingkatan hasil belajar ranah kognitif Hafalan (C1), Pemahaman
(C2), Penerapan (C3), dan analisis (C4). Hasil tersebut ditunjukan pada siklus I
ketuntasan belajar siswa sebesar 72,22% (26 siswa) dan siklus II sebesar 97,22% (35
siswa).
Kata kunci : Reciprocal Teaching Model, Index Card Match, Keaktifan belajar, Hasil

Belajar.

136 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)

ABSTRACT
The objectives of this research are to improve: (1) the learning activeness
through the application of the Reciprocal Teaching Model and the Index Card Match
learning strategy of the students in Grade X AK 2 of State Vocational High School 1 of
Karanganyar; and (2) the learning achievement through the application of the
Reciprocal Teaching Model and the Index Card Match learning strategy of the students
in Grade X AK 2 of State Vocational High School 1 of Karanganyar.
This research used the classroom action research with two cycles. Each cycle
consisted of four phases, namely: (1) planning; (2) implementation; (3) observation;
and (4) reflection. The subjects of research were all of the students in Grade X of
Accounting 2 of State Vocational High School 1 of Karanganyar in Academic Year
2014/2015 as many as 36 students, 1 male and 35 females. This research was done
collaboratively between the researcher and the Service Company Accounting subject
matter teacher. The data of research were collected through observation, in-depth
interview, test of learning achievement, and documentation.
The results of research are as follows: (1) the application of the Reciprocal

Teaching Model and the Index Card Match learning strategy can improve the learning
activeness of the students in Grade X AK 2 of State Vocational High School 1 of
Karanganyar as indicated by the improvement of the learning activeness in the five
indicators of learning activeness, namely: Visual Activities, Oral Activities, Listening
Activities, Mental Activities, and Emotional Activities as much as as 68.36% in Cycle I
and 81.69% in Cycle II; (2) the application of the Reciprocal Teaching Model and the
Index Card Match learning strategy can improve the cognitive learning achievement in
Accounting of the students in Grade X AK 2 of State Vocational High School 1 of
Karanganyar in the cognitive domains of memorizing (C1), understanding (C2),
implementation (C3), and analysis (C4). The number of students who fulfill the
minimum criterion of learning completeness is 26 (72.22%) in Cycle I, and then it
becomes 35 students (97.22%) in Cycle II.
Keywords : Reciprocal Teaching Model, Index Card Match, learning activeness,
learning achievement

PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi saat ini

sumber daya manusia yang berkualitas


tantangan persaingan diberbagai bidang

adalah dengan pendidikan. Berdasarkan

kehidupan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun

semakin

ketat.

Untuk

menghadapi tantangan era globalisasi

2003

tersebut maka dibutuhkan sumber daya


nasional Bab I Pasal 1 ayat 1

manusia yang berkualitas. Salah satu

menyebutkan bahwa :

upaya dalam

rangka menciptakan

tentang

sistem

pendidikan

Dyas Erfira Rosary, Wahyu Adi, dan Dini Octoria. Penerapan Reciprocal 137
Teaching Model dan Strategi Pembelajaran Index Card Match untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 135-146

Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan
sarana
belajar
dan
proses
pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.

tolak

ukur


penentu

pembelajaran. Pembelajaran itu sendiri
menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:
297) adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional,
untuk membuat siswa belajar secara
aktif yang menyediakan pada suatu
lingkungan belajar.
Proses

Pendidikan merupakan pondasi
pokok dalam kelangsungan hidup suatu
bangsa karena pendidikan diperlukan
dalam menghadapi arus globalisasi
yang semakin ketat. Salah satu upaya
untuk mengahadapi persaingan yang
ketat tersebut maka pemerintah sebagai
penyelenggara pendidikan diharapkan
dapat


menciptakan

manusia

yang

sumber
dapat

daya

bersaing

dizamanya. Kualitas sumber daya
manusia sendiri akan tercermin dalam
kualitas

pendidikanya


sehingga

menghasilkan tenaga kerja yang cerdas
dan

memiliki

kompetensi

yang

berkualitas.
Untuk menciptakan kualitas
pendidikan maka dibutuhkan kualitas
pembelajaran. Kualitas pembelajaran
hanya dapat dicapai dengan proses
pembelajaran yang baik karena proses
pembelajaran merupakan salah satu

kualitas


diharapkan

pembelajaran
dapat

menciptakan

keharmonisan antara kegiatan fisik,
mental, maupun emosional secara
terpadu. Tugas utama seorang guru
dalam fungsinya sebagai fasilitator
dalam proses pembelajaran adalah
bagaimana mengaktifkan peserta didik
agar mau terlibat langsung dalam setiap
tahapan proses pembelajaran. Guru
harus

memiliki


pengetahuan

dan

kemampuan yang memadai untuk
merancang

dan

melaksanakan

pembelajaran yang menyenangkan agar
peserta didik mau melibatkan diri
secara

utuh

pembelajaran

dalam
serta

kegiatan
menciptakan

pembelajaran yang bermakna bagi
peserta didik. Oleh karena itu dalam
proses pembelajaran dibutuhkan model
pembelajaran yang baik agar siswa
dapat

memahami

disampaikan.

materi

yang

138 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)

Model

pembelajaran

siswa,

yang

pada

merupakan salah satu cara yang

kemampuan

dipergunakan

dalam

membantu siswa dalam memperoleh

menyampaikan materi kepada peserta

pengetahuan mereka konstruksi sendiri.

guru

Hasil

didik dengan maksud mencapai tujuan
belajar

yang

disepakati.

Model

berfikir

gilirannya

cermin

belajar

keberhasilan

dapat

merupakan
dari

proses

pembelajaran juga dapat memacu

pembelajaran.

proses

selalu

yang baik dalam proses pembelajaran

guru

akan berpengaruh terhadap hasil belajar

dengan peserta didik secara dua arah.

siswa. Hasil belajar adalah kemampuan

Pemilihan model pembelajaran yang

yang

tepat

menerima

pembelajaran

menerapkan

untuk

interaksi

akan

antara

membuat

proses

Model

itu

diimiliki

siswa

pengalaman

pembelajaran

setelah

ia

belajarnya.

pembelajaran lebih menyenangkan dan

Mimin Haryati (2013: 23) mengatakan

dapat mendorong siswa untuk terlibat

bahwa, pada umumnya hasil belajar

lebih aktif serta dapat meningkatkan

dapat dikelompokan menjadi tiga ranah

hasil belajar mereka sehingga tujuan

yaitu ranah kognitif, ranah psikomotor,

pembelajaran dapat tercapai secara

dan ranah afektif. Adapun pengertian

optimal. Seperti yang disampaikan

dari ranah kognitif adalah hasil belajar

Syaiful Sagala (2010: 63) pembelajaran

yang berhubungan dengan kemampuan

harus mempunyai dua karakteristik

berfikir yakni kemampuan menghafal,

yaitu

memahami,mengaplikasi,menganalisis,

pertama,

dalam

proses

pembelajaran melibatkan proses mental

mensintesis,

dan

secara

mengevaluasi.

Ranah

maksimal,

bukan

hanya

kemampuan
psikomotor

menuntut siswa sekedar mendengar,

adalah ranah yang berhubungan dengan

mencatat, akan tetapi menghendaki

fisik. Ranah afektif adalah ranah yang

aktvitas siswa dalam proses berfikir.

menekankan pada sikap. Penilaian

Kedua ,

terhadap

dalam

pembelajaran

hasil

belajar

dapat

membangun suasana dialogis dan

memberikan informasi kepada guru

proses tanya jawab terus menerus yang

tentang kemajuan siswa dalam upaya

diarahkan untuk memperbaiki dan

mencapai tujuan pembelajaran. Dengan

meningkatkan

proses pembelajaran yang maksimal

kemampuan

berfikir

Dyas Erfira Rosary, Wahyu Adi, dan Dini Octoria. Penerapan Reciprocal 139
Teaching Model dan Strategi Pembelajaran Index Card Match untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 135-146
dengan melibatkan aktivitas siswa,

Karanganyar, terdapat beberapa siswa

diharapkan keaktifan dan hasil belajar

yang memiliki capaian hasil belajar

siswa dapat meningkat.

mata pelajaran Akuntansi Perusahaan

Sekolah Menengah Kejuruan

Jasa pada hasil ulangan akhir semester

(SMK) merupakan satuan pendidikan

ganjil

pada jalur pendidikan formal. Dalam

ketuntasan minimum (KKM), yaitu 85.

Undang-Undang

Sistem

Capaian hasil belajar tersebut dapat di

Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat

lihat dari hasil belajar kognitif siswa

11 dijelaskan bahwa:

kelas X AK pada mata pelajaran

tentang

Pendidikan formal adalah jalur
pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
Sekolah

Menengah

Kejuruan

mempunyai tujuan untuk menghasilkan
lulusan yang siap diterjunkan ke dunia
kerja. Lulusan dari SMK tentunya
sudah

dibekali

berbagai

ilmu

pengetahuan dan ketrampilan yang
diperoleh selama di bangku sekolah.
SMK

Negeri

merupakan

1

salah

Karanganyar
satu

Sekolah

Menengah Kejuruan yang mempunyai
visi dan misi yang unggul dalam
meningkatakan pendidikan bagi peserta
didik. SMK Negeri 1 Karanganyar
mempunyai 3 bidang keahlian yaitu
akuntansi, administrasi, dan pemasaran.
Berdasarkan observasi awal
yang dilakukan oleh peneliti di kelas X
Akuntansi

SMK

Negeri

1

(UAS)

di

bawah

kriteria

Akuntansi Perusahaan Jasa. Sekolah
menuntut

para

siswanya

untuk

mencapai nilai KKM yang telah
ditentukan. Namun pada kenyataannya
terdapat beberapa siswa yang masih
belum mencapai nilai KKM. Ini terjadi
pada kelas X Akuntansi 2. Kelas X AK
2 merupakan kelas yang siswanya
paling banyak memiliki hasil belajar
pada ranah kognitif dibawah KKM.
Hasil belajar kognitif merupakan hasil
tingkah laku siswa yang dikehendaki
yang benar-benar terjadi terhadap
penguasaan materi pembelajaran. Nilai
kognitif siswa kelas X AK 2 memang
cukup

rendah

jika

dibandingkan

dengan nilai praktek. Dari total jumlah
36 siswa, terdapat 15 siswa yang
memiliki hasil belajar kognitif dibawah
KKM. Hal ini disebabkan karena
proses

pembelajaran

akuntansi

perusahaan jasa masih berpusat pada

140 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)

guru. Guru hanya menggunakan model

yang melakukan kegiatan di luar

pembelajaran

seperti

kegiatan belajar seperti mengantuk,

ceramah dan tanya jawab, di mana

berbicara dengan teman, dan bermain

model pembelajaran tersebut tidak

game saat proses belajar mengajar

melibatkan siswa untuk aktif dalam

berlangsung. Kegiatan-kegiatan di luar

kegiatan

proses

konvensional

belajar

mengajar.

kegiatan

belajar

mengajar

Pembelajaran yang didominasi oleh

dilakukan oleh para siswa di saat jam

ceramah akan menempatkan guru

pelajaran

sebagai satu-satunya sumber informasi

tersebut tentunya membuat pikiran

dalam memperoleh materi, sehingga

serta perhatian siswa tidak fokus

siswa

objek

terhadap materi yang sedang dipelajari.

hasil

Para siswa menjadi kurang aktif dalam

hanya

pembelajaran.

sebagai
Berdasarkan

berlangsung.

Kegiatan

wawancara dengan beberapa siswa,

mengikuti

guru

memberikan

seharusnya dapat membentuk siswa

informasi kepada siswa di depan kelas

untuk memiliki rasa semangat, rasa

dan kurang melibatkan siswa dalam

percaya diri, rasa ingin tahu, dan

proses

keterlibatan siswa untuk aktif dalam

lebih

banyak

belajar

mengajar

seperti

kegiatan

belajar.

Guru

mencatat, mendengarkan, membaca

proses

teks tanpa melibatkan siswa dalam

melibatkan

kegiatan belajar mengajar tersebut.

proses pembelajaran diharapkan dapat

Banyak siswa yang masih kurang

meningkatkan keaktifan dan hasil

berani mengungkapkan pendapatnya,

belajar kognitif siswa untuk mencapai

takut bertanya, dan kurang mengerti

tujuan pembelajaran yang diharapkan.

penjelasan guru. Proses pembelajaran

pembelajaran.
aktivitas

Sebagai

Dengan

siswa

upaya

dalam

untuk

yang terjadi masih belum melibatkan

meningkatkan keaktifan dan hasil

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar

belajar

secara menyeluruh karena siswa masih

dikembangkan model pembelajaran

bersifat pasif dan bergantung pada

yang tepat guna mencapai tujuan

guru.

pembelajaran

kognitif

yang

siswa,

perlu

diharapkan.

Dalam proses kegiatan belajar

Pemilihan model pembelajaran yang

mengajar juga masih terdapat siswa

digunakan oleh guru harus dapat

Dyas Erfira Rosary, Wahyu Adi, dan Dini Octoria. Penerapan Reciprocal 141
Teaching Model dan Strategi Pembelajaran Index Card Match untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 135-146
meningkatkan kualitas pembelajaran

diharapkan pula dapat meningkatkan

dalam rangka mencapai hasil belajar

hasil belajar kognitif para siswa.

kognitif

yang

optimal

serta

Reciprocal

Teaching

meningkatkan keaktifan belajar siswa.

merupakan

Pemilihan dan pelaksanaan model

pembelajaran yang dilaksanakan agar

pembelajaran yang tepat oleh guru akan

tujuan pembelajaran tercapai dengan

membantu guru menyampaikan materi

tepat melalui proses belajar mandiri dan

akuntansi perusahaan jasa dengan

siswa mampu menyajikannya di depan

mudah dan menarik. Pada akhirnya

kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat

model pembelajaran yang tepat oleh

Palincsar and Brown (1984) bahwa

guru akan mengoptimalkan keaktifan

dalam Reciprocal Teaching digunakan

dan hasil belajar kognitif siswa. Salah

empat

satu model pembelajaran yang dapat

pertanyaan

digunakan

mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit

untuk

menyelesaikan

salah

strategi,

satu

yaitu

(question

membuat
generating),

masalah di SMK N 1 Karanganyar

dipahami

adalah penerapan Reciprocal Teaching

materi

Model dan Strategi Pembelajaran Index

merangkum

Card Match. Penerapan Reciprocal

penerapan Reciprocal Teaching Model,

Teaching

dan

Model

Pembelajaran

Index

memungkinkan

lanjutan

memprediksi

(predicting),

(summarizing).

dan

Dalam

Strategi

Guru memberikan kesempatan pada

Match

siswa menjadi aktif dengan melakukan

Card

siswa

(clarifying),

model

untuk

aktif

pergantian

peran.

Siswa

berperan

dalam pembelajaran, mengembangkan

sebagai guru di dalam kelas, sedangkan

pengetahuan,

guru hanya sebagai fasilitator atau

sikap,

dan

ketrampilannya.

Selain

itu

memungkinkan

terciptanya

kondisi

moderator

yang

memberikan

kemudahan dan bimbingan terhadap

pembelajaran yang kondusif bagi siswa

siswa

untuk

dapat

memahami materi yang diajarkan.

meningkatkan keaktifan siswa dalam

Guru mengajar kepada siswa dengan

belajar, bekerjasama dengan teman,

cara menciptakan pengalaman belajar

berinteraksi

dengan mencontohkan tingkah laku

belajar

sehingga

dengan

guru

yang

yang

belum

atau

kurang

tertentu kemudian membantu siswa

142 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)

untuk

membangun

ketrampilan

itu

ketrampilan-

sendiri

dengan

memberikan dukungan, dan sarana-

lebih

berisi materi akuntansi yang
terkait.
c. Pelaksanaan index card match

sarana yang mendukung.
Untuk

b. Pembagian index card yang

meningkatkan

dan pembentukan kelompok.

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar

d. Setiap kelompok melakukan

mengajar di dalam kelas, model

clarifying atas materi akuntansi

pembelajaran tersebut dikombinasikan

yang terkait.

dengan strategi pembelajaran Index

e. Setiap

kelompok

diberi

Card Match. Dengan menggunakan

kesempatan untuk melakukan

strategi pembelajaran index card match

predicting atas materi akuntansi

ini diharapkan dapat menjadi salah satu

terkait.

solusi untuk meningkatkan keaktifan
peserta

didik

dalam

proses

pembelajaran terutama pembelajaran
Akuntansi Perusahaan Jasa. Strategi
Pembelajaran index card match dalam
proses pembelajarannya mengandung

f. Perwakilan kelompok diberi
kesempatan mempresentasikan
hasil predicting.
g. Siswa

diberi

kesempatan

melakukan questioning.
h. Setiap

siswa

diharuskan

unsur permainan atau game yang

melakukan summarizing atas

menjadikan proses pembelajaran jadi

pembelajaran akuntansi yang

bermakna dan siswa tidak bosan serta

dilakukan

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
Adapun pelaksanaan tindakan
Reciprocal

Teaching

Model

dan

Strategi Pembelajaran Index Card
Match dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

sebelumnya.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Karanganyar Jl Revolusi No.
31 Karanganyar Kabupaten Kebumen.
Subjek penelitian ini difokuskan pada
siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1
Karanganyar

a. Persiapan pembelajaran dan
pembahasan

METODE PENELITIAN

materi

tahun

pelajaran

2014/2015 yang terdiri dari 36 siswa.
Penelitian

ini

dilaksanakan

pada

Dyas Erfira Rosary, Wahyu Adi, dan Dini Octoria. Penerapan Reciprocal 143
Teaching Model dan Strategi Pembelajaran Index Card Match untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 135-146
Semester

Genap

tahun

ajaran

Prosedur penelitan ini dimulai dari

2014/2015 selama enam bulan yaitu

perencanaan,

pelaksanaan,

mulai bulan Januari 2015 sampai bulan

pengamatan, dan refleksi.

Juni 2015.
Data yang digunakan dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN

peelitian ni adalah data kuantitatif dan

Penerapan

data kualitatif. Data kuantitatif dalam

Model dan Strategi Pembelajaran

penelitian ini berupa hasil belajar

Index

akuntansi dalam ranah kognitif yang

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil

diambil dengan cara memberikan tes

Belajar Akuntansi

pada setiap akhir siklus. Data kualitatif

Hasil

Reciprocal

Card

Teachng

Untuk

Match

belajar

merupakan

diperoleh dari hasil wawancara dan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki

hasil observasi pembelajaran di kelas

siswa setelah ia menerima pengalaman

untuk mengetahui keaktifan siswa.

belajarnya baik dalam bentuk kognitif,

Sumber data dalam penelitian ini

afektif,

meliputi siswa, guru mata pelajaran,

penelitian ini hasil belajar siswa yang

kegiatan

dan

diukur dikhususkan pada hasil belajar

dokumen. Teknik pengumpulan data

kognitif siswa, karena permasalahan

yang

hasil belajar yang terjadi di kelas X AK

belajar

digunakan

mengajar,

yaitu

observasi,

wawancara, tes, dan dokumentasi.
Validitas data dalam penelitian
ini menggunakan validitas isi dan

dan

psikomotorik.

Pada

2 SMK Negeri 1 Karanganyar adalah
rendahnya hasil belajar pada ranah
kognitif.

triangulasi. validitas isi digunakan

Keaktifan siswa dalam proses

untuk menemukan validitas data dari

pembelajaran dapat dirangsang untuk

hasil belajar kognitif siswa. Triangulasi

timbul dari dalam diri siswa. keaktifan

yang digunakan dalam peelitian ini

belajar adalah suatu kegiatan yang

adalah triangulasi data dan metode

dilakukan siswa dalam melaksanakan

untuk menemukan validitas data dari

proses pembelajaran yang meliputi

keaktifan belajar siswa. Dari data yang

keaktifan fisik dan psikis, yang dapat

dikumpulkan
dengan

teknik

kemudian

dianalisis

membawa perubahan kearah yang

statistik

deskriptif.

lebih pada diri siswa karena adanya

144 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)

peran

dan

partisipasi

aktif

yang

Grafik Prosentase Ketuntasan Belajar Kognitif
Siswa

membuat proses belajar mengajar

dapat dilakukan melalui aktivitasaktivitas yang dilakukan di kelas.

100%
80%
Prosentase

menjadi lebih hidup. Keaktifan belajar

97,22%
72,22%
58,33%
41,67%
27,78%

60%

Pra
Tindakan
Siklus I

2,78%

40%
20%
0%

Menurut Paul D. Dierich dalam

Tuntas
Tidak Tuntas
Aspek yang diukur

Sardiman (2001: 99) aktivitas belajar
dapat

diklasifikasikan

dalam

8

Gambar 1. Perbandingan Hasil Belajar
Kognitif Siswa

kelompok, yaitu: Visual Activities, Oral

Grafik Prosentase Keaktifan Belajar Siswa

Activities, Listening Activities, Writing

85,56%

Activities, Drawing Activities, Motor

70%

Mental Activities, dan
Activities.

keaktifan

pada

akuntansi

yang

mata

Indikator
pelajaran

digunakan

dalam

66,25%
60%
51,57%

68,89%

66,11%
56,94%

67,78%

60%
51,67%

50%

Pra
Tindakan
Siklus I

40%

Siklus II

60%
Prosentase

Emotional

80,83%

80,27%

72,78%
80%

Activities,

80,69%

81,11%

90%

30%
20%
10%
0%

penelitian ini yaitu: Visual Activities,

Aspek yang diukur

Oral Activities, Listening Activities,
Activities,

Mental
Activities.

dan

Pemilihan

Emotional

Gambar 2. Perbandingan Keaktifan
Belajar Siswa

indikator

Hasil dari siklus I menujukan

keaktifan siswa disesuaikan dengan
mata pelajaran akuntansi, oleh karena
itu dalam penelitian ini hanya diambil
beberapa indikator keaktifan yang
dapat dilihat dan benar-benar dilakukan
siswa dalam mata pelajaran akuntansi.
Peningkatan keaktifan dan hasil
belajar siswa pada penelitian ini dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:

bahwa terdapat peningkatan keaktifan
dan hasil belajar siswa, karena jumlah
siswa yang aktif dikelas dan mendapat
nilai tuntas lebih banyak dibandingkan
pada

pratindakan.

Hasil

belajar

akuntansi pada ranah kognitif siswa
kelas X AK 2 menunjukkan bahwa
siswa yang mendapatkan nilai

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Strategi Active Learning Dengan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

0 7 166

Peningkatan keaktifan belajar ips materi permasalahan sosial melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas iv mi. “fathurrachman” jakarta selatan

0 4 125

Peningkatan keaktifan belajar IPS materi permasalahan social melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas IV MI. “Fathurrachman” Jakarta Selatan

0 3 125

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match Untuk Meningkatkan Minat Dan Keaktifan Belajar Matematika (PTK Bagi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Ta

0 2 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match Untuk Meningkatkan Minat Dan Keaktifan Belajar Matematika (PTK Bagi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Ta

0 1 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH PADA MATERI GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match Pada Materi Gerak Tumbuhan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dan Keaktifan Siswa Kela

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match Sevagai Upaya Peningkatan Keaktifan dan HAsil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII PK SMP Muhammadiyah 7 Surakart

0 0 14

PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MATCH MENGGUNAKAN CHART UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MATCH MENGGUNAKAN CHART UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA PADA SISWA KE

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI Penerapan Strategi pembelajaran Index Card Match untuk meningkatkan keaktifan dan Hasil belajar Biologi Kelas VII A Pada pokok Materi Keanekaragaman

0 1 15

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHNG MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18