KEDUDUKAN WANITA SESUDAH MENIKAH MENURUT TAFSIR AL-AZHAR SURAT AN-NISA' AYAT 34 DAN AL-ISRA' AYAT 23.

(1)

KEDUDUKAN WANITA SESUDAH MENIKAH MENURUT

TAFSIR Al-AZHAR SURAT AN-

NISA’ AYAT 34

DAN AL-

ISRA’ AYAT 23

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( S-1 ) Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Oleh :

Nama : Farida Zuhria Nim : E33212080

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

s

KEMENTERIANAGAMA

T]NIVERSITAS

ISLAM NEGERI

ST]NAN

AMPEL

SURABAYA

PERPUSTAKAAN

Jl. Jend- A. Ymi I t 7 Surabaya 60237 Telp. 03 1-843 192 F6x.03 I -84133 00

EMail perpus@uitrsby.ac.id

t-I]iuBrR priRNyr\TiL\N IriRSr,:l tuuAN pL]l]t.IKr\st

K,\RYA I],NII,\II t]N'I'i]K K]I,I]EN'TIN(]I\N,\}i\I)J!.NI]S

Scbasri civitas dierlcmihe LIII.! Suran .\mpcl Surab:r1a, vang bcrtanda tangan di balah ini. sala: Nama

. NIM

Fakult ,s/Ju{usan

E mail address

: lrarida Zuhria : E33212080

: Ushulucldin d.rn Irilsafrt /-{ afsir ltadis

: ezuh rir.grccn (g)grnail.

corn

Dcmi fenqembanlian iltru pcngerahuan, mcn\ctuiui untuk membeflkan kcpada Pcrpustakaal

LllN Sunen :\rnpel Surabrya,

Hlk

Llcbrs Rot'alti Non l,llisklusif atas kaq'a ilniah :

El Sl,ripsi fl lcsis E Deserresi E l.3inixin(... . .

) lang berjudul :

Kedudulal W:rnitr Scsuclah Nlcnikah Nlenunrt l afsir rl-l\zirer Surar an,Nisa' arar 3.1 dan al Isr;r'

:tlxt 13

bcscrta pcrurgkar

r.ng

dipcrlukan

@i1a

e). l)cngan

IIak

ltebas ltor.elri Non l,lkslusii rni

I)erpust^krtn LIIN Sunan ,\nrpd Surabai-a berhak mcorimpat, rnenq:lih-medialformlt lan, rncngclrnalya

dalam

bcntut pengkdan

d.rta

(Llarabase), mendistribusilannva, dan

mcnampilkm /r:renrpul>iikasika:Lri:r di lntcmc fau medi,t lair sccara firl,frexr untuk keFflring,r

aliedemis tanpx pcrlu mernirrra ijirr dnri se1-:r selarna lct p mrncantumk1ln name save scbrgai

penulis/p.nciftx dan rtau pencrbit rxng bersffrgkutin.

Sare bcncdir untuk mcfleugqung secare pribadi, tanpa mclibetken piheli Perpustaliaen UIN

Sunan Ampel Surebe\'a, segrrla betruk turltutan hukum I xng rimbul ins pcleilgq:lix,r IIxk Cilrx

lielam kena iimiah srle ini.

I)cmiliien pcmlatean ini lang sala buar tlenearr scbco,&r1a.

Surabaia, 21 Fcbruari 2l)11


(6)

Abstrak

Farida Zuhria, 2017, Kedudukan Wanita Sesudah Menikah dalam Tafsir al Azhar Surat An-Nisa’ ayat 34 dan Al-Isra’ ayat 23. Skripsi Jurusan Ilmu Al-Qur’<an dan Tafsir Fakultas Usuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Masalah yang diteliti ini adalah bagaimana sikap seharusnya seorang wanita sesudah menikah terhadap orang tua. berdasarkan penafsiran surat

An-Nisa’34 dan al-Isra’ 23 karena ada beberapa masalah yang terjadi dalam masyrakat jika seorang istri yang tidak menuruti perintah dan perkataan suaminya karena lebih menuruti perkataan orang tuanya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan data penafsiran menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar tentang Penafsiran surat An-Nisa’ ayat 34 dan Al -Isr<a’ ayat 23 yang mendeskripsikan wanita sesudah menikah. Dengan menggunakan Metode Tahlili ( Analisis ).

Dalam menjawab permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan berdasarkan keperpustakaan ( Library research ) sumber data primer berdasarkan dari Al-Qur’<an dan Terjemahnya, kitab-kitab, dan sumber data sekunder berdasarkan buku-buku.

Penelitian ini dilakukan karena ada permasalahan banyak yang terjadi di dalam masyarakat jika istri lebih menuruti perkataan orang tua dari pada perkataan suaminya dan kurang menghormati ibu mertuanya.. karena didalam keluarga saya sendiri ada yang mengalami seperti itu. Dalam Al-Qur’<an sudah dijelaskan bagaimana sikap seharusnya wanita sesudah menikah dan bagaimana sikap wanita sesudah menikah terhadap orang tuanya.

Secara garis besar penafsiran surat An-Nisa’ 34 dan Al-Isra’ 23 menjelaskan tentang perintah untuk mentaati suaminya dan berbuat baiklah kepada orang tua. Pendapat Hamka dalam Surat An-Nisa’ ayat 34 bahwa ia berpendapat taat kepada Allah dan menuruti peraturan sebagai istri dan hendaklah untuk Memelihara kehormatan jika suami tidak ada di rumah, dalam Surat

Al-Isra’ bahwa berkewajiban berbuat baik kepada keduanya setelah berkhidmat kepada Allah.


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ……… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI………. ii

PENGESAHAN SKRIPSI ……… iii

ABSTRAK ………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN ………... v

MOTTO ………. vi

PERSEMBAHAN ………. vii

KATA PENGANTAR ………... viii

DAFTAR ISI ……….. x

PEDOMAN TRANSLITERASI ……… xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ……….…….... 1

B. Batasan Masalah ………... 11

C. Rumusan Masalah ………...11

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………...11

E. Telaah Pustaka ……….. 12

F. Penegasan Judul ……… 13

G. Metode Penelitian ... 14

1. Metode Penelitian ………... 14

2. Jenis Penelitian ………..15

3. Sumber Data ……….… 15

4. Metode Pengumpulan Data ……….. 16

5. Metode Analisis Data ………... 16

H. Sistematika Pembahasan ………... 17

BAB II KEDUDUKAN WANITA SESUDAH MENIKAH A. Pengertian Wanita ……….….. 18

B. Kedudukan dan Peran Wanita ……….…... 19

C. Pemahaman Menikah ………... 26


(8)

BAB III PENAFSIRAN SURAT AN-NISA’ 34 DAN AL-ISRA’ 23

A. Biografi Mufassir ……….... 38

B. Ayat Dan Terjemah ………... 43

C. Mufradat Lughawi ………. 43

D. Munasabah ……….. 45

E. Penafsiran Ayat ……….…. 46

F. Analisis ………..…. 65

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 71

B. Saran …….. ………. 72

DAFTAR PUSTAKA ……….…. xix


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seperti yang banyak diketahui masyarakat pada umumnya pernikahan adalah penyatuan atau pengikatan antara laki-laki dan perempuan dan menjadikan halal bagi mereka apa yang diridhoi Allah dari keduanya. Tidak ada yang salah dengan anggapan seperti itu, tapi apakah hanya sampai di situ itu? Lebih dari itu pernikahan adalah penyatuan dua keluarga. Bagi sebagian orang memahami penyatuan dua keluarga hanya sebatas bertambah jumlah keluarga, akan tetapi dalam kehidupan nyata keluarga pasangan atau mertua bagaikan orang asing. Lalu bagaimana Islam memandang hubungan dengan keluarga baru terutama mertua paska pernikahan?.

Allah menjadikan pernikahan yang diatur oleh syariat Islam sebagai penghormatan dan penghargaan yang tinggi terhadap harga diri, yang diberikan oleh Islam khusus untuk manusia di antara makhluk-makhluk yang lain. 1

Islam menjadikan suasana kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kedamaian sebagai implementasi dari konsep kehidupan yang sarat dengan kedamaian. Islam mempercayakan tugas ini kepada kaum perempuan

1

Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 1991 ), 23


(10)

2

sehingga mereka bertanggung jawab penuh atas tugas dosmetiknya yaitu menciptakan ketenangan dan kasih sayang dalam rumah tangga. 2

Memilih antara menurti keinginanan suami atau tunduk kepada perintah orang tua merupakan dilema yang banyak dialami oleh kaum wanita yang telah menikah. Bagaimana Islam medudukan perkara ini ? seorang wanita apabila telah menikah maka suaminya lebih berhak terhadap dirinya daripada kedua orang tuanya. Sehingga ia lebih wajib mentaati suaminya. Diantara kewajiban seorang istri atas suaminya juga adalah hendaknya seorang istri benar-benar menjaga amanah suaminya di rumah, baik harta suami maupun rahasia-rahasianya dan bersungguh-sungguh untuk mengurus urusan rumah tangga. 3

 ……..                                                  4

2

Istibsyaroh, Hak-hak perempuan Relasi Jender menurut Tafsir Al-Sa’rawi, Cet 1 , ( Jakarta , PT. Mizan Publika, , 2004), 164.

3

https://web.facebook.com/notes/club-curhat-muslim-dan-muslimah/antara-berbakti-kepada-orang-tua-dan-taat-kepada-suami. 07-12-2016. pukul : 16.04.

4

Qs. An- isa’ ayat 4 dan terjemah di ambil AL-Qur’a da Terje ah ya Al-Ju a atul’ Ali , Bandung, CV J-Art,2005 ), 85


(11)

3

‗’ Maka dari itu, wanita yang salihah ialah yang taat kepada Allah subhanahu wa ta’alla memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka, dan jauhilah mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha tinggi lagi

Maha besar.‖ (An-Nisa’: 34)5

Yang dimaksud wanita yang salihah ialah yang mentaati suaminya, menjalankan keputusan-keputusanya dan bertakwa kepada Allah serta Memelihara segala rahasia suaminya dan tidak ingkar kepadanya di dalam urusan yang dijaga oleh Allah yakni wanita itu ditentukan oleh keputusan dari atas ( samawi ) bahwa dia dipercaya untuk memegang rahasia keluarga yang sekaligus merupakan penghormatan atas dirinya. Penghormatan yang seimbang dengan apa yang diberikan kepada laki-laki.

Ketika menjadi isteri ia menjadi sumber yang besar untuk kebaikan dan berkah, syaratnya ia mengetahui bagaimana melaksanakan tanggung jawab dan kewajibannya secara benar dengan dorongan kecintaan, keihlasan dan taat kepada suami. 6

5

Al-Qur’a da Tafsir ya, Depertemen Agama RI , (2010, Lentera Abadi ),215

6

, Mahmud Al-ShabbaghTuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (Bandung , PT.Remaja Rosdakarya, , 1991), 132


(12)

4

Dalam Firman Allah S.W.T Surat An-Nisa’ ayat ke 32 :

                                                     7

“Artinya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita ( pun ) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. ‖8

Nabi SAW bersabda yang bermaksud :

ْدا ل لْيق ج ْ ْ ع ا ج ْ ف فح ه ْ ش ْ م ص ْمخ ةأ ْ ملْا لص ادا لخ ا ْبا ا ْنم نجلْا ْء نجلْا

“Apabila seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan

berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati

7

Qs. An-Nisa’ayat

8

, Mahmud Al-Shabbagh , 132 , dan Qs An-Nisa 32 , terjemahnya di ambil AL-Qur’a da Terjemahnya ( Al-Ju a atul’ Ali , Ba du g, CV J-Art,2005), 83


(13)

5

suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki.’’ ( Hadis Riwayat Ahmad )

Hadist tersebut menjelaskan bahwa apabila seorang wanita ( istri ) taat menjalankan shalat lima waktu, berpuasa Ramadhan, selain waktu haid dan nifas serta menjaga farjinya dari perbuatan zina dan taat pada suaminya, maka dirinya Allah akan berkata kepadanya untuk masuk kedalam surga melalui pintu masuk kedalam surga melalui pintu mana saja yang ia kehendaki. Yang demikian itu mempunyai maksud untuk melaluikan para wanita. 9

Kemudian ayat al-Qur’>an memberi gambaran untuk para pemimpin keluarga tentang metode pengendalian keputusan-keputusan di dalam kelurga. Ayat itu menjelaskan juga bagaimana sikap seorang suami terhadap istrinya yang menentang dan menolak perintahnya. Allah berfirman :

                                    

‗’

Dan wanita-wanita yang kamu khawatirkan menolak kewajiban bersuami istri, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah diri dari tempat tidur

9

Isnaeni Fuad, Mutiara Perkawinan, ( Jakarta, Kalam Mulia, 1999 ) 43. 10

Qs.An-Nisa’ 34 di ambil AL-Qur’an dan Terjemahnya ( Al-Jumanatul’ Ali ) ), ( Bandung, CV J -Art,2005), 85


(14)

6

mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu menyusahkannya. Sesungguhnya allah maha tinggi dan maha besar. ‗’

Pemimpin berhak untuk memberikan nasihat dan istri harus memperhatikannya. Jika ia tidak memperhatikan nasihatnya yang ia harus taati, maka suami berhak untuk memisahkan tempat tidurnya saja, bukan pisah rumah sebagaimana yang di lakukan oleh orang-orang kebanyakan. Penghentian sementara untuk tidak bercampur antara suami istri merupakan peringatan secara halus agar sang istri mematuhi keputusan suami untuk kemaslahatan keluarga. 11

Muhammad Ali Ash Shabuni menjelaskan sebagaimana yang difiirmankan Allah bahwa wanita itu terbagi atas 2 golongan yaitu golongan yang baik dan taat dan golongan yang jahat dan durhaka. Wanita yang baik adalah yang taat kepada Allah dan suaminya, yang senantiasa menunaikan hak-hak suaminya , Memelihara diri mereka kekejian dan menjaga harta suaminya dari pemberosan, sebagaimana pemeliharaan yang telah berlangsung diantara dia dengan suaminya, sebagaimana sudah diwajibkan untuk menyembunyikan rahasia-rahasia mereka. 12

11

Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (135

12


(15)

7

Ketaatan kepada suami hanya bisa dilaksanakan apabila perintah dan suruhannya tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Allah, Istri hanya wajib taat kepada perintah dan suruhan suami, apabila perintah itu tidak menyalahi syariat Islam. 13 Salah satu sikap seorang wanita adalah harus setia kepada suaminya, melihat apa yang suaminya sukai, melakukan pekerjaan untuknya mencurahkan segala kemampan untuk itu. Hendaknya ia melihat apa yang tidak disukai oleh suaminya, berusaha keras untuk menjauhinya dan mewujudkan makna sakinah yang ada dalam firman Allah SWT :



















































4

‘’ Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar terdapat tanda-tanda ( Kebesaran Allah ) bagi kaum yang berfikir. ( Ar-Rum [39]:21 ) 15

13

Ibid.,, 145-148

14

Qs. Ar-Rum ayat 21

15

Terjemah Qs. Ar-Rum 21 di ambil AL-Qur’a da Terje ah ya Al-Ju a atul’ Ali , Ba du g, CV J-Art,2005), 407.


(16)

8

Istri yang salihah ialah yang dapat membuat suaminya bahagia, gembira, tersenyum, senang dan damai. Ia memuliakan suaminya, menghargai, menghormati dan berbakti kepadanya. Itulah keharmonisan yang sangat dirindukan dalam rangka memakmurkan rumah tangga dan membentuk keluarga yang harmonis.

Termasuk memperlakukan suami dengan baik adalah apabila suami datang istri menyambutnya dengan wajah berseri-seri, senyuman manis, ucapan yang lembut, suasana yang hangat dan dengan pakaian yang rapi. 16

Seperti apa yang telah dikatakan oleh Nabi saw, ‘’ Dunia adalah

perhiasan, dan perhiasan yang paling baik adalah Istri yang salehah.’’ (HR. Muslim )17

Ada peribahasa yang berbunyi : ’’Sebaik-baiknya dari yang paling

baik adalah air.’’ Menurut mereka air perhiasan kaum wanita yang melambangkan kebersihan dalam tataran yang paling tinggi berangkat dari itulah kita dapat mengetahui bahwa salah satu keajiban isteri adalah melakukan sesuatu demi keridhaan suami dan kesenangan hatinya. Ketika suami pulang kerumah ia harus menyambutnya dalam keadan bersih dan bersolek, tidak menampakkan rasa lelah sedikitpun karena pekerjaan.

16Abdul Aziz bi Nashir Su’ud Al

- Abdillah, Untaian Bunga Persembahan Untuk Pengantin, (Jakarta Timur ,Pusataka Qalami, , 1994 ) , 78.

17

Muhammad Ali Al-Allawi,, The Gread Women ( Ulluwwul Hi ah I da A -Nisa’ ), (Jakarta , PT. Pena Pundi Akasara, , 2006) , 211-212


(17)

9

Tidaklah menampakkan wajah muram. Hendaknya ia menyenangkan hati suaminya. 18

                                            9

’Dan tuhanmu telah memerintahkan suapaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya

atau keduanya sudah berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka

sekali-kali jangan berkata ‘’ah’’ dan janganlah kamu membentak mereka dan

ucapkanlah kepada mereka dengan perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah

:’’Wahai tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka

berdua mendidik aku sewaktu kecil’’. 20

Hendaklah istri membantu suaminya,kedua orang tuanya, keluarganya, dan orang-orang miskin, serta orang-orang yang sedang dalam perjalanan

18

Ibid 234-235

19

Qs. Al-Isra’ ayat -24. di ambil AL-Qur’a da Terje ah ya Al-Ju a atul’ Ali , Ba du g, CV J -Art,2005 ), 285.

20


(18)

10

sampai suami betul-betul mantap hatinya menuju ketaatan kepada Allah untuk mengabdi kepada-Nya denga hak-hak kepada istri. 21

Jadi orang tua adalah cermin masa depan anak. Bila dalam rumah tangga terbina hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, saling memenuhi hak masing-masing serta saling menghormati, maka anak-anak pun pada masa mendatang akan selalu menjunjung tinggi perintah orang tua, Memelihara dan menjaganya ketika sudah berusia lanjut. 22

Untuk menghindari ketidak seimbangan seperti seorang anak yang memperlakukan orang dengan tidak baik dengan mengorbankan orang lain, ajaran Islam yang memperhatikan hubungan seorang anak dengan orang tuanya. 23 Pada dasarnya seorang anak harus berbakti kepada orang tuanya terutama ibu. Ridha Allah termasuk keridhaan dalam pernikahan juga tergantung keridhaan orang tua. 24

Menghormati suami, mentaatinya, berusaha meraih cinta kasih dan ridha juga dari bagian langkah untuk membahagiakannya. Istri harus memuliakan dan menghormati orang tua suaminya dan menyayanginya keduanya, seperti halnya harus bersabar, bersenda gurau dengan menghindari

21

Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, 124.

22

A.mudjab Mahali, Menikahlah engkau menjadi kaya, ( Yogjakarta, PT.Mitra Pustaka, ,2001 ), 594.

23

Muhammad Ali Al-Hasyimi, Muslim Ideal ( Pribadi Islami dalam Al-Qur’a As-Sunnah, (Yogjakarta, ,PT Mitra Pustaka, 2000 ) , 80.

24

, Dr.H.Miftah Faridl , Rumah ku Surgaku ( Romantika dan Solusi Rumah Tangga ), (Jakarta, PT.Gema Insani Press, , 2005 ), 57 .


(19)

11

hal-hal yang dapat membuat kesal dan marah. Berapa banyak istri semoga Allah menunjuki mereka seolah jadi ‘’ neraka’’ terhadap mertua. Akibatnya, suaminya pun diantara dua ‘’ neraka ‘’, istri dan ibunya. Keduanya memiliki hak dan kwajiban atas suami dan istri. Karena itu, suami harus bersikap adil terhadap ibu dan istrinya , tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya, agar tidak menimbulkan kemarahan dan kebencian antara mereka berdua. 25

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan ini lebih jelas dan terarah maka penulis memandang perlu untuk memberikan batasan masalah hal ini untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman agat tidak meluas dan menyimpang jauh dari pokok permasalahan maka penulisan ini difokuskan pada wanita sesudah menikah dan dalam penelitian ini kami menggunakan 1 mufassir yaitu penafsiran Al-Azhar dari Hamka

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana kedudukan wanita sesudah menikah dalam Tafsir Al-Azhar ?

2. Apa saja kewajiban istri kepada suami menurut Tafsir Al-Azhar mengenai wanita sesudah menikah ?

25

Abdul Aziz Bi Nasir Su’ud Al-Abdillah, Untaian Bunga Persembahan Untuk Pengantin,( Jakarta Timur, Pustaka Qolami, , 1994 ), 76-77.


(20)

12

D. Tujuan penelitian

a. Untuk mendeskripsikan wanita sesudah menikah dalam Tafsir Al-Azhar b. Untuk mendeskripsikan dari tafsir Al-Azhar tentang wanita sesudah

menikah

E. Telaah Pustaka

Pernah dilakukan penelitian tentang sikap seorang wanita sebelum menikah dan sesudah menikah dengan penelitian ini sangat jauh, adapun karya yang pernah di tulis yaitu :

a. Skripsi yang memuat peran wanita sebagai Istri juga telah ditemukan, yaitu ditulis oleh Nita Farichah jurusan Tafsir Hadits, Iain Sunan Ampel tahun 2009. skripsi ini mejelaskan tentang bagaiamana Peran Seorang istri dalam rumah tangga.

b. Skripsi yang memuat tentang hak dan kewajiban istri atas suami dalam surat Al-Baqarah ayat 228. Karya Masita Eka Rohmah, Skripsi Tafsir Hadis Fakultas Usuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,Tahun 2015. Penelitian ini pembahasannya kewajiban istri terhadap suami dalam hal rumah tangga yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 228. Dalam hal ini akan mendapatkan kejelasan tentang pembagian kerja rumah tangga menurut Al-Qur’<an.


(21)

13

F. Penegasan Judul

Dalam membahas suatu karya ilmiyah, terlebih dahulu di awali penjelasan kata-kata yang ada pada judul skripsi ini. Hal ini dimaksud untuk menghidari dari adanya kesalah pahaman pengertian yang dimaksud dalam pembahasan.

Adapun pengertian-pengertian kata sebagaimana yang termaktup dalam judul Wanita Sesudah menikah menurut Tafsir Al-Azhar adalah sebagai berikut.

Wanita : Senjata bermata dua. Karena ia baik, melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang telah digariskan, berarti ia adalah banugunan berkualitas untuk membangun masyarakat yang islami yang kokoh, berakhlak luhur,dan fundamen-fundamen yang kukuh.26

Setelah : Sesudah

Menikah : Perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami isteri dengan cara resmi. 27

Tafsir : Secara harfiyah berarti menjelaskan atau menerangkan dari segi terminologi, tafsir berarti menjelaskan maksud ayat Al-Qur’an sesuai dengan kemampuan manusia. 28

26

Al-Istanbuli, Mahmud Mahdi, dan Nasr As-Syaibi, Wanita-wanita Sholiah dalam Cahaya Kenabian, PT.Mitra Pustaka, 2002), 3.

27

Poerdarwanto, Kamus Bahasa Indonesia.( Jakarta. PT. Balai Pusataka )

28


(22)

14

Tafsir Al-Azhar : Salah satu kitab tafsir yang terbit di Indonesia adalah Tafsir al-Azhar karya Hamka. Tafsir ini dikenal salah satu tafsir yang memberikan khazanah keilmuan yang cukup menarik dari sisi kebahasaan, maupun penyajian reasoning yang ada didalamnya.

G. Metode penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini meruupakan penelitian kualitatif, dimaksud untuk mendapatkan data tentang wanita sesudah menikah dalam Tafsir Al-Azhar Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Library Researc ( penelitian keperpusatakaan ) karena sasaran utama penelitia ini adalah buku-buku dan literatur-literatur yang terkait. Dengan menggunakan metode tafsir Tahlili ( Analisis ). Tafsir Tahlili adalah menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’<an dengan memaparkan segala aspek yang bersinggungan dengan ayat serta menerangkan makna yang tercakup dengan keahlian mufassir. metode ini menggunakan arti ayat-ayat Al-Qur’<an dan berbagai segi sesuai urutan surat dalam mushaf dengan mengedepankan kandungan kosa kata, hubungan antarayat, hubungan antarsurah dan asbabun nuzul , hadist-hadist


(23)

15

yang berhubungan, dan pendapat para ulama salaf serta pendapatanya sendri. 29

2. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari dokumen perpustakaan terdiri dari 2 jenis sumber yaitu sumber primer dan sekunder, sumber primer adalah rujukan utama yang akan kita pakai yaitu :

a. Al-Qur’<an dan Terjemahan b. Tafsir -Azhar , karya Hamka . c. Dan lain-lain

Sedangkan dari data sekunder yaitu informasi ysng dikumpulkan dari buku-buku yan mendukung kajian yang diteliti yaitu , Diantaranya :

a. Tuntunan keluarga Bahagia , karya Mahmud Al-Shabbagh

b. The Great Women ( Mengapa Wanita Harus merasa Tidak lebih Mulia ) , karya Muhammad Ali al- Allawi

c. Muslim Ideal ( Pribadi Islami dalam Al-Qur’an dan Sunnah ) karya Dr.Muhammad Ali al-Hasyimi,

d. Rumahku surgaku ( Romantika dan Solusi Rumah Tangga ), karya Dr. H. Miftah Faridl. .

e. Dan lain-lain

29


(24)

16

3. Metode pengumpulan Data

Metode ini digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi yang dalam pelaksanaannya peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti kitab-kitab, buku-buku, artikel, dan pdf,

4. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode yang mengadakan penelitian yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoeh yaitu menggunakan teknik analisis :

a. Metode Deskripsi yaitu metode yang mengadakan penelitian yang menggunakan beberapa data yang diperoleh kemudian menganalisis serta mengklarifikasi.30

b. Metode induksi yaitu cara berfikir yang mengambil sumber data yang bersifat khusus kemudian digunakan untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum.

c. Metode tafsir Tahlili ( Analisis ). Tafsir Tahlili adalah menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’<an dengan memaparkan segala aspek yang bersinggungan dengan ayat serta menerangkan makna yang tercakup dengan keahlian mufassir. metode ini menggunakan arti ayat-ayat Al-Qur’an dan berbagai segi sesuai urutan surat dalam mushaf dengan mengedepankan kandungan kosa kata, hubungan

30


(25)

17

antarayat, hubungan antarsurah dan asbabun nuzul , hadist-hadist yang berhubungan, dan pendapat para ulama salaf serta pendapatanya sendri.

H. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan ini tidak keluar dari jalur yang telah ditentukan dan agar lebih berarti susunannya, maka proposal ini dibagi dalam empat bab yang sistematikanya sebagai berikut :

a. Bab Pertama : Bab Ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,dan sistematika pembahasan. b. Bab Kedua : Bab ini berisi tentang pengertian Pernikahan, kedudukan dan

peran istri, dan kewajiban istri.

c. Bab Ketiga : Bab ini menjelaskan biografi mufassir dan penafsiran Serta analisis tafsir al-Azhar dalam surat An-Nisa’ ayat 34 dan Al-Isra’ ayat 23. d. Bab Keempat : Penutup dan Saran


(26)

BAB II

KEDUDUKAN WANITA SESUDAH MENIKAH MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR

I. Pengertian wanita

a. Pengertian wanita secara bahasa

Dalam etimologi Jawa, kata wanita berasal dari frasa wanita ‗‗Wani

Ditoto’ atau berani diatur. Sebutan wanita dimaknai berdasarkan

kemampuannya untuk tunduk dan patuh pada lelaki sesuai dengan perkembangan budaya di tanah Jawa pada masa tersebut. Sementara itu menurut bahasa Sanskerta, kata perempuan muncul dari kata per – empu –

an. ‗Per’ memiliki makna makhluk dan ‗empu’ artinya mulia, tuan, atau

mahir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna kata perempuan adalah makhluk yang mulia, atau memiliki kemampuan.1

Menurut definisi dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan,wanita adalah perempuan dewasa, kaum putri (dewasa ) 2 asal kata wanita yaitu Vani (Bahasa sansekerta ),Vanita/Desire = keinginan, wanita mengandung makna yang selalu di inginkan. arti konotasi dari kata ini adalah wanita adalah obyek seks yang selalu di inginkan.3

1

Andi-sosialbudaya.Blogspot.co.id/2016/04Iistilah-Perempuan-dan-Wanita.html, di ambil pukul 07:05

2Pusat Bahasa Depertemen, Kamus Besar….., 1268 3


(27)

19

b. Pengertian wanita secara istilah

Seorang Wanita mukallaf sebagaiamana laki-laki, dimana wanita juga mendapat perintah dan larangan dari Allah swt, diberi pahala dan mendapatkan siksa, wanita bukanlah musuh pria juga bukan saingannya melainkan bagi penyempurna baginya, wanita adalah bagian dari pria dan pria adalah bagian dari wanita. 4

Ada juga yang mengatakan Wanita adalah jodoh laki-laki dalam melaksanakan kekholifahannya yakni menyebarkan anak keturunannya, Islam meletakkan wanita sebagai batu pertama bangunan sebuah keluarga yang sekaligus sebagai hati penuh kasih yang setiap saat menaburkan perasaan cinta, sayang dan ketenangan dan wanita atau istri adalah sumber ketenangan, ketentraman serta stabilitas mental bagi pria. Dari sini isteri harus sanggup atau bisa menjadi kekasih artinya harus bisa mengisi hati suaminya dengan penuh kasih sayang supaya suami tidak merasa hampa dirumah. 5

II. Peran dan Kedudukan Wanita

Dalam agama islam, seorang wanita memiliki kedudukan yang tinggi dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan seluruh umat manusia. Kehadiran seorang wanita akan menjadi madrasah atau sekolah petama dalam membangun masyarakat yang shalih, tatkala ia berjalan di atas petunjuk al –Qur’<an dan Sunnah Nabi. dengan tegas

4

Abu Suqqah, Jati Diri Wanita menurut Al-Qur’an dan Hadis , Ramadhani, Solo, 1989 ) 59. 5

Rogayah Bachri, Wanita Islam Sejarah Pejuangan Kedudukan dan Perannya, (Bandung , Baitul Hikmah, , 2006 ), 115


(28)

20

Qur’an juga telah menjelaskan bahwa peran seorang wanita sangat penting dan baik sebagai ibu, istri, saudara, anak maupun seagai anggota masyarakat. 6

Islam memberikan kedudukan dan kehormatan yang tinggi pada seorang wanita, baik dari segi hukum ataupun dari segi masyarakat sendiri. Pada kenyataannya, apabila kedudukan tersebut tidak seperti yang di ajarkan oleh Islam, maka persoalan akan lain. Sebab, struktur, adat, kebiasaan, dan budaya masyarakat juga memeberikan pengaruh yang signifikan kepada wanita. 7

Perempuan menempati kedudukan yang penting di kehidupan keluarga dan sendi dasar kehidupan masyarakat karena perempuanlah yang melahirkan generasi penerus, merawat dan mendidik anak, memberikan kasih sayang, perhatian,penghargaan dan segala sesuatu yang dibutuhkan keluarga. Peran ibu rumah tangga bagi wanita merupakan suatu pilihan yang harus dipilih. Setiap wanita yang sudah menikah, secara otomatis akan menjadi ibu rumah tangga. Seorang ibu yang berkewajiban mengatur harmonisasi keadaan rumah suaminya dan mengatur kelengkapan sandang pangan serta keteraturan dalam rumahnya. 8 Peran perempuan sebagai istri dalam rumah tangga adalah penanggug jawab dan

6 Abdul Syukur al-Aziz, Buku Lengkap Fiqih Wanita,

( Yogjakarta PT.Diva Press, cet 1 , 2015 ) 11-15

7

Atiqah Hamid, Fiqih Wanita ( tutorial ibadah dan muamalah harian muslimah ahlul jannah ), Yogjakarta, Diva Press, cet 1 , 2016 ) 13

8

Lisdy Rahayu, Istri Bahagia ( Berpedoman Al-Qur’an Dan Hadits ), ( Jakarta, PT. Bhuana Ilmu Populer, 2015), 05


(29)

21

pengelola ekonomi rumah tangga. Pendapat keluarga yang bersumber dari usaha suami istri, kemudian di atur pengeluarannya sesuai kebutuhan. 9

Itulah sebabnya islam memberikan aturan, batasan,, dan tuntunan kepada wanita sesuai dengan kodrat mereka, agar mereka menjadi makhluk yang disayangi dan di mulaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Secara garis besar peran dan tugas seorang wanita di bagi 3 yaitu peran sebagai istri, ibu dan anggota masyarakat sebagai berikut :

1). Peran wanita sebagai istri..

Melalui al Qur’<an, Allah telah menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda. Seorang suami diberikan peran sebagai pemimpin rumah tangga, serta melindungi dan memberi nafkah kepada kelurga. Sedangkan istri berperan sebagai pengatur rumah tangga yang betanggung jawab mengatur rumah tangganya di pimpinan suami. Selain itu, ketika beban istri sangat banyak dan berat, sehingga istri tidak sanggup mengerjakan, seperti mengasuh anak,mencuci, memasak, dan lain-lain, maka bukan berarti seorang istri tetap mengerjakan semua, dalam hal ini suami berkewajiban untuk membantu sang istri.

Posisi perempuan sebagai istri setara dengan suami. Keduanya berhak mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan, baik biologis maupun batiniah. Keduanya pun samasama bertanggung jawab, baik dalam tugas -tugas dosmetik dirumah tangga maupun dalam -tugas public di masyarakat.

9

Prof.Ismah Salman.M.Hum, Keluarga Sakinah Dalam ‘Aisyiyah: ‘’Diskursus Jender Di Organisasi Perempuan Muhammadiyah’’, ( Jakarta,PSAP Muhammadiyah, 2005) 73-74


(30)

22

Suami tetap harus peduli dengan fungsi reproduksi istri yang sangat mulia yaitu hamil, melahirkan dan menyusui. 10

Kita semua pasti paham dan sepakat, peranan seorang istri dan rumah tangga lebih dalam dan sulit dari pada yang disadari dan di akui oleh para suami. Seorang istri dan ibu rumah tangga dan keluarga yang bahagia dan harmonis. 11 Perempuan pencipta ketenangan dan cinta kasih sayang, kehidupan harmonis dan bahagia dapat terwujud apabila istri melaksanakan kewajibannya dengan baik sesuai ajaran Allah.12

2). Peran seorang wanita sebagai ibu

Seorang ibu harus memahami bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan anak agar menjad anak yang shalih dan shalihah, serta memiliki masa depan yang cerah ketika dewasa kelak. Dan pendidikan pertama kali yang akan di dapat oleh seorang anak ialah dari lingkungan keluarga terutama ibu.

Menurut pandangan Islam, pendidikan seorang anak merupakan proses mendidik, mengasuh, serta melatih jasmani dan rohani mereka yang dilakukan oleh para orang tua sebagai tanggung jawabnya terhadap anak dengan berlandasan pada nilai-nilai yang baik dan terpuji, yang bersumber al-Qur’an dan sunnah nabi. 13 Seorang ibu memiliki peran yang amat besar

10

Prof. DR.Musdah Mulia.MA, Kemuliaan Perempuan Dalam Islam, (Jakarta,PT. Elex Media Komputindo, 2014), 59

11

Abdul Syukur al-Azizi, Buku Lengkap Fiqih Wanita, 22-25 12

Bagir al-Hasby, Fiqih Praktis, 01 13


(31)

23

dalam kehidupan. Tanpa seorang ibu, kehidupan tidak akan berjalan dengan semestinya. Sebab, ia adalah generasi baru yang dapat menunjang keberlangsungan kehidupan. Jika dimuka bumi ini hanya dihuni oleh laki-laki, maka kehidupan dunia mungkin sudah berhenti berjuta-juta abad yang lampau. Oleh sebab itu, adanya perempuan atau ibu hakikatnya tidak bisa diremehkan dan di abaikan. Sebab, dibalik keberhasilan dan konstinuitas kehidupan, ibulah yang sebenarnya banyak berpengaruh dan berperan. 14

Sebagai seorang ibu, perempuan adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya ( pemimpin bagi anak-anaknya)

Hadist Rasulullah mengungkapkan :

ا ت ايع ىلع هل سم ا ح تيب يف ةيعار ة أ ملا

’ Perempuan adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya, dia akan ditanya tentang kepemimpinannya’’.

Yang dimaksud dengan kepemimpinan disini adalah peran dan tugas perempuan sebagai pendidik bagi anak-anaknya dan pengaturan rumah tangga. Begitu besar tanggung jawab yang dibebankan dipundak perempuan dan akan sulit dilakukan dengan baik, apabila ilmu pengetahuanya terbatas.15

14

Abdul Wahid, Mencari Surga Ditelapak Kaki Ibu, ( YogJakarta, Sabil, cet : 1 2005 ), 22 15


(32)

24

3). Seorang wanita sebagai anggota masyarakat

Secara kodrat, wanita adalah manusia sosial yang tidak mungkin dapat melepaskan diri dari ketertarikannya dengan manusia lainnya seperti yang kita ketahui pada dasarnya berhubungan dengan individu lain merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Dalam kehhidupan bermasyarakat, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan oleh para wanita,

pertama , tidak boleh meremehkan orang atau pihak lain. Allah berfirman :                                                                         

‗’Hai orang-orang yang beriman, janganlah orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari neraka. Dan janganlah pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan jangan suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah


(33)

25

( panggilan ) yang buruk sesudah iman. Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. 16

Kedua, menjaga pandangan dan auratnya. Pandangan mata merupakan pintu kemaksiatan yang paling mudah dimasuki setan dari diri manusia. Itulah sebabnya, orang yang membebaskan pandangan matanya tanpa batasan agama maka sama saja ia menghancurkan hatinya, dan tentunya yang seperti ini tidak mungkin dilakukan seorang yang berakal

Ketiga, memiliki jiwa sosial yang tinggi. Bagi wanita yang terlibat dalam kehidupan bermasyaraat, sangat penting untuk memiliki sikap dan sifat yang bersikap baik dan ringan tangan dalam membantu orang lain.

Dengan kodrat dan keutamaan- keutamaan yang diberikan oleh Allah swt, kepada para wanita, maka tak dapat dipungkiri bahwa mereka merupakan tumpukan utama dalam membangun generasi yang mampu mewujudkan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu peran wanita, baik dalam kelurga maupun dalam masyarakat merupakan peran sangat agung yang tidak sepantasnya kaum wanita meremehkannya. 17

16

Qs. Al-Hujarat dan Terjemahnya. 17


(34)

26

III. Pemahaman menikah

a. Pernikahan Menurut bahasa

Kata per-nikah-an, berasal dari bahasa arab: nikah yang berarti ‗’

pengumpulan ’’ atau ‗’ berjalinnya sesuatu dengan sesuatu yang lain’’. misalnya, ranting-ranting pohon yang saling berjalin satu sama lain.18

Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan kata ‗’Nikah’’ sebagai

berikut :

1. Perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk ber suami istri dengan resmi.

2. Perkawinan

Al-Qur’<an menggunakan kata ini untuk makna tersebut, disamping secara Majaz diartikan dengan ‗’hubungan seks’’. Kata ini dalam berbagai bentuk ditemukan sebanyak 32 kali. Adapun secara bahasa , pada mulanya kata nikah digunakan dalam arti ’’ Terhimpun ‗’. al Qur’<an mnggunakan kata Zawwaja dari kata zauwj yang berarti ‗’ pasangan’’ untuk makna di

atas. Ini karena pernikahan menjadikan seseorang memiliki pasangan, kata tersebut di bentuk dalam dan makna terulang tidak kurang dari 80 kali.19

b. Pernikahan Menurut Istilah

Pernikahan adalah kenyamanan hakiki bagi pria dan wanita secara bersamaan, dimana seorang wanita dapat menemuakan seorang lelaki yang

18

Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis, ( Bandung, Mizan, cet 1, 2002 ) , 01 19


(35)

27

bertanggung jawab yang mampu memberikan nafkah lahir dan batin sehingga ia akan selalu merasa nayaman bersamanya.Dengan menikah, seseorang dapat menenangkan jiwa dari kegelisan, juga dapat menahan pandangan untuk melihat sesuatu yang haram hingga jiwa menjadi tenang pada apa yang telah Allah halalkan. Jadi sesungguhnya pernikahan lebih dapat Memelihara pandangan dan kemaluan. 20

Secara Syar’i pernikahan adalah ikatan yang menjadikan halalnya bersenang-senang antara laki-laki dan perempuan, dan berlaku dengan adanya ikatan tersebut, larangan-larangan syariat. Lafadz yang semakna

dengan ‗’Az-Zawaj ‗’ adalah An-Nikah’’ ; sebab nikah itu artinya saling bersatu dan saling masuk. Ada perbedaan pendapat di antara para ulama

tetang maksud dari lafadz ‗’An-Nikah’’ yang sebenarnya, apakah berarti ‗’

perkawinan atau jimak’’. Selanjutnya, ikatan pernikahan merupakan ikatan

yang paling utama karena berkaitan dengan dzat manusia dan mengikat antara dua jiwa dengan ikatan cinta dan kasih sayang, dan k arena ikatan tersebut merupakan adanya sebab adanya keturunan dan terpeliharanya kemaluan dari perbuatan keji.

Menurut hukum perkawinan Islam perkataan perkawinan itu merupakan alih bahasa dari istilah nikah. Nikah menurut bahasa berarti kumpul, bersetubuh, dan akadnya. Sebagaimana telah disebutkan dalam kitab

Bajuri. Adapun menurut syara’, kata nikah dipakai hanya ketika akadnya, juga

20Abdul Hamid Ibn Mu’tadzim,

Panduan Lengkap Pernikahan Islami, (Jakarta , Marron, cet 1 , 2008) , 3-4.


(36)

28

telah disebutkan dalam kitab fathul bari. Baik dalam Al-Qur’<an maupun sunnah, pemakaian kata-kata nikah itu hanya dalam arti akadnya, 21

c. Menurut Syari’at

Pernikahan tidak hanya sebagai sebuah sarana untuk menyalurkan nafsu biologis belaka, namun lebih dari itu menjalin hidup berumah tangga lebih tenang dalam hidupnya, manjaga kelaminnya dari suatu yang di haramkan dan dapat pula menunundukkan pandangan.

Dalam jalinan rumah tangga seseorang akan dengan mudah mendapatkan pahala, seseorang yang telah menikah bisa saling melengkapi, mendidik istri dan anak, taat pada suami dan memberikan pelayanan. Semua adalah ladang pahala yang tidak terhingga, bahkan dengan menikah seseorang akan lebih terjaga moralnya dan hal-hal yang mendekati perzinaan. Istilah ini sangat kuat dan menggambarkan bahwa kepribadian seseorang yang telah menikah lebih terjaga dari dosa dari pada mereka yang belum menikah. 22

d. Tujuan Menikah.

Menurut miftah Farid menjelaskan bahwa tujuan menikah adalah ibadah, mendapatkan Ridha Allah, mendapatkan keturunan, mendapatkan harta yang halal dan menjaga diri dari perbuatan dosa. Ia mengungkapkan bahwa kunci kebahagiaan adalah mawwadah( cinta ) dan rahma ( kasih

21

Bahtiar,Deni Sutan, Ladang Pahala Cinta ( Berumah Tangga Menuai Berkah ) , ( Jakarta, Amanah, Ed 1 Cet 1, ,2012), 12.

22


(37)

29

sayang ) yang dimiliki oleh suami dan istri dan perlu dipelihara sampai akhir hayat. 23

Dengan demikian, sebuah pernikahan pada hakikatnya bertujuan agar tercipta sebuah rumah tangga atau keluarga yang senantiasa bertakwa kepada Allah swt. Dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, serta memakmurkan bumi dengan selalu memberikan kemanfaatan bagi orang lain. 24

IV. Kewajiban wanita Setelah menikah

a. Taat kepada suami

Dalam Al-Qur< an Allah telah mengatur hak suami istri itu dengan jelas. Secara umum suami berkedudukan sebagai kepala keluarga dan penanggung jawab atas kesejahteraan keluarga baik moral maupun material. Sedangkan istri tunduk kepada kepemimpinan suami disamping dalam beberapa hal dia dapat berperan mengatur pengelolaan rumah tangga atas persetujuan suami. Sebagai konsekuensi dari kedudukan suami sebagai kepala keluarga, suami memperoleh hak yang paling besar dalam institusi keluarga.

Setelah ijab Kabul pernikahan sudah selesai di ikrarkan dan wali sang istri telah menyerahkan anaknya kepada suami, maka berkuranglah tanggung jawab orang tua istri kepadanya. Kewajiban selanjutnya untuk

23

Prof.Ismah Salman.M.Hum, Keluarga Sakinah Dalam ‘Aisyiyah: ‘’Diskursus Jender Di Organisasi Perempuan Muhammadiyah’’, ( Jakarta,PSAP Muhammadiyah, 2005) 40

24


(38)

30

bertanggung jawab, membimbing, dan membina sepenuhnya ditangan suami. Salah satu bentuk tanggung jawab isttri kepada suami diantaranya adalah ketaatan seorang istri kepada suami merupakan bentuk tanggung jawab dan kewajiban yang tidak gampang diwujudkan. 25

Taat kepada suami adalah konsekuensi dari pernikahan, mau tidak mau kita harus melakukannya sekalipun perintah suami itu terdengar sepele. Ketika kita sudah menikah, kita memang harus siap menerima semua konsekuensinya. Ketika suami menginginkan apa yang diinginkan suami, maka penuhilah, taatilah. Ketika semua terasa berat dilakukan, maka ingatlah selalu bahwa imbalannya adalah surga itu adalah janji Allah kepada semua istri yang taat kepada suaminya. 26.

Sengguhnya hak suami untuk di taati sangatlah jelas, sampai Rasululllah mengajarkannya dengan jihad fi sabililllah. datanglah seoarang perempuan kepada Nabi sambil berkata, ‘’ Hai Rasulullah saya adalah

utusan dari para perempuan untuk menghadapmu. Jika telah diwajibkan oleh Allah kepada laki-laki, jika mereka melakukannya, maka mereka mendapat pahala. Dan jika mereka terbunuh, mereka akan terbunuh, mereka akan hidup disisi tuhan dan diberi rezki. Sekarang bagaiamana dengan hal nya kami , para wanita ? kami juga ingin seperti mereka !’’. maka Rasul

menjawab ‗’ Sampaikan kepada para wanita yang kamu temui, bahwa

25

Nurlaela el- Anwari, Kiat-Kiat Membahagiakan Suami Lahir Batin Sejak Malam pertama, ( Yogjakarta,Diva press, 2010) , 95-96.

26

Leyla Imtichanah, Istri dan Suami Yang Dirindukan Surga, ( Bandung, Cet 1, Pastel Books, 2016), 25.


(39)

31

sesungguhnya ketaatan wanita kepada suaminya dan pengakuannya atas hak-hak suaminya menyamai kedudukan itu. Tapi amat sedikit dari kalian ( wanita ) yang melakukannya ’’. 27

ت ٰحل ٰ صلٱف

تٰتنٰق

تٰظف ٰح

بۡيغۡلل

’’ Maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi maha Memelihara diri ketika suami tidak ada.’’. ( QS. An-Nisa : 34 )

Yang dimaksud wanita yang shalihah adalah yang mentaati suaminya, menjalankan keputusan-keputusannya, dan ada yang bertakwa kepada Tuhan-Nya, serta Memelihara segala rahasia suaminya dan tidak ingkar kepadanya di dalam urusan yang dijaga oleh Allah swt. Yakni, wanita itu ditentukan oleh keputusan dari ( samawi ) bahwa dia dipercaya untuk memegang rahasia keluarga yang sekaligus merupakan penghormatan atas dirinya, penghormatan yang seimbang dengan apa yang diberikan kepada laki-laki terhadap keluargamu. 28

Sesungguhnya ketaatan wanita kepada suaminya adalah tatanan islam yang bijak menjamin kebahagiaan keluarga, menjaga keutuhan rumah tangga dan mengamankan jalannya keluarga itu menuju tujuan yang aman dan sentosa. 29 Pernikahan dapat diumpamakan sebagai sejenis perbudakan. karena itu, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang istri adalah bagaikan sahaya milik suaminya. Wajib atasnya mentaati suaminya dalam

27

Mahmud Al-Sabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (Bandung , PT Remaja Rosdakarya,Cet1 :, 1991 ), 148.

28

Mahmud Al-Sabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, , 132. 29


(40)

32

segala hal yang di inginkan mengenai dirinya, selama tidak mengandung maksiat terhadap Allah swt. 30

Istri harus mentaati semua perintah suami selama perintah itu dalam hal-hal yang dibolehkan syariat. Sebaliknya, ia tidak boleh menaatinya, bila perintah-perintah suami mengandung unsur maksiat kepada Allah. Sebab tidak ketaatan seseorang dalam rangka maksiat kepada sang Khaliq.31 Ketaatan istri terhadap suami merupakan kewajiban selama suami tidak menyuruhnya melakukan kemaksiatan. Sebab, tak ada kepatuhan kepada makhluk dalam kemaksiatan terhadap Allah. 32Apabila perintah suami bukan dalam hal maksiat, maka seorang istri harus taat dan tidak membantahnya.33 Jika suami memerintahkan suatu kemaksiatan maka gugurlah kewajiban taat kepada suami. 34

Seorang istri yang juga merupakan makhluk Allah harus senantiasa menunjukkan ketaatan hanya kepada–Nya. Ia boleh melawan siapapun yang memerintahkan melakukan pelanggaran terhadap-Nya, sekalipun suaminya sendiri. Akan tetapi, jika sang suami menganjurkan untuk

30

Al-Ghazali, Menyikapi Hakikat Perkawinan, ( Bandung, PT Karisma,Cet IX,., 1997 ), 133. 31

Aziah Nur Yusuf, Wasiat-Wasiat Rasulullah Bagi Kaum Wanita, ( Yogjakarta,Diva Press, 2015), 51

32

Dr. M. Sayyid Ahkmad Al-Musayyar, Fiqih Cinta Kasih, PT. Gelora Aksara Pratama), 39 33

Ali Gufran, LC, Membahagiakan suami sejak Malam Pertama ( langkah-langkah menjadi istri shalehah ), 134

34


(41)

33

melakukan kebaikan sebagaimana yang diperintahkan oleh-Nya, maka tidak ada alasan bagi istri untuk menolak atau menentangnya.35

b. Penjagaan harta

Diantara hak suami atas istrinya adalah penjagaan isteri atas kekayaan suaminya. Ia juga harus mengatur pengeluarannya selama masih dalam batas ketaatan kepada suaminya. Isteri tidak diperkenankan membelanjakan sesuatu atau memberi seseorang dari harta suaminya kecuali dengan atas izinnya.

Seorang istri harus bisa menjadi penyimpan rahasia suaminya, dan pengaman harta bendanya, dan menjaga kehormatannya. Maka dia harus menghindari hal-hal yang mencurigakan. Dia tidak boleh memasukkan orang yang tidak disukai oleh suaminya kedalam rumah. Seorang istri shalehah harus memiliki sifat amanah, karena ia diberi kepercayaan oleh suaminya mengenai segala macam urusan diri dan keluarganya, bahkan seluruh rahasia suaminya. Suami bukan mempercayakan harta kekayaan kepadanya, melainkan mempercayakan kehormatan dan keamanan anak-anaknya.36

c. Istri tidak boleh puasa sunat kecuali atas izin suaminya, dan tidak Boleh Memberikan Izin Untuk Memasuki Rumah Kecuali Atas Izinnya.

35

Ukasyah Habibu Ahmad, Suamiku Di Dunia Suamiku Di Akhirat, ( Yogjakarta, Diva Press, 2015), 30-31

36


(42)

34

Laki-laki punya hak agar istrinya puasa sunat kecuali atas izinnya, dan istri tidak boleh memberikan izin seseorang memasuki rumah kecuali atas izinnya. Rasul bersabda :

أ ح ا

ف تعت ا , حأ ف ع طت ا , ر ك ج ت ب ف أت أ ه ب ت

, َ

ب ضتا

.

’ Tidak dihalalkan bagi seseorang wanita untuk berpuasa pada saat

suaminya ada di rumah kecuali setelah mendapat izin suaminya ( puasa selain Ramadhan ), dan ia tidak boleh mengizinkan seseorang untuk memasuki rumahnya kecuali atas izin suaminya.‘’37

Berpuasa juga harus memperoleh izin terlebih dahulu dari suami, Maksudnya puasa disini adalah puasa sunnah, bukan puasa wajib. Ketaatan kepada suami adalah wajib dan terkadang suami butuh sundau gurau atau berhubungan intim secara sepontan sedangkan istri yang berpuasa sehari atau dua hari, dan istri yakin bahwa suaminya berpergian jauh kerena urusan pekerjaan selama seminggu atau sebulan misalnya, maka istri tidak harus meminta izin, karena suaminya tidak ada bersamanya. Rasulullah bersabda :

ب ا ث عب أ صت ا

Artinya :

‗’ Seorang istri tidak boleh berpuasa ketika suaminya berada disisinya kecuali atas dengan izinnya.’’

37


(43)

35

Rasululllah menganjurkan kaum perempuan agar patuh kepada suaminya, karena hal tersebut dapat membawa maslahat dan kebaikan. Rasullullah telah menjadikan ridha suami sebagai penyebab masuk surga. 38 Istri tidak boleh meninggalkan rumah tanpa izin, sepengetahuan dan ridha suaminya, sebab izin keluar termasuk hak suami. Apabila suaminya mengizinkannya, ia wajib menjaga kehormatannya, tidak bersolek, tidak memakai parfum, dan tidak berdesak-desakan dengan kaum laki-laki dipasar,dijalan, dan ditempat umum lainnya39.

Dengan demikian, seorang istri boleh meninggalkan rumah bila mendapatkan izin dari suaminya. Karena itu, tidak sepantasnya seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya. Itupun tujuan keluarnya untuk melakukan amal shalih.ia tidak boleh seenaknya keluar, sebagaimana halnya yang dilakukan oleh kebanyakan wanita zaman sekarang. Sekiranya izin yang diminta tidak diperoleh atau malah dilarang., sebaiknya ia tetap tinggal dirumahnya, mentaati ucapan suami yang bertanggung jawab atas dirirnya. 40

d. Tidak durhaka kepada suami

Rasulullah menjelaskan bahwa mayoritas sesuatu yang memasukkan wanita kedalam neraka adalah kedurhakaannya kepada suami dan tidak bersyukur kepada kebaikan suami. Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah bersabda) :

38

Sayyed Hawwas, Fiqh Munahakat,…223

39Abdul Aziz Bin Nashir Su’ud Al

- Abdillah, Untaian Bunga Persembahan Untuk Pengantin, ( Jakarta Timur, Pustaka Qolami, 1994 ), 70

40


(44)

36

ب : ق ، ء س أ ثكأ ت أر عظفأ طق ك ظ رأ فر ت رأ

ُر

ف : ق ، َ ب ف : ق ، ف ب : ق ؟َ

ت سحأ سحإ ف شع

طق ت أر ت ق َ ك تأر ث ك ح

قر ، ر ر(

0 .

: “Saya diperlihatkan neraka.Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini yang sangat mengerikan. Dan saya melihat kebanyakan

penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya,‗Kenapa wahai Rasulallah? Beliau bersabda, ‗Dikarenakan kekufurannya.' Lalu ada yang

berkatak, 'Apakah kufur kepada Allah?' Beliau menjawab, ‗Kufur terhadap

pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika anda berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat anda (sedikit) kejelekan. Maka dia akan mengatakan, ‗Saya tidak

melihat kebaikan sedikitpun dari anda.‖ (HR. Bukhari, no. 1052) e. Berhias untuk suami

Allah SWT menandaskan bahwa salah satu tanda seorang istri yang baik adalah apabila suaminya memadang padanya ia sangat menyenangkan, bersolek hanya untuk suami dan keluarganya, sebagai bunga sekaligus surga dalam rumah. 41 Jika seorang istri bersolek, berdandan, dan berhias demi menyenangkan suami, maka ia tidak hanya cantik di hadapan Allah Swt.

41


(45)

37

Dan, perbuatan istri yang demikian akan di catatat oleh-Nya sebagai Ibadah. 42

Seorang istri salihah yang mencintai suaminya akan berusaha merawat kecantikannya untuk menyejukkan pandangan mata suami, sehingga tidak memandang wanita yang bukan haknya. Istri ketika berhias di rumah, tidak melakukannya ketika di luar rumah. Disaat seorang istri berada di sampingnya suami, istri bisa memakai parfum yang mengharumkan pencium suami. 43

Wajah istri adalah keteduhan, telaga yang memberi kesejukan ketika suami mengalami kegerahan. Sempurnakanlah kebahagian seorang laki-laki jika mempunyai istri yang wajahnya memikat. Berhias bagi seorang istri

untuk suaminya adalah termasuk yang mempunyai nilai’’ ibadah’’. Demikian

juga bagi suami, sunnah untuk berhias bagi istrinya sekalipun ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Mengharumi tubuh merupakan salah satu sunnah dalam berhias seorang laki-laki. 44

f. Berbuat baik Kepada Suami

Berbuat baik kepada suami sudah merupakan ketentuan dan kewajiban bagi seorang istri, terutama jika suami sudah menunjukkan perbuatan serupa kepada istri, maka istri wajib membalas kebaikannya dengan tindakan serupa atau justru lebih baik lagi.

42

Ukasyah Habibu Ahmad, Suamiku Di Dunia Suamiku Di Akhirat, 77 43

M.Fauzil Adhin, Kado Pernikahan Untuk Istriku, (, Yogjakarta , PT. Mirta Pustaka, 1998 ), 327.

44


(46)

38

Perbuatan baik dari seorang istri kepada suami diantranya :

1. Ucapan. Ucapan yang baik dari seorang istri kepada suaminya merupakan salah satu perilaku yang dapat membahagiakan dan menggembirakan hati suami.

Dalam surat al hajj ayat 22-23 Allah berfirman :

                                                            

2. Sikap, sikap baik yang harus di tunjukkan oleh seorang istri kepada suami adalah sikap-sikap yang menunjukkan ketundukkannya, kasih sayang dan juga penuh tanggung jawab. Jika kita tunduk kepada suami hanya karena merasa terpaksa atau tertekan, maka hal itu akan segera sirna jika hal-hal yang dianggap sebagai penyebab keterpaksaan dan ketertekanan sudah tidak ada. 45

45

Nurlaela el-Anwari, Kiat-Kiat Membahagiakan Suami Lahir Batin Sejak Malam pertama, 112-113.


(47)

BAB III

PENAFSIRAN SURAT AN- NISA’ 34 DAN AL-ISRA’ AYAT 23

I. BIOGRAFI MUFASSIR A. BIOGRAFI HAMKA

I. Biografi Hamka dan Riwayat Tafsir Al-Azhar

Hamka adalah nama singkatan Haji ‗Abdul Malik Karim Amrullah. Lahir di Maninjau, Sumatra Barat, 16 februari 1908 dan wafat di Jakarta, 24 juli 1981. Beliau dikenal sebagai tokoh dan pengarang ( pujangga ) islam. Ia adalah putra seorang ulama termuka, yang dikenal sebutan Haji Rasul, yang mnedapat gelar doctor kehormatan dari Univeritas Al-Azhar mesir dan membawa pembaharuan dalam soal agama di Minangkabau.

Sebelum mengenyam pendidikan di sekolah, Hamka tinggal bersama neneknya di sebuah rumah di dekat Danau Maninjau. Ketika berusia enam tahun, ia pindah bersama ayahnya ke Padang Panjang. Sebagaimana umumnya anak-anak laki-laki di Minangkabau, sewaktu kecil ia belajar mengaji dan tidur di surau yang berada di sekitar tempat ia tinggal, sebab anak laki-laki Minang memang tak punya tempat di rumah. Di surau, ia belajar mengaji dan silek, sementara di luar itu, ia suka mendengarkan kaba, kisah-kisah yang dinyanyikan dengan alat-alat musik tradisional Minangkabau.

Sejak kecil hamka menerima dasar-dasar agama dan membaca al-Qur’<an langsung dari ayahnya, ketika hmaka usia 6 tahun tepatnya tahun 1914, iq dibawa ayahnta ke padang panjang. pada usia 7 tahun kemudiaan dia dimasukkan kesekolah desa


(48)

39

sekolahnya pengetahuan agamanya banyak ia peroleh dengan belajar sendri. Tidak hanya ilmu pengetahuan agama, tapi otodidak dalam ilmu penegtahuan filsafat, politik sejarah, sosiologi dan sastra, baik islam maupun barat. dengan kemahiran bahasa arabnya yang tinggi, ia dapat menyelediki ulama dan pujangga dari Timur Tengah, seperti Zakki Mubarrak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqaq, Mustafa Al-Manfaluti, dan Husaain Haikal. Melalui bahasa arab juga, ia meneliti karya perancis, inggris dan jerman. Seperti Albert Camus, Williams James, Sigmund Freud,Arnorld Toynbee, Jeun Paul Sastre, Karl Marx dan Pierrre Loti.

Pada tahun 1915, setelah usianya genap tujuh tahun, ia dimasukkan ke sebuah Sekolah Desa dan belajar ilmu pengetahuan umum seperti berhitung dan membaca di sekolah tersebut. Pada masa-masa itu, sebagaimana diakui oleh Hamka, merupakan zaman yang seindah-indahnya pada dirinya. Pagi ia bergegas pergi ke sekolah supaya dapat bermain sebelum pelajaran dimulai, kemudian sepulang sekolah bermain-main lagi, bercari-carian, bermain galah, bergelut, dan berkejar-kejaran, seperti anak-anak lainnya bermain. Dua tahun kemudian, sambil tetap belajar setiap pagi di Sekolah Desa, ia juga belajar di Diniyah School setiap sore. Namun sejak dimasukkan ke Thawalib oleh ayahnya pada tahun 1918, ia tidak dapat lagi mengikuti pelajaran di Sekolah Desa. Ia berhenti setelah tamat kelas dua. Setelah itu, ia belajar di Diniyah School setiap pagi, sementara sorenya belajar di Thawalib dan malamnya kembali ke surau. Demikian kegiatan Hamka kecil setiap hari, sesuatu yang—sebagaimana diakuinya tidak menyenangkan dan mengekang kebebasan masa kanak-kanaknya.


(49)

40

tetapi ia juga menuangkannya dalam berbagai macam karyanya berbentuk tulisan. Orientasi pemikirannya meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti teologi, tasawuf, filsafat, pendidikan Islam, sejarah Islam, fiqh, sastra dan tafsir. Sebagai penulis yang sangat produktif, Hamka menulis puluhan buku yang tidak kurang dari 103 buku. Beberapa di antara karya-karyanya adalah sebagai berikut : Tasawuf Modern ( 1983 ), Lembaga Budi ( 1983 ), Filsafat Hidup ( 1950 ), Lembaga Hidup ( 1962 ), Pelajaran Agama Islam (1952 ), Tafsir Al-Azhar jus 1-30 ( 1962 ), Ayahku Riwayat Hidup Dr.Amarullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatra ( 1958 ) , Kenang-Kenangan Hidup Jilid I-IV ( 1979 ), Dan lain-lain.

Pendidikan formalnya hanya sampai SD, tetapi banyak belajar sendiri (otodidak), terutama dalam bidang agama. keahliannya dalam islam di akui dunia internasional sehingga kemudian mendapat gelar kehormatan dari Universitas Al-Azhar ( 1955 ), dan Universitasiti Kebangsaan Malaysia ( 1976 ). Tahun 1924 mulai merantau ke tanah jawa untuk belajar antara lain kepada HOS Cokrominoto, lalu aktif dalam organisasi Muhammadiyah. Tahun 1927 berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. kemudian menetap di medan dimana ia aktif sebagai ulama dan bekerja sebagai redaktur majalah pedoman Masyarakat dan pedoman Islam ( 1938-1941 ). 1

B. RIWAYAT TAFSIR AL-AZHAR

Riwayat Kitab Tafsir Al-Azhar

Tafsir Al-Azhar merupakan sebuah tafsir yang berasal dari kuliah-kuliah subuh yang yang diberikan hamka sejak dia kembali dari kairo untuk menyampaikan ceramah


(50)

41

mengenai pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia pada bulan April tahun 1959, dimasjid Agung al-Azhar yang pada waktu itu belum mempunyai nama. Materi kuliah subuh Hamka mengenai tafsir Al-Qur<an kemudian dimuat secara berkala di dalam

majalah ‗’ Gema Islam ‗’ ( sebuah majalah secara formal dipimpin oleh jendral sudirman

dan colonel Mukhlas Rowi, namun yang menjadi pimpinan yang aktifnya hamka ), yang mulai terbit bulan januari 1962 .Setelah berjalan dua tahun, penulis dan pemuatanya dalam Gema Islam mencapai satu setengah Juz XVII ( surat al- Mu’minun ) sampai juz ke XIX ( surat As-Syu’ara ).

Upaya tersebut di atas ternyata hanya berlangsung sampai bulan januari tahun 1964, karena tanpa diduga sebelumnya, pada tanggal 29 bulan januari 1964, sesaat setelah hamka memberikan pengajian di hadapan kurang lebih 100 orang kaum di masjid Al-Azhar bertepatan dengan tanggal 12 Ramadhan tahun 1384 H, hamka di tangkap dan dimasukkan di penjara oleh petugas orde lama . Dengan terjadinya peristiwa ini menjadikan usaha hamka dalam mengurai tafisr Al-Qur’<an di majalah Gema Islam ‗’ menjadi berhenti.

Setelah 4 hari didalam tahanan, barulah hamka mengetahui kesaahan-kesalahan apa yang di tuduh kepadanya. Ada 3 tuduhan yaitu, pertama mengikuti rapat gelap di Tanggerang tanggal 11 oktober tahun 1963, dengan maksut akan mengadakan kudeta, membunuh Presiden Soekarno, Kedua mengadakan perjalanan kepontianak , awal September 1963 untuk maksud menggalang gerakan subversif dan ketiga memberikan kuliah di IAIN Ciputat pada bulan oktober tahun 1963, yang isinya menghasut mahasiswa agar melakukan pemborantakan.


(51)

42

Selama di tahan Hamka menempati empat rumah tahanan yang tempatnya berbeda-beda yaitu berada Bungalow Herlina , Harjuna, Bungalow Brimob dan tahanan kamar polisi Cimacan yang terletak di kawasan puncak. Dirumah tahanan inilah hamka mempunyai kesempatan cukup untuk menulis Tafsir Al-Azhar . Setelah berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Hamka mendekam dalam penjara, merasakan pahit dan getirnya hidup di sebuah tahanann yang tidak lain sangat mengekang gerak langkahnya dan pada akhirnya menjadikan kesehatan Hamka mulai menurun. Disebabkan kesehatannya mulai menurun, hamka yang semula berada dalam tahanan kini telah dipindahkan ke Rumah sakit Persahabatan Rawamangun Jakarta , selama dirumah sakit itulah dia mulai meneruskan menulisnya.

Akhirnya ketika orde Baru bangkit dibawah pimpinan Soeharto mengganti orde lama yang sudah jatuh dan kekuatan –kekuatan PKI yang pernah memfitnah sehingga menjadi kan dirinya ditahan telah dipatahkan dan tidak boleh menjadi partai politik, pada tanggal 21 januari 1966, ia baru dapat merasakan segarnya udara kebebasan , keluar dari tahanan , setelah mendekam kurang lebih dari dua tahun , dengan dua bulan sebagai tananan rumah dan dua bulan lagi tahanan kota, kesempatan ini dimanfaatkan hamka untuk memperbaiki Tafsir Al-Azhar yang sudah pernah ia tulis di beberapa rumah tananan dan rumah sakit sebelumnya.

Setelah berada di rumah dengan kondisi yang cukup prima disbanding sebelumnya hamka memanfaatkan waktu untuk memperbaiki dan menyempurnakan Tafsir Al—Azhar

yang ditulisnya selama di dalam tahanan orde lama , untuk diterbitkan pertama Tafisr


(52)

43

empat , kemudian diterbitkan pula juz 30 dan juz 15 sampai dengan juz 29 oleh pustaka islam Surabaya, Sedangkan juz kelima sampai keempat belas diterbitkan oleh yayasan Nurul Islam Jakarta. 2

II. PENAFSIRAN SURAT A. SURAT AN-NISA’ AYAT 34

 …....                                                  Terjemah :

‗’ Maka dari itu, wanita yang salihah ialah yang taat kepada Allah subhanahu wa

ta’alla memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara

(mereka). Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka, dan jauhilah mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah

Maha tinggi lagi Maha besar.‖ (An-Nisa’: 34)3

B. MUFRADAT LUGHAW

 : Maka perempuan yang saleh

2


(53)

44

 : Adalah mereka yang taat kepada Allah

 : Dan menjaga diri

 : Ketika suaminya tidak ada

  : Karena Allah telah mnjaga mereka



 : Dan perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan

 : Mereka akan nusyuz

 : Maka hendaknya kamu berikan nasihat kepada mereka

  : Dan tinggallah mereka

  : Di tempat tempat ( pisah ranjang )


(54)

45

   : Kemudian jika mereka menataatimu

  : Maka kamu jangan mencari-cari

 : Terhadap mereka

 : Jalan untuk menyusahkannya

   : Sesungguhnya Allah dia adalah

  : Maha tinggi Lagi Maha Besar 4

C. MUNASABAH AYAT

Ayat-ayat yang lalu melarang iri hati terhadap seseorang yang memperoleh karunia lebih banyak, kemudian menyuruh agar semua harta peninggalan diberikan kepada ahli waris yang bethak menerimanya, menurut bagian masing-masing ayat ini menerangkan alasan lai-laki dijadikan pemimpin kaum perempuan dan cara-cara menyelesaikan perselisihan suami istri. 5

4


(55)

46

Diriwayatkan pula bahwa perempuan itu kembali kerumahnya dan suaminya mendapatkan hukuman kisas sebaagai balasan terhadap tindakannya, karena ayat ini membolehkan memukul istri yang tidak taat kepada suaminya, dengan tujuan mendidik dan mengingatkannya.

Setelah itu para suami diberi peringatan , bila istri sudah kembali taat, jangan lagi suami mencari-cari jalan untuk menyusahkan istrinya, seperti membongkar-bongkar kesalahan yang sudah lalu, tetapi bukalah lembaran baru yang mesra dan melupakan hal-hal yang sudah lalu. Bertindaklah dengan baik dan bijaksana. Karena Allah Maha mengetahui lagi Maha Besar. 6

Permulaan surat An-Nisa’ sampai dengan ayat yang lalu mengandung nasihat dan petunjuk yang harus di turuti dan diamalkan oleh setiap yang menginginkan keselamatan hidup bermasyarakat atau hubungan antara sesame manusia. kewajiban sesorang kepada Allah ialah beribadah dan mengabdi kepada-Nya, dengan penuh ketaatan,kerendahan hati dengan merasakan kebesaran dan keagungan-Nya baik dengan terang-terangan atau dengan sembunyi-sembunyi. 7

D. PENAFSIRAN AYAT

Sesungguhnya Allah yang menciptakan manusia ini, telah menjadikan diantara

fitrah manusia ialah ’’ berpasangan’’ ( saling membutuhkan diantara jenis yang berbeda ) sebagaimana halnya segala sesuatu yang diciptakan-Nya di alam semesta ini. Secara mendasar seseorang muslim percaya bahwa lelaki dan perempuan adalah ciptaan Allah, dan bahwa Allah yang maha suci tidak ingin berbuat zhalim terhadap


(56)

47

salah satu makhluk-Nya. Dia membekalinya untuk mengemban tugas-tugas tertentu, dan memberinya persiapan yang layak untuk melaksanakan tugas dengan baik.

Ayat-ayat yang lalu menerangkan berangan-anggan serta iri menyangkut keistimewaan masing-masing manusia, baik pribadi maupun kelompok atau sejenis kelamin. Keistimewaan yang di anugrahkan Allah itu di antara lain karena masing-masing mempunyai fungsi yang harus di emabnnya dalam masyarkat, sesuai dengan potensi dan kecenderungan jenisnya. Karena itu pula pada ayat 32 mengingatkan bahwa Allah telah menetapkan bagian masing-masing menyangkut harta waris, di mana terlihat adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan. 8

Pada saat akad nikah langsung, seorang laki-laki harus memberikan tanda mata yang disebut mahar kepada perempuan sebagai ungkapan perjanjiannya akan al-qawwamah ini. Allah swt berfirman :

                        9

‘’ Berikanlah maskawin ( mahar ) kepada wanita ( yang kamu nikahi ) sebagai

pemberian degan penuh kerelaan.’’. 10

Mahar adalah pembenar, maksudnya sebagai bukti kebenaran perjanjian pernikahan. Mahar ini diberikan kepada perempuan dengan tulus.11

.

8 M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah, ( Jakarta, Lentera Hati, 2002, ) 423. 9

Qs. An-Nisa’ ayat 4

10

Terjemahnya diambil dari AL-Qur’a da Terje ah ya Al-Ju a atul Ali , Ba du g, CV J-Art, 2005 ) 78

11


(57)

48

Agama Islam mewajibkan bagi laki-laki membayar mahar kepada istrinya yang akan dikawini. Mahar adalah seakan-akan mengandung undang-undang yang tidak tertulis tentang tanggung jawab, bahwa mulai mahar si istri menyerahkan pimpinan atas dirinya kepada suaminya. Bangsa-bangsa Barat mempunyai adat bahwa perempuanlah yang membayar mahar kepada laki-laki. Yang mengandung undang-undang yang tidak tertulis, bahwa mulai laki-laki menerima mahar istrinya itu, menjadi kewajibanlah bagi dia membela dan memimpin istrinya itu, sebab mulai saat itulah dia telag lepas dari tanggung jawab ayah dan ibunya. 12

Betapapun modern rumah tangga, namun keputusan terakhir tetap kepada lelaki. Di dalam rumah tangga ada dua kekuasaan yang sama haknya dan sama kewajibannya, mesti ada pimpinannya. Pimpinan itu menurut jasmani dan rohani manusia tidak lain adalah laki-laki. Maka atas dasar demikian tegak hukum agama sehingga perkabaran ( opini ) bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan,

maka perempuan yang baik adalah yang taat’’ yaitu taat kepada Allah dan menurti

peraturan sebagai istri, suami dan pendidikan anak. Maka diantara tabiat wanita yang beriman lagi shalehah dan diantara sifat-sifat yang lazim baginya sesuai hukum keimanan dan keshalehan adalah patuh ( Qa>nitaat ) dan taat ( muthi’a>h ). ‗’ Qunnut‗’

artinya ketaatan yang timbul dari kehendak hati, pandangan, kesenangan dan

kecintaan. ‗’ Qanita>t‗’, dan tidak mengatakan , ‗’ Tha>i’aat‗’, karena materi petunjuk


(1)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Dari paparan di depan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penafsiran Surat An-Nisa’ 34 yang Wanita harus mentaati perintah dan perkataan suami memang sudah kewajiban tugas seorang istri. Dan dia

harus menjaga kehormormtan ketika suaminya tidak ada di rumah dan

menjaga rahasia suaminya. Kemudian dalam Penafsiran Surat Al-Isra’23 bahwa diperintahkan mereka untuk berbuat baik, bersikap baik dan

berbicara lemah lembut terhadap orang tuanya sampai berlanjut usia.

2. Dalam konteks hubungan suami dan istri memang mempunyai tugas dan

kewajiban masing- masing dan tugas istri sepatutnya harus mentaati

apapun perkataan suaminya. memang berbakti kepada orang tua juga

wajjb untuk dilakukan. tapi jika sudah menikah ketaatan kepada suami

harus lebih di dahulukan dari pada orang tuanya. karena setelah akad

berucap maka tanggung jawab istri sudah beralih ke tangan suami.

3. Sayangilah, cintailah dan patuhlah ibu dan bapak mertuamu seperti

selayaknya kamu menyayangi, mencintai dan patuh kepada orang tua


(2)

72

B. Saran

1. Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan mohon kritik agar

skrispi ini menjadi lebih sempurna.

2. Sebaiknya para pembaca memahami makna penelitian ini dan

diharapkan jika ada orang yang ingin melanjutkan penelitian ini bisa


(3)

DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Tafsirnya

Abdul Aziz bin Nashir Su’ud Al- Abdillah, Untaian Bunga Persembahan Untuk Pengantin, Jakarta Timur ,Pusataka Qalami , 1994

Abidin, Drs. Slamet , Fiqih Munahaqat 1, Bandung,PT. Pusaka Setia, cet 1, 1999

Adhin, Fauzil Kado Pernikahan Untuk Istriku, Yogjakarta, PT.Mirta Pustaka, 1998

A Djawas , H. Abdullah, Dilema Wanita Karier, Yogjakarta,Ababil , 1996

Ahmad, Ukasyah Habibu, Suamiku Di Dunia Suamiku Di Akhirat, Yogjakarta, Diva Press, 2015

al-Aziz , Abdul Syukur, Buku Lengkap Fiqih Wanita, Yogjakarta PT.Diva Press, cet 1 , 2015

Al-Habsyi, Muhammad Bagir, Fiqih Praktis, Bandung, Mizan, cet 1, 2002

Al-Ghazali, Menyikapi Hakikat Perkawinan, Bandung, PT Karisma,Cet IX,., 1997

Hasyimi, Muhammad Ali Muslim Ideal ( Pribadi Islami dalam Al-Qur’an As-Sunnah ), Yogjakarta, ,PT Mitra Pustaka, 2000

Al-Khayyath, Dr.Muhammad Haitsam, Problematika Muslim Di Era Modern, ( Copyright Saffer International Kairo, Mesir, Hak terjemah Bahasa Indonesia, buku asli , buku bahasa Arab berjudul “ Al-Mar’ah Al


(4)

Bachri, Rogayah, Wanita Islam Sejarah Pejuangan Kedudukan dan Perannya, (Bandung , Baitul Hikmah, , 2006

Deni Sutan , Bahtiar, Ladang Pahala Cinta ( Berumah Tangga Menuai Berkah ) , Jakarta, Amanah, Ed 1 Cet 1, ,2012

Djaelani , H. Abdul Qadir, Keluarga Sakinah ,Surabaya , PT. Bina Ilmu, , cet 1, 1995

el- Anwari , Nurlaela, Kiat-Kiat Membahagiakan Suami Lahir Batin Sejak Malam pertama, Yogjakarta,Diva press, 2010

Hamid, Atiqah, Fiqih Wanita ( Tutorial ibadah dan muamalah harian muslimah ahlul jannah ), Yogjakarta, Diva Press, cet 1 , 2016

Ibn Mu’tadzim, Abdul Hamid, Panduan Lengkap Pernikahan Islami, Jakarta , Marron, cet 1 , 2008

Istibsyaroh, Hak-hak perempuan Relasi Jender menurut Tafsir Al-Sa’rawi, Cet 1 , ( Jakarta , PT. Mizan Publika ), 2004

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya,( Edisi Yang Disempurnakan ), Jakarta, Widya Cahaya, 2011

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an ( Kementrian Depertemen RI ) , Bandung,Al-Hamba, 2014

Mahali, A.mudjab, Menikahlah engkau menjadi kaya, Yogjakarta, PT.Mitra Pustaka, ,2001

Mulia.MA, Prof. DR.Musdah, Kemuliaan Perempuan Dalam Islam, Jakarta,PT.Elex Media Komputindo, 2014

Nawawi, Syekh Muhammad bin Umar, Mutiara Perkawinan, ( Jakarta, Kalam Mulia, 1999.


(5)

Rahayu, Lisdy, Istri Bahagia ( Berpedoman Al-Qur’an Dan Hadits ), Jakarta, PT. Bhuana Ilmu Populer, 2015

Salman.M.Hum, Prof. Ismah, Keluarga Sakinah Dalam ‘Aisyiyah:

‘’Diskursus Jender Di Organisasi Perempuan Muhammadiyah’’,

Jakarta,PSAP Muhammadiyah, 2005

Sihab , M. Quraish, Tafsir al-Misbah, Jakarta, Lentera Hati, 2002,

. Dr. Hamka ,Prof, Tafsir Al-Azhar JUz V, Jakarta, Pustaka Panjimas, 2004

Sihab, M. Quraish Membumikan Al-Qur’an, ( Fungsi dan Pesan Wahyu dalam Masyarakat ), Bandung, Mizan, cet VI, 1994

Suroso, Jadilah Istri Penghuni Surga Dunia Dan Akhirat, Yogjakarta, PT. Saufa, cet 1, 2015

Suqqah, Abu, Jati Diri Wanita menurut Al-Qur’an dan Hadis , Ramadhani, Solo, 1989

Timahi M.A.M.M, Prof. Dr. Fikih Munahakat ( Kajian Fikih Nikah Lengkap ), Jakarta, RajaGrinfindo, 2010

Wahid , Abdul, Mencari Surga Ditelapak Kaki Ibu, YogJakarta, Sabil, cet : 1, 2005

Yusuf, Aziah Nur, Wasiat-Wasiat Rasulullah Bagi Kaum Wanita, Yogjakarta,Diva Press, 2015

Diambil dari Skirpsi yang ditulis oleh Lutfiyah Hanum Faridah, Pengasuhan Terhadap Orang Tua Dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 23-24, uin Sunan


(6)

Penafsiran Sayyid Quthub Dalam Tafsir Fi-hilalil Qur’an ), 2005. Diambil tanggal 01 januari 2017, pukul : 09.10.

Andi-sosialbudaya.Blogspot.co.id/2016/10Istilah-Perempuan-dan Wanita.html, di ambil tanggal 24-10-2016 pukul 07:05 wib

Http // fitriya wahyuni, Blogspot.com, 14-01-2017 diambil pukul : 20.09 wib

https // Web.facebook.com/notes/club-curhat-muslim-dan-muslimah/antara-berbakti-kepada-orang-tua-dan-taat-kepada-suami.07-12-2016.pukul: 16.04

Pdf, Stain Pekalongan.ac.id, diambil pada tanggal 06 februari 2017 pukul 21.42. wib